Yesus telah mati supaya kita juga mengikuti jejakNya yaitu mematikan dosa-dosa yang ada dan kita hidup di dalam Tuhan, semakin berkenan kepada Tuhan.
Imamat 26:1-3
26:1 "Janganlah kamu membuat berhala bagimu, dan patung atau tugu berhala janganlah kamu dirikan bagimu; juga batu berukir janganlah kamu tempatkan di negerimu untuk sujud menyembah kepadanya, sebab Akulah TUHAN, Allahmu.
26:2 Kamu harus memelihara hari-hari Sabat-Ku dan menghormati tempat kudus-Ku, Akulah TUHAN.
26:3 Jikalau kamu hidup menurut ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada perintah-Ku serta melakukannya,
Ini syarat mutlak untuk menerima berkat Tuhan yaitu taat pada ketetapan dan perintah Tuhan = taat pada Firman Tuhan. Ada 3 ketetapan dan perintah Tuhan di sini:
1. Jangan ada pemberhalaan.
2. Pelihara hari-hari sabat Tuhan.
3. Hormati tempat kudus Tuhan.
Siang ini kita mempelajari poin pertama, jangan ada pemberhalaan. Berhala adalah segala sesuatu yang lebih dikasihi dari pada Tuhan, sampai kita tidak bisa mengasihi Tuhan. Segala sesuatu ini bisa dalam bentuk apa saja, bisa keluarga, bisa pekerjaan, bisa study dan lain sebagainya, itu semua bisa jadi berhala kalau lebih kita kasihi dari pada Tuhan sampai kita tidak mengasihi Tuhan.
Hari ini kita memperingati kematian Yesus, kita merenungkan betapa kasihnya Yesus kepada kita. Dia mengasihi kita sampai rela mengorbankan nyawaNya, rela mengorbankan segala-galanya untuk menyelamatkan kita. Biarlah dengan momen ini kita memperingati hari kematian Yesus, kita mau menyingkirkan segala berhala. Dalam arti kita mengasihi Tuhan lebih dari segala sesuatu bahkan lebih dari nyawa kita sendiri.
Daging ini dengan segala keinginannya, hawa nafsunya, emosinya dan sebagainya yang membuat kita sulit untuk mengasihi Tuhan. Itu sebabnya daging ini harus disalibkan. Biarlah kita mohon kekuatan dari Tuhan untuk menyalibkan daging kita.
Salib membedakan manusia dalam 3 kelompok:
I Korintus 1:18,22-23
1:18 Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.
1:22 Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,
1:23 tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,
1. Orang Yahudi
Ini orang yang beragama tetapi bodoh di hadapan Tuhan. Kalau saya perkecil lagi, orang mengaku agama Kristen tetapi bodoh di hadapan Tuhan. Salib itu kebenaran Allah, orang Yahudi ini yang menyalibkan Yesus. Mereka berusaha hidup benar, giat dalam ibadah namun tanpa kebenaran Allah, yang ada kebenaran diri sendiri. Kalau momen Paskah ini ibadah terus, tetapi periksa apakah ada kebenaran Allah atau itu hanya kebenaran diri sendiri.
Roma 10:1-3
10:1 Saudara-saudara, keinginan hatiku dan doaku kepada Tuhan ialah, supaya mereka diselamatkan.
10:2 Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar.
10:3 Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah.
Praktek giat beribadah tanpa kebenaran Allah:
a) Beribadah melayani Tuhan tetapi tanpa Firman pengajaran yang menyucikan. Dalam kitab Hosea, kitab Amos, makin banyak mereka mendirikan mezbah makin berdosa kepada Tuhan. Ibadah subuh, pagi, siang, sore, malam, pekan ini, pekan itu banyak ibadah digelar, tetapi kalau tanpa Firman pengajaran yang menyucikan, itu tidak ada gunanya, itu hanya membangun kebenaran diri sendiri. Yang ada hanya lawak, dongeng, ilustrasi, tetapi tidak ada penyucian.
b) Beribadah melayani hanya untuk mengenakan daging. Jadi dalam ibadah hamba Tuhan sampaikan Firman hanya untuk mengenakan dagingnya jemaat, tidak menunjuk dosa, hanya ditawari berkat-berkat. Berkat itu pasti Tuhan berikan asal mau melakukan ketetapan Tuhan, mau menerima penyucian.
2 praktek ini menunjukan keras hati di hadapan Tuhan. Mengaku Tubuh Kristus, tetapi dagingnya dienakkan, itu keras hati di hadapan Tuhan. Salah satu pengertian menyembah berhala adalah keras hati!
I Samuel 15:23
15:23 Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja."
Pengertian lain dari penyembahan berhala adalah serakah.
Efesus 5:5
5:5 Karena ingatlah ini baik-baik: tidak ada orang sundal, orang cemar atau orang serakah, artinya penyembah berhala, yang mendapat bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah.
Kolose 3:5
3:5 Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala,
Kita periksa kita beribadah selama ini apakah tanpa penyucian, hanya mengenakan daging atau kita mencari penyucian dan mau dirobek daging kita. Kalau mencari penyucian dan mau merobek daging maka kita akan bertemu dengan Yesus saat Dia datang kedua kali. Tetapi kalau hanya mengenakan daging, tidak mau mengalami penyucian, hanya ketemu antikristus, dirobek dagingnya oleh pedang antikristus.
2. Orang Yunani
Ini orang yang bersandar pada logika, pikiran dagingnya dan hanya mengejar hikmat dunia. Orang seperti ini sulit untuk bisa percaya Firman. Bagaimana mau percaya Yesus yang disalib kalau Firman ditolak. Injil Lukas sudah dibuka dengan sikap tidak percaya dan tutup juga dengan sikap tidak percaya. Lukas menampilkan Yesus sebagai manusia sengsara, Yesus yang disalibkan. Kalau pikiran daging yang selalu kita andalkan, logika, hikmat manusia, sulit untuk menerima Firman, sulit untuk bisa menerima salib.
Zakharia seorang yang hebat, hamba Tuhan, seorang imam yang menyelenggarakan kebaktian. Datang malaikat Gabriel “kamu akan punya anak tahun depan” malah Zakharia berkata “bagaimana mungkin hal itu terjadi, saya sudah tua”. Karena engkau tidak percaya maka engkau akan bisu! Jadi kalau mengandalkan pikiran daging maka dalam gereja tidak ada pembukaan Firman, bisu! Dalam Lukas pasal terakhir Yesus mencela keragu-raguan murid-muridNya, tidak percaya Yesus yang bangkit!
Ini yang terjadi hari-hari terakhir ini, karena hikmat dunia sehingga menolak salib. Biarlah pikiran kita ditaklukan pada salib.
I Petrus 4:1
4:1 Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamu pun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, — karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa —,
Pikiran salib, bukan pikiran daging. Kita rela menderita karena Yesus, ini yang harus ada pada kita. Di dalam gereja sekarang ini yang dikejar, gelar! Kalau tidak ada itu tidak laku. Di hadapan Tuhan, Tuhan tidak melihat ini tetapi melihat hati. Petrus tidak terpelajar dipakai oleh Tuhan. Waktu Paulus mengandalkan pendidikannya, dia murid Gamaliel, dia hebat tetapi malah menganiaya sidang jemaat. Akhirnya dia menyerah dan waktu dia dipanggil Tuhan dia berkata “segala sesuatu ku anggap rugi karena Kristus”. Sekarang yang dibuang oleh Paulus itu yang dipungut, kejar gelar. Akhirnya tidak percaya kuasa Firman karena menggunakan logika, pikiran daging.
3. Orang yang mau menerima salib yaitu mau memaksa dagingnya untuk menerima salib. Daging ini memang tidak mau salib. Ditunjukan waktu doa Yesus di taman Getsemani “Ya Abba Bapa, sekiranya mungkin lalukanlah cawan ini dari padaKu” itu kedagingan manusia, tidak mau menerima salib. Tetapi Yesus lanjutkan doanya “biar kehendakMu yang terjadi, bukan kehendakKu” Dia mau menerima salib. Daging ini sulit menerima salib, maunya yang enak-enak saja, tidak mau menderita. Beribadah melayani tidak mau menderita, daging ini yang harus dipaksa untuk disalibkan.
Contoh kehidupan yang memaksa daging untuk menerima salib adalah Simon orang Kirene. Dia dipaksa untuk memikul salib.
Markus 15:20b-21
15:20b Kemudian Yesus dibawa ke luar untuk disalibkan.
15:21 Pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang Kirene, ayah Aleksander dan Rufus, yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus.
Paksa daging, jangan dielus, jangan dituruti keinginannya. Kalau keinginan daging dituruti, dia punya daya pikat dan daya seret. Dia menyeret kita keluar dari kehendak Allah dan jatuh di dalam dosa. Memperingati kematian Yesus paksa daging untuk menerima salib Yesus.
Dikatakan Simon ini ayah Aleksander dan Rufus. Semua nama yang disebutkan ini laki-laki. Artinya Tuhan mau supaya kita memiliki iman yang teguh, bersikap sebagai laki-laki.
I Korintus 16:13
16:13 Berjaga-jagalah! Berdirilah dengan teguh dalam iman! Bersikaplah sebagai laki-laki! Dan tetap kuat!
Bukan berarti perempuan bergaya laki-laki. Artinya kita harus memiliki iman yang kuat, tidak kecewa, tidak putus asa saat diperhadapkan dengan salib, ketika diperhadapkan dengan pengalaman sengsara karena Yesus. Baik sengsara karena pengajaran yang benar atau sengsara karena ibadah pelayanan yang benar. Kita harus paksa daging kita masuk dalam pengalaman salib bersama Yesus. Bukan malah menghindar, beribadah melayani maunya yang enak-enak. Kita yang datang beribadah di sini paling jauh 2 jam. Di tempat-tempat lain ada yang 4 jam bahkan 6 jam untuk datang beribadah, 3 macam ibadah mereka tidak lalai.
Praktek memaksa daging masuk dalam sengsara daging:
a) Daging harus dipaksa mengalami sengsara untuk bertobat, berhenti berbuat dosa. Mungkin dosanya sudah mendatangkan keuntungan, mungkin dia jago judi sehingga selalu untung atau jualan yang sebenarnya itu dosa, jualan rokok, miras, narkoba dan lain-lain. Daging ini harus kita paksa untuk berhenti berbuat dosa dan hidup di dalam kebenaran, itu salib! Kalau sampai sekarang masih terikat, harus paksa daging untuk berhenti berbuat dosa. Kita minta kekuatan dari Tuhan.
b) Setelah hidup benar, kita harus tergembala.
Amsal 12:26
12:26 Orang benar mendapati tempat penggembalaannya, tetapi jalan orang fasik menyesatkan mereka sendiri.
Daging harus dipaksa mengalami sengsara untuk tergembala. 3 macam ibadah kita tekuni itu memang sengsara bagi daging. Pulang kerja harus datang ibadah, pulang sekolah harus ibadah. Daging dipaksa untuk tergembala, dalam penggembalaan kita disucikan kemudian kita dipakai untuk melayani Tuhan. Setelah ibadah masih latihan lagi, paksa daging untuk mengalami sengsara.
Kalau ada kesulitan sedikit sudah berhenti melayani itu belum menerima salib, itu masih kategori orang Yahudi dan orang Yunani. Mari kita mau menerima salib Kristus.
c) Daging harus dipaksa untuk menerima nyala api ujian, sengsara daging tanpa dosa = percikan darah, nyala api ujian.
I Petrus 4:12-14
4:12 Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
4:13 Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
4:14 Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.
Kita tidak salah tetapi dibenci orang, rasanya mau membalas tetapi kita harus paksa daging untuk menerima, jangan membalas. Kita tidak salah lalu dicaci maki, rasanya mau membalas, paksa daging untuk diam. Yesus bagaikan anak domba dibawa ke pembantaian, bagaikan induk domba yang mau digunting bulunya, namun Yesus tidak membuka mulutnya, diam. Saat kita mengalami pengalaman sengsara, paksa daging untuk diam, menyerah saja kepada Tuhan, tidak usah kita bereaksi daging.
Mengapa daging harus dipaksa masuk pengalaman salib?
Wahyu 17:1,15
17:1 Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu dan berkata kepadaku: "Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya.
17:15 Lalu ia berkata kepadaku: "Semua air yang telah kaulihat, di mana wanita pelacur itu duduk, adalah bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa.
Daging harus dipaksa masuk pengalaman salib bersama Yesus karena manusia daging itu seperti air laut. Mana ada laut yang tenang, selalu bergelombang. Manusia daging itu tidak pernah tenang, liar. Dosa itu menunjukan bahwa manusia itu liar, merokok, mabuk, narkoba itu menunjukan bahwa manusia itu betul-betul liar. Kalau tidak terpenuhi kebutuhan ini bisa mencuri, merampok dan lain-lain. Sudah menikah masih liar! Sudah ada isterinya, pikirannya liar memikirkan perempuan lain. Sudah ada suami tetapi pikiran masih liar memikirkan suami orang. Itulah manusia daging, kalau tidak disalibkan dagingnya liar! Dan akhirnya diduduki Babel. Kalau daging tidak dipaksa masuk penyaliban, masuk pengalaman salib, maka daging akan dipaksa menerima tabiat Babel. Apa itu tabiat Babel?
a) Amsal 7:10-11
7:10 Maka datanglah menyongsong dia seorang perempuan, berpakaian sundal dengan hati licik;
7:11 cerewet dan liat perempuan ini, kakinya tak dapat tenang di rumah,
Tidak dapat tenang di rumah. Artinya:
1) Dalam rumah tangga tidak pernah tenang. Hanya berisi pertengkaran terus. Kenapa ada pertengkaran? Karena ada kebenaran diri sendiri. Suami merasa benar, dia salahkan isteri. Isteri tidak mau terima, dia salahkan suami. Akhirnya bertengkar. Kalau yang salah mengaku tidak akan mungkin ada pertengkaran. Jangan ada pertengkaran-pertengkaran dalam nikah kita.
Habakuk 1:3 (Terjemahan Lama)
1:3 Mengapa Engkau memperlihatkan aku kejahatan dan memberikan aku memandang sengsara? Hanya kerusakan dan penggagahan adalah di hadapan mataku; baharu habis perbantahan maka mulai geger pula.
Kita peringati hari kematian Yesus, stoplah pertengkaran-pertengkaran dalam rumah tangga karena hal sepeleh. Itu berarti dagingnya tidak mau disalibkan, akhirnya dia dipaksa menerima tabiat Babel, tengkar, ribut. Janganlah terjadi dalam hidup kita. Kadangkala pertengkaran itu terjadi karena perkara sepeleh. Pertengkaran itu roh Babel, itu yang harus dimatikan.
2) Tidak tergembala, suka beredar-edar. Maunya dengar yang lain, tambah ini, tambah itu, tidak puas dengan satu Firman pengajaran yang benar. Akhirnya pengajaran yang benar sudah dirasa asing, tidak tenang dalam penggembalaan.
Yeremia 2:25
2:25 Jagalah, supaya kakimu jangan tak bersepatu dan supaya kerongkonganmu jangan haus! Tetapi engkau berkata: Percuma saja! Percuma! Sebab aku cinta kepada orang-orang asing, jadi aku mau mengikuti mereka.
3) Hatinya tidak pernah tenang, selalu menyimpan pahit hati. Kalau menyimpan dosa orang lain sebenarnya kita yang rugi! Orang itu sudah datang mengaku, sudah ditolong Tuhan, tetapi yang simpan dosa orang itu, yah kita yang rugi. Akhirnya timbul penyakit, kalau ditelusuri karena pikiran. Kenapa? Karena memikirkan dosa orang, rugi sekali! Ayo kita buang semua itu.
b) Perempuan sundal artinya ada kenajisan. Di hati dan pikiran muncul kenajisan-kenajisan! Juga dari cara berpakaian, berpakaian sundal. Kaum wanita pakailah pakaian yang sopan, jangan pertontonkan daging. Dari cara berpakaian saja kelihatan orang ini mau menyalibkan daging atau dagingnya dipaksa menerima tabiat Babel.
c) Hati licik = munafik. Jangan ada kemunafikan, di luar kelihatan suci tetapi di dalam ada pelbagai kotoran seperti hati orang-orang Farisi.
Matius 23:27
23:27 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran.
Di luar kelihatan rukun suami isteri. Tetapi begitu pulang di rumah tengkar dan ribut terus! Ini tabiatnya Babel.
d) Cerewet. Artinya rewel, tidak bisa diatur. Dalam penggembalaan sulit diatur, dalam nikah sulit diatur. Suka kritik yang tidak membangun, hanya mengada-ada saja. Silahkan kritik untuk membangun, bukan untuk mengada-ada. Tetapi Firman bukan untuk dikritik, bukan untuk diperdebatkan, Firman itu untuk dipraktekan. Ikut persekutuan suka kritik, rewel, susah diatur! Dalam penggembalaan tidak tertib, dalam nikah tidak tertib.
e) Liat artinya keras kepala, keras hati, bebal, suka memberontak, tidak bisa lagi diatur. Orang bebal, orang bidat, dijauhi saja.
Titus 3:10
3:10 Seorang bidat yang sudah satu dua kali kaunasihati, hendaklah engkau jauhi.
Bukan dimusuhi tetapi dijauhi dan didoakan supaya bisa berubah.
Inilah 5 tabiat daging. Daging dipaksa untuk menerima salib atau daging dipaksa untuk menerima tabiat babel. Biarlah kita mau paksa daging masuk pengalaman salib. Salah satu bentuk memaksa daging masuk dalam pengalaman salib adalah doa penyembahan, ditambah doa puasa dan doa semalaman. Daging butuh makan tetapi kita berpuasa, daging butuh istirahat tetapi berdoa semalaman. Paksa daging menerima salib, hasilnya mewarisi tabiat Yesus. Kalau tidak mau menerima salib nanti dia dipaksa mewarisi tabiat daging. Semoga kita mau memilih Yesus.
Sekarang kita pelajari tabiat Yesus:
a) Tabiat Raja
Yesus sebagai Raja ini ditampilkan oleh Injil Matius dengan warna ungu.
Mazmur 20:7,10
20:7 Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN memberi kemenangan kepada orang yang diurapi-Nya dan menjawabnya dari sorga-Nya yang kudus dengan kemenangan yang gilang-gemilang oleh tangan kanan-Nya.
20:10 Ya TUHAN, berikanlah kemenangan kepada raja! Jawablah kiranya kami pada waktu kami berseru!
Tabiat Yesus sebagai Raja adalah selalu berkemenangan. Menghadapi musuh-musuh kita yaitu dunia, dosa dan daging (3D) kita kalahkan dengan salib. Kita berkemenangan maka doa kita akan dijawab oleh Tuhan.
Lukas 6:20
6:20 Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah.
Miskin di sini menunjukan keadaan Yesus. Yesus rela menjadi miskin supaya kita menjadi kaya.
II Korintus 8:9
8:9 Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.
Dia Raja tetapi meninggalkan Sorga supaya kita menjadi kaya. Menang itu kaya. Kalau peperangan dulu setiap menang, pasti ada jarahan. Semakin banyak kali menang banyak jarahannya semakin kaya. Begitu juga kita, kalau menang semakin kaya, kaya rohaninya yaitu:
1) Kaya dalam iman.
Yakobus 2:5
2:5 Dengarkanlah, hai saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia?
Tidak merosot imannya, menang terus, semakin teguh sampai iman yang permanen. Itulah bulan di bawah kaki Mempelai Wanita Tuhan. Ini tabiat dari Yesus, selalu menang. Apa saja tantangan pergumulan kita hadapi, minta kekuatan dari Tuhan supaya kita menang dan kaya di dalam iman.
2) Kaya dalam kebajikan.
I Timotius 6:18
6:18 Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi
Kaya dalam kebajikan ini bisa membagi. Bukan membagi sebatas yang jasmani, tetapi membagi kesaksian bahwa kita sudah menang menghadapi tantangan apapun. Menghadapi masalah ekonomi dia menang, bisa dia saksikan. Menghadapi masalah dalam nikah dia menang, bisa dia saksikan. Menghadapi masalah dalam pelayanan dia menang, saksikan itu. Mari kita bagi kesaksian, itu orang yang mewarisi tabiat Yesus sebagai Raja. Kesaksian kita adalah kesaksian karena sudah menang. Jangan belum menang sudah bersaksi. Saya menghadapi masalah dengan suami, saya yakin saya pasti menang. Pulang malah ditempeleng suami, lari dari rumah, malah tidak menang. Harus kesaksian karena sudah menang, kemarin suami saya kasar, saya belajar untuk tunduk dan Tuhan kasih kemenangan suami saya diubahkan. Tulislah kesaksian kita supaya tidak terputar-putar. Mungkin kesaksiannya dirasa kecil, tetap saksikan. Seperti Daud mengambil batu kecil, kesaksian pertama, kedua, ketiga, keempat, kelima, Goliat tumbang. Dengan kesaksian kita yang sederhana, tetapi karena kita sudah menang maka pergumulan yang besar, hawa nafsu yang besar bisa dikalahkan.
b) Tabiat Hamba
Yesus sebagai hamba ditampilkan oleh Injil Markus dengan warna biru.
Lukas 6:21
6:21 Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa.
Sebelum melayani, Yesus berpuasa dan Dia lapar. Jadi bukti bahwa kita menerima tabiat Yesus sebagai hamba adalah melayani dengan rasa lapar. Artinya kita melayani dengan rasa ada kebutuhan. Saya menyanyi ini kebutuhan saya, saya main musik ini kebutuhan saya, saya khotbah ini kebutuhan saya, saya bersihkan gereja itu kebutuhan saya. Melayani dengan rasa kebutuhan sehingga tidak meninggalkan pelayanan. Coba orang lapar, dikasih makan apa saja pasti disikat. Lauknya hamba Tuhan adalah lapar. Apapun disodorkan, semua dimakan karena lapar. Pelayanan apapun kita makan. Ada yang tidak mau melayani, kita yang makan! Tidak usah ribut “cuma saya sendiri yang kerja”. Layani Tuhan semua dengan rasa lapar, dengan rasa butuh.
Lukas 17:7-10
17:7 "Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan!
17:8 Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.
17:9 Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya?
17:10 Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."
Layani Tuhan dengan rasa lapar, dengan setia, sampai memuaskan Tuhan. Bagi Tuhan pelayanan kita itu bagaikan memberi makan Yesus. Yesus lapar, murid-muridNya menyodorkan makanan jasmani “Yesus katakan pada Ku ada makanan yang tidak kamu kenal”. Murid-murid bingung siapa yang bawakan makanan. Yesus lanjutkan:
Yohanes 4:34
4:34 Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Ayo kita layani Tuhan seperti orang lapar butuh makan dan dengan ketaatan. Melakukan kehendak Tuhan itu taat, menyelesaikannya itu setia. Kita layani Tuhan dengan ketaatan pada Firman dan setia. Tidak ada lagi suara daging “cuma saya-saya terus!”. Orang lain tidak mau makan, kita yang makan. Orang lain tidak mau kerjakan, kerjakan saja sendiri maka karunianya kita yang dapat.
c) Tabiat Manusia sengsara
Yesus sebagai manusia sengsara ditampilkan oleh Injil Lukas dengan warna merah.
Lukas 6:21b
6:21b Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa.
Yesus sebagai manusia sengsara menangisi dosa kita, rela sengsara sampai mati di kayu salib untuk menanggung dosa kita. Sekarang kita warisi tabiat Yesus sebagai manusia sengsara. Kita juga mau menangisi dosa. Artinya mau menyadari, menyesali dan mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama, dengan hancur hati, dengan sungguh-sungguh, bukan dibuat-buat atau terpaksa. Jika sudah diakui jangan diulangi lagi. Apalagi kalau sudah keluar dari mimbar, sidang jemaat akui lewat kesaksian, jangan ulangi lagi, itu mewarisi tabiat Yesus sebagai manusia sengsara. Kalau sekarang menangis, kelak akan tertawa bahagia, kita mewarisi kebahagiaan sorga.
Mazmur 32:1-2
32:1 Dari Daud. Nyanyian pengajaran. Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi!
32:2 Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak berjiwa penipu!
Mengaku dosa, dosa selesai maka ada kebahagiaan sorga. Pengalaman saya waktu mengakui dosa kepada orang tua, ada kebahagiaan, plong, hati lega. Biar orang tua tidak kirimi apa-apa saya bahagia. Saya kira waktu mengaku dosa itu orang tua akan marah, tetapi papa berkata “Firman sudah sampai sama ngana anakku, mari kita berdoa” betapa hati ini bahagia. Lebih baik kita menangisi dosa sekarang, selesaikan dosa, supaya kita bahagia bersama Tuhan selamanya. Dari pada berbahagia berbuat dosa tetapi menangis selamanya di neraka. Kaum muda mungkin di sini ada yang dendam sama orang tua, ayo selesaikan semuanya.
Ibrani 9:14
9:14 betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.
Sesudah dosa diselesaikan, kita beribadah melayani Tuhan. Jadilah senjata kebenaran. Layani Tuhan sekalipun harus sengsara. Yesus rela sengsara supaya kita bisa beribadah melayani Tuhan.
d) Tabiat Anak Allah
Yesus sebagai Anak Allah ditampilkan dalam Injil Yohanes dengan warna putih.
Lukas 6:22-23
6:22 Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat.
6:23 Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi.
Sifat Yesus sebagai Anak Allah, rela dibenci, rela dianiaya. Waktu Yesus di hadapan sidang Mahkamah Agama, dicecar dengan pertanyaan dan tuduhan-tuduhan, Yesus diam, tidak berkata apa-apa. Tetapi ketika Dia ditanya “apakah Engkau Anak Allah” Yesus berkata “Engkau sendiri telah mengatakanNya”. Yesus mengakui bahwa Dia adalah Anak Allah sehingga Dia dituduh menghujat Allah dan dihukum mati!
Matius 26:63-66
26:63 Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: "Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak."
26:64 Jawab Yesus: "Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit."
26:65 Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: "Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujat-Nya.
26:66 Bagaimana pendapat kamu?" Mereka menjawab dan berkata: "Ia harus dihukum mati!"
Bukti menerima Yesus sebagai Anak Allah adalah rela sengsara daging tanpa dosa karena Yesus, karena ibadah, karena Firman pengajaran yang benar. Yang menikah itu adalah Anak, bukan Bapa. Jadi Yesus sebagai Anak Allah itulah Yesus sebagai Mempelai Pria Sorga. Kita rela sengsara daging karena Yesus. Sengsara daging tanpa dosa karena Yesus merupakan penyucian terakhir supaya kita mendapatkan pakaian putih yang berkilau-kilau, itulah pakaian Mempelai.
Mungkin berkata saya sudah menang atas musuh, itu Raja, kaya rohani. Sudah melayani dan taat sebagai hamba. Kemudian rela sengsara daging untuk berhenti berbuat dosa, Yesus sebagai manusia sengsara. Dilanjutkan lagi kita rela sengsara daging tanpa dosa karena Yesus, karena ibadah, karena pengajaran yang benar, itu mewarisi tabiat Yesus sebagai Anak Allah Mempelai Pria Sorga. Dalam sengsara yang kita alami, kita sedang mencelup jubah di dalam darah untuk menjadi putih berkilau-kilau. Putih itu bicara kesucian, berkilau berarti kesucian dari dalam hati.
Wahyu 7:13-14; 19:8
7:13 Dan seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku: "Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu dan dari manakah mereka datang?"
7:14 Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.
19:8 Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]
Semakin kita diperhadapkan dengan percikan darah bukan untuk kita dihancurkan, justru kita mengalami penyucian terakhir untuk memiliki pakaian putih berkilau-kilau untuk siap menyambut Yesus Mempelai Pria Sorga. Semakin besar nyala api siksaannya, semakin besar sengsaranya karena Yesus, semakin putih pakaian kita. Yesus datang kita sudah siap menjadi Mempelai WanitaNya. Jangan tolak percikan darah.
Kalau ditarik garis 4 tabiat Yesus membentuk salib. Dengan menerima tabiat Yesus, kita juga menerima kuasa salib Yesus. Siang ini kita memperingati hari kematian Yesus, kita pulang membawa kuasa salib Yesus. Di balik salib ada mujizat yaitu:
a) Keluaran 14:16,21-22
14:16 Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering.
14:21 Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu.
14:22 Demikianlah orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka.
Mujizat jasmani terjadi, ada pembukaan jalan keluar bagi kita dari masalah sampai yang mustahil sekalipun. Di depan tidak ada jalan hanya ada laut kolsum, di belakang Firaun dengan pasukannya dan 600 kereta, kiri kanan tidak ada jalan. Jalan keluarnya tinggal angkat tongkat. Mau menerima tabiat Yesus, ada kuasa salib, mujizat terjadi, ada pembukaan jalan bagi kita, sampai yang mustahil sekalipun. Mungkin siang ini kita diperhadapkan dengan jalan buntu, jangan salahkan siapa-siapa, terima salib Yesus, terima tabiat Yesus, maka pasti ada mujizat, ada jalan keluar dari segala masalah. Ada jalan keluar ke masa depan yang indah dan berhasil. Kaum muda jangan takut menghadapi masa depan, bekal untuk mendapatkan masa depan yang indah dan berhasil adalah salib. Silahkan punya ijazah tinggi, tetapi bukan itu jaminan untuk memperoleh masa depan yang indah dan berhasil.
b) Mujizat rohani
Lukas 23:40-43
23:40 Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: "Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama?
23:41 Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah."
23:42 Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja."
23:43 Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."
Dibalik salib ada mujizat rohani yaitu keubahan hidup. Penjahatnya yang seharusnya mati dan binasa diubahkan menjadi manusia rohani yang boleh masuk di Firdaus, kerajaan sorga yang kekal. Mungkin keadaan kita seperti penjahat, semakin jahat semakin najis, kotor, hina! Tetapi mau menerima salib, mau paksa daging untuk menerima salib, Tuhan sanggup ubahkan.
Jadi jangan dulu kita hakimi orang! Orang yang kita sebut alas neraka bisa ditolong Tuhan, dia diubahkan menjadi lebih baik dari kita lalu kita yang jadi alas neraka. Penjahat ini secara jasmani tidak ada harapan, secara rohani juga tidak ada harapan, tetapi bisa diubahkan. Sejahat apapun kita, sekotor senajis apapun salib Kristus sanggup mengubahkan kita sekalian. Salib yang kasar sanggup membaharui kita sekalian.
Di hadapan kita ada perjamuan suci, ini jaminan yang kuat dari satu perjanjian yang kekal bahwa Tuhan sanggup mengubahkan kita sampai sama mulia seperti Dia. Pintu Firdaus dibuka, pintu kerajaan sorga dibuka bagi kita sekalian. Mari kita mau datang kepada Tuhan, kita paksa daging untuk menerima salib, salib itu yang mengubahkan.
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 081334496911
Email: imamat_raja@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar