Wahyu 6:3-4
6:3 Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang
kedua, aku mendengar makhluk yang kedua berkata: "Mari!"
6:4 Dan majulah seekor kuda lain, seekor kuda
merah padam dan orang yang menungganginya dikaruniakan kuasa untuk mengambil
damai sejahtera dari atas bumi, sehingga mereka saling membunuh, dan kepadanya
dikaruniakan sebilah pedang yang besar.
Penunggang
kuda merah padam itu dikaruniakan dua hal:
1.
Kuasa
untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi.
2.
Dikaruniakan
sebilah pedang yang besar.
Ini
adalah rancangan Tuhan. Padahal Tuhan merancang masa depan yang penuh harapan
bagi umat.
Yeremia 29:11
29:11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa
yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai
sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan
yang penuh harapan.
Tuhan
punya rancangan masa depan yang penuh harapan bagi umat. Kenapa lewat bacaan
ini mendadak ada perubahan sikap dari Tuhan. Yang dirancangkan adalah
kebinasaan, hukuman, murka Allah atau marah besarnya Tuhan.
Tuhan
mau membalas manusia termasuk orang Kristen yang tidak serius dengan Tuhan.
Mereka itu diperhadapkan Tuhan dengan sebilah pedang yang besar. Kemudian damai
di atas bumi dicabut oleh penunggang kuda merah ini. Saudara bayangkan kalau
damai ini sudah tidak ada di atas bumi.
Jika
kita membaca kidung yang dipersembahkan para malaikat di padang Efrata, salah
satu kalimat adalah “damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan
kepadaNya.
Lukas 2:14
2:14 "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang
mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan
kepada-Nya."
Ketika
Yesus lahir di kandang Betlehem, maka ada kidung yang dipersembahkan oleh tak
terbilang malaikat yang didengar oleh para gembala bahwa damai sejahtera di
bumi kepada umat yang berkenan kepadaNya. Ini tawaran Tuhan melalui Yesus,
putera Allah.
Akhir
pelayannNya, bukan kidung lagi yang dikumandangkan. Tetapi ratapan, tangisan
yang begitu keras. Bukan di atas kuda merah padam, tetapi di atas punggung
keledai. Kita ini umat Tuhan dari bangsa kafir, bangsa keledai, mestinya getaran
tangisan Tuhan Yesus itu kita harus resapi dan hayati. Sebab yang Tuhan tangisi
itu adalah Yerusalem, tetapi punggung keledailah yang diduduki oleh Yesus yang
sedang menangis. Mestinya kita bangsa kafir harus berbahagia sebab merasakan
kesedihan hati Yesus terhadap Yerusalem agar kita tidak berbuat seperti mereka
itu. Yesus katakan “kalau saja kamu tahu damai sejahtera yang ada sekarang,
kamu tidak akan seperti itu”.
Lukas 19:41
19:41 Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota
itu, Ia menangisinya,
Menangis di sini bukan
sekedar meneteskan air mata (dakro), tetapi Dia meratap, Dia menjerit (claio).
Lukas 19:42
19:42 kata-Nya: "Wahai, betapa baiknya jika pada
hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi
sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu.
Bagi
yang ditangisi, hal itu tersembunyi. Tetapi bagi keledai yang ditunggangi itu,
terasa getaran tangisan Yesus. Jika anda bangsa kafir, hayatilah.
Di
pintu kubur Lazarus, Yesus menangis. Tetapi dalam terjemahan aslinya tangisan
Yesus tidak memakai istilah claio tetapi dakro. Tetapi di Yerusalem Yesus menangis meraung-raung
sebab Yesus paham persis apa akibat mereka menolak damai sejahtera dari sorga ini.
Ayat 43 dan 44 itulah nasib Yerusalem. Jangan kita tiru sikap mereka.
Lukas 19:43-44
19:43 Sebab akan datang harinya, bahwa musuhmu akan
mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung engkau dan menghimpit engkau
dari segala jurusan,
19:44 dan mereka akan membinasakan engkau beserta
dengan pendudukmu dan pada tembokmu mereka tidak akan membiarkan satu batu pun
tinggal terletak di atas batu yang lain, karena engkau tidak mengetahui saat,
bilamana Allah melawat engkau."
Yang
ditunggangi bukanlah kuda tetapi keledai. Kalau kita tahu Yesus menangis untuk orang
Yahudi yang adalah bangsaNya, maka jangan sampai kita bangsa kafir juga
kehilangan damai sejahtera. Dan memang akan dicabut damai sejahtera dari
seluruh dunia ini. Mari kita hargai
damai sejahtera yang Tuhan tawarkan kepada kita.
Dalam
Wahyu pasal 6 damai diangkat dan tampil sebilah pedang yang besar. Mari kita melihat perjalanan/ sejarah pedang ini.
1.
Kejadian 3:24
3:24 Ia
menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyalah
beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk
menjaga jalan ke pohon kehidupan.
Pedang yang
bernyala-nyala dan menyambar-nyambar itu untuk menjaga jalan ke pohon
kehidupan. Sejarah awal kita menemukan pedang, itu di pintu Eden. Sejak Adam
dan Hawa jatuh di dalam dosa, manusia sudah diperhadapkan dengan pedang. Kalau
kehidupan Kristen tidak mau untuk mendamaikan dirinya, mendamaikan dosa-dosanya
kepada Tuhan, maka pedang itu tetap akan mengejar dia. Sebab pedang itu hadir
oleh karena dosa.
Jadi siapapun, baik dia
jemaat maupun pendeta, kalau kita bermain-main dengan dosa dan memelihara dosa,
tinggal menunggu saatnya pedang kena pada kehidupannya. Makanya kita perlu menyelesaikan
masalah dosa ini. Pedang ini bukan sesuatu yang enteng, itu mengerikan. Pedang dalam Wahyu pasal 6 ini
jawaban dari Allah bagi manusia dari tingkat tertinggi sampai tingkat yang
paling bawah, yang menolak kasih
Allah.
Sebab itu jangan kita
biarkan pedang itu kena pada kita dalam pengertian bencana. Tetapi pedang di
taman Eden itu sudah kena pada Yesus. Karena Yesus rela kena pedang ini demi
menanggung dosa saya dan saudara, maka damai ditawarkan kepada saya dan saudara
lewat Korban Kristus. Ketika damai yang ditawarkan Tuhan ini tidak digubris dan
tidak dihiraukan oleh manusia,
maka apa boleh buat, Tuhan akan menjawab dosa manusia lewat sebilah pedang yang besar dan tajam.
2.
Yosua 5:13
5:13
Ketika Yosua dekat Yerikho, ia melayangkan pandangnya, dilihatnya seorang
laki-laki berdiri di depannya dengan pedang terhunus di tangannya. Yosua
mendekatinya dan bertanya kepadanya: "Kawankah engkau atau lawan?"
Kalau mau mewarisi Kanaan
harus berhadapan dengan pedang. Mau kembali ke Firdaus harus berhadapan dengan
pedang. Jika pedang itu kita lihat sudah mengena kepada Yesus dan Yesus
menawarkan pada kita damai sejahtera, maka pedang itu tidak akan kena lagi pada
saudara.
Yosua 5:14-15
5:14
Jawabnya: "Bukan, tetapi akulah Panglima Balatentara TUHAN. Sekarang aku
datang." Lalu sujudlah Yosua dengan mukanya ke tanah, menyembah dan
berkata kepadanya: "Apakah yang akan dikatakan tuanku kepada hambanya
ini?"
5:15 Dan
Panglima Balatentara TUHAN itu berkata kepada Yosua: "Tanggalkanlah kasutmu
dari kakimu, sebab tempat engkau berdiri itu kudus." Dan Yosua berbuat
demikian.
Ketika dia melihat pedang
yang terhunus itu di tangan Panglima Balatentara Tuhan, Yosua mendekati lalu
bertanya kawankah dia atau lawan. Apa sikap yang dilakukan oleh Yosua melihat
pedang yang terhunus ini? Pertama dia sujud menyembah. Itu adalah sikap yang
terbaik yang dilakukan oleh anak Tuhan dan hamba Tuhan. Yang kedua dia bertanya
“apa yang akan dikatakan tuanku kepada hambanya ini?”. Singkatnya Yosua memohon
pembukaan rahasia Firman.
Jadi pedang yang dihadapi
oleh Yosua itu mengajak untuk menyembah dan ada hubungan dengan pembukaan
rahasia Firman Tuhan. Dan benar yang Tuhan berikan adalah pembukaan rahasia
untuk mengalahkan Yerikho. Jadi kalau kita menjadi umat Tuhan yang sungguh-sungguh
kepada Tuhan dan berhadapan dengan pedang terhunus, mari kita merendahkan diri
serendah-rendahnya dan mohon supaya Tuhan membukakan rahasia Firman. Dan kalau
Tuhan membukakan rahasia Firman tujuannya supaya kita bisa mengalahkan Yerikho
artinya kita bisa mengalahkan dunia ini, bukan dunia yang mengalahhkan saudara.
Jangan tunggu Wahyu pasal
6 ini. Sekarang pedang ini masih bersifat kemurahan di dalamnya, masih ada kasih
karunia di dalamnya, masih ada damai sejahtera di dalamnya. Contoh orang yang
menerim damai sejahtera ini adalah Yosua. Yosua sujud ketika berhadapan dengan
pedang ini.
Pedang itu menggambarkan
Ibrani 4:12 yaitu pedang Firman Tuhan.
Ibrani 4:12
4:12
Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua
mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan
sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
Kita ini sudah tahu ada pedang
terhunus, tetapi tidak mau merendahkan diri, alias tidak mau menerima uluran
tangan Tuhan yang memberi damai sejahtera, malah berdiri menentang Firman
Tuhan. Kalau merendahkan diri maka mendapatkan pembukaan rahasia Firman Tuhan
dan pembukaan rahasia Firman Tuhan itu isinya cara untuk merebut Yerikho, cara untuk
mengalahkan dunia ini.
Yesus dalam Injil Yohanes
mengatakan “Aku telah mengalahkan dunia ini”.
Yohanes 16:33
16:33
Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku.
Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah
mengalahkan dunia."
Kenapa Tuhan berbicara
“damai sejahtera dalam Aku”? Sebab yang bisa memberi damai dan mengalahkan
dunia ini hanya pribadi Yesus. Di dalamnya ada damai sejahtera.
Karena Yosua sujud
menyembah dan memohon pembukaan rahasia Firman, maka pada pasal 6 Tuhan menjawab
dengan memberikan cara mengalahkan Yerikho. Dia harus mengitari Yerikho 1 kali
1 hari. Dan pada hari yang ketujuh harus dikitari 7 kali. Berarti jumlahnya
mengitari Yerikho 13 kali. Dia harus mengitari Yerikho dengan diam selama 12
kali. Angka 12 adalah angka persekutuan dengan Firman di meja roti sajian.
Jadi anak Tuhan, jika
Tuhan bukakan rahasia Firman, berarti saudara berhadapan dengan Yang memegang pedang
untuk mengalahkan musuh dan kita tinggal mengambil jarahannya, maka mari kita
mengitari selama 12 kali dengan diam. Artinya diam, tidak usah komentara miring
ketika dengar Firman, jangan
tolak! Diam, terima dan nikmati, maka pada kali yang ketiga belas kita bersorak
dan hancurlah Yerikho. Tetapi kalau terlalu banyak komentar miring tentang
Firman, jangan harap bisa menang, orang itu pasti kalah. Itu sebabnya
perjalanan pedang ini harus kita sikapi dengan serius.
Ketika saya mengikuti KKR
dan mendengar Firman, kemudian ada hal-hal yang menyentuh diriku yang selama ini
saya tidak tahu, cepat saya selesaikan dan saya tidak mau pertahannkan. Itu
yang harus ada pada kita yaitu bersekutu dengan 12 ketul roti. Angka 12 adalah
angka persekutuan, dalam hal ini persekutuan dengan Firman pengajaran dan
perjamuan suci dalam ibadah pendalaman Alkitab.
Menghadapi pedang ini
Yosua sujud. Apa artinya sujud? Artinya Yosua menyerah. Andaikata Panglima
Balatentara ini mau menebas, apa lagi halangannya, sudah bebas dia ayunkan
pedang karena Yosua sudah menyerah. Ketika kita menyerah di kaki Tuhan, pedang
itu bukannya untuk menghancurkan tetapi untuk membuat kita segera sujud menyembah. Ini yang Tuhan rindukan dalam diriku sebagai hamba
Tuhan. Hasil dari pekerjaan pedang itu adalah membuat orang sujud menyembah.
Sebetulnya pedang itu bagi
Yosua sudah tidak ada lagi hambatan. Yosua sudah sujud tinggal ditebas oleh pedang. Tetapi bukan itu maksud
pedang bagi orang yang sudah sujud menyerah. Orang yang sudah menyerah tidak
bakal kena pedang dalam Wahyu 6:3-4. Kalau kita sudah sujud menyerah, memiliki
penyerahan mempelai kepada Mempelai Laki-laki Sorga, maka tidak mungkin disambar pedang yang dipegang oleh
penunggang kuda merah padam itu.
Yosua 5:14
5:14
Jawabnya: "Bukan, tetapi akulah Panglima Balatentara TUHAN. Sekarang aku
datang." Lalu sujudlah Yosua dengan mukanya ke tanah, menyembah dan
berkata kepadanya: "Apakah yang akan dikatakan tuanku kepada hambanya
ini?"
Panglima Balatentara
Tuhan ini sudah yang paling tertinggi, Dia bukan prajurit. Dia adalah pribadi
yang selalu
memberi komando kepada
prajurit.
Yosua sujud menyembah
dengan muka sampai ke tanah. Kita ini cuma tanah! Kenapa angkuh di hadapan
Tuhan, tidak hargai ibadah, tidak hargai Firman, kenapa sombong sekali. Makan
pisang itu dari tanah, labu dan ketimun itu dari tanah, cuma sudah diolah. Hewan berkaki 4 atau berkaki 2, itu semua
dari tanah. Kita juga manusia dari tanah.
Yosua 5:14 (Terjemahan Lama)
5:14
Maka sahutnya: Bukan, melainkan akulah Penghulu balatentara Tuhan; bahwa
sekarang Aku telah datang. Maka Yusakpun tersungkur dengan mukanya ke tanah
sambil menyembah sujud kepadanya, sembahnya: Apakah firman Tuhan kepada
hamba-Nya?
Yosua rindu menikmati
Firman sehingga dia berkata “apakah Firman Tuhan kepada hamba”. Itu kerinduan
hatinya terhadap Firman. Jadi anak Tuhan siapapun, jika dia merendahkan diri,
pasti Tuhan akan memberikan dia Firman. Bukan sekedar Firman tetapi pembukaan
rahasia Firman bagaimana untuk mengalahkan Yerikho. Ini yang saya butuh
hari-hari terakhir ini.
Yerikho adalah gambaran
dunia ini. Di Yerikho banyak pohon korma. Dunia ini memang seperti penuh madu, banyak hal yang manis di
dunia yang bisa menggoda saudara dan saya sehingga kita tidak sadar bahwa dunia
ini akan dihancurkan. Orang yang bisa dipercaya dan dipakai Tuhan untuk menang
menghadapi dunia adalah jika dia mendapatkan pembukaan rahasia Firman Tuhan. Itu
berangkat dari sikapnya merendahkan diri serendah-rendahnya dan memohon apa
pembukaan rahasia Firman Tuhan untuk hambaNya ini.
3.
Hakim-hakim 7:20
7:20
Demikianlah ketiga pasukan itu bersama-sama meniup sangkakala, dan memecahkan
buyung dengan memegang obor di tangan kirinya dan sangkakala di tangan kanannya
untuk ditiup, serta berseru: "Pedang demi TUHAN dan demi Gideon!"
Hakim-hakim 7:20 (Terjemahan Lama)
7:20
Demikianpun ketiga pasukan itulah meniupkan nafirinya dan memecahkan buyungnya,
maka dengan tangannya kiri dipegangnya damar dan dengan tangannya kanan
dipegangnya nafiri hendak meniup, lalu berseru-serulah mereka itu sekalian:
Pedang Tuhan dan Gideon!
Apa tujuan pedang Tuhan
dan pedang Gideon ini? Tujuannya adalah memberi kemenangan. Yang dihadapi
Gideon bukan musuh yang sedikit sebab datang dari tiga bangsa yaitu orang
Midian, Amalekh dan orang dari sebelah timur. Itu himpunan ratusan ribu tentara
musuh. Tetapi karena Gideon tahu persis sejarah dari pedang itu, dia sudah
berikan indoktrinasi, dia sudah berikan
nasihat kepada tentara yang tiga ratus orang itu untuk menghadapi ratusan ribu
tentara musuh.
Dia berkata “kalau nanti
kamu mendengar saya sudah meniup sangkakala maka kita ramai-ramai meniup
sangkakala, nyalakan obor dan berteriak pedang Tuhan dan pedang Gideon” maka
kemenangan diraih.
Kalau kita melihat di
sini, sejarah pedang ini jatuh kepada orang yang mengerti arti nilai pedang
Firman Tuhan dan bukan menanti pedang yang membinasakan dalam Wahyu 6:3, maka
dia pasti meraih kemenangan.
4.
Ada
pedang yang berlemak dan berlumuran darah yang menghantam Bozra, ibu kota Edom.
Jadi pedang itu berlumuran darah dan berlemak kalau kita memertahankan sifat
Edom yaitu tidak menghargai hak kesulungan.
Yesaya 34:6
34:6
TUHAN mempunyai sebilah pedang yang berlumuran darah dan yang penuh lemak,
yaitu darah anak-anak domba dan kambing-kambing jantan dan lemak buah pinggang
domba-domba jantan. Sebab TUHAN mengadakan penyembelihan korban di Bozra dan
pembantaian besar di tanah Edom.
Disebut domba, disebut
kambing, tetapi Edom. Bukankah gereja Tuhan disebut domba. Domba dan kambing
adalah binatang halal yang dipakai menjadi korban bagi Tuhan. Sekalipun kita
katakan “saya dombanya Tuhan” tetapi kalau ada rohnya Edom maka itu bencana, akan
berhadapan dengan pedangnya Tuhan yang bisa menebas orang itu.
Yesaya 34:7
34:7
Banteng-banteng akan rebah mati bersama-sama domba dan kambing itu, dan
lembu-lembu jantan yang muda bersama-sama lembu-lembu jantan yang gagah,
seluruh negerinya diresapi oleh darah, dan tanah mereka penuh dengan lemak.
Bicara lembu itu adalah
hamba Tuhan. Sebab Amsal Sulaiman mengatakan “jika ada lembu maka ada gandum”. Sekalipun
statusnya sudah hamba Tuhan, tetapi tetap dibinasakan oleh Tuhan.
Amsal 14:4
14:4
Kalau tidak ada lembu, juga tidak ada gandum, tetapi dengan kekuatan sapi
banyaklah hasil.
I Korintus 9:9-10
9:9
Sebab dalam hukum Musa ada tertulis: "Janganlah engkau memberangus mulut
lembu yang sedang mengirik!" Lembukah yang Allah perhatikan?
9:10
Atau kitakah yang Ia maksudkan? Ya, untuk kitalah hal ini ditulis, yaitu
pembajak harus membajak dalam pengharapan dan pengirik harus mengirik dalam
pengharapan untuk memperoleh bagiannya.
Kalau ada hamba Tuhan
yang menempatkan diri sebagai lembu yang sungguh-sungguh menghambakan diri
kepada Tuhan, maka ada kelimpahan makanan di dalam gereja. Tetapi kenapa lembu
di sini dimusnahkan
oleh pedang? Sebab hamba
Tuhan sudah salah di dalam pengajaran, sudah menyeleweng. Sebab sudah
mengutamakan kemuliaan dunia dari pada status kesulungan. Makanya semuanya dibinasakan oleh Tuhan, termasuk lembu-lembu.
Yesaya 34:8
34:8
Sebab TUHAN mendatangkan hari pembalasan dan tahun pengganjaran karena perkara
Sion.
Jangan coba korek Sion,
jangan coba korek hamba Tuhan dan anak Tuhan yang di ada Firman pengajaran dan
dia hidup di dalamnya. Tuhan mengadakan pembalasan kepada Edom dan ganjaran
kepadanya karena perkara Sion. Jadi Sion di bela Tuhan karena di Sion nama
Tuhan diserukan. Di Yerusalem mereka memuji Tuhan. Di dalam Yesaya pasal 4 dan
Mikha pasal 2 mengatakan bahwa di Sion keluar pengajaran.
Kalau saudara benar-benar
seperti Yosua yang menginginkan pembukaan rahasia Firman Tuhan ditampilkan
dalam bentuk pengajaran, maka jangan coba ada orang yang korek saudara. Pasti
Tuhan membela dan memelihara.
Mazmur 102:22
102:22
supaya nama TUHAN diceritakan di Sion, dan Dia dipuji-puji di Yerusalem,
Jadi dua-duanya harus
ada. Harus ada cerita Firman di Sion dan puji-pujian di Yerusalem. Yerusalem sifatnya
umum, tetapi Sion itu adalah wilayah khusus yang ada di Yerusalem. Jadi kita
harus menempatkan diri seperti Sion, ada seruan nama Tuhan, Firman pengajaran
terus kita terima. Dan ingat, sampaikan juga pujian kepada Tuhan.
5.
Dalam
kitab nabi Yehezkiel, pedang itu berlumuran darah.
Yehezkiel 21:8-9
21:8
Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku:
21:9
"Hai anak manusia, bernubuatlah dan katakan: Beginilah firman TUHAN:
Pedang! Pedang! Yang sudah diasah dan juga digosok!
Apa tujuan pedang itu
diasah?
Yehezkiel 21:10-11
21:10
Diasah untuk menumpahkan darah dan digosok supaya mengkilap seperti petir.
Apakah kita akan bersukacita? -- Tongkat anakku menghina segala macam kayu. --
21:11
Pedang itu diberikan supaya digosok, supaya sedia dipergunakan; pedang itu
diasah dan digosok, supaya diberikan ke tangan si pembunuh.
Hal ini
jangan kena pada saudara dan saya.
Kalau
melihat jejak perjalanan pedang ini, mengerikan. Apalagi ketika Tuhan bicara mengenai bangsa Mesir. Untuk Mesir ada berapa
kali Tuhan bicara tentang pedang. Mesir itu penuh dengan berhala. Jangan sampai
kita terbelit dengan berhala-berhala seperti orang Mesir.
Gereja
akhir zaman ini sangat
sinkritisme, pegang Tuhan dan pegang juga berhala. Akhir zaman kita dingatkan
supaya waspada dengan berhala.
I Yohanes 5:21
5:21 Anak-anakku, waspadalah terhadap segala berhala.
Contoh
bagaimana supaya kita luput dari pedang.
Yehezkiel 5:2-3
5:2 Sepertiga harus kaubakar dengan api di
tengah-tengah kota itu sesudah berakhir waktu pengepungannya; sepertiga harus
kauambil dan tetaklah dengan pedang itu sekelilingnya; dan sepertiga lagi
hamburkanlah ke dalam angin, dan Aku akan menghunus pedang dari belakang
mereka.
5:3 Engkau harus mengambil sedikit dari rambut itu dan
bungkus di dalam punca kainmu.
Yang
dibungkus itu adalah yang sisa.
Yehezkiel 12:14,16
12:14 Dan semua yang di sekitarnya, para pembantunya
dan bala tentaranya, akan Kuhamburkan ke semua mata angin dan Aku akan
menghunus pedang dari belakang mereka.
12:16 Tetapi Aku akan meninggalkan sedikit dari mereka
yang luput dari pedang, dari kelaparan dan dari sampar, supaya mereka
menceriterakan segala perbuatan-perbuatan mereka yang keji di antara
bangsa-bangsa, di mana mereka datang; dan mereka akan mengetahui bahwa Akulah
TUHAN."
Pedang,
kelaparan dan sampar itu yang ada dalam Wahyu pasal 6. Pedang itu kuda merah padam, kelaparan kuda hitam dan bela
sampar kuda hijau kuning. Yang luput adalah yang sisa, yang sisa itulah yang dibungkus
pada punca jubah Yehezkiel. Dalam Yehezkiel pasal 5, Yehezkiel disuruh mengasah
pedang sampai tajam lalu mencukur rambutnya, kemudian rambut itu dibagi tiga.
Rambut ini menggambarkan bangsa Israel yang melekat pada kepala. Jika dicukur
berarti kehilangan persekutuannya dengan kepala (Tuhan). Jika hamba Tuhan dan anak Tuhan hilang persekutuan dengan kepala,
tidak mau diatur oleh Kepala, oleh Yesus Mempelai Laki-laki Sorga lewat Firman
pengajaran kepala, itu sama dengan kita sudah tercukur dari kepala.
Walaupun
sudah dicukur tetapi kalau masih mau ditangani oleh Yehezkiel, dibungkus di
jubah Yehezkiel, maka dialah orang yang luput dari pedang. Kita tahu Yehezkiel
itu imam dan juga nabi. Imam memiliki Firman pengajaran dan nabi memiliki
Firman nubuatan. Jadi kalau kita mau dibungkus, digodok, dibenahi oleh Firman
nubuatan dan Firman pengajaran, maka saudara aman. Bagaimana kita mau mengelak
dari pedang kalau tidak mau bersekutu dengan Firman pengajaran dan hamba Tuhan tidak menerangkan hal-hal
yang akan terjadi ke depan.
Ulang
berulang diingatkan dari mimbar “awas bencana di depan ini, dan ini solusi dari
Tuhan”. Terimalah itu baik-baik, itu berarti kita sedang dibungkus di dalam
punca jubah Yehezkiel. Bukan Yehezkiel lagi yang ada di sini, tetapi jubah yang
dimaksud adalah Firman pengajaran dan Firman nubuatan.
Yehezkiel 5:3
5:3 Engkau harus mengambil sedikit dari rambut itu dan
bungkus di dalam punca kainmu.
Roma 9:27
9:27 Dan Yesaya berseru tentang Israel:
"Sekalipun jumlah anak Israel seperti pasir di laut, namun hanya sisanya
akan diselamatkan.
Satu saat
mereka akan menerima Kabar Mempelai dalam Terang Tabernakel. Makanya mari sambut Firman pengajaran supaya dibungkus telinga sehingga
cuma mau mendengar Firman bukan mendengar yang lain. Mari dibungkus mata supaya
melihat kemuliaan Firman, jangan digoda yang lain. Dibungkus mulut kita oleh
pekerjaan Firman pengajaran dan Firman nubuatan sehingga amanlah saya dan
saudara. Aman menghadapi apa? Menghadapi hal ini:
Yehezkiel 12:16
12:16 Tetapi Aku akan meninggalkan sedikit dari mereka
yang luput dari pedang, dari kelaparan dan dari sampar,
supaya mereka menceriterakan segala perbuatan-perbuatan mereka yang keji di
antara bangsa-bangsa, di mana mereka datang; dan mereka akan mengetahui bahwa
Akulah TUHAN."
Pedang
itu kuda merah padam, kelaparan
itu kuda hitam dan sampar itu kuda
kuning kelabu. Jadi Tuhan merubah rancanganNya tetapi Dia sudah menyimpan siapa
orang yang akan Dia luputkan.
Yeremia 29:11
29:11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa
yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai
sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan
yang penuh harapan.
Berarti
rancangan Tuhan dalam Yeremia 29:11, bukan berarti berubah. Itu akan
tergenapkan kepada yang sisa yaitu kehidupan yang hidup pada akhir zaman. Namun
berubah kepada orang yang tadi 1/3 ditetak, 1/3 dibakar dan 1/3 yang dihambur
di mata angin dan dikejar dengan pedang. Olehnya kita gereja Tuhan hari-hari
terakhir ini jangan main-main. Kalau Tuhan sudah menunjukkan murka besarnya Tuhan, itu mengerikan.
Mereka
tidak peduli akan tawaran damai sejahtera Tuhan, makanya Yesus menangis.
Lukas 19:42
19:42 kata-Nya: "Wahai, betapa baiknya jika pada
hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi
sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu.
Jangan
tunggu damai itu diangkat dari atas bumi, jangan tunggu sebilah pedang besar
itu menyambar-nyambar. Cukuplah Yesus yang kena untuk kita supaya kita tidak
kena. Tetapi jika kita tidak menghargai pengorbananNya, apa boleh buat murkanya
besar terpaksa harus Dia lempar kembali kepada orang yang tidak menghargai. Olehnya
kita perhatikan kembali damai ini jangan sampai dicabut dari atas bumi.
Yesaya 9:6,5
9:6 Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan
berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia
mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang
sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini.
9:5 Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang
putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya,
dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang
Kekal, Raja Damai.
Jika
Tuhan tanya, adakah ini kita pegang. Dia Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa,
Bapa yang Kekal, Raja Damai. Akhirnya Raja Damai ini membuka meterai yang kedua
dan Dia melepas kuda merah padam. Kalau saya pakai bahasa manusiawi saya, sudah
putus asa Tuhan, seakan-akan tidak berguna Tuhan tawarkan damai karena manusia tidak mau peduli. Akhirnya dilepas pedangNya.
Lihat
saja apa yang terjadi di dunia kita sekarang ini. PBB merancang bagaimana dunia
damai. Bagi kita orang percaya sudah tahu solusi bagaimana supaya damai yaitu
lewat Korban Kristus. Jika itu tidak kita hargai, apa boleh buat, Tuhan akan
melepas kuda merah padam yang mengerikan itu sehingga darah bersimbah di
mana-mana. Jauhkan hal itu Tuhan dari kehidupan kami.
Supaya
kita luput dari hal ini, mari serahkan
hidupmu dalam Firman pengajaran untuk digodok, untuk dibungkus, untuk dibentuk,
untuk dibalut, supaya ruang gerak dagingmu dibendung, tetapi ruang gerak Roh
Kudus tidak terbatas di dalam diri kita. Kalau Roh Kudus, Firman dan kasih
Tuhan itu kita beri kesempatan, maka tidak ada ruang yang bisa membatasi.
Olehnya marilah kita gereja Tuhan, umat Tuhan yang hidup akhir zaman,
sungguh-sungguh mempedulikan Firman pengajaran yang murni.
Pedang
yang akan datang, yang lebih dahulu harus bisa mendeteksi adalah kami hamba
Tuhan.
Yehezkiel 33:3
33:3 dan penjaga ini melihat pedang itu datang atas
negerinya, lalu meniup sangkakala untuk memperingatkan bangsanya,
Itu
tugas kami hamba Tuhan, mengingatkan bahwa ada pedang. Kita baca hal ini secara
bersama, tetapi orang Kristen kalau membaca kitab Wahyu mengatakan itu momok,
itu mengerikan, menakutkan. Bagaimana bisa tahu apa yang akan terjadi kalau
seperti ini? Padahal kitab Wahyu itu bukan sesuatu yang mengerikan. Itu seperti
tutup peti yang dibuka oleh Tuhan supaya kita melihat apa yang ada di dalamnya,
itulah kitab Wahyu. Tuhan buka FirmanNya supaya kita melihat apa yang Tuhan akan lakukan bagi kita dan bagi dunia.
Sebabnya
marilah kita gereja Tuhan yang hidup akhir zaman ini, melihat mengapa pedang
ini tidak pernah berakhir. Nanti di kitab Wahyu pedang itu berakhir sesudah
melakukan tugas akhirnya. Dia mengejar terus dari kitab Kejadian dan sekarang
sudah 6000 tahun lebih pedang itu mengejar terus. Tetapi ada pedang yang indah
yaitu Ibrani 4:12. Itulah pedang yang dibutuhkan gereja Tuhan supaya kita
dibersihkan.
Ibrani 4:12
4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam
dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan
jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan
pikiran hati kita.
Pedang
Firman Tuhan akan membersihkan saya dan saudara sampai Tuhan datang kita tidak
disambar oleh pedang yang ada di tangan penunggang kuda merah padam itu, tetapi
kita ada di dalam naungannya Tuhan.
Sebabnya
perhatikan damai sejahtera mulai dari dirimu sendiri. Kemudian kalau dia suami
tularkan kepada isteri dan anak-anak. Jika gembala, tularkan kepada semua sidang jemaat. Itulah
damai sejahtera yang melampaui akal. Kenapa disebut yang melampaui akal? Sebab
kalau damai di dunia ini “kalau engkau baik, saya baik”. Tetapi damai sejahtera
yang melampaui akal “biarpun orang tidak baik kepada saya, saya tetap damai”.
Kita tidak perlu membalas, kita aman-aman saja. Begitulah kalau Tuhan
menganugerahkan damai yang melampaui akal.
Jangan
tunggu pedang dilepas oleh Tuhan. Biarlah pedang yang adalah pedang yang dikatakan
oleh kitab Yosua yaitu pedang yang hubungannya dengan pembukaan rahasia Firamn
Tuhan dan rahasia kekalahan dunia. Kemudian pedang yang dipegang oleh Gideon
yaitu pedang yang memberikan kemenangan. Dan pedang yang ada dalam Yesaya pasal
34 yaitu pedang yang menghantam Edom. Janganlah kita memposisikan diri dan mengkondisikan diri seperti Edom.
Walaupun disebut domba, disebut kambing, disebut lembu, tetapi roh Edom ada
padanya. Bagaimana bisa ada damai sejahtera. Jangan sampai hadir dalam diri kita. Siang ini kita halau itu, kita
hancurkan semua itu karena kita melihat karya Tuhan.
Dia
lahir, sudah bicara damai. Dia naik keledai ke Yerusalem, Dia menawarkan damai bahkan dengan menangis. Sampai hati kalau
kita tidak sambut damai itu. Tega saudara membiarkan Yesus meratap/ menangis di atas punggung keledai,
di atas punggung saudara. Saudara mendengar suaraNya. Jeritan hatinya dan getaran
tubuhNya ketika Dia berteriak, kita rasa itu walaupun bukan kita yang Dia
tangisi. Yang Dia tangisi adalah orang Israel dan satu waktu Dia akan berbalik
pada orang Israel.
Mari
kita hargai damai dari sorga yang adalah pemberian Kristus. Banyak hal yang
sudah kita dengar tetapi seringkali kita jatuh bangun. Marilah, ada Yesus yang
mau tolong saudara dan saya.
Tuhan
Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar