Salam sejahtera
di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Wahyu 1:16-17
1:16 Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang
dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya
bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik.
1:17 Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di
depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan
kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan
Yang Akhir,
Ini
adalah penampilan Tuhan Yesus untuk menangani 7 sidang jemaat yang ada di Asia
Kecil. Terbukanya sidang jemaat di Asia Kecil ini dilayani oleh rasul Paulus
dan kawan-kawannya bagaikan masuk dalam hukuman mati. Tuhan tidak ingin jemaat
hasil pelayanan tangan Tuhan dan hamba-hamba Tuhan ini akhirnya nihil. Sebab apa yang dilayani oleh
hamba-hamba Tuhan ini adalah menurut amanah dari Tuhan. Tentu Tuhan tidak ingin
keadaan sidang jemaat ini tinggal 2 sidang
jemaat yang stabil dan yang 5 sidang jemaat sudah merosot rohaninya.
Angka
7 adalah angka akhir zaman, angka kesempurnaan dan angka perhentian. 7 sidang
jemaat ini mewakili 7 sidang jemaat yang hidup pada akhir zaman. Begitu besar
peduli Tuhan kepada kita gereja Tuhan di akhir zaman ini. Tuhan tampil di
tengah-tengah sidang jemaat dengan peragaan yang sangat menakjubkan bahkan
menakutkan di depan mata Yohanes di pulau Patmos sehingga dia harus tersungkur bagaikan
orang mati karena melihat penampilan Yesus menghadapi gereja Tuhan di akhir
zaman. Berarti apa yang ditulis dalam Wahyu 1 ini adalah untuk saudara dan
untuk saya.
Ternyata
mayoritas umat Tuhan sudah tidak eksis lagi, rohaninya sudah mengambang. Bahkan
sudah disusupi berbagai pengajaran asing seperti pengajaran Bileam, Nikolaus,
Izebel dan sebagainya. Lebih parah lagi sidang jemaat Laodekia yang lebih
menekankan persoalan yang lahiriah, yang jasmani. Sebagai hamba Tuhan saya
tidak ingin kita hanya menekankan pada persoalan jasmani. Kalau Tuhan izinkan
kita memiliki perkara jasmani,
itu terserah Tuhan, tetapi bukan itu tujuan atau orientasi yang harus kita
kejar. Yang utama rohani kita jangan amblas, kalau amblas itu berbahaya karena
kita ada di ruas jalan akhir. Bagaimana kalau Tuhan datang dalam peristiwa Pharusia, berarti datang seperti pencuri
lalu rohani kita amblas.
Tuhan
Yesus tampil dengan wajah yang bersinar dan pedang yang keluar dari mulutNya. Dapat
dikatakan Dia tampil garang di depan jemaat. Memang Dia mengasihi jemaat tetapi
Dia tampil garang. Sebab kakiNya bagaikan tembaga yang menyala di dalam api,
menunjukkan betapa garangnya Dia kalau pelayanNya disia-siakan. Dia juga tampil
dengan sebilah pedang dari mulutNya. Itu tanda ganda, kalau tidak menerima
pedang untuk menyucikan maka pedang itu akan berubah untuk membinasakan. Yang
tadinya berada pada posisi umat Tuhan bisa berubah menjadi musuh Tuhan seperti
jemaat Pergamus. Jangan sampai kita mengatakan kita umat Tuhan padahal
sebenarnya musuh Tuhan. Jangan sampai kita mengatakan kita sidang jemaat Tuhan
padahal rohani kita mati, seperti sidang jemaat Sardis.
1.
Di
tanganNya ada tujuh bintang
Tangan yang melayani kita
adalah tangan yang memegang tujuh bintang. Bintang di sini adalah malaikat
sidang jemaat, bukan malaikat kota. Berarti bintang atau malaikat sidang jemaat
itu ada di tangan kanan Tuhan. Jadi bintang ini benar-benar harus berada dalam
persekutuan terus menerus dalam tangan Imam Besar sekaligus dalam tangan
Gembala Agung, agar tetap bersinar.
Saya sebagai gembala
harus ada dalam kehangatan persekutuan secara terus menerus dengan Imam Besar
dan Gembala Agung. Kalau pelayanan saya tidak benar maka saya begitu mudah
diremas Tuhan, sebab saya ada di dalam tangan Tuhan. Saya tidak bisa lari dan memang tidak bisa menghindar.
Bintang ini harus
meneladani tangan di mana dia berada,
harus meneladani pelayanan Tuhan Yesus sebagai Imam Besar berarti kami harus
tampil sebagai imam dan meneladai Tuhan Yesus sebagai Gembala Agung berarti
kami harus tampil sebagai gembala bawahan Tuhan yang harus
mempertanggungjawabkan domba-domba. Itu sebabnya pelayanan gembala ini tidak
enteng. Saya tidak berani dan tidak mau melepaskan tanggung jawab, itu sebabnya
saya menjaga mimbar ini. Bagaimana saya bisa berkata saya bertanggung jawab kalau
malah mengundang si A untuk berbicara di sini padahal dia menaburkan pengajaran yang lain. Saya
sebagai gembala yang bertanggung jawab, bukan si A yang dituntut oleh Tuhan tetapi
saya sebagai bintang yang ada di tangan Tuhan. Itu sebabnya saya tidak akan
membiarkan sembarang orang untuk menyampaikan Firman dari belakang mimbar
ini.
Walaupun gembala itu
terlihat masih ada kekurangan tetapi dia rela dikoreksi oleh Tuhan. Sekaligus
dia belajar bagaimana pelayanan Tuhan Yesus.
Mazmur 123:1-2
123:1
Nyanyian ziarah. Kepada-Mu aku melayangkan mataku, ya Engkau yang bersemayam di
sorga.
123:2
Lihat, seperti mata para hamba laki-laki memandang kepada tangan tuannya,
seperti mata hamba perempuan memandang kepada tangan nyonyanya, demikianlah
mata kita memandang kepada TUHAN, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita.
Ini hamba Tuhan yang
melihat tangan Tuannya. Bukan melihat ada sesuatu yang dia butuhkan secara
lahiriah di tangan tuannya, tetapi dalam hal ini dia melihat untuk meneladani
pelayanan Tuannya. Kalau melihat ayat dua ini, itu sebetulnya jeritan hati
gembala. Dari 7 sidang jemaat kita melihat sidang jemaat Tiatira, gembala di
situ sudah tidak berdaya lagi menghadapi roh Izebel sehingga hatinya menjerit.
Namun pada sidang jemaat Laodekian justru gembala yang berteriak “aku kaya”.
Berarti di situ ada jeritan tetapi bukan lagi dari gembala namun dari seluruh sidang jemaat.
Saya sebagai gembala
harus melihat dan merasakan hangatnya tangan Tuhan memegang saya. Saya juga
harus melihat ada kitab di tangan kanan Tuhan, ada Firman Tuhan.
Kenapa jeritan ini harus
ada dalam kehidupan seorang gembala? karena gembala ini merasa dipojokkan,
dipepeti, sudah terlalu kenyang dengan penghinaan dan olokan. Tidak gampang
kalau kita mau meneladani tangan Gembala Agung, meneladani pelayanan Tuhan
Yesus, pasti kenyang dengan hinaaan dan olokan.
Kalau kita kenyang karena
makanan ukurannya bisa kita rasa, mungkin sampai muntah-muntah atau sampai
buang air besar. Tetapi kalau kenyang dengan hinaan dan olokan, sampai di mana
ukurannya.
Mazmur 123:3-4
123:3
Kasihanilah kami, ya TUHAN, kasihanilah kami, sebab kami sudah cukup kenyang
dengan penghinaan;
123:4
jiwa kami sudah cukup kenyang dengan olok-olok orang-orang yang merasa aman,
dengan penghinaan orang-orang yang sombong.
Sekalipun melayani
melawan Firman, mereka merasa aman-aman saja. Makanya tidak heran seorang
pemazmur bernama Asaf berkata “sia-sia aku menjaga hatiku bersih karena
sepanjang hari aku kena tulah”. Sampai sejauh itu perasaan, pemikirannya, tetapi puji Tuhan
akhirnya dia melihat nasib dari orang yang merasa aman itu bagaimana akhirnya.
Jangan sampai saya yang
mengolok. Biarlah saya yang diolok karena mau mengajarkan kesucian, mau
mengajarkan yang sesuai dengan contoh teladan majikanku. Jangan sampai saya
sebagai bintang malah lepas dari orbit. Jangan sampai saya lepas dari tangan
Tuhan sebab itulah yang menentukan orbit. Sampai Tuhan mengatakan kepada Ayub
“di manakah engkau ketika Aku menciptakan langit dan bumi. Apakah engkau
meliaht ada tongkat yang menopang bumi”.
Yudas 1:13
1:13
Mereka bagaikan ombak laut yang ganas, yang membuihkan keaiban mereka sendiri;
mereka bagaikan bintang-bintang yang baginya telah tersedia tempat di dunia
kekelaman untuk selama-lamanya.
Mengapa seperti ini?
Karena lepas dari orbit, lepas dari tangan Tuhan. Pelayanannya bermotivasi seperti
Kain, Korah dan Bileam. Kalau pelayanan seperti itu maka menghadirkan bencana
dalam sidang jemaat. Memang sekarang kelihatan masih aman, tetapi ketika datang kuda merah, kuda hitam dan kuda
hijau kelabu, mau ke mana kita.
Jangan sampai saya
kehilangan orbit, saya harus melekat pada tangan Tuhan. Kalau dia tetap
mempertahankan diri ada pada orbit karena dia tahu sasaran akhirnya untuk
jemaat, jangan sampai jemaat terlantar. Kita beribadah bukan hanya sekedar
prosesi atau ritual tetapi ibadah itu adalah tempat kita dibenahi Firman, Roh
dan Kasih sehingga tampilah gereja Tuhan yang menjadi belahan jiwanya Tuhan.
Pesan bapak Pdt. In
Yuwono “berita kita jangan lari dari II Korintus 11:2. Kalau kita lari dari
situ maka kita akan diterkam oleh dunia dan kenajisan”. Kita dipertunangkan
oleh Tuhan Yesus untuk menjadi belahan
jiwanya Tuhan.
Banyak kali untuk
membenarkan apa yang dilakukan, orang yang suka ganti-ganti pengkhotbah memberi contoh seperti makanan yang
bervariasi diganti-ganti. Hari ini makanan
padang, besok gado-gado dari solo, lusa makan bubur Manado. Kedengaran logika
ini benar kalau secara lahiriah, tetapi di hadapan Tuhan itu salah. Tidak
dibenarkan seperti itu, itu pandangan logikaisme!
Kami hamba Tuhan yang
adalah bintang, dipegang oleh tangan Tuhan yang adalah Imam Besar sekaligus
Gembala Agung.
I Petrus 5:3
5:3
Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang
dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba
itu.
Tuhan Yesus teladan kami
para gembala, maka kami harus meniru Tuhan Yesus untuk menjadi teladan bagi sidang jemaat. Memberi teladan dalam iman,
teladan dalam motivasi dan teladan dalam kekudusan. Sebab Tuhan Yesus
mengatakan “hendaklah kamu kudus seperti Aku kudus”.
I Petrus 5:4
5:4 Maka
kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang
tidak dapat layu.
Jadi, kalau meneladani Gembala Agung maka
saya sebagai gembala mendapat mahkota kemuliaan dan sidang jemaat juga mendapat
mahkota kemuliaan. Mahkota kami para gembala adalah sidang jemaat, jadi rohani
sidang jemaat jangan seperti dari
kayu, rumput dan jerami. Kalau mahkota jerami itu mudah terbakar, tetapi
mahkota dari emas, perak dan permata itu mulia. Itu sebabnya kita harus membangun rohani kita supaya rohani kita
bermutu emas, perak dan permata.
I Petrus 2:25
2:25
Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali
kepada gembala dan pemelihara jiwamu.
Kalau mau terpelihara
jiwamu maka ayo kembali pada gembala yaitu ada di tangan Tuhan. Gembala harus
mempertanggung jawabkan dirinya dan sidang jemaat di hadapan Tuhan. Untuk kita
bisa mempertanggung jawabkan dengan benar dan Tuhan menerima dengan hati yang berbunga-bunga, maka kita harus
membawa diri kita pada gembala yang ada pada orbit yaitu dalam tangan Tuhan.
2.
Dari
mulutNya keluar sebilah pedang
Kalau melihat penampilan
seperti ini pasti kita ketakutan. Tetapi rasa takut Yohanes melihat penampilan
Imam Besar dan Gembala Agung ini yang bertujuan membersihkan gerejaNya, bukanlah
rasa takut seperti orang yang menghadapi pedang yang lain. Sebab begitu
menghadapi pedang yang lain yaitu pedang penghukuman yang sudah diasah, maka
orang-orang terkencing-kencing ketakutan. Ketakutan rasul Yohanes itu
diwujudkan dengan jatuh tersungkur seperti orang mati, artinya dia dalam penyerahan sampai pada titik nol (sepenuhnya).
Kalau pedang yang keluar
dari mulutnya Tuhan ini ditolak maka akan ada pedang yang lain yang mengerikan.
Tujuan pedang dari mulutnya Tuhan ini adalah untuk menyucikan tujuh sidang
jemaat. Tetapi sekalipun tujuan itu sudah diberi tahu, Tuhan tidak memaksa.
Tuhan mengarahkan jemaat untuk masuk dalam pergumulan, kalau ada yang tidak mau
itu terserah dia. Untuk meraih kemenangan kita harus mau masuk dalam
pergumulan. Ketika ujian dan
cobaan datang kita harus bergumul untuk menang.
Perhatikan Firman
penggembalaan, sebab itu menjamin keselamatan jiwamu.
I Petrus 2:25
2:25
Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali
kepada gembala dan pemelihara jiwamu.
Tuhan bicara bukan bagi
bangsa yang belum kenal Tuhan. Yang disurati oleh Tuhan lewat rasul Petrus ini
bukan untuk orang di luar sana tetapi orang yang sudah di dalam tetapi sesat.
Jadi kalau saudara dikatakan sesat segera koreksi diri supaya segera kembali
kepada gembala pemelihara jiwa kita.
Fungsi pertama dari
pedang yang keluar dari mulut Tuhan Yesus ini adalah untuk menyucikan. Kalau
ini ditolak maka pedang itu beralih fungsi untuk memerangi.
Wahyu 2:16
2:16
Sebab itu bertobatlah! Jika tidak demikian, Aku akan segera datang kepadamu dan
Aku akan memerangi mereka dengan pedang yang di mulut-Ku ini.
Apakah kita harus kurang
hati kalau dikatakan “sesat”? Itu justru untuk membuka pikiran kita dan
mengoreksi bahwa kita sudah salah.
Segeralah kembali agar pedang yang tajam yang keluar dari mulut Tuhan itu terasa
pekerjaannya
menyucikan kita, dari
pada pedang itu berubah untuk memerangi kita.
Yehezkiel 21:9-12
21:9
"Hai anak manusia, bernubuatlah dan katakan: Beginilah firman TUHAN:
Pedang! Pedang! Yang sudah diasah dan juga digosok!
21:10
Diasah untuk menumpahkan darah dan digosok supaya mengkilap seperti petir.
Apakah kita akan bersukacita? -- Tongkat anakku menghina segala macam kayu. --
21:11
Pedang itu diberikan supaya digosok, supaya sedia dipergunakan; pedang itu
diasah dan digosok, supaya diberikan ke tangan si pembunuh.
21:12
Berserulah dan merataplah, hai anak manusia! Sebab pedang itu ditujukan melawan
umat-Ku, ditujukan melawan semua pemimpin Israel; mereka dan umat-Ku sama-sama
dibiarkan dimakan pedang. Oleh sebab itu tepuklah pinggangmu sebagai tanda
perkabungan.
Di sini umat Tuhan yang
menjadi lawan. Tidak menutup kemungkinan saya dan saudara juga bisa menjadi lawannya
Tuhan. Apakah harus kurang hati kalau ditunjukkan kesalahan? Maksudnya supaya
segera kita beranjak dan berubah pikiran serta perilaku kita, sebab ini baru
ancaman, belum eksekusinya. Segera bertobat dari kesalahan.
Yehezkiel 21:7
21:7 Dan
kalau mereka bertanya kepadamu: Mengapa engkau mengeluh? jawablah: Karena suatu
berita! Kalau berita itu sudah tersiar, setiap hati akan menjadi tawar dan
semua tangan menjadi lemah lesu, segala semangat menghilang dan semua orang
terkencing ketakutan. Sungguh, pasti datang dan terjadi! demikianlah firman
Tuhan ALLAH."
Yohanes bukan hanya
mendengar berita tetapi langsung tampil di depannya dan membuat dia tersungkur.
Malaikat menepuknya dan berkata “jangan takut”. Berarti penyucian ini membawa
kita pada suasana jangan takut. Kadang ada yang takut disucikan, seharusnya kita takut untuk
tidak disucikan.
Kalau tidak disucikan
maka tidak akan dibawa untuk menjadi belahan jiwanya Tuhan. Jemaat itu bagaikan
isteri bayangan dari gembala dan gembala sebagai suami bayangan dari jemaat
yang akan menghentar sidang jemaat pada Suami yang sesunggunya.
Kalau ditegur oleh Tuhan
lewat FirmanNya, terimalah itu sebab berarti kasih Tuhan sampai kepada saudara.
3.
Wajahnya
seperti sinar matahari terik.
Itu berarti sudah tengah
hari.
Amsal 4:18
4:18
Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang
sampai rembang tengah hari.
Kenapa berhenti pada
rembang tengah hari? Bukankah matahari bersinar sampai sore.
Yohanes 4:6
4:6 Di
situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia
duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas.
Pukul dua belas ini
adalah rembang tengah hari, pada waktu matahari bersinar terik.
Hakim-hakim 5:31
5:31
Demikianlah akan binasa segala musuh-Mu, ya TUHAN! Tetapi orang yang
mengasihi-Nya bagaikan matahari terbit dalam kemegahannya. Lalu amanlah
negeri itu empat puluh tahun lamanya.
Hakim-hakim 5:31 (Terjemahan Lama)
5:31
Demikianlah hendaklah binasa segala seterumu, ya Tuhan! Tetapi adapun segala
orang yang kasih akan Tuhan, hendaklah mereka itu bercahaya seperti matahari
pada waktu panas terik. Hata, maka sentosalah negeri itu empat puluh tahun
lamanya.
Penampilan Tuhan di tepi
sumur Yakub pada pukul dua belas saat matahari terik itu adalah untuk membenahi
nikah dan ibadah. Apalah arti saya sebagai hamba Tuhan kalau tidak mengerti
nikah dan berantam terus. Tujuan Tuhan bukan untuk kita berantam terus tetapi
untuk membenahi nikah supaya menjadi sorga mini di dunia ini. Terima sorotan sinar
matahari pada siang hari, terima penampilan Firman Tuhan secara penuh untuk
membenahi nikah dan ibadah saudara. WajahNya yang seperti matahari terik,
berarti Dia menyorot kita dengan begitu kuat sehingga tidak ada lagi yang gelap
dalam diri kita.
Ketika Tuhan Yesus
dipermuliakan di atas bukit, wajahNya bercahaya seperti matahari. Rasul Petrus
menuliskan bahwa sebagai mana kemuliaanNya di atas bukit, begitulah kelak pada
waktu Tuhan Yesus datang pada kali yang kedua.
Matius 17:2
17:2
Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti
matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang.
Keadaan itulah yang akan
menjadi kenyataan ketika Tuhan Yesus datang kembali.
II Petrus 1:16-17
1:16
Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami
memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai
raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya.
1:17
Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah
Bapa, ketika datang kepada-Nya suara dari Yang Mahamulia, yang mengatakan:
"Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."
Ini menunjukkan
kedatangan Tuhan pada kali yang kedua. Kalau sekarang ini menolak sorotan sinar
wajah Tuhan yang bagaikan matahari terik itu yaitu Firman Tuhan yang menyucikan
kita, maka kita tidak bisa bertemu dengan Tuhan pada kedatanganNya kali yang kedua.
Yohanes
baru melihat dia sudah tersungkur seperti orang mati karena ketakutan.
Wahyu 1:17
1:17 Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di
depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan
kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan
Yang Akhir,
Suasana
yang dirasakan oleh Yohanes,
itu mengajar kita. Kalau mengatakan “saya tidak
merasa, saya tidak melihat”. Berarti saudara tidak membawa diri melihat Firman
yang tampil bagaikan sinar matahari pada rembang tengah hari, berrati saudara
tidak melihat tangan Tuhan yang memegang bintang, berarti saudara tidak
mengerti tujuan pedang yang keluar dari mulut Tuhan.
Kalau
saudara menikmati pedang Firman Tuhan menghantam daging saudara, sorotan
matahari yang terik itu menyorot nikah dan membenahi ibdahmu, berarti saudara
ada di hadapan Tuhan. Maka tidak ada alasan bagi kita untuk tidak tersungkur di depan kakiNya Itulah penyerahan sepenuh sebab merasakan
getaran pekerjaan cahaya matahari dari wajahNya, merasa pekerjaan pedang Firman
yang membabat daging kita.
Bawa
dirimu di hadapan Tuhan, jangan bawa dirimu di samping apalagi di belakang,
tetapi perlihatkanlah seutuh tubuhmu di depan. Tidak perlu saudara membuat
Tuhan menengok ke kanan dan ke kiri. Tadinya Yohanes membelakangi Tuhan Yesus
sebab suara itu datang dari belakang. Tetapi begitu suara itu datang, dia
berbalik dan dia berhadapan muka dengan Tuhan.
Kadang
kita ini mau menghindar. Kita seringkali mengaku tetapi berkata “saya memang
berbuat begini itu gara-gara dia”. Kalau melakukan dosa dan menunjuk orang lain
sebagai penyebabnya berarti orang itu masih membelakangi Tuhan Yesus, tidak
lurus berhadapan dengan Tuhan.
Kalau
kita tersungkur di bawah kaki Tuhan maka Tuhan bisa melihat punggung dan kepala
saudara ada di hadapanNya. Dia tidak perlu lagi menoleh ke kiri atau ke kanan
apalagi berbalik ke belakang. Jangan buat Tuhan Yesus beraktivitas yang bukan aktivitasNya. Bawalah diri kita kepada Yesus sesuai dengan aktivitasNya. Jangan melakukan pelayanan
yang tidak pas dengan Firman Tuhan. Harus ada pengakuan yang lurus, jangan lari
kiri kanan. Jangan mengaku dosa tetapi mempersalahkan orang lain sebagai
penyebabnya.
Maukah
saudara menjadi belahan jiwanya Tuhan, menjadi Mempelai Wanita untuk Tuhan
Yesus? Dia sedang mencari saudara sekarang. Tersesat bagaimanapun jemaat-jemaat
di Asia Kecil, tetapi Tuhan Yesus datang melayani untuk memulihkan mereka,
asalkan mereka mau. Lebih baik kita menerima pelayanan Tuhan dari pada kita
diperangi dan mendapat hukuman Tuhan selama-lamanya.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar