Salam sejahtera di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
Amos 4:1-3
4:1 "Dengarlah firman ini, hai lembu-lembu
Basan, yang ada di gunung Samaria, yang memeras orang lemah, yang menginjak
orang miskin, yang mengatakan kepada tuan-tuanmu: bawalah ke mari, supaya kita
minum-minum!
4:2 Tuhan ALLAH telah bersumpah demi kekudusan-Nya:
sesungguhnya, akan datang masanya bagimu, bahwa kamu diangkat dengan kait dan
yang tertinggal di antara kamu dengan kail ikan.
4:3 Kamu akan keluar melalui belahan tembok,
masing-masing lurus ke depan, dan kamu akan diseret ke arah Hermon,"
demikianlah firman TUHAN.
Kita
sudah mendengar bagaimana Tuhan merebut daerah Basan dari penduduk asli dan
diberikan kepada suku Ruben, Gad dan setengah suku Manasye. Namun kalau kita
melihat orang Samaria yang digambarkan di sini bagaikan lembu-lembu Basan ini
tidak mengenal diri, mereka tidak melihat bahwa apa yang mereka miliki adalah
pemberian Tuhan sehingga tampil dengan keangkuhan, kesombongan, kecongkakan
hati dan ketinggian hati. Mereka hidup dengan menginjak orang lemah dan memeras
orang miskin serta berkata kepada majikan orang-orang itu marilah kita
minum-minum. Bahasa “minum-minum” ini adalah bahasa yang mau menyenangkan
daging dan benar-benar berseberangan dengan Tuhan, tidak sejalan lagi dengan
Tuhan. Ini menunjukkan begitu keras hati mereka di hadapan Tuhan, mereka tidak
mau peduli siapa itu Tuhan.
Yesaya 48:4
48:4 Oleh karena Aku tahu,
bahwa engkau tegar tengkuk, keras kepala dan berkepala batu,
Namun
kita melihat pribadi Tuhan terlalu baik bagi mereka. Memang kita melihat
hukuman yang dikatakan dalam Amos 4:2-3 benar terjadi, tetapi dalam sejarah
kehidupan orang Samaria ternyata waktu kegerakan hujan awal di Yerusalem
terjadi maka wilayah sesudah Yudea disentuh justru Samaria. Ketika Tuhan Yesus
melayani di dunia, dua kali Tuhan Yesus berkesempatan untuk berkunjung ke wilayah
Samaria. Sekalipun orang Samaria sudah tidak tahu berterima kasih tetapi Tuhan
masih tetap mencari dan memberi perhatian kepada mereka.
Bila
kita terapkan dalam hidup kita, bagaimana keadaan kita di masa-masa silam? Acap
kali kita bersikap seperti orang Samaria yang disebut lembu-lembu Basan ini
yang tidak mau tahu lagi tentang Tuhan, tidak mau peduli lagi dengan apa yang
diprogramkan Allah dalam diri kita. Tetapi kalau kita masih disayang oleh Tuhan
dan diberikan kesempatan untuk kembali mendengarkan Firman itu adalah kemurahan
Tuhan yang limpah, wajarlah kita untuk berterimakasih dan mengucap syukur. Itu
berarti kita diajar oleh Tuhan seperti keledai untuk belajar pada antukan batu
yang pertama sehingga tidak lagi terantuk pada batu yang sama. Jadi keadaan
kita masa lampau harus kita ambil hikmahnya sebagai pembelajaran Tuhan dalam kehidupan
kita. Ini yang harus kita perhatikan.
Dalam
pelayanan Tuhan Yesus di Samaria ini Dia menabrak tembok, artinya tembok
pemisah Ia hancurkan. Sebab sebelum itu bila orang Yahudi mau ke Galilea dia
harus berputar jauh, mereka tidak mau melewati wilayah Samaria sebab mereka menganggap
orang Samaria itu orang kafir yang najis. Tetapi Tuhan Yesus mengupayakan untuk
lewat di situ, ini adalah peduli Tuhan kepada orang Samaria. Seandainya Tuhan
menyimpan di hati perbuatan mereka maka Dia tidak akan peduli lagi dengan orang
Samaria tetapi Tuhan itu pengampun. Lawatan Tuhan kepada orang Samaria ini
adalah lawatan kasih.
Yohanes 4:4-5,9-10
4:4 Ia harus melintasi daerah Samaria.
4:5 Maka sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria,
yang bernama Sikhar dekat tanah yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya,
Yusuf.
4:9 Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya:
"Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang
Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.)
4:10 Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau
tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu:
Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah
memberikan kepadamu air hidup."
Kasih
karunia atau anugerah Allah adalah kasih Allah dalam aksi untuk menolong dan
menyelamatkan manusia dari ancaman kebinasaan dosa. Jadi Tuhan Yesus datang
dengan kasih Allah dalam aksi untuk menolong orang Samaria dan menyelamatkan
dari ancaman dosa. Jadi sebenarnya kalau Tuhan mau melewati hati pikiran kita
itu adalah kasih karunia Allah.
14 surat
rasul Paulus semua dibuka dengan kasih karunia dan ditutup dengan kasih karunia,
kecuali kitab Ibrani yang tidak dibuka dengan kasih karunia tetapi ditutup
dengan kasih karunia. Dengan demikian karena Paulus adalah rasul untuk kita
bangsa kafir maka kita sebenarnya diberi oleh Tuhan kasih karunia, hanya
anugerah Tuhan. Keterlaluan kita kalau tidak menghargai anugerah Tuhan.
Sejahtera
adalah menghubungkan kedua pihak yang tadinya tercerai.
Rahmat
adalah perhatian yang istimewa dan pertolongan Allah yang segera pada manusia
yang sengsara tepat pada waktunya.
Inilah
yang di alami oleh orang Samaria ini. Ancaman Tuhan dalam Amos pasal 4 memang
benar terjadi ketika mereka dihancurkan oleh orang-orang Babel, mereka
menembusi lobang tembok dan lari lurus. Namun pelajaran yang mereka alami yang
dituliskan dalam kitab nabi Yeremia akhirnya membuat mereka sadar bahwa Tuhan
sesungguhnya mencintai dan mengasihi mereka, diwakili orang-orang Samaria yang
ada di Sikhar.
Sikhar
artinya mabuk. Yang tersirat dalam Yohanes pasal 4 adalah mabuk seks, mabuk
kenajisan. Perempuan yang ditemukan Tuhan di tepi sumur benar-benar mabuk kenajisan,
dia mengumbar nafsunya. Tetapi dalam keadaan seperti itu Tuhan menawarkan kasih
karunia Allah, itu berarti kasih Allah ditepi sumur Yakub sedang beraksi untuk
menolong perempuan yang mabuk seks ini.
Kalau
melihat hidup kita di masa lampau kita mendekati keadaan perempuan ini bahkan
mungkin melampaui, tetapi kalau kita masih mendengarkan Firman hargailah kasih
karunia Tuhan.
Dikatakan
orang Yahudi ini tidak bergaul dengan orang Samaria itu sebabnya perempuan itu
kaget ketika Tuhan Yesus berbicara dengannya. Selama ini orang Samaria
disisihkan oleh orang Yahudi, untuk melihat saja tidak tetapi Tuhan Yesus
menghampiri mereka walapun hanya sekilas. Tuhan Yesus hanya melintasi Samaria.
Artinya lawatan Tuhan kepada kita bangsa kafir hanya sekilas setelah itu Tuhan
kembali kepada orang Yahudi. Jangan tunggu Tuhan sudah kembali kepada orang
Yahudi baru kita sadar. Mumpung Tuhan sedang melawati kita, tanggapilah dengan
serius lawatan Tuhan ini.
Proses
penyelamatan Tuhan kepada perempuan ini bertahap, tidak seperti makanan yang
instan yang langsung siap saji. Ini menunjukkan Tuhan Yesus sedang memproses
wanita ini. Hal yang sama kita alami sekarang, Tuhan Yesus sedang memproses
kita. Sebagai gembala saya hanya merintih menangis di kaki Tuhan ketika melihat
anak Tuhan yang masa lalunya sudah amburadul tetapi masih bersikap tidak
terpuji kepada Tuhan dan tidak merasakan apa-apa.
Hanya
seketika kita dilawati Tuhan. Memang bila dilihat dalam sejarah ada waktu 2000
tahun tetapi berdasarkan usia kita manusia, berapa banyak usia kita? Itulah
kesempatan Allah melintasi dan melawat kita, kita patut untuk menghargai.
Akhirnya
terjadi kegerakan di Sikhar yang mengubahkan dari kehidupan yang mabuk seks,
mabuk harta dan mabuk minuman keras menjadi mencintai Tuhan.
Yohanes 4:39
4:39 Dan banyak orang Samaria dari kota itu
telah menjadi percaya kepada-Nya karena perkataan perempuan itu, yang bersaksi:
"Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat."
Berarti
masih ada juga yang tidak percaya kepada Tuhan. Persoalan percaya ini tidak
dapat dipaksakan, tergantung dari orang itu apakah merasa berbahagia ketika
dilawati dan ditolong oleh Tuhan dari ancaman dosa maka dia pasti percaya.
Tetapi kalau merasa tidak apa-apa dengan dosanya dan malah mau berbuat dosa
lebih banyak maka dia tidak menghargai kemurahan Tuhan.
Perempuan
yang dekadensi moral itu bertobat kemudian tatanan hidupnya berubah dan
bahasanya mengandung kuasa sehingga telinga orang yang mendengar menjadi
percaya karena melihat kesaksiannya. Jadi tidak ada yang mustahil, walaupun
kehidupan masa silam kita hitam pekat tetapi ketika kita disentuh lawatan Tuhan
walaupun hanya sekilas maka ada kuasa yang merubah dan untuk itu kita harus bersaksi.
Jangan malu untuk kita bersaksi.
Yohanes 4:40
4:40 Ketika orang-orang Samaria itu sampai kepada
Yesus, mereka meminta kepada-Nya, supaya Ia tinggal pada mereka; dan Ia pun
tinggal di situ dua hari lamanya.
Tadinya
Tuhan Yesus hanya mau melintasi wilayah mereka tetapi ternyata malah tinggal
dua hari di sana. Tadinya murid-murid disuruh membeli roti sekarang orang Sikhar yang menyiapkan akomodasi dan konsumsi. Ini terjadi karena mereka
merasakan lawatan Tuhan yang luar
biasa, cinta kasih Tuhan yang beraksi dalam kehidupan mereka, mereka rasakan.
Mereka dibendung oleh Tuhan dari ancaman dosa yang mau membinasakan mereka. Inilah
yang harus menjadi pemikiran kita.
Yohanes 4:41-42
4:41 Dan lebih banyak lagi orang yang menjadi
percaya karena perkataan-Nya,
4:42 dan mereka berkata kepada perempuan itu:
"Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami
sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat
dunia."
Akhirnya
orang Samaria mempunyai keyakinan yang dalam bahwa
Yesus adalah juruselamat dunia. Walaupun masih terbatas sampai di situ bukan
berarti mereka tidak maju.
Begitu Roh Kudus turun wilayah kedua yang dilawati
adalah Samaria, sesuai dengan pesan Tuhan Yesus kepada mereka untuk menjadi
saksi di Yerusalem, di Samaria, di Yudea dan sampai ke seluruh dunia. Kisah Para Rasul 8:4-5
8:4 Mereka yang tersebar itu menjelajah seluruh
negeri itu sambil memberitakan Injil.
8:5 Dan Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan
memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ.
Filipus
arti namanya adalah penggemar kuda. Dia
bukan penggemar kuda dalam pengertian daging tetapi dia adalah penggemar Roh
Kudus. Jadi atas gerakan Roh Kudus
Filipus pergi menginjil ke kota di Samaria.
Kisah Para Rasul 8:6
8:6 Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan
Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat
hati menerima apa yang diberitakannya itu.
Dalam
Yohanes pasal 4 belum dikatakan
bulat hati tetapi di sini mereka betul-betul bulat hati, hati mereka tidak
bercabang.
Dalam
pelayanan Filipus di Samaria ini yang tertolong adalah seorang tukang sihir yang bernama Simon. Kisah Para Rasul 8:9
8:9 Seorang yang bernama Simon telah sejak dahulu
melakukan sihir di kota itu dan mentakjubkan rakyat Samaria, serta berlagak
seolah-olah ia seorang yang sangat penting.
Tukang sihir ini merubah wujud tetapi isinya tetap
sama. Kalau hanya berubah wujud tetapi karakter tidak berubah itu namanya kena
sihir. Kalau
kita hanya berubah kemasan tetapi isinya tidak berubah itu berarti menjadi
orang Kristen tukang sihir. Mohon kepada Tuhan supaya kita diberi kekuatan
untuk berubah.
Kisah Para Rasul 8:10,18
8:10 Semua orang, besar kecil, mengikuti dia dan
berkata: "Orang ini adalah kuasa Allah yang terkenal sebagai Kuasa
Besar."
8:18 Ketika Simon melihat, bahwa pemberian Roh Kudus
terjadi oleh karena rasul-rasul itu menumpangkan tangannya, ia menawarkan uang
kepada mereka,
Pelayanan
tukang sihir ini adalah untuk mendapatkan uang, mendapatkan perkara-perkara yang jasmani. Banyak pelayanan
yang tampil seperti membawa kuasa Allah padahal dia adalah tukang sihir,
pelayanan yang hanya luar dirubah itu pelayanan tukang sihir.
Kepada Simon ini masih diberi kesempatan untuk dia
bertobat. Simon ada pemahaman bahwa dosa itu membawa pada kebinasaan dan dia
bertobat.
Kisah
Para Rasul 8:19-23
8:19 serta berkata: "Berikanlah juga kepadaku
kuasa itu, supaya jika aku menumpangkan tanganku di atas seseorang, ia boleh
menerima Roh Kudus."
8:20 Tetapi Petrus berkata kepadanya:
"Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan engkau, karena engkau
menyangka, bahwa engkau dapat membeli karunia Allah dengan uang.
8:21 Tidak ada bagian atau hakmu dalam perkara ini,
sebab hatimu tidak lurus di hadapan Allah.
8:22 Jadi bertobatlah dari kejahatanmu ini dan
berdoalah kepada Tuhan, supaya Ia mengampuni niat hatimu ini;
8:23 sebab kulihat, bahwa hatimu telah seperti
empedu yang pahit dan terjerat dalam kejahatan."
8:24 Jawab Simon: "Hendaklah kamu berdoa untuk
aku kepada Tuhan, supaya kepadaku jangan kiranya terjadi segala apa yang telah
kamu katakan itu."
Jadi pada zaman Tuhan Yesus Samaria dilawati, zaman
kegerakan gereja Tuhan hujan awal dilawati dan akhir zaman ini tetap ada
lawatan Tuhan bagi kehidupan-kehidupan yang seperti kondisi wanita di tepi
sumur dan Simon si tukang sihir.
Mesias
yang melewati hati, pikiran, telinga dan mata kita biarlah kita izinkan untuk
membongkar keadaan hidup kita. Kalau
kita tidak mau mengizinkan Tuhan membongkar berarti kita membiarkan Tuhan Yesus
melewati kita tetapi kita tidak merasakan apa-apa. Biarlah
kita memperhatikan semuanya ini bahwa Kristus Yesus sungguh-sungguh mengasihi
kita.
Kisah Para Rasul 1:8
1:8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus
turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh
Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."
Setelah
dari Samaria Filipus melayani ke Etiophia dan selanjutnya pelayanan itu terus sampai ke ujung dunia. Dalam peta penginjilan Bili Graham ujung bumi adalah
Papua karena masih banyak orang yang primitif di sana. Ilham tentang pengajaran
Tabernakel juga Tuhan berikan kepada pemberita Kabar Mempelai yaitu Pdt. Van
Gessel yang dikuburkan di Papua.
Mari
kita umat Tuhan memperhatikan lawatan Tuhan kepada kita di hari-hari terakhir ini.
Jangan berpikir kita sudah tidak ada harapan, lihat perempuan Samaria dan Simon
yang masih ditolong oleh Tuhan. Separah bagaimanapun keadaan kita kalau kita masih
menyambut lawatan Tuhan berarti kita masih diberi kesempatan untuk di tolong
oleh Tuhan.
Tuhan memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar