Salam
sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Ibadah
penyembahan adalah ibadah puncak yang ada di ruangan suci. Seringkali ibadah
penyembahan ini tanpa kita sadari sangat kita rendahkan. Padahal itulah ibadah
puncak bagi gereja Tuhan yang hidup dalam era waktu 2000 tahun. Karena isi dari
ruangan suci adalah 10x10x20. Kita sudah mau masuk di saat-saat terakhir di
mana bangsa kafir akan menemukan pintu kemurahan Tuhan tertutup.
Yohanes 4:31-34
4:31 Sementara
itu murid-murid-Nya mengajak Dia, katanya: "Rabi, makanlah."
4:32 Akan tetapi
Ia berkata kepada mereka: "Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu
kenal."
4:33 Maka
murid-murid itu berkata seorang kepada yang lain: "Adakah orang yang telah
membawa sesuatu kepada-Nya untuk dimakan?"
4:34 Kata Yesus
kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku
dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Dari ayat-ayat ini kita menemukan bahwa di mata Tuhan
melakukan pelayanan untuk pekerjaan pembangunan Tubuh Kristus jauh lebih
penting dari pada makanan jasmani. Di sini kita menemukan pandangan sorga bahwa
pelayanan itu jauh lebih penting dari pada makanan jasmani. Ini Tuhan ajarkan
kepada saya dan kepada saudara bahwa kita temukan dalam ibadah pelayanan
pengiringan kita kepada Tuhan sesuatu yang terbalik. Mengapa? Karena kita tidak
tenggelam dan tidak paham apa itu pelayanan sehingga pelayanan itu diremehkan. Apalagi kalau disebut pelayanan harus sampai
selesai, sampai tuntas, itu lebih dinomor belakangkan dan kita utamakan untuk
mencari makan. Mencari makan bagi kita lebih kita utamakan dari pada pelayanan.
Mulai dari diriku dan pembantu-pembantu mimbar, paduan
suara, grup koor, secara akumulasi kita semua, lebih kita menaruh urutan atas
soal makanan jasmani (berarti urusan perut) dari pada pelayanan. Itu beda
dengan pandangan sorga/beda dengan pandangan Yesus.
Kita ini merindu untuk masuk sorga. Bukan hanya masuk
sorga tetapi untuk menjadi Tubuh Kristus, untuk menjadi Mempelai Wanita
Kristus, duduk bersanding dengan Dia. Lihat pandangan calon suami kita,
bagaimana pandanganNya. Persoalan pelayanan itu yang Dia taruh paling di atas
ketimbang persoalan perut. Sebab di dalam pelayanan ini jika kita tidak serius
maka kita tidak bisa mengisi pandangan Yesus atau pandangan sorga kalimat yang
terakhir yaitu “Aku akan melakukan kehendak Bapa sampai selesai”. Orang seperti
itu tidak bakal sampai selesai.
Yesus (Kepala) mau mengerjakan pekerjaan Bapa sampai selesai. Jika
saya dan saudara menempatkan diri sebagai tubuh maka kitapun harus mengerjakan
pekerjaan kita sampai selesai. Jika tidak selesai maka ada 3 hal yang akan
terjadi pada diri kita.
Ini yang menjadi peringatan Tuhan bagi saya utamanya,
saya harus mengerjakan pekerjaan Tuhan sampai selesai. Entah sampai garis akhir
usia, entah sampai Tuhan datang pada kali kedua, saya harus setia dalam
pelayanan dan tidak melihat pelayanan itu dengan pandangan sebelah mata tetapi
saya harus mengerjakan pelayanan itu dengan serius sampai garis akhir usia atau
sampai Tuhan Yesus datang pada kali kedua. Kita harus ada pada kondisi seperti
ini. Jika tidak maka kalimat yang terakhir tadi akan membuat saudara menderita
kelak. Ini yang jangan sampai terjadi.
Yohanes 4:34
4:34 Kata Yesus
kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku
dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Apa
yang mau Yesus layani? Hasil kesaksian seorang wanita yang bejat tadi.
Sementara murid-murid berbincang-bincang dengan Yesus, wanita itu sedang
bersaksi kepada penduduk Sikhar. Tuhan sudah melihat apa yang wanita ini lakukan
dan Tuhan sudah membentuk karakter wanita ini. Dari karakter yang bejat Tuhan
sudah merubah dia menjadi saksi kepada penduduk kota Sikhar. Penduduk kota Sikhar
berbondong-bondong datang kepada Yesus. Inilah yang Yesus sudah lihat walaupun
belum nampak di mata mereka. Pandangan Mempelai Laki-laki Sorga adalah suatu
pelayanan yang akan Dia lakukan itu, karya pelayanan dari orang yang telah
dirubah oleh Yesus yaitu perempuan bejat yang sudah dirubah itu.
Persoalan
roti atau makanan itu ada pada ayat 8 dan 27a.
Yohanes 4:8,27a
4:8 Sebab
murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan.
4:27a Pada waktu
itu datanglah murid-murid-Nya dan mereka heran, bahwa Ia sedang bercakap-cakap
dengan seorang perempuan.
Ayat
32 mereka mengajak Yesus makan. Bukankah tadinya inisiatif Yesuslah yang
menyuruh mereka membeli roti di Sikhar. Saudara lihat di sini, ternyata apa
yang tadinya dipikirkan oleh murid-murid yaitu soal makan yang mereka beli itu,
setelah orang Sikhar digarap oleh Yesus yang datang karena kesaksian perempuan
ini, akhirnya 2 hari 2 malam mereka mendapat makanan dan akomodasi gratis. Itu
karena apa? Kuncinya ada di sini. Mereka
menempatkan pelayanan lebih dahulu. Secara logika tidak bisa diterima, tetapi
kita harus mendekati Firman ini dengan iman, jangan kita dekati Firman dengan
logika. Kalau didekati dengan logika maka itu menyesatkan. Tetapi kalau kita dekati
Tuhan, dekati Firman dengan iman sesuai Ibrani 11:6 maka tidak akan kacau
pikiran kita.
Ibrani 11:6
11:6 Tetapi
tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa
berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah
memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.
Kita
harus mencari Tuhan dengan iman, jangan dengan logika. Kalau datang beribadah
malah mengedepankan logika maka Firman yang didengar tidak akan masuk sebab
terbentur dengan akal saudara.
Jika
melayani hanya separuh jalan dan tidak sampai selesai maka 3 bencana yang akan
kena. Makanan yaitu roti itu masuk ke lambung. Tetapi jika kita tidak melakukan
pelayanan dengan serius sampai garis akhir yaitu sampai meninggal dunia atau
sampai Yesus datang kedua kali maka akan terjadi tiga masalah dalam diri kita.
Bilangan 33:54-55
33:54 Maka
haruslah kamu membagi negeri itu sebagai milik pusaka dengan membuang undi
menurut kaummu: kepada yang besar jumlahnya haruslah kamu memberikan milik
pusaka yang besar, dan kepada yang kecil jumlahnya haruslah kamu memberikan
milik pusaka yang kecil; yang ditunjuk oleh undi bagi masing-masing, itulah bagian
undiannya; menurut suku nenek moyangmu haruslah kamu membagi milik pusaka itu.
33:55 Tetapi
jika kamu tidak menghalau penduduk negeri itu dari depanmu, maka orang-orang
yang kamu tinggalkan hidup dari mereka akan menjadi seperti selumbar di matamu
dan seperti duri yang menusuk lambungmu, dan mereka akan menyesatkan kamu di
negeri yang kamu diami itu.
Ayat
54 bicara keadilan Tuhan dan ayat 55 bicara kebenaran Allah. Harus menghalau
penduduk negeri, berarti kita harus bekerja sampai
tuntas. Jangan ada yang kita simpan dan kita pelihara. Artinya benar-benar kita
harus digarap oleh Tuhan, jangan ada sisa-sisa hidup lama dalam diri kita,
harus tuntas, harus diselesaikan seperti teladan wanita Samaria itu. Semua
selesai, ibadah dan nikah semua digarap oleh Tuhan, tidak ada sisa. Karena
kalau ada sisa maka yang akan terjadi:
1.
Mata kita akan dipenuhi dengan selumbar.
Jika tidak menyelesaikan pekerjaan sampai garis akhir maka mata akan dipenuhi
dengan kotoran. Mata tidak akan sehat, mata akan rusak kalau tidak mengerjakan
pekerjaan Tuhan sampai garis akhir. Jangan kita maju mundur melayani. Jangan
dipermainkan pelayanan. Lihat pandangan Kepala yaitu pandangan Yesus Mempelai
Laki-laki sorga, pelayanan itu ditaruh sebagai yang utama dibandingkan roti
yang mau dimakan.
2.
Lambung ditusuk. Berarti makanan yang
akan kita makan secara rohani itu akan ada duri. Artinya banyak masalah dalam
persoalan ekonomi, akan banyak masalah dalam persoalan lambung.
3.
Akhirnya keluar dengan kesesatan, tidak
mendapat jalan yang benar, orang itu tersesat. Memang itulah yang ditunggu oleh
iblis dan itulah yang dicegah oleh Tuhan. Makanya kita gereja Tuhan, waspadalah
hari-hari terakhir ini. Dalam melayani jangan kita taruh itu sebagai urutan
kedua, harus selalu urutan pertama. Apa lagi kalau ditaruh pada urutan sepuluh
atau urutan keseratus.
Jangan
berkata “kalau lagi enak saya melayani, kalau tidak enak tidak usah melayani”
sehingga melaporpun tidak, pergi ke mana-mana tidak melapor pada gembala. Kalau tidak bisa datang
beribadah harus melapor. Kita ini sudah jelas digembalakan di sini, sudah
jelas-jelaskan diarahkan duduk bersanding dengan Yesus dan Dia kepala kita, pikiran
sorga Tuhan bawa kepada kita, tetapi tidak hadir ibadah malah dia anggap biasa.
Saya mau katakan orang seperti itu akan menghadapi tiga masalah ini!
Ada
duri dalam lambung, duri itu adalah sirpat yang artinya juga sengat. Kalau
tidak melakukan pelayanan sampai selesai maka ada sengat maut di dalam
lambungnya. Jangan pikir jika
mengutamakan persoalan lambung/
perut ini sehingga merendahkan pelayanan itu tidak apa-apa, kalau seperti itu
justru yang diundang adalah sengat maut! Ini yang tadi saya katakan ngeri.
Makin Tuhan bukakan Firman, saya semakin takut. Saya berbahagia kalau Tuhan
bukakan Firman dan kita praktekkan.
Tetapi begitu mengerikan kalau tidak kita lakukan dan kita anggap biasa.
Anak
muda remaja jika tidak hadir, lapor kepada pimpinanmu. Apalagi yang langsung
terlibat dalam pelayanan, jangan anggap biasa tidak pergi latihan Zangkoor
tanpa laporan. Jika saudara mempermainkan pelayananmu, jangan salahkan gembala
kalau Tuhan kutuk, ekonomimu akan hancur! Dan
orang seperti itu akan berakhir sesat. Jangan main-main dengan Tuhan. Biarlah
kita gentar dan takut kepada Tuhan.
Galatia 6:7
6:7 Jangan sesat! Allah
tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga
yang akan dituainya.
Saudara-saudara
yang mengikuti ibadah secara online saja melapor kalau tidak bisa beribadah.
Padahal mereka tidak melihat secara langsung hanya dari jauh, tetapi keseriusan
mereka membara. Kita ini yang mudah dijangkau jangan tunggu matamu hancur
dirusak selumbar. Kemudian meningkat pada lambung ditusuk duri. Berakhir dengan
sesat, bukan bertemu Yesus. Tidak kena sasaran
itu namanya sesat, dalam terjemahan aslinya adalah harmatia. Apakah tidak jelas hari-hari terakhir ini sasaran mana
yang kita tuju.
Pikiran
Mempelai Laki-laki Sorga menempatkan pelayanan itu lebih utama dan persoalan lambung urutan
berikutnya. Tidak akan mungkin tidak dipenuhi persoalan perut itu. Ternyata
setelah Yesus mengajak mereka agar mengutakam pelayanan itu lebih utama,
akhirnya mereka 2 hari mendapat akomodasi dan konsumsi secara gratis. Mengapa
saudara tidak menyakini itu? Kita punya Yesus, Kekasih jiwa kita yang luar
biasa yang tidak membiarkan lambung kita dirusak oleh duri yaitu sengat maut.
Bahasa Alkitab dari duri adalah sirpat = sengat maut.
Jangan kita biarkan lambung kita disengat maut. Jangan hanya karena persoalan
ekonomi sehingga rohani kita mati dan tersesat untuk selamanya.
Makanya
pelayanan kita harus sampai garis akhir atau
sampai tuntas. Jangan kita main-main dan setengah-setengah hati melayani, yang
tidak melayani tidak melapor. Mungkin saudara tidak beribadah karena mengejar
order, kejar keuntungan, maka orang itu tinggal menunggu tanggal mainnya kapan
maut ada di dalam lambungmu. Ini jangan terjadi.
Peringatan
Tuhan ini sangat tandas kepada saya dan saudara. Apalagi kita menghadapi even yang
besar di depan kita ini. Ini bukan mauku, bukan mau saudara. Ini semua distel
dari atas. Melalui even ini kita diuji, apakah kita mau bekerja sampai tuntas.
Saya mau bekerja sampai selesai supaya selumbar tidak merusak mata saya, tidak
ada duri menusuk lambung saya, saya tidak sesat. Ini yang Tuhan cari dari
kehidupan kita.
Bilangan 33:55
33:55 Tetapi
jika kamu tidak menghalau penduduk negeri itu dari depanmu, maka orang-orang
yang kamu tinggalkan hidup dari mereka akan menjadi seperti selumbar di matamu
dan seperti duri yang menusuk lambungmu, dan mereka akan menyesatkan kamu di
negeri yang kamu diami itu.
Menghalau
penduduk negeri itu berarti hidup lama kita harus tuntas. Kalau tidak maka akan
ada selumbar di mata, ada duri menusuk lambung dan akan disesatkan. Ketiga hal
ini adalah bagian dari pelayanan Yesus yaitu membuka mata kita terbuka,
mencelikkan mata kita. Dia rela kena duri, Dia rela ditusuk lambungNya.
Kemudian Dia merelakan hidupnya agar kita jangan disesatkan.
Yesus
lakukan ini semua, Dia adalah Mempelai Laki-laki Sorga, Dia rindu segera Mempelai WanitaNya di sampingNya
yaitu gereja Tuhan yang dibenarkan, disucikan sampai tuntas dan disempurnakan.
Semoga kerinduan hati Yesus ini akan kita jawab lewat pelayanan kita. Jangan
sampai kita biarkan Dia merindu dan tidak ada jawaban. Betapa bahagianya kalau kita mengisi tempat itu.
Makanya
layanilah Tuhan dengan serius. Layani sampai garis akhir. Jangan naik turun
melayani. Ada kesalahan yang banyak kali kita lakukan. Kita lihat ada yang
turun dari pelayanan tetapi bukannya kita tolong tetapi malah kita kompori dia,
kita buat panas. Ini kesalahan yang banyak kali terjadi. Mestinya kita bicara
“saya dengar itu Firman, mengerikan, jangan kita sampai seperti itu, kita sudah
salah”. Tetapi seringkali yang terjadi malah berkata “sudah kau itu yang
dibilangi gembala!”. Itu namanya dikompori, dia
dibuat tambah jauh.
Bagi
saudara yang merindu untuk menjadi bagian dari pelayan di paduan suara,
layanilah Dia dengan serius, sampai selesai, sampai Yesus datang. Jangan sampai
matamu rusak karena selumbar. Jangan sampai pada lambungmu engkau undang maut
di sana. Jangan sampai saudara disesatkan oleh dunia ini.
Tuhan
Yesus tolong kita semua, Dia mencintai saya, Dia mencintai saudara. Saya
berterima kasih kepada Yesus sebab Dia memperlihatkan inilah pikiran Mempelai
Laki-laki Sorga, suami kita. Yaitu menaruh pelayanan itu sebagai soal utama dan
soal makan urutan berikutnya. Kalau kita sudah sampai pada pemikiran ini
berarti pemikiran saudara dalam hal
ini sudah benar. Mari kita lipatkan lutut menyembah Dia.
Tuhan
Memberkati.
GPT “Kristus
Penebus”
Jl.
Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona
Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP:
085241270477
Email: imamat_raja@yahoo.com
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar