Salam sejahtera di dalam Kasih Tuhan
Yesus Kristus.
Imamat 21:20
21:20 orang yang berbongkol atau yang kerdil badannya
atau yang bular matanya, orang yang berkedal atau berkurap atau yang rusak buah
pelirnya.
Berbongkol ini beda
tipis dengan bungkuk. Bungkuk ini pandanganya memang sudah ke bawah. Berbongkol
bisa tegak tetapi seperti ada ransel di belakangnya, ada pikulan di belakangnya.
Berbongkol
atau hampir mirip dengan bungkuk. Kalau bungkuk kita langsung tahu itu menunjuk
kekuatiran. Tetapi sore ini kita lihat dulu apa yang menjadi penyebab
kekuatiran ini. Tentu ada penyebabnya sehingga orang kuatir. Kalau penyebabnya ini tidak ditangani maka apapun yang
dia lakukan di dalam ibadah pelayanan, dia akan terkejut kelak pelayanannya
ditolak. Sebab dari semua daftar di sini yaitu 12 hal ini, mereka tidak boleh
melayani. Kalau untuk kita secara rohani pelayanannya di tolak atau tidak
diterima oleh Tuhan.
Coba
kalau kita melayani sudah berjerih payah, buang waktu, buang tenaga, buang harta tetapi akhirnya ditolak,
bagaimana kira-kira perasaan saudara? Nanti akan sama seperti dalam Lukas pasal
12. Mereka berkata “kami sudah diajar di jalan, bahkan makan perjamuan, dan semua-semuanya,
kenapa ditolak?”. Mari kita kembali evaluasi diri kita, jangan sampai nanti
pelayanan kita kelak ditolak, tidak diterima. Sementara sekarang ini Tuhan masih mengulurkan tangan untuk menjemput
saudara.
Saya
perhatikan dalam Firman Tuhan, ini bukannya tidak melayani, mereka ini
melayani. Dan juga diajar oleh Tuhan untuk melayani tetapi pelayanannya
setengah-setengah hati. Kita bicara dulu sedikit tentang kuatir.
Ulangan 28:66
28:66 Hidupmu akan terkatung-katung, siang dan malam
engkau akan terkejut dan kuatir akan hidupmu.
Mengapa
kuatir?
1.
Karena
tidak mau serius melayani Tuhan. Padahal dia sudah kenyang tetapi tidak mau menghambakan
diri kepada Tuhan.
Ulangan 28:47-48
28:47
"Karena engkau tidak mau menjadi hamba kepada TUHAN, Allahmu, dengan
sukacita dan gembira hati walaupun kelimpahan akan segala-galanya,
28:48
maka dengan menanggung lapar dan haus, dengan telanjang dan kekurangan akan
segala-galanya engkau akan menjadi hamba kepada musuh yang akan disuruh TUHAN
melawan engkau. Ia akan membebankan kuk besi ke atas tengkukmu, sampai engkau
dipunahkan-Nya.
Ini yang membuahkan
kekuatiran. Mengapa kehidupannya siang malam ditandai dengan kekuatiran.
Katakanlah dia melayani, jika bicara tentang pelayanan, tentang status imam, tetapi hidupnya
terkatung-katung siang dan malam dan penuh dengan kekuatiran. Ini jangan sampai
terjadi dalam diri saudara dan saya utamanya kami hamba Tuhan. Betapa
menyedihkan hidup ini. Kami merasa kenyang, merasa punya ini dan itu bahkan
segalanya tetapi berlaga di
hadapan Tuhan.
Dia merasa ada pelayanan,
hanya merasa tetapi akhirnya mendapat penolakan. Ini antara lain kenapa hidup
itu ditandai dengan kekuatiran. Makanya periksa, jangan sampai kita melayani
dan melayani padahal ada kekuatiran. Periksa, pelayanan itu pasti afker. Harus
dievaluasi kembali pelayanan, kenapa kuatir padahal hidup dalam pelayanan. Ini
berarti pelayanan itu perlu direvisi,
ibarat catatan diedit kembali. Jangan sampai kita terus menerus kuatir dan tiba
saatnya, tiba kesudahannya ternyata kita ditolak.
2.
Karena
tidak mendengar suara Tuhan
Ulangan 28:62
28:62
Dari pada kamu hanya sedikit orang yang tertinggal, padahal kamu dahulu seperti
bintang-bintang di langit banyaknya -- karena engkau tidak mendengarkan suara
TUHAN, Allahmu.
Karena tidak sudi
mendengar suara Tuhan, akhirnya dulu seperti bintang, dulu banyak, namun merosot
rohaninya. Maka berakhir dengan kekuatiran. Tetapi kalau dia seorang imam,
yaitu kami hamba Tuhan 100% dan kita semua memang adalah imam yang berkerajaan,
masakan Raja kita mau menelantarkan kita. Masalahnya kita kurang respon
menanggapi suara Firman, tidak serius menanggapi Firman pengajaran.
Sekarang saya berada di sini, tetapi saya akan kaget
kalau satu waktu Tuhan menolak diriku. Makanya rasul Paulus melatih dirinya
supaya tidak ditolak. Kalau kita ini melatih diri di mana? Di dalam ibadah
pelayanan.
I Timotius 4:7
4:7
Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu
beribadah.
Dalam latihan ini kita
diajarkan jurus pertama, jurus kedua, jurus ketiga sampai jurus terakhir. Kalau
kita tidak membiasakan diri masuk dalam pelatihan maka lihat saja warna
hidupnya, selalu ada kekuatiran. Karena dia mendengar tetapi tidak tenggelam dalam
praktek, dia kuatir terus. Berarti kuatir itu sudah menjadi beban hidupnya.
Kalau disebut berbongkol, itu lebih parah.
3.
Karena
mendengar Firman tetapi tidak mau taat dengar-dengaran
Matius 13:22
13:22
Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu,
lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga
tidak berbuah.
Dia dengar Firman tetapi
hidupnya kuatir. Karena apa? Karena kaca matanya hanya tertuju kepada apa yang
ada di dunia ini, dia hanya melihat ke sana. Akhirnya dia ditandai
kekuatiran-kekuatiran. “apa yang saya mau makan besok, apa yang saya mau ini
dan itu besok”. Kenapa? Karena kita tidak serius dengan Tuhan. Kita tidak tulus dan ikhlas dengan Tuhan dalam ibadah pelayanan.
Ibrani 10:22
10:22
Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan
keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati
nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.
Ini penyebabnya sehingga
kita dihinggapi roh kekuatiran. Kita sudah tahu bahwa kuatir ini adalah sifat
kafir.
Ini
yang perlu kita sikapi mulai dari saya sebagai hamba Tuhan. Mengapa harus
kuatir?. Memang tantangan hidup akan kita
hadapi. Kalau cobaan itu dari iblis untuk menghancurkan kita, kalau ujian itu
dari Tuhan untuk membuat kita naik tingkat dalam latihan.
Sekarang
kita masuk pada berbongkol. Ini termasuk pertumbuhan tidak normal, tidak wajar,
akhirnya hidup itu menyandang beban yang berat, yang akan mengganggu gerakan-gerakan hidupnya. Berbongkol,
ada seperti ransel di belakangnya atau di depan.
Berbongkol
ini berarti suatu pertumbuhan yang tidak normal yang menimbulkan pikulan dan
beban yang berat, hal ini jangan terjadi pada kita. Berbongkol ini dikaitkan
dengan penolakan tidak boleh melayani, tidak boleh menyediakan santapan bagi
Tuhan. Sebab pelayanan itu bagaikan kita
menyajikan santapan bagi Tuhan. Berarti kalau berbongkol, pelayanannya ditolak
oleh Tuhan. Kelihatan bertumbuh tetapi ke belakang, bukan ke atas.
Kalau
kita melayani tidak mau kelak ditolak, maka coba menoleh bagian belakangmu.
Seringkali bagian belakang kita menjadikan beban yang berat yang semestinya kalau
saya sebagai hamba Tuhan, saudara sebagai umat Tuhan, kita sama-sama melayani
maka saya percaya Tuhan menjamin apapun yang ada pada urusan belakang kita (kebutuhan hidup). Kalau kita tidak pernah melayani
dan merasa berat bagian belakang yang mengganjal hidup saudara, ini yang
berbahaya.
Raja
Daud tidak berbongkol secara jasmani tetapi dia berkata bebannya berat sekali
sehingga dia terbungkuk-bungkuk. Makanya dia berteriak kepada Tuhan, minta
tolong kepada Tuhan supaya dia mengalami keringanan beban yang dia pikul.
Perhatikan
kembali hidup pelayanan kita, jangan sampai urusan belakang yang mengganggu
pelayanan kita. Kalau kita menempatkan diri sebagai imam, serahkan pada Tuhan, bagian
belakang kita adalah urusannya Tuhan.
Mazmur 38:5,7
38:5 sebab kesalahanku telah menimpa kepalaku;
semuanya seperti beban berat yang menjadi terlalu berat bagiku.
38:7 aku terbungkuk-bungkuk, sangat tertunduk;
sepanjang hari aku berjalan dengan dukacita.
Kesalahan
ini bukan berarti yang nanti dilakukan namun perbuatan yang sudah dilakukan. Itu menjadi berat dan
menjadi terlalu berat, sehingga raja Daud berteriak kepada Tuhan.
Mazmur 38:20-23
38:20 Orang-orang yang memusuhi aku besar jumlahnya,
banyaklah orang-orang yang membenci aku tanpa sebab;
38:21 mereka membalas yang jahat kepadaku ganti yang
baik, mereka memusuhi aku, karena aku mengejar yang baik.
38:22 Jangan tinggalkan aku, ya TUHAN, Allahku,
janganlah jauh dari padaku!
38:23 Segeralah menolong aku, ya Tuhan, keselamatanku!
Ketika
dia merasa kesalahannya itu menjadi beban dan semakin berat sehingga dia terbungkuk-bungkuk akhirnya dia
sadar. Ditambah lagi kiri kanan muka belakang orang membenci dia tanpa alasan. Siapa yang akan menolong untuk mengangkat
beban yang berat ini.
Kalau
dalam pelayanan seperti ini, orang itu kelihatan melayani tetapi Tuhan katakan
“Aku tidak sudi menerima, makanan yang engkau sodor kepadaKu, Aku tidak
selera”. Berarti pelayanannya ditolak oleh Tuhan. Ini yang menjadi keprihatinan
kita. Berarti kesalahan-kesalahan yang sudah dilakukan ini akan menjadi bongkol
kalau tidak diselesaikan, tidak dibereskan.
Raja
Daud akhirnya membereskan, bahkan ketika dia jatuh dengan isteri Uria, setelah
ditegur oleh Tuhan melalui nabi Natan, dia menjerit “Tuhan jangan ambil rohMu
yang ada padaku, bersihkan aku dengan hisop, tahirkan aku dengan hisop”.
Kita
perhatikan untuk kita akhir zaman ini. Karena dalam Wahyu 5:10 kita diangkat
menjadi imam-imam karena korban Kristus. Tetapi tidak semua pelayanan imam
disambut dan diterima oleh Tuhan. Akan ada penolakan. Kenapa terjadi penolakan?
Antara lain karena berbongkol. Pertumbuhan rohaninya tidak normal.
Kalau
bongkol pada sapi masih bisa dimakan. Kalau pada unta disebut punuk.
Ini
mengajar saya dan saudara, bayangkan kalau ada bongkol di belakang kita. Tidur
pasti tidak nyaman, berjalan ada beban berat, melayani bebannya juga berat,
beribadah beban berat. Tetapi dia tetap kelihatan melayani. Kalau tidak
diselesaikan dulu urasan belakang maka bisa terjadi penolakan. Makanya jemaat
Tuhan dan kami hamba Tuhan dalam KKR kami tidak boleh hanya nonton. Yang lain
datang di depan mengadakan penyelesaian dan pemberesan, tetapi yang lain hanya
nonton. Begitulah pengalaman-pengalaman kami dalam mengikuti KKR.
Untuk
kita di sini, bagaimana pelayanan kita sebagai umat Tuhan. Jangan sampai
saudara memikul bongkol. Kesalahan-kesalahan masa lalu harus diselesaikan
supaya pelayananmu kelak diterima oleh Tuhan, tidak akan terjadi penolakan.
Sebab satu saat akan terjadi penolakan.
Matius 7:22-23
7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru
kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir
setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada
mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu
sekalian pembuat kejahatan!"
Coba
lihat mereka ini melayani, bahkan ada wibawa Ilahi. Sekarang Tuhan masih diam,
Tuhan biarkan saja. Inilah masa yang disebut masa pembiaran Tuhan. Tetapi bagi
saudara dan saya bukannya tidak berlaku masa pembiaran. Karena apa? Karena kita
selalu diingatkan oleh Tuhan. Tetapi pembiaran itu bisa terjadi dari diri saudara. Sementara Tuhan tidak pernah biarkan kita sebab Tuhan selalu
mengingatkan kita lewat Firman pengajaran.
Dihitung-hitung
ternyata mereka sama saja dengan pembuat kejahatan. Jadi melayani-melayani
tanpa menyelesaikan masalah-masalah di masa lalu itu tidak diterima Tuhan. Berbongkol itu pada umumnya di belakang dan
itu berat.
Olehnya
kita gereja Tuhan yang hidup pada akhir zaman ini, sebelum kesudahannya itu
tiba, maka ada kesempatan untuk kita evaluasi, benahi, perbaiki kembali. Jangan
tunggu kesudahannya tiba baru mau membenahi, berarti sudah telat. Olehnya sekarang ini adalah kesempatan.
Tidak
usaha bicara tentang kekuatiran, kita sudah terlalu banyak bicara tentang
kekuatiran. Yang dibicarakan ini adalah larangan bagi orang melayani, menyodorkan santapan bagi Tuhan. Dalam hal ini
yang dibicarakan adalah predikat imam, berarti status imam. Yang aneh kalau
daging yang tumbuh di belakang itu, justru adalah umat Tuhan atau hamba Tuhan
mengatakan “Firman itu beban”. Ini bukan Firman yang nanti didengar tetapi Firman yang sudah
didengar. Kalau yang belum didengar, mana kita tahu isinya. Ini dalam kapasitas
imam, malah imam inilah yang mengatakan “FirmanMu itu beban” karena dia rasakan
beratnya.
Coba
saudara bayangkan kalau hamba Tuhan sendiri berkata “firman itu beban” dan itu
bukan Firman yang belum didengar, itu Firman yang sudah didengar. Kalau dalam
kapasitas hamba Tuhan mengatakan “Firman itu beban” itu celaka, bagaimana
dengan jemaat yang dia layani.
Beban
ini yang harus kita buang, kata beban ini yang tidak boleh ada dalam kamus
rohani kita. Jangan kita katakan “Firman itu beban”. Saya ulangi lagi, yang
dikatakan “Firman itu beban” adalah yang sudah kita dengar. Ketika mendengar
Firman dia berkata “beratnya” apalagi ketika maju lagi, makin mendengar Firman
beban itu tambah berat. Ini berarti bertumbuh rohani tetapi bertumbuh ke
belakang dagingnya, tidak normal, ini namanya berbongkol.
Dalam
Keluaran pasal 19, orang Israel itu juga disebut Imam. Dalam Imamat 25:42,55
mereka diangkat oleh Tuhan menjadi hamba-hambanya Tuhan. Tetapi apa yang
tejadi? Coba saudara baca bagaimana orang Israel itu berkata.
Yeremia 23:33-34,36,38,40
23:33 Apabila bangsa ini -- baik nabi ataupun imam --
bertanya kepadamu: Apakah Sabda yang dibebankan oleh TUHAN?, maka
jawablah mereka: Kamulah beban itu! Sebab itu kamu akan Kubuang dari
hadapan-Ku, demikianlah firman TUHAN.
23:34 Adapun nabi atau imam atau rakyat yang masih
berbicara tentang Sabda yang dibebankan oleh TUHAN, kepada orang itu dan
kepada keluarganya akan Kulakukan pembalasan.
23:36 Tetapi Sabda yang dibebankan oleh TUHAN
janganlah kamu sebut-sebutkan lagi, sebab yang menjadi beban bagi setiap orang
ialah perkataannya sendiri, oleh karena kamu telah memutarbalikkan
perkataan-perkataan Allah yang hidup, TUHAN semesta alam, Allah kita.
23:38 Tetapi jika kamu masih berbicara tentang Sabda
yang dibebankan oleh TUHAN, maka beginilah firman TUHAN: Oleh karena kamu
masih memakai ungkapan Sabda yang dibebankan oleh TUHAN itu, sekalipun Aku
mengutus orang kepadamu mengatakan: Janganlah kamu berbicara tentang Sabda
yang dibebankan oleh TUHAN,
23:40 Aku akan menimpakan kepadamu aib yang kekal dan
noda yang kekal yang tidak akan terlupakan."
Ini
berarti 100% ditolak oleh Tuhan karena tidak ada lagi penyucian. Dan ini adalah aib/ noda yang tidak terlupakan. Makanya
semakin saya menekuni dan membaca ini saya berkata “Tuhan tolong saya, jangan sampai
saya berucap ‘berat ini Firman’ Tuhan ampuni keteledoran dalam berkata” dan itu
harus kita tarik. Kalau tidak maka ayat 40 itu berbahaya sekali, aib itu akan
menjadi aib yang kekal, noda yang kekal yang tidak akan terlupakan. Berarti
tertolak untuk selama-lamanya. Itu beban yang berbongkol di belakang, dipikul
seperti ransel ke mana-mana.
Kalau
saudara meraba bongkol itu, tidak ada tulang, hanya daging saja yang tumbuh di
situ. Saya tahu karena teman saya seperti itu.
Untuk
kita secara rohani, perhatikan baik-baik. Karena segala yang kita lakukan itu
ditimbang oleh Tuhan. Jangan sampai kemudian tiba saatnya kita kaget melihat
timbangannya Tuhan, kita diperhadapkan dengan timbangan yang mengatakan “tidak
lolos engkau, ditolak untuk selama-lamanya”. Kenapa? Karena seperti yang
dicerita raja Daud tadi, kesalahannya menjadi beban yang makin berat sehingga
membuat dia terbungkuk-bungkuk. Ditambah lagi keadaan di sekitarnya tidak
menguntungkan, banyak yang memusuhi dia, banyak yang tidak senang dengan dia. Saudara
bayangkan bagaimana kehidupan saudara kalau seperti itu.
Tetapi
puji Tuhan dia tahu solusinya, dia datang kepada Tuhan. Semua dia hitung dan
dia akui di hadapan Tuhan.
Mazmur 32:5,2
32:5 Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku
tidaklah kusembunyikan; aku berkata: "Aku akan mengaku kepada TUHAN
pelanggaran-pelanggaranku," dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku.
S e l a
32:2 Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak
diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak berjiwa penipu!
Jangan
saudara salah pengertian. Kenapa Yesus dipaku, tidak tegak lurus saja? Karena
kalau menyelesaikan hanya pada Tuhan dagingmu tidak dirobek. Kalau
menyelesaikan kepada sesama, pertama kita harus datang kepada gembala dan
gembala yang akan mendoakan. Karena pengakuan itu adalah korban persembahan
saudara yang didoakan oleh gembala dan kita datang kepada sesama mengaku salah. Di situlah tanda salibnya bagi
daging kita.
Itu
sebabnya setelah gembala menerima pengakuan, itu bukan berarti mengaku kepada
gembala, tetapi gembala ini yang mendoakan, memberi penyahutan kepada Tuhan.
Kemudian dia harus gembok mulutnya, tidak boleh bocor lagi walaupun kepada
isteri juga kepada anak-anaknya. Apalagi kalau itu hal yang najis, kemudian
malah dicerita sana sini. Itu berarti tidak menjaga rahasia iman.
Tanda
salib itulah pengakuan kita kepada Tuhan dan kepada sesama yaitu kepada hamba
Tuhan. Apalagi kalau salah kepada sesama, harus kita akui. Maksudnya mengaku
supaya makanan yang kita sajikan kepada Tuhan cocok sesuai selera Tuhan.
Hosea 14:2-3
14:2 Bertobatlah, hai Israel, kepada TUHAN, Allahmu,
sebab engkau telah tergelincir karena kesalahanmu.
14:3 Bawalah sertamu kata-kata penyesalan, dan
bertobatlah kepada TUHAN! katakanlah kepada-Nya: "Ampunilah segala
kesalahan, sehingga kami mendapat yang baik, maka kami akan mempersembahkan
pengakuan kami.
Pengakuan
itu adalah persembahkan kepada Tuhan dan yang harus mendoakan adalah hamba
Tuhan. Tetapi jangan sembarang hamba Tuhan, kalau saudara mengaku pada pelayan
Tuhan yang mulutnya bocor maka setelah saudara mengaku kelak akan menjadi berita top di dalam
berita.
Kalau
saya sebagai hamba Tuhan menerima pengakuan sidang jemaat lalu saya bocorkan
pada isteri saya maka saya menanggung hukuman dari Tuhan. Makanya syarat dari
seorang gembala adalah harus bisa menyimpan rahasia iman, karena ini menyangkut penyelesaian bongkol. Mungkin
gembala tidak bocor tetapi karena sudah dia cerita pada isterinya maka
isterinya ini pasti yang bocorkan kepada ibu-ibu yang lain, sehingga menjadi buah bibir di mana-mana.
Ini juga yang menjadi bongkol kami para gembala. Yang sudah mengaku tadi telah
dilepaskan dari bongkolnya namun pindah pada gembala.
Apa
yang kita lakukan itu, pelayanan kita kepada Tuhan itu bagaikan mempersembahkan
makanan kepada Tuhan. Karena persoalan makanan bagi Tuhan itu melakukan adalah kehendak
Tuhan. Itu sudah dicatat dalam Lukas 17:7-10. Hamba Tuhan ini adalah hamba
Tuhan yang tidak berbongkol, sangat indah.
Lukas 17:7-8
17:7 "Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang
hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada
hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan!
17:8 Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba
itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai
aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.
Makanan
ini berarti melakukan kehendak Tuhan. Siapa kita manusia ini yang tidak butuh
makan. Berarti soal makan ini adalah melakukan kehendak Tuhan terus menerus. Di
sini masalahnya. Majikan itu makannya paling kurang tiga kali, belum lagi
snacknya. Tetapi yang dibicarakan di sini ketika pulang sore. Berarti makanan
yang disediakan ini pada sore hari. Kita ini pada petang hari keenam dalam minggu
ketebusan dan mau masuk pada malam hari, mau masuk gelap 3,5 tahun aniaya. Itu
sebabnya Tuhan tuntut kita memberi makan Tuhan. Persoalan makan itu adalah
melakukan kehendak Tuhan terus menerus tepat pada waktunya. Lebih-lebih sekarang
sore hari/ menjelang malam.
Kalau
sakit tidak ada selera makan. Tuhankan tidak pernah sakit. Kita yang seringkali
sakit rohani. Sehingga tidak ada selera untuk melayani pekerjaan Tuhan.
Berikat
pinggang berarti selalu siap sedia, tidak nanti baru siap.
Lukas 17:7-8
17:7 "Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang
hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada
hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan!
17:8 Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba
itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai
aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.
Secara
logika ini adalah majikan kejam. Sudah capek pulang dari ladang malah disuruh
siapkan makan. Kalau kita bisa saja mengeluh dalam hati “silahkan makan! Supaya
pecah perutmu, orang sudah capek disuruh lagi atur makan” namun hamba ini tidak seperti itu karena dia tidak berbongkol, dia
tidak merasa itu beban. Kalau dia berbongkol maka dia akan berkata “dasar
majikan tidak tahu diri!”. Jika saudara masih berbongkol, segera selesaikan!.
Lukas 17:9-10
17:9 Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu,
karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya?
17:10 Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah
melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami
adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus
lakukan."
Ini
benar-benar hamba Tuhan yang tidak berbongkol, apa yang dia persembahkan
diterima oleh Tuhan.
Setelah
cerita ini maka disambung dengan kisah 10 orang kusta. Dikatakan Firman Tuhan,
yang kembali datang bersyukur cuma 1, yang 9 lagi dimana? Mereka itu
berbongkol. Hanya 1 itu yang tidak berbongkol. Kemudian dikaitkan dengan
datangnya kerajaan Allah.
Ini
yang kita jaga di akhir zaman ini supaya apa yang kita kerjakan tidak seperti
kita menanggung beban yang berat. Kenapa beban berat? Karena daging kita yang
bersuara. Makin banyak suara daging makin besar bongkolnya. Lama-lama
bongkolnya lebih tinggi dari kepala.
Ini
yang kita jaga hari-hari terakhir ini, mulai dari diriku sebagai hamba Tuhan.
Sayapun banyak berseru kepada Tuhan “Tuhan tolong!”. Sehingga walaupun ada dua
kekasih diberi Tuhan penglihatan, itu jadi peringatan buat kita. Kita tenang
saja, asal kita dengar-dengaran pada Firman maka pasti beres.
Coba
lihat contoh di dalam Alkitab
yang merasa Firman Tuhan itu sudah menjadi beban, padahal dia seorang imam dan
dia mengadu kepada raja.
Amos 7:10
7:10 Lalu Amazia, imam di Betel, menyuruh orang
menghadap Yerobeam, raja Israel, dengan pesan: "Amos telah mengadakan
persepakatan melawan tuanku di tengah-tengah kaum Israel; negeri ini tidak
dapat lagi menahan segala perkataannya.
Ini
perkataan tidak benar. Berarti untuk mengatasi karena menganggap perkataan ini
sudah menjadi berat, bukan hanya dia tetapi seluruh anak negeri, maka dia menghasut raja untuk bertindak. Itulah Amazia,
dia merasa Firman itu sudah menjadi beban. Tetapi apa kata Firman, apa kata
hamba Tuhan yang menjadi utusan Sorga itu?.
I Yohanes 5:3
5:3 Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita
menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat,
Jadi
Tuhan tidak menanggungkan kita bongkol, masakan Tuhan memberikan bongkol. Yang
menjadikan perintah itu menjadi berat karena daging, karena bongkol yang
dibelakang itu. Makin salah kita dalam mengapresiasi Firman maka bongkol itu
makin membesar. Itulah pertumbuhan yang tidak wajar. Ini jangan terjadi pada
diriku dan pada diri kekasih Tuhan (jemaat).
Kita rindu dalam
pelayanan kita, semua pelayanan yang kita lakukan diterima oleh Tuhan. Bahkan
itukan kerinduan hati kita “Tuhan kiranya Tuhan berkenan menerima doa puasa dan
doa semalam suntukku serta kerja baktiku”. Kalau kita merasa yang kita kerjakan
itu berat maka itu bongkol yang ada di belakang= pasti ibadah pelayanan ditolak oleh Tuhan.
Kita
gereja Tuhan yang hidup di akhir zaman ini, jangan sampai ketika tiba kesudahannya kita malah kaget mendengar
Tuhan berkata “Aku tidak kenal engkau!”. Ini bahasa yang sangat memilukan.
Lukas 12:35-38
12:35 "Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan
pelitamu tetap menyala.
12:36 Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang
menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan
mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya.
12:37 Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya
berjaga-jaga ketika ia datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan
mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang
melayani mereka.
12:38 Dan apabila ia datang pada tengah malam atau
pada dinihari dan mendapati mereka berlaku demikian, maka berbahagialah mereka.
Kebalikannya
kalau Tuhan datang. Kita di
dalam pelayanan, selalu ada bukti berikat pinggang. Maka jika Tuhan datang, Dia yang berikat pinggang
dan melayani kita.
Lukas 12:39-40;13:25-27
12:39 Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu
pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar.
12:40 Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak
Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan."
13:25 Jika tuan rumah telah bangkit dan telah menutup
pintu, kamu akan berdiri di luar dan mengetok-ngetok pintu sambil berkata:
Tuan, bukakanlah kami pintu! dan Ia akan menjawab dan berkata kepadamu: Aku
tidak tahu dari mana kamu datang.
13:26 Maka kamu akan berkata: Kami telah makan dan
minum di hadapan-Mu dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami.
13:27 Tetapi Ia akan berkata kepadamu: Aku tidak tahu
dari mana kamu datang, enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang
melakukan kejahatan!
Mereka
dienyah karena ini pelayanan yang berbongkol, yang dia kedepankan persoalan
makan dan minum. Sebab ini yang terjadi di hari-hari terakhir ini yang sangat menonjol.
Ini
aneh sekali, mereka tidak mengatakan “mengajar di rumah ibadah kami” tetapi
“mengajar di jalan-jalan kota kami”. Berarti ini rohani yang tidak stabil,
rohani yang berjalan-jalan, rohani yang mengembara, rohani yang tidak jelas.
Inilah
orang melayani dengan cara berbongkol. Apakah pernah saudara
melihat pelayan berteriak di jalan-jalan mengajar
“pasal 1 ayat 2 bunyinya begini” kemudian pindah lagi pada sudut jalan lain
“pasal 2 ayat 1 bunyinya begitu”. Kalau ada saudara temui orang seperti ini,
segera bawa ke RSJ, sebab pelayan itu
sudah tidak
waras.
Biarlah
kita hidup di akhir zaman ini benar-benar ditandai dengan ketekunan, tekun
menanti Tuhan. Kita tidak tahu apakah permulaan malam, larut malam atau
subuh-subuh Tuhan akan datang. Kalau melihat rotasi bumi ini, kalau di sini Tuhan datang subuh-subuh menjelang pagi,
berarti di Amerika sore menjelang malam, jadi kalau arti jasmani sama saja
sebenarnya. Sebab dikatakan oleh Yesaya bahwa Tuhan duduk di atas bulatan bumi,
berarti bumi ini bulat.
Yesaya 40:22
40:22 Dia yang bertakhta di atas bulatan bumi yang penduduknya seperti
belalang; Dia yang membentangkan langit seperti kain dan memasangnya seperti
kemah kediaman!
Makanya
jauhkan itu bongkol. Untuk mengatasi ini secara jasmani maka itu harus
dioperasi, harus dipotong. Bongkol rohani ini harus dioperasi lewat
pedang tajam bermata dua.
Satu
hal yang harus kita lakukan adalah kita harus hidup dalam praktek. Sebab kalau
ada bongkol, bagaimana kita mau berlomba lari. Hidup ini bagaikan perlombaan
tetapi bagaimana kalau ada bongkol di belakang.
I Korintus 9:24
9:24 Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang
pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja
yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu
memperolehnya!
Ibrani 12:1
12:1 Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan
yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa
yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang
diwajibkan bagi kita.
Beban
dan dosa di sini dipisah. Beban di sini bukan dosa, tetapi dosa itu adalah
beban. Beban di sini adalah seperti yang tadi orang mengatakan Firman itu
beban. Itu tidak langsung dikatakan dosa namun disebut beban. Beban ditambah dengan dosa membuat kita hancur sama sekali.
Kita
harus berlomba dengan tekun. Tekun dalam bahasa gerikanya adalah hupomone, artinya:
1.
Tekun
dalam hal menunggu
2.
Dengan
penuh pengharapan, jangan putus pengharapan
3.
Kesabaran
terus menerus untuk memberi makan. Untuk kita sekarang mengikat pinggang memberi makan majikan maka satu waktu
majikan mengikat pinggang memberi makan kita.
4.
Kesetiaan.
Ini
orang yang rohaninya lepas dari beban, tidak ada bongkol. Dalam ibadah pelayanannya
ditandai roh menunggu, roh penuh pengharapan, roh kesabaran terus menerus dan
roh kesetiaan. Inilah anak Tuhan yang tidak ada bongkol di belakangnya.
Bagaimana
untuk melepaskan semua ini?
Yesaya 10:27
10:27a Pada waktu itu beban yang ditimpakan mereka
atas bahumu akan terbuang, dan kuk yang diletakkan mereka atas tengkukmu akan
lenyap."
Dalam
kitab nabi Yesaya kata “pada waktu itu” ada 50 kali disebut. Angka 50 berarti angka Pentakosta. Zaman
kita sekarang ini adalah zaman Roh Kudus. Berarti ini segera akan digenapkan.
Ada
yang mengatakan kata “jangan takut” dalam Alkitab ada 365 kali, padahal itu
salah. Yang benar ada 360 hari. Karena kalender Yahudi itu dalam 1 tahun ada
360 hari. Berarti setiap hari Tuhan mengatakan kepada kita “jangan takut”.
Yesaya 10:27 (Terjemahan Lama)
10:27 Maka akan jadi pada hari itu juga tanggungannya
akan lepas dari pada bahumu dan kuknyapun dari pada tengkukmu, maka kuk itu akan
rusak kelak oleh minyak.
Kita
ada pada zaman Roh Kudus, jadi Roh Kudus adalah minyak
yang bisa menolong kita untuk hancurkan kuk itu. Itu sebabnya dalam menyembah jangan sepi, apalagi hanya
menonton tetangga. Berseru kepada Tuhan kita butuh Roh Kudus karena hanya
minyak urapan Roh Kudus itu yang bisa menghancurkan kuk yang menekan kita. Katakan pada Tuhan “aku haus”
karena Tuhan akan mencurahkan air kepada tanah yang haus, bukan kepada tanah (manusia) yang tidak haus (tidak butuh).
Yesaya 44:3
44:3 Sebab Aku akan mencurahkan air ke atas tanah yang
haus, dan hujan lebat ke atas tempat yang kering. Aku akan mencurahkan Roh-Ku
ke atas keturunanmu, dan berkat-Ku ke atas anak cucumu.
Bagaimana
beban itu akan tercabut dari belakang saudara kalau Roh Kudus atau minyak itu
tidak ada. Minyak urapan Roh Kudus itu yang membuat kita menang menghadapi bongkol
Supaya pelayanan kita diterima oleh
Tuhan. Jangan sampai kita ditolak oleh Tuhan. Kasihan saudara datang dari
jauh-jauh, sudah buang biaya. Sampai di sini saudara berkorban lagi,
mengembalikan perpuluhan dan hulu hasil, kemudian ketika bertemu Tuhan malah
dikatakan “Aku tidak kenal engkau!”. Bukan itu bahasa yang kita dambakan. Tetapi
biarlah Tuhan berkata “Mari hambaKu, masuklah dalam kesukaan BapaKu” bahasa itulah
yang
kita dambakan.
Yang
bisa menolong kita untuk membuat kita kuat adalah Roh Kudus. Maka Roh Kudus itu
bukan untuk popularitas tetapi untuk mengoperasi bongkol itu dan kita lepas oleh pedang
roh. Karena Efesus pasal 6 mengatakan pedang roh itulah yang akan membabat
daging kita.
Efesus 6:17
6:17 dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman
Allah,
Semoga
kita semua yang hadir sore ini haus. Karena hanya pada tanah yang haus Tuhan
akan berikan. Kalau tidak haus yah sudah, tetapi bisakah kita atasi sendiri?
Kita tidak akan bisa atasi. Jangan sampai terkejut ketika berdiri di hadapan
pintu sorga mendengar suara “enyahlah, Aku tidak
kenal engkau, dari mana engkau datang”. Tetapi betapa indahnya kita mendengar
suara dari dalam “masuklah ke dalam kesukaan Bapa”.
Olehnya
kita mau melayani dengan harapan diterima. Bukan melayani lalu berkata
“diterima atau tidak diterima terserah Tuhan”. Banyak orang berkata begitu
bahkan ada berkata “sorga atau neraka terserah Tuhan”. Tidak bisa bicara seperti
itu, itu salah besar! Sebabnya kita mau datang kepada Tuhan.
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
Email: imamat_raja@yahoo.com
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar