Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.
Wahyu pasal 14 dibagi menjadi 3 bagian:
1. Ayat 1-5 Pengikutan kepada Yesus Anak Domba Allah.
2. Ayat 6-13 Penghakiman dan penghukuman.
3. Ayat 14-20 Penuaian di bumi
Wahyu 14:14-20
14:14 Dan aku melihat: sesungguhnya, ada suatu awan putih, dan di atas awan itu duduk seorang seperti Anak Manusia dengan sebuah mahkota emas di atas kepala-Nya dan sebilah sabit tajam di tangan-Nya.
14:15 Maka keluarlah seorang malaikat lain dari Bait Suci; dan ia berseru dengan suara nyaring kepada Dia yang duduk di atas awan itu: "Ayunkanlah sabit-Mu itu dan tuailah, karena sudah tiba saatnya untuk menuai; sebab tuaian di bumi sudah masak."
14:16 Dan Ia, yang duduk di atas awan itu, mengayunkan sabit-Nya ke atas bumi, dan bumi pun dituailah.
14:17 Dan seorang malaikat lain keluar dari Bait Suci yang di sorga; juga padanya ada sebilah sabit tajam.
14:18 Dan seorang malaikat lain datang dari mezbah; ia berkuasa atas api dan ia berseru dengan suara nyaring kepada malaikat yang memegang sabit tajam itu, katanya: "Ayunkanlah sabitmu yang tajam itu dan potonglah buah-buah pohon anggur di bumi, karena buahnya sudah masak."
14:19 Lalu malaikat itu mengayunkan sabitnya ke atas bumi, dan memotong buah pohon anggur di bumi dan melemparkannya ke dalam kilangan besar, yaitu murka Allah.
14:20 Dan buah-buah anggur itu dikilang di luar kota dan dari kilangan itu mengalir darah, tingginya sampai ke kekang kuda dan jauhnya dua ratus mil.
Ada 2 macam penuaian di bumi:
1. Ayat 14-16 Penuaian gandum.
Ini adalah buah dari percikan darah. Dalam terang Tabernakel Wahyu pasal 14 ini terkena pada 7 percikan darah di depan Tabut Perjanjian, penyucian terakhir bagi gereja Tuhan untuk dibawa masuk ke dalam lumbung kerajaan Sorga. Kalau sekarang kita bisa menerima percikan darah maka kita akan dibawa masuk ke dalam lumbung kerajaan Sorga.
2. Ayat 17-20 Penuaian anggur.
Ini adalah buah dari menolak percikan darah, sehingga harus dikilang seperti anggur dalam kilangan murka Allah.
Kita bahas poin pertama. Yang menyabit adalah seorang seperti Anak Manusia dengan memakai mahkota emas. Siapa yang dimaksud dengan seorang seperti Anak Manusia dengan mahkota emas dan duduk di atas awan?
Wahyu 1:13; 6:2; 19:12
1:13 Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas.
6:2 Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda putih dan orang yang menungganginya memegang sebuah panah dan kepadanya dikaruniakan sebuah mahkota. Lalu ia maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan.
19:12 Dan mata-Nya bagaikan nyala api dan di atas kepala-Nya terdapat banyak mahkota dan pada-Nya ada tertulis suatu nama yang tidak diketahui seorang pun, kecuali Ia sendiri.
Anak manusia memiliki banyak mahkota tanda Dia telah menang. Lalu dikatakan Dia duduk di atas awan.
Daniel 7:13
7:13 Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya.
Mazmur 68:5
68:5 Bernyanyilah bagi Allah, mazmurkanlah nama-Nya, buatlah jalan bagi Dia yang berkendaraan melintasi awan-awan! Nama-Nya ialah TUHAN; beria-rialah di hadapan-Nya!
Jadi kalau disimpulkan Anak Manusia duduk di awan dan mempunyai mahkota itu menunjuk pribadi Tuhan Yesus Kristus, jadi yang melakukan penuaian adalah Tuhan Yesus Kristus. Menuai menggunakan sabit, sabit itu tajam. Jadi menuai dengan sabit pengertiannya:
1. Penyucian oleh Firman pengajaran yang tajam dari segala dosa sampai tidak bercela sehingga kita layak masuk lumbung kerajaan Sorga, kita menjadi Mempelai Wanita Tuhan yang sempurna. Biarlah waktu yang sisa ini kita gunakan kesempatan untuk mengalami penyucian dari segala dosa, sampai kita tampil tidak bercela, kita layak masuk kerajaan sorga sebagai Mempelai Wanita Sorga yang sempurna.
2. Pemisahan Kristen gandum dengan Kristen lalang. Keduanya dibiarkan bertumbuh, nanti terjadi pemisahan waktu terjadi penuaian. Gandum dibawa masuk ke dalam lumbung dan lalang dikumpul untuk dibakar.
Matius 13:24-30
13:24 Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya.
13:25 Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi.
13:26 Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu.
13:27 Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu?
13:28 Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu?
13:29 Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu.
13:30 Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku."
Saat penuaian terjadi pemisahan yang tegas adalah lalang dengan gandum. Sekarang memang belum kelihatan, sama-sama bertumbuh. Tetapi nanti akan dipisahkan dengan tegas. Dalam Matius pasal 25 seperti domba dengan kambing, sama-sama dalam penggembalaan tetapi akan mengalami pemisahan yang tegas.
Siapa gandum, siapa lalang? Gandum adalah orang Kristen yang punya bobot rohani, itulah orang Kristen yang setia mengikut Yesus sekalipun harus mengalami percikan darah. Jadi pengikutan kita kepada Yesus memang tidak enak bagi daging. Firman Tuhan mengatakan pikullah salibmu setiap hari dan ikutlah Aku. Supaya kita memiliki pertumbuhan rohani dan bobot rohani, harus ikut Yesus dan pikul salib. Ikut Yesus artinya setia dan tekun dalam penggembalaan, di situ kita menerima penaburan benih Firman dan mengalami pertumbuhan rohani untuk menjadi gandum yang matang, dituai masuk ke dalam lumbungnya Tuhan.
Ada musuh yang mengganggu pertumbuhan gandum. Iblis mengganggu pertumbuhan rohani kita dengan menaburkan benih lalang. Pertanyaannya kapan benih lalang itu ditabur? Ketika rohani tidur yaitu ketika lengah, mulai tidak bergairah dalam perkara rohani, tidak bergairah dalam ibadah, tidak bergairah dalam mendengar Firman, tidak bergairah saat menyembah. Disitulah benih lalang bisa ditabur sehingga bertumbuh menjadi Kristen lalang, bukan lagi Kristen gandum.
Kita periksa waktu awal pelayanan, semangat melayani. Sekarang setelah sekian lama apakah masih ada semangatnya atau sudah kendor. Waktu kita ditangkap untuk mendengar Firman pengajaran, kita bergairah dan berkobar-kobar. Sekarang masih bergairah atau sudah surut, mulai bosan. Waktu awal kita menyembah Tuhan kita bergairah, sekarang bagaimana?
Tanda-tanda benih lalang.
a) Matius 13:41
13:41 Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya.
Benih lalang adalah benih yang menyesatkan. Ini menunjuk ajaran sesat yang menyesatkan. Ketika lengah, saat rohani tertidur, disitulah benih ajaran sesat ditabur. Tanggung jawab saya sebagai gembala untuk menaburkan benih ajaran yang benar dan sehat, bukan benih yang menyesatkan. Jemaat yang bisa menilai dan Tuhan yang membuktikan sendiri. Tidak usah saya koar-koar yang saya sampaikan ini pengajaran yang benar, biar Tuhan yang membuktikan! Sekalipun banyak tuduhan mengatakan saya mengajarkan ajaran sesat, ajaran asing, terserah! Biar Tuhan yang membutikan dan jemaat sendiri yang merasakan.
Ada ajaran sehat/ benar, berarti ada ajaran yang tidak sehat/ sesat.
II Timotius 4:3-4
4:3 Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.
4:4 Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.
Ajaran tidak sehat adalah ajaran yang hanya menyenangkan daging tanpa penyucian. Jemaat bisa menilai sendiri, selama digembalakan apakah yang saya ajarkan hanya menyenangkan daging atau penyucian. Kalau hanya menyenangkan daging tidak usah datang, sudah jelas itu lalang! Tinggalkan saja! Ajaran tidak sehat bisa berupa dongeng yaitu Firman yang ditafsirkan oleh manusia dan tidak tertulis dalam Alkitab.
Ajaran sesat adalah ajaran yang bertentangan dengan pengajaran sehat yang telah kita terima selama ini.
Roma 16:17
16:17 Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, supaya kamu waspada terhadap mereka, yang bertentangan dengan pengajaran yang telah kamu terima, menimbulkan perpecahan dan godaan. Sebab itu hindarilah mereka!
Ajaran sesat ini bertentangan dengan pengajaran yang selama ini kita terima yang sudah membenahi nikah dan tahbisan pelayanan kita. Kalau bertentangan dengan itu sudah ajaran sesat!
Dari 12 rasul yang dipilih langsung oleh Tuhan, seorang sempat ditaburi dengan benih yang menyesatkan dan tidak tertolong. Itulah Yudas Iskariot, muridnya Yesus. Istilah murid adalah orang yang menerima pengajaran. Jadi Yudas adalah orang yang sudah menerima pengajaran dan melayani Tuhan tetapi dia lengah, dia tidur rohani. Apa kelengahan Yudas, apa tidur rohaninya Yudas?
Markus 14:10-11
14:10 Lalu pergilah Yudas Iskariot, salah seorang dari kedua belas murid itu, kepada imam-imam kepala dengan maksud untuk menyerahkan Yesus kepada mereka.
14:11 Mereka sangat gembira waktu mendengarnya dan mereka berjanji akan memberikan uang kepadanya. Kemudian ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.
Ini lengahnya Yudas, secara sembunyi-sembunyi pergi kepada imam-imam kepala. Artinya bagi kita sekarang, masuk persekutuan yang tanpa pengajaran yang benar secara sembunyi-sembunyi, tanpa sepengetahuan gembala. Tidak mungkin saya memantau satu persatu jemaat, tetapi biarlah hati nurani kita yang mengingatkan kita supaya jangan asal bersekutu. Apalagi yang sudah mengisi formulir untuk menjadi imam-imam. Jelas dalam formulir dikatakan tidak akan mengikuti persekutuan yang lain tanpa seizin gembala. Ini sembunyi-sembunyi tanpa sepengetahuan gembala sehingga akhirnya ditaburi ajaran tidak sehat, bahkan ajaran palsu bahkan sesat.
Ajaran imam-imam kepala sangat jelas bertentangan dengan ajaran Yesus. Yesus mengajar tentang kesucian dan mau mengembalakan Bait Allah pada fungsinya sebagai rumah doa, tetapi ahli Taurat dan imam-imam kepala malah merusak Bait Allah dijadikan sarang penyamun. Ini sudah jelas bertentangan, tahbisannya tidak benar, ajarannya berbeda tetapi tetap bersekutu. Pada umumnya alasannya yang bersifat jasmani, tidak ada alasan yang rohani! Alasan yang paling sering terdengar adalah sungkan ‘bagaimana nanti kata orang’. Sungkan dengan manusia, tetapi tidak sungkan dengan Tuhan, bagaimana kata Tuhan tidak mereka pedulikan!
Penggembalaan itu sistem meneladani, lihat di mana gembala bersekutu. Kita bersekutu dengan komando dari gembala. Gembala yang bawa keluar berkunjung pada domba-domba di kandang yang lain, tidak lari sendiri, ada komandonya.
Kalau sudah kena ajaran lain, sudah kena benih lalang, akan sulit dicabut. Karena kalau dicabut benih pengajaran yang sehat ikut tercabut.
I Timotius 4:1-2
4:1 Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan
4:2 oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka.
Seperti sapi diselar besi panas. Kalau sudah kena cap seperti itu susah lepas. Biarlah kita lebih teliti dalam hal bersekutu. Lihat Yudas, setelah kena ajaran lain, ajaran sehat sudah tidak bisa dia terima lagi.
Matius 26:23-25
26:23 Ia menjawab: "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku.
26:24 Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan."
26:25 Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: "Bukan aku, ya Rabi?" Kata Yesus kepadanya: "Engkau telah mengatakannya."
Teguran nyata-nyata dari Yesus ditolak! Sudah jelas teguran ini, tetapi bukannya sadar dan mengaku malah tunjuk yang lain. Ini kalau sudah kena benih lalang, ajaran sesat, cenderung menghakimi orang lain. Firman tidak masuk lagi lalu dia menghakimi orang lain. Dan dia cari-cari teman ‘kenapa saya tidak dikasih, itu sana bisa!’. Mulai cari-cari contoh yang tidak baik. Ini benih lalang, dibiarkan bertumbuh tetapi untuk dituai dan dibakar.
b) Benih kejahatan. Akar kejahatan adalah cinta uang, keinginan akan uang. Bukan uang yang salah tetapi hati yang terikat akan uang itu yang salah.
I Timotius 6:10
6:10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
Akar kejahatan adalah uang. Yudas hatinya berisi keinginan uang, makanya dia masuk persekutuan yang salah karena ada keuntungan di situ. Sudah bukan yang rohani yang dicari, hanya yang jasmani! Karena memang sudah tidak akan dapat yang rohani. Yudas Iskariot hatinya sudah berisi keinginan akan uang, dia masuk persekutuan yang salah untuk mencuri uang. Dia dapat uang tetapi binasa. Yudas itu adalah seorang pencuri!
Seringkali orang seperti ini banyak berkoar-koar, pura-pura melayani! Waktu Maria meminyaki kaki Yesus dengan minyak narwastu murni yang mahal, Yudas yang berkorban di situ, ini pemborosan, mending minyak itu dijual lalu uangnya diberikan untuk orang-orang miskin. Orang seperti ini banyak komentar tetapi komentar yang selalu negatif, bukan yang membangun. Gembala dikritik, Firman dikomentari, melayani Tuhan koq begitu, semua dikomentari, yang negatif.
Kalau hati sudah tidak bergairah soal yang rohani, sudah tidak ingin akan hal yang rohani, maka pasti yang ada di hati adalah keinginan jahat, keinginan akan uang. Sampai menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang. Akhirnya pelayanan semua diukur dengan uang. Bukan lagi berapa roti ada padamu tetapi berapa dinar ada padamu. Yang Yesus tanya bukan berapa uang, tetapi berapa roti ada padamu. Adakah Firman dalam hati kita. Bukan ditanya kalau mau KKR berapa uangnya.
Saya melatih diri untuk melayani dengan tidak menuntut hak. Memang imam mendapatkan makan dari mezbah, tetapi Paulus mengatakan aku tidak menggunakan hakku itu. Jadi jemaat bisa menilai ini ajaran sehat atau ajaran tidak sehat.
I Korintus 9:12
9:12 Kalau orang lain mempunyai hak untuk mengharapkan hal itu dari pada kamu, bukankah kami mempunyai hak yang lebih besar? Tetapi kami tidak mempergunakan hak itu. Sebaliknya, kami menanggung segala sesuatu, supaya jangan kami mengadakan rintangan bagi pemberitaan Injil Kristus.
Kalau pelayanan hanya diukur dengan uang, itu hanya merintangi pelayanan!
I Korintus 9:13-15
9:13 Tidak tahukah kamu, bahwa mereka yang melayani dalam tempat kudus mendapat penghidupannya dari tempat kudus itu dan bahwa mereka yang melayani mezbah, mendapat bahagian mereka dari mezbah itu?
9:14 Demikian pula Tuhan telah menetapkan, bahwa mereka yang memberitakan Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil itu.
9:15 Tetapi aku tidak pernah mempergunakan satu pun dari hak-hak itu. Aku tidak menulis semuanya ini, supaya aku pun diperlakukan juga demikian. Sebab aku lebih suka mati dari pada ...! Sungguh, kemegahanku tidak dapat ditiadakan siapa pun juga!
Memang tidak salah, itu memang ditulis di dalam Alkitab. Tetapi saya melatih diri seperti rasul Paulus. Lalu dari mana upahnya hamba Tuhan, upahnya gembala?
I Korintus 9:18
9:18 Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil.
Kalau bisa memberitakan Firman dengan cuma-cuma itulah upah hamba Tuhan. Jadi bukan diukur dengan uang. Tujuan melayani bukan untuk uang. Tetapi ada lagi tujuan yang lain yaitu melayani untuk dapat pujian kehormatan dari manusia. Kalau kaum muda melayani untuk dapat jodoh. Memang Tuhan sudah siapkan pasangan yang terbaik itu dalam kandang penggembalaan. Tidak usah dicari, kalau kita tergembala dengan sungguh-sungguh Tuhan berikan yang terbaik.
Kalau sudah menjadi pencuri seperti Yudas, pasti munafik, pura-pura. Kelihatan memperhatikan pelayanan, kelihatan aktif melayani, tetapi yang dicari hanya perkara yang jasmani. Motivasi pelayanannya salah! Ulang berulang papa ingatkan ‘motivasi pelayananmu jangan yang jasmani!’. Dulu waktu jadi pengerja tidak cari uang, jadi gembala di Tonusu tidak cari uang, ditambahkan pelayanan jadi gembala di Diora tidak cari uang, jadi gembala di Tentena juga tidak cari uang. Bukan itu yang dicari, tetapi melayani karena mau membawa jemaat untuk bertemu Yesus Mempelai Pria Sorga. Tuhan yang tahu bagaimana hati saya, saya dengan isteri satu roh, bukan itu yang kami cari.
Hati-hati kalau sudah cari yang jasmani tetapi aktif melayani, dia seperti lalang. Lalang itu juga tumbuh, tetapi motivasinya yang salah, nanti jadi penuduh, cari-cari kesalahan orang lain. Nanti kalau khotbah seperti ini dibilangi sombong. Cari lagi kesalahan gembala, ah gembala itu sombong kalau pekabar mempelai itu orang yang rendah hati.
Nanti jadi pendakwa seperti Yudas. Dan ujung-ujungnya orang seperti ini jadi pengkhianat, menjual Yesus! Dia korbankan yang rohani untuk mendapat yang jasmani, yang penting jasmani dapat, yang rohani urusan belakang.
Jadi hati-hati kalau ajarannya tidak sehat dan sesat nanti dari jahat bertambah jahat. Dia menyesatkan dan disesatkan lagi! Sulit untuk kembali.
II Timotius 3:13
3:13 sedangkan orang jahat dan penipu akan bertambah jahat, mereka menyesatkan dan disesatkan.
Waktu murid-murid bertanya kepada Yesus apa tanda kedatanganMu? Yesus tidak mengatakan terjadi peperangan, terjadi kelaparan, terjadi bencana alam. Yang Yesus sebutkan pertama waspadalah akan ada orang yang menyesatkan kamu. Dalam Injil Matius itu sampai 4 kali kata menyesatkan.
Matius 24:3-5,11,24
24:3 Ketika Yesus duduk di atas Bukit Zaitun, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya untuk bercakap-cakap sendirian dengan Dia. Kata mereka: "Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?"
24:4 Jawab Yesus kepada mereka: "Waspadalah supaya jangan ada orang yang 1menyesatkan kamu!
24:5 Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan 2menyesatkan banyak orang.
24:11 Banyak nabi palsu akan muncul dan 3menyesatkan banyak orang.
24:24 Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka 4menyesatkan orang-orang pilihan juga.
4 menunjuk 4 penjuru bumi, di mana-mana terjadi penyesatan. Di mana bumi di pijak di situ terjadi penyesatan.
Hati-hati, benih kejahatan ini semakin luar biasa. Selain cinta uang, benih kejahatan adalah membalas kejahatan dengan kejahatan bahkan membalas kebaikan dengan kejahatan, tidak tahu berterima kasih. Salah satu dari 18 dosa di akhir zaman adalah tidak tahu berterima kasih. Dulu dia ditolong, dari tidak tahu Firman menjadi tahu Firman, dari tidak tahu melayani jadi tahu melayani. Sesudah tahu melayani malah melawan yang menolong, melawan pembinanya. Itu benih lalang, tidak usah dicabut, nanti Tuhan yang cabut. Kalau sekarang kelihatan menonjol, hebat pelayanannya, luar biasa, tetapi diperiksa, jangan-jangan lalang.
Saya ingat nasihat guru saya sebelum lulus dari Lempinel. Beliau katakan awas jangan nanti besok-besok kamu salahkan om! Jangan lawan pembina dan pembimbing. Sekalipun mereka ada kekurangan, tetapi bukan untuk dilawan dan dicerita ke mana-mana kekurangan mereka.
Bayangkan Yudas, kebaikan Yesus dia balas dengan pengkhianatan. Khususnya kaum muda, ingat kebaikan gembala, dari yang tidak tahu apa-apa, lulus, jadi sarjana, dapat pekerjaan, semua itu karena doa gembala! Jangan ke depan sudah berhasil, kebaikan gembala dibalas dengan pengkhianatan, gembala ditinggal, pengajaran yang benar ditinggalkan.
Petrus juga sempat salah, kebaikan Yesus dibalas dengan pengkhianatan. Tetapi Petrus tertolong, kalau Yudas sama sekali tidak tertolong.
c) Benih kesombongan. Lalang dan gandum sekalipun sama-sama bertumbuh tetapi dalam pertumbuhannya berbeda. Gandum semakin berisi semakin merunduk, kalau lalang semakin tegak, ini kesombongan!
Kita belajar dari benih lalang yang sempat tumbuh di dalam Petrus, kesombongannya Petrus.
1) Markus 14:27-29
14:27 Lalu Yesus berkata kepada mereka: “Kamu semua akan tergoncang imanmu. Sebab ada tertulis: Aku akan memukul gembala dan domba-domba itu akan tercerai-berai.
14:28 Akan tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea.”
14:29 Kata Petrus kepada-Nya: “Biarpun mereka semua tergoncang imannya, aku tidak.”
Petrus merasa kuat imannya sehingga mengabaikan nasihat Firman. Misalkan tadi nasihat gembala jangan sembarang bersekutu. Malah dipikir masa seperti itu, sayakan ke sana bukan untuk mendengar, saya cuma ini, cuma itu. Bagi saya kalau cuma untuk silahturahmi janganlah ikut persekutuan! Kalau mau memenuhi undangan, datang saja sebelum atau sesudah ibadahnya. Lebih baik begitu dari pada nanti kita kena benih yang lain. Jangan berkata tidak apa-apa sayakan punya filter. Karena nanti seperti Petrus yang akhirnya tumbang, merasa kuat imannya sehingga mengabaikan nasihat Firman!
2) Merasa lebih rohani dari orang lain. Saya gembala yang masih muda, kalau Tuhan percayakan sidang yang besar di Tentena bukan saya merasa lebih dari yang lain. Kalau ada hamba Tuhan datang mengikuti ibadah bukan berarti saya merasa lebih dari yang lain, justru saya merasa takut ketika hamba-hamba Tuhan datang. Siapa saya!
3) Seperti Yudas yang selalu mengelak dari Firman. Firman datang dia merasa ah itu bukan saya. Padahal sebenarnya hati nuraninya sudah kena tegur. Kecenderungan hamba Tuhan muda adalah sombong. Kalau hamba Tuhan senior iri!
Kalau disimpulkan, praktek sombong itu tidak mau menerima nasihat dan teguran Firman sehingga menjadi Kristen lalang. Ada 2 kemungkinan Kristen lalang:
1) Sadar dan bertobat seperti Petrus. Kapan Petrus sadar? Waktu mendengar kokok ayam. Kokok ayam menunjuk Firman penggembalaan. Kenapa? Setiap hari jam yang sama, suara yang sama. Firman penggembalaan adalah Firman pengajaran yang benar yang Tuhan percayakan pada seorang gembala untuk diberitakan kepada jemaat dengan setia, secara sederhana dan terus menerus serta diulang-ulang. Diulang, ada pembukaan yang baru, diulang untuk maju, itulah Firman penggembalaan.
Saya berupaya memberitakan Firman sesederhana mungkin. Sekalipun saya juga belajar bahasa aslinya, bahasa gerikanya tetapi saya terjemahkan ke bahasa Indonesia untuk jemaat supaya lebih mengerti.
Saat kita mendengar Firman penggembalaan, di situlah kita merasakan pandangan belas kasihan Yesus untuk menolong kita. Begitu Petrus mendengar kokok ayam, Yesus berpaling memandang Petrus.
Lukas 22:60-62
22:60 Tetapi Petrus berkata: "Bukan, aku tidak tahu apa yang engkau katakan." Seketika itu juga, sementara ia berkata, berkokoklah ayam.
22:61 Lalu berpalinglah Tuhan memandang Petrus. Maka teringatlah Petrus bahwa Tuhan telah berkata kepadanya: "Sebelum ayam berkokok pada hari ini, engkau telah tiga kali menyangkal Aku."
22:62 Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya.
Ada pandangan belas kasih Yesus supaya kita sadar dan bertobat. Ini juga untuk saya sebagai gembala, kalau membaca Alkitab bagaimana cara Tuhan menolong, selalu dengan pandangan belas kasihan. Menghadapi perempuan Samaria dengan pandangan belas kasih, menghadapi perempuan kedapatan berzinah dengan pandangan belas kasiha. Kenapa kami hamba Tuhan menghadapi jemaat berulah dengan pandangan bermusuhan, pandangan perang! Seharusnya dengan pandangan belas kasih. Kami katakan ini Firman penggembalaan tetapi orang yang salah diusir, tidak dianggap, ini beda dengan Yesus. Inilah ajaran yang sudah berbeda. Seharusnya orang yang salah dalam jemaat diampuni dan dihiburkan supaya dia kuat!
2) Yudas sadar, dia tahu dia salah tetapi tidak bertobat.
Matius 27:3-5
27:3 Pada waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat, bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia. Lalu ia mengembalikan uang yang tiga puluh perak itu kepada imam-imam kepala dan tua-tua,
27:4 dan berkata: "Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah." Tetapi jawab mereka: "Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri!"
27:5 Maka ia pun melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi dari situ dan menggantung diri.
Apalagi kalau sudah dihajar, tetapi tidak bertobat. dengan alasan malu, sudah terlanjur basah, mandi sekalian. Yudas sadar tetapi tidak bertobat. suara imam-imam kepala dia dengar, suara Yesus dia abaikan. Betul-betul hatinya sudah dicap ajaran yang sesat. Saya banyak mendengar seperti itu, apalagi kalau saya tegur secara langsung, dia bicara terang-terangan kepada saya ‘sudah terlanjur om, sudah terlalu jauh saya dengan Tuhan’. Kalau sadar sudah terlalu jauh ayo kembali. Jangan sadar tetapi tidak bertobat. Malah berkata biar saya tanggung sendiri akibatnya! Nanti masuk aniaya antikristus baru menyesal, kenapa saya abaikan nasihat dari gembala saya. Baru mau menyesal, baru mau ingat Firman, sudah terlambat!
Lebih baik sebelum benih lalang ditabur kita harus berjaga-jaga. Rohani kita harus dalam kondisi berjaga-jaga, harus bangun, jangan tidur rohani! Yesus tidak mau kita tidur rohani, makanya ada cara Yesus untuk membangunkan rohani. Mungkin saat ini kita dalam keadaan tidur, sudah kena benih lalang, Tuhan masih mau menolong. Bagaimana cara Tuhan menolong? Kadang dengan Firman yang keras tidak bangun, Tuhan pakai cara ekstrim.
Markus 4:35,37-39
4:35 Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: "Marilah kita bertolak ke seberang."
4:37 Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air.
4:38 Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"
4:39 Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.
Mengapa disebut rohani murid-murid lengah? Buktinya Yesus tidur. Ketika rohani kita tidur maka Yesus juga tidur, tidak bergairah menolong kita. Cara Yesus menolong orang yang tidur rohani, diizinkan badai hidup datang menerpa. Nikah yang mulus-mulus, baku sayang, kakak beradik baku sayang, tiba-tiba dihantam badai, langsung terjadi kegoncangan, suami isteri tengkar, kakak beradik tengkar. Penggembalaan yang berlayar dengan tenang, tiba-tiba dihantam. Jemaat yang tadinya manis, tiba-tiba berulah. Yang suka melawan malah tenang-tenang. Ekonomi yang tadinya tenang, yang tadinya baik, diizinkan datang kegoncangan. Punya kedudukan, punya kekayaan tiba-tiba sudah dihempaskan. Sehat, kuat tiba-tiba tidak berdaya.
Kalau kita tidur, Yesuspun tidur. Kalau rohani kita bangun, Yesus juga bergairah untuk menolong. Ketika murid-murid dihantam gelombang, rohaninya terbangun. Mereka berupaya membangunkan Yesus, bukan saling mempersalahkan. Mereka semua berupaya membangunkan Yesus. Siang ini apapun badai hidup menerpa kita, ayo berupaya supaya rohani terbangun. Rohani yang terbangun = membangunkan Yesus, menggairahkan Yesus untuk menolong kita.
Praktek rohani terbangun:
a) Bergairah dalam mendengar Firman sampai taat pada Firman Tuhan. Angin dan gelombang saja taat pada Yesus, masakan kita tidak taat! Ingat kembali Firman yang dulu kita dengar. Seperti membangunkan Yesus yang tidur di buritan, dibelakang. Bangunkan kembali ingatan kita pada Firman yang dulu sudah kita dengar untuk kita taati dan praktekan.
b) Diam dan tenang. Diam artinya koreksi diri lewat ketajaman Firman, ada dosa kita temukan, selesaikan dosa kepada Tuhan dan sesama. Tenang artinya kuasai diri supaya kita bisa berdoa menyembah Tuhan. Kalau tidak tenang saat kapal oleng, malah tambah tenggelam.
Setelah kita periksa diri, oh badai ini terjadi karena saya suami kurang mengasihi. Saya isteri yang kurang taat. Saya anak yang kurang hormat kepada orang tua. Saya pelayan Tuhan yang kurang sungguh-sungguh. Dan tenang, berdoa menyembah Tuhan.
I Petrus 4:7
4:7 Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.
Ada gairah untuk berdoa menyembah, berseru memanggil nama Yesus. Jangan bimbang, harus berseru percaya memanggil nama Yesus. Orang bimbang itu seperti gelombang. Begitu kita bimbang, tambah turun rohaninya.
Tenang, koreksi diri, menyembah Tuhan memanggil nama Yesus maka Yesus dengan kuasa kebangkitannya sanggup meneduhkan angin dan gelombang apa saja. Semua indah pada waktunya, perahu kehidupan kita bisa mencapai pelabuhan damai sejahtera, Yerusalem Baru. Kalau ibarat gandum, itulah gandum yang dituai untuk masuk lumbungnya Tuhan.
Mazmur 107:28-30
107:28 Maka berseru-serulah mereka kepada TUHAN dalam kesesakan mereka, dan dikeluarkan-Nya mereka dari kecemasan mereka,
107:29 dibuat-Nyalah badai itu diam, sehingga gelombang-gelombangnya tenang.
107:30 Mereka bersukacita, sebab semuanya reda, dan dituntun-Nya mereka ke pelabuhan kesukaan mereka.
Tuhan sanggup menuntun kita sampai pelabuhan damai sejahtera, Yerusalem Baru. Badai hidup menerpa, koreksi diri, tenang. Itu rohani yang bangun, bukan tidur. Bergairah dalam mendengar Firman, bergairah kembali dalam doa penyembahan maka Yesus dengan kuasa kebangkitanNya sanggup meneduhkan semuanya, menjadikan semua indah pada waktunya.
Tuhan Yesus memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar