Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.
Imamat
26:1-3
26:1 "Janganlah kamu membuat berhala bagimu, dan
patung atau tugu berhala janganlah kamu dirikan bagimu; juga batu berukir
janganlah kamu tempatkan di negerimu untuk sujud menyembah kepadanya, sebab
Akulah TUHAN, Allahmu.
26:2 Kamu harus memelihara hari-hari Sabat-Ku dan
menghormati tempat kudus-Ku, Akulah TUHAN.
26:3 Jikalau kamu hidup menurut ketetapan-Ku dan tetap
berpegang pada perintah-Ku serta melakukannya,
Di sini Tuhan memberikan syarat yang mutlak
untuk menerima berkat Tuhan yaitu taat dengar-dengaran pada ketetapan dan
perintah Tuhan, pada Firman Tuhan.
Ada 3 ketetapan dan perintah Tuhan.
1.
Jangan
ada pemberhalaan.
2.
Pelihara
hari-hari sabat Tuhan.
3.
Hormati
tempat kudus Tuhan.
Kita masih membahas poin pertama, jangan ada
pemberhalaan. Berhala itu adalah gambar atau bentuk dan tulisan berukir yang
dipercaya dan disembah sebagai Allah sehingga begitu kuat mengikat manusia.
Keluaran 20:4
20:4 Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa
pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada
di dalam air di bawah bumi.
Di sini ada 3 bentuk berhala yang mengikat.
1.
Yang
menyerupai yang ada di langit. Ini menunjukkan naga atau setan di udara dengan roh jahat,
roh najis dan roh durhaka yang membuat manusia jatuh dalam dosa sampai
puncaknya dosa. Dosa itu mengikat.
Efesus
2:1-2
2:1
Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
2:2
Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu
mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di
antara orang-orang durhaka.
2.
Yang
menyerupai yang ada di bumi. Ini menunjukan binatang buas di darat yaitu nabi
palsu dengan roh dusta dan ajaran palsunya sehingga mendorong manusia masuk
dalam ibadah palsu dan penyembahan yang palsu yaitu penyembahan kepada
antikristus.
Wahyu
13:11,14
13:11
Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua
sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.
13:14
Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda, yang telah
diberikan kepadanya untuk dilakukannya di depan mata binatang itu. Dan ia
menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya mereka mendirikan patung untuk menghormati
binatang yang luka oleh pedang, namun yang tetap hidup itu.
Ini
kepalsuan, bentuknya seperti domba tetapi suaranya naga.
3.
Yang
menyerupai yang ada di dalam air yaitu binatang yang keluar dari dalam laut.
Itulah antikristus dengan roh kebencian, roh hujat dan kekuatan mamon atau
uang, mengakibatkan gereja Tuhan dicap 666 menjadi miliknya setan. Dicap itu
tanda kepemilikan.
Wahyu
13:16-18
13:16 Dan ia
menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin,
merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya,
13:17 dan tidak
seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang
memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya.
13:18 Yang
penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung
bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan
bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.
Jadi,
berhala mengakibatkan manusia memiliki gambar dan tulisan setan tritunggal sehingga
menjadi manusia yang buas dan keras hati sampai sekeras batu kilangan. Apa itu
batu kilangan?
Wahyu 18:21
18:21 Dan seorang malaikat yang kuat, mengangkat
sebuah batu sebesar batu kilangan, lalu melemparkannya ke dalam laut, katanya:
"Demikianlah Babel, kota besar itu, akan dilemparkan dengan keras ke
bawah, dan ia tidak akan ditemukan lagi.
Batu kilangan itulah Babel. Kalau kehidupan
kita keras hati sampai sekeras batu kilangan maka sedang menuju pembangunan
tubuh babel, mempelai wanitanya setan yaitu manusia yang sempurna, tetapi sempurna
dalam kejahatan dan kenajisan, kelak akan binasa dengan setan.
Tuhan tidak mau manusia ciptaanNya binasa
dengan setan, sebab itu Tuhan berupaya dengan keras supaya manusia yang seperti
batu keras bisa kembali pada gambar dan tulisan Allah dan menjadi milik Allah
selama-lamanya. Upaya Tuhan ini sudah dinubuatkan dalam cerita 2 loh batu.
Keluaran 34:1
34:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pahatlah dua loh batu sama
dengan yang mula-mula, maka Aku akan menulis pada loh itu segala firman yang
ada pada loh yang mula-mula, yang telah kaupecahkan.
Dari cerita ini kita melihat ada 2 macam loh
batu:
1.
Loh batu
mula-mula, batunya dari Tuhan dan Tuhan yang menulisinya. Tetapi karena bangsa
Israel menyembah lembu emas maka Musa menghancurkan 2 loh batu ini.
Keluaran
32:1,19-20
32:1
Ketika bangsa itu melihat, bahwa Musa mengundur-undurkan turun dari gunung itu,
maka berkumpullah mereka mengerumuni Harun dan berkata kepadanya: "Mari,
buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di depan kami sebab Musa ini,
orang yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir — kami tidak tahu apa
yang telah terjadi dengan dia."
32:19
Dan ketika ia dekat ke perkemahan itu dan melihat anak lembu dan melihat orang
menari-nari, maka bangkitlah amarah Musa; dilemparkannyalah kedua loh itu dari
tangannya dan dipecahkannya pada kaki gunung itu.
32:20
Sesudah itu diambilnyalah anak lembu yang dibuat mereka itu, dibakarnya dengan
api dan digilingnya sampai halus, kemudian ditaburkannya ke atas air dan disuruhnya
diminum oleh orang Israel.
Bangsa
Israel menyembah lembu emas, saat itu Musa belum turun, ini menubuatkan zaman
Allah Roh Kudus kita menanti kedatangan Yesus kedua kali. Kita sekarang berada
pada masa penantian, menanti Yesus datang kedua kali sebagai Raja, sebagai
Mempelai Pria Sorga. Masa penantian ini merupakan ujian kesetiaan dan ujian
ketaatan kita. Dalam masa penantian ini iblis berupaya mengganggu kesetiaan dan
ketaatan kita lewat anak lembu emas yaitu berhala sekarang dalam wujud kekerasan
hati manusia, berhala membuat manusia keras hati.
Loh
batu yang mula-mula yang batunya dari Allah, bertuliskan Firman Allah dan kasih
Allah, semua telah digenapi dalam pribadi Yesus. Karena bangsa Israel menyembah
berhala, 2 loh batu ini dipecahkan oleh Musa, menunjukan Yesus harus mati di
kayu salib untuk menghancurkan kekerasan hati manusia. Yesus itu Firman yang
lahir menjadi manusia, Yesus juga wujud Kasih Allah.
Kalau
2 loh batu tidak dipecahkan maka seluruh Israel harus mati karena mereka menyembah
anak lembu emas. Dikaitkan dengan Yesus, kalau Yesus tidak mati di kayu salib
maka seluruh Israel termasuk kita bangsa kafir, berarti semua manusia harus
binasa karena dosa dan kekerasan hatinya. Yesus rela mati di kayu salib, Dia
rela seperti 2 loh batu yang dipecahkan, untuk menyelamatkan manusia berdosa,
tinggal kita mau terima atau tidak. Kalau kita menerima Korban Kristus maka
kita selamat. Tetapi kalau tidak mau menerima maka pasti binasa karena
kekerasan hatinya.
Yohanes
19:33-34
19:33
tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati,
mereka tidak mematahkan kaki-Nya,
19:34
tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan
segera mengalir keluar darah dan air.
Yesus
sudah mati dengan 4 luka utama, 2 di tangan, 2 di kaki untuk menyelamatkan
bangsa Israel yang berdosa dan keras hati. Tetapi Yesus yang telah mati rela
menerima luka kelima di lambungNya untuk menyelamatkan bangsa kafir yang
berdosa dan keras hati. Inilah wujud kasih Allah kepada kita manusia.
2.
Loh batu
yang kedua yang dipahat oleh Musa dan ditulisi oleh Musa supaya sama dengan 2
loh batu yang pertama.
Keluaran
34:1,28
34:1 Berfirmanlah
TUHAN kepada Musa: "Pahatlah dua loh batu sama dengan yang mula-mula, maka
Aku akan menulis pada loh itu segala firman yang ada pada loh yang mula-mula,
yang telah kaupecahkan.
34:28
Dan Musa ada di sana bersama-sama dengan TUHAN empat puluh hari empat puluh
malam lamanya, tidak makan roti dan tidak minum air, dan ia menuliskan pada loh
itu segala perkataan perjanjian, yakni Kesepuluh Firman.
Ada 3 tahap batu keras yaitu kita manusia
berdosa bisa kembali pada gambar dan tulisan Allah Tritunggal.
1.
Tahap
penebusan. Yesus sudah mengerjakan penebusan lewat mati di kayu salib, Dia mau melepaskan
kita manusia dari dosa, tinggal tergantung kita mau atau tidak. Untuk
melepaskan manusia dari dosa, Yesus bekerja tidak setengah-setengah, Dia lahir ke
dunia melalui kandungan. Mengapa harus melalui kandungan.
Mazmur
51:7
51:7
Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.
Sebab
sejak dalam kandungan, manusia sudah dalam tanda dosa. Sebab itu Yesus harus
melewati kandungan untuk menyelesaikan dosa manusia sampai ke akar-akarnya.
Yesus menyelesaikan dosa sampai tuntas, Dia melewati kandungan sampai mati di
kayu salib. Yesus mengejar manusia berdosa sejak dari kandungan, untuk
diselamatkan dan dilepaskan dari dosa sampai ke akar-akarnya.
Dari
pihak Tuhan sudah diberikan penebusan itulah Korban Kristus, darah penebusan.
Dari pihak kita untuk lepas dari dosa manfaatkan darah penebusan, manfaatkan
Korban Kristus. Praktek memanfaatkan darah penebusan Yesus:
a) I Yohanes 1:7,9
1:7 Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama
seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan
yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala
dosa.
1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia
dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari
segala kejahatan.
Prakteknya kita mengaku dosa dengan tuntas
yaitu mengaku dosa kepada Tuhan dengan jujur dan hancur hati, juga mengaku dosa
kepada sesama dengan jujur dan hancur hati. Kalau sudah diampuni, jangan diulangi
lagi. Maka saat itu darah Yesus aktif menghapus dosa kita sampai tidak berbekas
dan mencabut dosa-dosa kita sampai ke akar-akarnya sehingga kita bisa hidup
dalam kebenaran. Seringkali dosa kita sudah dilepaskan, sudah kita akui. Tetapi
dosa orang lain masih kita bawa-bawa. Setelah dosa kita diampuni, kita juga harus bisa mengampuni dosa orang
lain dengan tuntas. Tuntas berarti sampai kita melupakannya, tidak
mengungkit-ungkit lagi.
Salah satu isi salam adalah kasih karunia.
Kasih karunia Tuhan itu Korban Kristus. Dosa kita yang begitu banyak sudah
diampuni oleh Korban Kristus, ada dosa orang lain kepada kita, kita ampuni juga,
jangan diungkit-ungkit lagi sehingga kita bisa hidup di dalam kebenaran. Sarana
sudah tersedia tinggal kita mau memanfaatkan atau tidak. Jangan tunda-tunda
waktu, Tuhan sudah menunjuk dosa dan kesalahan kita, segera diselesaikan,
segera akui kepada Tuhan dan kepada sesama, biar darah Yesus menghapus dan mencabut
akar-akar dosa.
b) Wahyu 1:5-6
1:5 dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang
pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi
ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa
kita oleh darah-Nya —
1:6 dan yang telah membuat kita menjadi suatu
kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, — bagi Dialah kemuliaan dan
kuasa sampai selama-lamanya. Amin.
Menjadi imam dan raja yaitu kehidupan yang
beribadah melayani Tuhan dengan benar. Ini sama dengan menjadi senjata
kebenaran. Setelah kita hidup dalam kebenaran lanjutkan menjadi senjata kebenaran, hamba kebenaran.
Roma 6:13,17-18
6:13 Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota
tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah
dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang
hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi
senjata-senjata kebenaran.
6:17 Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kamu
hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran
yang telah diteruskan kepadamu.
6:18 Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi
hamba kebenaran.
Kita melihat perjalanan bangsa Israel, mereka
telah dilepaskan dari perbudakan di Mesir. Ini menubuatkan kelepasan oleh darah
Yesus. Mereka membawa jarahan orang Mesir, mereka sudah diberkati. Dan mereka
juga sudah diangkat menjadi imam dan raja.
Keluaran 19:6
19:6 Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan
bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang
Israel."
Mereka sudah beribadah melayani Tuhan, tetapi
mengapa masih bisa jatuh dalam penyembahan berhala? Ini yang harus kita
perhatikan, kita sudah melewati tahap penebusan, sudah lepas dari dosa
(dipanggil), sudah beribadah melayani Tuhan (dipilih), kenapa bisa jatuh dalam
penyembahan berhala, apa penyebabnya?
Keluaran 32:1
32:1 Ketika bangsa itu melihat, bahwa Musa
mengundur-undurkan turun dari gunung itu, maka berkumpullah mereka mengerumuni
Harun dan berkata kepadanya: "Mari, buatlah untuk kami allah, yang akan
berjalan di depan kami sebab Musa ini, orang yang telah memimpin kami keluar
dari tanah Mesir — kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia."
Sebab dalam beribadah melayani Tuhan mereka
mengerumuni Harun, mengerumuni manusia. Artinya tujuan ibadah pelayanan bukan
mau mengerumuni Yesus, bukan untuk mendengar Firman tetapi hanya melihat
manusia. Pendetanya siapa, sesama suku, keluargakah? Kalau hanya melihat
manusia maka ibadahnya nanti hanya menggembar-gemborkan perkara yang jasmani.
Keluaran 32:3
32:3 Lalu
seluruh bangsa itu menanggalkan anting-anting emas yang ada pada telinga mereka
dan membawanya kepada Harun.
Yang digembar-gemborkan hanya yang jasmani,
emas, perhiasan, dll. Mengapa
sudah lepas dari dosa, sudah beribadah melayani tetapi kenapa bisa jatuh pada
penyembahan berhala? Karena mengkultusindividukan hamba Tuhan,
menganaklembuemaskan hamba Tuhan. Sampai sudah diagung-agungkan, sudah
dipuja-puji, sudah merampas pujian untuk Tuhan. Sadar atau tidak sadar jemaat
sudah seperti itu! Kalau bukan gembalaku, kalau gembala lain kalah dari gembalaku.
Memang gembala harus kita junjung tinggi, tetapi pujian, hormat, kemuliaan itu
tetap kita peruntukkan
hanya kepada Tuhan, bukan kepada manusia. Apalagi sampai merendahkan pendeta
yang lain.
Sekalipun mungkin pendeta itu banyak
kekurangannya, janganlah kita omongi kekurangannya, biarlah urusannya dia. Entah
dia jatuh, entah dia duduk, entah dia berdiri, itu urusannya dengan Majikannya,
tidak usah kita urus.
Inilah yang menyebabkan jatuh dalam
penyembahan berhala. Akhirnya yang diikuti bukan Firman tetapi manusianya. Begitu
manusia itu melenceng dari pengajaran yang benar, dia ikut juga. Begitu Harun
sudah melenceng, bangsa Israel ikut juga.
Keluaran 32:4
32:4 Diterimanyalah itu dari tangan mereka,
dibentuknya dengan pahat, dan dibuatnyalah dari padanya anak lembu tuangan. Kemudian
berkatalah mereka: "Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah menuntun engkau
keluar dari tanah Mesir!"
Sudah jelas-jelas itu anak lembu emas tetapi
dibilang “Allah” oleh Harun. Sudah jelas-jelas ajarannya salah tetapi dia
bilang ini benar. Jemaat karena ikut manusia jadi ikut sesat. Yang dia ikuti manusia,
bukan pengajaran yang benar, apapun yang disampaikan padahal itu salah dia
terima saja, sudah benar. Kita beribadah
melayani yang kita kerumuni adalah Yesus, yang kita cari Firman pengajaran yang
benar.
Kami hamba Tuhan tergembala lewat persekutuan.
Kami berfellowship bukan karena lihat pendeta ini atau pendeta itu namun karena
mencari Firman pengajaran yang benar.
Harun itu kakaknya Musa. Mohon maaf,
seringkali kalau sudah yang senior yang ngomong langsung ditelan mentah-mentah.
Harus diperiksa dulu kebenarannya. Kalau cuma melihat yang manusia, lihat
orangnya, begitu melenceng ikut melenceng juga. Yang kita lihat Firman
pengajaran yang benar.
Sudah mengaku dosa dengan tuntas, hidup
benar, beribadah melayani Tuhan dengan benar, tetapi jaga persekutuan kita.
Jangan salah berfellowship. Jangan cuma lihat orangnya, satu suku, keluarga dan
sebagainya, tetapi dalam bersekutu yang kita kerumuni adalah Yesus untuk
mendengar Firman pengajaran yang benar dan kita praktekkan mendarah daging di dalam kita.
Lukas 5:1
5:1 Pada suatu
kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni
Dia hendak mendengarkan firman Allah.
Kalau Firman pengajaran itu sudah mendarah
daging maka pasti ada kepekaan “ini koq sudah aneh, dulu benar, sekarang sudah
lain”.
2.
Tahap
pemahaman. Di sini kita dipahat, dibentuk untuk menjadi segambar dengan Tuhan.
Tempat dipahat di mana? Di dalam penggembalaan dan juga di dalam persekutuan
Tubuh Kristus yang benar. Lewat ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok di situ
kita dipahat, ibadah pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci (meja roti sajian),
ibadah raya (pelita emas), ibadah doa penyembahan (mezbah dupa emas) kita terus
di pahat dalam 3 macam ibadah pokok. Jangan dialpakan ini, biarlah ditekuni
terus. Yang lain sudah mau segambar dengan Tuhan, tetapi karena kita ibadahnya
bolong-bolong, pemahatannya terlambat sehingga akhirnya ketinggalan.
Yang
memahat adalah Musa seorang diri, tidak ada yang lain. Jadi di dalam
penggembalaan Tuhan memakai seorang gembala untuk membentuk sidang jemaat
menjadi segambar dengan Tuhan. Jadi yang bertanggung jawab untuk membawa jemaat
kembali pada gambar Allah adalah gembala masing-masing. Seringkali dalam proses
dikembalikan pada gambar Allah, daging kita terlalu keras. Firman sudah datang
mengingatkan, ada yang kita perbuat tidak berkenan kepada Tuhan dan Firman
tunjuk itu salah. Tetapi kita memakai keinginan daging kita “masak itu salah?
Ah saya mau tanya pada gembala yang lain”. Ternyata gembala yang lain satu roh
dengan gembalanya “betul itu salah, Firman bilang tidak boleh”. Dia tanya lagi
yang lain sampai dia temukan seorang gembala yang mengatakan “boleh, yang kamu
lakukan itu tidak salah” dan itu yang dia turuti. Dia lawan gembalanya, dia
ikuti yang cocok dengan dagingnya, ini manusia paling keras hati! Ini yang perlu dipahat. Firman penggembalaan yang
disampaikan dalam 3 macam ibadah pokok biarlah kita percaya supaya dikeluarkan
bentuk-bentuk yang tidak baik agar kita segambar dengan Allah Tritunggal.
Dengan
apa kita dipahat?
Yeremia
23:29
23:29
Bukankah firman-Ku seperti api, demikianlah firman TUHAN dan seperti palu yang
menghancurkan bukit batu?
Ibrani
4:12
4:12
Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua
mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan
sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
Jadi
kita dipahat dengan Firman yang keras seperti palu dan Firman yang lebih tajam
dari pedang bermata 2 = Firman pengajaran yang benar, Kabar Mempelai. Ini yang
mampu menyingkirkan bentuk-bentuk yang tidak baik, bentuk-bentuk kejahatan dan bentuk-bentuk kenajisan
yang ada dalam diri kita. Memang sakit bagi daging, dipukul, yang menonjol
dikeluarkan, dikikis. Kalau kita beribadah Firmannya lembek-lembek hanya
menekankan berkat-berkat,
berarti itu bukan palu yang menghancurkan, itu benda lunak. Tidak akan keluar
bentuk-bentuk yang tidak baik dari diri kita kalau seperti itu. Manusia seperti
batu yang tidak beraturan bentuknya. Coba batu dipukul dengan roti, bukan
batunya yang hancur tetapi rotinya. Harus dipukul dengan palu Firman Tuhan
supaya hancur kekerasan hatinya. Jadi jangan marah kalau dengar Firman yang
keras dan tajam, itu sudah betul, berarti bentuk yang tidak baik itu mau
dikeluarkan. Kalau mempertahankan yang tidak baik makanya orang itu bisa marah
dan tidak terima.
Yang
memahat Musa seorang, tidak dua atau tiga apalagi lebih. Berarti yang bisa
menyucikan dan mengubahkan kita hanya satu Firman pengajaran yang benar.
Makanya dalam penggembalaan cari Firman pengajaran, dalam persekutuan cari
Firman pengajaran, kerumuni Yesus untuk mendengar Firman, jangan kerumuni yang
lain. Biarlah yang tidak baik dihancurkan dan disingkirkan semua. Dalam
persekutuan dengan hamba Tuhan yang lain harus satu pengajaran, jangan berbeda.
Kalau
memahat itu pasti berulang-ulang. Ini menunjukan Firman pengajaran itu harus
diberitakan secara berulang-ulang.
Ulangan
6:4-9
6:4
Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!
6:5
Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan
dengan segenap kekuatanmu.
6:6
Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan,
6:7
haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan
membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam
perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.
6:8
Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah
itu menjadi lambang di dahimu,
6:9
dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu
gerbangmu.
Harus
diulang-ulang, jadi jangan bosan. Sebagai gembala saya tidak boleh bosan
mengulangi Firman. Sidang jemaat juga jangan bosan mendengar Firman supaya
bentuk-bentuk yang tidak baik disingkirkan semua. Ini yang dinamakan Firman
penggembalaan. Bapak ibu juga kalau mengikuti persekutuan yang benar,
penyampaian Firmannya sistem penggembalaan. Temanya diulangi dalam 3 kali
ibadah. Kalau menggelar ibadah tahun berikutnya, biasanya tema yang sama juga
diangkat. Ini diulang-ulang. Dalam KKR di Malang temanya Matius 25:6, tema itu
sudah berapa tahun. Diulang dan berkesinambungan, diulang ada lagi yang baru
untuk menyingkirkan semua yang tidak baik pada kita.
Pemahatan
atau penyucian itu dimulai dari hati dan pikiran kita.
Ibrani
4:12
4:12
Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua
mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan
sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
Hati
dan pikiran ini yang mau dipahat. Kalau tidak maka manusia yang keras hati biar
sudah melihat mujizat sudah mendengar Firman, kalau keras hati sulit untuk
berubah. Makanya hatinya dulu yang perlu digembleng, diperbaiki, baru seluruh
hidup. Tabut perjanjian dalamnya dulu yang disalut dengan emas, baru bagian
luar.
Hati
harus disucikan dari 3 hal:
a) Keinginan jahat
b) Keinginan najis
c) Kepahitan hati.
Markus
7:21-23
7:21
sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan,
pencurian, pembunuhan,
7:22
perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan,
kebebalan.
7:23
Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."
Dikunci
dengan kebebalan, sulit ditegur, sulit dinasihati, ini sama dengan bidat. Kita
harus disucikan mulai dari hati pikiran dan perasaan kita. Kalau mengikuti
perjalanan Yesus dengan murid-muridNya diluar Yudas sampai Yesus bangkit,
kekurangan mereka yang dicela oleh Yesus adalah kedegilan hati, kekerasan hati.
4 kali Yesus memberitahukan tentang kematianNya. Waktu kali pertama, Petrus
tampil dengan pikiran daging ia
menegur Yesus,
tetapi Yesus berkata “enyahlah kau iblis, engkau memikirkan apa yang dipikirkan
manusia” ini pikiran daging! Petrus sudah dipakai Tuhan tetapi pikirannya masih
daging, perlu Firman diulang-ulang.
Markus
8:33
8:33
Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi
Petrus, kata-Nya: "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang
dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
Dalam
pemberitaan kedua, perasaan mereka yang tidak baik, perasaannya daging. Waktu
itu mereka semua tidak ada yang mengerti dan segan menanyakannya.
Markus
9:32
9:31
sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka: "Anak
Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia,
dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit."
9:32
Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya
kepada-Nya.
Lukas
9:44-45
9:44
"Dengarlah dan camkanlah segala perkataan-Ku ini: Anak Manusia akan
diserahkan ke dalam tangan manusia."
9:45 Mereka
tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka
tidak dapat memahaminya. Dan mereka tidak berani menanyakan arti
perkataan itu kepada-Nya.
Pikiran
dan perasaan mereka daging, sehingga ketika Yesus bangkit mereka dicela karena
keras hati dan degil. Makanya perlu Firman diulang-ulang, disampaikan pertama
kali muncul pikiran daging, masak begitu, tidak logis, tidak masuk akal. Firman
diulang lagi supaya pikirannya disucikan. Begitu pikiran sudah disucikan,
hatinya lagi disucikan dari perasaan sungkan, segan, takut. Diajak berbuat dosa
dia rasa sungkan sehingga ikut saja.
Markus
16:14
16:14
Akhirnya Ia menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang
makan, dan Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh
karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah
kebangkitan-Nya.
Perlu
ini hati, pikiran, perasaan kita disucikan, ditusuk pedang Firman, perlu dipalu
dengan palu Firman pengajaran. Seringkali yang muncul pikiran daging dan
perasaan sungkan, tidak berani. Kalau sama manusia kita sungkan, pada Tuhan
kenapa tidak sungkan.
Kalau
pikirannya sudah daging, perasaannya daging, jadi plin plan, akhirnya tidak percaya pengajaran. Saya
dinasihat Pdt. Widjaja ketika sudah lulus lempinel dan mau kembali ke Tentana
“kamu Handri jangan jadi hamba Tuhan yang plin plan”. Bukan berarti saya sudah
super, masih dalam proses supaya kuat terus mengikut Tuhan, berpegang pada
Firman pengajaran yang benar.
Kalau
sudah tidak percaya Firman bagaimana Firman bekerja dalam diri kita. Kalau
pikiran perasaan sudah disucikan, pelan dan pasti kita memiliki hati pikiran
perasaan Yesus.
Filipi
2:5-8
2:5
Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang
terdapat juga dalam Kristus Yesus,
2:6
yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu
sebagai milik yang harus dipertahankan,
2:7
melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang
hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
2:8
Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai
mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Pikiran
perasaan Yesus yang utama adalah rendah hati dan taat. Dalam kita mengikut
Tuhan kalau tidak ada kerendahan hati, sulit! Firman datang menunjuk dosa kita,
kalau tidak rendah hati bisa berontak, mengamuk, tidak terima. Ketika
diperhadapkan dengan pengalaman menderita sengsara saat mempraktekan Firman, kalau
tidak rendah hati pasti ngamuk, menolak, melawan Firman. Sebab itu perlu ada
kerendahan hati dan taat sampai daging tidak bersuara lagi. Apapun resikonya,
sekalipun harus sengsara bagi daging. Seperti batu sekalipun dipukul terima saja.Rendah
hati dan taat ini sama dengan penyerahan diri sepenuh kepada Tuhan. Terserah
Tuhan, mau dibolak balik, dibanting, diapakan terserah Tuhan yang penting
kembali segambar dengan Tuhan. Mau taat itu memang sakit bagi daging, sengsara
bagi daging, apalagi kalau bertentangan dengan kehendak kita. Dan memang
keinginan daging itu seringkali lebih memikat dari pada Firman Tuhan. Kita
lebih tertarik pada kehendak dan keinginan daging kita dari pada Firman Tuhan.
Yakobus
1:14-15
1:14
Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan
dipikat olehnya.
1:15
Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa
itu sudah matang, ia melahirkan maut.
Lebih
memikat sehingga akhirnya terseret keluar dari kehendak Tuhan, dari Firman.
Kemudian jatuh dalam pencobaan dan saat dicobai berbuat dosa. Ini yang harus
kita waspadai.
Biarlah
kita mau menerima pemahatan. Tekuni 3 pengembalaan, biar hati pikiran kita
dipahat terus, disucikan terus. Bila hati pikiran sudah disucikan maka bagian
luar pasti disucikan, perkataan, perbuatan pasti disucikan. Penyucian hati dan
pikiran terus menerus sampai yang memikat kita hanya satu, itulah Yesus. Kita
tidak mau terpikat lagi pada hal-hal yang lain. Ketika kita diperhadapkan
dengan 2 pilihan, Yesus, pengajaran benar dibandingkan perkara dunia, perkara
jasmani, kita hanya memilih Yesus. Sunatlah hatimu baru kita bisa terpikat
kepada Yesus. Hati disucikan maka pasti hanya terpikat kepada Yesus.
Ulangan
10:15-16
10:15
tetapi hanya oleh nenek moyangmulah hati TUHAN terpikat sehingga Ia mengasihi
mereka, dan keturunan merekalah, yakni kamu, yang dipilih-Nya dari segala
bangsa, seperti sekarang ini.
10:16
Sebab itu sunatlah hatimu dan janganlah lagi kamu tegar tengkuk.
Supaya
ada timbal balik, kalau hati pikiran kita sudah disunat, disucikan maka kita
terpikat kepada Yesus. Sebagaimana Tuhan terpikat kepada kita, dia mengasihi
kita, ayo kita juga terpikat kepada Tuhan. Jangan bikin Tuhan bertepuk tangan
sebelah. Terima pengajaran, mau disucikan hati dan pikiran maka pikiran dan
perasaan kita hanya tertuju kepada Yesus, terpikat kepada Yesus, tidak mau lagi
terpikat pada yang lain-lain.
Saya
juga sementara dalam proses, Kita semua sedang dalam proses. Sebagai hamba
Tuhan, sebagai pelayan Tuhan, kadang di satu titik kita jenuh di dalam
pelayanan. Tetapi supaya kembali semangat berkobar-kobar solusinya hanya satu
yaitu penyembahan, itu hubungan yang paling erat dengan Tuhan, apalagi ditambah
doa puasa, supaya kita kembali semangat melayani Tuhan, hati kita terpikat
kepada Tuhan. Apalagi kalau sudah disucikan, sudah melayani lalu diperhadapkan
dengan ujian, tantangan yang bertubi-tubi datang silih berganti, kadang mau
melepaskan pelayanan. Ayo hati pikiran serahkan kepada Tuhan, disucikan,
penyerahan kepada Tuhan, banyak merendahkan diri di kaki Tuhan, banyak
menyembah Tuhan, biar hati kita hanya terpikat kepada Yesus, tidak terpikat
kepada yang lain-lain.
3.
Tahap
penulisan. Apa yang dituliskan di loh batu itu?
Keluaran
34:1
34:1
Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pahatlah dua loh batu sama dengan yang
mula-mula, maka Aku akan menulis pada loh itu segala firman yang ada pada loh
yang mula-mula, yang telah kaupecahkan.
Firman
yang dituliskan itu adalah 10 hukum kasih. Jadi kalau kita sudah disucikan,
sudah dibentuk, sudah dipahat maka kita ditulisi dengan kasih Allah, kasih
mempelai. Yesus berkata kepada kita “Aku mengasihi engkau” Tuhan mengasihi
kita. Sementara Firman memahat kita, tangan Tuhan menulisi kita dengan kasih
Allah, kasih Mempelai. Di hati kita hanya ada kasih yang tulus ikhlas, kasih
Mempelai, kasih kepada Yesus. Bukan lagi mengasihi yang lain. Berhala itu
segala sesuatu yang membuat kita tidak mengasihi Tuhan. Tetapi kita hanya
mengasihi Tuhan lebih dari segalanya. Apapun yang kita hadapi, sebagaimana
Tuhan mengasihi kita, begitu juga kita mengasihi Tuhan.
Di
hati kita apa yang tertulis? Periksa hati dan pikiran. Sudahkah kita menerima
palu dan pedang Firman memahat kita? Kalau sudah coba periksa lagi di hati apa
yang tertulis. Mengasihi segala sesuatu di dunia atau mengasihi Tuhan lebih
dari segalanya. Biarlah di hati kita hanya untuk mengasihi Tuhan, mau
menyenangkan Tuhan lebih dari segala-galanya.
Kalau
melihat pergumulan dan tantangan yang ada, melihat kepenatan dalam pelayanan,
kalau di hati ini tidak ada penulisan kasih mempelai, sudah lama gulung tikar
dan mundur dari pelayanan. Tetapi karena ada tulisan kasih mempelai, Tuhan
mengasihi kita dan kita juga mau mengasihi Tuhan maka kita bisa bertahan
mengasihi Tuhan sampai sekarang ini.
Kegunaan
kasih Allah, kasih Mempelai.
a) Roma 8:35-38
8:35 Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih
Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau
ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?
8:36 Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau
kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai
domba-domba sembelihan."
8:37 Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang
yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.
8:38 Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup,
baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang,
maupun yang akan datang,
Kegunaan kasih Mempelai memberi daya tahan
kepada kita yang tidak berdaya seperti domba sembelihan. Dalam menghadapi segala
masalah, dalam menghadapi tantangan-tantangan, kalau tidak ada kasih pasti
kecewa, putus asa dan akhirnya meninggalkan Yesus.
Ketika diizinkan bapak gembala dipanggil Tuhan,
saya betul-betul tidak tahu berbuat apa-apa, kehilangan sandaran. Kalau dulu
saya akui memang terlalu manja. Ada pergumulan, tantangan, datang sama orang
tua. Bahkan akhirnya kalau dibandingkan datang kepada Tuhan, frekuensinya sudah
lebih banyak datang sama orang tua. Dalam persiapan, kalau buntu ayat ini apa
maksudnya, saya telpon papa, tanya ini maksudnya apa. Itulah dulu, sekarang mau
tanya sama siapa, tanya sama Tuhan. Tuhan ajar supaya jangan bersandar pada
manusia, bersandar hanya kepada Tuhan, tanya kepada Tuhan.
Roma 5:5,3
5:5 Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih
Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah
dikaruniakan kepada kita.
5:3 Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga
dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan
ketekunan,
Kasih Tuhan memberikan daya tahan, saat
sengsara dan diizinkan menderita, kita tidak putus asa, tidak kecewa, bahkan
kita bisa bermegah dalam penderitaan. Bermegah ini bisa mengucap syukur. Terima
kasih Tuhan, saya diberi kesempatan mengambil bagian sedikit dari penderitaan
Kristus. Kita diberi kesempatan bisa mengucap syukur dan bermegah, seperti
rasul-rasul, dicambuk tetapi mereka bersukacita karena dianggap layak menerima
penderitaan karena Yesus.
Kisah Para Rasul 5:41
5:41 Rasul-rasul
itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah
dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus.
Dihina dan diolok karena pengajaran, bahkan
mungkin mendapat aniaya secara fisik, tetapi kita bisa bergembira, bermegah,
karena kita dianggap layak menderita karena Yesus. Sebenarnya kita ini tidak
layak tetapi dilayakan untuk menderita bersama Yesus, berarti nanti kita juga
akan dilayakan untuk dipermuliakan bersama Yesus. Dibalik salib, penderitaan,
ada kemuliaan. Kalau sekarang kita diangap layak menderita karena Yesus, yakin
kita nanti dilayakan untuk masuk dalam kemuliaan bersama Yesus. Jangan kecil
hati, jangan kecewa, jangan putus asa, jangan tinggalkan Yesus.
b) Menjadikan kita lebih dari pemenang. Kita
tidak berdaya, tidak mampu menghadapi pergumulan yang besar bahkan mustahil,
tetapi kita menang. Masalah apa yang kita hadapi, masalah nikah, buah nikah,
ekonomi, kesehatan dan lain-lain, atau bahkan masalah yang sudah mustahil,
tidak mungkin lagi, tetapi karena kita mau ditebus, dipahat, ditulisi dengan
kasih Allah, kita akan menjadi lebih dari pemenang. Sampai kemenangan yang
terakhir, kita sebenarnya tidak layak, manusia berdosa, manusia keras seperti
batu, tidak berbentuk, tetapi dilayakkan
untuk duduk setakhta dengan Yesus di Yerusalem Baru.
Sidang jemaat Laodekia sidang jemaat yang
paling bobrok rohaninya, paling hancur rohaninya, batu keras yang tidak
berbentuk, tetapi Tuhan tawarkan barangsiapa menang, dia akan Kududukan
bersama-sama dengan Aku di atas takhtaKu. Sore malam ini sehancur senajis
apapun kita kalau mau masuk dalam tahap penebusan, tahap pemahatan, tahap penulisan,
Tuhan tawarkan untuk setakhta dengan Dia. Itu kemenangan terakhir yang bisa
kita raih yaitu duduk setakhta dengan Yesus.
Wahyu 3:21
3:21 Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan
bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Aku pun telah menang dan
duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.
Sore ini ayat ini juga ditujukan kepada kita.
Barangsiapa menang, dia akan duduk bersama-sama dengan Yesus di takhta
Yerusalem Baru. Sarana untuk menang sudah ada yaitu Perjamuan Suci, tidak ada
alasan bagi kita untuk kalah sebab sarananya sudah luar biasa, korban Kristus,
darah Yesus, setan pasti kalah. Sumber pencobaan dan masalah siapa? Setan. Dia
membuat semua jadi mustahil. Tuhan berikan sarana bagi kita, sebenarnya tidak
ada alasan untuk kita kalah, pasti menang kalau kita mau mengikuti proses demi
proses. Mau menerima penebusan, mau dipahat disucikan dan mau ditulisi dengan
kasih Allah, kita pasti
menang. Kita akan menerima tubuh dan darah Yesus, yakinlah Tuhan memberikan
kemenangan kepada kita. Kita tidak berdaya tetapi pasti menang.
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 081334496911
Email: imamat_raja@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar