Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Kita mempelajari tentang meja roti sajian. Kita bahas alat-alat yang mendukung yang ada di meja roti sajian.
Keluaran 25:29
25:29 Haruslah engkau membuat pinggannya, cawannya, kendinya dan pialanya, yang dipakai untuk persembahan curahan; haruslah engkau membuat semuanya itu dari emas murni.
Ada pinggan dari emas, cawan dan kendi. Kita bahas tentang pinggan emas. Pinggan adalah tempat untuk meletakan 12 roti. Angka 12 adalah angka persekutuan dan roti bicara Firman. Pengertian rohani pinggan emas adalah hati kita yang menghargai persekutuan dengan Tuhan dan dengan sesama anggota Tubuh Kristus.
Praktek menghargai persekutuan dengan Tuhan.
Yohanes 15:1-3
15:1 "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.
15:2 Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.
15:3 Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.
Persekutuan dengan Tuhan digambarkan seperti ranting-ranting yang melekat pada pokok anggur yang benar. Praktek menghargai persekutuan dengan Tuhan:
1. Pokok itulah Tuhan Yesus, ranting melekat di situ. Yesus adalah Firman. Jadi praktek pertama adalah menghargai dan menikmati Firman. Saat-saat kita mendengarkan Firman seperti sore hari ini, ini saat yang menentukan apakah persekutuan kita dengan Tuhan baik atau tidak. Kalau sikap kita mendengar Firman sungguh-sungguh, kita menghargai sampai menikmatinya berarti persekutuan kita dengan Tuhan itu baik.
Yeremia 15:16
15:16 Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku, sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya TUHAN, Allah semesta alam.
Kita menikmati Firman itu, sehingga sekalipun Firman itu keras menunjuk salah kita, kita nikmati penyucian oleh Firman, tidak marah, tidak bersungut. Kalau kita bisa menikmati Firman berarti kita sudah memiliki pinggan emas, tempat untuk meletakan 12 roti.
2. Menghargai dan menikmati penggembalaan. Biarlah penggembalaan itu sampai kita menikmati, bukan sekedar beribadah. Pemazmur mengatakan ‘Dia membaringkan aku di padang yang berumput hijau’ istilah berbaring di padang rumput hijau itu betul-betul menikmati penggembalaan. Ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok sudah menjadi kebutuhan hidup kita, tidak mau ditukar dengan yang lain. Saya berdoa supaya kita semua bisa menikmati penggembalaan. Saya juga sebagai gembala menikmati penggembalaan. Berkhotbah bukan menjadi suatu beban tetapi menjadi suatu kenikmatan. Di tangan kanan Tuhan ada nikmat senantiasa, yang ada di tangan kanan Tuhan itulah gulungan kitab yang terbuka. Biarlah kita bisa menikmatinya.
Ibrani 10:36
10:36 Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.
Banyak kebutuhan kita di akhir zaman ini. Apalagi sekarang harga-harga semakin naik, kebutuhan manusia semakin meningkat, sarana untuk mencukupi kebutuhan semakin berkurang. Tetapi kebutuhan yang terutama adalah ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok. Tekun itu tidak bisa dihalangi apapun dan oleh siapapun. Kita membutuhkan ketekunan, ketekunan menjadi kebutuhan utama, maka segala yang Tuhan janjikan kita dapatkan. Tuhan sudah jamin, dalam penggembalaan sudah terkandung semuanya. Biar kita mau bertekun di dalam penggembalaan. Tubuh Jiwa dan roh kita melekat pada Allah Tritunggal. Seperti ranting melekat pada pokok anggur yang benar.
Ikut Tuhan itu ada hasil, Tuhan tidak pernah menipu. Kita menikmati Firman, menikmati penggembalaan pasti ada hasilnya.
1. Hasil pertama pasti berbuah manis. Artinya apa? Buah ini untuk dinikmati, untuk dimakan. Berbuah manis artinya kita disucikan secara terus menerus sehingga memuaskan Tuhan, menyenangkan hati Tuhan. Kita disucikan sehingga lewat perkataan kita memuaskan Tuhan, perbuatan kita memuaskan Tuhan. Sebagai timbal baliknya Tuhan juga memberikan kepuasan, kebahagiaan dan kemanisan sorga kepada kita sekalian. Saya terbatas untuk menerangkan, biarlah menjadi pengalaman hidup. Tuhan tempatkan saya di Tonusu, di Diora, di Tentena biar saya bisa menikmati buah. Bukan buah secara jasmani, tetapi kemanisan sorga.
2. Ranting tidak perlu menyedot makanan dari tanah. Yang menyedot akar, yang menyebarkan batang. Ranting tinggal menyedot dari batang, dari pokok. Artinya kalau bisa menikmati penggembalaan semua pasti menjadi enak dan ringan dan kita mengalami damai sejahtera dari Tuhan.
3. BapaKulah pengusahanya. Allah Bapa pengusaha yang tidak pernah bangkrut. Artinya Tuhan sanggup memelihara kita secara ajaib, tidak dipengaruhi oleh situasi kondisi dunia, karena pemeliharaannya dari Tuhan. Kalau pemeliharaan dari dunia, saat dunia resesi, krisis, kita jadi bingung juga. Tetapi kalau Tuhan yang memelihara itu secara ajaib, tidak dipengaruhi apapun di dunia ini. Keadaan alam sudah tidak menentu, cuaca sudah tidak menentu, tetapi kalau Tuhan yang pelihara pasti tidak perlu kita ragukan. Pemeliharaan dari Tuhan itu jaminan yang pasti dari Tuhan.
I Timotius 4:7-8
4:7 Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah.
4:8 Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.
Yohanes 10:27-28
10:27 Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,
10:28 dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.
Domba yang tergembala ada di tangan Gembala Agung, ada jaminan. Tuhan berikan hidup yang kekal, maka hidup sehari-hari juga Tuhan berikan. Kalau hidup kekal saja Tuhan berikan, masa cuma hidup sehari-hari tidak sanggup Tuhan berikan! Tuhan sanggup menyediakan semuanya bagi kita. Tinggal tergantung kita mau percaya Firman Tuhan atau tidak. Kalau sudah tergembala tidak usah ragu, pasti Tuhan sediakan semua untuk bisa kita nikmati.
Praktek menghargai persekutuan dengan sesama.
1. I Petrus 1:22
1:22 Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.
Saling mengasihi, bukan saling menyakiti. Bahkan menyakiti orang yang memusuhi kita. Kalau ada yang bikin salah dalam sidang jemaat, jangan dimusuhi! Diampuni dan dihibur. Dihibur itu artinya dikuatkan supaya dia bangkit kembali. Kadangkala kita mengatakan mengasihi sesama, tetapi dalam penggembalaan begitu ada yang salah, langsung dijauhi ramai-ramai, disendirikan, tidak digubris dia. Bukan begitu ajarannya Tuhan!
II Korintus 2:5-7
2:5 Tetapi jika ada orang yang menyebabkan kesedihan, maka bukan hatiku yang disedihkannya, melainkan hati kamu sekalian, atau sekurang-kurangnya — supaya jangan aku melebih-lebihkan —, hati beberapa orang di antara kamu.
2:6 Bagi orang yang demikian sudahlah cukup tegoran dari sebagian besar dari kamu,
2:7 sehingga kamu sebaliknya harus mengampuni dan menghibur dia, supaya ia jangan binasa oleh kesedihan yang terlampau berat.
Dia akhirnya menikmati hubungan kasih yang indah di dalam penggembalaan, dia tidak cari di luar. Dalam penggembalaan dia rasakan semua peduli sama saya. Saya sebenarnya jahat, saya berlaku tidak baik, merugikan jemaat tetapi malah diampuni, saya ditopang, diangkat supaya berubah. Sehingga dia tidak mencari kehangatan kasih di luar, apalagi dari lingkungan yang salah.
Semakin ranting itu disucikan maka semakin mengasihi sesama. Jadi kasih itu dari hati yang suci.
2. Tidak egois.
Filipi 2:4
2:4 dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
Tidak mementingkan diri sendiri, tetapi kepentingan Tubuh Kristus kita tempatkan di atas kepentingan kita sendiri. Kalau egois tidak akan bisa bersekutu. Kalau kita pentingkan diri sendiri, tidak akan jadi ibadah persekutuan Tubuh Kristus. Sampai hari H tidak ada yang berkorban. Tetapi karna kita mementingkan kepentingan Tubuh Kristus, maka sekalipun kita butuh, kita bisa berkorban sehingga bisa terselenggara kebaktian.
Persekutuan dengan sesama mulai dari dalam nikah, baru nanti membesar dalam penggembalaan, baru antara penggembalaan, sampai nanti Israel dan kafir menjadi satu tubuh Kristus. Mulai dari nikah, hargai persekutuan nikah kita. Kalau belum menikah, hargailah persekutuan nikah sebagai anak.
a) Ibrani 13:4-5
13:4 Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah.
13:5 Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."
Penuh hormat terhadap nikah = jujur soal tempat tidur. Artinya apa? Artinya nikah jangan dicemari dengan dosa kawin mengawinkan dan juga dosa makan minum. Apa yang terjadi dalam nikah kita rahasia kita, terutama soal tempat tidur, jangan dicerita ke mana-mana! Kalau mau minta nasihat dari gembala silahkan dan saya tidak akan cerita ke mana-mana, cuma diberikan nasihat dan untuk didoakan. Soal tempat tidur itu rahasia nikah suami isteri, bukan untuk jadi konsumsi publik, apalagi kalau sampai di media sosial. Jangan sampai dicemari tempat tidur, jangan sampai ada kenajisan. Masalah dalam nikah itu bukan untuk diumbar, tetapi untuk digumuli, didoakan. Jangan ada akar kenajisan dalam rumah tangga kita. Kesucian nikah harus dijaga mulai dari permulaan nikah, sampai bisa masuk nikah. Dijaga dari awal nikah sampai nikah itu berhasil masuk dalam nikah yang rohani, pesta nikah Anak Domba Allah.
b) Jujur soal keuangan. Jangan ada akar kejahatan, ikatan uang. Ikatan uang membuat kikir dan serakah. Banyak nikah yang hancur karena persoalan uang, karena tidak jujur soal uang. Anak-anak juga jujur soal keuangan, jangan tipu orang tua. Mau bayar sekian, padahal tidak sebanyak itu, tidak jujur. Itu hanya memperkeruh hubungan dalam rumah tangga, merusak hubungan Tubuh Kristus. Bisa papa mama bertengkar karena anak tidak jujur soal uang.
Soal milik Tuhan harus jujur. Jangan sampai nikah hancur karena tidak jujur soal milik Tuhan. Ingat Ananias dan Safira, ingat Akhan sekeluarga, semua binasa sekeluarga karena ketidakjujuran soal uang.
Kalau sudah jujur soal tempat tidur, soal keuangan, maka Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Artinya Tuhan menjadi kepala atas hidup nikah kita yang bertanggung jawab penuh. Semua kebutuhan tubuh dipenuhi oleh kepala. Tubuh butuh oksigen, kepala bekerja. Tubuh butuh makanan, dia dapatkan dari kepala. Biarlah kita jujur soal nikah, jujur soal keuangan, maka Tuhan jadi kepala atas hidup kita, atas nikah kita, Dia bertanggung jawab penuh atas nikah kita.
Kepala dan tubuh dihubungkan dengan leher. Leher bicara penyembahan. Jadi bisa kita raba diri kita sendiri, saya sudah jujur soal nikah, sudah jujur soal keuangan, diukur dari penyembahan. Kalau penyembahan mulai kering, berarti ada yang tidak jujur. Suplai dari kepala untuk tubuh terhambat. Coba kalau tidak ada oksigen dari kepala untuk tubuh, jadi lumpuh. Kalau tidak ada makanan dari kepala untuk tubuh, tubuh jadi loyo. Makanya aktivitas pelayanan mulai aras-arasan, mulai tidak setia, pelayanan dalam rumah tangga juga mulai tidak seperti dulu lagi. Dulu makan sama-sama, ada komunikasi, sekarang sudah tidak ada. Makan sendiri-sendiri, jangan-jangan tidurnya juga sendiri-sendiri.
Penyembahan itu puncak ibadah. Kalau penyembahan kering maka ibadahnya pasti kering, nikahnya juga kering.
Maleakhi 2:13-15
2:13 Dan inilah yang kedua yang kamu lakukan: Kamu menutupi mezbah TUHAN dengan air mata, dengan tangisan dan rintihan, oleh karena Ia tidak lagi berpaling kepada persembahan dan tidak berkenan menerimanya dari tanganmu.
2:14 Dan kamu bertanya: "Oleh karena apa?" Oleh sebab TUHAN telah menjadi saksi antara engkau dan isteri masa mudamu yang kepadanya engkau telah tidak setia, padahal dialah teman sekutumu dan isteri seperjanjianmu.
2:15 Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya.
Dalam nikah yang dikehendaki Tuhan adalah keturunan Ilahi. Keturunan rohani menunjuk pertumbuhan rohani. Kita masuk nikah supaya ada pertumbuhan rohani. Jadi ada saling mengingatkan soal yang rohani. Bukan masuk nikah malah rohaninya tambah hancur!
Maleakhi 2:16
2:16 Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel — juga orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan, firman TUHAN semesta alam. Maka jagalah dirimu dan janganlah berkhianat!
Tujuan pacaran untuk menikah. Menikah itu supaya ada keturunan Ilahi. Jadi kalau pacar itu dari Tuhan semakin bertumbuh rohaninya. Tetapi kalau dari hawa nafsu daging, rohani ambruk!
Kalau nikah itu suci, nikah itu satu, bisa menaikan doa penyembahan, maka nikah itu menjadi rumah doa. Nikah itu menjadi home sweet home tidak akan mungkin ditinggalkan.
Matius 18:19
18:19 Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.
2 orang sepakat menunjuk suami isteri. Sama-sama disucikan, persekutuannya erat, bisa menaikan doa dan doanya didengar. Rumah tangga itu menjadi rumah doa. Tuhan mendengar setiap doa kita dan Tuhan setia memberi jawaban yang pasti bagi pergumulan nikah. Nikah jasmani terarah pada nikah yang rohani.
Namun sebaliknya, kalau tidak jujur soal tempat tidur, soal nikah, ada akar kenajisan di situ. Tidak jujur soal keuangan, ada akar kejahatan di situ. Maka nikah bukan menjadi rumah doa tetapi menjadi sarang penyamun. Namanya sarang itu tempat berkembang biak. Berarti sarang penyamun artinya menjadi tempat berkembang biaknya dosa. Waktu belum menikah sungguh-sungguh ibadah. Setelah menikah sudah tidak ingat Tuhan. Yang mengepalai rumah tangga itu bukan Yesus tetapi serigala dan burung. Serigala roh jahat, burung roh najis. Arahnya bukan ke Yerusalem Baru tetapi mengarah ke Babel!
Matuis 8:20
8:20 Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya."
Wahyu 18:2
18:2 Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci,
Kalau ada yang salah, ada yang tidak terang, ada yang gelap dalam rumah tangga kita, dalam hal keuangan, biar lewat Firman Tuhan ini kita mau disucikan. Kita jaga rumah tangga kita dalam kesucian, jaga soal keuangan ada kejujuran, maka rumah tangga itu menjadi rumah doa, Tuhan ada di situ menjawab doa kita. Nikah itu mengarah ke pesta nikah Anak Domba Allah untuk masuk Yerusalem Baru. Tetapi kalau tidak jujur soal nikah, soal keuangan, ada akar kejahatan dan kenajisan, maka rumah tangga itu menjadi sarang penyamun mengarah ke Babel, hanya untuk dihukum dan dibinasakan.
Biarlah pada sesi ketiga ini kita mau bergumul untuk rumah tangga kita masing-masing. Kita serukan kepada Tuhan, curhat pada Tuhan seperti ini nikahku, Tuhan yang menciptakan nikah. Kaum muda mungkin dalam permulaan nikah sudah hancur-hancuran, akui kepada Tuhan, akui kepada orang tua, kepada gembala, supaya semua dipulihkan Tuhan. Rumah tangga kita menjadi rumah doa dan Tuhan selalu mendengar dan menjawab doa-doa kita.
|
GPT “Kristus Penebus” Jl. Langgadopi No.4 Tentena Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663 HP: 081334496911 Email: imamat_raja@yahoo.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar