Salam
sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Yohanes 2:17-22
2:17 Maka
teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu
menghanguskan Aku."
2:18 Orang-orang
Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan
kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?"
2:19 Jawab Yesus
kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan
mendirikannya kembali."
2:20 Lalu kata
orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait
Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?"
2:21 Tetapi yang
dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri.
2:22 Kemudian,
sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh
murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan mereka pun percayalah
akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus.
Kemurahan
Tuhan kita masih ada dan kemurahan Tuhan juga kita mendapat pelayanan Tuhan
yang hari-hari terakhir ini patut kita syukuri. Alkitab mengatakan bahwa ini
adalah zaman Efesus 1:8 yaitu atas kerelaan hati Tuhanlah sehingga rahasia Firman
dibukakan.
Efesus 1:8-9
1:8 yang
dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian.
1:9 Sebab Ia
telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana
kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di
dalam Kristus
Kalau
rahasia Firman dibukakan berarti kita dipersiapkan atau didorong masuk dalam kegenapan waktu
pertemuan kepala dan tubuh. Tuhan membukakan rahasia Firman di mana rahasia
Firman itu ada dua ujung tombak yaitu terbangunnya Tubuh Kristus yang disebut Mempelai
Wanita Tuhan berarti rahasia nikah dan yang kedua adalah rahasia ibadah.
Kalau
kita melihat dalam bacaan ini ada imam-imam yang dipercaya oleh Tuhan untuk menyelenggarakan
kebaktian. Berarti mereka ini harus dipercaya oleh Tuhan rahasia Firman karena
mereka menyelenggarakan ibadah. Tetapi kalau kita lihat di sini justru mereka
lari dari panggilan mereka sebagai imam. Itu sebabnya mereka tidak mengerti
rahasia Firman, padahal mereka adalah penyelenggara-penyelenggara kebaktian.
Itulah tugas imam.
Seorang
penyelenggara kebaktian, untuk masa
kita sekarang harus ada Efesus 1:8-9 dan I Korintus 4:1-2.
I Korintus 4:1-2
4:1 Demikianlah
hendaknya orang memandang kami: sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya
dipercayakan rahasia Allah.
4:2 Yang
akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka
ternyata dapat dipercayai.
Dialah
pusat dalam gerakan ibadah umat Tuhan. Kalau kami hamba Tuhan tidak mengerti
panggilan sebagai menyelenggarakan ibadah, apa yang mau diharapkan. Imam-imam
ini dalam Yohanes pasal 2, menentang Yesus. Coba bayangkan, sumber dari segala
sesuatu mereka tentang.
Ulangan 18:5,7
18:5 Sebab
dialah yang dipilih oleh TUHAN, Allahmu, dari segala sukumu, supaya ia
senantiasa melayani TUHAN dan menyelenggarakan kebaktian demi nama-Nya, ia dan
anak-anaknya.
18:7 dan
menyelenggarakan kebaktian demi nama TUHAN, Allahnya, sama seperti semua
saudaranya, orang-orang Lewi, yang melayani TUHAN di sana,
Ini
penyelenggara ibadah. Status untuk zaman kita sekarang ini adalah
pendeta-pendeta, lebih dalam lagi gembala-gembala. Kalau gembala sudah
meninggalkan panggilan, bagaimana lagi Tuhan mau mempercayakan kepadanya rahasia
Firman. Kalau gembala sudah salah tahbisan, bagaimana Tuhan mau mempercayakan
diriNya kepada mereka.
Ulangan 21:5
21:5 Imam-imam
bani Lewi haruslah tampil ke depan, sebab merekalah yang dipilih TUHAN,
Allahmu, untuk melayani Dia dan untuk memberi berkat demi nama TUHAN; menurut
putusan merekalah setiap perkara dan setiap hal luka-melukai harus
diselesaikan.
Ditekankan
oleh Firman bahwa mereka ini penentu. Kalau kami pelayan-pelayan tidak memahami
bahwa ada kepercayaan Tuhan di dalam kami bahwa kami adalah penentu, itu
bahaya. Kalau kami lari dari panggilan, lari dari tahbisan, yang rugi bukan
cuma hamba Tuhan itu tetapi juga jemaat yang dirugikan. Kitakan beribadah bukan
untuk mencari kerugian.
I Timotius 6:6
6:6 Memang
ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.
Dalam
ibadah itu ada keuntungan besar. Kalau saya membawa kerugian kepada saudara
maka saya rugi, saudara juga rugi. Berarti kita beribadah bersama tetapi tidak
mendapatkan untung besar. Ibadah itu bukan hanya sekedar menjalankan prosesi
ibadah, tidak hanya sedangkal itu. Tetapi ibadah pelayanan kami hamba-hamba
Tuhan, dalam Ulangan 21:5 disebutkan sebagai pemberi berkat dan penentu dalam
hal luka melukai. Jadi bagaimana membebat luka, bagaimana memberikan
penyembuhan dalam pengertian kesempurnaan tubuh. Kalau di sini kami hamba Tuhan
sudah salah langkah maka hancurlah saya, kasihan isteri serta anak cucu saya
dan kasihan sidang jemaat.
Yesus
dalam Yohanes 2:17 kita lihat karena gairah akan rumahNya maka Dia rela hangus.
Apa maknanya di sini? Demi terbangunnya BaitNya, Dia rela menjadi korban yang berbau
harum.
Yohanes 2:17
2:17 Maka
teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu
menghanguskan Aku."
Hangus
di sini bukan berbau busuk. Semua korban di atas mezbah korban bakaran, itu
semua berbau harum. Yesus rela menjadi korban, demi rumahNya, demi baitNya.
Imamat 1:9,13,17
1:9 Tetapi isi
perutnya dan betisnya haruslah dibasuh dengan air dan seluruhnya itu harus
dibakar oleh imam di atas mezbah sebagai korban bakaran, sebagai korban
api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN.
1:13 Isi perut
dan betisnya haruslah dibasuhnya dengan air, dan seluruhnya itu haruslah
dipersembahkan oleh imam dan dibakar di atas mezbah: itulah korban bakaran,
suatu korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN.
1:17 Dan ia
harus mencabik burung itu pada pangkal sayapnya, tetapi tidak sampai terpisah;
lalu imam harus membakarnya di atas mezbah, di atas kayu yang sedang terbakar;
itulah korban bakaran, suatu korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi
TUHAN."
Karena
gairah akan rumahNya, karena cinta akan kita maka Dia rela jadi korban berbau
harum di mezbah korban bakaran. Dulu di mezbah korban bakaran yang
dipersembahkan binatang sungguhan. Tetapi di mezbah korban bakaran miliknya
Tuhan yaitu salib, yang dipersembahkan adalah Yesus, Anak Domba yang telah
dipersiapkan oleh Bapa Sorgawi.
Tujuan
Yesus rela hangus karena gairah akan rumahNya. Kemudian Dia datang secara fisik
kepada rumahNya secara fisik tetapi apa yang Dia dambakan tidak terpenuhi.
Segala korban tadi ditangani oleh imam, ternyata imam yang berkerja di sana
sudah keluar dari panggilan. Imam atau hamba Tuhan atau pendeta-pendeta yang
berkepentingan menyelenggarakan ibadah supaya ada korban yang berbau harum menyenangkan
Tuhan, itu sudah disalahgunakan.
Korban
itu dari tiga macam hewan tadi yaitu lembu, domba dan burung, itu semua
menunjuk pribadi Yesus.
Efesus 5:2
5:2 dan hiduplah
di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan
diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.
Kalau
lembu, domba dan merpati itu harum, maka lebih lagi korban Kristus yang berbau
harum. Kemudian tampillah Bait Allah yang rohani oleh karena Korban Kristus.
Kita disebut Bait Allah yang rohani karena ada korbanNya yang berbau harum
yaitu Yesus. Jadi yang berperkara di sini adalah pemilik baitNya dan baitNya
adalah kita. Kita lihat apakah ada masalah yang terangkat di sini? Dia ingin
menyelesaikan dan membereskan karena kita adalah baitNya, kita adalah umatNya.
Karena kita adalah baitNya maka kalau ada masalah, Dia akan berperkara.
Bagaimana
jalan keluar penyelesaian perkara rumahNya
ini. Jangan berkata kalau kita tidak ada perkara
dengan Tuhan. Tetapi kita harus mengaku bahwa kita ada perkara, ada yang tidak
beres dengan Tuhan. Solusinya tidak rumit, ada jalan keluar yang Tuhan
tunjukkan kepada kita.
Ibrani 3:2-6
3:2 yang setia
kepada Dia yang telah menetapkan-Nya, sebagaimana Musa pun setia dalam segenap
rumah-Nya.
3:3 Sebab Ia
dipandang layak mendapat kemuliaan lebih besar dari pada Musa, sama seperti
ahli bangunan lebih dihormati dari pada rumah yang dibangunnya.
3:4 Sebab setiap
rumah dibangun oleh seorang ahli bangunan, tetapi ahli bangunan segala sesuatu
ialah Allah.
3:5 Dan Musa
memang setia dalam segenap rumah Allah sebagai pelayan untuk memberi kesaksian
tentang apa yang akan diberitakan kemudian,
3:6 tetapi
Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita,
jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan
pengharapan yang kita megahkan.
Pertama
ada utusan yang namanya Musa yang lebih dahulu bersentuhan dengan rumahNya. Tetapi
Musa ini tidak bergerak sendiri. Ternyata ada ahli bangunan itulah Allah,
itulah Yesus itu sendiri, Pemilik rumah itu. Sebagai hamba Tuhan Musa harus
mengawas rumah itu dan dia mengawas dengan setia. Kemudian Yesus langsung
mengatakan bahwa Dia adalah ahli bangunan itu dan kita adalah bangunan itu. Musa sebagai hamba setia
pada bangunan. Yesus sebagai pemilik rumah setia dalam bekerja.
Rumah
yang dibangun secara fisik inilah
yang didapati Tuhan kotor dalam Yohanes pasal 2. Siapa penyebabnya? Pelayan
yang sudah tidak setia lagi. Sebab yang patut
kita pandang adalah rasul dan imam besar yaitu
Yesus.
Ibrani 3:1
3:1 Sebab itu,
hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi,
pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus,
Imam
yang penyebab kotor ini harus memandang kepada Rasul, Rasul di sini adalah
Yesus sendiri. Dalam bahasa aslinya disebut Apostolos
artinya duta sorga. Ini yang harus kita pandang. Melihat dan memandang itu
ada sedikit perbedaannya. Kalau melihat itu hanya sambil lalu, kalau memandang
maka apa yang kita lihat itu kita pindahkan dalam hati.
Jadi
memandang Rasul atau duta sorga, itu berarti kita pindahkan Yesus dalam hati.
Karena hubungannya dengan Rasul berarti kita pindahkan Firman pengajaran dalam
hati, karena rasul tidak bisa lepas dengan Firman pengajaran. Miliki dan rangkul
itu pengajaran, jangan dilepas. Itu cara dari Sorga untuk menjaga jangan salah mulai dari Musa atau hamba Tuhan
agar jangan tidak setia.
Yohanes 3:31
3:31 Siapa yang
datang dari atas adalah di atas semuanya; siapa yang berasal dari bumi,
termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yang datang dari
sorga adalah di atas semuanya.
Inilah
Apostolos. Memandang Yesus sebagai
Rasul berarti memandang firman pengajaran itu datang dari atas dan itu di atas
semuanya. Kalau memandang Yesus sebagai Rasul berarti kita menempatkan Firman
pengajaran itu di atas semuanya. Jangan kita entengkan ini. Bagaimana supaya
Firman pengajaran itu bisa terungkap rahasianya, itu ditentukan dari tahbisan imam,
dia dipercaya atau tidak.
Mengapa
Firman pengajaran itu di atas semuanya? Sebab Firman pengajaran itu dari Bapa
untuk membentuk kita, kemudian kita dibawa kepada Dia yang datang dari atas.
Yohanes 6:44-45
6:44 Tidak ada
seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa
yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.
6:45 Ada
tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap
orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku.
Untuk
datang kepada Yang dari atas maka kita harus menerima yang dari atas dalam
bentuk Firman pengajaran. Kalau Firman pengajaran sedikit saja kita pandang
miring, kurang atau tidak kita hargai maka itu bahaya. Di mana tanda tidak
menghargai Firman pengajaran? Terlalu banyak alpa dalam ibadah.
Kalau
dalam ibadah ada curahan Firman pengajaran kemudian Firman pengajaran ini kita
nikmati maka kita akan digarap untuk dibawa kepada Dia yang datang dari atas,
itulah Yesus. Jadi sebelum kita bertemu dengan Pribadi Yesus secara nyata, maka
sekarang harus kita praktekkan bertemu Yesus dalam bentuk Firman pengajaran yang
datang dari atas. Itu kita pandang, pindahkan dalam hati maka Firman itu
menggarap kehidupan kita. Orang-orang seperti itu yang akan dibawa Allah Bapa
kepada Yesus “inilah isteriNya Tuhan Yesus”.
Setelah
rusuk Adam diambil, Tuhan membangun Hawa lalu Tuhan yang membawa Hawa kepada
Adam “inilah isteriMu”. Seperti itulah kita sekarang. Dengan dibentuknya rusuk
tadi, itu sama dengan kita sedang dijamah dengan Firman pengajaran. Setelah
kita dibangun menjadi Mempelai Wanita Tuhan maka Bapa membawa kepada Yesus
“AnakKu, ini isteriMu”.
Jangan
sampai nanti kita menangis karena tidak dibawa oleh Bapa kepada Yesus. Kenapa
bisa terjadi? Itu bukan karena salahnya Bapa tetapi karena orang itu sendiri
yang menjauh dari tempat di mana dia harus dibangun
dan dibentuk lewat Firman pengajaran. Ini
jangan sampai terjadi di dalam kehidupan kita.
Imam-imam
dalam Yohanes pasal 2 ini sudah menyeleweng, tidak memandang lagi Yesus sebagai
Rasul. Jabatan kedua yang harus dilihat adalah Imam Besar. Jadi satu pribadi
tampil dalam dua sisi, sisi pertama sebagai rasul dan sisi kedua sebagai Imam
Besar. Imam Besar ini langsung mengepalai kebaktian. Jadi Dia adalah pemimpin
langsung bersama para penyelenggara kebaktian di dalam ibadah-ibadah yang kita
gelar.
Kalau
Imam Besar itu ada maka akan terjadi pekerjaan pendamaian dalam diri kita.
Ibrani 7:25
7:25 Karena itu
Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang
kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.
Jadi
Imam Besar ini adalah Pengantara, Jurusyafaat, Pendamai. Dia Kepala dari para
penyelenggara kebaktian. Kalau saya sebagai penyelenggara kebaktian, harus taat kepada Kepala yaitu Imam
Besar yang adalah kepala penyelenggara kebaktian. Jika saya tampil berseberangan dengan
citra pelayanan Imam Besar maka saya salah besar.
Ketika ada yang berselisih,
saya harus tampil di tengah, tidak boleh berpihak. Itulah orang yang menjadi
pengantara, itulah orang yang ada di bawah pimpinan Imam Besar sebagai
pengantara, sebagai penyelenggara kebaktian.
Ketika
kita menemukan dalam kehidupan sidang jemaat atau dalam nikah dua sejoli yang
berseberangan, kita harus tampil di tengah. Kita harus membawa pendamaian.
Bukan kita menarik orang supaya berpihak kepada kita. Yang benar berpihak kepada pengajaran yang sehat.
Kalau berpihak kepada saya sementara pengajaran saya salah maka nanti kita
salah semua.
Ibrani
3:2 langsung bicara tentang rumah. Ayat 6 menunjukkan bahwa kita adalah
rumahNya.
Ibrani 3:6
3:6 tetapi
Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita,
jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan
pengharapan yang kita megahkan.
Itu
sebabnya dalam ibadah kita harus mengundang
Imam Besar dan Imam Besar ini kita rasakan hadiratNya
lewat penampilan Firman. Dia juga adalah Rasul. Rasul ini hubungannya dengan Firman pengajaran.
Kisah Para Rasul 2:46
2:46 Dengan
bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah.
Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan
bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,
Ketika
ada permasalahan antara si A dan si B, apakah saya tampil sebagai pendamai atau
berpihak pada si A atau si B? Kalau saya berpihak berarti saya sudah salah
panggilan, berarti telah
meninggalkan citra panggilan sorgawi.
Ketika
Tuhan melihat fungsi rumahNya diselewengkan dan sudah
dikotori oleh penyelenggara kebaktian, maka Tuhan marah. Tetapi ketika Tuhan bertindak maka
imam-imam yang seharusnya menjaga kesucian
rumah Tuhan malah marah. Mereka berkata “apa bukti bahwa engkau
berhak bertindak seperti ini”. Mengapa mereka berkata seperti itu? Di sini
mereka tahu yang bertanggung jawab untuk kebersihan rumah Tuhan adalah orang
Lewi sedangkan Yesus dari suku Yehuda. Dengan kata lain mereka berkata “jangan
ikut campur, itu bukan urusanMu, itu urusan kami, kami ini imam”. Mereka ini
mengaku imam tetapi mereka tidak melakukan tugasnya. Yesus tidak mau berdebat.
Artinya
mereka tahu tugasnya tetapi tidak mau melakukan tugasnya. Yesus paham benar fungsi bait Allah itu sudah disalahgunakan,
sudah menjijikkan, sehingga Yesus bertindak. Ini
templakan bagi mereka. Mereka tahu Firman tetapi tidak berbuat seperti Firman.
Kadang
orang yang kita anggap tidak tahu malah dia lebih tahu dari pada orang yang
kita anggap tahu! Mereka berteriak “panggilan kami sebagai imam” tetapi mereka
tidak melaksanakan panggilannya. Ada orang yang tidak tahu tetapi dia
melaksanakan panggilannya. Dulu ini
terjadi dan hari-hari terakhir ini lebih hebat lagi.
Kalau
melihat waktu, kita sudah mepet waktu. Jadi wajar Tuhan menyatakan. Kalau tidak
dinyatakan kepada kita maka kita bisa terjerat dengan imam-imam yang tahu
Firman tetapi tidak melaksanakan Firman.
Yohanes 2:19
2:19 Jawab Yesus
kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan
mendirikannya kembali."
Tanda
dari penyelenggara kebaktian yang secara teori mereka
tahu tetapi mereka tidak melaksanakan, maka Yesus
harus merubah citra, harus mengadakan perombakan total. Yesus tidak mengatakan
“Aku akan merombak Bait Allah ini dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya
kembali”. Yang disuruh
untuk
merombak adalah imam-imam. Jadi, yang harus
dirombak adalah tahbisan mereka, harus dibaharui
tahbisan mereka.
Yohanes 2:20
2:20 Lalu kata
orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait
Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?"
Angka
46 adalah angka Taurat, itu sama seperti 1500 angka Taurat/ waktu
torat berlaku.
Kalau
saudara melihat dua loh batu, ada 4 hukum pada loh batu pertama yang berisi
kasih kepada Tuhan dan 6 hukum pada loh batu kedua yang berisi kasih kepada
sesama. Andaikata mereka mengerti maksud Ilahi merombak Bait Allah ini. Kenapa
dirombak? Karena mereka hanya hadir di rumah Tuhan secara fisik tetapi rohani
mereka sudah tidak ada hubungan dengan sorga. Mereka hadiri di rumah Tuhan
secara fisik tetapi angka 4 sudah tidak ada lagi pada mereka. Lebih sial lagi
angka 6 tidak ada lagi pada mereka. 6 hukum adalah kasih kepada manusia.
Yang
paling menderita adalah kaum proselit yaitu orang kafir yang menganut agama
Yahudi. Coba bayangkan, misalnya mereka yang datang
dari Etiopia, berminggu-minggu membawa hewan korban yang tidak ada cacatnya
hanya untuk merayakan Paskah di Yerusalem. Kemudian sampai di Bait Allah malah
dikatakan korbannya cacat supaya mereka membeli lagi hewan korban di Bait Allah
dengan harga sangat mahal. Itulah yang paling disusahkan dan paling menderita.
Kalau penyelenggara kebaktian salah dalam melaksanakan pelayanan maka yang
paling menderita adalah bangsa
kafir (kaum proselit), bangsa yang dari jauh.
40
sebenarnya adalah angka penghabisan daging, suara daging tidak terdengar lagi. Angka
6 adalah angka manusia. Ternyata suara daging mereka tetap berkumandang bagaimana
cara untuk meraup keuntungan.
II Korintus 2:17
2:17 Sebab kami
tidak sama dengan banyak orang lain yang mencari keuntungan dari firman Allah.
Sebaliknya dalam Kristus kami berbicara sebagaimana mestinya dengan
maksud-maksud murni atas perintah Allah dan di hadapan-Nya.
Padahal
daging yang ada cap angka 6 itu harus diredam, harus dibendung suaranya, tidak
boleh lagi terdengar. Tidak berarti sekarang ini suara daging ini benar-benar sudah
habis, tetapi mestinya suara daging ini harus makin kecil volumenya.
Galatia 5:24
5:24 Barangsiapa
menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa
nafsu dan keinginannya.
Inilah
miliknya Kristus, ini Mempelai Wanita Tuhan. Bukan berarti sekarang ini sudah
tuntas tetap kita mengarah menuju ke sana. Kita sedang merasakan bagaimana kita
ini sebagai milik Kristus menyalibkan daging kita. Harus ada proses penyaliban
daging kita dengan segala hawa nafsu kedagingannya.
Galatia 5:25-26
5:25 Jikalau
kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,
5:26 dan
janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan saling
mendengki.
Ayat
26 ini yang sering bersuara dalam daging kita. Ayat 26 ini ditolong dengan
penampilan Yesus sebagai Imam Besar, ini yang menghancurkan. Dan sekaligus penampilan
Yesus sebagai Rasul yang tampil lewat Firman pengajaran, ini yang memusnahkan.
Kitalah
umat ketebusanNya. Semoga saudara dan saya menjadi bagian dari pembangunan
Tubuh Kristus, Yesus Mempelai Laki-laki Sorga dan saudara Mempelai Wanita
Sorga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar