20161109

Kebaktian PA Imamat, Rabu 9 November 2016 Pdt. Bernard Legontu

Salam sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.


Imamat 19:5-10,23-25
19:5 Apabila kamu mempersembahkan korban keselamatan kepada TUHAN, kamu harus mempersembahkannya sedemikian, hingga TUHAN berkenan akan kamu.
19:6 Dan haruslah itu dimakan pada hari mempersembahkannya atau boleh juga pada keesokan harinya, tetapi apa yang tinggal sampai hari yang ketiga haruslah dibakar habis.
19:7 Jikalau dimakan juga pada hari yang ketiga, maka itu menjadi sesuatu yang jijik dan TUHAN tidak berkenan akan orang itu.
19:8 Siapa yang memakannya, akan menanggung kesalahannya sendiri, karena ia telah melanggar kekudusan persembahan kudus yang kepada TUHAN. Nyawa orang itu haruslah dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya.
19:9 Pada waktu kamu menuai hasil tanahmu, janganlah kausabit ladangmu habis-habis sampai ke tepinya, dan janganlah kaupungut apa yang ketinggalan dari penuaianmu.
19:10 Juga sisa-sisa buah anggurmu janganlah kaupetik untuk kedua kalinya dan buah yang berjatuhan di kebun anggurmu janganlah kaupungut, tetapi semuanya itu harus kautinggalkan bagi orang miskin dan bagi orang asing; Akulah TUHAN, Allahmu.
19:23 Apabila kamu sudah masuk ke negeri itu dan menanam bermacam-macam pohon buah-buahan, janganlah kamu memetik buahnya selama tiga tahun dan jangan memakannya.
19:24 Tetapi pada tahun yang keempat haruslah segala buahnya menjadi persembahan kudus sebagai puji-pujian bagi TUHAN.
19:25 Barulah pada tahun yang kelima kamu boleh memakan buahnya, supaya hasilnya ditambah bagimu; Akulah TUHAN, Allahmu.

1.      Hubungan anak dan orang tua, ditambah sabat
Hubungan anak dengan orang tua itu horisontal dan sabat menunjuk hubungan vertikal dengan Tuhan. Jadi pembagian yang pertama benar-benar kita diarahkan untuk menyalibkan daging, baik untuk orang tua maupun untuk anak. Itu adalah dasar untuk masuk pada poin-poin berikut. Jadi ayat 1-3 dan 30, warnanya adalah warna salib. Semua harus terlibat dalam penyangkalan diri. Baik hubungan antara anak dan orang tua atau hubungan sesama maupun hubungan dengan Tuhan.

Kalau kita sadari kita hadir di dunia ini lewat pintu yang namanya nikah orang tua, lalu kita dikaitkan dengan persoalan Sabat, karena Tuhan tidak mengkhendaki kehadiran kita di dunia ini tidak menikmati perhentian. Itu sebabnya ada ajakan dari Tuhan Yesus.

Matius 11:28-29 (Terjemahan Lama)
11:28 Marilah kepada-Ku, hai kamu sekalian yang berlelah dan yang menanggung berat. Aku ini akan memberi sentosa kepadamu.
11:29 Tanggunglah kuk Aku, dan belajarlah kepada-Ku; karena Aku lembut dan rendah hati; maka kamu akan mendapat sentosa bagi jiwamu.

Itu bukti bahwa Tuhan sesembahan kita menginginkan umatNya yang ada di muka bumi ini yang masuk lewat pintu nikah, berada dalam perhentian, sentosa dan sebagainya.

Itulah nilai isi hati Tuhan kepada kita. Kalau ini bisa kita hayati dan kita nikmati maka Tuhan mengarahkan kita pada ayat 5 sampai 8 agar kita bisa menaikan persembahan syukuran atau keselamatan. Orang yang bisa mempersembahkan korban syukuran adalah orang paham nilai salib yang menghadirkan sentosa itu.
Matius 11:28-29
11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.

2.      Korban Keselamatan
Kalau hidup itu benar mengalami dan menghayati poin pertama maka tidak ada alasan baginya untuk tidak mempersembahkan korban keselamatan atau korban syukuran. Korban keselamatan ini dipersembahkan di depan pintu kemah. Tuhan ingin menyaksikan orang yang mempersembahkan korban syukuran ini di depan pintu kemah berarti Tuhan menjadi saksi.
Imamat 3:2,8,13
3:2 Lalu ia harus meletakkan tangannya di atas kepala persembahannya itu, dan menyembelihnya di depan pintu Kemah Pertemuan, lalu anak-anak Harun, imam-imam itu haruslah menyiramkan darahnya pada mezbah sekelilingnya.
3:8 Lalu ia harus meletakkan tangannya ke atas kepala persembahannya itu dan menyembelihnya di depan Kemah Pertemuan, lalu anak-anak Harun harus menyiramkan darahnya pada mezbah sekelilingnya.
3:13 Lalu ia harus meletakkan tangannya di atas kepala kambing itu dan menyembelihnya di depan Kemah Pertemuan, lalu anak-anak Harun harus menyiramkan darahnya pada mezbah sekelilingnya.

Tuhan ingin menyaksikan anak Tuhan yang paham persis poin yang pertama yang ada pada Imamat 19:1-3,30. Apakah anak itu paham bahwa dia ada di dunia lewat pintu nikah dan dia dikaitkan dengan Tuhan. Tuhan ingin melihat buktinya yaitudia mempersembahkan syukur dengan serius. Kalau dia paham maka dia tidak akan mempersembahkan korban syukur itu dengan asal-asal, apalagi Tuhan sendiri memantau sebab Dia ada di pintu gerbang. Tuhan saksi yang setia. Ini yang Tuhan dambakan dari kita.

Ibadah dan pelayananku sebagai hamba Tuhan tidak boleh asal, tidak boleh mengikuti selera mereka karena dipantau, ada di hadapan Tuhan dan Tuhan menjadi saksi. Bagaimana kita bisa mengelak karena Tuhan pantau, Tuhan melihat persembahan saudara, korban keselamatan (korban syukuran) saudara.

Dalam Imamat pasal 19 persyaratan lain dari korban keselamatan harus dimakan hari itu atau besok, tetapi tidak boleh dimakan pada hari ketiga. Jadi korban keselamatan ini dikaitkan dengan persoalan waktu. Hanya dua hari waktu yang diberikan kepada kita. Tidak boleh sampai pada hari yang ketiga.

Kalau dimakan pada hari yang ketiga berarti sudah telat maka dia akan menanggung kesalahannya sendiri karena dia melanggar kekudusan persembahan kudus bagi Tuhan dan akan dibakar pada hari ketiga segala isinya.

Jadi korban syukuran yaitu ibadah pelayanan kita diatur oleh Tuhan dalam bentuk waktu. Kalau sudah lewat hari kedua korban syukur itu tidak boleh dimakan dan harus dibakar. Berarti yang makan juga ikut dibakar karena dia melakukan kesalahan. Jadi dari ayat 5 sampai 8 Tuhan menginginkan kita memberikan penghargaan terhadap waktu yang diberikan Tuhan kepada kita.

Kalau ibadah pelayanan kita dikatakan jam 9 yah kita harus datang jam 9. Penggunaan waktu itu harus pas, tidak boleh diabaikan. Jangan kita mempersembahkan ibadah syukuran namun tidak menghargai waktu. Setiap kita datang beribadah, itu terkait dalam persoalan itu. Jadi sebelum datang beribadah kita sudah harus ada persiapan supaya tepat waktu. Dalam nama Tuhan Yesus kita harus memperhatikan hal ini!

Korban yang sisa itu harus dibakar habis. Artinya ibadah syukuran kita itu harus utuh, harus tuntas, jangan setengah-setengah. Jangan hadir sudah terlambat hanya setengah-setengah. Ada ancaman Tuhan dalam persoalan ini, jangan sampai kita melanggar persoalan kekudusan persembahan kudus bagi Tuhan itu sehingga akhirnya orang itu dibakar.

Doaku kepada Tuhan supaya umat yang dipercayakan oleh Tuhan dalam penggembalaan, jangan sampai menanggung kesalahannya sendiri karena melanggar kekudusan persembahan kudus bagi Tuhan sehingga akhirnya nasibnya dibakar.

Hanya 2 hari diberikan kesempatan untuk makan korban keselamatan. Zaman Bapa ada dua hari, zaman Anak ada dua hari, zaman Roh Kudus juga dua hari. Artinya sekarang kepada kita diberikan kesempatan 2000 tahun di zaman Roh Kudus ini. Tidak ada lagi hari ketiga untuk kita mengerjakan korban keselamatan. Sebab hari ketiga setelah zaman Roh Kudus adalah kerajaan 1000 tahun damai. Orang yang tadinya membuang-buang waktu akan menanggung akibatnya sendiri. Karena dia melanggar kekudusan persembahan kudus Tuhan, akhirnya dia dibakar di luar sana.

Setiap kali kita datang beribadah, Dia ada di pintu kemah menjadi saksi. Biarlah kita mengatakan “Yesus belahan jiwaku”. Kalau mengatakan Yesus adalah belahan jiwa kita maka kita pasti akan ada kerinduan hati untuk jumpa dengan Tuhan Yesus lewat ibadah. Bahkan sebelum Tuhan Yesus hadir  kita sudah ada di situ karena rindu bertemu dengan belahan jiwa saudara dan saya.

Gembala adalah suami bayangan dari sidang jemaat, untuk membawa sidang jemaat pada Suami yang sesungguhnya itulah Tuhan Yesus. Kadang saya sebagai suami bayangan pilu hati melihat isteri bayangan tidak menghargai waktu untuk berjumpa dengan Suami yang sebenarnya di dalam ibadah. Lebih parah lagi ketika orang lain sedang bersorak untuk masuk dalam kerajaan 1000 tahun damai dan saudara berada dalam penderitaan.

Elok bila belahan jiwa kita datang Dia melihat kita sudah siap menanti lebih dahulu. Jangan sampai membuat Suami kita yaitu Tuhan Yesus sudah menanti-nanti kita datang beribadah tetapi kita tidak datang. Atau datang namun sudah terlambat, sudah terlanjur galau hati Tuhan Yesus menunggu baru kita muncul. Gunakanlah waktu yang Tuhan beri kepada kita.

Korban itu harus habis pada hari pertama, kalau tidak bisa selesaikan pada hari kedua. Kalau masih ada sisa maka tidak boleh dimakan pada hari ketiga. Barang siapa memakannya berarti dia menanggung salahnya sendiri karena mengabaikan waktu, melanggar kekudusan Tuhan dan nasibnya dibakar.

Semoga saudara mengerti Firman Tuhan. Itu adalah pengharapan seorang gembala agar sidang jemaat mengerti Firman Tuhan. Buktinya kalau jemaat mengerti Firman Tuhan adalah dia mempraktekkan Firman Tuhan.

Imamat 19:17
19:17 Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam hatimu, tetapi engkau harus berterus terang menegor orang sesamamu dan janganlah engkau mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia.

Menegor seseorang itu paling berat. Syukur kalau dia menerima, kalau tidak menerima nantinya yang menegur itu malah kena bogem.

Mempersembahkan korban syukur ini memang dalam segala hal. Itu sebabnya hati Tuhan berbunga-bunga, belahan jiwa kita akan mekar hatiNya kalau kita bisa mempersembahkan korban syukur atau korban keselamatan walaupun dalam suasana kesulitan. Ini terpergantung dari mutu rohani seseorang. Dan itu terpergantung pada penghayatannya terhadap Imamat 19;1-3,30. Kalau dia menghayati bahwa dia hadir di dunia lewat pintu nikah dan ada peluang untuk masuk ke Sorga karena menikmati Sabat, itulah hubungan dengan Tuhan. Kehadiran kita di dunia ini sebenarnya bukan untuk menikmati dunia tetapi mau dibawa oleh Tuhan untuk menikmati Sorga.

Biarlah dalam ibadah pelayanan kita, kita mempersembahkan segala-galanya utuh kepada Tuhan. Tuhan menginginkan yang utuh, bukan yang setengah-setengah.

Imamat 19:6,8
19:6 Dan haruslah itu dimakan pada hari mempersembahkannya atau boleh juga pada keesokan harinya, tetapi apa yang tinggal sampai hari yang ketiga haruslah dibakar habis.
19:8 Siapa yang memakannya, akan menanggung kesalahannya sendiri, karena ia telah melanggar kekudusan persembahan kudus yang kepada TUHAN. Nyawa orang itu haruslah dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya.

Orang itu berarti tidak diperkenankan masuk dalam pembentukan Tubuh Kristus dan dia lenyap binasa. Ternyata apa yang kita persembahkan itu Tuhan sendiri sudah menjamin bahwa itu adalah persembahan kudus kepada Tuhan. Kalau kita tahu bahwa kehadiran kita dalam ibadah keselamatan/ibadah syukuran itu sesuatu yang kudus bagi Tuhan, maka bagaimana seharusnya sikap saudara dan saya menghadap Tuhan. Tuhan akan menerima asalkan kita memenuhi persyaratan yaitu kita mempersembahkan secara utuh termasuk waktu juga secara utuh.

Kalau seperti itu maka saudara tidak akan menanggung kesalahan dan tidak akan dilenyapkan dari orang-orang sebangsanya. Dengan kata lain masuk dalam pembentukan Tubuh Kristus menjadi Mempelai Wanita untuk Tuhan Yesus Kristus Mempelai Pria Sorga.

Kalau sekarang ini kita meyakini bahwa Tuhan Yesus adalah belahan jiwa kita maka saudara pasti akan merasakan kekudusan dan apa yang saudara persembahkan itu karena saudara berhadapan dengan Kekasihmu.

3.      Hasil usaha
Tuhan langsung mengatakan bahwa kita tidak akan gagal karena kita akan menuai hasil tanahmu. Kalau dalam segala hal kita bisa mengucap syukur, kita bisa melihat nikah orang tua yang menjadi pintu kita masuk ke dunia ini, maka ketika kita bekerja maka pasti ada hasil. Di dalam hasil inilah ada tuntutan Tuhan.

Imamat 19:9,23
19:9 Pada waktu kamu menuai hasil tanahmu, janganlah kausabit ladangmu habis-habis sampai ke tepinya, dan janganlah kaupungut apa yang ketinggalan dari penuaianmu.
19:23 Apabila kamu sudah masuk ke negeri itu dan menanam bermacam-macam pohon buah-buahan, janganlah kamu memetik buahnya selama tiga tahun dan jangan memakannya.

Belum menanam tetapi Tuhan sudah menjamin keberhasilan pelayanan kita. Dikatakan yang di tepi tidak boleh kita sabit berarti yang kita sabit adalah yang di tengah. Berarti keberhasilan kita yang akan kita tuai adalah kita terkait dengan sentral pelayanan kita. Kalau benar kita melakukan ini berarti kita ada di pusat kegiatan Sorga. Ini membuktikan keberhasilan saya dan saudara.

Keberhasilan kita ada di pusat perhatian Tuhan terhadap ladangnya Tuhan, asalkan saudara paham persoalan hubungan horizontal (hubungan dengan orang tua) dan vertikal (hubungan dengan Tuhan). Kemudian kita mempersembahkan korban keselamatan kepada Tuhan dengan utuh. Tuhan membuka jalan bagi kita lewat pengorbananNya. Dia sudah mempersembahkan diriNya dengan merobek dagingNya sehingga dibuka jalan untuk kita sehingga kita datang beribadah dengan tulus dan ikhlas maka kita benar-benar ada di sentral aktivitas Sorga, itulah keberhasilan kita.

Ada tiga hal di sini:
1)      Jangan di sabit hingga ke tepinya
Ini dilakukan dengan sengaja. Ini adalah ketulusan kita untuk memberi pada orang lain. Yang tertinggal itu untuk orang miskin, untuk orang asing.
2)      Jangan dipungut buah yang jatuh
3)      Buah anggur jangan dipetik dua kali
Poin kedua dan ketiga ini tidak sengaja dilakukan dan itu juga untuk orang miskin dan orang asing.

Kita harus ada di sentral aktifitas sorga. Bukan berarti yang ada di tepi yang tertinggal itu tidak punya nilai, itu untuk orang miskin. Kalau yang di tengah ini tidak waspada maka orang yang memetik yang di pinggir ini itulah Rut bisa berhasil menjadi Mempelai dan yang di tengah ini justru gagal! Jangan sampai kita ini gagal, apalagi kita ini hanya bangsa kafir. Bagian kita hanya yang dipinggir, bagian kita hanya yang tercecer.

Aktivitas kita harus ada di sentral kegiatan Allah, harus ada di situ. Kalau kembali pada latar belakang kehidupan kita, kita ini adalah bangsa kafir contoh Rut. Rut ini memungut yang tercecer dan memetik yang dipinggir. Jadi kalau kita memperhatikan, bahwa kita ini bangsa kafir, nilai kita hanya pinggiran, hanya di tepi. Kita hanya senilai barang tercecer di ladang, apa yang mau kita sombongkan. Tuhan mendorong kita bangsa kafir untuk melihat apa sebenarnya yang mau kita lakukan. Kalau kita diarahkan oleh Tuhan untuk beraktivitas dalam pelayanan di ladang dan berhasil maka apa yang harus kita lakukan bersyukur kepadaNya.

Kita ada di pusat aktivitas sorga, tetapi kita harus kenal diri kita sebagai orang kafir. Kita memang hanya barang yang tercecer, tetapi kalau kita mau tekuni seperti Rut, maka kita bisa menjadi Mempelai. Apakah Rut hanya memungut yang di pinggir-pinggir? Tidak. Dia mengikuti penyabit berarti dia melihat ladang itu secara utuh dan memungut semuanya.

Nilai kita hanya seperti gandum yang tercecer tetapi biarlah kita seperti perempuan Siro-Fenisia yang melihat pada remah-remah yang jatuh pada meja tuannya, itu yang dia makan. Bagaimana dengan kita? Kita ini bangsa kafir, bangsa asing. Kita hanya diperkenankan untuk memungut yang tercecer dan yang ada di pinggir.
Imamat 19:10
19:10 Juga sisa-sisa buah anggurmu janganlah kaupetik untuk kedua kalinya dan buah yang berjatuhan di kebun anggurmu janganlah kaupungut, tetapi semuanya itu harus kautinggalkan bagi orang miskin dan bagi orang asing; Akulah TUHAN, Allahmu.

Dalam pasal 19 ini “Akulah Tuhan” ada 16 kali disebutkan. 16 adalah angka Tabernakel. Berarti orang yang melakukan hal-hal ini dia tergolong dalam Tabernakel berarti menjadi Tubuh Kristus.

Aktifitas kita harus ada di sentral aktifitas Sorga. Tetapi kita harus paham bahwa kita ini hanya bangsa kafir, bangsa yang miskin, bangsa yang tidak punya Firman, tidak punya hak sebagai anak kerajaan. Tetapi Tuhan Yesus rela datang. Dia kaya menjadi miskin supaya kita yang miskin menjadi kaya.
II Korintus 8:9
8:9 Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.

Jangan kita ukur dengan kaya jasmani tetapi kaya rohani. Kalau kita masuk dalam pembentukan Tubuh Kristus yang sempurna itu adalah kaya rohani.

II Korintus 6:10
6:10 sebagai orang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu.

Inilah penerus pelayanan Tuhan Yesus. Dia miskin untuk memperkaya umat Tuhan. Artinya pengorbanan hamba Tuhan untuk melayani umat Tuhan supaya kaya rohani berarti menjadi Tubuh Kristus, tidaklah tanggung-tanggung. Olehnya wajarlah sebelum ini terjadi sudah didahului dengan syukuran.

Keberhasilan itu jangan disabit hingga ke tepinya. Berarti ada perhatian kita kepada orang lain. Itu dilakukan dengan sengaja. Tetapi yang tertinggal itu tidak sengaja. Ini yang dirindukan oleh Tuhan yaitu pelayanan dengan dasar ketulusan hati yang bisa dinikmati utamanya dalam nikah. Pelayanan isteri bisa dinikmati oleh suami dan pelayanan suami bisa dinikmati oleh isteri. Pelayanan yang tidak disengaja ini berarti insidentil atau sewaktu-waktu. Tidak kita pikirkan tetapi itu terjadi.

Ini yang Tuhan dambakan dari kehidupanku dan kehidupan saudara, yaitu ada pelayanan yang tulus. Kita harus ada di sentral pelayanan Sorga. Tuhan izinkan kita ada di sentral aktivitas sorga, tetapi kita harus paham bahwa kita ini hanya bangsa kafir, bangsa yang miskin.
Ibrani 10:19-22
10:19 Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,
10:20 karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,
10:21 dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah.
10:22 Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.

Tulus itu disengaja dan ikhlas itu tidak disengaja. Biarkan diambil orang yang tertinggal, berarti diikhlaskan.

Selalu ingat bagaimana kita menyampaikan syukur. Dia belahan jiwa kita dan kerinduan hatiNya agar kita ada di sentral aktivitas Sorga. Tetapi Dia ingin kita ada pengenalan diri bahwa kita ini tadinya bangsa kafir. Tujuannya supaya jangan ada yang bangga diri, sombong, angkuh dan tinggi hati sebab kita hanya senilai barang tercecer dan tuaian di pinggir.

Biarlah kita tekun memungut barang yang tercecer. Rut ini ada ketekunan, ada ketaatan memungut walaupun cuma yang sisa. Dia sebagai bangsa kafir tidak merasa susah ketika direndahkan, dia menerima ketika direndahkan. Hasilnya dia menjadi istri Boas. Dia bangsa kafir yang tadinya hanya dipinggir dan hanya memungut yang tertinggal. Persekutuannya awalnya hanya sebatas itu tetapi puji Tuhan akhirnya dia bertemu dengan Boas yang adalah bayangan Tuhan Yesus Kristus.

Kita semua adalah orang yang tadinya miskin rohani, tidak punya apa-apa.
Efesus 2:11-13
2:11 Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu -- sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, --
2:12 bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.
2:13 Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.

Kita ini bukan warga kerajaan, tidak punya hak apa-apa, kita betul-betul miskin. Tetapi karena taat tekun memungut seperti Rut sehingga akhirnya dia bertemu dengan Boas.
Yohanes 4:22,9
4:22 Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.
4:9 Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.)

Yesus adalah orang Yahudi, Dialah Boas kita. Rut orang kafir, bertemu dengan Boas orang Yahudi. Kita ini orang kafir, bangsa yang miskin, akhirnya bertemu dengan Yesus orang Yahudi. Kalau kita memperhatikan diri kita masing-masing, bagaimana sebenarnya harga kita, tetapi Tuhan sangat mendambakan kita.

Kita harus ada di sentral aktivitas Sorga. Jangan kita kelihatan melayani tetapi ada di luar rencana Allah. Sebagai bangsa kafir kita harus menyadari bahwa kita ini hanya kemurahan Tuhan, sebab itu layanilah Tuhan dengan tulus dan ikhlas. Persembahkanlah segala sesuatu dengan tulus dan ikhlas, baik persoalan tenaga, waktu dan harta.

Katalahkan Tuhan Yesus belahan jiwamu. Tidak akan berat kalau saudara melayani pekerjaan Kekasih saudara. Saudara akan mempersembahkan semuanya dengan utuh, tulus dan ikhlas karena Tuhan Yesus sudah berkorban semuanya untuk saudara.

Imamat 19:10
19:10 Juga sisa-sisa buah anggurmu janganlah kaupetik untuk kedua kalinya dan buah yang berjatuhan di kebun anggurmu janganlah kaupungut, tetapi semuanya itu harus kautinggalkan bagi orang miskin dan bagi orang asing; Akulah TUHAN, Allahmu.

Ada dua hal yang Tuhan tekankan di sini:
1)      Jangan petik dua kali artinya jangan kasihmu bercabang. Sekali petik berarti kasihku hanya satu. Buah anggur itu adalah buah kasih Mempelai, jangan bercabang. Kalau saudara sudah menerima Kabar Mempelai ini tidak usah lagi melirik yang lain.

2)      Karena kita ini bangsa kafir maka kita hanya mendapatkan petikan yang kedua dan mendapatkan yang jatuh. Artinya kita hanya mendapatkan kemurahan Tuhan secara double porsi.

Kalau kita tahu kita hadir di sini, kita mendengar Kabar yang besar ini dan digembalakan oleh Tuhan itu hanya karena kemurahan Tuhan maka mari kita mengagungkan dan memuliakan Dia serta kita agungkan ajaran Tuhan. Persoalan tulus dikaitkan dengan memuliakan ajaran Tuhan.
Titus 2:1-3,10
2:1 Tetapi engkau, beritakanlah apa yang sesuai dengan ajaran yang sehat:
2:2 Laki-laki yang tua hendaklah hidup sederhana, terhormat, bijaksana, sehat dalam iman, dalam kasih dan dalam ketekunan.
2:3 Demikian juga perempuan-perempuan yang tua, hendaklah mereka hidup sebagai orang-orang beribadah, jangan memfitnah, jangan menjadi hamba anggur, tetapi cakap mengajarkan hal-hal yang baik
2:10 jangan curang, tetapi hendaklah selalu tulus dan setia, supaya dengan demikian mereka dalam segala hal memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita.

Mari kita muliakan ajaran Tuhan dengan praktek hidup kita. Kita ini orang miskin, kita ini orang kafir, kita hanya mendapatkan kemurahan Tuhan. Yang kita petik hanya satu, berarti kasih kita tidak boleh bercabang.

Kalau kita menangisi Firman Tuhan di kaki Tuhan maka tidak usah banyak kata yang kita dengar, dengan satu kata saja itu sudah menjadi kunci dari Tuhan untuk membuka bagian-bagian lain dari rahasia Firman Tuhan. Karena Tuhan cinta sidang jemaat yang adalah mempelai wanitanya Kristus maka Dia membukakan rahasia Firman. Saya hanya sebagai suami bayangan yang akan membawa saudara pada suami yang sesungguhnya. Itulah maksud dari perkataan “mempertunangkan” dalam II Korintus 11:2.

Tidak menyabit yang di pinggir berarti menyabit yang di tengah artinya tenggelam dalam pusat rencana Allah dan harus tulus ikhlas untuk melayani orang lain. Layani Tuhan dengan Tuhan baik dengan harta, tenaga dan harta kita. Melayani orang sama dengan melayani Tuhan, melayani Tuhan juga melayani sesama. Tuhan Yesus mengatakan “sebagaimana kamu lakukan kepada orang yang kecil ini, sama dengan kamu lakukan untuk Aku”.

Kalau kita melayani belahan jiwa kita, tidak ada kamus untuk bermalas-malasan. Kita akan melepaskan semuanya karena kita mau datang beribadah dan melayani, mencurahkan isi hati kita kepadaNya dan kita mau mendengar curahan isi hatiNya sebagai belahan jiwa kita.

Semoga kita yang hadir di sini benar-benar terketuk hati kita untuk menghadap Tuhan, sebelum Tuhan ada kita sudah ada. Artinya sebelum Tuhan hadir dalam pelayanan,   kita sudah hadir di sana untuk menanti.


Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar