Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Kita mempelajari tentang meja roti sajian, ini menunjuk persekutuan kita dengan Firman pengajaran yang benar. Kita pelajari tentang kayu pengusung.
Keluaran 25:26-27
25:26 Haruslah engkau membuat untuk meja itu empat gelang emas dan kaupasanglah gelang-gelang itu di keempat penjurunya, pada keempat kakinya.
25:27 Gelang itu haruslah dekat ke jalur pinggirnya sebagai tempat memasukkan kayu pengusung, supaya meja itu dapat diangkut.
Meja itu diangkut, dipikul, bukan ditaruh di gerobak. Kayu pengusung dimasukan di dalam 4 gelang emas yang berada pada 4 sudut meja. Gelang emas bentuknya lingkaran dan menunjuk kasih Tuhan. 4 menunjuk 4 penjuru bumi, 4 mata angin. Dibuat dari emas, emas adalah logam mulia menunjuk Roh Kudus, Roh Kemuliaan. Dipikul menunjuk tanggung jawab. Jadi, kalau digabungkan tanggung jawab dan tugas kita adalah untuk memberitakan Firman pengajaran yang benar ke empat penjuru bumi dengan kuasa Roh Kudus dan kasih Tuhan, bukan kekuatan dan kemampuan daging.
Contohnya:
Matius 14:16
14:16 Tetapi Yesus berkata kepada mereka: "Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan."
Ada sejumlah besar orang yang mengikuti Yesus, lalu mereka sudah lapar, Yesus katakan kamu harus memberi mereka makan. Murid adalah orang yang sudah menerima pengajaran, harus membagi makanan kepada orang banyak. Artinya kita harus membagi atau bersaksi Firman pengajaran yang benar kepada sesama. Kita sudah menikmati Firman pengajaran, saksikan kepada sesama sampai ke-4 penjuru bumi. Mulai dari yang terdekat, rumah tangga kita masing-masing. Kemudian lebih membesar lagi. Ajak sebanyak-banyaknya orang untuk mendengar Firman. Ini yang disebut dengan kegerakan Firman. Untuk bisa masuk dalam kegerakan Firman atau kegerakan rohani, maka kita harus memiliki hati yang berbelas kasihan.
Matius 14:14
14:14 Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit.
2 kali Yesus mengajarkan kepada murid-muridNya untuk memiliki belas kasihan, tetapi murid-muridNya tidak mengerti.
Matius 9:13; 12:7
9:13 Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."
12:7 Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah.
Ini untuk kita sekalian, kadang Firman sudah diulang-ulang masih juga tidak mengerti. Biarlah kita mohon roh pengertian kepada Tuhan, jangan sampai roh pengertian sudah dicabut dari kita.
II Timotius 2:7
2:7 Perhatikanlah apa yang kukatakan; Tuhan akan memberi kepadamu pengertian dalam segala sesuatu.
Jangan sampai sudah dalam pengajaran, sudah dengar Firman bolak balik tetapi tidak mengerti-mengerti, yang jiwa baru datang sudah langsung mengerti, yang lama tidak mengerti-mengerti.
Buktinya murid-murid tidak mengerti mereka berkata suruhlah orang banyak pergi. Mereka menyuruh orang banyak pulang, tidak mau membagikan Firman, tidak mau bersaksi tentang Firman pengajaran yang benar karena tidak mau direpotkan, karena hitung untung rugi, semua berpatokan pada uang. Ayo bagikan Firman, uangnya mana? Gelar ibadah persekutuan Tubuh Kristus, dananya dari mana? Itu berarti sudah dalam pengajaran tetapi tidak mengerti. Padahal yang Tuhan kehendaki belas kasihan, tetapi malah suruh orang pulang, tidak mau berkorban.
Jadi kalau Tuhan sudah dorong kita menggelar ibadah persekutuan tidak usah pikir dananya dari mana. Waktu murid-murid berkata tidak bisa menyediakan makanan untuk orang sebanyak itu, Yesus hanya bertanya berapa roti ada padamu? Artinya adakah Firman dalam diri kita, sudah menjadi pengalaman hidup kita, kalau itu ada maka tidak repot menggelar ibadah persekutuan. Kita bersaksi, kita sebarkan Firman pengajaran tidak pikir untung ruginya karena Firman sudah ada pada kita, kita tinggal membagikan. Kecuali waktu Yesus bertanya berapa roti ada padamu, tidak ada Tuhan! Itu lain cerita. Ini ada roti, tinggal dibagikan.
Matius 14:17
14:17 Jawab mereka: "Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan."
Seringkali masih juga pakai kata hanya, tetapi, bagaimana mungkin. Kita sudah menikmati Firman pengajaran, bertahun-tahun kita digembalakan dalam Firman pengajaran yang benar, tugas kita bagikan Firman pengajaran. Tugas kita tiup nafiri, tiup terompet. Saksikan Firman pengajaran, undang orang datang, kalau perlu fasilitasi dia datang dengar Firman. Kalau dia sudah menikmati Firman, tidak usah difasilitasipun pasti dia datang sendiri.
Penyebab tidak punya roh belas kasihan atau halangan untuk masuk kegerakan Firman.
1. Matius 14:15
14:15 Menjelang malam, murid-murid-Nya datang kepada-Nya dan berkata: "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa."
Tempat ini sunyi artinya pengaruh-pengaruh dunia yang membuat kita tidak setia untuk beribadah melayani Tuhan, untuk datang makan Firman! Pengaruh dunia bisa kesibukan, kesenangan, kesulitan di dunia yang membuat kita tidak setia beribadah, tidak setia makan Firman. bagaimana mau membagi kalau pada kita tidak ada Firman. Akhirnya tinggal pinjam roti. Datang tamu tengah malam, tidak ada makanan, akhirnya tinggal pergi ke tetangga pinjam roti. Jangan jadi orang Kristen yang pinjam roti. Harus ada Firman pada kita untuk dibagikan.
Pengaruh dunia membuat tidak setia beribadah, tidak setia makan Firman. Berarti ntuk dirinya sendiri dia tidak berbelas kasihan, tidak dia kasih makan. Bagaimana mau kasih makan orang lain kalau untuk dirinya dia tidak berbelas kasihan. Tugas kita datang makan, nikmati Firman, baru kita bagikan.
2. Matius 14:15
14:15 Menjelang malam, murid-murid-Nya datang kepada-Nya dan berkata: "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa."
Hari sudah malam. Malam itu gelap, bicara gelap kaitannya dengan dosa. Hari sudah mulai malam artinya kehidupan itu berada di dalam kegelapan dosa. Makanya tidak bisa bersaksi, tidak bisa bagikan Firman karena dia berada di dalam kegelapan dosa. Bukannya bersaksi tetapi malah menjadi sandungan. Orang mau datang dengar Firman melihat dia jadinya berkata ‘katanya dalam pengajaran, orang pengajaran koq seperti itu!’. Tidak bisa menjadi kesaksian, hanya menjadi sandungan.
Kita sudah berada di dalam pengajaran, kesucian itu sudah harus menjadi nyata dalam hidup kita supaya bisa bersaksi, bagikan Firman. Jangan sampai dalam diri kita ada kegelapan yang dipertahankan. Kalau seperti itu pasti sulit membagikan Firman. Kalau hamba Tuhan, dia malah menjadi hamba Tuhan munafik! Jangan lihat saya, lihat saja Firman, saya banyak kekurangan dan kelemahan. Jemaat pikir, oh iya betul juga yah. Tetapi Firman yang disampaikan tidak jadi berkat! Saya mau mengajar kesucian tetapi saya sendiri hidup dalam kenajisan, mau ajar berkorban tetapi hamba Tuhan itu sendiri kikir, bagaimana bisa! Kita mau bagi Firman, Firman itu terang cahaya Injil kemuliaan, tetapi kita yang membagikan hidup dalam kegelapan, itu sama dengan kita bawa senter, orang lain disenter tetapi diri sendiri gelap. Seharusnya bawa pelita yang menyala, dirinya terang, orang lain juga diterangi.
3. Matius 14:17
14:17 Jawab mereka: "Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan."
Hanya 2 roti 5 ikan artinya ini pikiran daging. Ini yang seringkali menghalangi kita masuk dalam kegerakan rohani, pikiran daging yaitu mengecilkan kuasa Firman, mengecilkan kuasa Tuhan, juga mengecilkan berkat Tuhan. Tuhan sudah berkati tetapi malah berkata cuma sedikit, tidak mungkin. Pikiran daging ini seringkali muncul lewat perkataan hanya, bagaimana mungkin, tidak bisa. Pikiran daging ini terucap di mulut.
Kenyataannya memang keadaan kita seperti orang punya 5 roti untuk memberi makan 5.000 orang, artinya kita tidak punya kemampuan untuk melayani Tuhan. Kita sangat lemah, menghadapi dunia, menghadapi dosa, menghadapi daging kita sendiri, menghadapi dunia yang serba sulit, tidak punya kemampuan. Tetapi Tuhan katakan bawalah kemari kepadaKu.
Matius 14:18
14:18 Yesus berkata: "Bawalah ke mari kepada-Ku."
Ini rumus dari Tuhan, segala ketidakmampuan kita, segala keterbatasan kita, segala ketidakberdayaan kita, serahkan dalam tangan Tuhan. Kita mau menggelar ibadah persekutuan, kita tidak mampu! Mau mengatur berapa banyak orang, konsumsinya, akomodasinya, transportasinya kita tidak punya kemampuan, tetapi kalau kita serahkan kepada Tuhan, Tuhan yang bekerja. Biarlah lewat doa puasa sesi pertama ini kita mengaku ketidakberdayaan kita. Serahkan semua kepada Tuhan.
Mengapa seringkali terjadi kekacauan dalam pelayanan kita? Karena pandang enteng. Kita rasa mampu, saya bisa. Nanti gampang, saya sudah tahu. Begitu saatnya, lupa! Ini yang seringkali membuat pelayanan kita kurang baik. Kita tidak menyerah lagi kepada Tuhan. Sama saya hamba Tuhan, mau khotbah kalau merasa gampang, saya sudah tahu. Akhirnya begitu merasa gampang khotbah, mulai bingung mau khotbah apa. Serahkan semua kepada Tuhan, tangan kemurahan Tuhan.
Kalau kita serahkan segala sesuatu kepada Tuhan maka hasilnya:
1. Tangan kemurahan Tuhan memberikan kemampuan ajaib kepada kita untuk dipakai dalam kegerakan rohani. Tuhan berikan kemampuan sesuai dengan bidangnya.
2. Tangan kemurahan Tuhan memberikan kemenangan atas dunia, kesulitan/ kesusahan, atas pikiran daging kita dan juga atas dosa.
Di dalam pelayanan memang kita diizinkan baku gesek, besi menajamkan besi, sesama menajamkan sesama. Diizinkan terjadi seperti itu, tetapi karena kita sudah serahkan semua kepada Tuhan, Tuhan berikan kemenangan. Saya ini orang tempramen, saya gampang sekali tersinggung, lalu waktu bekerja digara-gara sama temannya, tetapi bisa menang, mau emosi tidak jadi. Memang Tuhan izinkan akan terjadi pergesekan, batu dengan batu disusun. Kalau masih ada yang menonjol nanti digesek supaya bisa pas. Jangan sampai ketika digesek salah satu pecah atau 2 2 nya pecah, tidak dipakai! Jaga hati. Makanya serahkan semua kepada Tuhan. Saya bagian akomodasi serahkan kepada Tuhan. Saya bagian konsumsi, serahkan semua kepada Tuhan. Saya bagian pembantu umum, bantu semua mana yang bisa dikerjakan, serahkan semua kepada Tuhan supaya kita bisa menang. Bisa gara-gara bumbu, bunga, mobil, jangan-jangan gara-gara klakson bisa diizinkan terjadi pegesekan. Tetapi karena kita sudah serahkan, Tuhan berikan kemenangan.
3. Tangan kemurahan Tuhan mengadakan mujizat, 5 roti memberi makan 5.000 orang, menghapus segala kemustahilan. Mujizat yang terutama adalah keubahan hidup.
Matius 14:19-20
14:19 Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak.
14:20 Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, dua belas bakul penuh.
Keubahan hidup di sini bisa duduk di rumput dan makan sampai kenyang, artinya kiat mantap tergembala dan mengalami kepuasan sorga. Pulang dari KKR, dalam penggembalaan tambah mantap. Di Tonusu, di Tentena, di Diora, di Palu tambah mantap tergembala. Dan puas, ada kesukaan sorga, tidak ada omelan. Itu keubahan hidup, mujizat terbesar kalau kita bisa mantap tergembala dan ada kepuasan rohani. Kita tidak akan cari lagi kepuasan di dunia apalagi mencari kepuasan lewat berbuat dosa.
Kalau kita bisa menyerahkan segala sesuatunya ke dalam tangan Tuhan, kita serahkan semua kepada Tuhan, kita bisa menjaga hati kita saat terjadi pergesekan, maka saat kembali dari persekutuan terjadi mujizat keubahan hidup kita semakin mantap tergembala, tidak diganggu dengan yang lain-lain. Dan bisa kenyang, puas makan Firman Tuhan, ada kepuasan sorga.
Kalau rohani diubahkan, mujizat terjadi, maka yang jasmani Tuhan sanggup melakukan apa saja bagi kita. Mungkin kita menghadapi masalah yang mustahil, seperti 5 roti mau dikasih makan kepada 5.000 orang, bagaimana ini? Tangan kemurahan Tuhan sanggup menghapus kemustahilan.
Siang ini kita serahkan apa yang menjadi keterbatasan kita, apa yang menjadi ketidakmampuan kita dalam pelayanan. Mungkin karakter kita yang masih kurang baik, mungkin mulut kita, mungkin pikiran kita, kadang masih pikiran yang negatif. Apa saja keterbatasan dan kekurangan kita, kita serahkan kepada Tuhan, biar tangan Tuhan, tangan kemurahan Tuhan yang bekerja memberi kemampuan ajaib untuk kita melayani, memberi kemenangan, mengadakan mujizat.
GPT “Kristus Penebus” Jl. Langgadopi No.4 Tentena Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663 HP: 081334496911 Email: imamat_raja@yahoo.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar