Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.
Dalam Imamat pasal 26
ada 5 kutukan bagi orang
yang tidak mau taat pada Firman Tuhan.
1. Imamat
26:16,25 Penyakit
2. Imamat
26:17,25,33,36-39
Pedang atau perang
3. Imamat 26:19-20,26,29 Kelaparan
4. Imamat 26:22 Binatang liar atau
buas
5. Imamat 26:30-32 Ibadahnya
dihancurkan.
Kita masih mempelajari poin pertama.
Imamat
26:16,25
26:16 maka Aku pun akan berbuat begini kepadamu, yakni
Aku akan mendatangkan kekejutan atasmu, batuk kering serta demam, yang membuat
mata rusak dan jiwa merana; kamu akan sia-sia menabur benihmu, karena hasilnya
akan habis dimakan musuhmu.
26:25 dan Aku akan mendatangkan ke atasmu suatu
pedang, yang akan melakukan pembalasan oleh karena perjanjian itu; bila kamu
berkumpul kelak di kota-kotamu, maka Aku akan melepas penyakit sampar ke
tengah-tengahmu dan kamu akan diserahkan ke dalam tangan musuh.
Ulangan 28:35
28:35 TUHAN akan menghajar engkau dengan barah jahat,
yang dari padanya engkau tidak dapat sembuh, pada lutut dan pahamu, bahkan dari
telapak kakimu sampai kepada batu kepalamu.
Ada 3 macam penyakit di sini:
1.
Batu kering
2.
Demam.
Kalau ada demam berarti ada yang tidak beres, baik pelayanannya terutama dalam
nikahnya.
3.
Bisul
atau barah yang jahat, ini yang akan kita bahas
Barah adalah hukuman Tuhan terhadap daging
yang berdosa. Ada 3 tempat yang kena barah.
1.
Telapak
kaki. Karena tidak mau melangkah ke Bait Allah dan juga tidak menghargai pelayanan hamba Tuhan.
2.
Kena
lutut, lutut menunjuk penyembahan. Kena barah karena malas menyembah atau
menyembah tetapi tidak mencapai ukuran Tuhan yaitu sampai daging tidak
bersuara.
3.
Paha.
4.
Batu
kepala.
Kita belajar tentang paha, ini ada kaitannya
dengan nikah.
Bilangan 5:20-22
5:20 tetapi jika engkau, padahal engkau di bawah kuasa
suamimu, berbuat serong dan mencemarkan dirimu, oleh karena orang lain dari
suamimu sendiri bersetubuh dengan engkau --
5:21 dalam hal ini haruslah imam menyumpah perempuan
itu dengan sumpah kutuk, dan haruslah imam berkata kepada perempuan itu — maka
TUHAN kiranya membuat engkau menjadi sumpah kutuk di tengah-tengah bangsamu
dengan mengempiskan pahamu dan mengembungkan perutmu,
5:22 sebab air yang mendatangkan kutuk ini akan masuk
ke dalam tubuhmu untuk mengembungkan perutmu dan mengempiskan pahamu. Dan
haruslah perempuan itu berkata: Amin, amin.
Paha ada kaitannya dengan nikah. Jadi bisul
di paha menunjuk hukuman Tuhan terhadap orang-orang yang mengisi nikahnya
dengan hawa nafsu daging. Praktek nikah hawa nafsu daging:
1.
Nikah
yang terhilang. Apa itu nikah yang terhilang?
a) Menikah di luar Tuhan, kalau diperkecil lagi menikah
di luar Firman pengajaran yang benar. Ingat Kejadian pasal 6, anak-anak Allah
melihat anak-anak perempuan manusia cantik-cantik, lalu diambillah siapa saja yang disukai hatinya, ini nikah
hawa nafsu daging. Ini sama dengan mau menyatukan terang dengan gelap, tidak
akan mungkin bisa menyatu! Sementara tujuan menikah itu untuk menjadi satu
daging.
Markus 10:8
10:8 sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu.
Laki-laki dan perempuan secara fisik sudah
berbeda, belum lagi kalau beda suku, beda karakter dan sebagainya. Lalu ajarannya,
keyakinannya berbeda, apa yang bisa menyatukan! Sekarang ini nikah kawin campur
malah viral, dirasa hebat kalau nikah beda keyakinan, padahal itu nikah hawa
nafsu daging. Jika diteruskan hanya air mata sengsara di dalam nikah itu.
Kaum muda jangan sampai nikah terhilang.
Orang tua juga jangan dorong anaknya masuk nikah yang terhilang, justru harus
diarahkan supaya 1 iman, 1 pengajaran.
b) Nikah yang tidak tergembala. Tidak mau tekun
dalam 3 macam ibadah pokok. Dalam Tabernakel ditunjukan dengan 3 macam alat
dalam ruangan suci:
1)
Pelita
emas menunjuk Ibadah raya
2)
Meja
roti sajian menunjuk Ibadah pendalaman Alkitab
3)
Mezbah
dupa emas menunjuk Ibadah doa penyembahan
Pengkhotbah 4:12
4:12 Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang
akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan.
Dua orang itu menunjuk suami isteri. Tali 3
lembar itu menunjuk ketekunan dalam 3 macam ibadah. Dalam ibadah raya di ikat
dengan tali Roh Kudus, dalam ibadah pendalaman Alkitab diikat dengan tali
Firman, dalam ibadah doa penyembahan diikat dengan tali kasih Allah. Dagingnya
dibendung, dagingnya diikat sehingga tidak menjadi liar. Coba kalau liar, mudah
sekali terhilang. Sebagai contoh kita punya hewan peliharaan yang liar, gampang
hilang. Tetapi kalau dalam kandang, aman. Ayo bawa nikah kita masuk dalam
kandang penggembalaan.
2.
Nikah
yang tidak disucikan.
Efesus
5:22-27
5:22
Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,
5:23
karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat.
Dialah yang menyelamatkan tubuh.
5:24
Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri
kepada suami dalam segala sesuatu.
5:25
Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan
telah menyerahkan diri-Nya baginya
5:26
untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air
dan firman,
5:27
supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan
cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat
kudus dan tidak bercela.
Ini
teladan nikah yang suci. Kebalikannya nikah yang tidak disucikan. Masing-masing
anggota rumah tangga bertanggung jawab untuk masuk ke dalam proses penyucian,
baik suami, isteri dan juga anak. Penyuciannya adalah penyucian secara double.
a) Masuk baptisan air yang benar, sesuai Firman,
seperti yang Yesus teladankan.
b) Mandi air hujan Firman pengajaran yang benar.
Penyucian
double ini terutama menyucikan kita dari kusta rohani.
Imamat
14:8-9
14:8
Orang yang akan ditahirkan itu haruslah mencuci pakaiannya, mencukur seluruh
rambutnya dan membasuh tubuhnya dengan air, maka ia menjadi tahir. Sesudah itu
ia boleh masuk ke dalam perkemahan, tetapi harus tinggal di luar kemahnya
sendiri tujuh hari lamanya.
14:9
Maka pada hari yang ketujuh ia harus mencukur seluruh rambutnya: rambut kepala,
janggut, alis, bahkan segala bulunya harus dicukur, pakaiannya dicuci, dan
tubuhnya dibasuh dengan air; maka ia menjadi tahir.
Apa
itu kusta rohani? Dosa kebenaran diri sendiri. Ini yang seringkali membuat
nikah itu menjadi nikah hawa nafsu daging, bertengkar, ribut. Sudah salah tetapi
menutup salah dan dosanya dengan menyalahkan orang lain. Suami salah tetapi
menyalahkan isteri, isteri salah tetapi menyalahkan suami, orang tua yang salah
tetapi menyalahkan anak, anak yang salah tetapi menyalahkan orang tua, itu
semua kusta! Kebenaran diri sendiri membuat terpisah. Ayub mengatakan “isteriku
sendiri jijik melihat aku” budak-budaknya sendiri juga berdiri jauh-jauh. Kalau
ada kebenaran diri sendiri pasti terpisah. Setelah diuji habis-habisan baru
Ayub sadar bahwa dalam dirinya ada kebenaran diri sendiri, ada kusta. Kebenaran
diri sendiri itu membuat kita terpisah dari sesama.
Kejadian
2:25
2:25
Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak
merasa malu.
Nikah
yang suci itu telanjang tetapi tidak malu. Artinya tidak ada dosa yang
disembunyikan, jujur terbuka satu dengan yang lain. Waktu kami mau masuk nikah,
dalam penataran nikah semua ditanya oleh gembala. Sampai pertanyaan terakhir
“masih suci?”. Ditanya sejauh ini bagaimana hubungannya, pernah menjalin
hubungan dengan siapa saja, sampai sejauh mana, ditanyakan supaya terbuka semuanya,
tidak ada yang ditutup-tutupi.
Kalau
dosa itu disembunyikan, suatu saat Tuhan akan buka dan Tuhan permalukan. Coba
bisul pada paha, paha masak dibuka, pasti ditutup-tutupi. Tetapi kalau sudah
besar, sudah kesakitan, ketahuan juga ada bisul di paha. Ini yang jangan sampai
terjadi, jangan dipermalukan oleh Tuhan. Jangan sampai nikah kita tawar, nikah
asam kecut bahkan pahit karena ada dosa disembunyikan. Biarlah terang-terangan
semua, mau disucikan oleh Tuhan.
3.
Nikah
yang mati karena terjadi perceraian.
Suami itu kepala dan isteri adalah tubuh, kalau kepala dan tubuh tercerai,
suami isteri terpisah maka itu nikah yang mati karena terjadi perceraian. Sudah
bercerai kemudian menikah lagi dengan orang lain. Itu nikah yang mati, busuk
dan berulat.
Apa
penyebab perceraian?
Markus
10:3-5
10:3
Tetapi jawab-Nya kepada mereka: "Apa perintah Musa kepada kamu?"
10:4
Jawab mereka: "Musa memberi izin untuk menceraikannya dengan membuat surat
cerai."
10:5
Lalu kata Yesus kepada mereka: "Justru karena ketegaran hatimulah maka
Musa menuliskan perintah ini untuk kamu.
Jadi
penyebab perceraian karena ketegaran hati atau kekerasan hati. Karena sudah
keras hati maka dalam nikah timbul kekerasan. Mulai dari kekerasan dengan
kata-kata, sampai kekerasan dengan perbuatan. Kadangkala yang merasa benar sendiri
itu suami-suami. Suami itu paling tidak suka dipersalahkan sekalipun memang dia
yang salah. Akhirnya timbul kekerasan, kekerasan dengan kata-kata, kekerasan
dengan perbuatan.
Maleakhi
2:16
2:16 Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN,
Allah Israel — juga orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan, firman
TUHAN semesta alam. Maka jagalah dirimu dan janganlah berkhianat!
Kalau
sudah bercerai itu nikah tanpa kasih dan ada akibatnya:
a) Ada kerusakan dan ada korban. Seperti kertas
kalau sudah dilem memang bisa dipisah tetapi pasti robek, pasti rusak. Jadi
tidak ada cerai untuk kebaikan, pasti rusak, ada korban. Korban perceraian
nikah sampai sekarang tidak terhitung banyaknya.
b) Tidak masuk pilihan Tuhan. Banyak yang
dipanggil tetapi sedikit yang dipilih. Kalau dikaitkan dengan nikah, banyak
yang dipanggil masuk dalam nikah yang jasmani tetapi sedikit yang dipilih masuk
nikah yang rohani, pesta nikah Anak Domba Allah, antara Yesus Mempelai Pria
Sorga dengan gereja yang sempurna. Kalau sudah bercerai tidak akan masuk
pilihan.
Sebab itu kita harus perjuangkan nikah kita
untuk masuk pilihan Tuhan, untuk masuk nikah yang rohani. Praktek
memperjuangkan nikah untuk masuk pesta nikah Anak Domba Allah kita pelajari
dari 5 gadis yang bijaksana.
1.
Matius
25:4,10
25:4
sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak
dalam buli-buli mereka.
25:10
Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu
dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang
perjamuan kawin, lalu pintu ditutup.
Harus
memiliki pelita yang menyala, karena keadaan dunia akhir zaman ini gelap
seperti tengah malam, dosa-dosa begitu pekat. Manusia kurang lebih 7 milliar,
kalau manusia itu gelap, 7 milliar manusia itu gelap semua betapa pekatnya
kegelapan itu. Yang kita butuhkan menghadapi dosa yang pekat itu adalah pelita
yang menyala. Apa itu?
Amsal
6:23
6:23
Karena perintah itu pelita, dan ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik
itu jalan kehidupan,
Jadi
pelita yang menyala adalah Firman pengajanan. Nikah kita harus dibina,
disucikan oleh Firman pengajaran yang benar. Tanpa pelita yang menyala, nikah itu gelap. Apa yang terjadi kalau gelap?
Suami isteri berbenturan terus, orang tua anak, kakak beradik bisa berbenturan
terus. Kalau tidak ada pengajaran bisa benturan terus. Kalau dibiarkan bisa
hancur, tidak tahan berbenturan terus bisa keluar, pisah, anak tidak tahan
benturan dia keluar, orang tua benci
sama anak, yah sudah dikeluarkan dari KK. Itu kalau tidak ada pengajaran. Tetapi
kalau ada pengajaran bisa dihindari benturannya. Bukan berarti tidak ada, ada
benturan tetapi tidak berlarut-larut, segera teratasi. Nikah kalau gelap tidak
ada indahnya. Biar rumahnya besar, mobilnya banyak, tetapi coba kalau gelap, tidak ada indahnya.
Rumahnya kecil, sederhana, tapi kalau terang, indah. Ayo bawa nikah kita untuk
disucikan dengan Firman pengajaran yang benar. Supaya penyucian itu berjalan,
bagaimana sikap kita terhadap Firman pengajaran? Sikap kita harus taat
dengar-dengaran pada Firman pengajaran yang benar.
I
Petrus 1:22
1:22
Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga
kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu
bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.
Suami
taat, isteri taat, orang tua taat, anak taat maka terang semuanya, diredam
benturannya. Dari ketaatan ini timbul kesucian dan dari kesucian timbul kasih
persaudaraan yang tulus ikhlas, bukan tengkar. Nikah menjadi tempat
mempraktekan kasih, bukan tempat pelampiasan hawa nafsu daging. Waktu orang
Israel di Mesir, ada tulah hujan es. Perintah Tuhan untuk orang Mesir yang ada
di padang untuk masuk ke rumah. Rumah itu tempatnya kasih, di luar itu ada
hujan es yang bercampur api, itulah kasih yang menjadi dingin dan kedurhakaan
yang meningkat. Kami hamba Tuhan yang menyampaikan harus praktekan, taat lebih
dulu. Maka ada kasih persaudaraan yang tulus ikhlas.
Kolose
3:14
3:14
Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan
dan menyempurnakan.
Bukan
uang, kekayaan, kedudukan, tetapi kasih itu yang menjadi modal utama untuk
menyatukan. Kasih dari kesucian, dari ketaatan pada Firman Tuhan. Satu saja
dalam keluarga mau disucikan, punya terang, ada harapan nikah itu bisa disatukan, ada harapan kegelapan dalam nikah
disingkirkan. Gelap tidak pernah menang menghadapi terang. Nuh seorang diri mendapat
kasih karunia, keluarganya selamat. Nuh itu orang suci, contoh orang yang tidak
baik adalah Rahab perempuan sundal, dia mau mengikat tali Kirmizi di jendela
rumahnya, itu menunjuk korban Kristus. Dia mau menghargai Korban Kristus, mau
memperdamaikan dosanya, mau disucikan, maka sekalipun penduduk Yerikho ditumpas
habis, tetapi Rahab sekeluarga selamat.
Satu
saja mau disucikan oleh pengajaran yang benar, mau menjadi terang, ada harapan
mengusir kegelapan di dalam nikah. Dan ada harapan membawa nikah itu menjadi
satu. Yusuf sudah terbuang dari keluarga, dia disingkirkan oleh kakak-kakaknya.
Tetapi karena pada dia ada gandum, itu yang membawa penyatuan keluarganya.
Perhatikan
ini, jangan ragu. Bawa hidup kita disucikan oleh Firman pengajaran, punya
pelita yang menyala.
2.
Pelita
yang menyala harus diletakan di atas kaki dian.
Markus
4:21
4:21
Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Orang membawa pelita bukan supaya
ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya
ditaruh di atas kaki dian.
Artinya
kita harus menempatkan diri kita pada posisi yang benar di dalam nikah sesuai
Firman pengajaran yang benar. Ini yang membuat nikah masuk pilihan, kalau tidak
nikah itu ada bisul.
I
Korintus 11:3
11:3
Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap
laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari
Kristus ialah Allah.
Ini
struktur atau susunan nikah yang benar sesuai Firman Allah.
a) Suami adalah kepala di dalam rumah tangga. Suami itu laki-laki, bukan perempuan, tetapi bukan berarti dia sewenang-wenang di
dalam rumah tangga.
Efesus 5:23,26-27,29
5:23 karena suami adalah kepala isteri sama seperti
Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.
5:26 untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya
dengan memandikannya dengan air dan firman,
5:27 supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di
hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu,
tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
5:29 Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya
sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap
jemaat,
1)
Praktek
suami yang menjadi kepala adalah mengasihi isteri seperti diri sendiri dan tidak
berlaku kasar. Teladannya adalah Yesus, bukan yang lain. Mengasihi isteri itu
bukan sebatas yang jasmani, memang kita harus menunjukan mengasihi isteri
secara jasmani misalkan menolong, membantu, merawat, tetapi bukan sebatas itu. Lebih diperdalam lagi, di sini dikaitkan Yesus
mengasihi jemaat yang adalah tubuhNya. Saya sebagai suami juga belajar
bagaimana mengasihi isteri seperti Yesus kepala mengasihi jemaat yang adalah tubuhNya.
Ø Yesus menyelamatkan tubuh.
Efesus
5:23
5:23
karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat.
Dialah yang menyelamatkan tubuh.
Dalam
Tabernakel ini kena pada daerah halaman, wilayah kebenaran. Jadi suami sebagai
kepala, tunjukan teladan kebenaran. Suami yang lebih dulu imannya teguh (pintu gerbang).
Suami lebih dulu tunjukan dia bertobat (mezbah korban bakaran). Suami tunjukan
keteladanan dia sudah lahir baru lewat baptisan air (bejana pembasuhan) dan
baptisan Roh Kudus (pintu kemah) sehingga hidup dalam kebenaran. Tunjukan
teladan kebenaran, itu suami yang mengasihi isteri. Biarpun mungkin secara
jasmani isterinya dia tolong, dia bantu tetapi kalau tidak ada teladan
kebenaran, itu cuma mengasihi sebatas yang jasmani, yang rohani tidak ada! Apalagi
kami gembala lalu tidak benar, ajar jemaat tidak benar, ajar isteri tidak
benar, jangan sampai terjadi.
Ø Efesus 5:26-27
5:26
untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya
dengan air dan firman,
5:27
supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang
tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan
tidak bercela.
Dalam
Tabernakel kesucian ini di dalam ruangan suci, daerah
penggembalaan. Suami tunjukan keteladanan dalam hal kesucian, dalam hal tergembala
dengan benar dan baik. Kaum muda yang mau menikah ayo hidup dalam kesucian, tergembala.
Tunjukan
keteladanan dalam hal kekudusan, dalam hal tergembala dengan benar dan baik,
itu kepala yang baik. Kalau kepala bermasalah, tubuhnya juga bermasalah. Kalau
kepala sudah tidak bisa makan, kasihan tubuhnya lemas. Akhirnya fungsi organ
lain menurun dan bisa mati.
Ø Efesus 5:29
5:29
Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan
merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,
Mengasuh
dan merawati isteri sampai tidak bercela. Ini ruangan maha suci. Ini daerah
kesempurnaan. Orang yang dibaharui sampai sempurna yang masuk di sana.
Jadi
suami harus tunjukan teladan keubahan hidup, suami yang lebih dulu hidup benar,
suami yang lebih dulu hidup suci dan tergembala, suami yang lebih dahulu
mengalami keubahan hidup, itu suami sebagai kepala. Kita koreksi diri
masing-masing. Tunjukan pada isteri dan anak-anak saya ini kepala, tunjukan
teladan kebenaran, kesucian, tergembala, keubahan hidup, bukan cuma main
perintah.
2)
Menjadi
aliran kehidupan bagi isteri dan anaknya baik secara jasmani dan terutama
secara rohani. Tubuh ini mendapat oksigen, makanan dan minuman dari kepala.
Kalau sudah tidak berfungsi dengan baik, tubuh sakit. Mungkin secara jasmani
dia bisa menafkahi dengan baik, tetapi secara rohani tidak bisa, sakit
nikahnya.
3)
Dapat mengambil
keputusan yang tepat sesuai Firman pengajaran yang benar. Begitu salah
mengambil keputusan yang tidak sesuai Firman, dampaknya sangat buruk. Contoh dalam Alkitab adalah Adam dan Abraham. Adam sudah tahu
tidak boleh makan buah yang dilarang oleh Tuhan, isterinya bawa buah itu malah
dia makan. Dia ambil keputusan yang tidak tepat, dia makan akibatnya nikahnya
terkutuk dan terusir dari taman Eden. Contoh kedua Abraham, Tuhan sudah bilang
Aku akan berikan engkau keturunan. Tetapi isterinya bicara ini budakku, hampiri
dia supaya ada keturunan. Abraham dengar perkataan isterinya, 13 tahun dia
terpisah dari Tuhan. Nanti Tuhan datang baru ada perjanjian sunat. Lahirlah
Ismael, masalah yang sampai sekarang tidak pernah selesai.
Inilah
akibatnya kalau kami sebagai suami salah mengambil keputusan tidak sesuai
Firman. Lebih diperkecil lagi kami sebagai gembala salah mengambil keputusan
maka dampaknya buruk bagi isteri dan anak-anak, dampaknya buruk bagi sidang
jemaat.
Dalam
mengambil keputusan, sebagai suami harus tegas sesuai Firman. Pesan guru saya
kepada saya “kamu jangan plin plan!” Saya berusaha terus untuk tidak plin plan.
Sebab keputusan yang saya ambil sebagai gembala, sebagai suami, kalau tidak
tepat sesuai Firman dampaknya sangat buruk. Isteri dan anak boleh mengusulkan,
tetapi hormati keputusan suami.
b) Praktek isteri sebagai tubuh.
Efesus 5:22,24
5:22 Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti
kepada Tuhan,
5:24 Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada
Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.
1)
Isteri
tunduk kepada suami dalam segala hal seperti kepada Tuhan. Bukan berarti suami
dijadikan Tuhan. Tuhan tidak pernah mengajak umatNya berbuat dosa. Jadi tunduk
seperti kepada Tuhan artinya kalau suami mengajak berbuat dosa jangan diikuti
tetapi didoakan. Minta hikmat dari Tuhan untuk tidak melakukan yang
diperintahkan oleh suami yang adalah dosa.
2)
Isteri
diambil dari tulang rusuk. Tulang rusuk itu untuk melindungi organ-organ tubuh
yang vital. Jadi isteri sebagai tubuh dapat melindungi kelemahan suami dan anak
lewat doa penyembahan.
c) Efesus 6:2-3
6:2 Hormatilah ayahmu dan ibumu — ini adalah suatu
perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini:
6:3 supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.
Anak sebagai anggota tubuh meringankan beban
orang tua lewat menghormati dan mentaati orang tua. Bukan nanti ada kerja bisa
kasih ini kasih itu. Kalau tidak hormat, tidak taat, itu tidak meringankan
beban orang tua. Apalagi kami anak-anak hamba Tuhan. Waktu saya awal-awal di
Malang, Firman Tuhan datang keras sekali karena saya masih belum bertobat. Ada
dosa yang saya buat kepada orang tua, lalu gembala di sana sampaikan Firman
Tuhan “anak hamba Tuhan kalau menopang pekerjaan Tuhan, menopang pelayanan
orang tuanya, berkatnya double. Tetapi kalau anak hamba Tuhan menjadi sandungan
dalam pelayanan orang tuanya kutuknya double, seperti Hofni dan Pinehas!”. Saya
ketakutan dengar Firman itu. Selesai ibadah saya telpon papa. Awalnya ketakutan
mau mengaku. Begitu saya menelpon dan cerita semua yang saya buat, jawaban papa
“Firman sudah sampai sama ngana anakku, mari torang berdoa”. Senang sekali
rasanya dan didoakan.
Setan mengincar gembala, dia tidak dapat dia
serang isteri gembala, tidak dapat dia serang anak-anak gembala. Pukulan telak
kalau anak-anak sudah berulah. Kalau dia tidak dapat anak gembala, setan hantam
tua-tua, tidak dapat dia serang isteri tua-tua, tidak dapat juga dia serang
anak-anaknya.
Anak-anak di sini ringangkanlah pekerjaan
orang tua, hormati taati. Itu yang menentukan kebahagiaan hidup. Bukan nanti
punya duit, punya ijazah, punya kekayaan, punya kedudukan baru bahagia, bukan! Yang
menentukan kebahagiaan itu hormat dan taat pada orang tua.
Efesus 6:3
6:3 supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.
Kalau sudah menyakiti orang tua, minta ampun!
Apalagi kalau sampai berkata kenapa saya dilahirkan di keluarga seperti ini.
Cabut, minta ampun, selesaikan semua kepada Tuhan dan kepada orang tua.
Supaya
pelita bisa menyala, setelah ditaruh di atas kaki dian, sumbunya itu harus rela
dibakar. Apa gunanya
sudah ditaruh di kaki dian tetapi sumbunya tidak dibakar, cuma jadi pajangan di
situ. Artinya untuk berada pada kedudukan yang benar di dalam nikah, harus rela
berkorban segalanya. Suami sebagai kepala, isteri sebagai tubuh, anak sebagai
anggota tubuh harus rela korban. Korban apa saja sampai korban nyawa kalau
diperlukan, seperti Yesus berkorban nyawa.
Kalau
suami sudah benar lalu isteri berulah, nanti Tuhan Yesus yang tegur. “Suami
saya kasar, kalau saya tunduk nanti dia tambah kerasi saya” harus rela
berkorban. Tempatkan suami sebagai kepala maka ada Yesus sebagai kepala yang
akan menegur dia nanti. Sebagai anak mungkin orang tuanya tidak takut Tuhan,
tetap taat dan hormati, rela berkorban. Teladannya Yesus sampai rela berkorban
nyawa.
Efesus
5:25
5:25
Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan
telah menyerahkan diri-Nya baginya
Kadang
suami mau mengaku sama isteri, harus korban harga diri. Kalau tidak mau berkorban,
tidak mau dibakar sumbunya, nanti saling mempersalahkan, saling menuntut,
nikahnya tetap gelap. Ayo masing-masing rela terbakar, sama-sama terang,
sama-sama menerima berkat.
Mazmur
133:1-3
133:1
Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila
saudara-saudara diam bersama dengan rukun!
133:2
Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke
janggut Harun dan ke leher jubahnya.
133:3
Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke
sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.
Sebaliknya
kalau tengkar terus, Alkitab mengatakan memulai pertengkaran = membuka jalan
air bah. Kalau tengkar terus, tsunami datang makanya hancur semua.
Selain
berkat, Yesus menjadi kepala yang bertanggung jawab atas nikah kita. Kalau Dia
kepala Dia akan mengasuh, merawati nikah kita. Dia menjadi pembela, pelindung,
pemelihara bagi nikah kita. Tidak ada yang bisa ganggu, tidak ada orang ketiga,
tidak bisa! Tidak ada lagi kegelapan, semua kegelapan sudah sirna.
3.
Gadis
bijaksana selain membawa pelita juga membawa minyak persediaan. Jadi yang ketiga memiliki minyak
persediaan. Artinya selalu hidup dalam urapan sampai Roh Kudus meluap-luap di
dalam kita. Daging ini tidak mampu, daging kita ini lemah, perlu urapan Roh
Kudus. Suatu saat pelita itu akan padam kalau tidak ada minyak. Mungkin di awal
nikah bisa taat, sebagai suami atau isteri bisa lakukan kewajibannya, tetapi
kalau tidak ada Roh Kudus suatu saat kering, bosan, jenuh. Buktinya
perkataannya kering.
Bagaimana
supaya urapan Roh Kudus meluap-luap?
a) Imamat 21:12
21:12 Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya
jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan
Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya;
Akulah TUHAN.
Sama-sama harus bertekun dalam penggembalaan.
Yang masih sendiri ayo bergumul supaya suami atau isteri juga bisa bertekun
dalam penggembalaan. Yang sudah sama-sama dalam penggembalaan, ayo bersama-sama
bertekun dalam penggembalaan. Mari saling menasihati untuk tekun dalam
penggembalaan, itu nasihat yang terbaik.
Ibrani 10:25
10:25 Janganlah kita menjauhkan diri dari
pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi
marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari
Tuhan yang mendekat.
Memang berat bagi daging untuk masuk dalam
kandang penggembalaan. Daging seperti diperas tetapi harus! Suami capek pulang
kerja, isteri ingatkan ayo datang ibadah. Jangan dibiarkan “saya capek, mau
istirahat dulu, kamu yang ibadah”. Anak-anak juga dinasihati supaya tekun dalam
penggembalaan, jangan kendor.
b) Bertekun dalam doa penyembahan, ditambah doa
puasa dan doa semalaman. Itu supaya daging semakin diperas, minyak urapan Roh
Kudus semakin melimpah. Tema tahun ini tahun penyembahan, semakin tingkatkan
doa penyembahan dan puasa serta doa semalaman.
Roma 8:9
8:9 Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan
dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak
memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.
Roh Kudus ini sebagai bukti bahwa kita adalah
milik Kristus. Begitu kita sudah mulai malas menyembah, ingat kalau tidak menyembah
tidak ada minyak urapan, berarti bukan milik Kristus. Kalahkan daging, mau
menyembah, tambah doa puasa dan doa semalaman.
c) Rela menerima percikan darah, sengsara daging
tanpa dosa. Kita tidak salah, tetapi disalahkan, dibenci dan dikucilkan, tidak
apa-apa, itu supaya kita menerima minyak urapan yang semakin melimpah.
I Petrus 4:12-14
4:12 Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu
heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah
ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
4:13 Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian
yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira
dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
4:14 Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama
Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.
Jangan mundur, jangan menghindar dari
percikan darah, harus kita terima! Kita dinista karena nama Kristus, dibenci,
dikucilkan, tidak apa-apa. Terserah orang mau ngomong apa, biarkan saja. Kita
diizinkan mengalami seperti itu terima saja, nikmati saja percikan darah,
minyak urapan Roh Kudus semakin melimpah. Orang yang menghimpit, menganiaya dan
mengucilkan dia semakin kering, kita semakin melimpah urapannya, semakin
dipakai oleh Tuhan.
Biarlah kita mau masuk dalam proses percikan
darah, proses pemerasan daging. Seringkali yang paling sulit itu perasaan
daging. Kalau sudah tersinggung, disentuh perasaannya bisa bereaksi marah dan
lain-lain.
Nikmati proses pemerasan daging itu sampai bahagia.
Bagi akal tidak bisa diterima, masa orang menderita bisa bahagia. Tetapi kalau
kita sudah melewati proses demi proses tadi, mau disucikan, tergembala, tekun menyembah, ketika diizinkan masuk percikan darah kita
bisa berbahagia. Saya terbatas untuk menerangkan dengan kata-kata, biar jadi
pengalaman. Terserah saya mau dibikin apa, yang penting jangan sampai saya
kering. Biar Tuhan pertambahkan minyak urapan itu kepada kita. Kalau ada
bahasa-bahasa yang tidak baik, tidak usah bereaksi daging, seperti Saul
pura-pura tuli.
Ini bicara tentang nikah. Kalau bereaksi
daging, kita kering, nikah kita
yang hancur, rugi kita. Orang itu seenaknya ngomong di mana-mana, biarkan saja
dia, nanti dia yang kering, jangan kita yang kering. Demi nikah kita, demi
keluarga kita, jangan bereaksi daging. Kalau saya sebagai gembala, jangan
bereaksi daging demi isteri, anak, keluarga daging saya, demi sidang jemaat.
Kalau
ada minyak persediaan maka ada hasil yang bisa kita nikmati:
a) Sumbu tidak akan hancur sekalipun terbakar.
Artinya sekalipun kita diizinkan menderita oleh Tuhan, tidak akan hancur tetapi
semakin menyala terang, kita semakin dipakai oleh Tuhan dalam pelayanan
pembangunan Tubuh Kristus, menjadi kesaksian bagi orang lain. Nikah kita
menjadi terang kesaksian bagi orang lain. Dalam kitab Zakharia dikatakan kita
ditaruh di api. Memang harus kita hadapi nyala api ujian itu, tetapi kita tidak
hancur, malah semakin terang menjadi terang kesaksian bagi orang lain.
b) Pengkhotbah 9:8
9:8 Biarlah selalu putih pakaianmu dan jangan tidak
ada minyak di atas kepalamu.
Minyak ada kaitannya dengan ada pakaian.
Kalau ada minyak maka pakaiannya putih. Artinya nikah kita tidak telanjang,
nikah tidak memalukan Tuhan, tetapi nikah kita memuliakan Tuhan dan
dipermuliakan Tuhan. Nanti kita tampil sebagai Mempelai Wanita Tuhan dengan
pakaian putih berkilau-kilauan. Ayo jangan mundur mengikut Tuhan, perjuangkan
nikah ini untuk bisa mencapai nikah yang rohani.
Jubah kita pakaian putih harus dicuci dalam darah supaya putih
berkilau-kilauan.
Wahyu 19:6-9
19:6 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar
orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya:
"Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan
memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya
telah siap sedia.
19:8 Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain
lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu
adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]
19:9 Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah:
Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya
lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari
Allah."
Semakin besar percikan darahnya, semakin hebat
peroses pemerasan dagingnya, pakaiannya semakin putih kalau tidak bereaksi
daging.
Wahyu 7:14
7:14 Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan
mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah
orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci
jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.
Jadi jangan menghindar dari percikan darah
“saya tidak mampu, tantangan dalam nikah semakin berat, saya mau menyepi dulu,
mau tinggalkan dulu nikah” jangan! Itu sudah betul supaya pakaian putih, memang
sudah seperti itu prosesnya. Ada pakaian putih berkilauan untuk masuk pesta
nikah Anak Domba Allah.
c) II Raja-raja 4:7
4:7 Kemudian pergilah perempuan itu memberitahukannya
kepada abdi Allah, dan orang ini berkata: "Pergilah, juallah minyak itu,
bayarlah hutangmu, dan hiduplah dari lebihnya, engkau serta anak-anakmu."
Kalau ada minyak maka hutang beres. Artinya masalah-masalah
dalam nikah dibereskan, diselesaikan oleh Tuhan sampai yang mustahil sekalipun.
Sudah tidak punya suami, kekayaannya hanya sedikit minyak, utangnya banyak,
anaknya mau diambil jadi budak, benar-benar masalah yang mustahil, hidupnya
pahit. Tetapi dengan minyak persediaan, masalah apapun selesai. Dengan Firman
pengajaran, pelita menyala, dengan minyak urapan Roh Kudus masalah apapun
selesai sampai yang mustahil diselesaikan oleh Tuhan. Masalah nikah dan buah
nikah diselesaikan oleh Tuhan. Terutama hutang dosa-dosa diselesaikan semuanya.
Ayo kita berjuang untuk nikah kita. Jangan
sampai nikah kita nikah yang terhilang, nikah yang mati. Tetapi biarlah kita
bawa nikah kita mau disucikan oleh Firman pengajaran, mau digembalakan oleh
Firman pengajaran yang benar, sehingga kita bisa menempatkan diri kita pada
tempat yang benar dalam nikah, melakukan kewajibannya sekalipun harus berkorban apapun. Dan kita mau rela menerima sengsara
daging, percikan darah karena Yesus, karena ibadah, karena Firman pengajaran.
Ada minyak yang melimpah, sumbu tidak hancur, semakin terang nyalanya, ada pakaian
putih, pakaian pesta, kita siap masuk dalam pesta nikah Anak Domba Allah,
hutang-hutang dibereskan, masalah apapun dibereskan.
Di depan kita ada perjamuan suci, jaminan
bahwa semua akan dibereskan. Sebelum Yesus menyerahkan nyawaNya, seruan terakhir
“sudah selesai”.
Yohanes 19:30
19:30 Sesudah Yesus meminum anggur asam itu,
berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan
menyerahkan nyawa-Nya.
Biar malam ini juga masalah apapun dalam
nikah kita, kita klaim janji Firman Tuhan “sudah selesai”. Semua selesai pada
waktunya. Kalau belum ditolong oleh Tuhan jangan putus asa, jangan tinggalkan
Tuhan, terus bertekun dalam penyucian, terus bertahan dalam kedudukan yang
benar dalam nikah, nikmati proses pemerasan daging, percikan darah. Nanti kita
melihat bagaimana Tuhan bekerja menyelesaikan semuanya bagi kita sekalian.
Tuhan Yesus memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar