Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan
Yesus Kristus.
Yeremia 3:16
3:16 Apabila pada masa itu kamu bertambah banyak dan
beranak cucu di negeri ini, demikianlah firman TUHAN, maka orang tidak lagi
akan berbicara tentang tabut perjanjian TUHAN. Itu tidak lagi akan timbul dalam
hati dan tidak lagi akan diingat orang; orang tidak lagi akan mencarinya atau
membuatnya kembali.
Satu
saat orang tidak lagi akan berbicara tentang tabut perjanjian dan itu tidak
akan timbul dalam hati dan tidak akan diingat orang. Apabila membaca ayat ini,
seakan-akan satu waktu tabut perjanjian tidak punya nilai lagi. Kalau ayat ini
kita terapkan menurut logika kita seperti itu, lalu mengapa dalam Wahyu 11:19
tabut perjanjian diperlihatkan di Sorga. Ini diperlihatkan kepada rasul Yohanes
di pulau Patmos, Dia melihat tabut itu ada di Sorga.
Wahyu 11:19
11:19 Maka terbukalah Bait Suci Allah yang di sorga,
dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu dan terjadilah
kilat dan deru guruh dan gempa bumi dan hujan es lebat.
Apa
yang dilihat oleh Yohanes ini, itulah yang akan terjadi di depan. Jadi isi dari
Yeremia 3:16 itu adalah Tuhan melihat kabar ini yaitu Kabar Mempelai dua
menjadi
satu. Sebab peti itu
dibuat dari kayu penaga yang disalut dengan emas lalu ditutup dengan tutup
pendamaian yang dibuat dari emas murni dengan ada dua kerubnya = dua jadi satu
(peti dan tutup peti).
Arti
ayat di atas adalah bahwa sekarang
ini adalah kesempatan bagi kita untuk mendengarkan kabar puncak ini, kabar dua
menjadi satu, kabar peti perjanjian yang disimpulkan menjadi Kabar Mempelai. Kalau
kesempatan yang Tuhan berikan tidak kita manfaatkan dan bahkan banyak orang yang mengabaikan,
melalaikan tidak serius, satu waktu Tuhan akan menutup hatinya, Tuhan tutup
perasaannya sehingga dia tidak lagi mendapatkan kesempatan untuk dua menjadi
satu. Orang itu akan hilang dari ingatan, akan hilang dari perhatian Tuhan.
Jadi bukan tabut yang hilang, tetapi orang yang tidak memperhatikan tabut itu
yang akan hilang dari perhatian Tuhan. Orang itu akan terbuang untuk
selama-lamanya.
Kita
masih mendapatkan berita yang disebut Kabar Mempelai yaitu kabar dua menjadi
satu yang puncaknya
gereja Tuhan menikah
dengan Kristus. Kalau gereja Tuhan sudah rampung menjadi Mempelai Wanita Tuhan
maka tidak akan terbit dalam hati dan muncul dalam pikiran tentang Kabar
Mempelai
sebab sudah menjadi nyata.
Jadi
kalau dalam diri kita sudah tidak ada sentuhan tentang dua menjadi satu di mana
gereja mau dibawa menjadi Mempelai Wanita Tuhan, sebaliknya menjadi risih mendengar Kabar Mempelai atau
tidak menanggapi, itu sudah alamat ditinggal oleh Tuhan.
Sore
ini kita akan melihat dulu bahasa Alkitab tentang tabut perjanjian ini agar
kita mengerti bahwa ini yang harus kita cari, harus kita buru, ini yang harus
kita gandrungi, Sebab hari-hari
ini banyak berita tetapi tidak bermuara pada tabut perjanjian. Bahkan pemberita justru melawan Kabar Mempelai,
kabar tabut perjanjian ini.
Ketika
bangsa Israel keluar dari Israel, kuasa tongkat membelah laut Kolsum. Tetapi
dari gunung sinai yang memimpin mereka bukan lagi tongkat tetapi tabut
perjanjian. Tabut perjanjian itu yang membelah sungai Yordan dan menghancurkan
Yerikho. Tabut ini juga yang dirampas oleh orang Filistin.
Seringkali
kita hanya terpusat pada tongkat, itulah injil keselamatan, tetapi kesempurnaan
tidak ditekankan dalam gereja. Tabut perjanjian yaitu berita dua menjadi satu, berita kesempurnaan harus menjadi berita utama dalam
pemberitaan Firman. Kalau ini tidak saudara pedulikan maka satu saat akan
dihapus oleh Tuhan dari saudara dan saudara tidak akan diingat-ingat lagi.
Sementara
berita ini dikumandangkan/
sementara membahana, sementara kabar mempelai yang membawa kita dua menjadi
satu ini disuarakan, mari kita membuka hati luas-luas untuk menyambut. Tanggapi
dengan serius sebab satu waktu berita ini tidak akan terbit lagi dalam hati.
Berarti sudah ditutup, tidak ada lagi kesempatan.
Banyak
hamba Tuhan haus dengan Kabar Mempelai, sebab kabar yang bisa menolong gereja
Tuhan hanya kabar tabut perjanjian. Ini puncak dari semua berita. Kalau ini
luput dari perhatian saudara maka itu
awal petaka dari kehidupan tersebut.
Kita
perhatian lebih dahulu bahasa Alkitab tentang tabut perjanjian ini.
1.
Keluaran 25:22
25:22
Dan di sanalah Aku akan bertemu dengan engkau dan dari atas tutup pendamaian
itu, dari antara kedua kerub yang di atas tabut
hukum itu, Aku akan berbicara dengan engkau tentang segala sesuatu yang
akan Kuperintahkan kepadamu untuk disampaikan kepada orang Israel."
Sebutan pertama tabut
perjanjian adalah tabut hukum atau peti assyahadat.
Keluaran 40:3,21
40:3
Kautempatkanlah di dalamnya tabut hukum dan kaupasanglah tabir sebagai penudung
di depan tabut itu.
40:21
Dibawanyalah tabut itu ke dalam Kemah Suci, digantungkannyalah tabir penudung
dan dipasangnya sebagai penudung di depan tabut hukum Allah -- seperti yang
diperintahkan TUHAN kepada Musa.
Ini sebutan pertama. Ini
berita yang harus kita serap. Bicara tabut perjanjian, bahasa Tuhan yang
pertama adalah tabut hukum. Berarti gereja Tuhan/ umat Tuhan harus mengerti
hukum-hukum Firman Tuhan atau perkataan Tuhan.
Di sini Alkitab
mengatakan hamba Tuhan itu bertemu dengan Tuhan. Jadi pertama hamba Tuhan lebih
dahulu harus ada pertemuan yang jelas dengan Tuhan. Tidak mungkin saya bisa
jumpa perkataan Tuhan kalau tidak tenggelam dengan tabut hukum ini, atau tidak
mengerti. Karena nanti hamba Tuhan itu yang menerima hukum Tuhan untuk
disampaikan kepada umat, di dengar suara dari tabut hukum ini.
Kalau hamba Tuhan paham
tentang tabut hukum, paham tentang peti perjanjian ini maka dia akan dipercaya
untuk menyampaikan berita/ isi hati Tuhan kepada jemaat. Apa isi hati Tuhan, apa kerinduan hati
Tuhan, apa kehendak Tuhan, apa pikiran Tuhan, apa perasaan Tuhan yang harus
disampaikan. Olehnya itu hamba Tuhan harus lebih dahulu mengerti peti
perjanjian baru benar-benar penuh apa yang akan dia beritakan. Tidak hanya
sekedar slogan “injil sepenuh” padahal beritanya sebenarnya tidak penuh karena
tidak mengerti tentang peti perjanjian yaitu 2 jadi 1 (nikah yang rohani).
Injil sepenuh itu mau
mengangkat gereja Tuhan untuk menjadi Mempelai Tuhan. Untuk mengangkat jemaat
menjadi Mempelai maka dibutuhkan Kabar Mempelai. Mau menjadi mempelai tetapi
tidak mengerti persyaratannya bagaimana mungkin. Kalau hanya bicara Kabar Mempelai tetapi tidak mengerti cara untuk
membawa maka itu bohong, itu hanya tipuan. Hamba Tuhan lewat berita ini harus
mengangkat rohani umat Tuhan terus menerus sampai mencapai taraf mempelai
wanita Tuhan. Jangan hanya berkata “mempelai” tetapi tidak tahu cara untuk mencapai
mempelai tersebut.
Keluaran 25:22
25:22
Dan di sanalah Aku akan bertemu dengan engkau dan dari atas tutup pendamaian
itu, dari antara kedua kerub yang di atas tabut
hukum itu, Aku akan berbicara dengan engkau tentang segala sesuatu yang
akan Kuperintahkan kepadamu untuk disampaikan kepada orang Israel."
Kalau hamba Tuhan atau
umat Tuhan menutup hati maka satu waktu Tuhan akan tutup rapat sehingga tidak
mungkin lagi muncul dalam hatinya tentang dua menjadi satu. Ini jangan terjadi
pada kami
hamba Tuhan. Sebabnya
gereja Tuhan yang diberkati, perhatikan kabar ini.
Kabar ini selalu ditandai dengan darah, sebab darah selalu dipercikan di atas tutup pendamaian
itu. Dari atas tutup pendamaian inilah suara Tuhan muncul. Inilah persyaratan
yang harus kami hamba Tuhan alami dan juga jemaat harus alami, tidak boleh
mengelak!
Ada tanda darah (sengsara).
Bilangan 7:89
7:89
Apabila Musa masuk ke dalam Kemah Pertemuan untuk berbicara dengan Dia, maka ia
mendengar suara yang berfirman kepadanya dari atas tutup pendamaian, yang di
atas tabut hukum Allah, dari antara kedua kerub itu; demikianlah Ia berfirman
kepadanya.
Di atas tutup tabut
perjanjian ada tujuh percikan darah. Jadi begitu kita mendengar Firman berarti ada tanda darah, ini darah sengsara.
Makanya banyak orang tidak suka mendengar berita ini karena berita ini ditandai sengsara. Itu juga yang menyebabkan
banyak pelayan Tuhan undur dan tidak mau memberitakan kabar ini.
Roma 8:17
8:17 Dan jika
kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang
berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan
Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga
dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
Pengertian
darah adalah penyucian dari tabiat daging oleh Firman pengajaran = sengsara.
Jadi Kabar Mempelai ini
bagi orang yang disiapkan Tuhan untuk orang spesial menjadi Mempelai, tidak
akan menolak derita sengsara bagi dagingnya. Bila dikatakan jangan merokok maka
dia tidak akan merokok lagi, walaupun sengsara bagi dagingnya. Kalau dibilang
jangan minum minuman keras, maka dia tidak akan minum minuman keras meskipun
sengsara bagi dagingnya. Kalau diberitakan tentang sengsara dalam pergaulan,
bagaimana membawa diri dalam pergaulan, maka walaupun sakit bagi daging dia
tidak akan melakukan yang tidak sesuai Firman. Ini yang membuat banyak orang
tidak suka, tidak meresponi. Tanpa sadar orang seperti itu menunggu pedang
antikrist.
Tuhan katakan kepada
Yeremia, satu saat semua ditutup. Hanya orang yang mau menerima Firman
sekalipun sakit bagi dagingnya, itu tidak ditutup. Termasuk dalam mengembalikan
perpuluhan. Walaupun memang sakit rasanya tetapi biarlah kita kembalikan sebab
Tuhan akan mengganti. Untuk memberi ini kadang muncul pikiran “nanti saya kurang”
padahal akan kurang terus sebab tidak mau dagingnya disengsarakan. Kalau Tuhan
lihat dia mau dagingnya disengsarakan maka akan Tuhan ganti lipat ganda. Sebabnya
jangan kita hanya sekedar mendegar, tetapi takutlah dengan percikan darah.
Jangan sampai kita lepaskan tabut hukum ini.
Dalam bahasa Ibraninya
tabut ini disebut Arown, dalam bahasa
Gerikanya disebut Kibotos. Bahtera
Nuh juga disebut Arown, disebut juga Kibotos, disebut juga Tebah. Apakah orang yang masuk dalam
bahtera Nuh ada yang tidak selamat? Semua yang masuk bahtera itu selamat.
Yang masuk dalam bahtera Nuh
itu berpasang-pasangan. Nuh bersama isteri, Sem bersama isteri, Yafet bersama
isteri, Ham bersama isteri. Jadi yang selamat itu berpasang-pasangan. Inilah
keselamatan sempurna, keselamatan mempelai.
Jadi berita yang harus
diangkat dan kita harus membuka telinga mendengarkan adalah berita yang membawa
kita selamat dan sempurna yaitu berita Kabar Mempelai, berita kesempurnaan.
Orang yang tidak mengerti
mengatakan semua gereja adalah mempelai. Itu bahasa nenek-nenek! Asal ngomong
seenak perutnya tidak tahu bagaimana caranya ke sana. Makanya tidak sembarang berita yang harus kita serap dan kita
dengar.
Walaupun berita yang kita
terima sakit bagi daging, terimalah itu sebab itu berita yang membawa saudara pada
kesempurnaan. Keselamatan di Bahtera Nuh adalah keselamatan mempelai. Kita
mengarah ke sana. Sekarang ini apa lagi yang kurang. Tinggal kita rela sengsara daging atau tidak.
Termasuk soal pergaulan,
anak muda yang pacaran, harus hati-hati. Kalau mendengar Firman Tuhan yang ada
tanda darah, hati-hati dengan pergaulan walaupun sakit bagi daging. Juga dalam
berbusana. Kalau kegemarannya berbusana yang terbuka sana sini, harus berubah karena
Firman Tuhan walaupun sakit bagi daging. Laki-laki juga jangan sampai dari
belakang dilihat rambutnya seperti perempuan karena gondrong padahal ketika dilihat dari
depan ternyata laki-laki. Ada lagi perempuan yang dari belakang dilihat seperti
laki-laki karena guntingan rambutnya, kalau dilihat dari depan ternyata perempuan.
Hal-hal seperti ini
kadang kali tidak kita paham, padahal kita mau menuju pada keselamatan
mempelai. Jangan sampai hal-hal ini menjadi kendala bagi saudara sehingga gagal menjadi Mempelai
Wanita Tuhan dan hanya menangis dengan air mata darah. Makanya waspada dan
jagalah. Berbusanalah yang benar, tampillah sebagai anak Tuhan yang rindu untuk
masuk teba.
Jangankan anak Tuhan,
isteri hamba Tuhan seperti bersaing. Sehingga ketika pergi KKR perhiasannya
sudah seperti toko emas berjalan. Akhir zaman ini mengerikan, godaan-godaan
dunia untuk memikat orang Kristen supaya tidak masuk dalam keselamatan mempelai
begitu kuat. Sebabnya kita yang sudah menerima Kabar Mempelai jangan kita
menjadi sandungan bagi orang lain. Akhirnya Kabar Mempelai yang dipersalahkan
padahal orang itu yang tidak dengar-dengaran. Apa yang sudah salah yang saudara lakukan dahulu, jangan dilanjutkan,
hentikan sekarang!
Jadi hamba Tuhan yang bertemu
lebih
dahulu dengan Firman
kemudian disampaikan kepada umat. Bukan umat Tuhan yang menerima kemudian
disampaikan kepada hamba Tuhan, kalau seperti itu terbalik. Hari-hari terakhir
banyak terjadi hal yang terbalik. Mestinya gembala yang menasihati umat Tuhan
karena hari Tuhan sudah dekat, tetapi sebaliknya jemaat yang menasihati. Memalukan
kalau seperti ini. Itu membuktikan bahwa pelayan itu tidak pernah mendengar
suara dari tabut hukum, atau mungkin mendengar tetapi
mengabaikan.
Kabar ini bukan hanya
untuk jemaat, tetapi lebih dahulu untuk kami hamba Tuhan karena kami dulu yang
duduk mendengar. Kami harus lebih dahulu duduk ngerumpi, melipat lutut di kaki
Tuhan.
Berita Firman itu sudah
diterima oleh hamba Tuhan dari atas tabut hukum. Jangan sampai isteri dari gembala atau orang lain yang
berupaya menganulir. Tidak boleh seperti itu! Kita harus menghargai karena
Firman yang diterima oleh hamba Tuhan dari Tabut Hukum itu ada tanda darah.
Walaupun rasa sakit, harus kita terima! Dan kita serius itu berkat yang tidak
ternilai.
Begitu juga dalam rumah
tangga dan nikah. Suami itu gembala kecil dalam rumah tangga. Perhatikan apa
yang dia ucapkan. Kalaupun tidak berkenan jangan didemo, mestinya bicaralah
baik-baik. Jangan malah pergi banting panci di dapur atau banting sapu di ruang
tamu. Atau anak-anak, ketika papanya bicara dia mulai unjuk rasa, tendang lemari,
banting kursi. Padahal kalau mendengar lalu ada nilai sakitnya, itu bukti ada
darah. Kalau saudara dengarkan dan saudara praktek, nanti saudara akan lihat
ada nikmatnya. Tuhan tidak akan membiarkan kita dibalik sengsara daging itu, akan ada kemuliaan yang tidak ternilai.
Roma 8:18
8:18
Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan
dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.
Penderitaan sekarang ini
yang dimaksud adalah penderitaan dalam mempraktekkan Firman. Penderitaan itu
tidak bisa dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.
Ada wibawa di dalam
penggembalaan untuk menegur, bukan bahasa daging. Saya sebagai hamba Tuhan
harus selalu pasang telinga di atas tabut hukum. Kalau saya sampaikan walaupun beresiko bagi saya, karena saya menyampaikan isi hati Tuhan. Itu adalah sengsara
bagi pemberita, harus rela menanggungnya.
2.
Bilangan 10:35
10:35
Apabila tabut itu berangkat,
berkatalah Musa: "Bangkitlah, TUHAN, supaya musuh-Mu berserak dan
orang-orang yang membenci Engkau melarikan diri dari hadapan-Mu."
Keluaran 40:20
40:20
Diambilnyalah loh hukum Allah dan ditaruhnya ke dalam tabut, dikenakannyalah kayu pengusung pada tabut itu dan
diletakkannya tutup pendamaian di atas tabut itu.
Di sini hanya disebut
tabut. Juga bukan tanpa maksud, begitu
penyebutan tabut, sekaligus ditampilkan ada wibawa untuk mengalahkan dan
memporak-porandakan musuh. Jadi kami anak Tuhan kalau ada persekutuan dengan
Tabut, anda dan saya tidak akan dikalahkan. Kita akan ada wibawa untuk
mengalahkan musuh.
Kenapa dikatakan"Bangkitlah, TUHAN, supaya
musuh kami berserak dan orang-orang yang membenci kami melarikan diri dari
hadapan kami."
Tetapi dikatakan dihadapan Tuhan. Di sini
menunjukkan pengayoman Tuhan. Kepala (Tuhan) dimusuhi,
maka umatNya yang adalah tubuhNya itu terlindungi. Kalau kita menjadi Tubuh
Kristus, menjadi mempelai wanita maka yang merasa diserang bukan saudara tetapi
kepala.
Ketika
Saulus (artinya yang diminta) menganiaya umat Tuhan di Yerusalem, banyak yang
dia bunuh dan banyak yang diseret ke penjara lalu mendapat rekomendasi untuk
menganiaya umat Tuhan di Damsyik. Apa yang terjadi? Di tengah jalan Tuhan
mencegah dia dan dia mendengar suara Tuhan “mengapa engkau menganiaya Aku”.
Jadi ketika ada orang yang memusuhi saudara, sebenarnya yang langsung merasakan
adalah Tuhan.
Kisah Para Rasul 9:4-5
9:4 Ia
rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya:
"Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?"
9:5
Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus
yang kauaniaya itu.
Ini sesuai dengan
Bilangan 10:35. Jadi ketika saudara merasa teraniaya, sebenarnya Tuhan Yesus
merasakan langsung, masakan Dia akan diam. Jadi kalau kita mempraktekkan Kabar
Mempelai maka dalam diri saudara ada wibawa untuk mengalahkan musuh. Firman
Tuhan mengatakan musuh datang 100 dan akan lari satu-satu. Tetapi jangan sampai
terjadi kebalikannya seperti dalam Ulangan pasal 28, musuh datang satu orang,
kita ada 1000 malah lari terpencar-pencar.
Kenapa seringkali tercerai-berai?
Karena tidak menghayati Kabar Mempelai, keselamatan mempelai, sehingga nikah
tercerai berai, anak-anak tercerai berai. Kalau seperti itu berarti membuktikan
bahwa belum kuat persekutuan kita dengan tabut ini. Baru satu percobaan datang
sudah membuat hancur berantakan, bagaimana kalau 100 pencobaan yang datang bisa
lebih hancur lagi. Baru satu pencobaan sudah tercerai berai suami isteri dan
anak-anak sudah mengomel. Yang membuat tercerai-berai karena persekutuan dengan
Kabar Mempelai tidak benar.
Persekutuan dengan tabut
ini artinya menyerap berita yang kita dengar yang berangkat dari tutup tabut.
Ini yang membuat kita kuat sehingga ada wibawa menghadapi kekuatan musuh dan membuat
musuh tercerai berai.
Bilangan 10:35
10:35
Apabila tabut itu berangkat, berkatalah Musa: "Bangkitlah, TUHAN, supaya
musuh-Mu berserak dan orang-orang yang membenci Engkau melarikan diri dari
hadapan-Mu."
Yang memusuhi Israel ini
hanya melihat Israel, tetapi Tuhan mengambil posisi menjadi lawan mereka. Musa tahu persis bila
memusuhi Israel sama dengan memusuhi Tuhan. Memusuhi orang Kristen apalagi yang
merindu keselamatan mempelai, itu sama dengan memusuhi Tuhan. Karena saudara
rindu menjadi Mempelai Wanita untuk Yesus Mempelai Laki-laki Sorga, masakan
Tuhan mau membiarkan calon Mempelai WanitaNya diganggu orang lain? Saya tidak
akan melayani dan beribadah kepada Yesus kalau Yesus tidak membela. Yakinlah
Dia pasti membela kita. Makanya saya melayani, beribadah dan mengasihi Dia.
Katakanlah seperti
Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Mereka berkata “kalau Tuhan tidak menolong, kami
juga tetap tidak akan menyembah patung tuanku”. Ucapan mereka ini Tuhan dengar
maka Tuhan menolong. Kemudian muncul satu orang di dalam perapian yang
menyala-nyala itu sehingga menjadi 4 orang. Api yang sudah dipanaskan tujuh
kali lipat menjadi seperti orang yang ada di ac. Enakkan dengan Tuhan, ini yang
harus kita pegang.
Jangan sampai satu saat
saudara baru mau mencari tetapi sudah terlambat. Kalau sudah tidak ada niat dan
minat untuk mencari, itu berarti Tuhan sudah menutup pengertian akan Tabut
Perjanjian Tuhan terhadap orang itu.
3.
Bilangan 10:33
10:33
Lalu berangkatlah mereka dari gunung TUHAN dan berjalan tiga hari perjalanan
jauhnya, sedang tabut perjanjian
TUHAN berangkat di depan mereka dan berjalan tiga hari perjalanan
jauhnya untuk mencari tempat perhentian bagi mereka.
Yang tahu tempat
perhentian hanya tabut perjanjian. Berita ini harus dimantapkan. Kehidupan yang
ada persekutuan dengan tabut perjanjian ini tidak akan jalan kesasar, tidak
akan tersesat. Dia pasti akan sampai ke tempat perhentian.
Kalau ketika orang Israel
sampai di tanah Kanaan dan itu adalah tanah perhentian, kenapa Tuhan masih
bicara tentang tanah perhentian berikutnya.
Ibrani 4:1-2,8-11
4:1
Sebab itu, baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang di antara kamu yang
dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam perhentian-Nya masih
berlaku.
4:2
Karena kepada kita diberitakan juga kabar kesukaan sama seperti kepada mereka,
tetapi firman pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka, karena tidak bertumbuh
bersama-sama oleh iman dengan mereka yang mendengarnya.
4:8
Sebab, andaikata Yosua telah membawa mereka masuk ke tempat perhentian, pasti
Allah tidak akan berkata-kata kemudian tentang suatu hari lain.
4:9 Jadi
masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah.
4:10
Sebab barangsiapa telah masuk ke tempat perhentian-Nya, ia sendiri telah
berhenti dari segala pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari
pekerjaan-Nya.
4:11
Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya
jangan seorang pun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga.
Jadi sekarang kita harus memahami. Yang menuntun kita mencapai
perhentian itu adalah tabut perjanjian Tuhan. Jadi bukan berarti hal itu dulu
sudah dicapai bangsa Israel. Ini bicara perhentian yang akan datang. Jangan
sampai saudara tidak mencapai. Bagaimana untuk mencapai ke sana? Kita harus
memperhatikan Tabut Perjanjian Tuhan yaitu Kabar ini. Berita ini harus
disampaikan kepada umat Tuhan supaya umat Tuhan mengerti
Kalau tidak ada tabut
perjanjian maka kita akan menghadapi arus kematian yang luar biasa. Ketika bangsa
Israel sudah mau masuk ke tanah Kanaan (tanah perhentian secara jasmani), mereka
berhadapan dengan rintangan berat. Sebab saat itu sungai Yordan yang
sedang banjir bandang. Alkitab mengatakan sungai itu sebak, berarti melewati
batas. Inilah arus kematian rohani hari-hari terakhir ini yang begitu hebat.
Lihat saja di Eropa, banyak gereja dirubah menjadi restoran, bahkan menjadi
tempat ibadah orang lain sebab kematian rohani melanda orang Kristen. Yang bisa
menolong hanya tabut perjanjian.
Yang memikul tabut
perjanjian itu tidak boleh asal.
Yosua 3:3
3:3 dan
memberi perintah kepada bangsa itu, katanya: "Segera sesudah kamu melihat
tabut perjanjian TUHAN, Allahmu, yang diangkat para imam, yang memang suku
Lewi, maka kamu harus juga berangkat dari tempatmu dan mengikutinya --
Tabut perjanjian ini yang
membuat air sungai yordan yang sebak itu terpotong. Ditekankan yang memikul
tabut ini adalah imam dari suku Lewi. Artinya pelayan Tuhan yang 100% bekerja
untuk Tuhan, tidak punya pekerjaan sembilan.
Hanya tabut perjanjian ini yang akan membuat
kita keluar dari persoalan yang berat yakni kematian rohani. Jangan lari dari Kabar Mempelai karena itu membawa
keselamatan mempelai.
Dari tabut perjanjian
yang dipikul oleh orang Lewi ini ada dua hal yang kita terima yaitu kita
menerima berkat dan kita membagi berkat.
Ulangan 10:8-11
10:8
Pada waktu itu TUHAN menunjuk suku Lewi untuk mengangkut tabut perjanjian
TUHAN, untuk bertugas melayani TUHAN dan untuk memberi berkat demi nama-Nya,
sampai sekarang.
10:9
Sebab itu suku Lewi tidak mempunyai bagian milik pusaka bersama-sama dengan
saudara-saudaranya; TUHANlah milik pusakanya, seperti yang difirmankan
kepadanya oleh TUHAN, Allahmu.
10:10
Maka aku ini berdiri di atas gunung seperti yang pertama kali, empat puluh hari
empat puluh malam lamanya, dan sekali ini pun TUHAN mendengarkan aku: TUHAN
tidak mau memusnahkan engkau.
10:11
Lalu berfirmanlah TUHAN kepadaku: Bersiaplah, pergilah berjalan di depan bangsa
itu, supaya mereka memasuki dan menduduki negeri yang Kujanjikan dengan sumpah
kepada nenek moyang mereka untuk memberikannya kepada mereka."
Jadi Tabut Perjanjian dan
yang memikul tabut perjanjian ini ada berkat dua arah. Dia menerima berkat dari
Tuhan dan dia memberi berkat pada lain orang. Jadi diberkati dan memberkati. Sementara
menghadapi arus kematian rohani yang begitu hebat sehingga banyak yang gugur,
tabut perjanjian ini menghentikan arus kematian sehingga bisa diberkati dan
memberkati, menerima berkat dan memberi berkat.
Kalau arus kematian ini
mengalir maka dia akan menyeret ke laut mati. Di sana tidak ada makhluk hidup, bahkan
virus, bakteri dan kuman akan mati di sana. Kalau diseret oleh arus kematian,
maka matilah untuk selamanya. Untuk mencegah ini, perlu kita melihat tabut
perjanjian.
Dengan adanya tabut
perjanjian maka kita menerima berkat dan kita juga memberkati. Kalau sebagai
orang yang ada di dalam kabar mempelai ini mengerti, kita sudah diberkati Tuhan
dan harus memberkati. Kalau cuma cari berkat?, coba periksa. Berarti belum
sungguh-sungguh, hanya mendengar tetapi tidak mau praktek. Akhirnya nanti
benar-benar mati rohaninya. Kalau sudah mati rohani, hancurlah untuk selama-lamanya, tidak tertolong
lagi.
II Tawarikh 5:7
5:7
Kemudian imam-imam membawa tabut perjanjian TUHAN itu ke tempatnya, di ruang
belakang rumah itu, di tempat maha kudus, tepat di bawah sayap kerub-kerub;
Inilah perhentian, kita
langsung dibawa masuk di ruangan maha kudus, berarti kita ada di bawah pengyoman
dua kerub. Panjang sayap kerub yang satu 5 hasta, panjang sayap kerub yang
satunya lagi 5 hasta, kedua sayap itu bertemu. Yang melindungi saudara dan saya
tidak tanggung-tanggung. Kalau benar kita hidup pada kabar mempelai dan hidup menghayatinya,
satu waktu kita akan ada dalam perhentian dan dilindungi oleh dua sayap. Kedua
sayap kerub itu bertemu menaungi tabut perjanjian. Itu berkat kekal
selama-lamanya.
Sebabnya jangan tunggu
ini yang terjadi dalam kehidupan saudara:
Yeremia 3:16
3:16
Apabila pada masa itu kamu bertambah banyak dan beranak cucu di negeri ini,
demikianlah firman TUHAN, maka orang tidak lagi akan berbicara tentang tabut perjanjian
TUHAN. Itu tidak lagi akan timbul dalam hati dan tidak lagi akan diingat orang;
orang tidak lagi akan mencarinya atau membuatnya kembali.
Mumpung masih timbul
dalam pikiran, masih timbul dalam hati, masih timbul dalam ingatan, ayo kita
pacu dalam diri kita supaya kita mendapatkan perlindungan di ruangan maha suci
dan kita memberkati serta diberkati. Jangan sampai kita tidak menikmati janji
Tuhan ini.
Tuhan
memberkati.
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
Email: imamat_raja@yahoo.com
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar