20250621

Kebaktian Doa Penyembahan, Sabtu 21 Juni 2025 Pdt. Handri Otniel Legontu


 

Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Yohanes 13:21-30

13:21 Setelah Yesus berkata demikian Ia sangat terharu, lalu bersaksi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku."

13:22 Murid-murid itu memandang seorang kepada yang lain, mereka ragu-ragu siapa yang dimaksudkan-Nya.

13:23 Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya.

13:24 Kepada murid itu Simon Petrus memberi isyarat dan berkata: "Tanyalah siapa yang dimaksudkan-Nya!"

13:25 Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, siapakah itu?"

13:26 Jawab Yesus: "Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya." Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot.

13:27 Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: "Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera."

13:28 Tetapi tidak ada seorang pun dari antara mereka yang duduk makan itu mengerti, apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas.

13:29 Karena Yudas memegang kas ada yang menyangka, bahwa Yesus menyuruh dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi apa-apa kepada orang miskin.

13:30 Yudas menerima roti itu lalu segera pergi. Pada waktu itu hari sudah malam.

 

Ini adalah saat-saat Yesus makan perjamuan Paskah dengan murid-muridNya. Di sini Yesus membuka kepada murid-muridNya siapa yang akan menyerahkanNya yaitu Yudas Iskariot. Dulu makan perjamuan Paskah, sekarang bagi kita adalah makan Firman dan perjamuan suci. Saat makan Firman pengajaran dan perjamuan Suci, tidak ada dosa yang tersembunyi, semua terbuka di hadapan Tuhan. Dalam Firman pengajaran yang benar ada kuasa penyucian dan pembaharuan dari manusia darah daging menjadi manusia rohani sampai nanti sempurna seperti Yesus.

 

Saat Firman pengajaran yang benar kita diberikan kesempatan menguji diri atau menghakimi diri sendiri. Saat kita temukan dosa harus segera kita selesaikan dosa, jangan pertahankan dosa! Sehingga saat kita makan perjamuan suci tidak menjadi kecelakaan atau kebinasaan bagi kita. Tetapi perjamuan suci itu akan mempermanenkan Firman dalam kehidupan kita sekalian.

I Korintus 11:28-32

11:28 Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu.

11:29 Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya.

11:30 Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal.

11:31 Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita.

11:32 Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia.

 

Jadi saat makan Firman kesempatan kita memeriksa diri, kalau ada dosa diselesaikan, maka perjamuan suci akan membuat Firman itu mendarah daging dalam hidup kita.

 

Ada sikap makan Firman dan perjamuan suci:

1.      Sikap yang negatif, seperti Yudas Iskariot yang keras hati, mengelak dari Firman, tetap mempertahankan dosanya malah mempersalahkan orang lain. Bahkan seringkali menuduh Firman itu salah, Firman itu keliru. Seperti Yudas, ketika Yesus mengatakan siapa yang mencelupkan tangannya ke dalam pinggan bersama Aku, dialah yang akan menyerahkan Aku. Yudas mencelupkan tangannya ke dalam pinggan bersama Yesus, tetapi dia berkata bukan aku ya Rabbi. Berarti dia salahkan orang lain, orang lain yang mengkhianati Yesus dan dia juga mempersalahkan Yesus.

Matius 26:23-25

26:23 Ia menjawab: "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku.

26:24 Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan."

26:25 Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: "Bukan aku, ya Rabi?" Kata Yesus kepadanya: "Engkau telah mengatakannya."

 

Sudah ditunjuk dengan jelas apa yang menjadi kesalahannya dan akibat dia mempertahankan kesalahan itu tetapi dia tidak mau menerima, tetap keras hati, dia persalahkan Yesus, persalahkan orang lain. Akibatnya begitu dia terima roti, makan perjamuan suci, Yudas kerasukan iblis. Bukan Firman yang mendarah daging tetapi tabiat iblis yang mendarah daging di dalam dia. Iblis itu suka mendakwa. Dalam kitab Zakharia ada imam besar Yosua berdiri dan di sebelahnya iblis mendakwa. Dalam kitab Wahyu pasal 12, iblis itu pendakwa, penuduh. Jadi Yudas makan perjamuan suci malah kerasukan iblis. Bukan Firman mendarah daging malah tabiat iblis masuk di dalam dirinya, betul-betul Yudas terpisah dari Tuhan. Yudas keluar dan hari sudah malam, Yudas ditelan kegelapan dosa. Kalau pertahankan dosa lalu makan perjamuan suci, malah terpisah dari Tuhan dan betul-betul dikuasai oleh kegelapan dosa dan Yudas binasa selama-lamanya.

 

Pada ayat 29 murid-murid berpikir Yudas ini dipercaya, disuruh melakukan pelayanan. Seringkali orang yang seperti Yudas, yang keras hati, mempertahankan dosa, kelihatan seperti dipakai Tuhan sehingga banyak yang terkecoh. Ini yang harus kita waspadai, jangan sampai kehidupan kita didapati Tuhan seperti Yudas Iskariot.

 

2.      Sikap yang positif, seperti Yohanes yang memanfaatkan Firman pengajaran yang benar dan perjamuan suci untuk berubah. Kita diberikan kesempatan makan Firman dan perjamuan suci, khususnya dalam ibadah pendalaman Alkitab, kita manfaatkan supaya kita berubah dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus.

 

Kita lihat bagaimana sikap Yohanes sebelum diubahkan.

a)      Lukas 9:53-55

9:53 Tetapi orang-orang Samaria itu tidak mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem.

9:54 Ketika dua murid-Nya, yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka berkata: "Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?"

9:55 Akan tetapi Ia berpaling dan menegor mereka.

 

Ini sikap Yohanes, ketika ada yang menolak Yesus dia marah, seperti membela Yesus dan mau meminta supaya api turun dari langit membakar orang Samaria. Ini Yohanes tidak mempunyai kasih kepada sesama, berarti tidak punya kasih kepada Tuhan.

I Yohanes 4:20-21

4:20 Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.

4:21 Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.

 

Bagaimana praktek tidak punya kasih kepada sesama? Suka menghakimi orang lain! Kadangkala kita seperti itu, ada orang yang salah rasanya langsung kita mau hakimi, mau kita hukum.

 

Rasul Yohanes ini hamba Tuhan. Ini penyakit kami hamba Tuhan, ketika pemberitaan Firman ditolak langsung marah, langsung mau menghukum, mengutuk ‘celaka kamu!’. Kalau kami hamba Tuhan menyampaikan suara Tuhan, tidak usah marah kalau ditolak, karena itu suara Tuhan. Seharusnya yang marah itu Tuhan. Kalau Firman itu berangkat dari diri kita, merasa Firman itu dia yang dapatkan, usahanya sendiri, pasti marah.

 

b)      Egois dan ambisi

Markus 10:35-37

10:35 Lalu Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati Yesus dan berkata kepada-Nya: "Guru, kami harap supaya Engkau kiranya mengabulkan suatu permintaan kami!"

10:36 Jawab-Nya kepada mereka: "Apa yang kamu kehendaki Aku perbuat bagimu?"

10:37 Lalu kata mereka: "Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, yang seorang lagi di sebelah kanan-Mu dan yang seorang di sebelah kiri-Mu."

 

Egois dan ambisi artinya mau lebih dari orang lain sampai mengorbankan orang lain. Istilahnya cari muka, makan puji! Waktu dipakai bangga sekali, orang lain dipandang enteng. Kalau hamba Tuhan senior penyakitnya iri dan dengki. Rasul Yohanes ini rasul paling muda, penyakitnya makan puji, cari muka, merasa sudah lebih hebat. Baru khotbah 1 2 kali lalu dipuji jemaat dia sudah bangga, hamba Tuhan senior dientengkan.

 

Lewat makan perjamuan Paskah bersama Yesus, Yohanes diubahkan. Sekarang bagi kita, lewat makan Firman dan perjamuan suci kita diubahkan. Bagaimana keubahan Yohanes? Dia bisa bersandar di dada Yesus.

Yohanes 13:25 (Terjemahan Lama)

13:25  Oleh yang demikian, sedangkan murid itu bersandar di dada Yesus, lalu bertanya, "Ya Tuhan, siapakah dia itu?"

 

Biarlah kita manfaatkan Firman pengajaran dan perjamuan suci untuk bisa bersandar di dada Yesus. Artinya kita menyerahkan seluruh hidup kita kepada Tuhan, seluruh kehendak kita kepada Tuhan, sehingga kita bisa mengasihi Tuhan dan tidak mau terpisah dengan Tuhan. Berarti kita bisa mengasihi sesama, tidak lagi menghakimi dan menghukum orang. Berarti tidak bangga, tidak sombong, tidak cari muka, hanya untuk menyenangkan hati Tuhan. Semua pujian kehormatan hanya untuk Tuhan, bukan untuk kita. Kalau kita bisa dipakai Tuhan itu hanya kemurahan. Kalau kita diberkati hanya untuk Tuhan. Termasuk bidang yang jasmani, kalau bisa lulus, dapat pekerjaan, semua hanya kemurahan Tuhan. Bukan jadi kebanggaan, kesombongan, apalagi pandang enteng orang tua. Sudah tidak bisa diingatkan orang tua ‘saya ini Sarjana! Saya lebih hebat saya S1, papa tidak sekolah!’. Semua hanya kemurahan Tuhan. Tidak ada kesempatan untuk bangga dan sombong tetapi serahkan semua hidup dan kehendak kita kepada Tuhan. Bisa mengasihi Tuhan, bisa mengasihi sesama sampai bisa mengasihi musuh.

 

Kalau bersandar di dada berarti kedengaran detak jantungnya Yesus, kita merasakan kasihnya Tuhan. Makanya rasul Yohanes bisa menulis surat 1, 2 dan 3 Yohanes yang isinya menekankan soal kasih kepada Tuhan dan dan kepada sesama. Jadi inti dari surat Yohanes adalah tentang kasih kepada Tuhan dan kepada sesama.

 

Mari kita mau bersandar di dada Yesus, mendengar detak jantungnya Yesus. Kalau bersandar kepada manusia, seringkali kecewa, banyak putus asa. Kalau bersandar di dada Yesus, Yesus tidak pernah mengecewakan kita. Ayo kita manfaatkan momen kita mendengar Firman untuk kita bersandar di dada Yesus, merasakan kasihnya Yesus. Untuk kita bisa mengasihi Tuhan, bisa mengasihi sesama, menyerahkan segala perkara. Segala rencana kita serahkan kepada Tuhan, biar Tuhan yang atur semuanya.

 

Hasilnya jika kita bersandar di dada Yesus.

a)      Petrus menyuruh Yohanes bertanya kepada Yesus siapa yang akan menyerahkanNya, lalu Yesus jawab. Jadi hasilnya kepada Yohanes diberitahukan siapa yang akan menyerahkan Yesus. Murid-murid yang lain mengira Yudas dipakai tetapi Yohanes tahu dia ini yang akan menyerahkan Yesus. Artinya kalau kita bersandar di dada Yesus maka rahasia Firman dibukakan kepada kita untuk menyucikan kita dari roh Yudas Iskariot, roh pengkhianatan! Hati-hati, akhir zaman ini begitu banyak yang mengkhianati Yesus, bahkan mengkhianati Firman pengajaran yang benar.

 

Yudas gambaran antikristus yaitu orang yang tidak sungguh-sungguh di dalam penggembalaan. Tidak sungguh-sungguh ini bukan nanti ditujukan kepada jemaat, tetapi gembala juga. Untuk saya nomor 1 jangan ada roh Yudas, roh pengkhianatan, tidak sungguh-sungguh dalam penggembalaan.

I Yohanes 2:18-19

2:18 Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir.

2:19 Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita.

 

Roh pengkhianatan ini roh tidak sungguh-sungguh. Mulai dari saya sebagai gembala, bagaimana dalam pelayanan, sidang jemaat bagaimana dalam pelayanan. Bulan Juli kita sebagai tuan rumah, apakah kita sungguh-sungguh atau hanya sekedar melayani. Pembukaan rahasia Firman menyucikan kita sehingga kita semakin sungguh-sungguh di dalam penggembalaan. Kerjakan pelayanan apapun bentuknya. Bagi yang di palu ini tidak bisa ikut paduan suara lagi, ambil pelayanan yang lain dengan sungguh-sungguh. Terutama semua bisa menjadi pendoa syafaat. Sungguh-sungguhlah melayani.

 

Pembukaan rahasia firman membuat kita tahu siapa Yudas. Artinya lewat pembukaan rahasia Firman kita tahu membedakan mana yang benar, mana yang salah! Terutama soal pengajaran, tahu membedakan ini pengajaran benar, ini pengajaran yang salah. Juga soal ibadah, tahu membedakan mana yang benar, mana yang salah. Mana ibadah yang diterima, mana yang ditolak. Karena tidak semua ibadah diterima, ibadah Habel diterima, ibadah Kain ditolak. Juga tahu membedakan mana hamba Tuhan yang benar tahbisannya, mana yang salah tahbisannya, sehingga kita tidak asal memberi diri digembalakan.

 

Termasuk dalam hal didoakan, tidak sembarang menerima penumpangan tangan. Sidang jemaat jangan sembarang menerima penumpangan tangan. Kalau hamba Tuhan itu sungguh-sungguh tahbisannya maka tahbisan dan karakternya turun sama kita. Tetapi kalau tidak sungguh-sungguh dalam melayani, tahbisannya salah, itu juga turun kepada yang dia tumpangi tangan. Makanya hamba Tuhan jangan gampang memberi penumpangan tangan, jemaat juga jangan gampang menerima penumpangan tangan. Bukan ekstrim atau fanatik bodoh-bodoh! Kalau yang memberi penumpangan tangan seperti anak-anak Skewa, bagaimana nasib kita.

 

b)      Kita bisa merasakan kasih Tuhan yang membuat kita kuat teguh hati. Kasih Tuhan memberikan kekuatan, keteguhan hati. Saat penyaliban Yesus semua murid mengalami kegoncangan yang dahsyat. Tetapi di dalam penyaliban Yesus siapa murid yang ada di dekat kayu salib? Hanya Yohanes dan Maria ibunya Yesus. Tentu dia tidak berdiri jauh-jauh sehingga Yesus bisa berkata kepada Maria ibu itu anakmu. Lalu kepada Yohanes ‘ini ibumu’. Dengan begitu Yesus menitipkan ibuNya kepada Yohanes. Yang lain tidak berani mendekat, Petrus mengikut dari jauh dan menyangkal. Tetapi Yohanes awalnya memang lari, tetapi sampai Yesus disalibkan dia berada di dekat salib Yesus.

 

Kita bisa merasakan kasih Tuhan sehingga kita tidak kecewa, tidak putus asa dalam menghadapi pengalaman salib, dalam menghadapi masalah apapun, hanya percaya sepenuh kepada Tuhan.

Roma 5:5

5:5 Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.

 

Kasih Allah dicurahkan di hati kita supaya kita tidak kecewa dalam menghadapi salib, tetap bersandar dan berharap kepada Tuhan. Semakin dipakai Tuhan, semakin dekat dengan Tuhan, tantangannya semakin hebat. Bagaikan orang naik gunung, semakin tinggi semakin dingin, semakin kencang anginnya, semakin tipis oksigennya, banyak yang mati di atas gunung. Itu tantangan yang dihadapi oleh orang Kristen, hamba Tuhan, pelayan Tuhan, semakin kita sungguh-sungguh melayani Tuhan, semakin dekat dengan Tuhan, tantangannya semakin luar biasa karena iblis tidak mau kita dekat dengan Tuhan. Tetapi tidak perlu kita takut, kasih Tuhan membuat kita kuat teguh hati, tidak kecewa, tidak putus asa.

 

c)      Yohanes 21:20-23

21:20 Ketika Petrus berpaling, ia melihat bahwa murid yang dikasihi Yesus sedang mengikuti mereka, yaitu murid yang pada waktu mereka sedang makan bersama duduk dekat Yesus dan yang berkata: "Tuhan, siapakah dia yang akan menyerahkan Engkau?"

21:21 Ketika Petrus melihat murid itu, ia berkata kepada Yesus: "Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini?"

21:22 Jawab Yesus: "Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku."

21:23 Maka tersebarlah kabar di antara saudara-saudara itu, bahwa murid itu tidak akan mati. Tetapi Yesus tidak mengatakan kepada Petrus, bahwa murid itu tidak akan mati, melainkan: "Jikalau Aku menghendaki supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu."

 

Jadi hasil ketiga, hidup mati kita adalah urusannya Tuhan! Bersandar di dada Yesus = menjadi seperti bayi dalam gendongan tangan Tuhan. Ayo banyak mengoreksi diri lewat Firman Tuhan, biar kita disucikan diubahkan, kita berada di dada Yesus, seperti bayi dalam gendongan tangan Tuhan.

Yesaya 46:4

46:4 Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.

 

Hidup mati kita adalah urusan Tuhan, kita ada dalam tangan Tuhan. Sampai masa tua kita, Yesus tetap menggendong kita. Artinya Yesus tetap memelihara kita secara ajaib. Dunia yang kita tinggali ini sedang lenyap. Dengan adanya peristiwa peperangan di berbagai belahan dunia, menandakan bahwa Firman Tuhan sudah semakin jelas digenapi. Bangsa akan bangkit melawan bangsa, di mana-mana terjadi peperangan. Yang terjadi di Timur Tengah eskalasinya makin besar. Di negara kita sendiri saja sedang goncang, tetapi Tuhan memelihara kita secara ajaib. Sekalipun terjadi krisis di berbagai bidang, Tuhan tetap menggendong memelihara kita secara ajaib.

 

Kalau digendong, berapapun beratnya semua ditanggung. Yesus menanggung segala beban kita. Apa beban kita yang terberat sore ini, mungkin beban nikah, beban buah nikah, Dia tanggung, Dia pikul semua.

 

Aku menyelamatkan kamu. Berarti Yesus tanggung, Yesus pikul dan juga Dia menyelesaikan. Yesus turut merasakan penderitaan kita, Dia juga menyelesaikan bagi kita. Menyelamatkan ini juga sama dengan menyempurnakan. Kita selamat dari aniaya antikristus dan dari 21 penghukuman dari Allah Tritunggal yang akan melanda dunia ini.

 

Manfaatkan saat-saat mendengar Firman untuk bersandar di dada Yesus, menyerahkan segenap hidup kita, kehendak kita. Hanya percaya dan mempercayakan hidup kepada Tuhan. Kita ada di tangan Tuhan, di hati Tuhan, di rencana Tuhan, selalu ada bersama Tuhan. Dia memelihara, menanggung beban kita, menyelesaikan semua, sampai menyempurnakan kita.

 

Tuhan Memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar