Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Salah
satu tujuan doa penyembahan adalah memantapkan panggilan dan pilihan Tuhan
kepada kita. Kita mau melayani Tuhan dalam kegerakan yang besar yang akan
semakin membesar. Kalau kita tidak menyerahkan diri kepada Tuhan terutama lewat
doa-doa penyembahan kita maka kita hanya merasa dipakai tetapi sesungguhnya
bukan Tuhan yang memakai. Tetapi kalau kita menyerah kepada Tuhan, Tuhan pasti
memakai kita. Apapun kelemahan dan keterbatasan kita, Tuhan yang akan mengatasi
semuanya.
kita
akan melanjutkan pelajaran Tabenakel dalam setiap ibadah doa semalaman. Kita
sudah membahas tentang mezbah korban bakaran. Keluaran 27:1-8 itu adalah
perintah pembuatan mezbah korban bakaran dan dalam Keluaran 38:1-7 ini adalah pelaksanaannya.
Keluaran
27:1-8
27:1 "Haruslah
engkau membuat mezbah dari kayu penaga, lima hasta panjangnya dan lima hasta
lebarnya, sehingga mezbah itu empat persegi, tetapi tiga hasta tingginya.
27:2 Haruslah
engkau membuat tanduk-tanduknya pada keempat sudutnya; tanduk-tanduknya itu
haruslah seiras dengan mezbah itu dan haruslah engkau menyalutnya dengan
tembaga.
27:3 Juga harus
engkau membuat kuali-kualinya tempat menaruh abunya, dan sodok-sodoknya dan
bokor-bokor penyiramannya, garpu-garpunya dan perbaraan-perbaraannya; semua
perkakasnya itu harus kaubuat dari tembaga.
27:4 Haruslah
engkau membuat untuk itu kisi-kisi, yakni jala-jala tembaga, dan pada jala-jala
itu haruslah kaubuat empat gelang tembaga pada keempat ujungnya.
27:5 Haruslah engkau
memasang jala-jala itu di bawah jalur mezbah itu; mulai dari sebelah bawah,
sehingga jala-jala itu sampai setengah tinggi mezbah itu.
27:6 Haruslah
engkau membuat kayu-kayu pengusung untuk mezbah itu, kayu-kayu pengusung dari
kayu penaga dan menyalutnya dengan tembaga.
27:7 Kayu-kayu
pengusungnya itu haruslah dimasukkan ke dalam gelang-gelang itu dan kayu-kayu
pengusung itu haruslah ada pada kedua rusuk mezbah itu waktu mezbah itu
diangkut.
27:8 Mezbah itu
harus kaubuat berongga dan dari papan, seperti yang ditunjukkan kepadamu di
atas gunung itu, demikianlah harus dibuat mezbah itu."
Dulu mezbah
korban bakaran merupakan tempat membakar hewan kurban sebagai keperluan ibadah
bagi Tuhan. Dulu ada lembu, domba, burung merpati atau burung tekukur. Kita tidak
perlu lagi membuat mezbah korban bakaran dan mempersembahkan hewan kurban
karena semua hewan kurban itu sudah digenapkan oleh Korban Kristus, korban yang
sempurna. Jadi korban Kristus adalah dasar ibadah pelayanan kita. Kalau kita beribadah
melayani lalu rasa menderita, itu sudah betul. Yesus menderita sampai mati di
kayu salib untuk ibadah pelayanan kita.
Pengertian
umum mezbah korban bakaran:
1. Percaya
Yesus dan bertobat, kita selesaikan dosa. Dulu bawa korban dan dibakar,
sekarang kita tidak perlu begitu, cukup hati percaya, mulut mengaku dosa, itu
berarti kita sudah mendirikan mezbah kepada Tuhan.
2. Dibenarkan
oleh iman kepada Korban Kristus. Dengan kita percaya bahwa Yesus telah
berkorban bagi kita maka kita dibenarkan.
Roma
3:23-24
3:23
Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,
3:24
dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam
Kristus Yesus.
3. Pengampunan
dosa. Dulu bangsa Israel mempersembahkan lembu, domba jantan, kambing jantan,
tekukur atau berung merpati sebagai penebus salah, korban penghapus salah dan
korban pendamaian. Kita tidak perlu lagi seperti itu, cukup manfaatkan Korban
Kristus untuk mengalami pengampunan dosa.
Alkitab Perjanjian Baru teks aslinya berbahasa
Yunani. Kalau Perjanjian Lama teks aslinya bahasa Ibrani dan Aram. Dalam bahasa
Yunani mezbah itu disebut altare terdiri dari 2 kata yaitu altar dan
ara. Altar artinya tempat yang ditinggikan dan ara artinya api yang membara.
Ini menunjukan pribadi Yesus yang ditinggikan di kayu salib. Bagaimana Yesus
rela menerima api kebencian dari orang-orang yang menyalibkan Dia dan Dia
menanggung api penghukuman Tuhan. Yesus menggantikan kita, yang seharusnya
dihukum itu kita manusia berdosa.
Dalam bahasa Ibrani disebut Mezbach artinya
tempat penyembelihan. Menunjukan Yesus Anak Domba Allah yang rela tersembelih bagi
kita untuk menebus dosa kita, sekaligus mengangkat kita menjadi imam dan raja,
kehidupan yang beribadah dan melayani Tuhan.
Wahyu 1:5-6
1:5
dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara
orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi
kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya —
1:6
dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi
Allah, Bapa-Nya, — bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.
Oleh Korban Kristus kita ditebus dan oleh Korban
Kristus juga kita diangkat menjadi imam dan raja, orang yang melayani. Jadi kalau
disimpulkan mezbah korban bakaran adalah korban Kristus atau salib Kristus yang
menjadi dasar kita beribadah. Bisa saja kita beribadah karena sungkan diajak
orang atau karena mau ketemu dengan siapalah di gereja. Sekarang kita periksa
apakah kita beribadah atas dasar korban Kristus atau yang lain.
Tanda-tanda orang beribadah melayani Tuhan atas
dasar Korban Kristus.
1. Altar =
tempat yang ditinggikan. Artinya kita beribadah selalu meninggikan Korban Kristus
lewat praktek hidup dalam pertobatan. Tidak ada gunanya kita beribadah melayani
Tuhan kalau tidak dalam tanda pertobatan, masih mempertahankan dosa bahkan
mengulang-ulang dosa. Kalau Firman menunjuk dosa malah marah. Ibadah seperti
itu tidak ada gunanya. Biar melayani berjam-jam kalau tidak bertobat tidak ada
artinya.
Bertobat
itu adalah berhenti berbuat dosa dan kembali kepada Tuhan. Orang berbuat dosa
itu membelakangi Tuhan dan dia berjalan semakin jauh dari Tuhan.
Roma
6:2
6:2
Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih
dapat hidup di dalamnya?
Bertobat
itu berhenti berbuat dosa dan berbalik kembali kepada Tuhan = mati terhadap
dosa. Maka ibadah kita pasti berkenan kepada Tuhan.
I
Tesalonika 1:9-10
1:9
Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kami kamu sambut dan
bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah
yang hidup dan yang benar,
1:10
dan untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari sorga, yang telah
dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita
dari murka yang akan datang.
Jadi
bertobat dulu baru melayani Tuhan. Sekarang ini banyak digampangkan pelayanan,
orang tidak bertobat sudah disuruh melayani. Karena dilihat skillnya bagus,
pintar nyanyi, pintar main musik, pintar khotbah tetapi tidak bertobat. Itu
menista, menghina Korban Kristus! Makanya tidak ada hasil apa-apa dirasakan,
kering semuanya! Gembala tidak bertobat lalu berkhotbah akibatnya kering,
imam-imam melayani tanpa bertobat juga kering, menyanyi dan main musik tanpa
bertobat seperti melihat festival band saja, cuma
seperti nonton konser. Mari kita
bertobat sungguh-sungguh.
Proses
bertobat:
a) Mendengar
Firman yang menyatakan dosa. Bagaimana tahu itu dosa kalau tidak ditunjuk
Firman. Sikap mendengar Firman menentukan kita bisa bertobat atau tidak.
II Timotius 4:2
4:2
Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah
apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan
pengajaran.
b) Setelah
ditunjuk dosa menyadari dan menyesali.
c) Mengaku
kepada Tuhan dan sesama dengan jujur, jangan dibuat-buat, dengan penyesalan.
Dan setelah diampuni jangan diulangi lagi.
d) Mengampuni
dan melupakan dosa orang lain. Dosa kita sudah kita selesaikan namun dosa orang
lain kita simpan. Orang yang mencuri kita ingat-ingat terus, benci pada orang
itu, tidak diampuni, tidak dilupakan, yah rugilah.
2. Ara =
api yang membara. Tanda orang beribadah melayani Tuhan dengan dasar korban
Kristus adalah ada api Tuhan yang tidak dibiarkan padam dalam dirinya.
Imamat
6:12-13
6:12
Api yang di atas mezbah itu harus dijaga supaya terus menyala, jangan dibiarkan
padam. Tiap-tiap pagi imam harus menaruh kayu di atas mezbah, mengatur korban
bakaran di atasnya dan membakar segala lemak korban keselamatan di sana.
6:13
Harus dijaga supaya api tetap menyala di atas mezbah, janganlah dibiarkan
padam."
Ini
api dari Tuhan, bukan yang dibuat oleh manusia.
Imamat
9:24
9:24
Dan keluarlah api dari hadapan TUHAN, lalu menghanguskan korban bakaran dan
segala lemak di atas mezbah. Tatkala seluruh bangsa itu melihatnya,
bersorak-sorailah mereka, lalu sujud menyembah.
Prakteknya
supaya api tidak padam kayu harus dibakar terus menerus, jadi prakteknya daging
ini harus rela dibakar oleh api Firman, api Roh Kudus dan api kasih di dalam 3
macam ibadah pokok. 3 alat dalam ruangan suci itu semua ada apinya:
a) Meja
roti sajian, di atas roti kemenyan yang dibakar, berarti ada api. Itu menunjuk
api Firman. Kalau kita tekuni ibadah pendalaman Alkitab dan perjamuan suci kita
dibakar oleh api Firman.
b) Pelita
emas. Mau menyalakan pelita harus ada api. Ini ibadah raya, kita dibakar oleh
api Roh Kudus.
c) Mezbah
dupa emas, ada dupa yang dibakar dengan api. Ini ketekunan dalam ibadah doa
penyembahan, kita dibakar oleh api kasih Allah.
Semua
api ini berasal dari api mezbah korban bakaran.
Nadab
dan Abihu pernah membawa api asing. Padahal api yang dipasang di meja roti,
pelita emas dan mezbah dupa emas itu dari mezbah korban bakaran, jangan bikin
api sendiri. Daging kita harus dibakar dalam 3 macam ibadah pokok sehingga kita
bisa setia dan berkorbar-kobar dalam ibadah pelayanan sampai garis akhir. Malam
ini kita mau berdoa semalaman sampai session terakhir. Bergumul kita membakar
daging, memang sakit, tetapi kalau daging kita dibakar berbau harum di hadapan Tuhan.
Apa yang kita lakukan malam ini tidak sia-sia, berbau harum bagi Tuhan.
3. Mezbach
= tempat penyembelihan. Kalau seekor hewan disembelih ada darah yang mengalir.
Jadi tanda ketiga kita beribadah melayani Tuhan atas dasar korban Kristus adaah
rela sengsara daging untuk beribadah melayani Tuhan dan untuk melakukan Firman.
Malam ini doa semalaman, betul-betul daging kita disembelih sampai keluar
darah, kita sengsara daging untuk beribadah melayani Tuhan dan melakukan
Firman.
II
Timotius 3:12
3:12
Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita
aniaya,
Ini
bukan sekedar beribadah tetapi hidup beribadah, memang harus sengsara bagi
daging.
Kisah
Para Rasul 14:22
14:22
Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka
supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke
dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara.
Filipi
1:29
1:29
Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus,
melainkan juga untuk menderita untuk Dia,
Lihat
baik-baik kalimat ini “kepada kamu dikaruniakan” jadi kalau kita sengsara
karena Yesus itu karunia dari Tuhan, jangan malah kita tolak. Kadangkala kasih
karunia Tuhan itu kita ukur dengan yang jasmani, saya dikaruniai kendaraan ini
dikasih itu, puji Tuhan, Tuhan Yesus luar biasa. Tetapi waktu diajak doa
semalaman malah mengomel “aduh doa semalaman lagi, padahal jumat nanti mau
kerja bakti” itu berarti dia menolak kasih karunia.
Kita
nikmati kasih karunia Tuhan, ini bukti kita sudah siap menyambut Yesus, orang
yang siap menyambut Yesus itu hidup dalam kasih karunia.
Wahyu
22:21
22:20
Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: "Ya, Aku datang
segera!" Amin, datanglah, Tuhan Yesus!
22:21
Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian! Amin.
Kalau
malam ini Tuhan Yesus datang sudah siap, kapanpun Yesus datang sudah siap. Jadi
jangan hanya mau yang enak-enak bagi daging. Bukan berarti kita mau sengsara
terus, tetapi Tuhan pasti akan hiburkan juga, Tuhan itu tidak kejam. Kadangkala
kita sudah mengomel sekali kalau menderita, maunya yang enak bagi daging, kalau
ada masalah maunya begitu berdoa langsung dijawab oleh Tuhan, itu tidak
menikmati kasih karunia Tuhan.
Lalu
bagaimana supaya kita kuat menghadapi sengsara? Mengeluh mengerang kepada
Tuhan, jangan kepada manusia. Mengeluh mengerang = menyembah Tuhan. Mempelai
Wanita Tuhan itu tidak ketawa-ketawa. Sementara hamil hendak melahirkan, dia
berteriak kesakitan. Kemudian di depannya ada lagi naga yang siap menelan
anaknya yang mau dia lahirkan. Sudah betul-betul tidak berdaya lalu diperhadapkan lagi dengan
kebuasan, kebengisan dan kebencian setan yang memperalat sesama manusia. Sudah
tidak mampu, tinggal angkat tangan dan mengerang kepada Tuhan.
Penderitaan
apa yang kita alami karena ibadah, karena Yesus, karena pengajaran? Sudah tidak
mampu, semakin buas setannya, sudah mau menelan kita, tinggal mengeluh dan
mengerang. Mungkin sangking beratnya penderitaan, sudah tidak bisa lagi
bersuara, tinggal bahasa air mata, Tuhan dengar.
Wahyu
12:1-4
12:1
Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan
matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas
bintang di atas kepalanya.
12:2
Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia
berteriak kesakitan.
12:3
Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah
padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya
ada tujuh mahkota.
12:4
Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan
melemparkannya ke atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang
hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu
melahirkan-Nya.
Sudah
tidak mampu berbuat apa-apa, tinggal berseru kepada Yesus. Kita hamba Tuhan dan
pelayan Tuhan dalam kegerakan rohani ini perlu kegerakan. Istirahatnya apa?
Menyembah Tuhan. Tabut itu waktu dipikul tidak selamanya berjalan, ada waktunya
istirahat juga. Kapan istirahatnya? Waktu menyembah. Malam ini kita menyembah
mengistirahatkan batin kita. Terlalu banyak tekanan-tekanan, tinggal menyembah
“haleluya”. Kalau menyembah ngantuk-ngantuk atau tertidur, tekanannya tetap ada
bahkan bisa malah semakin berat.
Saat
kita mengalami tekanan yang semakin berat dan sepertinya Tuhan belum menolong
berarti masih banyak waktu untuk kita untuk menyembah. Yesus berkata pada
murid-muridNya tetapi bagi kamu selalu ada waktu.
Yohanes
7:6
7:6
Maka jawab Yesus kepada mereka: "Waktu-Ku belum tiba, tetapi bagi kamu
selalu ada waktu.
Pergumulannya
sudah bertahun-tahun belum ditolong, berarti banyak waktu untuk kita menyembah.
Tidak usah bergosip, tidak usah salahkan orang, tidak usah cerita orang, ini
kesempatan untuk menyembah. Kalau Tuhan belum tolong selalu ada waktu bagi kita
menyembah.
Yohanes
16:19-22
16:19
Yesus tahu, bahwa mereka hendak menanyakan sesuatu kepada-Nya, lalu Ia berkata
kepada mereka: "Adakah kamu membicarakan seorang dengan yang lain apa yang
Kukatakan tadi, yaitu: Tinggal sesaat saja dan kamu tidak melihat Aku dan
tinggal sesaat saja pula dan kamu akan melihat Aku?
16:20
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia
akan bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi
sukacita.
16:21
Seorang perempuan berdukacita pada saat ia melahirkan, tetapi sesudah ia
melahirkan anaknya, ia tidak ingat lagi akan penderitaannya, karena kegembiraan
bahwa seorang manusia telah dilahirkan ke dunia.
16:22
Demikian juga kamu sekarang diliputi dukacita, tetapi Aku akan melihat kamu
lagi dan hatimu akan bergembira dan tidak ada seorang pun yang dapat merampas
kegembiraanmu itu dari padamu.
Kapan
waktu Tuhan menolong kita? Saat kita sudah menyerah sepenuh kepada Tuhan.
“Terserah Engkau Tuhan” sudah tidak mikir yang lain-lain. Itulah yang dimaksud
tinggal sesaat saja Tuhan menolong kita. Itu kadang terjadi waktu masalahnya
sudah semakin berat. Ada 2 kemungkinan saat menghadapi masalah yang semakin
berat:
a) Menyerah
menyembah Tuhan.
b) Bersungut-sungut
sampai akhirnya meninggalkan Tuhan.
Kalau
sudah tidak ada lagi suara daging, terserah Tuhan saja, maka saat itulah Tuhan
menolong kita. Siapa tahu malam ini waktu kita untuk ditolong Tuhan. Kalau
belum ditolong tetap menyembah Tuhan, itulah waktu untuk kita menyembah.
Yohanes
7:6
7:6
Maka jawab Yesus kepada mereka: "Waktu-Ku belum tiba, tetapi bagi kamu
selalu ada waktu.
Sesi
1 ada waktu kita menyembah. Kalau belum ditolong, sesi 2 ada waktu menyembah.
Belum ditolong juga, sesi 3 menyembah lagi. Belum ditolong menyembah terus
sampai kita hanya menyerah sepenuh kepada Tuhan. Itulah waktu kita ditolong
Tuhan. Yakin Tuhan menolong tidak terlambat dan tidak terlalu cepat. Kalau Tuhan
sudah menolong kita merasakan kebahagiaan yang tidak bisa dirampas dari kita,
terutama kebahagiaan masuk pesta nikah Anak Domba Allah.
Tuhan Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar