Salam sejahtera di dalam Kasih Tuhan
Yesus Kristus.
Paduan
suara atau zangkoor ada
diceritakan oleh Alkitab.
Nehemia 7:67; 11:22-23
7:67
selain dari budak mereka laki-laki dan perempuan yang berjumlah tujuh ribu tiga
ratus tiga puluh tujuh orang. Pada mereka ada dua ratus empat puluh lima
penyanyi laki-laki dan perempuan.
11:22 Pengawas orang-orang Lewi di Yerusalem adalah
Uzi bin Bani bin Hasabya bin Matanya bin Mikha dari bani Asaf, yakni para
penyanyi yang menyanyi sementara berlangsung kebaktian di rumah Allah.
11:23 Karena mengenai mereka ada perintah raja yang
menetapkan peraturan untuk para penyanyi menurut keperluan setiap hari.
I Tawarikh 25:7
25:7 Jumlah mereka bersama-sama saudara-saudara mereka
yang telah dilatih bernyanyi untuk TUHAN -- mereka sekalian adalah ahli seni --
ada dua ratus delapan puluh delapan orang.
Di
zaman raja Salomo dan raja Daud itu sudah dikumandangkan. Sehingga ada pemimpin
Zangkoor yang namanya Azaf, Yedutun dan lainnya. Zangkoor itu ada aturannya.
Aturannya untuk kita sekarang adalah kesetiaan dalam beribadah. Kemudian jika saudara tidak hadir
harus melapor. Dan jangan naik turun, turun naik, itu sama seperti kapal selam,
tidak bagus. Juga harus menyatakan diri sebagai milik Tuhan dengan praktek
mengembalikan milik Tuhan dengan jujur. Dan harus aktif dalam 3 macam ibadah. Bagi
saudara-saudara yang tergerak untuk ikut dalam barisan Zangkoor, mari melayani
Tuhan. Bukan karena nada suara kita yang indah tetapi karena hati kita rindu
melayani Tuhan. Menyanyi itu memang sesuatu yang unik, makanya kita perlu
latihan.
Imamat 23:9-14
23:9 TUHAN berfirman kepada Musa:
23:10 "Berbicaralah kepada orang Israel dan
katakan kepada mereka: Apabila kamu sampai ke negeri yang akan Kuberikan
kepadamu, dan kamu menuai hasilnya, maka kamu harus membawa seberkas hasil
pertama dari penuaianmu kepada imam,
23:11 dan imam itu haruslah mengunjukkan berkas itu di
hadapan TUHAN, supaya TUHAN berkenan akan kamu. Imam harus mengunjukkannya pada
hari sesudah sabat itu.
23:12 Pada hari kamu mengunjukkan berkas itu kamu
harus mempersembahkan seekor domba berumur setahun yang tidak bercela, sebagai
korban bakaran bagi TUHAN,
23:13 serta dengan korban sajiannya dari dua
persepuluh efa tepung yang terbaik, diolah dengan minyak, sebagai korban api-apian
bagi TUHAN yakni bau yang menyenangkan, serta dengan korban curahannya dari
seperempat hin anggur.
23:14 Sampai pada hari itu juga janganlah kamu makan
roti, atau bertih gandum atau gandum baru, sampai kamu telah membawa
persembahan Allahmu; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya bagi kamu
turun-temurun di segala tempat kediamanmu.
Pesta
timang-timangan atau pesta unjuk-unjuk itu hubungannya dengan hasil panen. 1
ikat buah sulung ini dibawa ke rumah Tuhan dan diserahkan kepada imam-imam
untuk diunjuk-unjuk di hadapan Tuhan. Ini adalah panen pertama, karena jika
diunjuk-unjuk hubungannya pasti ada panen susulan.
Imamat
23:9-14 ini teori, teorinya itu dimasukan pada bulan pertama. Prakteknya
dimasukan pada bulan ketiga yaitu waktu masuk pesta Pentakosta karena disitulah
panen pertama dan di sana ada unjuk-unjukkan.
Sebelum
saya mengunjuk-unjuk atau menimang-nimang saudara di hadapan Tuhan, saya harus
lebih dahulu punya pengalaman bagaimana saya diunjuk-unjuk, bagaimana saya
merayakan pesta timang-timangan, pesta unjuk-unjukkan. Karena apa? Semua harus
kita lewati, mulai start pesta Paskah. Paskah di mana kita menerima Yesus
sebagai Tuhan dan Juruselamat dan mempercayakan diri kepada Tuhan. Banyak orang
percaya kepada Yesus tetapi tidak mempercayakan dirinya kepada Tuhan, itu tidak
benar. Ini Kristen aneh, percaya kepada Yesus tetapi tidak pernah mempercayakan
diri pada Yesus. Buktinya dia mengatur dirinya sendiri, mengikuti maunya
sendiri. Mengatakan percaya Yesus tetapi tidak mau diatur oleh Firman Tuhan.
Paskah apa yang seperti ini! Makanya Paskah yang dia kerjakan bukan yang
disuruh oleh Tuhan, yang dia lakukan menurut imajinasinya sendiri.
Setelah
kita merayakan Paskah, percaya Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka kita
memberikan diri dibaptis. Itu salah satu tanda kita mempercayakan diri kepada
Tuhan. Tetapi itu baru tanda luar, apakah itu berlanjut? Setelah dia memberi
diri dibaptis maka dia bagaikan buah sulung, seikat berkas hasil tanaman
gandum. Maka dia dibawa kepada imam untuk diunjuk-unjuk. Berarti setelah dia
dibaptis, saudara membawa diri untuk digembalakan oleh
hamba Tuhan. Hamba Tuhan itu harus lebih dahulu diunjuk-unjuk. Tidak bisa saya
mengunjuk-unjuk saudara sementara saya tidak pernah menikmati dan merasakan bagaimana
diunjuk-unjuk itu.
Bilangan 8:5-6
8:5 TUHAN berfirman kepada Musa:
8:6 "Ambillah orang Lewi dari tengah-tengah orang
Israel dan tahirkanlah mereka.
Ini
orang yang dikhususkan untuk menangani ibadah, untuk menangani kebaktian, untuk
menangani kemah suci, di dalamnya ada imam.
Bilangan 8:7
8:7 Beginilah harus kaulakukan kepada mereka untuk
mentahirkan mereka: percikkanlah kepada mereka air penghapus dosa, kemudian
haruslah mereka mencukur seluruh tubuhnya dan mencuci pakaiannya dan dengan
demikian mentahirkan dirinya.
Berarti
hidupnya harus dibersihkan sebersih-bersihnya.
Bilangan 8:8
8:8 Sesudah itu haruslah mereka mengambil seekor lembu
jantan muda dengan korban sajiannya dari tepung yang terbaik, diolah dengan
minyak, juga seekor lembu jantan muda yang lain haruslah kauambil untuk korban
penghapus dosa.
Ada
persekutuan dengan lembu jantan muda, itu menunjuk perdamaian. Kemudian ada
persekutuan dengan korban sajian, berarti bersekutu dengan Firman pengajaran.
Dia harus ada pengalaman di situ sebab dengan demikian dia diunjuk-unjuk.
Coba
lihat, selalu ada tanda darah. Tidak ada yang tidak ada tanda darah. Seorang
Lewi, seorang imam harus ada tanda darah. Jadi seorang imam tidak boleh
mengelak dari derita sengsara karena dia nanti akan dipercayakan untuk mengunjuk-unjuk
umat
Tuhan.
Bilangan 8:9-10
8:9 Selanjutnya haruslah kausuruh orang Lewi mendekat
ke depan Kemah Pertemuan, dan kaupanggil berkumpul segenap umat Israel.
8:10 Apabila engkau telah menyuruh orang Lewi mendekat
ke hadapan TUHAN, maka haruslah orang Israel meletakkan tangannya atas orang
Lewi itu,
Berarti
mereka ini yakin persis, tahu persis bahwa yang mereka letakkan tangan itu
adalah orang yang akan melayani mereka. Mereka yakin inilah orangnya Tuhan yang
akan melayani mereka.
Bilangan 8:11
8:11 dan Harun harus mengunjukkan orang Lewi itu
sebagai persembahan unjukan dari antara orang Israel di hadapan TUHAN, dan
demikianlah mereka diuntukkan melakukan pekerjaan jabatannya bagi TUHAN.
Mereka
harus melakukan pekerjaan jabatan bagi Tuhan. Sampai beberapa kali disebut
“jabatan bagi Tuhan” dalam pasal 8 ini. Itu sebabnya tidak hanya asal memimpin
upacara ibadah. Sebab berpikir kalau mati ada pendeta yang mengupacarakan,
kalau menikah ada pendeta yang memberkati, bukan sedangkal itu. Sebab unjuk-unjukkan
itu terjadi di hadirat Tuhan. Berarti selalu diangkat, diunjuk, ada pertanggungjawabannya
di hadapan Tuhan, bukan asal.
Bilangan 8:12
8:12 Setelah orang Lewi meletakkan tangannya atas
kepala lembu-lembu jantan muda itu, maka haruslah yang seekor diolah sebagai
korban penghapus dosa dan yang lain sebagai korban bakaran bagi TUHAN untuk
mengadakan pendamaian bagi orang Lewi.
Selalu
ada hubungannya dengan tanda darah. Kalau dulu darah binatang, sekarang darah
Yesus, sengsara Krisrtus harus selalu mewarnai hidupnya.
Bilangan 8:13-15
8:13 Maka haruslah engkau menghadapkan orang Lewi
kepada Harun dengan anak-anaknya dan mengunjukkan mereka sebagai persembahan
unjukan bagi TUHAN.
8:14 Demikianlah harus engkau mentahirkan mereka dari
tengah-tengah orang Israel, supaya orang Lewi itu menjadi kepunyaan-Ku.
8:15 Barulah sesudah itu orang Lewi boleh masuk untuk
melakukan pekerjaan jabatannya pada Kemah Pertemuan, sesudah engkau mentahirkan
mereka dan mengunjukkan mereka sebagai persembahan unjukan.
Karena
semua hubungan pelayanan dengan Kemah Pertemuan. Kemah pertemuan menunjuk Tubuh
Kristus. Untuk memberikan pelayanan dalam pembangunan Tubuh Kristus, lebih
dahulu Lewi ini harus ditahirkan lewat unjuk-unjuk ini. Pentahiran itu
ditangani oleh Imam Besar. Jadi kami imam-imam harus ada hubungan kuat dengan
Yesus Imam Besar, karena nanti akan dipercaya untuk mengunjuk-unjuk sidang
jemaat.
Bilangan 8:16,20-22
8:16 Sebab mereka harus diserahkan dengan sepenuhnya
kepada-Ku dari tengah-tengah orang Israel; ganti semua yang terdahulu lahir
dari kandungan, yakni semua anak sulung yang ada pada orang Israel, telah
Kuambil mereka bagi-Ku.
8:20 Lalu Musa, Harun dan segenap umat Israel
melakukan yang demikian kepada orang Lewi; tepat seperti yang diperintahkan
TUHAN kepada Musa mengenai orang Lewi, demikianlah dilakukan orang Israel
kepada mereka.
8:21 Orang Lewi itu menghapus dosa dari dirinya dan
mencuci pakaian mereka, kemudian Harun mengunjukkan mereka sebagai persembahan
unjukan di hadapan TUHAN, dan mengadakan pendamaian bagi mereka sambil
mentahirkan mereka.
8:22 Sesudah itu masuklah orang Lewi untuk melakukan
pekerjaan jabatan mereka di Kemah Pertemuan, di bawah pengawasan Harun dan
anak-anaknya. Seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa mengenai orang Lewi,
demikianlah dilakukan kepada mereka.
Ini
sekilas gambaran bagi kami karena kami dipercayakan oleh Tuhan untuk
mengerjakan pelayanan di kemah pertemuan yang menunjuk pembangunan Tubuh
Kristus. Maka kami harus lebih dahulu diunjuk-unjuk. Unjuk-unjuknya hamba Tuhan
beda dengan jemaat. Karena benar-benar dalam pekerjaan yang dia kerjakan di
hadapan Tuhan ini dia harus benar-benar tahir. Dia harus hidup dalam ketahiran,
harus suci. Itu sebabnya imam-imam dituntut oleh Tuhan untuk melakukan hal ini.
Bukan hanya imam-imam tetapi juga Lewi. Imam itu garis keturunan Harun. Harun
juga termasuk Lewi, tetapi dia khusus. Yang menangani Lewi adalah Harun dan
anak-anaknya.
Kami
yang diunjuk, yang dipercayakan Tuhan untuk menangani ini disebut benar-benar
kepunyaan Tuhan. Jika saya menyadari bahwa saya kepunyaan Tuhan, jika saya
memahami sebagai hamba Tuhan yang harus diunjuk-unjuk oleh Imam Besar maka
benar-benar saya adalah punyanya Tuhan. Dan jika saya benar punyanya Tuhan maka
Tuhan berkata “Aku berjalan di depanmu dan Aku juga penutup barisanmu” itu
janji Tuhan. Kenapa? Sebab imam ini, pelayan ini, benar-benar mau dan siap
diri, rela untuk bersihkan diri, tahirkan diri, pribadi hamba Tuhan mau
tahirkan diri maka Tuhan janji “Aku di depanmu, Aku di belakangmu”. Jadi ada
perlindungan khusus baginya.
Yesaya 52:11
52:11 Menjauhlah, menjauhlah! Keluarlah dari sana!
Janganlah engkau kena kepada yang najis! Keluarlah dari tengah-tengahnya,
sucikanlah dirimu, hai orang-orang yang mengangkat perkakas rumah TUHAN!
Kenapa
disuruh menjauh dan keluar? Karena ada gerakan kuasa kegelapan untuk
mencemarkan hidupnya. Ada upaya-upaya iblis untuk menghancurkan dirinya. Sehingga
uhan suruh “jauhkan dirimu dari gangguan
itu” sehingga engkau terpelihara.
Lewi
ini tugasnya mengangkat perkakas-perkakas rumah Tuhan, itu dikatakan dalam
Bilangan pasal 4. Ini tugas yang langsung kena mengena dengan Tabernakel.
Mereka bertanggung jawab untuuk membongkar, dan mereka juga bertanggung jawab
untuk membangun. Perjalanan Israel dari gunung Sinai sampai bukit Gibeon, ada
40 kali dibongkar dan 40 kali dibangun. Siapa yang bertanggung jawab? Imam,
orang Lewi.
Bagaimana
kami mengunjuk-unjuk saudara kalau kami sendiri tidak menikmati pengalaman
diunjuk-unjuk. Pengalaman diunjuk-unjuk itu adalah kami memiliki pengalaman
perdamaian oleh Korban Kristus. Pengalaman diunjuk-unjuk itu adalah kami memiliki
pengalaman dengan Firman pengajaran yang kuat dan sehat.
Yesaya 52:12
52:12 Sungguh, kamu tidak akan buru-buru keluar dan
tidak akan lari-lari berjalan, sebab TUHAN akan berjalan di depanmu, dan Allah
Israel akan menjadi penutup barisanmu.
Jika
pelayan Tuhan itu punya pengalaman diunjuk-unjuk oleh Imam Besar, maka dia
dalam pelayanan ia melihat ke depan dan melihat ke belakang ada Tuhan di sana. Saya
lebih dahulu Tuhan, harus diunjuk-unjuk di tangan Imam Besar. Yesus pegang
saya, unjuk-unjuk saya. Saya harus punya pengalaman ditimang-timang oleh Tuhan.
Berarti orang itu kepunyaan Tuhan. Kalau dia kepunyaan Tuhan maka hidup itu
pasti ada ciri digarap dan disucikan oleh Firman.
II Timotius 2:19-21
2:19 Tetapi dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan
meterainya ialah: "Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya" dan
"Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan
kejahatan."
2:20 Dalam rumah yang besar bukan hanya terdapat
perabot dari emas dan perak, melainkan juga dari kayu dan tanah; yang pertama
dipakai untuk maksud yang mulia dan yang terakhir untuk maksud yang kurang
mulia.
2:21 Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang
jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan,
dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan
yang mulia.
Dia
nanti akan dipercayakan entah 1, 2, 10, 100 atau 1000 jiwakah yang harus dia
unjuk-unjuk dan ditimang-timang di hadapan Tuhan, harus sama-sama menikmati. Ini
harus kita lewati karena kita akan masuk pesta Pantekosta, masuk pesta bunyi
nafiri, masuk pesta grafirat atau perdamaian tuntas baru masuk pesta pondok
daun-daunan, semua ini harus kita jalani.
Tetapi
bicara pesta timang-timangan, Tuhan berikan penekanan bahwa imam-imam harus lebih
dahulu. Ini menunjukkan betapa pentingnya nilai penggembalaan. Sebab imam
bersama Lewi ini adalah kepercayaan Tuhan untuk menyelenggarakan ibadah. Kalau
di zaman perjanjian baru itulah gembala, hamba Tuhan. Betapa pentingnya
hubungan gembala dengan jemaat. Betapa pentingnya jemaat digembalakan. Gembala
lebih dahulu harus mengerti ini karena tugasnya untuk menimang-nimang jemaat,
untuk mengunjuk-unjuk jemaat di hadapan Tuhan.
Ini adalah
tanggung jawab kami sebagai hamba Tuhan untuk melaksanakan pelayanan yang ada
hubungannya dengan kemah pertemuan.
Ulangan 10:8
10:8 Pada waktu itu TUHAN menunjuk suku Lewi untuk
mengangkut tabut perjanjian TUHAN, untuk bertugas melayani TUHAN dan untuk memberi
berkat demi nama-Nya, sampai sekarang.
Ini
Lewi, di dalamnya itu ada imam. Tanggung jawab suku Lewi membawa tabut
perjanjian, dua komponen yang menjadi satu yaitu petinya dan tutup peti. Siapa
yang angkut? Hamba Tuhan. Berarti hamba Tuhan yang lebih dahulu merasa
bobotnya. Bagaimana berita itu dua menjadi satu, yang dikemas sekarang dalam
Kabar Mempelai, berita dua menjadi satu. Peti perjanjian ini dipikul, bukan pakai kereta.
Hidup seperti ini jika dia tahu bobotnya dua menjadi satu dan dia sudah mengalami
diunjuk-unjuk maka dia akan menjadi saluran berkat bagi jemaat.
Bilangan 10:9
10:9 Sebab itu suku Lewi tidak mempunyai bagian milik
pusaka bersama-sama dengan saudara-saudaranya; TUHANlah milik pusakanya,
seperti yang difirmankan kepadanya oleh TUHAN, Allahmu.
Di
sini banyak kali hamba Tuhan gagal. Tidak percaya kepada Tuhan yang sudah
pasang badan menjadi Pribadi yang ada di depan dan di belakangnya. Saya harus yakini
dan saya percaya Tuhan pelihara. Buktinya Tuhan jaga sampai saat ini, Tuhan pelihara
dan memberikan perlindungan.
Kita melihat
tujuan dari menimang-nimang ini supaya umat Tuhan mempercayakan diri untuk
digembalakan. Dan yang akan menggembalakan saudara jangan sampai salah. Jangan
sampai saudara digembalakan oleh gembala yang tidak punya pengalaman diunjuk-unjuk.
Kasihan nanti saudara. Maaf, bukan berarti supaya saudara curah di sini. Tetapi
ini pelajaran bagi kami supaya kami hamba Tuhan harus punya pengalaman lebih
dahulu diunjuk-unjuk. Kalau ada pengalaman diunjuk-unjuk pasti Tuhan percayakan
jiwa untuk diunjuk-unjuk. Ini keyakinan kami, ini tujuannya kami lebih dahulu
harus diunjuk-unjuk.
Kalau
jemaat itu yang bagaikan seberkas hasil gandum, buah panen pertama, maka dia
dibawa ke Bait Allah atau rumah Tuhan dan diambil oleh imam untuk
diunjuk-unjuk. Jadi ketika jiwa itu sudah percaya Yesus (Paskah) dan
mempercayakan diri kepada Yesus yang dibuktikan dengan Baptisan, maka dia sudah
memberi diri digembalakan. Nyanyian kita tadi mengatakan “jangan biarkan aku
mengembara” kita harus ada dalam penggembalaan. Bukti penggembalaan itu adalah
hamba Tuhan itu harus lebih dahulu menikmati diunjuk-unjuk sehingga Roh Kudus
menetapkan dia menjadi gembala.
Tujuan
diunjuk-unjuk:
1.
Supaya
umat Tuhan sadar bahwa dia bukan lagi orang asing. Ketika dia sudah
diunjuk-unjuk, dia diberikan pemahaman dan kesadaran bahwa dia bukan lagi orang
asing. “Aku ini keluarga Allah, aku ini punyanya Tuhan, aku orang gembalaan
Tuhan”.
Mazmur 100:3
100:3
Ketahuilah, bahwa TUHANlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah
kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.
Kalau kita sadar kita ini
bukan orang asing, kita sudah punyanya Tuhan maka kita adalah kawanan domba gembalaanNya. Tetapi banyak orang
sesudah dibaptis tidak tahu ke mana rimbanya. Pikirnya “saya sudah dibaptis,
saya sudah lahir baru, tidak usah digembalakan”. Salah berpikir seperti itu,
anda tidak akan masuk dalam pesta pondok daun-daunan kalau seperti itu, anda
akan diterkam binatang buas jika tidak digembalakan. Sebab dalam penggembalaan
inilah ada pengawasan ketat. Sekaligus memberikan perlindungan, rasa aman di
dalam pribadi anak Tuhan itu.
Seperti pengalaman raja
Daud. Singa datang, dia tangkap janggutnya lalu dia robek-robek. Beruang datang
dihantam. Goliat datang dia bunuh. Jadi singa itu iblis, beruang nabi palsu dan
Goliat itu daging, semua dia kalahkan, itu tujuan penggembalaan. Ada singa yang
mengaum-ngaum (iblis). Ada beruang itu nabi palsu yang
bisa menghancurkan kita. Dan ada Goliat itu daging yang membengkak.
Kalau kita ada dalam
penggembalaan di sini kita akan mendapatkan pengalaman yang indah sehingga
saudara dan saya rasa nyaman dan tenang. Karena apa? Kita dikawal oleh
penggembalaan. Tidak mungkin kita disusupi pengajaran palsu (beruang), tidak
mungkin saudara dikalahkan oleh
iblis (singa), tidak mungkin dikalahkan oleh nafsu daging (Goliat) karena kita
ada dalam penggembalaan. Di sini kita sadar bahwa kita adalah miliknya Tuhan.
Sebagai miliknya Tuhan, dalam Mazmur 100:3 dikatakan kita digembalakan oleh
Tuhan dan dipercayakan kepada imam atau dalam gereja adalah hamba Tuhan untuk
diunjuk-unjuk.
Makanya jangan kita menjauh
dari penggembalaan dan jangan asal-asal. Kamipun tiak boleh asal-asal melayani
Tuhan. Saya bergumul, Saya mau
meningkatkan doa saya. Hari Tuhan makin mendekat, bagaimana kalau kami
leha-leha. Problem yang kami hadapi memang tidak gampang. Bahkan saya punya
niat mau doa semalam suntuk sendiri. Sebab kalau semalam suntuk bersama
paling-paling cuma 2 jam sembayangnya, lebih banyak dengar Firman dan menyanyi.
Sesi pertama sembayang cuma 1 jam, sesi kedua sembayang cuma 1 jam, jadi total
cuma 2 jam. Lebih enak saya rasa doa semalam suntuk sendirian.
Bagaimana jemaat Tuhan?
Masihkan ada sembayang di rumah? Memang ketika saudara ada niat untuk dekat
dengan Tuhan, jangan pikir iblis tidak unjuk rasa. Kalau iblis diam-diam berarti dia merasa saudara
tidak berbahaya. Seperti penglihatan seorang pendiri gereja Metodhis. Dia lewat
di satu jalan dan ada sebuah gereja, dia lihat setan tidur-tiduran di bumbungan, tidur-tidur
di emper gereja, dia tanya “apa kamu buat di sini, kenapa tidur? “ setan menjawab “tidak ada bahaya di sini,
orang Kristen di sini tidur”.
Dia lewat lagi di satu gereja, kelihatan setan-setan sudah mengamuk-ngamuk di
situ. Ditanya lagi “kenapa kamu ini?” dijawab oleh setan “gereja ini hidup,
makanya kami lawan”. Jadi kalau diam-diam, tidak ada tantangan, itu berarti
mati. Tetapi kalau ada tantangan berarti ada kehidupan di dalam.
Pengalaman-pengalaman
hamba-hamba Tuhan dahulu memotivasi kami hamba-hamba Tuhan sekarang. Dan lebih dari itu Firman Tuhan
sudah jelas dan pasti memotivasi kami. Jadi jangan salah persepsi, kita ini
aman-aman saja. Periksa dulu, jangan-jangan mati. Kalau ada tantangan terus
menerus, jangan dulu kita katakan tidak betul, sebab iblis tidak suka karena ada kehidupan di situ.
Kita ini bukan lagi orang
asing karena kita ini keluarga Allah, kita milikNya dan kita harus berinisiatif untuk memenangkan jiwa, itu tujuan lain diunjuk-unjuk. Saya menjadi anak
Tuhan, masa cuma saya sendiri, saya rindu memenangkan jiwa. Itu tujuan pertama
dan itu tujuan yang hakiki. Kita diunjuk-unjuk berarti kita anak sulung. Kalau
menjadi anak sulung berarti harus ada adik, berarti ada jiwa yang dimenangkan.
Itu namanya buah sulung, itu namanya hulu hasil, itu namanya kita bukan orang
asing lagi tetapi keluarga Allah.
Yang diunjuk-unjuk ini
harus sadar bahwa dia bukan lagi orang asing, tetapi dia keluarga Allah dalam
status anak sulung. Dia harus mencari jiwa. Jiwa itu ditarik supaya dimenangkan. Berarti jiwa itu
menjadi anak sulung. Jadi sudah dua anak sulung di situ. Jiwa yang itu mencari
jiwa lagi sehingga ada 3 anak sulung. Sehingga makin meriahlah pertemuan anak-anak
sulung itu dan bukan cuma meriah karena anak-anak sulung tetapi karena bersama
dengan malaikat-malaikat.
Ibrani 12:22-23
12:22
Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem
sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah,
12:23
dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada
Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang
telah menjadi sempurna,
Kumpulan meriah bersama
malaikat yang di dalamnya ada anak-anak sulung. Ini adalah anak-anak sulung
yang mau diunjuk-unjuk. Tidak mungkin kita ada di sana kalau kita tidak mau
diunjuk-unjuk.
Jangan berpikir ibadah
itu hanya ceremony, siapa saja boleh menjalankan ibadah. Bagaimana boleh jadi
kalau seperti itu. Mereka berpikir akan ke sana, ke perkumpulan anak sulung
padahal tidak bisa.
Ditimang-timang,
digembalakan atau diunjuk-unjuk itu adalah untuk mempertahankan posisi saudara
sebagai anak sulung. Olehnya kami sebagai gembala lebih dahulu. Berarti kami
lebih dahulu memposisikan diri sebagai anak sulung, supaya kami juga ada di
sana. Saya tidak mau saudara bergembira bersama dengan malaikat kemudian saya
ada di luar. Makanya kami harus duluan. Artinya mengkondisikan diri sebagai
anak sulung. Sebagai anak sulung dia harus ada dalam penggembalaan yang benar.
Makanya kami hamba Tuhan
kalau berfellowship tidak boleh sembarang berfellowship. Harus mencari di mana
penggembalaan yang benar. Begitu juga jemaat. Jemaat harus termotivasi tidak
boleh asal digembalakan. Tetapi mengkondisikan diri dalam penggembalaan supaya
dia tetap lestari sebagai anak sulung. Kalau ini kita jaga sebagai anak sulung
maka bakal mencapai pesta pondok daun-daunan.
2.
Imamat 23:11
23:11
dan imam itu haruslah mengunjukkan berkas itu di hadapan TUHAN, supaya TUHAN
berkenan akan kamu. Imam harus mengunjukkannya pada hari sesudah sabat itu.
Jadi tujuannya supaya
jemaat ini benar-benar punya label “berkenan kepada Tuhan”. Ada meterai
“berkenan kepada Tuhan”. Bagaimana mau duduk bersanding dengan Yesus jika saya
dan saudara tidak berkenan. Di mana kita bisa meraih label “berkenan” ini? Di
dalam penggembalaan. Di dalam penggembalaan ini kita dikemas, dibangun dan
dibentuk supaya kita kelak berkenan kepada Tuhan.
Tadi sudah diperlihatkan
nubuatannya kita sebagai anak sulung. Yang akan ada di sana adalah kehidupan
yang berkenan itu. Tidak mungkin kehidupan yang tidak berkenan ada di sana.
Sebab bisa menjadi anak sulung tetapi akhirnya terhempas keluar. Buktinya Ruben
keluar, Esau juga keluar. Esau karena perut, Ruben karena merusak nikah
bapanya. Ini yang kita jaga. Esau walaupun mencari hak kesulungan dengan derai
air mata tidak dia dapat lagi, karena dia sudah meringankan hak kesulungan
karena persoalan perut. Hak kesulungan Ruben dicabut lalu dipindah kepada
Yusuf, padahal Yusuf ini bukan anak sulung tetapi anak yang kesebelas dari
Yakub.
Mulai kami hamba Tuhan
diunjuk-unjuk supaya kami berkenan. Setelah kami berkenan maka Tuhan percayakan
penggembalaan. Setelah kami dipercayakan penggembalaan maka ada jiwa yang akan
kami unjuk-unjuk. Selalu bertalian, tidak putus.
Kemudian untuk menjaga
semuanya ini, maka dikawalkah kita dengan Imamat 23:12.
Imamat 23:12
23:12
Pada hari kamu mengunjukkan berkas itu kamu harus mempersembahkan seekor domba
berumur setahun yang tidak bercela, sebagai korban bakaran bagi TUHAN,
Berarti di dalam kita
diunjuk-unjuk ini, liriklah, ada seekor domba yang tidak bercela yang sudah
menjadi korban bakaran bagi Tuhan, itulah Yesus Anak Domba Allah. Jadi kenapa
kita digembalakan, kenapa kita bukan orang asing lagi? Karena kita melihat Anak
Domba yang tidak bercela yang rela mati bagi kita. Ketika menyembah, coba tarik
pikiranmu, lihat Yesus dalam derita sengsara, tanpa sadar kita sudah menangis. Ketika
kita ingat, kita renungkan bagaimana pengorbanan Domba yang tidak bercela ini, menjadi
korban bakaran, maka ini menjadi pengawas kita. Kita akan berpikir 1001 kali supaya jangan mengkhianatiNya.
Imamat 23:13
23:13
serta dengan korban sajiannya dari dua persepuluh efa tepung yang terbaik,
diolah dengan minyak, sebagai korban api-apian bagi TUHAN yakni bau yang menyenangkan,
serta dengan korban curahannya dari seperempat hin anggur.
Makanya di dalam
penggembalaan di mana kita diunjuk-unjuk selalu diberikan Firman pengajaran, korban
sajian sebanyak 2/10 Efa. Ini berarti 1/5 Efa. Angka 1/5 diperhadapkan kepada
kita. Jangan lupa, roti di meja roti sajian itu 1 ketulnya dibuat dari 2 gomer
tepung yang terbaik atau 2/10 Efa.
Setiap kita disirami
Firman pengajaran, selalu diberikan sentuhan-sentuhan dua menjadi satu. Itu
bukan mengada-ada. Jadi ada sesuatu yang rahasia di dalamnya. Anak sulung ini
ada rahasia Tuhan di dalamnya. Kita bukan lagi orang asing karena ada rahasia
Allah di dalamnya untuk menjadikan kita dua menjadi satu.
Ketika kita mendengarkan Firman dalam
setiap ibadah selalu mengarahkan kita untuk dua menjadi satu berarti untuk
menjadi Mempelai, maka sudah itulah 2/10 Efa itu. Jadi kita tidak rancu, tidak
mengambang, kita benar-benar menikmati suatu arah yang jelas. Ternyata dalam
persekutuan anak-anak sulung itu ada rahasia yang luar biasa. Dari pesekutuan
anak-anak sulung akan ditingkatkan pada persekutuan Mempelai. Hal ini tidak mengada-ada.
Bagaimana kita jemaat,
apakah kita hanya puas dengan persekutuan anak sulung atau mau meningkat pada
persekutuan nikah? Kesukaan nikah yang rohani adalah kesukaan yang luar biasa
yang melampaui kesukaan anak-anak sulung.
Makanya ada korban seekor domba tak bercela berumur setahun. Kemudian
ditambah dengan 2/10 efa. Lalu ada korban curahan. Ini hubungannya dengan
perjamuan kudus. 1/4 hin ini jika saudara baca dalam Bilangan pasal 15, itu
baru standar. Bilangan pasal 15 ini jika saudara perhatikan, kejadiannya
setelah Tuhan merasa hatiNya tersayat-sayat melihat perilaku orang Israel yang
sangat
menghina rancangan Tuhan
dalam diri mereka. Di sini Tuhan menghibur diriNya. Sebab dari pasal 11 sampai
pasal 14 Tuhan benar-benar didukakan. Pasal 16 juga Tuhan didukakan. Tetapi
disisipkan pasal 15 Tuhan menghibur dirinya. Bagaimana Tuhan dihiburkan?
Yesaya 62:5
62:5 Sebab
seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia
yang membangun engkau akan menjadi suamimu, dan seperti girang hatinya seorang
mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati
atasmu.
Jika kita bisa
mempersembahkan 1/4 hin air anggur ini.
Bilangan 15:1-5
15:1
TUHAN berfirman kepada Musa:
15:2
"Berbicaralah kepada orang Israel dan katakanlah kepada mereka: Apabila
kamu masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepadamu menjadi tempat kediamanmu,
15:3 dan
kamu hendak mempersembahkan korban api-apian bagi TUHAN, dari lembu sapi atau
kambing domba, baik korban bakaran atau korban sembelihan, baik untuk membayar
suatu nazar khusus, atau sebagai persembahan sukarela atau pada waktu
perayaan-perayaanmu, dan dengan demikian menyediakan bau yang menyenangkan bagi
TUHAN,
15:4
maka orang yang mempersembahkan persembahannya itu kepada TUHAN, haruslah
mempersembahkan sebagai korban sajian sepersepuluh efa tepung yang terbaik,
diolah dengan seperempat hin minyak.
15:5 Dan
beserta korban bakaran atau korban sembelihan itu engkau harus juga
mempersembahkan seperempat hin anggur sebagai korban curahan, untuk setiap ekor
domba yang dipersembahkan.
1/4 hin anggur ini baru
standar, belum sampai pada tingkat atas.
Bilangan 15:16
15:6
Tetapi jikalau persembahanmu itu seekor domba jantan, engkau harus
mempersembahkan sebagai korban sajian dua persepuluh efa tepung yang terbaik,
diolah dengan sepertiga hin minyak,
Di sini sudah meningkat
menjadi 2/10 dan 1/3 hin anggur. Dalam korban timang-timangan sudah disentuh
2/10 berarti dua menjadi satu. Tetapi minyak dan korban sajiannya masih santard.
Kita gereja Tuhan yang
hidup akhir zaman ini, kita perhatikan baik-baik Tuhan punya rencana dalam diri
kita. Mengapa di dalam pesta timang-timangan sudah langsung 2/10 tepung untuk korban sajian, sedangkan minyak
dan anggurnya masih standar? Karena dalam penggembalaan kita lebih dahulu dikaitkan dua menjadi satu untuk masuk pada
nikah yang rohani. Kalau kita tidak ditimang-timang mana kita tahu, apalagi
kalau gembala juga tidak punya pengalaman ditimang-timang mana dia tahu. Yang
dia sampaikan yang biasa-biasa saja. Dia khotbah tidak beda dengan agama lain
karena dia tidak mengerti rencana Tuhan. Bahkan mungkin lebih baik agama lain
kalau dia bicara dibandingkan pendeta-pendeta sekarang. Memang dia sentuh dosa,
sentuh ini dan itu tetapi tidak tahu rencana Tuhan ke depan.
Kalau kita, kita sudah
disentuh, sudah dijamah, sudah diraba, apalagi yang salah. Olehnya kita
perhatikan baik-baik supaya jangan menjadi gereja yang mengambang. Saya
berkhotbah jangan khotbah seperti mereka saja. Tetapi ada hal yang sangat
prinsipil yang tidak diketahui oleh mereka dan hanya diketahui oleh umat Tuhan
yang ditimang-timang dan hamba Tuhan yang sudah ditimang-timang.
Dua
hal ini harus disikapi oleh gereja Tuhan
yang hidup akhir zaman ini. Kemudian pada pesta tunggal pada pesta bulan
ketiga yaitu pesta Pentakosta, di situlah prakteknya.
Imamat 23:15,19-20
23:15 Kemudian kamu harus menghitung, mulai dari hari
sesudah sabat itu, yaitu waktu kamu membawa berkas persembahan unjukan, harus
ada genap tujuh minggu;
23:19 Kemudian kamu harus mempersembahkan seekor
kambing jantan sebagai korban penghapus dosa, dan dua ekor domba yang berumur
setahun sebagai korban keselamatan.
23:20 Imam harus mengunjukkan semuanya beserta roti
hulu hasil itu sebagai persembahan unjukan di hadapan TUHAN, beserta kedua ekor
domba itu. Semuanya itu haruslah menjadi persembahan kudus bagi TUHAN dan
adalah bagian imam.
Di
sinilah prakteknya, karena ketika kita diunjuk-unjuk dalam pesta timang-timangan,
kita sebagai berkas pertama, sebagai buah sulung atau hulu hasil diarahkan
untuk memenangkan jiwa, tetapi kita tidak mampu jika tidak ada Roh Kudus. Prakteknya
di sini, kalau sudah ada angka 50, angka Roh Kudus, di situ baru ada kemampuan
kita. Lihat saja Petrus, murid senior, dia saja tumbang sebelum penuh Roh
Kudus, dia takut menghadapi sengsara. Sampai Yesus katakan padanya “hai iblis,
undur!”. Tetapi ketika dia bersama 120 orang dipenuh Roh Kudus dan jumlah
mereka bertambah menjadi 3000, maka walaupun aniaya besar datang, Saulus
membunuh Stefanus dan lain-lain, bisa saja nyalinya kecil, tetapi ke manapun
mereka pergi tetap mereka memberitakan injil. Bahkan Filipus tidak takut, bisa saja
menjadi orang kedua yang seperti Stefanus, namun dia beritakan Injil ke
mana-mana bahkan orang Samaria menerima dengan bulat hati, tidak takut. Karena
ada kuasa Roh Kudus.
Jadi
teorinya pada pesta ketiga dan prakteknya pada pesta keempat.
Kita
gereja Tuhan yang hidup akhir zaman ini, jangan sampai saudara terlalu sibuk
dengan yang lain-lain sehingga tidak berpikir “Tuhan penuhkan saya”. Jangan
saudara berpikir dipenuhkan Roh Kudus itu nanti di gereja, saya tidak
dipenuhkan Roh Kudus di gereja tetapi di rumah. Besoknya mau menghadapi ujian
naik tingkat, sebelum tidur saya ambil
Alkitab saya yang kecil, saya baca. Setelah saya baca saya berlutut berdoa.
Sesudah saya berdoa kenapa saya rasa sudah lain ini, perut saya sudah goncang,
mulut saya sudah terasa lain, lidah sudah berkata-kata lain. Mama ade saya loncat dari kamarnya
lalu berteriak kenapa kau?. Padahal enak sekali saya dipenuhkan Roh Kudus saat
itu. Tetapi tante saja tidak tahu. Setelah itu saya alami lagi di gereja.
Jadi
tidak nanti di gereja, ada minat ada kerinduan hati saudara untuk dipenuhkan
Roh Kudus. Karena itu memberikan kemampuan ajaib untuk bersaksi memenangkan
jiwa. Kalau saudara tunggal berarti bukan anak sulung. Kalau anak sulung
berarti bukan anak tunggal. Ini yang perlu kita kaji dan kita perhatikan
kembali dalam pelayanan di akhir zaman ini.
Jadi
timang-timangan ini, baik teori maupun praktek, menunjukkan bahwa anak Tuhan itu
harus proaktif. Kalau proaktif maka jangan tinggal di tempat. Kalau diarahkan
begini, ayo bergerak, aktif. Jangan menantang/ melawan. Jangan
juga diam di tempat. Apalagi merasa diri tahu, apriori. Atau apatis, cuek dia.
Kita harus aktif, ada gerakan.
Kalau
digoyang-goyangkan itu olah raga namanya. Yang ditimang olah raga, yang
menimang juga olah raga. Ayo aktif untuk terwujudkan Tubuh Kristus yang
sempurna. Kalau dalam ibadah pelayanan kita terlalu banyak diam di tempat, anda
kegerakan tetapi kurang kita aktif dan hanya nonton saja, nanti rohanimu
rematik, asam urat karena tidak bergerak.
Kalau
sudah dengar Firman ini kemudian tidak proaktif berarti dia melawan. Bahaya
kalau seperti itu. Jangan tunggu keluar dari persekutuan anak-anak sulung.
Berarti jauh panggang dari api untuk mencapai persekutuan mempelai. Dari
persekutuan anak sulung saja sudah keluar, apalagi persekutuan mempelai. Ini
jangan sampai terjadi dalam diri kita.
Jika
selalu dikatakan ada anak domba, karena selalu kita diberikan Tuhan pemahaman mulai dari Yesus Anak Domba yang disembelih
sampai menikah selalu disebut Anak Domba. PengorbananNya disebut Anak Domba,
statusNya untuk menikah disebut Anak Domba. Berarti kita diwarnai derita
sengsara. Derita sengsara ini bukan kita cari-cari tetapi dari aktivitas proaktif kita. Walaupun pekerjaan
harus kita tinggalkan walaupun ada order “maaf, saya mau ibadah dulu”. Berarti masuk
sengsara bersama Anak
Domba itu. Ini yang dicari oleh Tuhan.
I Korintus 2:2
2:2 Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui
apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan.
Apakah
ada Anak Domba yang disalib dalam diri saudara? Keterkaitan kita dengan Kristus
yang tersalib mewarnai kita selalu proaktif. Sakit memang. Mau ibadah lalu
hujan, memang sakit. Tetapi karena menghayati, Yesus yang disalib ada pada
kita. Akhirnya nanti mencapai satu hal yang tidak kita gambarkan yaitu
pernikahan Anak Domba. Bukan disebut pernikahan Yesus, atau pernikahan Mesias
tetapi Anak Domba. Berarti saudara isterinya Anak Domba, berarti selevel,
sejajar. Bagaimana derita Yesus Mempelai Laki-laki Sorga Anak Domba Allah ini,
kita menjadi isteriNya. Makanya unjuk-unjukkan ini langsung disentuh ke sana.
Ada 2/10 efa roti di meja roti sajian yang harus kita konsumsi.
Wahyu 19:7
19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan
memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya
telah siap sedia.
Berarti
pengantinnya ini adalah pengantin Anak Domba. Kalau membaca ini saya malu, malu
pada diriku. Seringkali saya mau mengelak dari penderitaan. Sementara orang
Palu bergumul minta natal di sana, setelah pembicaraan di sini datang sepasang
suami isteri untuk mempertanyakan. Kemudian saya katakan “tidak ada lagi waktu”
yang saya kedepankan “capek saya!”. Karena harus buru-buru dari sana ke sini. Tetapi malamnya saya ditegur
keras oleh Tuhan, saya menangis. Besok paginya saya suruh isteri saya “telpon
mereka, jadi natal tanggal 7”. Begitu mendengar bahwa jadi natal tanggal 7 maka
mereka bersukacita. Mereka katakan “di dengar Tuhan doa kami”. Malam ini orang
Palu dengar, doamu dijawab oleh Tuhan, tinggal realiasinya. Bawa dirimu untuk
aktif tanggal 7. Semua yang ada pada dirimu keluarkan, jangan disimpan-simpan! Kerinduan hati Tuhan supaya saudara
juga proaktif, jangan biarkan mereka di sana.
Tuhan
Yesus kiranya menjamah hatiku dan hatimu, saya tidak mau kehilangan Anak Domba.
Saya harus memposisikan diri sebagai isterinya Anak Domba. Berarti harus bersama
menderita dengan Anak Domba. Kita harus rela sengsara bersama dengan Dia.
Roma 8:17
8:17 Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah
ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang
akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita
bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan
Dia.
Unjuk-unjuk
itu penting, penggembalaan itu sangat penting sehingga kita benar-benar dikemas
oleh Tuhan. Tuhan memberikan kesadaran pada diri kita bahwa kita bukan orang
asing lagi, saya miliknya Tuhan, saya punyanya Tuhan dan Tuhan akan
menggembalakan saya. Kemudian supaya kita berkenan dan menjaga supaya lestari
maka kita harus ada hubungan dengan korban Anak Domba, harus ada hubungan
dengan korban sajian dan harus ada hubungan dengan korban curahan. Dalam
penggembalaan kita dijaga.
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
Email: imamat_raja@yahoo.com
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar