Salam
sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Yohanes 3:25-26
3:25 Maka
timbullah perselisihan di antara murid-murid Yohanes dengan seorang Yahudi
tentang penyucian.
3:26 Lalu
mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya: "Rabi, orang yang
bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau
telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi
kepada-Nya."
Seorang
Yahudi berselisih paham soal pembasuhan atau soal penyucian.
Yohanes 3:25 (Terjemahan Lama)
3:25 Tatkala itu
terbitlah suatu perselisihan antara beberapa murid Yahya dengan seorang Yahudi
dari hal perbasuhan.
Perselisihan
ini coba dia bawa pada nabi besar yaitu Yohanes Pembaptis bahwa Dia yang
dibaptis oleh Yohanes yaitu Yesus, telah membaptis juga dan banyak orang datang
kepadaNya.
Pembasuhan
ini kena dengan kolam basuhan. Perintah untuk membuat kolam basuhan kemudian
pelaksanaannya, ada pada Keluaran pasal 30. Pasal ini
kena pada pasal penyembahan yang dalam
terang Tabernakel kena Mezbah Dupa Emas, tetapi disisipkan kolam basuhan. Sebab
bagaimana seseorang mau menyembah Tuhan kalau hidupnya tidak berawal dari kolam
basuhan, dia tidak mengalami baptisan. Kolam basuhan atau baptisan ini adalah
titik start untuk kita berada di tangan Penjunan. Kehidupan yang dijamah oleh
tangan Penjunan berarti mengalami penyucian untuk sampai pada puncaknya yaitu
penyerahan sepenuh yang disebut penyerahan Mempelai.
Perikop Keluaran 30:1 → Mengenai mezbah pembakaran ukupan
Diperinci
bagaimana membangun mezbah dupa dan bagaimana cara membuat ukupan itu.
Diantaranya pembuatan mezbah dupa dan minyak atau ukupan dan bejana pembasuhan diapit di dalam pasal ini.
Keluaran 30:17-21
30:17 Berfirmanlah TUHAN
kepada Musa:
30:18 "Haruslah engkau
membuat bejana dan juga alasnya dari tembaga, untuk pembasuhan, dan
kautempatkanlah itu antara Kemah Pertemuan dan mezbah, dan kautaruhlah air ke
dalamnya.
30:19 Maka Harun dan
anak-anaknya haruslah membasuh tangan dan kaki mereka dengan air dari dalamnya.
30:20 Apabila mereka masuk
ke dalam Kemah Pertemuan, haruslah mereka membasuh tangan dan kaki dengan air,
supaya mereka jangan mati. Demikian juga apabila mereka datang ke mezbah itu
untuk menyelenggarakan kebaktian dan untuk membakar korban api-apian bagi
TUHAN,
30:21 haruslah mereka
membasuh tangan dan kaki mereka, supaya mereka jangan mati. Itulah yang harus
menjadi ketetapan bagi mereka untuk selama-lamanya, bagi dia dan bagi
keturunannya turun-temurun."
Dalam
pasal pembuatan mezbah dupa, di situ dimasukan tentang pembuatan bejana
pembasuhan. Ini tentu bukan kebetulan. Kalau mau menyembah Tuhan, mau
menyerahkan tubuh, jiwa dan roh kita kepada Tuhan, apalagi sampai pada puncak
penyerahan yaitu penyerahan mempelai, kita harus lebih dahulu ada pada kolam
basuhan di mana kita dibasuh. Ini adalah titik awal kita menyerah di tangan
Penjunan. Untuk apa tangan Penjunan? Untuk membentuk kita yang adalah tanah
liat ini menjadi wadah yang mulia. Sebab baptisan
air itu adalah penyerahan diri.
Kita
ini tanah liat. Kapan kita berserah di tangan Tuhan? Ketika kita bersentuhan
dengan kolam basuhan, itulah baptisan air. Itulah yang dipertanyakan oleh Nikodemus
kepada Yesus. Itu persoalan kelahiran baru atau baptisan air.
Jadi
kalau kita mau mencapai pada penyembahan yang kelak diterima yaitu penyerahan
diri kita sampai pada penyerahan mempelai, maka awalnya harus benar. Diawali
dengan memberi diri atau menyerahkan diri ditangani oleh tangan Penjunan. Itu
sebabnya untuk masuk dalam baptisan air selalu dikatakan “beri diri”. Berarti
memberi diri di tangan Penjunan supaya kita dibangun menjadi wadah yang mulia. Di
sinilah kita lihat peran dari kolam basuhan untuk mengarahkan kita pada
penyerahan kepada Tuhan.
Tidak
mungkin seseorang memberi diri dibaptis kalau dia tidak menyerah kepada Tuhan. Makanya
kolam basuhan ini masuk dalam pasal mezbah
dupa emas. Mezbah dupa adalah alat paling ujung di dalam ruangan suci, tinggal
selangkah kita masuk di ruangan maha suci, tinggal selangkah kita sudah menjadi
Mempelai Wanita Tuhan.
Dalam
pembangunan Bait Allah yang dibangun oleh Salomo, kolam basuhan yang mereka
bangun itu disebut laut dan itu cukup besar ditempatkan
di halaman Bait Allah. Itu bisa diisi 3000 bat air.
II Tawarikh 4:5
4:5 Tebal
"laut" itu setapak tangan dan tepinya serupa tepi piala, seperti
bunga bakung yang berkembang. "Laut" itu dapat memuat tiga ribu
bat air.
1
bat = 36 liter. Bayangkan 3000x36liter = 10.800L
Sekalipun
bisa memuat 3000 bat namun yang diisi
hanya 2000 bat.
I Raja-raja 7:26
7:26 Tebal
"laut" itu setapak tangan dan tepinya serupa tepi piala, seperti
bunga bakung yang berkembang. "Laut" itu dapat memuat dua ribu
bat air.
Mestinya
Laut itu bisa memuat 3000 tetapi yang digunakan hanya 2000, yang 1000 bat
tidak. Saudara perhatikan, sejak kapan pembasuhan itu mulai dilaksanakan di
dunia Kristen, sejak kapan kolam basuhan itu dipraktekkan dalam gereja, sejak
kapan memberi diri dibaptis dipraktekkan oleh gereja? Ketika Roh Kudus turun
kepada 120 murid, kemudian orang Yerusalem tercengang-cengang melihat perbuatan
ajaib Tuhan dan akhirnya mereka bertanya “apa yang harus kami buat supaya kami
selamat?”. Rasul Petrus langsung berkata “hendaklah kamu bertobat” itu menunjuk
Mezbah Korban Bakaran dan beri diri dibaptis.
Kisah Para Rasul 2:38
2:38 Jawab
Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing
memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka
kamu akan menerima karunia Roh Kudus.
Jadi
sejak Roh Kudus turun. Kalau sekarang menurut kalender international kita sudah
ada di tahun 2018. Tetapi nubuatan Firman Tuhan mengatakan bahwa waktu manusia diberi
kesempatan untuk memberi diri masuk dalam pembasuhan hanya 2000 tahun.
Sebenarnya ada waktu 3000 tahun tetapi 1000 tahun yang terakhir tidak dipakai. Sebab
yang 1000 ini, itulah kerajaan 1000 tahun.
Kita sekarang ada di ujung tahun yang ke 2000 dan setelah masuk kerajaan 1000
tahun damai maka tidak ada lagi kesempatan untuk dibaptis di sana. Di sana
bukan baru orang mau dibaptis, sekarang inilah waktunya sejak Roh Kudus turun
di Yerusalem. Katakanlah sekarang kita sudah mau masuk pada masa penutupan
waktu.
Yohanes 3:25 (Terjemahan Lama)
3:25 Tatkala itu
terbitlah suatu perselisihan antara beberapa murid Yahya dengan seorang Yahudi
dari hal perbasuhan.
Pembasuhan
ini adalah awal seseorang pindah dari gelap kepada terang, pindah dari tangan
iblis kepada tangan Tuhan/ tangan Penjunan, ditandai dengan memberi diri
dibaptis. Pembaptisan itu bukan hanya mengikuti pikiran manusia. Itu bukan
ajaran gereja tetapi ajaran sorga. Kalau mengikuti cara gereja, ada banyak
macam cara dibaptis. Ada yang hanya di bawah bendera. Ada yang memakai hanya
sedikit air di kepala. Ada lagi yang berkata tidak perlu. Itu ajaran-ajaran
gereja, tetapi ajaran Alkitab beri diri
dibaptis tentu sebagai pengikut Kristus, ikut cara Kristus dibaptis.
Kalau
mau kita disucikan, mau sampai pada penyembahan penuh, penyerahan penuh sampai
pada penyerahan mempelai, itu berawal dari baptisan. Itu sebabnya satu pasal
yaitu Yohanes pasal 3 ini bicara kolam basuhan sampai penampilan Mempelai
Laki-laki dan penampilan Mempelai Wanita.
Jika Keluaran pasal 30, berbicara
tentang penyembahan. Tetapi di sana disisipkan tentang pembuatan kolam basuhan.
Karena kolam pembasuhan atau pembaptisan itu hubungan erat dengan penyerahan diri. Itu
maksud dari kolam basuhan, itu maksud dari baptisan yaitu penyerahan diri sekaligus terlibat dalam
pelayanan. Sebab sebelum melayani tangan dan kaki harus dia cuci. Kaki adalah
perjalanan hidup dosa nenek
moyang, berarti dosa keturunan dan tangan adalah dosa perbuatan, itu yang dikubur
dalam baptisan air. Di situ awalnya kita masuk menjadi manusia seperti seonggok
tanah liat di tangan Penjunan. Tidak ada jalan lain yang Tuhan ajarkan, inilah
ajaran sorga.
Ketika
Yohanes Pembaptis dikonfrontir oleh orang Yahudi yang berselisih paham tentang
penyucian dengan murid-murid Yohanes, Yohanes tidak terpancing emosi, dia menanggapi
dengan penuh hikmat bijaksana. Karena dia tahu semua itu dilakukan atas
pemberian sorga, bukan maunya manusia.
Waktu
atau kesempatan kita memberi diri untuk masuk dalam pembentukan Tubuh Kristus
sudah dekat tertutup. Untuk ukuran bat sudah
mencapai 2000 bat. Sebab dalam kerajaan
1000 tahun, tidak ada lagi orang bertobat dan tidak ada lagi orang yang memberi
diri dibaptis. Makanya Laut itu bisa memuat 3000 bat tetapi pemanfaatannya
hanya 2000. Berarti dipotong 1000. Yang 1000 itu adalah kerajaan 1000 tahun
damai. Tidak ada lagi bicara baptisan air di situ, tidak ada lagi bicara
tentang pembasuhan di situ. Sekarang inilah waktunya untuk kita.
Yohanes 3:25
3:25 Maka
timbullah perselisihan di antara murid-murid Yohanes dengan seorang Yahudi
tentang penyucian.
Perselisihan
itu tidak ada akhirnya maka mereka datang pada Yohanes.
Yohanes 3:26
3:26 Lalu mereka
datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya: "Rabi, orang yang bersama
dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah
memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya."
Jadi
sudah dua sosok yang mengerjakan pekerjaan pembaptisan yaitu Yohanes Pembaptis
dan Yesus. Kedua sosok ini memang bagaikan dua mata rantai yang tidak
terpisahkan. Yohanes Pembaptis adalah orang yang mendahului Yesus untuk membuka
jalan bagi Yesus. Kemudian Yesus datang untuk melakukan seperti yang dilakukan
Yohanes. Bukan berarti tidak rampung dan tidak benar yang dilakukan Yohanes.
Yang dilakukan Yohanes itu benar, tetapi ada
tindak lanjut. Yohanes berkata “biarlah dia bertambah-tambah dan aku semakin
berkurang”. Jadi dalam pelayanan Yohanes yang dikatakan dia diutus untuk
mendahului, membuka jalan bagi Yesus, satu waktu akan berakhir. Sebelum Yohanes
berakhir maka Yesus sudah menindaklanjuti, tidak ditunggu putus dulu baru
dilanjutkan.
Ini
ajaran kepadaku dan kepada saudara. Jangan sampai waktu bagi kita sudah putus baru kita
sambung. Tidak demikian sorga, Tuhan tidak menginginkan cara seperti itu. Tuhan
punya mau, selagi ada proyek itu, jangan tunggu putus, harus ditindaklanjuti
dengan cepat.
Dalam
membangun dan membentuk karakter rohani kita, sorga tidak ingin dingin dulu
baru ada tindakan lanjut, putus dulu baru kita sambung. Bukan begitu cara sorga bergerak, sebelum berakhir sudah
ada tindak lanjut berikutnya. Ini yang harus ada pada diri saya utamanya. Jangan
tunggu dingin baru mau berangkat lagi, jangan tunggu putus baru mau aktif lagi.
Sorga tidak demikian. Kalau kita ini adalah umat Tuhan yang bercita-cita dan
punya pengharapan bertemu Yesus dan membawa kita ke dalam sorga, maka ayo kita
mengerjakan keselamatan.
Filipi 2:12
2:12 Hai saudara-saudaraku
yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu
dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi
terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,
Kita
lihat walaupun orang Yahudi itu datang untuk menghasut dan mengadu domba, namun
dia tidak berhasil. Jadi di tengah perjalanan kita menuju ke sorga, akan muncul orang-orang yang menghasut seperti
orang Yahudi ini supaya langkah kita bisa terhenti. Tetapi Yohanes menjawab
dengan bijaksana, dengan penuh hikmat. Berarti di dalam jawaban itu ada muatan
bahwa proyek pekerjaan sorga itu tidak boleh putus ditengah jalan, harus
berjalan sampai selesai. Berarti harus ada tindak lanjutnya.
Yohanes 3:26
3:26 Lalu mereka
datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya: "Rabi, orang yang bersama
dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah
memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya."
Di
sini ada dua hal, pertama orang Yahudi ini mencoba menggagalkan dengan cara memprovokasi,
dengan cara menghasut. Dalam perjalanan gereja Tuhan, penghasut-penghasut ini
bersileweran di mana-mana. Penghasut-penghasut ini sifatnya memutar balikkan
fakta. Dia mau membawa kebenaran tetapi kebenarannya terbalik.
Kisah Para Rasul 6:11
6:11 Lalu mereka
menghasut beberapa orang untuk mengatakan: "Kami telah mendengar dia
mengucapkan kata-kata hujat terhadap Musa dan Allah."
Mana ada Stefanus menghujat Musa dan Allah, justru
mereka ini yang menghujat tetapi mereka memutarbalikkan fakta.
Jangan
saudara berpikir roh penghasut ini hanya terjadi dulu. Hari-hari terakhir ini
di mana-mana ada roh penghasut untuk membuat putus dan mengagalkan rencana
Tuhan di dalam diri saudara. Dia usahakan supaya stop. Kalau bisa nyambung
syukur, tetapi kalau tidak bisa nyambung amblas sudah kita. Itu sebabnya
sebelum berakhir tugas Yohanes, sebelum dipancung kepalanya, Yesus sudah tindak
lanjut. Yesus tidak mau proyek ini berhenti di tengah jalan, seperti itulah cara sorga.
Kisah Para Rasul 13:50
13:50
Orang-orang Yahudi menghasut perempuan-perempuan terkemuka yang takut akan
Allah, dan pembesar-pembesar di kota itu, dan mereka menimbulkan penganiayaan
atas Paulus dan Barnabas dan mengusir mereka dari daerah itu.
Roh
penghasut itu jalan terus. Setelah berakhir masa yang 2000 itu, maka tidak ada
lagi kesempatan di tahun 1000
untuk kita bertobat, menyesal dan memberi diri kita dibaptis. Justru menjelang
akhir dari yang 2000 itu, roh ini bekerja keras untuk mengagalkan rohani
saudara, untuk mengagalkan pengikutan dan pengiringan saudara. Bagaimana jawabannya,
bagaimana solusinya, bagaimana jalan keluarnya?
Kita
lihat bagaimana pemutarbalikkan fakta ini. Stefanus sampai dirajam batu karena
fakta mereka balik. Hebatnya roh penghasut ini. Olehnya ini jika kita
bercakap-cakap dengan seseorang dan nadanya merugikan rohani, jangan saudara
tanggapi, itu mau menghancurkan saudara. Mungkin dia seorang pelayan yang
namanya terkenal di masyarakat, tetapi kalau
mendengar nadanya sudah lain, jangan pasang telinga. Dia itu sudah dipakai oleh
iblis menjadi penghasut. Siapa yang
menjadi latar belakangnya? Itulah iblis.
Sebelum
Yohanes berakhir tugasnya, sudah ditindaklanjuti oleh Yesus. Sebelum Yesus berarkhir
tugasNya di dunia dan diangkat ke sorga, sudah ditindaklanjuti oleh rasul-rasul.
Dan ditindaklanjuti sampai sekarang ini, sampai berakhir angka 2000. Jangan
kita lengah tentang hal ini.
Makanya
kita datang beribadah bukan untuk datang menonton orang lain. Seakan-akan kita
lebih rohani dari pada orang yang datang di depan untuk berlutut lalu kita
hanya nonton. Kemudian kita lihat orang itu “oh karena dia begini dan begitu”
lalu kita merasa lebih baik, hati-hati! 10 suku kerajaan di utara merasa lebih
baik dari 2 suku kerajaan yang di selatan. Padahal kerajaan di selatan itu
disebut perempuan tidak setia, tetapi yang 10 suku disebut perempuan murtad,
jadi mereka lebih tidak baik. Tetapi mereka merasa “kami lebih baik dari
Yehuda”. Ini yang jangan terjadi pada kita. Jangan kita tertipu oleh cara pikir
kita. Mari kita singkirkan pikiran kita dan taklukkan
kepada Kristus Yesus.
Ketika
orang datang berlutut di depan mimbar,
jangan saudara hanya nonton. Apakah saudara tidak butuh! Apakah saudara lebih
baik dari orang itu! Tidak! Kita harus ada tindaklanjut. Kita datang beribadah
bukan untuk menonton orang. Kita butuh Firman, kita butuh Yesus, Dialah tangan
penjunan. Ketika kita sudah masuk pada pengalaman kolam basuhan, kita dibaptis,
kita sudah ada di tangan Penjunan. Di situ kita mulai digarap oleh Tuhan
sehingga penyucian berjalan dan penyucian itu kemudian bergerak di ruangan suci
untuk tembus ke ruangan maha suci. Inilah tujuannya.
Yohanes 3:27
3:27 Jawab
Yohanes: "Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya,
kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga.
Ini
pukulan telak kepada penghasut itu
yang berupaya mau menghasut. Dia
berpikir tadi Yohanes akan emosi, marah
dan
mau mencari siapa yang menyaingi dia. Tetapi tidak seperti itu.
Efesus 4:7
4:7 Tetapi
kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran
pemberian Kristus.
Sorga
yang memberikan dan menganugerahkan kepada Yesus untuk melakukan, apa alasan
Yohanes mau mencegahNya. Inikan tindaklanjut, berarti melanjutkan menuju pada
kesempurnaan. Jadi jawaban Yohanes dalam Yohanes
3:27 adalah pukulan telak kepada sipenghasut.
Kita
masing-masing dikaruniakan oleh Kristus. Tetapi kalau Tuhan sudah memberikan
karunia kepada kita maka itu harus kita kobarkan. Jadi karunia yang kita terima
bukan untuk kita stop tetapi harus kita kobarkan. Dikobarkan berarti selalu libatkan
diri dan bertanggung jawab dalam pekerjaan Tuhan.
Roma 12:6
12:6 Demikianlah
kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang
dianugerahkan kepada kita: Jika 1karunia
itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman
kita.
Bernubuat
standarnya iman. Berarti iman di dalam pengalaman hidupnya. Mau bernubuat
tetapi tidak ada pengalaman hidup dengan iman di dalam Firman, maka itu adalah
nubuatan yang tidak benar. Nubuatan yang paling besar adalah pembukaan rahasia
Firman seperti yang saya sampaikan sekarang ini. Kalau saya tidak hidup dalam
pengalaman Firman, saya pembohong di muka Tuhan dan dimuka saudara. Harus ada
sebab itu karunia Tuhan. Jadi kita harus mengerti.
Roma 12:7
12:7 Jika 2karunia untuk melayani,
baiklah kita melayani; jika 3karunia
untuk mengajar, baiklah kita mengajar;
Karunia
melayani dan karunia mengajar ini dipisah oleh Tuhan. Padahal mengajar itu
termasuk melayani. Melayani ini sisinya luas. Bawa pundi itu termasuk
pelayanan, ngepel gereja itu termasuk melayani, buka jendela dan membersihkan
gereja itu pelayanan,
berdoa termasuk melayani. Namun mengajar ini dibedakan. Mengajar ini adalah
tugas gembala. Makanya syarat seorang gembala adalah jangan bertengkar karena
dia harus cakap mengajar.
Melayani
ini antara lain berkorban.
II Korintus 8:4-5
8:4 Dengan
kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga
beroleh kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang
kudus.
8:5 Mereka
memberikan lebih banyak dari pada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri
mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga
kepada kami.
Ini
pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Pelayanan mereka luar biasa, tidak dihalangi
dengan keadaan mereka yang miskin dan papah, tetapi mereka malah memaksa supaya
diberi kesempatan untuk melayani. Orang Makedonia belum dikaruniakan sudah
mendesak untuk melayani. Kalau saudara sudah dikaruniakan kemudian tidak
melayani itu keterlaluan!
Salah
satu syarat seorang gembala harus cakap mengajar.
I Timotius 3:2
3:2 Karena itu
penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari satu isteri, dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka
memberi tumpangan, cakap mengajar orang,
II Timotius 2:24
2:24 sedangkan
seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua
orang. Ia harus cakap mengajar, sabar
Seorang
hamba Tuhan harus sabar, makanya Yohanes Pembaptis tidak terpancing hasutan
orang Yahudi.
Seorang
gembala haruslah suami, berarti seorang pria
bukan wanita.
Roma 12:8
12:8 jika 4karunia untuk menasihati,
baiklah kita menasihati. Siapa yang 5membagi-bagikan
sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang 6memberi pimpinan,
hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang 7menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya
dengan sukacita.
Ada
orang-orang yang dibekali Tuhan karunia, kalau dia menasihati mantap. Kalau dia
bijaksana menasihati berarti dia dikaruniai Tuhan. Kalau menasihati kita malah
memaki-maki, itu bukan menasihati dengan bagus, itu malah memancing bogem.
Kemudian
karunia membagi itu termasuk membagi waktu untuk beribadah. Sudah merata kepada
semua orang diberikan waktu kepada kita. Dalam membagi termasuk membagi waktu
kita harus melakukan dengan ikhlas.
Memberi
pimpinan ini tidak bisa lari dari keteladanan. Seorang pemimpin mempunyai
keteladanan sampai akhir hidupnya.
Ibrani 13:7
13:7 Ingatlah
akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu.
Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka.
Yang
menunjukkan kemurahan harus melakukan dengan sukacita. Ini Firman Tuhan, bukan
dari diriku. Lebih baik kita sekarang disorot oleh Firman Tuhan dari pada nanti
kita sudah ada di pengadilan Tuhan dan baru mau minta ampun, grasi, amnesti
atau abolisi sudah terlambat.
Ini
adalah jawaban Yohanes Pembaptis kepada orang yang mau datang menghasut dia. Untuk
kita sekarang sudah lengkap. Kalau Yohanes lalu baru menerima kitab nabi-nabi
dan kitab Musa. Kepada kita sekarang sudah komplit, tidak ada kurangnya lagi.
Marilah
kita menjadi orang Kristen bukan jadi penonton. Biarlah kita datang beribadah
karena kebutuhan “saya ingin bertemu Yesus Mempelai Laki-laki Sorga”. Mulai
kapan penyerahan itu? Mulai dari kolam basuhan yaitu
baptisan air, berarti kita menyerah di tangan Penjunan maka Penjunan itu akan
menghentar kita ke ke ruangan suci. Di sana kita digodok oleh meja roti pertunjukkan
yaitu Firman pengajaran dan perjamuan kudus, di sana ada
pelita emas yaitu Roh Kudus dan karunia-karuniaNya dan mezbah dupa emas yaitu
kasih Allah, untuk menembusi ke ruangan
maha suci kita menjadi Mempelai Wanita Tuhan.
Tidak
ada lagi yang kurang. Sebenarnya tuntunan Tuhan kepada kita sudah terlalu
jelas, tinggal bagaimana kita menjalankan. Makanya dalam ibadah itu kita
mendengar Firman untuk dipraktekkan bukan untuk jadi penonton. Kita ini butuh
Tuhan, butuh tangan Penjunan untuk membaharui kita. Kalau tidak butuh tangan
Penjunan maka itu urusan orang itu, dia tinggal menunggu tangan yang lain untuk
menggarap itulah tangan antikristus untuk menyiksa dan menganiaya kehidupan
seperti itu. Itu jangan terjadi. Makanya Tuhan berupaya untuk menghindarkan, jangan
kita jatuh di tangan yang menghancurkan. Tetapi di tangan Penjunan yang benar
untuk kemuliaan bagi kita.
Beri
dirimu dibasuh oleh Firman, yang awalnya dibasuh adalah
baptisan air. Makanya pembicaraan dalam Yohanes pasal 3 ini bicara tentang
kelahiran baru yaitu baptisan air.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar