Salam
sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Ini adalah ibadah penyembahan yang merupakan ibadah
puncak, dalam terang Tabernakel kena pada Mezbah Dupa Emas. Penyembahan ini
diambil dari bahasa Proskoneho yang
artinya:
1.
Seperti anjing menjilat kaki tuannya
2.
Seperti seorang isteri menyerah sepenuh
kepada suaminya
Yohanes 1:24-25
1:24 Dan di
antara orang-orang yang diutus itu ada beberapa orang Farisi.
1:25 Mereka
bertanya kepadanya, katanya: "Mengapakah engkau membaptis, jikalau engkau
bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang akan datang?"
Ini
pertanyaan dari orang Farisi. Mereka sebenarnya tidak masuk dalam utusan yang
dikirim dari pusat ibadah di Yerusalem, karena orang Farisi ini hanya
membonceng. Karena ini dicatat oleh Firman Tuhan maka ada nilai-nilai rohani
yang perlu kita pelajari. Ini pertanyaan yang harus dijawab bukan hanya oleh
Yohanes Pembaptis tetapi juga bagi kita, utamanya saya sebagai hamba Tuhan.
Ada
tiga figur yang diangkat oleh orang farisi ini yaitu:
1.
Mesias
2.
Elia
3.
Nabi yang akan datang
Artinya
yang berhak untuk membaptis adalah ketiga figur ini, menurut pandangan mereka. Tiga
pribadi yang disebutkan ini, disimpulkan menjadi satu, yang untuk kita di akhir
zaman ini adalah pribadi yang diberi wewenang untuk menjalankan sakramen
baptisan air.
Saya
bukan Mesias, bukan Elia, bukan nabi yang akan datang itu, mengapa saya berani
membaptis. Kita tidak melihat lagi sosok Mesias atau Almasih atau Yesus atau
Kristus, kita tidak melihat lagi sosok Elia atau nabi yang akan datang itu,
tetapi digabung dalam pribadi hamba Tuhan.
1.
Mesias
Jadi ciri kehidupan yang
dipercaya untuk membaptis adalah hamba Tuhan yang harus paham siapa itu Mesias,
apa yang dikerjakan oleh Mesias. Ini yang harus saya pahami supaya saya tidak
asal membaptis orang. Sebab itu adalah pondasi atau landasan untuk titik start
langkah ke depan.
Hanya dua kali Tuhan Yesus berterus
terang bahwa Dialah Mesias, yang pertama adalah di depan perempuan Samaria. Dia
adalah perempuan yang bejat moralnya tetapi dia mau dibenahi oleh Yesus. Nikahnya
dikoreksi kemudian ibadahnya dibenahi. Tidak mungkin Tuhan Yesus mau membenahi
perempuan itu kalau tidak mau mengikuti alur permikiran Tuhan Yesus. Itu
sebabnya dia terlibat dalam pembicaraan dengan Tuhan Yesus, berarti dia membuka
diri untuk dikoreksi. Memang awalnya ada perlawanan, dia berkata “masakan
Engkau orang Yahudi, minta air kepada orang Samaria” sebab memang pada waktu
itu orang Yahudi dan Samaria tidak sepaham, selalu bentrok. Tetapi disitulah
Tuhan Yesus menampilkan diriNya sebagai Mesias.
Yohanes
4:25-26
4:25 Jawab perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu,
bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan
memberitakan segala sesuatu kepada kami."
4:26 Kata Yesus kepadanya: "Akulah Dia, yang
sedang berkata-kata dengan engkau."
Jadi ciri hamba Tuhan yang
dipercaya oleh Tuhan untuk dibaptis, dia harus paham status nikah. Dan dia
sendiri harus paham arti kesucian dari nikah. Coba saudara jatuh ditangan orang
yang nikahnya najis lalu membaptis saudara, itu sudah salah! Kalau seperti itu
berarti hanya menjalankan ritual saja dan tidak terkait dengan selera Tuhan.
Itu sebabnya harus ada pembenahan mulai dari yang melaksanakan. Kalau yang
melaksanakan nikahnya amburadul dan tidak jelas, maka dipertanyakan mengapa dia
berani membaptis.
Jadi kita harus paham bagaimana
Kristus bekerja. OrientasiNya ada pada nikah dan ibadah. Apa gunanya kita
beribadah tanpa mengalami pembenahan nikah. Kalau ada koreksi Firman Tuhan
terhadap nikah yang adalah persekutuan yang kecil untuk berkembang pada
persekutuan yang lebih besar mulai dari nikah, sidang jemaat sampai Tubuh
Kristus yang sempurna, maka kita harus paham bahwa di situlah Mesias bergerak.
Kalau hamba Tuhan yang melayani
saudara seorang yang najis lalu dia membaptis saudara atau menumpangkan tangan
kepada saudara maka impertasinya turun kepada saudara, kenajisannya turun pada
saudara! Jadi baptisan itu bukan sesuatu pemenuhan syarat sebagai orang Kristen
sehingga sembarang dibaptis oleh siapapun.
Jadi baptisan itu bukan hanya
sesuatu yang kita jalankan sebagai orang Kristen. Apakah yang membaptis itu
paham Mesias yang benar atau
tidak. Ini adalah satu contoh yang harus kami teladani sebagai hamba Tuhan. Makin
jelas Firman Tuhan dibukakan kepada kita sebagai tanda Tuhan sangat peduli pada
kita. Mari kita apresiasi apa yang kita terima dan tanggapi dengan serius.
2.
Elia
Penampilan Mesias dalam Yohanes
pasal 4 ini digabung dengan penampilan Elia. Dalam cerita Alkitab mengkisahkan
kepada kita, bagaimana kondisi Israel pada zaman Elia. Mereka sangat memilukan
hati Tuhan. Bahkan raja Ahab yang menjadi raja pada waktu itu dikatakan
menyakiti hati Tuhan. Tidak ada raja yang lebih jahat dari pada Ahab dan
ditambah lagi dia mengambil anak raja Sidon yaitu Izebel menjadi isterinya.
Dalam pelayanannya, Elia selalu
berkonfrontasi dengan raja Ahab dan
isterinya Izebel. Dia menantang terus, bahkan tanpa segan-segan, tanpa takut
dan gentar Elia menantang menghadapi nabi-nabi Baal dan nabi-nabi Asyera untuk
membuktikan ibadah siapa yang benar. Sebenarnya satu kalimat dari Ahab
diucapkan maka habislah Elia, cukup Ahab berkata “tangkap dia” tetapi Tuhan
campur tangan sehingga bahasa itu tidak keluar dari mulut Ahab.
Selanjutanya Elia menyuruh mereka
lebih dahulu sebab mereka banyak, lalu nabi-nabi Baal dan nabi-nabi Asyera
meminta api dari langit namun tidak ada turun api. Menjelang petang yaitu saat
imam besar masuk ke ruangan suci, di situlah Elia mengambil sikap lalu berseru
dan api dari Tuhan menyambar korbannya bersama batu, kayu bahkan air di dalam
parit. Akhirnya ibadah yang dikerjakan oleh Elia itulah yang diterima oleh
Tuhan.
Ada 5 langkah yang dilakukan Elia
pada waktu itu. Pertama Elia mengajak umat Tuhan “ayo dekat dengan aku”. Artinya
umat jangan jauh dari hamba Tuhan yang seperti Elia. Dia yakin dengan benar
bahwa apa yang dia kerjakan itu direstui oleh Tuhan. Dia tahu pasti bahwa dia adalah
mitra kerjanya Tuhan. Dia tidak akan mungkin mengajak umat Tuhan dekat dengan
dia kalau dia tidak yakin bahwa Tuhan dekat dengan dia.
Kemudian dia menyusun mezbah dari
batu, menggali parit dan parit itu diisi air 12 buyung. Lalu disembelih lembu,
dipenggal-penggal, di taruh di atas kayu, kemudian Elia berlutut bersamaan
waktunya dengan imam besar masuk ke ruangan suci membakar pedupaan. Itu
menunjukkan pelayanan Elia pada pukul 3 petang ini sama dengan pelayanan Petrus
dan Yohanes pada pukul 3 petang. Petrus bisa berkata kepada orang lumpuh
“berdiri!”.
Artinya, pelayanan Elia ada
hubungannya dengan imam besar. Saya takut melayani kalau hubunganku tidak
harmonis dengan Tuhan Yesus Imam Besar. Berarti saya harus memiliki roh
perdamaian dengan Tuhan, dengan isteri dan sesama. Bukan berarti menutup kemungkinan untuk tidak
dibenci. Memang pasti dibenci tetapi tidak boleh ada kepahitan hati kepada orang yang membenci kita.
Jadi yang membaptis ini harus
mengerti getaran pelayanan Mesias dan mengerti pergumulan dalam pelayanan Elia.
Tantangan yang dihadapi memang berat karena dia menghadapi orang nomor satu di
Israel yaitu raja Israel ditambah dengan ratu yang beringas yaitu Izebel orang
Sidon.
Yang dialami oleh Elia adalah
suatu kemenangan. Bukan Elia yang ditangkap, namun setelah korbannya diterima
oleh Tuhan maka umat Tuhan berseru “Tuhan Dialah Allah”. Setelah ucapan itu
mereka serukan maka Elia berseru supaya menangkap nabi-nabi Baal dan nabi-nabi
Asyera lalu disembelih di tepi sungai Kidron.
Elia ini adalah hamba Tuhan yang
ada tanda kemenangan. Jangan menjadi hamba Tuhan yang kalah menghadapi ini dan
itu. Bahkan Tuhan mengatakan kita bukan hanya menang tetapi lebih dari
pemenang.
Roma
8:37
8:37 Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada
orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.
3.
Nabi yang akan datang
Sebenarnya ini menunjuk pribadi
Tuhan Yesus sendiri. Ini diangkat dalam khotbah Stefanus.
Kisah Rasul 7:37
7:37 Musa ini pulalah yang berkata kepada orang
Israel: Seorang nabi seperti aku ini akan dibangkitkan Allah bagimu dari antara
saudara-saudaramu.
Ulangan
18:15,18
18:15 Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara
saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN,
Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan.
18:18 seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari
antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya,
dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.
Tuhan akan menaruh Firman pada
mulutnya. Itulah ciri orang yang dipercaya oleh Tuhan untuk membaptis. Imam itu
ada Firman di mulutnya.
Maleakhi
2:6-7
2:6 Pengajaran yang benar ada dalam mulutnya dan
kecurangan tidak terdapat pada bibirnya. Dalam damai sejahtera dan kejujuran ia
mengikuti Aku dan banyak orang dibuatnya berbalik dari pada kesalahan.
2:7 Sebab bibir seorang imam memelihara pengetahuan
dan orang mencari pengajaran dari mulutnya, sebab dialah utusan TUHAN semesta
alam.
Bukan pengajaran yang salah,
bukan pengajaran yang menyesatkan, bukan pengajaran yang palsu tetapi
pengajaran yang benar. Ada pengajaran yang tidak sehat, ada yang sesat dan yang
palsu.
Maleakhi
2:5
2:5 Perjanjian-Ku dengan dia pada satu pihak ialah
kehidupan dan sejahtera dan itu Kuberikan kepadanya -- pada pihak lain
ketakutan -- dan ia takut kepada-Ku dan gentar terhadap nama-Ku.
Dia punya roh gentar dan takut
kepada Tuhan. Kalau saya punya roh gentar dan takut kepada Tuhan pasti saya
akan terhindar dari perbuatan-perbuatan selingkuh dan perbuatan yang tidak
benar.
Mazmur
119:120
119:120 Badanku gemetar karena ketakutan terhadap
Engkau, aku takut kepada penghukuman-Mu.
Kesimpulannya,
Mesias, Elia dan nabi yang akan datang itu harus dipahami
dengan jelas oleh figur gembala. Kalau gembala tidak
takut akan Tuhan dia akan pergi mengurus kebun coklat atau mengolah sawah.
Kelihatan untuk membantu pekerjaan Tuhan tetapi itu keliru. Sebenarnya
motivasinya salah karena dia juga mau memiliki perkara-perkara jasmani apalagi
kalau melihat orang lain punya motor atau punya mobil. Pendeta seperti ini yang
tidak takut akan Tuhan/ tidak mengerti tujuan
tahbisannya.
Bukan
berarti kita sok suci, tetapi bagaimana kita menerapkan Firman Tuhan dalam diri
kita. Mulai dari saya sebagai hamba Tuhan, apalagi yang dipercayakan untuk
membaptis. Ini yang lebih dahulu harus saya paham supaya jangan gereja Tuhan
salah kaprah, salah arah, bermimpi ketemu Tuhan Yesus, sebaliknya
bertemu dengan antikristus. Apakah tidak gawat kalau seperti itu. Saya sudah
bawa perpuluhan, sudah rajin ibadah, kerja bakti banting tulang mengerjakan ini
dan itu untuk gereja, ternyata tidak masuk dalam penyingkiran gereja karena
dasarnya salah mulai dari baptisan air.
Ulangan 18:18,15
18:18 seorang
nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau
ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada
mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.
18:15 Seorang
nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku,
akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan.
Penekanan
terakhir “dialah yang harus kamu dengar” berarti dia yang harus kamu apresiasi
pelayanannya, dialah yang harus kamu turuti pelayanannya. Ketika Tuhan Yesus
dipermuliakan di atas gunung, terdengar suara “inilah Anak yang Ku kasihi, kepadaNya
Aku berkenan, dengarkanlah Dia”. Sekarang kita tidak melihat lagi sosok Tuhan
Yesus tetapi ada hamba Tuhan yang mendapat pengutusan
Tuhan.
Ini
tantangan buat saya, seperti cemeti buat saya, jangan saya melaksanakan
pelayanan termasuk impertasi, kemudian saya menurunkan kepada saudara sesuatu
yang tidak berkenan kepada Tuhan. Penumpangan tangan itu tidak sembarang. Kalau
yang menumpangkan tangan kepada saudara adalah orang pemabuk, nanti itu turun
pada orang yang ditumpangkan tangan. Itu sebabnya impertasi ini harus dijaga,
harus diperhatikan, tidak boleh asal.
Biarlah
kita benar-benar menjadi belahan jiwanya Tuhan Yesus. Betapa bahagianya Tuhan
mengulurkan tangan kepada kita “inilah belahan jiwaKu”. Tetapi betapa
mengerikannya kalau Tuhan berkata “enyahlah dari hadapanKu”. Padahal yang
dienyah itu berkata “kami sudah mengusir setan demi namaMu, menyembuhkan orang
sakit demi namaMu, memecahkan roti di mana-mana demi
namaMu”.
Jangan sampai menemui pada langkah akhir justru dienyah oleh Tuhan.
Ini
yang sedang Tuhan bangun, Tuhan membangun kita menjadi belahan jiwaNya. Kita
ini sedang bertunangan dengan Tuhan Yesus. Pertunangan ini harus kita jaga
sebab ada mata lain yang melirik untuk mengagalkan.
Ulangan 22:23-24
22:23 Apabila
ada seorang gadis yang masih perawan dan yang sudah bertunangan -- jika seorang
laki-laki bertemu dengan dia di kota dan tidur dengan dia,
22:24 maka
haruslah mereka keduanya kamu bawa ke luar ke pintu gerbang kota dan kamu
lempari dengan batu, sehingga mati: gadis itu, karena walaupun di kota, ia
tidak berteriak-teriak, dan laki-laki itu, karena ia telah memperkosa isteri
sesamanya manusia. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari
tengah-tengahmu.
Ternyata
ada laki-laki lain yang kurang ajar yang mau meniduri saudara, itulah setan bin
iblis, antikristus dan nabi palsu. Tadi disebut bertunangan tetapi kalimat
berikutnya dikatakan “isteri sesamanya”. Berarti bertunangan ini beda tipis
dengan pernikahan.
Kita
ini bertunangan dengan Tuhan Yesus. Sebenarnya kita sudah menjadi isteri Anak
Domba. Tetapi kalau saudara diganggu oleh perkara
dunia, iblis, setan yang adalah laki-laki bejat yang menggoda saudara dan
saudara menyerahkan hidup saudara seperti dalam Yehezkiel 16:25, yang
merenggangkan pahanya untuk dinajiskan oleh Mesir,
maka pertunangan pasti gagal. Memang nafsu dunia ini begitu besar untuk
menajiskan kita. Jaga pertunangan kita dengan Kristus jangan sampai gagal.
Ulangan 22:25-26
22:25 Tetapi
jikalau di padang laki-laki itu bertemu dengan gadis yang telah bertunangan
itu, memaksa gadis itu tidur dengan dia, maka hanyalah laki-laki yang tidur
dengan gadis itu yang harus mati,
22:26 tetapi
gadis itu janganlah kauapa-apakan. Gadis itu tidak ada dosanya yang sepadan
dengan hukuman mati, sebab perkara ini sama dengan perkara seseorang yang
menyerang sesamanya manusia dan membunuhnya.
Kita
ini diancam oleh dunia dan iblis, itulah laki-laki lain yang mau menajiskan
kita. Sementara kita ini bertunangan dengan
Kristus, iblis berupaya untuk mencemarkan kita
sehingga batallah pernikahan dengan Kristus dan hanya merenungi nasibnya ketika
dia dianiaya 3,5 tahun oleh antikristus. Ini jangan terjadi pada diri kita.
Berpikirlah
1000 kali kalau mau bertindak bahwa saudara adalah tunangannya Kristus/ isterinya Yesus. Kita ini adalah
kekasihnya Tuhan Yesus, jangan kita main-main!
Itulah
pekerjaan Mesias, pekerjaan Elia dan nabi yang akan datang yang harus satu di
dalam diri gembala. Ketika dia mengadakan penumpangan tangan, dia tahu persis
bukan yang buruk yang turun tetapi berkat Tuhan yang turun.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar