Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Yohanes
11:32
11:32 Setibanya
Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan
kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini,
saudaraku pasti tidak mati."
Maria
mengambil sikap untuk tersungkur di bawah kaki Yesus. Ini sikap yang mau kita
lakukan dan teladani supaya ditolong dan dipulihkan dari kematian dan
kebusukan, baik secara jasmani, terutama secara rohani.
Kita
sudah pelajari 3 sikap supaya ditolong oleh Yesus:
1. Percaya
kepada Yesus.
2. Harus
sehati.
3. Tersungkur
di bawah kaki Yesus, ini yang masih kita pelajari.
Maria
adalah kehidupan yang suka berada di bawah kaki Yesus. Praktek berada di bawah
kaki Yesus:
1. Lukas
10:39
10:39
Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk
dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya,
Terus
mendengarkan perkataan Yesus = tekun mendengar Firman dan dengar-dengaran pada
Firman. Maka kita sedang menempatkan Yesus sebagai kepala dalam kehidupan kita
yang sedang mengatur seluruh hidup kita. Kalau Yesus sudah menjadi kepala atas
hidup kita, jangan kita ragu, apapun pergumulan dan persoalan yang kita hadapi,
Dia pasti bertanggung jawab, Yesus adalah kepala yang baik.
2. Yohanes
11:32
11:32
Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di
depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di
sini, saudaraku pasti tidak mati."
Tersungkur
di bawah kaki Tuhan = menyembah Tuhan. Hari-hari terakhir ini biarlah kita
banyak menyembah Tuhan. Menghadapi kematian secara jasmani, ekonomi, masa
depan, menghadapi masalah-masalah yang mustahil, kebusukan rohani, dosa yang
begitu menguasai, sulit lepas, mari kita ambil sikap untuk tersungkur menyembah
Tuhan.
Kapan kita harus tersungkur menyembah Tuhan? Saat
seperti Maria menghadapi Lazarus yang mati dan busuk. Artinya:
1. Saat
kita diperhadapkan dengan kebusukan-kebusukan dosa di sekitar kita. Itu saat
kita menyembah Tuhan, kalau tidak kita akan tercemar dengan dosa itu.
Efesus
5:16
5:16
dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.
Pergunakan
waktu yang ada untuk banyak menyembah Tuhan, karena hari-hari ini adalah hari
yang jahat. Dosa begitu hebat mencemari kita, apalagi ditunjang dengan
kecanggihan teknologi. Dalam surat II Petrus dikatakan sampai Lot orang yang
benar itu tersiksa batinnya
karena setiap hari dia mendengar dosa, melihat dosa. Itu juga yang kita hadapi
hari-hari terakhir ini, setiap hari kita melihat dosa, setiap hari kita
mendengar dosa. Sebab itu harus banyak menyembah Tuhan. Kalau tidak kita akan
terbawa arus dosa itu, sampai akhirnya sudah enjoy dengan dosa, binasa dengan
dunia ini.
II
Petrus 2:7-8
2:7
tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus menderita
oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti
hawa nafsu mereka saja, --
2:8
sebab orang benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat
dan mendengar perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya yang
benar itu tersiksa --
Mari
menyembah Tuhan, itu hubungan hati ke hati dengan Tuhan supaya kita bisa mengalami
damai sejahtera.
2. Saat
kita diperhadapkan dengan masalah, sampai masalah yang mustahil. Bukannya
saling mempersalahkan atau menyalahkan Tuhan atau cari jalan keluar di luar
Firman, bukan! Banyak masalah pergumulan persoalan kita hadapi, semakin banyak persoalannya
semakin banyak menyembah Tuhan.
3. Saat
kita diperhadapkan dengan bahaya kematian rohani yang disebabkan oleh
ajaran-ajaran palsu. Sekarang begitu banyak bentuk ajaran. Dan dengan
kecanggihan teknologi disebarkan lewat media sosial. Orang untuk mengakses dan mendengar
ajaran asing itu gampang sekali.
Yesus
berkata Lazarus yang sudah mati itu sedang tidur. Salah satu bentuk ajaran
palsu adalah dongeng, itu membuat rohani tertidur.
Yohanes
11:11
11:11
Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia berkata kepada mereka:
"Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk
membangunkan dia dari tidurnya."
II
Timotius 4:3
4:3
Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat,
tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan
keinginan telinganya.
4:4
Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.
Dongeng
membuat rohani tertidur. Ini yang kita hadapi sekarang, ajaran palsu. Dongeng
itu adalah Firman yang tidak tertulis dalam Alkitab. Sekarang ini banyak ajaran
seperti itu. Khotbahyang seperti itu banyak yang senang. Itu membuat rohani
tertidur.
4. Saat
kita diperhadapkan dengan percikan darah, sengsara daging tanpa dosa. Maria
adalah orang yang mengasihi Tuhan dan dikasihi Tuhan, diizinkan menghadapi
Lazarus yang sakit dan mati. Dia mengambil sikap tersungkur di bawah kaki
Yesus. Mungkin kita berkata, saya sudah dengar Firman, sudah berupaya praktek
Firman, saya tergembala, kenapa saya sengsara, saya menderita. Bukan waktunya
untuk mempersalahkan siapa-siapa tetapi waktunya untuk tersungkur menyembah
Tuhan.
Dosa, masalah, ajaran palsu dan percikan darah, bisa
datang kapan saja. Sebab itu kita harus tersungkur menyembah Tuhan setiap saat.
Efesus 6:18
6:18
dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan
berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya
untuk segala orang Kudus,
Nikah yang tadinya baik, tiba-tiba dihantam oleh
dosa. Tadinya pelayan yang dipakai Tuhan, dipakai dalam Firman pengajaran yang
benar, tiba-tiba kena ajaran palsu. Buah nikah yang tadinya baik, tiba-tiba
dihantam oleh dosa bahkan puncaknya dosa. Kita tidak tahu kapan datangnya dosa,
kapan datangnya angin pengajaran palsu, kapan datangnya percikan darah, sebab
itu setiap waktu harus tersungkur menyembah Tuhan. Doa penyembahan adalah sikap
berjaga-jaga yaitu menjaga hubungan tubuh dengan kepala tetap baik. Kita
sebagai tubuh dan Yesus sebagai kepala, tidak boleh terpisah. Terpisah 1 detik
saja sudah mati. Penyembahan itu leher. Ayo periksa hubungan dengan kepala
bagaimana? Baik-baik saja atau sedang tidak baik, sedang rusak, sedang hancur,
penyembahan diperiksa dan harus ditingkatkan. Kalau terpisah, mati dan busuk
berarti mengalami maut secara rohani yang akan mengarah pada maut kekal,
kematian kekal di neraka.
Seringkali penyembahan itu terlalu dientengkan,
diabaikan, terlalu diringankan. Tetapi aktivitas pelayanan yang lain, menyanyi,
main musik, pimpin pujian, khotbah, kerja bakti, giat! Tetapi saat-saat
penyembahan kurang bahkan mungkin tidak ada sepanjang hari. Kalau mau tidur
tinggal tidur. Ketika bangun langsung saja beraktivitas, tidak menyembah. Apalagi
sepanjang hari sibuk, banyak kegiatan, tidak menyembah.Tanpa kita sadari
hubungan kita dengan Yesus sebagai kepala sedang tidak baik. Makanya maut
masuk, kematian dan kebusukan secara rohani melanda kehidupan kita. Ayo kalau
sedang terjadi, perbaiki penyembahannya, menyembah Tuhan.
Doa penyembahan itu meningkatkan hubungan kita
sebagai tubuh dengan Yesus sebagai Kepala, yaitu:
1. Hubungan
damai sejahtera, perhentian dalam Roh Kudus atau ketenangan, kelegaan.
Wahyu
8:1
8:1
Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketujuh, maka sunyi senyaplah di
sorga, kira-kira setengah jam lamanya.
Angka
setengah itu artinya penyerahan. Ini doa penyembahan dengan penyerahan
sungguh-sungguh kepada Tuhan.
Wahyu
8:2-5
8:2
Lalu aku melihat ketujuh malaikat, yang berdiri di hadapan Allah, dan kepada
mereka diberikan tujuh sangkakala.
8:3
Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan
sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk
dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas
di hadapan takhta itu.
8:4
Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari
tangan malaikat itu ke hadapan Allah.
8:5
Lalu malaikat itu mengambil pedupaan itu, mengisinya dengan api dari mezbah,
dan melemparkannya ke bumi. Maka meledaklah bunyi guruh, disertai halilintar
dan gempa bumi.
Ada
2 suasana yang ada dalam Wahyu pasal 8:
a) Ayat 1 – 4 itu suasana penyembahan, menghadirkan
damai sejahtera, ketenangan, perhentian dalam Roh Kudus.
b) Ayat 5
orang yang tidak menyembah mengalami kegoncangan yang dahsyat!
Orang
yang menyembah semakin meningkat penyembahannya, semakin damai, semakin tenang,
semakin lega, ada perhentian dalam Roh Kudus. Yang tidak menyembah semakin
goncang, tambah goncang. Kematian dan kebusukan itu suatu kegoncangan. Ayo
semakin banyak menyembah hari-hari terakhir, itu berarti kita sedang membangun
hubungan yang begitu erat dengan Yesus sebagai kepala. Diajarkan Yesus
menyembah minimal 1 jam 1 hari, tambah doa puasa, tambah doa semalaman. Saat
menghadapi kematian dan kebusukan ayo menyembah. Kalau tidak nanti tambah mati,
tambah busuk dan nantinya berulat.
Penyembahan
itu akan menghasilkan damai sejahtera dan ketenangan kalau kita mau belajar
kepada Yesus, yaitu:
Matius
11:28-30
11:28
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi
kelegaan kepadamu.
11:29
Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan
rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
11:30
Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan."
Belajar
rendah hati dan belajar lemah lembut, maka penyembahan itu menghasilkan damai,
ketenangan dan perhentian dalam Roh Kudus.
Rendah
hati itu kemampuan mengakui dosa kepada Tuhan dan sesama dan tidak mengulangi lagi.
Kita mau menyembah Tuhan, tetapi dosa tidak diselesaikan, tidak akan bisa, doa
tidak akan diterima oleh Tuhan. Dalam Matius pasal 5 dikatakan kalau kamu
sedang mempersembahkan korban, itu menunjuk ibadah, lalu teringat di hatimu
sesuatu kepada sesama, tinggalkan dulu persembahanmu, selesaikan dulu dengan
sesama baru kembali mempersembahkan persembahan kepada Tuhan.
Habis
berbuat dosa, bagaimana mau menyembah Tuhan. Seumpama habis sakiti isteri, biar
dia menyembah tidak akan naik, tidak akan tembus sampai kepada Tuhan. Setelah
menyembah malah tidak tenang, tidak damai.
Lemah
lembut adalah kemampuan untuk mengampuni dan melupakan dosa orang lain. Belajar
ampuni dulu baru bisa menyembah. Coba habis ditempeleng suaminya, dia tidak
ampuni lalu menyembah, tidak akan bisa naik penyembahannya kepada Tuhan.
Apalagi kalau dendam pada seseorang, benci pada seseorang, biar dia menyembah
jungkir balik, biar dia gembala pimpin doa puasa, sementara dia benci orang,
tidak akan naik penyembahannya.
Jadi
penyembahan yang menghasilkan damai sejahtera dan perhentian oleh Roh Kudus
kalau dosa-dosa diselesaikan lebih dahulu, mengaku, mengampuni dan melupakan.
2. Hubungan
kebahagiaan.
Wahyu
19:9
19:9
Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang
ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini
adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
Yang
diundang saja berbahagia, apalagi yang menjadi pengantin. Ini hubungan
kebahagiaan. Yang menentukan kebahagiaan adalah membaca, mendengar dan menuruti
Firman.
Wahyu
1:3
1:3
Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat
ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah
dekat.
Kalau
kita membaca, mendengar dan menuruti Firman, menghasilkan penyucian. Kita
turuti apa yang Firman katakan, kita lakukan, terjadi penyucian. Penyembahan
dan kesucian itu berkaitan erat. Kesucian meningkat doa penyembahan meningkat,
kesucian merosot doa penyembahan juga merosot.
Siapa
yang bisa menyembah Tuhan?
Mazmur
24:3-4
24:3
"Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh
berdiri di tempat-Nya yang kudus?"
24:4
"Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan
dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.
Kesucian
itu dari ketaatan, membaca, mendengar dan taat pada Firman.
I
Petrus 1:22
1:22
Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga
kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu
bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.
Ayo
tingkatkan penyembahan kita, berarti tingkatkan kesucian kita, tingkatkan
persekutuan dengan Firman. Harus banyak membaca Alkitab, apalagi saya sebagai
hamba Tuhan, gembala.Membaca Firman itu bukan seperti membaca koran, harus
minta urapan supaya bisa mengerti. Kalau ada ayat dibaca, dicatat ayat ini
tentang ini.
Yang
kita sembah adalah Yesus Raja segala raja, Mempelai Pria Sorga dengan kata
haleluya. Kalau kita menyembah jangan sepi-sepi, sebutkan haleluya. Tidak usah
sebut-sebut yang lain.
Di
Sorga dengan penyembahan haleluya
Wahyu
19:1,3,4
19:1
Kemudian dari pada itu aku mendengar seperti suara yang nyaring dari himpunan
besar orang banyak di sorga, katanya: "Haleluya! Keselamatan dan
kemuliaan dan kekuasaan adalah pada Allah kita,
19:3
Dan untuk kedua kalinya mereka berkata: "Haleluya! Ya, asapnya naik
sampai selama-lamanya."
19:4
Dan kedua puluh empat tua-tua dan keempat makhluk itu tersungkur dan menyembah
Allah yang duduk di atas takhta itu, dan mereka berkata: "Amin, Haleluya."
Di
bumi dengan penyembahan haleluya
Wahyu
19:6
19:6
Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air
bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena
Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
Jadi
penyembahan dengan kata haleluya itu adalah pantulan dari penyembahan di sorga.
Jadi
penyembah yang benar adalah orang yang tekun mendengar sampai mau mempraktekan
Firman = mau disucikan. Ini menghasilkan kebahagiaaan sorga. Kalau Tuhan izinkan orang
seperti ini meninggal dunia, dia tidak dikuasai maut. Ketika Yesus datang, dia
mendengar suara Yesus dan dia dibangkitkan untuk masuk kemuliaan kekal bersama
Yesus. Kalau dia hidup sampai Yesus datang maka dia akan diubahkan dalam tubuh
kemuliaan. Keduanya akan diangkat menyongsong Yesus di angkasa, menyembah
haleluya.
Yohanes
8:51
8:51
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak
akan mengalami maut sampai selama-lamanya."
I
Tesalonika 4:16-17
4:16
Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan
sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka
yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit;
4:17
sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama
dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan
selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.
Inilah
suatu kebahagiaan. Ayo banyak menyembah supaya kita mengalami kebahagiaan.
Sudah damai dan tenang, ditambah lagi bahagia, koq tidak mau! Tidak perlu
keluar duit banyak untuk pergi rekreasi.
3. Hubungan
mempelai. Sudah damai, bahagia, ditambah lagi menjadi mempelai. Betapa indahnya
penyembahan itu. Hubungan mempelai = hubungan pembaharuan.
Wahyu
21:5
21:5
Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala
sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena segala perkataan
ini adalah tepat dan benar."
Apa
itu yang baru?
Wahyu
21:9-10
21:9
Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang
penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku,
katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin
perempuan, mempelai Anak Domba."
21:10
Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi
dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga,
dari Allah.
Kalau
banyak naik gunung menyembah Tuhan nanti bisa naik gunung ke kota Yerusalem
Baru. Poin pertama tadi naik gunung Golgota dulu, rendah hati dan lemah lembut
selesaikan dosa, lalu naik gunung penyembahan dan baru bisa naik gunung
Yerusalem Baru.
Jadi
penyembahan itu suatu proses perobekan daging atau proses pembaharuan. Buang
yang lama. Ada 8
dosa yang menenggelamkan ke lautan api dan belerang. Menyembah itu membuang 8
dosa.
Wahyu
21:8
21:8
Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji,
orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir,
penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian
mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah
kematian yang kedua."
Dikunci
dengan dusta, buang itu! Jangan terlalu gampang kita berdusta. Kalau 8 dosa
dibuang maka masuk 9 tabiat Allah Tritunggal, 9 buah-buah roh.
Galatia
5:22-23
5:22
Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan,
kebaikan, kesetiaan,
5:23
kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
Mungkin
belum sempurna, tetapi setidaknya sudah ada tanda-tanda. Seperti pohon belum
matang buahnya tetapi sudah ada tanda-tanda buah itu ada dalam diri kita.
Tingkatkan penyembahan maka buah roh itu semakin matang. Gambar Allah
Tritunggal, tabiat Allah Tritunggal semakin nyata dalam hidup kita, menggusur
kedagingan kita. Semakin nyata kelemahlembutannya, penguasaan dirinya,
kesetiaannya semakin bertambah, sukacita dan kasih. Itulah doa penyembahan
sampai nanti kita segambar dengan Allah Tritunggal, berarti kita kembali pada
ciptaan semula. dalam Kejadian pasal 1, Tuhan menciptakan manusia itu segambar
dengan Allah Tritunggal. Namun di pasal 3 ciptaan yang segambar dengan Allah
itu dirusak oleh setan lewat dosa, sekarang mau Tuhan kembalikan. Penyembahan
itu penting, mengembalikan gambar Allah pada kita. Mulai nyata suami yang punya
kasih, yang sabar, isteri yang rendah hati lemah lembut, orang tua yang setia,
anak yang tenang menguasai diri.
Hasilnya
kalau gambar Allah Tritunggal nyata:
a) 8 dosa
itu menenggelamkan manusia ke neraka. Jadi hasil pertama kita tidak dikuasai
kematian kedua atau maut kekal.
b) Semua
jadi baik bahkan sungguh amat baik. Semakin nyata gambar Allah, semakin baik.
Suami punya gambar Allah Tritunggal, isteri punya gambar Allah Tritunggal,
nikah semakin baik. Bukan gambar setan! Kalau setan yang penampakan-penampakan
itu orang takut, padahal dalam dirinya banyak sekali setan. Setan marah, setan
benci, setan dusta. Kalau berdusta lihat cermin itu gambar setan! Marah sama
isteri, mau pukul isteri, itu gambar setan! Isteri cerewet, bantah suami, coba
bercermin, itu gambar setan.
Kejadian 1:31
1:31
Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik.
Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.
Apa yang seringkali tidak baik dalam nikah dan buah
nikah, banyak menyembah, biar gambar Allah semakin nyata dalam kita sehingga
semua menjadi baik. Pelan tetapi pasti semakin baik sampai sungguh amat baik =
sempurna.
Pelayanan tidak baik, menyembah supaya jadi baik.
Kesehatan memburuk, menyembah. Kalau memang diizinkan Tuhan harus seperti Elisa
sakit sampai mati, yang penting rohani kita sehat!
Iblis itu sedangkan sudah jenazah saja dia mau rebut.
Musa sudah jadi jenazahpun mau direbut oleh iblis. Makanya kalau tidak ada doa
penyahutan dari gembala, kasihan jemaat.
Ayo banyak menyembah maka semua menjadi baik sampai
sungguh amat baik, sempurna.
Tuhan Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar