Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Yohanes
10:24-25,29-33,36
10:24 Maka orang-orang
Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya: "Berapa lama lagi Engkau
membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah
terus terang kepada kami."
10:25 Yesus
menjawab mereka: "Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak
percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang
memberikan kesaksian tentang Aku,
10:29 Bapa-Ku,
yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapa pun, dan seorang
pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.
30 Aku dan Bapa
adalah satu."
31 Sekali lagi
orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus.
32 Kata Yesus
kepada mereka: "Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang
Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu
mau melempari Aku?"
33 Jawab
orang-orang Yahudi itu: "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau
melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau,
sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan
Allah."
36 masihkah kamu
berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam
dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah?
Dari
Yohanes 10:22-39 ada 2 penyebab orang Yahudi menolak Yesus:
1. Karena
Yesus mengaku bahwa Dia adalah Mesias (ayat 24-25).
2. Karena
Yesus mengaku sebagai Anak Allah (ayat 29-39).
Kita
bahas poin pertama. Pekerjaan yang Yesus lakukan di dalam nama Bapa, itu yang
memberi kesaksian bahwa Yesus adalah Mesias. Apa pekerjaan Mesias? Ada 2
pekerjaan Mesias.
1. Memperbaiki
nikah.
2. Memperbaiki
tahbisan pelayanan atau ibadah pelayanan.
Sore
ini kita bahas pekerjaan Mesias yang pertama.
Yohanes
4:15-18,25-26
4:15 Kata
perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak
haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air."
4:16 Kata Yesus
kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini."
4:17 Kata
perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya:
"Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami,
4:18 sebab
engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah
suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar."
4:25 Jawab
perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang
disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu
kepada kami."
4:26 Kata Yesus
kepadanya: "Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau."
Ini
perkerjaan Mesias yang pertama yaitu memperbaiki nikah yang salah. Nikah ini
menjadi prioritas Tuhan untuk diperbaiki sebab nikah itu adalah ciptaan Tuhan
yang sungguh amat baik. Waktu Tuhan menciptakan langit dan bumi dari hari
pertama dan selanjutnya Tuhan katakan sungguh amat baik kecuali penciptaan
cakrawala. Khusus hari keenam waktu Tuhan menciptakan sepasang nikah, Tuhan
katakan sungguh amat baik. Jadi nikah ini adalah ciptaan Tuhan yang sungguh
amat baik, tetapi di pasal 3 nikah itu dirusak oleh setan sehingga nikah
manusia yang rusak itu menjadi telanjang, malu dan takut, diusir dari hadapan Tuhan,
terpisah dari Tuhan. Sebab itu Yesus sebagai Mesias mau memperbaiki nikah
manusia lewat perkataan Yesus = Firman yang dikatakan Yesus = Firman yang
dibukakan rahasianya. Tidak ada kekuatan di dunia ini yang bisa memperbaiki
nikah, termasuk nasihat siapapun, hanya nasihat Firman. Jadi kalau ada masalah
nikah dan buah nikah carilah nasihat Firman, dengarlah Firman, itu yang bisa
memperbaiki. Kalau manusia menasihati masih terbatas dan kadangkala manusia itu
menasihati masih menuruti suara dagingnya. Makanya lebih baik datang dengar
Firman, biar Firman yang memperbaiki, Firman yang dibuka rahasianya.
Yohanes
15:3
15:3 Kamu memang
sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.
II
Timotius 3:16
3:16 Segala
tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk
menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam
kebenaran.
Memperbaiki
kelakuan ini sudah mencakup memperbaiki nikah. Mendidik orang dalam kebenaran,
berarti membawa nikah itu kepada nikah yang kebenaran. Kita datang beribadah
mau mendengar Firman, minta kepada Tuhan supaya Firman itu dibuka rahasianya. Kalau
Firman menunjuk kesalahan terutama kesalahan dalam nikah untuk diperbaiki
berarti Yesus sebagai Mesias ada di tengah-tengah kita sekalian. Firman yang
dibuka rahasianya ini biasa kita sebut pengajaran Firman yang benar. Pengajaran
Firman yang benar ini sanggup untuk menjaga nikah kita supaya tidak rusak.
Ada 3
hal yang harus dijaga di dalam nikah:
1. Jaga
nikah supaya tidak terhilang. Caranya bagaimana?
a) Jangan
menikah di luar Tuhan atau di luar Firman pengajaran yang benar. Kalau
dipaksakan pasti terhilang. Kalau sudah terlanjur dilakukan lalu bagaimana? Mau
ceraikan suami atau isterinya? Tidak, itu malah menambah kesalahan. Kalau sudah
terlanjur dilakukan maka kita yang sudah di dalam pengajaran jangan tinggalkan
pengajaran dan harus terus bergumul untuk nikah itu bisa satu Firman pengajaran
sekalipun harus membayar harga. Jangan bersungut, jangan mengomel, itulah
konsekuensi yang harus diterima. Tunjukan keubahan hidup, ini warna orang dalam
pengajaran beda dengan orang di luar pengajaran. Tunjukan keubahan hidup sebagai
hasil pengajaran yang benar. Berarti ada terang yang dipancarkan, sehingga
sesama dalam nikah yang masih di dalam gelap bisa menerima terang itu sehingga
dia bisa ditarik dan dibawa pada terang.
Yang belum menikah, belum mengalami seperti ini, jangan
coba-coba! Masuk nikah itu masuk dalam masalah. Kalau tidak satu dalam
pengajaran apa yang bisa menolong? Laki dan perempuan itu sudah berbeda secara
fisik. Kemudian berbeda sukunya. Secara jasmani sudah berbeda, kalau pengajaran
berbeda mau satu bagaimana? Sampai Tuhan datangpun tidak akan pernah satu.
Menikah di luar Tuhan, di luar Firman pengajaran,
itu sama dengan mau menyatukan terang dengan gelap, tidak akan bisa! Padahal
Alkitab mengatakan tujuan menikah itu satu daging, kalau pengajarannya berbeda
kapan bisa satu daging.
Markus 10:8
10:8
sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua,
melainkan satu.
Orang tua jangan paksa anak menikah di luar
pengajaran atau jangan menyetujui. Bawa dan arahkanlah untuk bisa satu
pengajaran. Itu harga mati, tidak bisa tawar menawar. Kalau bisa punya hal-hal
jasmani itu masih bisa dicari. Pengajaran itu harga mati, jangan dikorbankan.
Kaum muda perhatikan. Jangan hanya ketemu di sosmed
sudah lanjut ke jenjang pernikahan padahal tidak satu pengajaran, apalagi kalau
tidak satu keyakinan! Bawa dulu dengar Firman pengajaran yang benar supaya
nikah itu jangan terhilang. Kalau tetap dipaksakan hanya air mata dan sengsara
yang ada di dalam nikah itu. Untuk sesaat mungkin dia nikmati ada kekayaan dan
kedudukan, tetapi selebihnya hanya air mata dan sengsara, terhilang dari
hadapan Tuhan. Ingat seruan Yesus di kayu salib “Eloi, Eloi, lamasabatani” itu
seruan orang yang terpisah dari Tuhan. Ini sebenarnya seruan kita manusia
berdosa karena Yesus menggantikan kita di kayu salib. Bayangkan penderitaan
Yesus di kayu salib, begitu jugu nikah yang terhilang, sengsara dan menderita.
Mantap dulu di dalam Firman pengajaran baru lanjut kepada jenjang pernikahan.
b) Nikah
itu harus tergembala dalam binaan Firman pengajaran yang benar, tekun dalam 3
macam ibadah pokok. Nasihat yang utama dari orang tua kepada anak adalah
nasihat untuk tergembala. Bukan nasihat yang jasmani dulu! Kalau sudah
tergembala maka kita dapatkan segala-galanya. Orang tergembala itu di tangan
Yesus, hidup kekal diberikan, hidup jasmani juga pasti diberikan, masa depan
diberikan. Suami isteri saling menasihati untuk tergembala supaya jangan
terhilang. Orang tergembala itu bagaikan diikat dengan tali 3 lembar sehingga
tidak bisa diputuskan.
Pengkhotbah 4:12
4:12
Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga
lembar tak mudah diputuskan.
Dalam ibadah pendalaman diikat tali Firman, dalam
ibadah raya dikat tali Roh Kudus, dalam ibadah doa penyembahan diikat tali
kasih Allah sehingga tidak bisa terputus dan terhilang. Kalau tidak terikat
akan gampang terhilang. Nasihat utama itu nasihat untuk beribadah dan itu harus
kita giatkan menjelang kedatangan Yesus.
Ibrani
10:25
10:25 Janganlah kita menjauhkan diri dari
pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi
marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari
Tuhan yang mendekat.
Yeremia 2:2,7
2:2
"Pergilah memberitahukan kepada penduduk Yerusalem dengan mengatakan:
Beginilah firman TUHAN: Aku teringat kepada kasihmu pada masa mudamu, kepada
cintamu pada waktu engkau menjadi pengantin, bagaimana engkau mengikuti Aku di
padang gurun, di negeri yang tiada tetaburannya.
2:7
Aku telah membawa kamu ke tanah yang subur untuk menikmati buahnya dan segala
yang baik dari padanya. Tetapi segera setelah kamu masuk, kamu menajiskan
tanah-Ku; tanah milik-Ku telah kamu buat menjadi kekejian.
Tuhan sebagai suami, Israel adalah isteri. Tuhan
menuntun isteriNya itulah bangsa Israel ke tanah Kanaan, negeri yang
diidam-idamkan. Dari sini kita tarik pelajaran suami harus lebih dahulu
tergembala untuk bisa menuntun isteri dan anak masuk dalam kandang
penggembalaan sampai suatu saat masuk Kanaan Samawi. Banyak yang terbalik,
isteri lebih dahulu tergembala baru suami. Kalau ada yang seperti itu di sini,
isteri berdoa supaya suami juga bisa sama-sama tergembala. Yang suami isteri
sudah sama-sama dalam penggembalaan, ayo suami berikan keteladanan, bawa isteri
dan anak di dalam penggembalaan. Jangan terhilang, hanya air mata dan sengsara
kalau nikah itu terhilang. Apalagi saya suami, saya gembala, juga saya suami
bayangan bagi sidang jemaat, tugas saya menuntun jemaat masuk penggembalaan
untuk mencapai negeri Kanaan, Yerusalem Baru, Kanaan Samawi, tanah perjanjian
yang kita idam-idamkan.
2. Jaga supaya nikah jangan bercacat cela.
Suami ada kekurangan, isteri ada kekurangan, semua kita ada kekurangannya,
bahkan banyak kekurangan kita. Tetapi Firman katakan jaga nikah jangan bercacat
cela, caranya bagaimana?
Efesus
5:25-27
5:25
Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan
telah menyerahkan diri-Nya baginya
5:26
untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air
dan firman,
5:27
supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan
cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat
kudus dan tidak bercela.
Caranya
masing-masing kita dalam rumah tangga, baik suami, isteri ataupun anak,
menyerahkan diri kita untuk disucikan lewat baptisan air yang benar,
dilanjutkan air Firman pengajaran yang benar. Suami disucikan, isteri
disucikan, anak disucikan maka nikah itu menjadi tempat kemanisan. Manis,
betah, tidak akan pernah ditinggalkan. Kenapa dalam nikah tidak betah? Karena
yang satu mau disucikan, yang lain tidak mau, atau keduanya tidak mau
disucikan. Makanya dalam nikah ribut terus. Kalau mau disucikan maka ketika mau
tersulut emosinya ingat Firman sehingga bisa diredam. Tinggal tarik nafas saja
dari pada mau ribut-ribut. Kaum muda sebagai anak bawa hidup disucikan sehingga
orang tua tidak akan sakit hatinya, tidak pilu hatinya karena anak sudah
disucikan.
Kalau
semuanya sudah disucikan maka nikah itu akan tampil seperti nikah manusia
sebelum jatuh dalam dosa yaitu telanjang tetapi tidak merasa malu. Sebaliknya
nikah yang tidak mau disucikan telanjang tetapi tidak tahu malu. Isterinya dia
tempeleng, dia hajar. Waktu diingatkan “eh dia kita pe isteri!”. Isteri juga
melawan terus, diingatkan malah menjawab “tidak usah ikut campur urusanku,
biarkan saja!”. Telanjang tetapi tidak tahu malu, malah melayani di gereja.
Yang telanjang tidak tahu malu itu seperti anjing dan babi.
Kejadian
2:25
2:25
Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak
merasa malu.
Artinya
tidak ada dosa yang disembunyikan, terbuka semua, jujur diakui. Bun saya salah,
Yah saya salah, jujur akui, maka nikah itu tidak akan dipermalukan oleh Tuhan,
ada keberanian percaya untuk menyambut Yesus, tidak usah malu saat Yesus datang.
Sebaliknya kalau ada yang disembunyikan maka Tuhan akan ungkap dan
dipermalukan.
3. Jaga
nikah supaya tidak mati. Suami kepala, isteri tubuh. Kapan nikah mati? Kalau
suami dan isteri tercerai. Bisa cerai diam-diam seperti Yusuf mau menceraikan Maria
dengan diam-diam. Masih 1 rumah, jangan-jangan masih 1 tempat tidur tetapi hati
sudah tercerai, itu nikah yang mati. Lihat suami seperti melihat apa, lihat
isteri seperti melihat sesuatu yang tidak dia senangi. Apalagi kalau sudah
cerai secara surat, itu nikah mati! Lalu kawin lagi berarti busuk! Kita periksa
diri kita masing-masing, mungkin perceraian sudah terjadi diam-diam, suami
isteri sudah tidak satu hati lagi, sudah ada sesuatu yang membuat jarak, sudah
pahit hati suami kepada isteri, biar Firman Tuhan, perkataan Yesus
memperbaikinya.
Perempuan
Samaria 5 kali kawin cerai, yang ke-6 bukan suami sah, tetapi bisa diperbaiki
lewat perkataan Yesus. Semua bisa diperbaiki tinggal mau buka hati terhadap
Firman pengajaran atau tidak. Kalau buka hati diperbaiki, kalau tidak buka hati
tidak bisa diperbaiki.
Apa
penyebab perceraian?
Markus
10:5
10:5
Lalu kata Yesus kepada mereka: "Justru karena ketegaran hatimulah maka
Musa menuliskan perintah ini untuk kamu.
Jadi
penyebab bercerai adalah kekerasan hati yang diwujudkan dengan kebenaran diri
sendiri. Suami katakan aku benar, isteri katakan saya benar, akhirnya pisah.
Tidak merasa salah “pokoknya kamu yang salah saya tidak salah”. Kalau keras
hati dipertahankan akan muncul kekerasan dalam rumah tangga, mulai dari
kekerasan dalam perkataan, isteri dikata-katai, suami dimaki-maki. Sampai
keluar nama binatang dalam rumah tangga itu. Juga kekerasan lewat perbuatan.
Sehingga nikah itu menjadi tawar, nikah itu tanpa kasih. Kasih itu yang
menyempurnakan, kalau nikah tanpa kasih berarti tidak ada yang menyatukan dan
menyempurnakan.
Kolose
3:14
3:14
Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan
dan menyempurnakan.
Masuk
nikah itu minta hati yang lembut, hati yang penuh kasih, kasih dari kayu salib.
Praktek hati yang lembut dan penuh kasih adalah bisa saling mengaku dan saling
mengampuni serta melupakan dosa sehingga bisa saling mendoakan. Karena kasih
dari kayu salib sehingga kekerasan suaminya bisa dia ampuni dan dia lupakan.
Mungkin isterinya cerewetnya minta ampun tetapi karena kasih dari kayu salib sehingga
bisa mengampuni dan melupakan. Ampuni dulu baru mendoakan. Kalau belum mengampuni
tidak akan bisa mendoakan. Mungkin dia ingat Firman harus mendoakan, tetapi
karena belum mengampuni waktu dia doakan malah berpikir “koq enak dia mau
didoakan, dia sudah tempeleng kita. Tuhan tahu apa yang Tuhan mo bekeng pa dia,
kalau mo kase mati kase mati jo!”. Tetapi kalau sudah mengampuni bisa berdoa “Tuhan
ampuni suami saya, ubahkan suami saya,
berkati dia”. Jadi saling mengaku, saling mengampuni dulu baru saling
mendoakan.
Yakobus
5:16
5:16 Karena itu hendaklah kamu saling mengaku
dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila
dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.
3
hal ini dijaga, jangan terhilang, jangan bernoda, jangan mati. Supaya tidak
mati minta hati yang penuh kasih, hati yang lembut berisi kasih dari kayu salib
sehingga bisa saling mengaku, saling mengampuni dan saling mendoakan. Ini
perkataan manis, perkataan Mempelai.
Kidung
Agung 7:9
7:9
Kata-katamu manis bagaikan anggur!" Ya, anggur itu mengalir kepada
kekasihku dengan tak putus-putusnya, melimpah ke bibir orang-orang yang sedang
tidur!
Kalau
nikah diisi dengan perkataan manis, perkataan Mempelai, betapa bahagianya nikah
itu. Anak-anak sekalipun orang tua ada salah jangan sampai katakan putus
hubungan dengan orang tua “tahu begini saya tidak mau lahir di dalam keluarga
ini” ini perkataan pahit yang memedihhkan hati orang tua. Orang tua juga senakal
dan senajis apapun anak jangan dikutuk. Sebelum dia mengaku kita sudah berikan
pengampunan terlebih dahulu dan mendoakan, itu perkataan manis.
Hasilnya
kalau ada perkataan manis:
a) Mampu
membangunkan orang-orang yang sedang tidur. Artinya.
1) Mampu
membangunkan rohani sesama yang tertidur. Saya tidak tahu bagaimana keadaan
rumah tangga bapak ibu dan saya tidak punya intel untuk menyelidiki,
masing-masing urus rumah tangga sendiri. Mungkin ada dalam rumah tangga kita
yang rohaninya sudah tertidur, entah itu suami, isteri atau anak, periksa
perkataan kita. Selama ini perkataan kita manis atau pahit? Kalau perkataan
cenderung mempersalahkan orang lain, memaki, pokoknya perkataan kotor dan tidak
berkenan, kalau ada yang tertidur kita pukul diri dan minta ampun. Mungkin anak
sudah kecewa karena perkataan orang tua sudah terlalu kejam dan kasar sehingga
dia tidak mau beribadah melayani. Atau suami atau isteri yang seperti itu, sore
ini Firman Tuhan datang kepada kita untuk kita selesaikan supaya sesama yang
tertidur bisa terbangun kembali, bisa bergairah kembali untuk melayani dan ikut
Tuhan. Kadang kita karena sudah sangking jengkelnya perkataannya sudah tidak
bisa direm. Itu perkataan yang tidak baik dan harus dicabut serta diselesaikan
semuanya supaya diampuni. Biarlah perkataan kita manis, saling mengaku, saling
mengampuni, saling mendoakan. Siapa yang tertidur bisa terbangun dan tergairah
kembali.
2) Mengairahkan
Yesus untuk menolong kita. Ingat peristiwa waktu perahu murid-murid ditimbus
gelombang, Yesus tidur dan perkataan manis membangunkan Yesus. Yesus dengan
kuasa kebangkitannya mampu meneduhkan angin dan gelombang yang menerpa perahu
nikah rumah tangga kita. Yesus bergairah dengan kuasa kebangkitanNya mau
meneduhkan angin dan gelombang yang mau menenggelamkan perahu nikah kita.
Di
tahun 2022 perahu nikah mungkin kandas atau mungkin sudah tenggelam, 2023 masih
di awal tahun ini, Firman datang, mari keluarkan perkataan yang manis, saling
mengaku saling mengampuni saling mendoakan, maka Yesus bergairah untuk menolong
kita, menyelamatkan perahu nikah kita, tidak tenggelam, tidak binasa.
b) Yakobus
3:16-17
3:16 Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada
kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.
3:17 Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya
pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak
memihak dan tidak munafik.
Hasilnya penyakit dalam nikah sembuh. Penyakit
paling utama dalam nikah itu adalah nikah terbalik. Suami, isteri, anak tidak berada
pada tempat yang sebenarnya, isteri mau jadi kepala, anak juga mau jadi kepala.
Mungkin isteri tidak komando memerintah tetapi dengan bermanja-manja, kalau
tidak dituruti maunya dia ngambek. Anak juga kalau tidak dituruti maunya
mengancam-ancam, mau lari dari rumah, mau ini mau itu, akhirnya orang tua ikut
saja. Anak salah orang tua juga salah. Suami dari pada isteri ribut dituruti
saja maunya, suami salah, isteri juga salah. Itu penyakit!
Ayo saling mengaku dan saling mengampuni, biar
penyakit dalam nikah sembuh, nikah sehat, tahu keduudukannya, tahu
kewajibannya.
c) Yakobus
5:18
5:18
Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumi pun mengeluarkan
buahnya.
Tuhan memelihara nikah kita sampai di zaman
antikristus. Nikah itu bisa tercabik-cabik karena perkara uang. Tetapi kalau
Tuhan yang pelihara, mungkin kita kekurangan uang secara jasmani, tetapi
pemeliharaan Tuhan yang ajaib kita rasakan sehingga nikah tidak tercabik-cabik,
nikah itu tetap utuh sebab Tuhan pelihara.
d) Ada
buah anggur yang manis di dalam nikah. Nikah tambah hari tambah manis. Sampai
puncak kemanisan masuk pesta nikah Anak Domba Allah, menjadi Mempelai Wanita
Tuhan yang sempurna.
Kalau disimpulkan 3 hal yang harus dijaga mulut ini yang harus dijaga. Kenapa nikah itu pahit bahkan mati? Karena mulut kita ini! Biar hanya saling mengaku, mengampuni dan saling mendoakan, perkataan yang manis, yang menguatkan, menasihati satu dengan yang lain. Nikah tambah hari tambah manis sampai puncak kemanisan, nikah kita masuk nikah yang sempurna, pesta nikah Anak Domba Allah.
Tuhan MemberkatiGPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 081334496911
Email: imamat_raja@yahoo.com
JADWAL IBADAH Rabu : Ibadah Pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci → Pk. 17.00 Sabtu : Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30 Minggu : Ibadah Raya → Pk. 10.00 Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 16.00 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar