Salam damai sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Wahyu 13:3-4
13:3 Maka tampaklah
kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan
hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran,
lalu mengikut binatang itu.
13:4 Dan mereka
menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan
mereka menyembah binatang itu, sambil berkata: "Siapakah yang sama seperti
binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?"
Antikristus tampil dengan kematian, kebangkitan dan kemuliaan palsu sehingga
menyeret gereja Tuhan masuk kepada penyembahan yang palsu. Semua hanya diukur
dengan perkara yang jasmani. Supaya kita tidak masuk pada penyembahan yang
palsu, penyembahan kepada antikristus maka kita harus masuk dalam pengalaman
kematian, kebangkitan, kemuliaan yang benar bersama dengan Yesus.
Markus 8:34-38;9:1
8:34 Lalu Yesus
memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka:
"Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul
salibnya dan mengikut Aku.
8:35 Karena siapa yang
mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa
kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya.
8:36 Apa gunanya
seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya.
8:37 Karena apakah
yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?
8:38 Sebab
barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan
yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusia pun akan malu karena orang itu
apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat
kudus."
9:1 Kata-Nya lagi
kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya di antara orang yang
hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat bahwa Kerajaan
Allah telah datang dengan kuasa."
Kalau membaca
ini seakan-akan Yesus berdusta karena semuanya mati. Yang dimaksud tidak mati
di sini tidak dikuasai maut, sekalipun diizinkan oleh Tuhan meninggal dunia
tetapi saat Yesus datang akan dibangkitkan dan masuk dalam hidup yang kekal.
Kita sudah
mempelajari pengalaman kematian dan kebangkitan, siang ini kita mempelajari
pengalaman kemuliaan bersama Yesus yaitu kita menjadi Mempelai Wanita Tuhan
yang diangkat ke awan-awan untuk bertemu Yesus Mempelai Pria Sorga, kita dipermuliakan dengan Dia. Itu nanti kita
alami, kita yakini ini bukan dongeng tetapi sungguh-sungguh akan terjadi. Mulai
sekarang sudah harus ada praktek pengalaman kemuliaan bersama Yesus yaitu tidak
malu dan tidak takut karena Yesus, karena Firman pengajaran yang benar. Banyak
kali ketika diperhadapkan dengan mau mempraktekkan Firman, kadang kita merasa malu. Seperti
jemaat Diora mau ke gereja pakai helm mereka diejek-ejek “awas ketemu polisi di
gereja” awalnya malu tetapi karena kebenaran tidak usah malu.
Dulu Adam dan
Hawa ketika masih segambar dengan Allah, belum jatuh dalam dosa, mereka telanjang
tetapi tidak malu. Nanti mereka jatuh dalam dosa baru mereka telanjang dan
takut.
Kejadian
2:25
2:25 Mereka
keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.
Ini
pengalaman kemuliaan, tidak merasa malu. Bukan tidak tahu malu.
Kejadian 3:7,10
3:7 Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang;
lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.
3:10 Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman
ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi."
Jadi keadaan
manusia berdosa adalah telanjang, malu dan takut sehingga terpisah dengan
Tuhan. Untuk masuk dalam kemuliaan Tuhan maka kita tidak boleh malu, jangan
takut karena Yesus, karena Firman pengajaran.
I Yohanes
2:28
2:28 Maka sekarang,
anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus, supaya apabila Ia menyatakan
diri-Nya, kita beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu terhadap Dia pada
hari kedatangan-Nya.
Apa artinya
jangan malu, jangan takut karena Yesus? Artinya jangan ada lagi noda dosa.
Noda-noda yang ada harus dibersihkan, baik kecemaran dalam pribadi, dalam
nikah, dalam pelayanan, semua dibersihkan supaya kita tidak malu lagi, tidak takut.
Yesaya 50:7
Yesaya 50:2 Mengapa ketika Aku datang tidak ada orang,
dan ketika Aku memanggil tidak ada yang menjawab? Mungkinkah tangan-Ku terlalu
pendek untuk membebaskan atau tidak adakah kekuatan pada-Ku untuk melepaskan?
Sesungguhnya, dengan hardik-Ku Aku mengeringkan laut, Aku membuat sungai-sungai
menjadi padang gurun; ikan-ikannya berbau amis karena tidak ada air dan mati
kehausan.
Ini ada
prosesnya, tidak seperti membalik telapak tangan. Kita mau masuk dalam proses
itu. Kita datang beribadah, dengar Firman, nodanya ditunjuk, kita dibersihkan
sampai tidak ada lagi noda dan kita tidak malu dan takut saat Yesus datang.
Lawan kata malu dan takut adalah keberanian percaya. Jadi praktek pengalaman
kemuliaan adalah ada keberanian percaya.
Ada 3 macam
keberanian percaya yang harus kita miliki sehingga tidak malu bertemu dengan
Yesus dan dipermuliakan dengan Yesus:
1.
I
Yohanes 4:17-18
4:17 Dalam hal inilah kasih Allah
sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari
penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini.
4:18 Di dalam kasih tidak ada
ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan
mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.
Ini keberanian percaya untuk menghadapi
hari penghakiman. Saat itu manusia diperhadapkan dengan takhta putih untuk
menghakimi semua dosa untuk dihukum. Kita harus punya keberanian menghadapi
takhta penghakiman. Artinya mulai dari sekarang kita harus banyak menghakimi diri
sendiri, selesaikan dosa-dosa yang ada sehingga ketika menghadap takhta
penghakiman tidak didapati satu dosapun dalam diri kita karena sudah kita
selesaikan selama kita hidup di dunia ini. Kita semua merindu umur panjang
semua sampai Tuhan Yesus datang tetapi itu adalah haknya Tuhan. Kita tidak
boleh memaksa itu semua haknya Tuhan. Yang penting selama hidup di dunia ini
kita mau menyelesaikan dosa-dosa kita, menghakimi dosa kita sehingga kita
beroleh kasih yang sempurna dari Tuhan. Kasih yang sempurna melenyapkan segala ketakutan
= menutupi segala dosa, karena dosa menimbulkan ketakutan. Perpanjangan umur
yang Tuhan berikan kita gunakan untuk menyelesaikan dosa, menghakimi diri sendiri.
I Petrus 4:8
4:8 Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh
seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.
Orang yang punya kasih
menyelesaikan dosa-dosanya, bukan malah menambah dosa. Selesaikan dosa itu
kasih! Suami ada dosa kepada isteri ayo selesaikan, kasih melenyapkan ketakutan,
jadi ketemu isteri tidak takut lagi, begitu juga sebaliknya. Ketemu mertua, ketemu
orang tua tidak takut lagi karena sudah diselesaikan semuanya. Kadangkala untuk
menutupi ketakutan, pura-pura berbuat baik, padahal ada dosa dia lakukan!
Biarlah kasih yang menutupi dosa. Bukan kasih-kasih duit, tetapi menyelesaikan
dosa itulah kasih yang benar.
Bagaimana proses menyelesaikan
dosa?
I Petrus 1:22
1:22 Karena kamu telah menyucikan
dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih
persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling
mengasihi dengan segenap hatimu.
Prosesnya taat pada kebenaran yaitu Firman pengajaran yang benar. Firman tunjuk
dosa kita, kita taat, mohon ampun dan diselesaikan. Firman pengajaran itu
menyatakan dosa, Firman menegur keras, kalau kita taati Firman kita selesaikan
dosa. Firman menasihati, memberi jalan keluar dari segala masalah yang kita
hadapi. Saat kita menyelesaikan dosa, yang salah mengaku dan yang benar
mengampuni disitulah kasih Tuhan mengalir dalam kita. Dalam nikah isteri
mengaku suami mengampuni atau suami mengaku isteri mengampuni maka kasih
mengalir dalam nikah, segala ketakutan lenyap, segala dosa ditutupi. Jadi dari
menyelesaikan dosa kasih itu mengalir dalam kehidupan kita.
Amsal 28:13
28:13 Siapa menyembunyikan
pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan
meninggalkannya akan disayangi.
Begitu kasih mengalir maka kita
bisa mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas. Baik dalam nikah, dalam
penggembalaan, dalam bermasyarakat. Mengamalkan kasih yang tulus ikhlas itu
mulai dari mengasihi sesama sampai bisa mengasihi musuh, orang yang membenci
kita, orang yang menyakiti kita, orang yang merugikan kita. Kita dirugikan
tetapi kita mendoakan dia.
Matius 5:43-48
5:43 Kamu telah mendengar firman:
Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.
5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu:
Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
5:45 Karena dengan demikianlah kamu
menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang
yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan
orang yang tidak benar.
5:46 Apabila kamu mengasihi orang yang
mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?
5:47 Dan apabila kamu hanya memberi
salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang
lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian?
5:48 Karena itu haruslah kamu sempurna,
sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."
Kadang sesama kita di dalam nikah
justru menjadi musuh yang aktif yang paling banyak menyakiti kita, suami
isteri, kakak adik, orang tua anak, mertua menantu. Kalau tetangga jarang
menyakiti. Dari sini kita belajar untuk bisa mengasihi dengan memberi
pengampunan. Bahkan di saat dia belum dan tidak mau mengakui kesalahannya, di
situ kita bisa memberi pengampunan dan mendoakan. Jangan sampai kita dikalahkan
oleh rasa kebencian dan pahit hati. Sebagaimana Tuhan sudah mengampuni kita,
kita juga harus mengampuni orang lain. Itulah inti dari doa Bapa kami.
Matius 6:6,14-15
6:6 Tetapi jika engkau berdoa, masuklah
ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat
tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya
kepadamu.
6:14 Karena jikalau kamu mengampuni
kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.
6:15 Tetapi jikalau kamu tidak
mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."
Dosa kita sudah kita akui dan
diampuni, tetapi dosa orang lain kepada kita tidak kita ampuni, maka dosa kita
juga tidak diampuni. Rugilah kita, bodoh! Saya merasa bodoh, saya tidak berbuat,
dia yang berbuat lalu saya tidak mau mengampuni dia, saya marah-marah dan pahit
hati sama dia. Rugi sekali, melayani-melayani tetapi tidak diampuni dosaku.
Biarlah kita mempunyai keberanian
percaya utuk menghadapi hari penghakiman. Hari-hari terakhir ini biarlah kita
banyak menyelesaikan dosa, sungguh-sungguuh mengamalkan kasih persaudaraan.
2.
I
Yohanes 3:21-22
3:21 Saudara-saudaraku yang kekasih,
jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya
untuk mendekati Allah,
3:22 dan apa saja yang kita minta, kita
memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan
berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.
Keberanian percaya untuk
mendekati Allah. Bagaimana bisa mendekati Allah? Hati nurani tidak menuduh kita
= hati yang tenang. Hanya dekat Allah saja aku tenang.
Ayo tenangkan hati kita, jangan
ada lagi kebimbangan, jangan ada lagi kepahitan hati. Bagaimana supaya hati
tenang?
Mazmur 23:1-2
23:1 Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku,
takkan kekurangan aku.
23:2 Ia membaringkan aku di padang yang
berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;
Jadi untuk memperoleh hati yang
tenang hanya lewat ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok. Di luar itu tidak akan
pernah tenang. Kita hadapi krisis pangan, dalam penggembalaan sudah ada
jaminannya yaitu meja roti sajian, menunjuk ketekunan dalam ibadah pendalaman
Alkitab dan perjamuan suci, di sini domba diberi makan. Dapat makan. Kalau rohani makan,
jasmani pasti makan.
Praktek hati nurani yang tenang.
a) Roma 10:8
10:8 Tetapi apakah
katanya? Ini: "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di
dalam hatimu." Itulah firman iman, yang kami beritakan.
Hati ini
harus berisi Firman
pengajaran yang benar sehingga tidak ada lagi kebimbangan, punya iman yang
teguh, iman yang kuat. Biar tidak ada beras tidak bimbang, yakin Tuhan pelihara.
Menghadapi masalah ini, masalah itu tidak bimbang sebab ada Firman di hati,
percaya, iman, Tuhan
pasti menolong. Ada masalah pergumulan
kita tetap tenang, karena ada Firman di hati, tetap berserah, tetap percaya,
tetap mempercayakan hidup kepada Tuhan. Jangan ragu, di dalam Firman ada kuasa
mujizat. Saat diperhadapkan dengan dosa, digoda, dibujuk, tetap pertahankan hidup benar dan suci, itu yang membuat
tenang. Sekarang kita diperhadapkan dengan ibadah-ibadah buatan manusia yang membimbangkan dan
membingungkan mana yang benar, yang sana klaim kami yang benar, yang sini klaim
kami yang benar akhirnya jadi bingung. Kalau ada Firman di hati, kita pegang
teguh 1 Firman pengajaran yang benar. Kalau kita pegang pulpen, lalu orang
berikan lagi yang lain, pasti yang satu itu dipegang lalu ambil yang lain.
Pegang saja satu Firman pengajaran yang benar tidak usah pegang yang lain,
tetap teguh maka hidup kita tetap tenang, tidak bisa ditenggelamkan.
Orang bimbang
itu seperti ombak.
Yakobus
1:6-8
1:6 Hendaklah ia
memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang
sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.
1:7 Orang yang
demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.
1:8 Sebab orang
yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.
Baru mendua
saja sudah tidak tenang. Kalau satu telinga dengar ajaran benar, telinga lain
dengar ajaran lain, percaya saja orang itu tidak akan tenang! Satu saja yang
didengar yaitu pengajaran benar, ajaran sehat yang kita terima dari pendahulu
yang sudah memberkati hidup kita, nikah
kita, pelayanan kita. Kita sudah diberkati dan ditolong, apa lagi yang kita
cari. Mau cari ilmu, cari pengetahuan? Sudahlah! Dengar 2 saja sudah tidak
tenang, apalagi 3 4 5 6. Kita sedang berlayar ke pelabuhan damai sejahtera, orang
bimbang itu gelombang. Jadi kalau bimbang sama dengan memasukan gelombang dalam
perahu hidupnya. Bukan cuma tidak tenang tetapi pasti tenggelam, tidak akan
pernah sampai di Yerusalem Baru. Biar hati kita tenang, taruh Firman pengajaran di hati, diyakini,
tidak usah lirik yang lain.
b)
Firman
dekat di mulut. Artinya perkataan kita sesuai Firman. Bisa bersaksi tentang apa
yang sudah dikerjakan oleh Firman dalam hidup kita.
Kalau hati sudah tenang, kita
bisa mendekati Tuhan, bisa menghampiri takhta kasih karunia Tuhan.
Ibrani 4:16
4:16 Sebab itu
marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya
kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan
kita pada waktunya.
Menghadapi gelombang besar
apapun, asalkan hati tenang, pasti mendapat pertolongan Tuhan tepat pada
waktunya. Waktu perahu murid-murid ditimbus angin dan gelombang, Yesus tidur.
Ketika Yesus dibangunkan apa yang Yesus katakan? Diam tenang, danaunya menjadi
teduh, perahu bisa sampai di seberang. Mari tenangkan hati, tergembala dengan
benar, hati diisi dengan Firman pengajaran, mulut ada Firman, bersaksi dan
berkata-kata sesuai Firman, kita bisa berdoa menyembah Tuhan menghampiri takhta
kasih karunia Tuhan, mendapat kasih karunia Tuhan untuk menolong kita tepat
pada waktunya.
Masalah dan pergumulan apa yang
dihadapi hari-hari terakhir ini? Masalah nikah, buah nikah, ekonomi, kesehatan,
pelayanan, masa depan, jodoh, mari tenang, tergembala, Firman taruh di hati,
mulut berkata-kata sesuai Firman, Tuhan pasti menolong tepat pada waktunya.
Kalau Tuhan belum menolong berarti Tuhan masih sibuk dengan kehidupan kita,
dengan hati kita. Tuhan mau menggembalakan kita sampai hati kita tenang baru
kita ditolong. Kalau sudah tenang dan damai sebentar lagi Tuhan tolong.
3.
I
Yohanes 2:28
2:28 Maka sekarang, anak-anakku, tinggallah di dalam
Kristus, supaya apabila Ia menyatakan diri-Nya, kita beroleh keberanian percaya
dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya.
Keberanian percaya untuk
menyambut kedatangan Yesus kedua kali dalam kemuliaan sebagai Raja, sebagai
Mempelai Pria Sorga. Syaratnya harus tinggal di dalam Kristus. Bagaimana
maksudnya tinggal di dalam Kristus? Kita manusia daging, Yesus mulia. Daging
dengan Yesus tidak bisa menyatu. Jadi tinggal di dalam Kristus artinya mengalami keubahan hidup dari manusia daging
menjadi manusia rohani sampai sama mulia seperti Yesus. Proses mengalami
keubahan hidup.
II Korintus 4:16-18
4:16 Sebab itu kami tidak tawar hati,
tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah
kami dibaharui dari sehari ke sehari.
4:17 Sebab penderitaan ringan yang
sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi
segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.
4:18 Sebab kami tidak memperhatikan
yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah
sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.
Proses untuk bisa berubah menjadi
sama mulia seperti Yesus adalah lewat penderitaan daging tanpa dosa karena
Yesus, karena Firman pengajaran yang benar =
lewat ujian. Mau meningkat harus diuji, tidak bisa tidak! Di dunia saja
kalau mau lulus harus diuji, begitu juga kita dengan Tuhan. Misalkan kita
diperhadapkan dengan ujian kita bisa tahan dan lulus maka kita diubahkan, ada
lagi ujian yang lain kita bisa bertahan dan lulus kita diubahkan, terus
diubahkan sampai bisa sama mulia seperti Yesus. Jadi jangan heran sudah
tergembala kenapa sengsara, menderita, ada-ada saja masalah yang datang. Kita periksa
diri, kalau ada dosa selesaikan. Kalau sudah periksa tidak ada salah, berarti
itu ujian, biarlah kita terus bertahan.
Sebagai contoh Yusuf. Untuk menjadi
penguasa di Mesir dia harus mengalami ujian demi ujian yang bertambah berat.
Dia diuji dan harus menderita karena mempertahankan kebenaran. Menghadapi
kakak-kakaknya yang berbuat dosa, dia pertahankan kebenaran tidak mau
ikut-ikutan berbuat dosa, malah dia lapor kejahatan kakak-kakaknya kepada Yakub
ayah mereka. Apa yang terjadi?
Dia semakin dibenci. Dia menerima karunia mimpi, dia tidak tahan untuk pendam
sendiri, dia ceritakan kepada saudara-saudaranya sekalipun dia harus menerima
kebencian yang semakin besar. Jadi jangan heran, kita pertahankan kebenaran
tidak mau ikut-ikut berbuat dosa, kita dibenci, dikucilkan, tidak disenangi.
Kita mau menikmati pembukaan rahasia Firman, kita praktekan, kita dibenci juga.
Sebagai hamba Tuhan memberitakan rahasia Injil, pembukaan rahasia Firman yang
mengungkap segala dosa yang tersembunyi di dalam gereja, dibenci juga, dilawan!
Jangan heran kalau kita menghadapi semua itu. Mau mempertahankan jubah maha indah,
mempertahankan jabatan pelayanan, dia diperhadapkan juga dengan penderitaan.
Jubah Yusuf dicelup dalam darah. Memang jubah pelayanan kita harus dicelup
dalam darah, harus diperhadapkan dengan sengsara untuk menjadi putih
berkilau-kilauan.
Kejadian 37:1-4,8,11
37:1 Adapun Yakub, ia diam di negeri
penumpangan ayahnya, yakni di tanah Kanaan.
37:2 Inilah riwayat keturunan Yakub.
Yusuf, tatkala berumur tujuh belas tahun — jadi masih muda — biasa
menggembalakan kambing domba, bersama-sama dengan saudara-saudaranya, anak-anak
Bilha dan Zilpa, kedua isteri ayahnya. Dan Yusuf menyampaikan kepada ayahnya
kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya.
37:3 Israel lebih mengasihi Yusuf dari
semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa
tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia.
37:4 Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya,
bahwa ayahnya lebih mengasihi Yusuf dari semua saudaranya, maka bencilah mereka
itu kepadanya dan tidak mau menyapanya dengan ramah.
37:8 Lalu saudara-saudaranya berkata
kepadanya: "Apakah engkau ingin menjadi raja atas kami? Apakah engkau ingin
berkuasa atas kami?" Jadi makin bencilah mereka kepadanya karena mimpinya
dan karena perkataannya itu.
37:11 Maka iri hatilah
saudara-saudaranya kepadanya, tetapi ayahnya menyimpan hal itu dalam hatinya.
Kita tidak mau ikut-ikut berbuat
dosa kita dibenci, kita tergembala kita dibenci, kita melayani kita dibenci,
kita dipercaya pembukaan rahasia Firman orang lain malah semakin benci. Ini
semua yang kita hadapi, tergembala, menikmati Firman yang dibukakan rahasianya,
kenapa malah makin tidak disenangi orang, makin dikucilkan, makin dijauhi, saya
difitnah dan digosipkan, itu sudah betul! Yang penting jangan kita yang
bergosip, jangan kita yang memfitnah. Yang suka iri dan benci, suka gosip itu
yang tidak benar. Orang benar tidak akan mungkin iri, tidak akan pernah benci. Jadi
jangan terkecoh, lihat orang baik tetapi suka iri, suka benci, suka
cerita-cerita orang, itu orang tidak benar! Hanya yang tidak benar yang suka
benci-benci. Kalau dia benar, tidak ada iri dan kebencian.
Jangan putus asa, saat diperhadapkan
dengan ujian itu tujuannya supaya kita dipermuliakan. Supaya kita menang
menghadapi ujian hanya 1 caranya yang sederhana saja tetapi seringkali secara daging
terasa berat.
Kejadian 37:13
37:13 Lalu
Israel berkata kepada Yusuf: "Bukankah saudara-saudaramu menggembalakan
kambing domba dekat Sikhem? Marilah engkau kusuruh kepada mereka." Sahut
Yusuf: "Ya bapa."
Bisa berseru ya Bapa = bisa taat dengar-dengaran pada Firman
pengajaran apapun resikonya. Sedangkan ada orang tuanya, Yusuf dibenci
kakak-kakaknya, apalagi ini disuruh ke Sikhem. Apa yang akan terjadi pada
Yusuf? Tentu suatu yang mengerikan. Di saat taat pada Firman pengajaran, dalam
ujian kita taat, dalam penderitaan kita takut, jangan kita takut, ada Yesus dengan kasih
setiaNya menyertai kita. Seperti Yusuf dalam penderitaan dia tetap disertai
kasih setia Tuhan.
Kejadian 39:21-23
39:21 Tetapi TUHAN menyertai Yusuf dan
melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala
penjara itu.
39:22 Sebab itu kepala penjara
mempercayakan semua tahanan dalam penjara itu kepada Yusuf, dan segala
pekerjaan yang harus dilakukan di situ, dialah yang mengurusnya.
39:23 Dan kepala penjara tidak
mencampuri segala yang dipercayakannya kepada Yusuf, karena TUHAN menyertai dia
dan apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN berhasil.
Kita pasti berhasil dan menang
menghadapi ujian, yang penting kita mau taat. Hari-hari terakhir ini kita mau
belajar taat. Ada 7 kebahagiaan dalam kitab Wahyu, dibuka dengan berbahagia
yang membaca, mendengar dan menuruti Firman. Taat kepada Firman itu pintu gerbang
kebahagiaan Sorga. Biarpun kita menderita dan sengsara tetapi kita mau taat,
maka Tuhan buka pintu gerbang kebahagiaan sorga
Banyak Firman sudah kita dengar,
sekarang waktunya belajar taat. Firman bilang A iya, bilang B iya. Maka kasih
setia Tuhan menyertai kita, menjadikan kita berhasil, sekalipun dalam suasana
penjara kita bisa berhasil. Kita terbatas dalam hal apa? Mungkin terbatas dalam
keuangan, dalam hal ini itu, tidak punya modal, tidak bisa kuliah, tidak bisa
buka usaha karena modal terbatas, terbatas semua! Tetapi kalau mau taat maka
semua berhasil indah pada waktunya. Bahkan kita akan berhasil menjadi Mempelai
Wanita Tuhan.
Tadinya Yusuf disuruh ke Sikhem,
Sikhem artinya bahu, artinya orang yang taat pada Firman pasti tanggung jawab
dalam melayani. Yang dulu timbul tenggelam sekarang tanggung jawab melayani.
Perbaiki ketaatannya supaya bisa tanggung jawab melayani Tuhan. Yusuf yang taat
bisa menyusul kakak-kakaknya ke Dotan.
Kejadian 37:17
37:17 Lalu kata
orang itu: "Mereka telah berangkat dari sini, sebab telah kudengar mereka
berkata: Marilah kita pergi ke Dotan." Maka Yusuf menyusul
saudara-saudaranya itu dan didapatinyalah mereka di Dotan.
Dotan artinya pesta double. Artinya
bagi kita dengan kita mau belajar taat sekalipun dalam ujian, kita akan
mengalami suasana pesta yang double. Maka kita akan mengalami kebahagiaan.
a)
Kebahagiaan
oleh Roh Kudus di tengah penderitaan. Ini sulit diterima dengan logika akal
sehat. Masalahnya belum selesai, orang lain yang menangis, tetapi kita berbahagia.
I Petrus
4:12-14
4:12
Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang
datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi
atas kamu.
4:13 Sebaliknya,
bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus,
supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan
kemuliaan-Nya.
4:14 Berbahagialah
kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh
Allah ada padamu.
Kalau dalam
penderitaan kita berbahagia, pasti berbahagia saat bertemu Yesus dalam
kemuliaan. Roh Kudus yang memberikan kebahagiaan.
b)
Kebahagiaan
masuk pesta nikah Anak Domba Allah. Ini sudah Tuhan garansi 100% bagi orang
yang mau taat, dalam penderitaan mau taat, dalam ujian tetap taat. Dia bisa
masuk di situ bukan sebagai tamu tetapi sebagai Mempelai Wanita Tuhan.
Wahyu 19:9
19:8 Dan kepadanya
dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang
putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari
orang-orang kudus.]
19:9 Lalu ia
berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke
perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini
adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
Pakaian
Mempelai itu pakaian putih bersih. Untuk mendapatkan pakaian putih bersih, jubah kita harus dicelup dalam darah, tidak
bisa tawar menawar, ini harus!
Wahyu
22:14
22:14 Berbahagialah
mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon
kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.
Wahyu 7:14
7:14 Maka kataku
kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku:
"Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan
mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak
Domba.
Jangan heran
kalau diperhadapkan dengan penderitaan dan sengsara, itu sudah betul! Jubah
kita mau dibasuh oleh darah Yesus menjadi pakaian putih berkilau-kilauan.
Supaya bisa
tetap taat dalam penderitaan apa yang harus kita lakukan? Imam Besar setahun
sekali masuk ke ruangan maha suci membawa darah untuk dipercik di atas tutup
dan di depan tabut. Selain membawa darah, imam besar juga membawa dupa. Dupa
itu bicara penyembahan.
Imamat 16:12-14
16:12 Dan ia harus
mengambil perbaraan berisi penuh bara api dari atas mezbah yang di hadapan
TUHAN, serta serangkup penuh ukupan dari wangi-wangian yang digiling sampai
halus, lalu membawanya masuk ke belakang tabir.
16:13 Kemudian ia
harus meletakkan ukupan itu di atas api yang di hadapan TUHAN, sehingga asap
ukupan itu menutupi tutup pendamaian yang di atas hukum Allah, supaya ia jangan
mati.
16:14 Lalu ia harus
mengambil sedikit dari darah lembu jantan itu dan memercikkannya dengan jarinya
ke atas tutup pendamaian di bagian muka, dan ke depan tutup pendamaian itu ia
harus memercikkan sedikit dari darah itu dengan jarinya tujuh kali.
Ada darah
disertai dengan dupa. Jadi untuk bisa tetap taat dalam penderitaan harus banyak
menyembah. Penyembahan ini kita naikkan
kepada Tuhan, banyak menyembah supaya bisa taat. Yesus menghadapi salib, Dia
berdoa di taman Getsemani. Menghadapi salib di Yerusalem, Yesus naik gunung menyembah.
Di atas gunung Yesus berdoa menyembah, wajahNya berubah, pakaian putih
berkilau-kilau. Waktu itu ada 2 orang bertemu Yesus yaitu Musa dan Elia. Mereka
bercakap-cakap tentang sengsara Yesus di Yerusalem sampai mati.
Kalau tidak
mampu lagi, mari menyembah. Mungkin di awal-awal penyembahan masih ingat-ingat
penderitaannya “Tuhan tolong saya” terus menyembah sampai kita bisa mengucap
syukur “haleluya, terima kasih Tuhan” kita bisa kembali kuat dan bertahan demi
kita memiliki pakaian putih berkilau-kilauan.
Tahun ini
tahun mujizat, tahun menghapus kemustahilan, berarti kita akan menghadapi
peperangan yang luar biasa juga, ayo banyak menyembah. Biarlah siang ini kita
gunakan waktu datang menyembah Tuhan. Sudah tidak mampu, tidak kuat, ayo
menyembah. Sangking tidak mampu sudah lemah tidak bisa berbuat apa-apa, datang menyembah
Tuhan, nanti Tuhan menolong. Kita kembali kuat,
memiliki pakai putih berkilau-kilauan dan saat Yesus datang kita sudah siap
menyambut kedatanganNya di awan-awan yang permai.
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 081334496911
Email: imamat_raja@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar