20250705

Kebaktian Doa Puasa Sesi 2, Sabtu 5 Juli 2025 Pdt. Handri Otniel Legontu

 


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Kita mempelajari tentang meja roti sajian, kita bahas tentang alat-alat yang mendukung meja roti sajian.

Keluaran 25:29

25:29 Haruslah engkau membuat pinggannya, cawannya, kendinya dan pialanya, yang dipakai untuk persembahan curahan; haruslah engkau membuat semuanya itu dari emas murni.

 

Kita sudah belajar tentang pinggan dan cawan, sekarang kita belajar tentang kendi piala untuk persembahan curahan. Pengertian korban curahan artinya penyerahan diri sepenuh kepada Tuhan. Dicurahkan berarti tidak ada yang bisa menahan, kita betul berserah sepenuh kepada Tuhan. Ini hasil persekutuan kita dengan Firman, kita digarap oleh Firman, kita disucikan sehingga kita bisa menyerah sepenuh kepada Tuhan.

 

Ada 2 hal yang diperhatikan dalam korban curahan:

Pertama memusatkan perhatian kepada Tuhan. Inilah kehidupan yang menyerah sepenuh kepada Tuhan.

I Korintus 7:32-34

7:32 Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang yang tidak beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan, bagaimana Tuhan berkenan kepadanya.

7:33 Orang yang beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan isterinya,

7:34 dan dengan demikian perhatiannya terbagi-bagi. Perempuan yang tidak bersuami dan anak-anak gadis memusatkan perhatian mereka pada perkara Tuhan, supaya tubuh dan jiwa mereka kudus. Tetapi perempuan yang bersuami memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan suaminya.

 

Kita memusatkan perhatian kita pada perkara Tuhan. Tujuannya supaya kita bisa hidup kudus dan berkenan kepada Tuhan. Perempuan yang sudah bersuami atau seseorang yang sudah menikah perhatiannya terbagi-bagi. Tetapi yang belum menikah dia bisa langsung memusatkan perhatian kepada Tuhan. Bukan berarti kita tidak usah menikah. Yang menikah harus berjuang untk memusatkan perhatian kepada perkara Tuhan. Tetapi jangan lupa kalau sudah menikah ada pasangan yang harus diperhatikan. Kalau Tuhan karuniakan anak, ada anak yang harus diperhatikan. Jadi memang perhatiannya terbagi-bagi. Ini suatu perjuangan untuk memusatkan perhatian pada perkara Tuhan. Yang belum menikah betul-betul bebas memusatkan perhatian pada perkara Tuhan.

 

Sebab itu kaum muda yang belum menikah nikmati masa mudanya. Bagaimana menikmatinya? Pusatkan perhatian pada perkara Tuhan. Kalau nanti Tuhan panggil untuk menikah, sudah terbiasa memusatkan perhatian untuk perkara Tuhan, tidak bingung lagi.

 

Ada yang dipanggil untuk menikah ada yang dipanggil tidak menikah. Justru yang tidak menikah ini rohaninya yang paling tinggi karena dia langsung memusatkan perhatian kepada Tuhan.

 

Praktek memusatkan perhatian pada perkara Tuhan:

Lukas 8:18

8:18 Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya."

 

Prakteknya yaitu memperhatikan Firman. Perhatikan apa yang kita dengar dan bagaimana cara kita mendengar. Yang kita dengar harus Firman pengajaran yang benar, jangan mendengar yang lain, apalagi mendengar yang tidak sesuai dengan Alkitab, jauhi dan hindari itu! Cara mendengarnya seperti memperhatikan pelita yang menyala di tempat yang gelap.

II Petrus 1:19

1:19 Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.

 

Perhatikan pelita yang menyala di tempat yang gelap. Artinya mendengar Firman Tuhan dengan suatu kebutuhan, tidak bisa ditukar dengan apapun. Kalau ruangan ini tiba-tiba gelap lalu kita punya uang banyak, punya perhiasan, itu tidak diperhatikan. Tetapi begitu ada pelita dinyalakan, semua mata tertuju di situ, begitulah kita mendengar Firman dengan suatu kebutuhan. Kalau mendengar Firman dengan suatu kebutuhan pasti bisa mengerti, percaya, yakin menjadi iman di dalam hati dan mempraktekan Firman Tuhan.

 

Maka hasilnya bintang timur terbit bersinar di hati. Artinya cahaya kemuliaan Yesus menerangi hati kita yang semakin besar, semakin besar, sampai kita menjadi terang dunia, mempelai wanita Tuhan.

 

Ada 3 peningkatan cahaya Firman Tuhan.

1.      Cahaya pelita. Artinya dengan kita memperhatikan Firman sampai mempraktekan Firman maka kita menjadi cahaya pelita di dalam rumah tangga masing-masing. Baik dia sebagai suami, sebagai isteri maupun sebagai anak, menjadi terang, menjadi cahaya pelita dalam rumah tangga masing-masing.

Kolose 3:18-21

3:18 Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan.

3:19 Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.

3:20 Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan.

3:21 Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.

 

a)      Dimulai dari isteri, isteri yang menjadi cahaya pelita dalam rumah tangga adalah isteri yang tunduk. Kalau isteri adalah terang, maka suami yang gelap bisa diterangi, suami yang belum bertobat bisa dimenangkan.

I Petrus 3:1

3:1 Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya,

 

Dengan tunduk isteri bisa memenangkan suami yang tidak bertobat. Mungkin dia pintar masak, punya kedudukan dan kekayaan, tetapi kalau tidak tunduk itu pelita gelap, pelita padam. Makanya jangan heran semua dalam rumah tangga gelap. Suami gelap, bisa berselingkuh, bisa kasar, bisa macam-macam. Kalau gelap, berbenturan terus.

 

b)      Suami sebagai pelita adalah suami yang menjadi kepala, bisa mengasihi isteri seperti diri sendiri dan tidak kasar. Seringkali kasar lewat kata-kata, itu pelitanya mulai gelap. Apalagi kasar dengan perbuatan, itu pelita dipadamkan! Kalau kaum muda masa pacaran saja sudah kasar pada pacarnya, jangan menikah, nanti isterinya dia tendang-tendang! Kita semua berubah menjadi terang. Saya suami jasmani dan juga suami bayangan bagi jemaat untuk membawa jemaat pada suami yang sesungguhnya. Saya tidak boleh kasar, harus bisa mengasihi seperti diri sendiri.

 

c)      Anak sebagai pelita taat dan hormat kepada orang tua, ringankan beban orang tua.

Amsal 30:17

30:17 Mata yang mengolok-olok ayah, dan enggan mendengarkan ibu akan dipatuk gagak lembah dan dimakan anak rajawali.

 

Mata itu pelita tubuh. Jadi anak yang tidak taat, malah menyakiti hati orang tua, matanya dipatuh oleh gagak lembah. Artinya hidupnya gelap, masa depannya gelap. Belajar untuk taat dan hormat kepada orang tua.

 

d)      Orang tua menjadi pelita, prakteknya jangan menyakiti hati anak, jangan membuat hati anak tawar. Tawar bukan berarti tidak boleh menegur, tidak boleh marah. Kalau anak salah memang harus ditegur, dimarahi. Yang dimaksud jangan sakiti hati anak, jangan membuat hati anak tawar adalah memaksakan kehendak kita yang tidak sesuai Firman kepada anak atau turuti maunya anak yang tidak sesuai Firman. Itu membuat hati anak tawar, sakit hati. Bukan hanya kita memenuhi kebutuhannya yang jasmani, sekolahkan anak dan lain-lain. Kalau selalu disakiti hatinya, dibuat hatinya tawar, pelitanya padam, gelap!

 

e)      Ibu janda. Harus menjadi pelita dalam rumah tangga.

I Timotius 5:5

5:5 Sedangkan seorang janda yang benar-benar janda, yang ditinggalkan seorang diri, menaruh harapannya kepada Allah dan bertekun dalam permohonan dan doa siang malam.

 

Ibu janda yang menjadi pelita, dia bertekun di dalam doa. Mendoakan anak-anaknya, mendoakan gembalanya, mendoakan saudaranya.

 

Kalau semua ini ada maka rumah tangga itu punya cahaya pelita yang sanggup mengusir kegelapan yang mau menghancurkan nikah. Ada 2 kegelapan yang mau menghancurkan nikah.

a)      Kegelapan gantang.

Markus 4:21

4:21 Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian.

 

Kegelapan gantang ini kegelapan ekonomi, banyak rumah tangga yang hancur karena masalah ekonomi. Sampai ada yang tega jual anaknya atau tega jual isterinya karena masalah ekonomi.

 

Kegelapan gantang juga menunjuk dosa makan minum. Banyak rumah tangga hancur karena dosa makan minum, anak-anak hancur karena narkoba. Tidak sepenuhnya kita mempersalahkan anak, kita orang tua periksa diri juga. Bagaimana selama ini, anak itu nyaman dalam rumah atau tidak. Kita buat rumah tangga seperti barak militer, akhirnya anak tidak tahan, dia cari kenyamanan di luar malah ketemu dengan barang haram itu!

 

Kita hadirkan kehangatan kasih. Kalau ada pelita, ada terang, terang itu memberikan kehangatan kasih dalam rumah tangga masing-masing, supaya tidak mencari kehangatan di luar lewat berbuat dosa! Biasanya dosa makan minum, mabuk, narkoba. Ditanya kenapa mabuk? Karena stres menghadapi isteri di rumah. Bisa juga isteri yang mabuk karena stres menghadapi suami. Kalau suami isteri sama-sama mabuk berarti keduanya stres.

 

b)      Kegelapan tempat tidur, ini dosa percabulan. Mulai terjadi perselingkuhan dan lain-lain. Kenapa terjadi? Karena tidak terang. Suami tidak terang, isteri tidak terang, gelap-gelap akhirnya tabrak isteri orang, tabrak suami orang. Anak-anak mengalami kejatuhan karena tidak ada terang.

 

Kita harus bersekutu dengan terang Firman Tuhan sehingga kita menjadi cahaya pelita di dalam rumah tangga. Kalau sudah menjadi cahaya pelita kita akan meningkat.

 

2.      Menjadi cahaya bintang.

Daniel 12:3

12:3 Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.

 

Dalam rumah tangga dulu menjadi cahaya pelita, baru bisa menjadi cahaya bintang menerangi seluruh bumi. Kalau hanya cahaya pelita dibawa keluar rumah, hanya yang dekat-dekat saja yang terang. Tetapi kalau cahaya bintang semua terang. Artinya menjadi cahaya bintang adalah menjadi hamba Tuhan pelayan Tuhan yang dipakai memuliakan Tuhan. Jangan dulu melayani dalam penggembalaan kalau dalam nikah belum bisa melayani. Kita mau bawa terang apa kalau dalam rumah tangga masih gelap, tidak bisa! Makanya pelayanan kita tidak pernah jadi berkat, karena dalam rumah tangga gelap, mau melayani apa! Dalam penggembalaan saya secara khusus adalah gembala. Dalam rumah tangga gembala itu sendiri gelap, isteri selalu disakiti, anak-anak disakiti, lalu mau khotbah pancarkan terang, tidak akan bisa, tidak jadi berkat! Ayo jadi cahaya pelita dalam rumah tangga dulu baru jadi bintang yang bercahaya di luar.

 

Bintang yang bercahaya itu adalah orang yang bijaksana.

Matius 7:24-25

7:24 "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.

7:25 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.

 

Orang yang bijaksana adalah orang yang taat dan tahan uji, itulah bintang yang bercahaya. Kalau gembala taat dan tahan uji, dia adalah bintang yang bercahaya. Pelayan Tuhan taat dan tahan uji, dia jadi bintang yang bercahaya, pelayanan kita menjadi berkat. Semoga kita bisa mempraktekan Firman Tuhan. Sudah banyak Firman kita dengar, tinggal prakteknya. Biarlah kita menjadi bintang yang bercahaya.

 

Bisa diraba hamba Tuhan, pelayan Tuhan ini adalah kehidupan yang taat, bisa dilihat dari hidupnya sehari-hari. Bintang itu bergerak sesuai orbitnya. Jadi bisa diraba kehidupan ini taat, bisa dilihat hamba Tuhan pelayan Tuhan ini taat pada Firman yaitu tahu batas dalam pergaulan. Batas pergaulan kita adalah kemurnian dan kebenaran.

I Korintus 5:8

5:8 Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.

 

Kalau lingkungan sekitarnya hidup dalam dosa, jangan ikut-ikutan, harus ada batas! Apalagi hamba Tuhan, batas kemurnian ini harus jelas, kalau itu pergaulan ajaran palsu harus dihindari, harus ada batasnya! Di sekolah dan lingkungan pekerjaan harus ada batasnya. Apalagi itu bukan pasangan kita, isteri orang, suami orang, dijaga batasnya.

 

Kalau bisa menjadi bintang, tahu batas pergaulan, jadi kesaksian. Kita punya batas pergaulan maka kita bisa menuntun orang pada kebenaran, jadi kesaksian. Orang lihat dia tidak mau berbuat begini begitu yang tidak benar, itu sudah jadi kesaksian! Kalau punya batas kebenaran bisa menuntun orang pada kebenaran. Orang berdosa bisa dibawa kepada Yesus, terutama dibawa pada Firman pengajaran yang benar.

 

Hasilnya:

a)      Kita menjadi bintang bercahaya untuk selama-lamanya. Cahayanya bukan sebentar tetapi untuk selama-lamanya. Artinya kita tetap dipakai Tuhan sampai garis akhir, sampai kita masuk Yerusalem Baru.

b)      Masa depan kita terang. Apa yang akan terjadi di depan sudah Tuhan nyatakan kepada kita. Kita sudah tahu, kalau bersama dengan Tuhan pasti Tuhan jamin semuanya. Ada masa depan yang terang, masa depan yang indah.

Amsal 24:14

24:14 Ketahuilah, demikian hikmat untuk jiwamu: Jika engkau mendapatnya, maka ada masa depan, dan harapanmu tidak akan hilang.

 

Kaum muda kalau ada batas kebenaran dan kemurnian, ada masa depan yang indah Tuhan sediakan, masa depan yang berhasil, masa depan yang terang. Kita sebagai orang tua tidak usah ragu soal hari tua. Yang penting jadi bintang, ada Tuhan yang urus, ada cara Tuhan. Tidak usah takut.

 

3.      Menjadi cahaya bintang timur seperti Yesus = menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Yesus bintang timur gilang gemilang, kita juga bintang timur.

Wahyu 22:16

22:16 "Aku, Yesus, telah mengutus malaikat-Ku untuk memberi kesaksian tentang semuanya ini kepadamu bagi jemaat-jemaat. Aku adalah tunas, yaitu keturunan Daud, bintang timur yang gilang-gemilang."

 

Ini hasil kita memusatkan perhatian pada Firman, dalam rumah tangga kita menjadi terang, kemudian kita dipakai dalam penggembalaan menjadi terang bintang, dipakai membawa jiwa-jiwa datang kepada Tuhan. Sampai nanti memuncak menjadi cahaya bintang timur sama seperti Yesus, menjadi Mempelai wanita Tuhan. Jadi pekerjaan Firman pengajaran, pekerjaan Kabar Mempelai menyucikan dan mengubahkan kita sampai sama mulia dengan Yesus, sempurna seperti Yesus, kita layak masuk ke Yerusalem Baru. Yerusalem Baru itu kota terang.

 

Praktek memancarkan cahaya bintang timur, kita belajar dari kota Yerusalem Baru.

a)      Wahyu 21:9-11

21:9 Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba."

21:10 Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.

21:11 Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.

 

Praktek pertama seperti permata Yaspis. Yaspis artinya kerinduan menyala-nyala. Jadi menjadi seperti permata Yaspis artinya ada kerinduan menyala-nyala untuk beribadah melayani Tuhan. Tidak pernah padam dan pudar kerinduan menyala-nyala. Dulu sudah menyala-nyala, sekarang bagaimana? Harus lebih besar lagi. Semua oleh dorongan Firman, bukan dorongan daging. Kalau daging begitu dipuji menyala-nyala. Waktu dikritik menyala juga, menyala emosinya. Tetapi kalau pekerjaan Firman kerinduannya menyala-nyala, waktu dikritik diperbaiki lagi lebih baik, bukan malah marah. Dikasih masukan diterima. Pelayanan kita biarlah semakin berkenan kepada Tuhan, semakin menyala-nyala, tidak pernah kendor.

Roma 12:11

12:11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.

 

b)      Jernih seperti kristal artinya jujur, terutama jujur soal pengajaran. Kalau benar bilang benar dan pegang teguh, kalau salah hindari! Jujur soal nikah, jujur soal keuangan, pasti jujur dalam segala hal

 

Jadi, menjadi bintang timur yang bercahaya artinya setia menyala-nyala dan jujur. Memang sakit bagi daging, tetapi Yesus Imam Besar yang setia selalu menyertai kita.

Ibrani 2:17-18

2:17 Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.

2:18 Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.

 

Yesus Imam Besar yang setia, Dia menyertai kita, menyelesaikan segala dosa kita, mendamaikan segala dosa kita sehingga ada ketenangan dan damai sejahtera. Dosa selesai, Dia juga menyelesaikan segala masalah kita, menolong kita tepat pada waktunya. Ayo jadilah cahaya pelita, cahaya bintang, cahaya bintang timur maka Yesus Imam Besar menyertai kita sekalian. Dia selalu berdoa bagi kita, Dia selalu beserta sampai kita menjadi Tubuh Kristus yang sempurna, Mempelai Wanita Tuhan.

 

Mohon kepada Tuhan biar kita menjadi pelita mulai dari dalam rumah tangga. Saya suami yang masih sering kasar, tetapi saya rindu menjadi pelita. Yang penting dari kita ada kerinduan, ada kemauan maka Tuhan kasih kemauan. Dalam penggembalaan saya rindu menjadi bintang, dipakai Tuhan semuanya. Sampai kita menjadi bintang timur menjadi Mempelai Wanita Tuhan, masuk Yerusalem Baru kekal selamanya.

 

Tuhan Memberkati

 

 

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar