Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.
Imamat 27:30-34
27:30 Demikian juga segala persembahan persepuluhan dari tanah, baik dari hasil benih di tanah maupun dari buah pohon-pohonan, adalah milik TUHAN; itulah persembahan kudus bagi TUHAN.
27:31 Tetapi jikalau seseorang mau menebus juga sebagian dari persembahan persepuluhannya itu, maka ia harus menambah seperlima.
27:32 Mengenai segala persembahan persepuluhan dari lembu sapi atau kambing domba, maka dari segala yang lewat dari bawah tongkat gembala waktu dihitung, setiap yang kesepuluh harus menjadi persembahan kudus bagi TUHAN.
27:33 Janganlah dipilih-pilih mana yang baik dan mana yang buruk, dan janganlah ditukar; jikalau orang menukarnya juga, maka baik hewan itu maupun tukarnya haruslah kudus dan tidak boleh ditebus."
27:34 Itulah perintah-perintah yang diperintahkan TUHAN kepada Musa di gunung Sinai untuk disampaikan kepada orang Israel.
Kitab Imamat diberikan Tuhan kepada umat ketebusanNya. Kitab imamat ini adalah kitab ibadah berisi aturan-aturan ibadah pelayanan. Kita adalah kehidupan yang sudah ditebus oleh Tuhan, sebagai kehidupan yang sudah ditebus harus beribadah melayani Tuhan. Ketika bangsa Israel sudah ditebus Tuhan dari perbudakan di Mesir, mereka berjalan di padang gurun menuju ke tanah Kanaan, Tuhan memberikan peraturan-peraturan tentang ibadah kepada mereka. Membuktikan bahwa kita adalah umat ketebusan Tuhan, maka kita harus melayani Tuhan.
Kitab Imamat dibuka dengan macam-macam Korban, semua korban sudah digenapi oleh Korban Kristus. Korban Kristus ini yang menjadi landasan atau dasar ibadah kita.
Ibrani 9:14
9:14 betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.
Kitab Imamat ditutup dengan Imamat 27:30-34 yang adalah tanggapan dari kita Mempelai Wanita Tuhan, kehidupan yang beribadah melayani Tuhan, yaitu mengembalikan perpuluhan. Kalau bisa mengembalikan perpuluhan maka bisa memberi untuk pekerjaan Tuhan, untuk sesama yang membutuhkan, sampai nanti bisa menyerahkan seluruh hidup kepada Tuhan. Itulah penyerahan Mempelai Wanita Tuhan yang dimulai dari mengembalikan miliknya Tuhan.
Perpuluhan adalah pengakuan bahwa kita sudah diberkati Tuhan. Jadi Tuhan tidak melihat banyak sedikitnya, besar kecilnya tetapi yang Tuhan lihat pengakuan bahwa kita sudah diberkati Tuhan.
Keluaran 28:20-22
28:20 Lalu bernazarlah Yakub: "Jika Allah akan menyertai dan akan melindungi aku di jalan yang kutempuh ini, memberikan kepadaku roti untuk dimakan dan pakaian untuk dipakai,
28:21 sehingga aku selamat kembali ke rumah ayahku, maka TUHAN akan menjadi Allahku.
28:22 Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu."
Perpuluhan adalah pengakuan bahwa kita sudah diberkati oleh Tuhan, dasarnya kebenaran, misalnya kalau berkatnya 10.000 perpuluhannya 1.000. Perpuluhan digandeng dengan korban tatangan atau persembahan khusus. Persembahan khusus adalah ucapan syukur bahwa kita sudah diberkati oleh Tuhan, dasarnya kerelaan.
Ada aturan-aturannya untuk mengembalikan perpuluhan. Dulu kitab Imamat memang untuk orang Israel di timur tengah sana. Tetapi kita bangsa kafir sudah menjadi Israel rohani.
Roma 11:25-26
11:25 Sebab, saudara-saudara, supaya kamu jangan menganggap dirimu pandai, aku mau agar kamu mengetahui rahasia ini: Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk.
11:26 Dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatkan, seperti ada tertulis: "Dari Sion akan datang Penebus, Ia akan menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub.
Jadi aturan-aturan perpuluhan kepada bangsa Israel, itu juga menjadi peraturan untuk kita bangsa kafir.
Aturan perpuluhan:
1. Ulangan 14:23
14:23 Di hadapan TUHAN, Allahmu, di tempat yang akan dipilih-Nya untuk membuat nama-Nya diam di sana, haruslah engkau memakan persembahan persepuluhan dari gandummu, dari anggurmu dan minyakmu, ataupun dari anak-anak sulung lembu sapimu dan kambing dombamu, supaya engkau belajar untuk selalu takut akan TUHAN, Allahmu.
Dimakan di mana tempat yang Tuhan pilih. Sekarang bagi kita, kita bawa ke tempat di mana kita mendapat makanan Firman yaitu dalam penggembalaan masing-masing. Kalau digembalakan di sini, di sini kita bawa perpuluhan. Makanya perpuluhan itu ada kaitan dengan makanan rohani, makanan di rumah Tuhan. Jadi kalau kita dapat makanan, asupan rohani, kembalikan milik Tuhan di situ.
Maleakhi 3:10
3:10 Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.
Makanya pendiri organisasi kita dalam AD/ART-nya membawa perpuluhan ke pusat karena dari pusat ketua organisasi memberi makanan rohani. Tidak ragu mengembalikan perpuluhan di mana kita mendapatkan makanan rohani.
2. Ulangan 14:26
14:26 dan haruslah engkau membelanjakan uang itu untuk segala yang disukai hatimu, untuk lembu sapi atau kambing domba, untuk anggur atau minuman yang memabukkan, atau apa pun yang diingini hatimu, dan haruslah engkau makan di sana di hadapan TUHAN, Allahmu dan bersukaria, engkau dan seisi rumahmu.
Syaratnya dimakan dengan bersukaria dan dibelikan minuman yang memabukkan. Artinya kita kembalikan perpuluhan dengan sukacita dan dengan hati yang mabuk cinta kepada Tuhan. Makanya perpuluhan itu erat kaitannya dengan Mempelai Wanita Tuhan. Jangan suami isteri kembalikan perpuluhan malah bertengkar.
Istilah kidung Agung sakit asmara kepada Tuhan.
Kidung Agung 2:4-5
2:4 Telah dibawanya aku ke rumah pesta, dan panjinya di atasku adalah cinta.
2:5 Kuatkanlah aku dengan penganan kismis, segarkanlah aku dengan buah apel, sebab sakit asmara aku.
Perpuluhan kaitannnya dengan cinta kasih kepada Tuhan. Jangan sampai cinta kita kepada Tuhan luntur. Kalau kita mabuk cinta kepada Tuhan, tidak akan hitung-hitungan, tidak sulit mengembalikan milik Tuhan karena betul-betul kita cinta kepada Tuhan.
3. Bilangan 18:24
18:24 sebab persembahan persepuluhan yang dipersembahkan orang Israel kepada TUHAN sebagai persembahan khusus Kuberikan kepada orang Lewi sebagai milik pusakanya; itulah sebabnya Aku telah berfirman tentang mereka: Mereka tidak akan mendapat milik pusaka di tengah-tengah orang Israel."
Ibrani 7:8
7:8 Dan di sini manusia-manusia fana menerima persepuluhan, dan di sana Ia, yang tentang Dia diberi kesaksian, bahwa Ia hidup.
Tuhan percayakan kepada hamba Tuhan pelayan Tuhan yang Tuhan percaya, itulah hamba Tuhan yang fulltimer, gembala yang sepenuhnya melayani Tuhan, tidak ada pekerjaan sampingan.
Kepercayaan ini yang sekarang mau dicuri. Dulu Yudas mencuri milik Tuhan, sekarang Yudas akhir zaman mau mencuri kepercayaan Tuhan kepada gembala untuk memegang perpuluhan. Jadi gereja yang atur, gereja yang kelola, pendeta dikasih tunjangan bulanan, tidak lagi dipercaya perpuluhan dan persembahan khusus. Makanya jangan heran kalau makanan Firman sudah tidak ada lagi!
Perpuluhan erat kaitannya dengan penggembalaan untuk dibentuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Kalau kita rindu menjadi Mempelai Wanita Tuhan, tidak akan mungkin ragu mengembalikan milik Tuhan. Pasti dia dengan sakit asmara kepada Tuhan bisa mengembalikan perpuluhan.
Kita sudah ada di akhir zaman, masa kita adalah masa persiapan untuk masuk pesta nikah Anak Domba Allah, menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Apa persiapan Mempelai Wanita Tuhan?
Wahyu 19:8
19:8 Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]
Wahyu 19:8 (Terjemahan Lama)
19:8 Maka dikaruniakanlah kepadanya supaya ia boleh menghiasi dirinya dengan kain kasa halus yang bercahaya dan bersih; karena kain kasa halus itulah ibarat segala kebajikan orang-orang suci itu."
Persiapan mempelai wanita adalah punya pakaian mempelai yaitu perbuatan kebajikan dari hati yang suci!
Praktek perbuatan kebajikan dari hati yang suci:
II Korintus 9:7-8
9:7 Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
9:8 Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.
Praktek perbuatan kebajikan adalah memberi dengan kerelaan hati dan sukacita untuk pekerjaan Tuhan, untuk pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Dimulai dari mengembalikan perpuluhan dan persembahan khusus yang adalah miliknya Tuhan. Kita periksa apakah pakaian kita sudah jadi apa belum? Kalau soal perpuluhan saja masih ditahan-tahan, hati mendongkol saat mengembalikan, bagaimana mau memberi yang lain, apalagi mau menyerahkan seluruh hidup, ada penyerahan mempelai. Sementara haknya Tuhan sukar untuk digembalikan, apalagi mau mengembalikan hak-hak kita kepada Tuhan!
Jangan sampai kita menjadi pencuri, sebab kedatangan Yesus seperti pencuri, tidak bisa diprediksi. Jadi kedatangan Yesus seperti pencuri bagi orang-orang yang mencuri miliknya Tuhan. Dia ketinggalan, tidak bisa masuk pesta sebab dia tidak punya pakaian, dia telanjang. Ini dikaitkan dengan berjaga-jaga soal pakaian.
Wahyu 16:15
16:15 "Lihatlah, Aku datang seperti pencuri. Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan yang memperhatikan pakaiannya, supaya ia jangan berjalan dengan telanjang dan jangan kelihatan kemaluannya."
Kalau kita mengembalikan perpuluhan, kita memberi untuk pelayanan pembangunan Tubuh Kristus, kita punya pakaian pesta sehingga waktu Yesus datang, kedatanganNya bukan sebagai pencuri bagi kita, tetapi sebagai Raja, Mempelai Pria Sorga yang akan menjemput kita masuk pesta nikah. Tetapi kalau mencuri milik Tuhan, Tuhan datang seperti pencuri bagi orang itu. Orang itu tidak punya pakaian, telanjang dan ketinggalan, tidak bisa masuk pesta nikah Anak Domba Allah. Zaman sekarang ini zaman berjaga-jaga, jaga jangan sampai kita tidak punya pakaian, jaga jangan sampai telanjang! Jangan nanti menyesal kemudian hari. Kalau Yesus sudah datang, sudah terlambat. Yang berjaga-jaga, punya pakaian pesta, masuk pesta nikah Anak Domba. Yang telanjang, ketinggalan.
Milik Tuhan harus kita jaga, jangan sampai kita ambil sehingga telanjang.
Ada 3 macam milik Tuhan:
1. Perpuluhan dan persembahan khusus.
2. Penyembahan. Ini hal yang sangat penting untuk kita berjaga-jaga dalam hal pakaian, kita tidak telanjang.
3. Mempelai wanita Tuhan, gereja Tuhan yang suci, diubahkan sampai sempurna.
Justru di saat kita sedang dalam masa persiapan, seharusnya kita sudah punya pakaian, banyak gereja Tuhan yang telanjang. Secara ekonomi diberkati, kaya, tetapi telanjang. Contohnya jemaat Laodekia, jemaat ketujuh menunjuk jemaat di akhir zaman, mereka kaya tetapi tidak punya pakaian pesta.
Wahyu 3:16-17
3:16 Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.
3:17 Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,
Yang disurati ini adalah gembalanya. Banyak gembala yang kaya tetapi telanjang! Jemaatpun begitu. Mengapa telanjang? Karena hanya mengejar dan bangga dengan kekayaan jasmani. Itu yang digembar-gemborkan.
Praktek hanya mengejar dan menggembar-gemborkan kekayaan jasmani:
1. Gembala memperkaya diri dari perpuluhan dan korban-korban sidang jemaat tetapi merasa tidak kekurangan apa-apa. Artinya tidak mau memberitakan Firman yang menyatakan kekurangan-kekurangan dosa sidang jemaat. Yang penting korban masuk, perpuluhan masuk, yang penting aku kaya bisa beli mobil, tetapi tidak berani memberitakan Firman yang menyatakan dosa. Ini untuk saya, tanggung jawab besar di hadapan Tuhan sebab saya menerima perpuluhan dari sidang jemaat lalu saya tidak berani memberitakan Firman pengajaran yang menyatakan dosa! Inilah malaikat jemaat Laodekia yang memperkaya dosa. Sebab dia pikir kalau menyampaikan Firman yang menyatakan dosa lalu jemaat tersinggung, apalagi yang tersinggung domba yang gemuk, lalu keluar, perpuluhan kurang. Orientasinya hanya perkara yang jasmani!
Sidang jemaat kalau datang dengar Firman lalu dosa kekurangan dinyatakan itu sudah betul! Kita dibentuk menjadi Mempelai Wanita tanpa cacat cela. Jangan marah, jangan berangus mulut lembu, jangan tutup mulut hamba Tuhan yang memberitakan Firman pengajaran yang menyucikan.
2. Sidang jemaat merasa kekayaannya hasil usahanya sendiri sehingga merasa rugi mengembalikan milik Tuhan yaitu perpuluhan dan persembahan khusus. Atau mengembalikan tetapi tidak dengan sukacita, dengan terpaksa. Tidak dengan cinta kasih kepada Tuhan, bahkan dengan tidak jujur seperti Ananias dan Safira, sehati mendustai Roh Kudus. Mengembalikan perpuluhan itu demi nikah kita bisa hidup, mencapai pesta nikah Anak Domba Allah.
Dari 2 praktek ini menunjuk hati yang dikuasai uang, hati yang keras. Hati yang keras itu adalah daging yang paling keras, karena disebut hatinya seperti hati buaya. Hati yang keras ini harus dirobek, dimatikan, dihancurkan dengan pedang atau palu Firman pengajaran yang benar dan doa penyembahan, baru punya pakaian. Sesudah segala pengajaran baru Yesus naik gunung dengan 3 murid untuk menyembah. Di sana Yesus berubah rupa, pakaian putih berkilau-kilau, itu pakaian mempelai, pakaian pesta.
Lukas 9:28-29
9:28 Kira-kira delapan hari sesudah segala pengajaran itu, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa.
9:29 Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan.
Ayo robek daging dengan pedang dan palu Firman pengajaran, juga dengan doa penyembahan. Doa penyembahan adalah praktek berjaga-jaga tentang pakaian. Jangan tidak punya pakaian, jangan pakaian sobek, jangan tercemar. Tetapi pakaian putih berkilau-kilau, perbuatan kebajikan dari hati yang suci.
Efesus 6:18
6:18 dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,
Doa penyembahan yang benar didorong oleh Firman pengajaran yang benar. Firman pengajaran seperti palu, palu menghancurkan hati yang keras, sehingga kita bisa menaikan doa penyembahan dengan hancur hati, kita tidak telanjang tetapi kita memiliki pakaian pesta.
Yeremia 23:29
23:29 Bukankah firman-Ku seperti api, demikianlah firman TUHAN dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu?
Kalau menghancurkan bukit batu tidak mungkin hanya sekali palu, harus berulang-ulang. Jangan bosan kalau mendengar Firman pengajaran diulang-ulang itu untuk menghancurkan kekerasan hati kita sehingga bisa menaikan doa penyembahan sehingga pakaian kita putih berkilau-kilau.
Pakaian juga menunjukan tingkah laku kita sehari-hari. Lewat penyembahan kita memiliki tingkah laku yang suci, mulai dari dalam nikah, dalam rumah tangga. Kemudian membesar dalam penggembalaan, kita menampilkan tingkah laku yang suci, termasuk perkataan yang suci. Antara penggembalaan menampilkan perbuatan dan perkataan yang suci. Dan juga dalam bermasyarakat. Pemerintah tidak sakit kepala karena kita menampilkan perbuatan perkataan yang suci. Pemerintah tidak dibebani, malah berbahagia karena warganya, warga yang suci.
Pakaian juga menunjukan pakaian pelayanan atau jabatan pelayanan, kita kerjakan dengan kekudusan. Kalau mencuri milik Tuhan = mencemari pakaian pelayanan, mencemari tahbisan kita! Yudas mencuri sehingga kehilangan jabatan pelayanan. Jabatannya diambil orang dan dia binasa. Jangan main-main dengan miliknya Tuhan!
Kisah Para Rasul 1:18-20
1:18 — Yudas ini telah membeli sebidang tanah dengan upah kejahatannya, lalu ia jatuh tertelungkup, dan perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah ke luar.
1:19 Hal itu diketahui oleh semua penduduk Yerusalem, sehingga tanah itu mereka sebut dalam bahasa mereka sendiri "Hakal-Dama", artinya Tanah Darah —.
1:20 "Sebab ada tertulis dalam kitab Mazmur: Biarlah perkemahannya menjadi sunyi, dan biarlah tidak ada penghuni di dalamnya: dan: Biarlah jabatannya diambil orang lain.
Kalau jabatan sudah diambil orang kita tidak bisa kembali lagi pada jabatan itu. Jabatan pelayanan itu tempat kita di dalam Tubuh Kristus, kalau sudah diambil berarti tidak ada tempat lagi, berarti binasa!
Sangat penting untuk berjaga-jaga soal pakaian kita lewat doa penyembahan! Jika doa penyembahan kita didorong oleh Firman pengajaran yang benar, maka kita tidak sendiri dalam bergumul. Ada Yesus juga berdoa bersama dengan kita, pakaian kita aman! Mari banyak menyembah hari-hari terakhir ini supaya pakaian kita terjaga. Yesus berdoa untuk kita di sebelah kanan Allah Bapa, Dia Imam Besar Agung, Juru syafaat untuk kita.
Ibrani 7:25 (Terjemahan Lama)
7:25 Oleh sebab itulah Ia berkuasa juga menyelamatkan dengan sempurnanya segala orang yang menghampiri Allah oleh sebab Dia, sedangkan Ia hidup senantiasa memohonkan syafaat karena mereka itu.
Kita di bumi menaikan doa mengangkat tangan kepada Tuhan. Yesus Imam Besar di Sorga berdoa syafaat, mengulurkan tanganNya kepada kita. Aman, kita tidak akan pernah kehilangan jabatan kita, tidak pernah telanjang, bahkan pakaian kita semakin putih berkilau-kilau untuk bisa masuk pesta nikah Anak Domba Allah.
Doa penyembahan yang didorong oleh Firman pengajaran adalah doa yang kuat, doa yang tepat sasaran. Kita naikan doa penyembahan yang didorong oleh Firman pengajaran dan Yesus berdoa bagi kita, hasilnya:
1. Lukas 9:31
9:31 Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem.
Hasil pertama dikaitkan dengan Yesus ke Yerusalem untuk disalibkan. Artinya ada penebusan atau pengampunan dosa atau pembenaran oleh darah Yesus, sehingga ketelanjangan kita ditutupi oleh kuasa darah Yesus. Sekalipun tidak kita ucapkan, Tuhan sudah tahu. Manusia berdosa itu butuh pengampunan, butuh ditutupi ketelanjangannya dengan pakaian kebenaran. Kita mendengar Firman pengajaran yang menunjuk dosa kita, lalu kita menyembah, kita merenungkan hidup kita yang kotor, yang hina tetapi mau disucikan oleh darah Yesus, kita bersyukur diampuni dosa-dosa kita. Pakaian kebenaran diberikan kepada kita.
Roma 3:23-24
3:23 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,
3:24 dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.
Periksa, jangan sampai pakaian kebenaran hilang. Jadi ketika Firman pengajaran menunjuk dosa kita, tidak usah berlama-lama menunda waktu, harus langsung selesaikan! Mengaku kepada Tuhan dan kepada sesama, maka penyembahan kita naik kepada Tuhan. Kita mengalami pengampunan dosa dan Tuhan memberikan pakaian kebenaran kepada kita.
Makanya setelah pemberitaan Firman diberikan kesempatan kita menyembah Tuhan, bahkan seringkali altar call kita mengangkat tangan kepada Tuhan. Itu bukan tata cara ibadah, tetapi karena hati kita disentuh Firman. Dosa kita ditunjuk, dinyatakan, kita menyembah, terima kasih Tuhan, kita punya pakaian kebenaran. Tetapi kalau merasa tidak punya dosa, tidak kekurangan apa-apa, dia tidak punya pakaian kebenaran.
Dalam Bait Allah ada 2 orang datang berdoa, yang satu orang Farisi, yang lain pemungut cukai. Orang Farisi membanggakan dirinya, aku perpuluhan, aku begini, aku begitu. Tuhan bilang dia pulang sebagai orang yang tidak dibenarkan, berarti tidak punya pakaian.
Lukas 18:11
18:11 Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini;
Kadangkala kita berdoa tetapi menghakimi orang lain! Dalam hati saya tidak seperti dia, saya setia. Saya tidak seperti dia yang malas!
Lukas 18:12
18:12 aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.
Buat apa mengembalikan perpuluhan kalau merasa paling benar dari orang lain, tidak ada gunanya!
Lukas 18:13-14
18:13 Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.
18:14 Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."
Kadangkala kita menyembah tetapi seperti orang Farisi. Kita puasa, tetapi puasa kita seperti orang Farisi, merasa tidak ada salah, tidak ada dosa. Bahkan cenderung menghakimi orang. Break sesi 1 dan sesi 2 malah kumpul-kumpul cerita kekurangan orang, jangan seperti itu! Rugi kita kalau seperti itu. Sudah berdoa menyembah, sudah mengembalikan perpuluhan, tetapi tidak pernah merasa ada dosa dan tidak ada salah, malah salahkan orang.
Tetapi pemungut cukai tidak berani menengadah ke langit. Dia berdoa dengan hancur hati, kasihanilah aku orang berdosa. Dalam doa Bapa kami saja Yesus mengajarkan supaya dikunci dengan ampunilah kami. Berarti merasa orang berdosa.
Memang mengaku dosa itu seperti naik gunung, berat bagi daging. Apalagi mau mengaku dosa kepada sesama yang di bawah kita. Jangankan di bawah, kepada yang lebih di atas saja susah. Sesudah mengaku dosa dan diampuni, jangan diulangi lagi. Sebab kalau diulangi lagi, pengampunan batal, berarti kehilangan pakaian kebenaran.
2. Penyembahan dikaitkan dengan penyucian.
Mazmur 24:3-4
24:3 "Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?"
24:4 "Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.
Dikaitkan dengan penyucian artinya lewat penyembahan yang didorong oleh Firman pengajaran, kita mendapat pakaian kesucian dari Tuhan. Penyembahan oleh Firman pengajaran itu adalah penyembahan atas dasar kesucian hidup. Yang pertama disucikan adalah hati! Hati menjadi bersih, murni. Kemudian tangan disucikan atau perbuatan disucikan. Sampai perkataan disucikan. Hati, tangan dan perkataan disucikan = seluruh hidup disucikan. Maka Tuhan berikan pakaian kesucian, pakaian pelayanan atau jabatan pelayanan. Ini pakaian imam!
Keluaran 28:2
28:2 Haruslah engkau membuat pakaian kudus bagi Harun, abangmu, sebagai perhiasan kemuliaan.
Pakaian imam itu disebut pakaian kudus. Jabatan pelayanan kita itu pakaian kudus, pakaian suci. Jadi melayani harus dengan dasar kekudusan, kesucian. Ketika mulai main-main dengan kenajisan, tidak mau menerima penyucian, jangan heran akhirnya nanti mulai merosot pelayanan sampai lepaskan pakaian pelayanan, tidak punya pakaian!
Keluaran 28:3-4
28:3 Haruslah engkau mengatakan kepada semua orang yang ahli, yang telah Kupenuhi dengan roh keahlian, membuat pakaian Harun, untuk menguduskan dia, supaya dipegangnya jabatan imam bagi-Ku.
28:4 Inilah pakaian yang harus dibuat mereka: tutup dada, baju efod, gamis, kemeja yang ada raginya, serban dan ikat pinggang. Demikianlah mereka harus membuat pakaian kudus bagi Harun, abangmu, dan bagi anak-anaknya, supaya ia memegang jabatan imam bagi-Ku.
Melayani bukan sekedar isi formulir! Jabatan pelayanan itu pakaian kudus, hidup kita juga harus dikuduskan supaya pelayanan kita untuk selama-lamanya, tidak separuh jalan, berhenti di tengah jalan. Kehilangan kesucian, kehilangan jabatan pelayanan = telanjang, tidak bisa masuk pesta nikah Anak Domba Allah. Ayo bapak ibu kekasih dalam Tuhan, layanilah Tuhan dengan kesucian. Pengajaran kita dengar menunjuk dosa kita, kita mengaku dosa kita, kita mendapat pakaian kebenaran. Kita menyembah, penyembahan kita naik didorong oleh kekudusan, kita mendapat pakaian pelayanan, pakaian kesucian.
Efesus 4:11-12
4:11 Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
4:12 untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,
Untuk memperlengkapi orang kudus. Bukan orang kaya, orang pandai, orang hebat, tetapi orang kudus.
Semua pakaian baik pakaian kebenaran maupun pakaian kesucian, itu berasal dari kayu salib.
Yohanes 19:23-24
19:23 Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu bagian — dan jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja.
19:24 Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain: "Janganlah kita membaginya menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatnya." Demikianlah hendaknya supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci: "Mereka membagi-bagi pakaian-Ku di antara mereka dan mereka membuang undi atas jubah-Ku." Hal itu telah dilakukan prajurit-prajurit itu.
Yesus sudah memperjuangkan supaya kita memiliki pakaian, tidak telanjang lewat Yesus mati di kayu salib. Dia rela ditelanjangi, rela disalibkan supaya kita memiliki pakaian kebenaran, pakaian kesucian. Kalau Yesus berjuang untuk kita, kita juga harus berjuang dan berjaga-jaga supaya jangan telanjang, punya pakaian! Salah satunya dikaitkan dengan perpuluhan. Itu suatu perjuangan. Kadangkala saat kita mengembalikan perpuluhan tiba-tiba ada kebutuhan yang mendesak, sehingga kalau kita mengembalikan perpuluhan nanti tidak cukup untuk kebutuhan itu. Itu suatu perjuangan.
Pakaian Yesus dibagi 4 artinya diberikan kepada semua manusia di 4 penjuru bumi, tinggal mau. Diberikan kesempatan semua manusia di seluruh dunia untuk bertobat supaya mendapatkan pakaian kebenaran. Tetapi jubahNya diundi, itu pakaian kekudusan, pakaian pelayanan. Jubah diundi artinya hanya orang yang dipilih Tuhan, yang mendapat kemurahan untuk disucikan oleh Firman pengajaran sehingga bisa menerima jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus dari Tuhan. Dalam penggembalaan tidak semua mau disucikan, ada penyelusup di situ. Dari 12 murid, ada Yudas yang tidak mau disucikan sehingga kehilangan pakaian pelayanan.
Kalau sudah dipilih, punya jabatan pelayanan, jangan pernah dilepaskan! Yang sudah melepaskan ayo kembali. Kalau di dunia ada istilah pemutihan. Sekarang juga ada pemutihan, apapun dosa kita akui, selesaikan, terima penyucian, kembali pada jabatan pelayanan, jangan dilepaskan jabatan pelayanan.
Hati-hati penyembahan ini berkaitan erat dengan pakaian. Yudas tidak dibawa naik ke gunung penyembahan, makanya dia tinggalkan jabatan pelayanan, dia tinggalkan Yesus dan binasa selamanya. Petrus dibawa naik gunung penyembahan, tetapi tidur! Kadang kita menyembah tetapi tidak naik penyembahan kita. Petrus hampir kehilangan pakaian pelayanan, hampir kembali menjadi penjala ikan.
Kaum muda banyaklah menyembah Tuhan, jangan kering! Kalau penyembahannya kering, jabatan pelayanannya mudah terlepas, mudah kehilangan pakaian pelayanan. Seperti Petrus berkata aku mau pergi menangkap ikan, murid-murid yang lain berkata kami ikut. Dan disebut dia telanjang, tidak punya pakaian. Tetapi syukur mendapat kemurahan, bisa kembali, tidak kehilangan pakaian untuk selamanya.
Jangan malas menyembah, tidak mau menyembah. Juga jangan tidur dalam penyembahan. Biarlah penyembahan kita naik ke hadirat Tuhan.
Jubah Yesus disebut tidak berjahit. Artinya jabatan pelayanan itu langsung dari Tuhan, tidak ada campur tangan manusia! Makanya saya tidak berani tunjuk-tunjuk orang, kamu melayani ini, saya cuma mengarahkan. Biarlah jabatan itu murni dari Tuhan. Ingat yang sudah isi formulir untuk menjadi imam-imam, pikir-pikir kembali, jangan ada campur tangan manusia. Biar semua murni dari Tuhan, pekerjaan Firman.
Apalagi yang mau menjadi hamba Tuhan sepenuh. Jangan paksa-paksa anak jadi hamba Tuhan sepenuh. Biarlah dorongan Firman, murni dari Tuhan, tidak ada campur tangan manusia. Kalau manusia yang angkat, manusia yang dorong, tidak akan bertahan lama! Makanya dulu ketika papa mama dorong-dorong ‘eh ngana so di Malang, di tempat sekolah Alkitab, maso jo Lempinel’ saya tidak mau. Sangking setiap kali ketemu itu yang dibilang-bilang, supaya mereka diam saya bicara kalau semua jadi pendeta, siapa jadi jemaat! Saya tidak mau! Tetapi oleh dorongan Firman, panggilan itu makin kuat ketika sudah angkatan 29 di Malang. Akhirnya saya mau menyerahkan diri melayani, saya masuk angkatan 30. Mungkin di sini ada yang didorong oleh Firman, biarlah murni oleh Firman, bukan campur tangan manusia.
Jubah itu 1 tenunan. Artinya kalau jabatan itu murni dari Tuhan, pasti mengarah pada satu Tubuh Kristus yang sempurna. Saya jadi anggota Zangkoor melayani Tuhan untuk menjadi satu Tubuh Kristus. Bukan jadi pemecah belah di situ! Saya jadi gembala untuk mengarah menjadi satu Tubuh Kristus. Kadang justru gembala-gembala ini yang jadi pemecah belah! Tadi saya dengar dalam ibadah persekutuan di Medan, datang persekutuan datang bergosip! Diam semua, biarlah hanya membicarakan Firman.
Selalu ingat, saya melayani untuk menjadi satu Tubuh Kristus. Jadi kita ada dalam pelayanan untuk menjadi satu Tubuh Kristus, tidak usah tengkar-tengkar. Apalagi kita mau melayani pekerjaan Tuhan yang besar, jaga hati, jaga mulut. Menghadapi tamu-tamu tidak semua yang sesuai harapan kita. Apalagi yang baru ikut dalam pengajaran, dengan sikap-sikap mereka kita jaga hati saja, jaga mulut. Kadang kita temukan yang rewel-rewel, kita layani saja dengan kerendahan hati, dengan hati yang lembut.
Jaga pakaian jangan telanjang. Makanya menghadapi ibadah persekutuan yang akan digelar kita banyak menyembah, kita jaga pakaian. Sebab kita tidak mampu, ini pekerjaan yang besar, bukan pekerjaan manusia. Sedangkan pekerjaan manusia sudah dikoordinir dengan baik, masih ditemukan kekurangan sana sini. Apalagi ini pekerjaan Tuhan, tidak bisa dengan kekuatan daging. Hanya dengan penyembahan.
3. Ada kemuliaan = kita memiliki pakaian kemuliaan yaitu diubahkan dari manusia daging menjadi manusia rohani sampai menjadi segambar dengan Allah. Manusia pertama yang segambar dengan Allah disebut telanjang tetapi tidak malu. Itulah pakaian kemuliaan. Setiap kita menyembah Tuhan semakin diubahkan. Semakin bertekun dalam penyembahan, semakin diubahkan. Terus dibaharui dari manusia daging menjadi manusia rohani, dari kemuliaan kepada kemuliaan yang lebih besar. Terus diubahkan sampai kita memiliki pakaian kemuliaan, pakaian putih berkilau-kilau! Kita siap sedia menyambut kedatangan Yesus. Dia datang kepada kita bukan sebagai pencuri tetapi sebagai Raja segala raja, datang sebagai Mempelai Pria Sorga dalam kemuliaan.
Apa yang diubahkan? Kita belajar dari Musa, Elia dan Petrus. Yang diubahkan terutama hati, hati yang berputus asa. Musa pernah putus asa, Elia pernah putus asa sampai minta mati, Petrus juga pernah putus asa. 3 tokoh yang hebat dalam Alkitab tetapi mereka sempat putus asa. Kalau menanti Tuhan dengan hati putus asa, tidak akan kuat, tidak akan berhasil menyambut Yesus.
a) Musa ikut berputus asa bersama orang Israel.
Keluaran 6:8-11
6:8 Lalu Musa mengatakan demikian kepada orang Israel, tetapi mereka tidak mendengarkan Musa karena mereka putus asa dan karena perbudakan yang berat itu.
6:9 Kemudian TUHAN berfirman kepada Musa:
6:10 "Pergilah menghadap, katakanlah kepada Firaun, raja Mesir, bahwa ia harus membiarkan orang Israel pergi dari negerinya."
6:11 Tetapi Musa berkata di hadapan TUHAN: "Orang Israel sendiri tidak mendengarkan aku, bagaimanakah mungkin Firaun akan mendengarkan aku, aku seorang yang tidak petah lidahnya!"
Ada 2 hal yang menimbulkan putus asa:
1) Putus asa karena besarnya pencobaan, beratnya pergumulan, beratnya tantangan. Kadang ketika jemaat menghadapi pergumulan, gembala ikut putus asa juga.
Biarlah kita hanya menyembah Tuhan supaya hati yang putus asa diubahkan, jangan pernah menyerah.
2) Musa mengaku tidak petah lidah, tidak pandai bicara. Kadang kita putus asa karena kelemahan kita secara pribadi. Dalam melayani kita temukan kelemahan kita sampai putus asa. Mau menyanyi sol dengan la tidak tahu bedakan, sudah putus asa ‘kalau begitu berhenti melayani’ jangan! Kelemahan pribadi bukan untuk dipertahankan, kita serahkan pada Tuhan biar Tuhan yang tolong. Kesetian kita dalam pelayanan mengatasi kekurangan-kekurangan kita. Kalau menghadapi kekurangan dan kelemahan, kesetiaan ditingkatkan supaya Tuhan menolong.
b) Elia sudah dipakai Tuhan luar biasa. Menghadapi ratusan nabi baal, ratusan nabi asyera dia menang. Tetapi dia putus asa menghadapi 1 orang perempuan sampai minta mati!
I Raja-raja 19:1-4
19:1 Ketika Ahab memberitahukan kepada Izebel segala yang dilakukan Elia dan perihal Elia membunuh semua nabi itu dengan pedang,
19:2 maka Izebel menyuruh seorang suruhan mengatakan kepada Elia: "Beginilah kiranya para allah menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika besok kira-kira pada waktu ini aku tidak membuat nyawamu sama seperti nyawa salah seorang dari mereka itu."
19:3 Maka takutlah ia, lalu bangkit dan pergi menyelamatkan nyawanya; dan setelah sampai ke Bersyeba, yang termasuk wilayah Yehuda, ia meninggalkan bujangnya di sana.
19:4 Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati, katanya: "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku."
Putus asa Elia ini menghadapi 2 hal. Bagi kita sekarang:
1) Menghadapi beratnya pelayanan. Tantangan yang di hadapi Elia dalam pelayanan begitu berat, antara hidup dan mati.
2) Menghadapi beratnya pergumulan dalam nikah.
Elia menghadapi Izebel yang mau tampil. Keputusasaan ini seringkali menghadapi nikah yang terbalik, isteri yang mau tampil. Termasuk nikah yang tidak wajar.
c) Petrus putus asa ketika ditinggal mati Yesus, akhirnya kembali menjadi penjala ikan.
Yohanes 21:3,7
21:3 Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.
21:7 Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: "Itu Tuhan." Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau.
Apa keputusasaan Petrus?
1) Yesus mengatakan murid-muridNya adalah sahabatnya. Seringkali kita putus asa ketika merasa ditinggal oleh sesama. Apalagi kami hamba Tuhan, ditinggal oleh rekan kerja, dulu sama-sama melayani, sekarang membelakangi, bisa putus asa. Termasuk ditinggal mati oleh sesama. Seperti Petrus ditinggal mati oleh Yesus. Ditinggal mati oleh isteri, oleh suami, oleh jemaat, oleh gembala. Kadang kita merasa putus asa.
2) Putus asa karena merasa ditinggalkan Tuhan. Kenapa masalahku tidak selesai-selesai, adakah Tuhan? Mulai putus asa.
Ketika mulai putus asa, naikan doa penyembahan. Orang yang putus asa bagaikan sumbu yang pudar, sebentar lagi padam. Bagaikan buluh yang terkulai, sebentar lagi patah.
Matius 12:20-21
12:20 Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang.
12:21 Dan pada-Nyalah bangsa-bangsa akan berharap."
Kalau putus asa itu sumbu yang pudar, buluh yang terkulai, hampir putus! Tetapi dengan kita percaya dan berharap kepada Tuhan, kita naikan doa penyembahan, Tuhan sanggup memulihkan semuanya.
Masalah apa yang dihadapi? Masalah pelayanan, kelemahan pribadi, pencobaan yang kian berat, masalah nikah buah nikah, ditinggal sendiri, ditinggal oleh orang terkasih, merasa seperti ditinggal Tuhan, masalah tidak selesai-selesai, hanya menyembah Tuhan.
Keluarga Betania sempat putus asa, Maria dan Marta menghadapi Lazarus yang mati. Tetapi dengan Maria mau tersungkur di kaki Tuhan menyembah, Yesus dengan kuasa kebangkitanNya membangkitkan Lazarus. Apa yang sudah mati, sudah busuk, sudah hancur dalam kehidupan kita, nikah, pelayanan, masa depan dan lain sebagainya, tersungkur menyembah Tuhan, percaya dan mempercayakan hidup sepenuh kepada Tuhan. Kemuliaan Tuhan sanggup menghapus kemustahilan.
Yohanes 11:39-40,43
11:39 Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati."
11:40 Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?"
11:43 Dan sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras: "Lazarus, marilah ke luar!"
Hati menyembah, hati percaya, mujizat Tuhan pasti terjadi. Baik mujizat jasmani, terlebih mujizat rohani kita diubahkan sampai sempurna. Hati yang putus asa menjadi hati yang percaya, tidak pernah menyerah! Tuhan tidak pernah janji langit selalu biru, jalan selalu rata, tetapi Tuhan berjanji Dia menyertai, Tuhan berjanji menolong kita pada waktunya.
Tuhan Yesus memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar