Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.
Sekarang kita masuk pada bagian kedua dari
Imamat pasal 26 mengenai kutuk. Kita sudah belajar tentang berkat, ayat-ayatnya
kalau dibandingkan dengan kutuk, lebih banyak ayat-ayat tentang kutuk ini. Jadi
Tuhan tidak main-main dan Tuhan tidak mau dipermainkan. Kalau Tuhan dipermainkan,
kutuknya sudah Tuhan taruh
beratur-aturan untuk kena kepada orang yang mempermainkan Tuhan! Tetapi kalau
kita sungguh-sungguh dengan Tuhan, berkatnya juga luar biasa.
Imamat
26:14-17 (Perikop: Kutuk)
26:14 "Tetapi jikalau kamu tidak mendengarkan
Daku, dan tidak melakukan segala perintah itu,
26:15 jikalau kamu menolak ketetapan-Ku dan hatimu
muak mendengar peraturan-Ku, sehingga kamu tidak melakukan segala perintah-Ku
dan kamu mengingkari perjanjian-Ku,
26:16 maka Aku pun akan berbuat begini kepadamu, yakni
Aku akan mendatangkan kekejutan atasmu, batuk kering serta demam, yang membuat
mata rusak dan jiwa merana; kamu akan sia-sia menabur benihmu, karena hasilnya akan
habis dimakan musuhmu.
26:17 Aku sendiri akan menentang kamu, sehingga kamu
akan dikalahkan oleh musuhmu, dan mereka yang membenci kamu akan menguasai
kamu, dan kamu akan lari, sungguhpun tidak ada orang mengejar kamu.
Ini kutuk yang akan menimpa kehidupan yang
tidak taat dan dengar-dengaran pada Firman Tuhan. Dalam Imamat pasal 26 ini Tuhan
memperhadapkan 2 pilihan kepada kita yaitu berkat atau
kutuk. Untuk menerima berkat maka kita harus taat pada Firman Tuhan. Sebaliknya kalau tidak taat pada Firman maka
kutuk yang diterima. Jadi sikap kita terhadap Firman menentukan kita menerima
berkat atau kutuk. Tuhan tidak mau dipermainkan, ketika Tuhan berfirman,
dengan kerelaan hatiNya
membukakan rahasia Firrman kepada kita lalu kita bermain-main, tidak ada
maaf, bukan berkat yang datang
melainkan kutuk!
Kitab imamat adalah kitab ibadah dan Tuhan memanggil kita
untuk beribadah melayani Tuhan. Ibadah pelayanan itu bagaikan memberi makan
Tuhan = untuk memuaskan Tuhan. Tetapi kalau dalam beribadah tidak mau mendengar
Firman, tidak serius, bosan atau main-main saat mendengar Firman dan tidak mau
taat pada Firman, maka sehebat apapun ibadah pelayanan kita tidak memuaskan
Tuhan, malah hanya mendatangkan kutuk atas hidup kita.
Ini yang dinubuatkan dengan pohon ara di tepi
jalan yang dikutuk oleh Tuhan.
Markus 11:12-14,20-21
11:12 Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas
murid-Nya meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar.
11:13 Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah
berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada
pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain
daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara.
11:14 Maka kata-Nya kepada pohon itu: "Jangan
lagi seorang pun makan buahmu selama-lamanya!" Dan murid-murid-Nya pun
mendengarnya.
11:20 Pagi-pagi ketika Yesus dan murid-murid-Nya
lewat, mereka melihat pohon ara tadi sudah kering sampai ke akar-akarnya.
11:21 Maka teringatlah Petrus akan apa yang telah
terjadi, lalu ia berkata kepada Yesus: "Rabi, lihatlah, pohon ara yang
Kaukutuk itu sudah kering."
Pohon ara ini ternyata hanya berdaun, tidak ada buahnya. Yesus
rindu makan buahnya tetapi yang Dia temukan hanya buah saja. Bicara daun itu menunjuk aktivitas, tempat terjadi proses foto sintesis dan selanjutnya disebarkan makanan ke seluruh tanaman. Di
sini sudah ada daun, ada aktivitas pelayanan tetapi dikutuk oleh Tuhan karena
tidak ada buah yang memuaskan Tuhan yang bisa dimakan oleh
Tuhan.
Dalam Kejadian 1:29-30 daun-daunan itu yaitu tumbuh-tumbuhan hijau hanya untuk binatang.
Kejadian 1:29-30
1:29 Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku
memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan
segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.
1:30 Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala
burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan
segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah demikian.
Binatang itu gambaran daging. Mengapa sudah
ada aktivitas pelayanan, bahkan mungkin banyak aktivitas pelayanannya tetapi
tidak menyenangkan hati Tuhan? Karena
aktivitas pelayanannya ditandai dengan kedagingan! Bukannya diterima tetapi
malah mendatangkan kutuk. Kita periksa dan raba pelayanan kita selama ini. Khususnya saya sebagai gembala yang
melayani Tuhan, tiap hari
khotbah, aktivitas pelayanan saya banyak, sekarang diperiksa oleh Tuhan apakah pelayananku ini pelayanan roh atau
pelayanan kedagingan.
Yang bagaimana itu pelayanan kedagingan?
Manusia rohani adalah manusia yang memiliki iman, pengharapan dan kasih. Manusia daging tidak memiliki
ketiganya. Jadi pelayanan yang ditandai dengan kedagingan adalah:
1.
Pelayanan
tanpa iman.
2.
Pelayanan
tanpa pengharapan.
3.
Pelayanan
tanpa kasih.
Ini hanya mendatangkan kutuk! Makanya kutuk
dalam Imamat pasal 26 itu panjang sekali ayatnya. Karena banyak kali
tanpa kita sadari ternyata kita melayani tanpa iman, tanpa pengharapan dan
tanpa kasih. Mari kita raba periksa pelayanan kita sekarang
ini. Kita sudah mau masuk penghujung tahun 2023, kita evaluasi pelayanan kita sepanjang
tahun..
1.
Praktek
pelayanan tanpa iman.
a) Iman yang benar itu adalah iman yang timbul
dari mendengar Firman dalam urapan Roh Kudus.
Roma 10:17
10:17 Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan
pendengaran oleh firman Kristus.
Jadi pelayanan tanpa iman praktek pertama
adalah aktif dalam pelayanan tetapi sikap dalam mendengar Firman tidak baik.
Mulai dari tidak serius, bahkan tidak suka. Kalau disuruh melayani dia rajin,
aktif, mau apa saja dikerjakan, mau bersihkan gereja, mau jaga parkir,
pelayanan apa saja dia rajin. Tetapi giliran mendengar Firman dia main-main,
tidak serius, bosan, tidak suka. Atau mendengar Firman selalu dibatasi dengan
waktu, dengan logikanya “oh tidak cocok Firman itu, tidak masuk akal”. Dibatasi
dengan perasaan dagingnya, tersinggung, marah! Saya dikoreksi oleh
Tuhan, saya khotbah, berkaitan
dengan Firman, bagaimana persiapannya? Ada pergumulan
sungguh-sungguh, ada doa atau
main-main?
Dengan kata lain pelayanan tanpa iman adalah
melayani tetapi tidak mau diatur oleh Firman. Malah hanya mengikuti keinginan dan kehendak dagingnya, bukan menuruti Firman.
Kalau saya mau saya melayani, kalau tidak yah tidak melayani. Ini
semaunya, seenak perutnya!
Matius 7:21-23
7:21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan,
Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan
kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru
kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir
setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada
mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu
sekalian pembuat kejahatan!"
Pelayanannya hebat tetapi tidak sesuai
Firman. Firman bilang A yang dilakukan B. Akibatnya:
1)
Pelayanannya bahkan dirinya tidak pernah dikenal
Tuhan! Betapa tragis, sudah melayani, mungkin sudah berkorban, tetapi pelayanannya, bahkan dirinya tidak pernah dikenal oleh
Tuhan! Bagaimana mau berkenan kepada Tuhan, bagaimana bisa memuaskan Tuhan kalau dikenal saja tidak.
2)
Dicap
oleh Tuhan pembuat kejahatan sehingga ditolak oleh Tuhan, diusir, dienyahkan
dari hadapan Tuhan!
Sikap mendengar Firman menentukan pelayanan
kita dalam iman atau tanpa iman. Perhatikanlah cara
kamu mendengar Firman, barang siapa yang mempunyai kepadanya akan diberi. Kalau mendengar Firman dengan
perhatian sungguh-sungguh maka
Tuhan tambahkan iman kita, pelayanan kita adalah pelayanan dengan iman
dan diterima oleh Tuhan.
Lukas 8:18
8:18 Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar.
Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak
mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada
padanya."
Cuma merasa punya iman padahal tidak! Akibatnya
diambil semuanya, kosong! Tidak berkenan kepada Tuhan pelayanannya.
b) Iman itu kaitannya dengan Firman, Firman itu adalah makanan rohani.
Maleakhi 3:8-10
3:8 Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu
Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu
Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus!
3:9 Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih menipu
Aku, ya kamu seluruh bangsa!
3:10 Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke
dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan
ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu
tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.
Praktek pelayanan iman yang kedua adalah
beribadah melayani tetapi menipu Tuhan atau merampok Tuhan dengan cara tidak mau mengembalikan
perpuluhan dan persembahan khusus yang
adalah milik Tuhan. Kami hamba Tuhan semua mengembalikan perpuluhan, itu
diatur di anggaran dasar rumah tangga. Sekarang bukan hanya
perpuluhannya yang dicuri, tetapi kepercayaan Tuhan kepada gembala itu dicuri. Sekarang banyak gembala sudah tidak dipercaya lagi
menerima perpuluhan, semua diatur oleh organisasi. Padahal itu kepercayaan
Tuhan kepada gembala. Ada yang bilang perpuluhan itu Taurat padahal perpuluhan itu sudah ada jauh sebelum ada Taurat.
Abraham telah mengembalikan perpuluhan kepada Imam Besar Melkisedek. Di Perjanjian Barupun ada tentang perpuluhan.
Saya bukan bicara uangnya atau banyaknya jumlah uangnya tetapi
kepercayaannya, demi ada makanan di rumah Tuhan, jangan dicuri!
Ibrani 7:5,8-9
7:5 Dan mereka dari anak-anak Lewi, yang menerima
jabatan imam, mendapat tugas, menurut hukum Taurat, untuk memungut persepuluhan
dari umat Israel, yaitu dari saudara-saudara mereka, sekalipun mereka ini juga
adalah keturunan Abraham.
7:8 Dan di sini manusia-manusia fana menerima
persepuluhan, dan di sana Ia, yang tentang Dia diberi kesaksian, bahwa Ia
hidup.
7:9 Maka dapatlah dikatakan, bahwa dengan perantaraan
Abraham dipungut juga persepuluhan dari Lewi, yang berhak menerima
persepuluhan,
Kita tidak punya rekening Tuhan. Jadi
perpuluhan dikembalikan kepada manusia, tetapi itu untuk Tuhan. Jadi hamba
Tuhan, dipercaya oleh Tuhan menerima perpuluhan. Imam-imam dari suku Lewi
diberi tugas untuk memungut perpuluhan dari bangsa Israel. Imam-imam
dari suku Lewi adalah penyelenggara kebaktian, Sekarang menunjuk gembala yang menyediakan makanan
rohani bagi sidang jemaat. Tuhan
percayakan perpuluhan kepada gembala, jangan dicuri kepercayaan Tuhan ini supaya ada makanan di rumah Tuhan.
Ulangan 18:5,7
18:5 Sebab dialah yang dipilih oleh TUHAN, Allahmu,
dari segala sukumu, supaya ia senantiasa melayani TUHAN dan menyelenggarakan
kebaktian demi nama-Nya, ia dan anak-anaknya.
18:7 dan menyelenggarakan kebaktian demi nama TUHAN,
Allahnya, sama seperti semua saudaranya, orang-orang Lewi, yang melayani TUHAN
di sana,
Perhatikan, iya dan anak-anaknya. Jadi sudah
seharusnya anak-anak hamba Tuhan meneruskan pelayanan orang tuanya.
Jadi mengembalikan milik Tuhan adalah bukti
bahwa kita percaya Firman dan melakukan Firman. Maka:
1)
Ada
makanan, pembukaan Firman semakin melimpah di dalam ibadah.
2)
Tuhan
membuka pintu-pintu langit mencurahkan berkat kepada kita, berkat pemeliharaan
Tuhan kepada kita.
Jangan takut, jangan berpikir kalau saya kembalikan perpuluhan nanti saya kekurangan.
Justru kalau itu diambil maka pintu langit tertutup, Tuhan tidak
curahkan berkat kepada kita. Nanti kita
akan sampai pada kutuk di mana langit menjadi tembaga, bayangkan kalau langit menjadi tembaga.
Jangan
salah membawa perpuluhan, di mana kita mendapat makanan rohani di situ kita
bawa. Jadi perpuluhan adalah pengakuan bahwa saya sudah diberkati Tuhan, pengakuan bahwa kita
hidup dari iman! Jadi bukan jumlahnya. Gembala
mengajar jemaat lalu gembala sendiri tidak bawa perpuluhan, itu berarti gembala tidak punya
iman! Kepercayaan kepada gembala untuk menerima perpuluhan diambil berarti gembala dan seisi gereja tidak punya iman! Pelayanannya tanpa
iman.
2.
Praktek
pelayanan tanpa pengaharapan.
Yeremia
48:10
48:10 Terkutuklah orang yang melaksanakan pekerjaan TUHAN dengan lalai, dan terkutuklah orang yang menghambat pedang-Nya dari penumpahan darah!
a) Lalai melakukan pekerjaan Tuhan = tidak setia, tidak
tanggung jawab dalam ibadah pelayanan
= tidak berguna, di hadapan Tuhan itu adalah hamba yang jahat dan malas. Orang
yang tidak berguna itu tidak punya pengharapan dan tidak bisa diharapkan.
Matius 25:26,30
25:26 Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang
jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku
tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?
25:30 Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke
dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak
gigi."
Orang seperti ini yang
tinggal-tinggalkan pelayanan, tidak setia dan tidak tanggung jawab dalam
pelayanan, nanti arahnya menjadi
pengkhianat seperti Yudas Iskariot dan ini juga akan berdampak pada nikah!
Maleakhi 2:15-16
2:15 Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging
dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi
jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa
mudanya.
2:16 Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN,
Allah Israel — juga orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan, firman
TUHAN semesta alam. Maka jagalah dirimu dan janganlah berkhianat!
b) Lalai dalam penyucian. Digambarkan dengan
menghambat pedangnya Tuhan
dari penumpahan darah. Pedangnya Tuhan itulah Firman, menumpahkan darah
berarti menyucikan daging kita. Ini yang
dihambat, menolak penyucian dari
Firman pengajaran yang benar. Memang melayani tetapi tanpa kesucian! Saya sebagai
hamba Tuhan dikoreksi oleh Tuhan.
Saya melayani harus menjadi teladan kesucian bagi jemaat. Rasul Paulus katakan turutilah aku sebagaimana aku menuruti
Yesus. Itu hamba Tuhan, berani berkata demikian kepada jemaat. Teladani
kekudusan dan kesuciannya. Kalau dia main-main dalam kenajisan, bagaimana itu. Gembala
kalau tidak suci dia tidak punya pengharapan dan tidak bisa diharapkan untuk
membawa jemaat menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Makanya saya jaga betul kekudusan
dan kesucian, Tuhan tolong berikan kekuatan dan kemampuan, bukan kekuatan
daging tetapi kekuatan dari Tuhan. Saya akui saya masih
muda, daging ini kalau tidak dikekang betul oleh Firman bahaya!
I Yohanes 3:2-3
3:2 Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita
adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi
kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama
seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
3:3 Setiap orang yang menaruh pengharapan itu
kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.
Orang yang setia dalam ibadah
pelayanan dan suci baginya selalu ada harapan. Baik secara jasmani,
terutama secara rohani ada harapan menyambut Yesus ketika Dia datang kedua kali. Jangan
putus pengharapan, sekalipun keadaan kita kecil, tidak berdaya, tidak dianggap orang, tidak dilirik orang, dihina,
dikecil-kecilkan bahkan diinjak-injak
lagi! Tetapi kalau kita setia dan
suci maka ada harapan, seperti
tongkat Harun ditaruh di depan
tabut perjanjian bisa bertunas, berbunga dan berbuah badam.
Bilangan 17:6-8
17:6 Setelah Musa berbicara kepada orang Israel, maka
semua pemimpin mereka memberikan kepadanya satu tongkat dari setiap pemimpin,
menurut suku-suku mereka, dua belas tongkat, dan tongkat Harun ada di antara
tongkat-tongkat itu.
17:7 Musa meletakkan tongkat-tongkat itu di hadapan
TUHAN dalam kemah hukum Allah.
17:8 Ketika Musa keesokan harinya masuk ke dalam kemah
hukum itu, maka tampaklah tongkat Harun dari keturunan Lewi telah bertunas,
mengeluarkan kuntum, mengembangkan bunga dan berbuahkan buah badam.
Harun
gambaran hamba Tuhan yang setia dan suci. Tongkatnya diletakkan semalam-malaman di depan tabut perjanjian, ini
menunjuk setia dalam ibadah
pelayanan, setia pada Firman pengajaran yang benar dan hidup suci. Tabut
perjanjian itu menunjuk Firman pengajaran yang benar. Tongkat itu panjangnya hanya seberapa, itu
kayu yang diambil dari pohonnya, tidak mungkin bertunas. Tongkat ini
tidak ditaruh di tanah, tidak disirami, hanya ditaruh di hadapan Tuhan tetapi
bisa bertunas, berbunga dan berbuah badam.
Jangan
kecil hati, jangan putus asa kalau di mata manusia “kamu kecil, modalmu
sedikit, ijazahmu kecil, jemaatmu sedikit” tetapi kalau setia, tanggung jawab
dalam ibadah pelayanan, setia dalam Firman pengajaran yang benar, mau
disucikan, hidup dalam kesucian, selalu
ada harapan, hidup penuh pengharapan, sampai bisa menjadi Mempelai Wanita
Tuhan. Itu pengharapan yang terbesar, bagaikan sauh yang dilabuhkan ke belakang
tabir. Di belakang tabir itulah ruangan maha suci, di situ ada tabut perjanjian, peti dan tutup peti
sudah menyatu. Peti dari kayu penaga yang disalut dengan emas menunjuk gereja
yang sempurna, mempelai wanita
Tuhan yang disalut dengan tabiat Ilahi. Tutupnya dari emas murni dengan 2 kerub, menunjukan Allah Tritunggal
dalam pribadi Yesus Mempelai Pria Sorga, menjadi satu berarti masuk pesta
nikah Anak Domba Allah.
Kalau kita
setia, tanggung jawab dalam ibadah pelayanan, setia dalam Firman pengajaran
yang benar, mau hidup suci, ada
harapan untuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan, menyatu dengan Tuhan Mempelai
Pria Sorga. Untuk hidup
sehari-hari pasti ada harapan! Jangan putus asa!
Setia dan suci menutupi segala kekurangan
kita secara jasmani. Dan kekurangan secara rohani juga tertutupi, teratasi
semuanya.
3.
Praktek
pelayanan tanpa kasih.
a)
Yohanes
10:17
10:17 Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan
nyawa-Ku untuk menerimanya kembali.
Yesus dalam pelayananNya rela sampai berkorban nyawa demi
terbentuk Tubuh Kristus yang sempurna. Kalau diambil negatifnya, praktek
pelayanan tanpa kasih adalah melayani Tuhan tetapi tidak rela untuk berkorban
apapun, malah menuntut! Terutama menuntut hormat, menuntut dihargai!
Yesus sampai korban nyawa, maka kita harus
berkorban apapun dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus, jangan egois! Nanti
kalau korban tidak cukup untuk saya, jangan seperti itu! Digerakan oleh Tuhan
yah berkorban, jangan dengan emosi dan ambisi daging. Pungutlah persembahan
dari orang yang terdorong hatinya. Bukan mau pamer, mau lebih dari orang, jangan!
Sampai berkorban nyawa kalau
diperlukan. Kecuali 1 yang tidak boleh dikorbankan yaitu Firman pengajaran yang
benar. Pelayanan pembangunan Tubuh Kristus dimulai dari nikah. Kaum muda masuk nikah jangan korbankan Firman
pengajaran yang benar! Jangan bilang “nanti saya tarik dia”, kalau seperti itu
sudah perkataan daging.
Di saat kita sangat sibuk, sangat butuh sesuatu tetapi kita bisa
berkoban untuk pekerjaan Tuhan oleh dorongan Firman itu merupakan wujud dari
kasih Tuhan yang besar! Sekalipun di hadapan
manusia korban kita itu kecil, seperti janda yang miskin berkorban sepeser, tetapi seluruh nafkahnya dia
korbankan.
Jangan egois, itu tabiat kambing! Orang egois itu
digambarkan seperti kambing, dia ada di sebelah kiri, hanya untuk dihakimi dan dihukum!
Matius 25:33,41-46
25:33 dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah
kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.
25:41 Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di
sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk,
enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan
malaikat-malaikatnya.
25:42 Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku
makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum;
25:43 ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku
tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku
sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku.
25:44 Lalu mereka pun akan menjawab Dia, katanya:
Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang
asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani
Engkau?
25:45 Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah
seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.
25:46 Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang
kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal."
Jangan egois, biarlah kita mau melayani
Tuhan. Jadi pelayanan tanpa kasih adalah tidak mau memberi dan mengunjungi
sesama yang membutuhkan karena tidak mau berkorban! Kita lihat dia sudah tidak
pernah ibadah, lalu digerakan untuk besuk tetapi berpikir nanti waktuku
tersita, tidak usah! Itu pelayanan tanpa kasih!
Kasih itu yang menyatukan dan menyempurnakan.
Kolose 3:14
3:14 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih,
sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
Sebab itu kalau kita rindu, terutama doa kita
keluarga kita supaya bisa satu Firman pengajaran, satu penggembalaan untuk
mencapai satu tubuh Kristus, mulai dari kita dulu melayani dengan kasih Tuhan.
Sesibuk apapun kita, mungkin suami atau isteri belum satu pengajaran, kita
upayakan untuk melayani dengan kasih Tuhan. Minimal doa untuk mereka, terus
layani dengan kasih Tuhan, berdoa, kita saksikan Firman, kita tunjukan keubahan
hidup hasil pekerjaan Firman. Kasih itu bisa menyatukan, kasih itu yang
menyempurnakan. Tidak ada yang mustahil, Tuhan mampu menyatukan bahkan mempersatukan kita dalam satu tubuh Kristus.
Dan dalam pelayanan itu kita harus rela berkorban.
Memang ada waktunya, tunggu waktunya Tuhan. Maunya kita begitu
kita layani 1 kali, dia langsung mau ikut. Ada proses, ada waktunya Tuhan dan kita biarkan Tuhan bekerja. Kita
kerjakan apa yang harus kita kerjakan, biarkan Tuhan yang menjamah! Dengan
kasihNya bisa menyatukan dan menyempurnakan. Ada waktunya Tuhan, tidak terlalu cepat dan
tidak terlambat, tepat pada waktunya Tuhan pasti menjamah. Kasih
Tuhan mampu menyatukan, kasih Tuhan menyempurnakan, tidak ada yang mustahil!
b)
Yohanes
14:15
14:15
"Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.
I
Yohanes 5:2-3
5:2
Inilah tandanya, bahwa kita mengasihi anak-anak Allah, yaitu apabila kita
mengasihi Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya.
5:3
Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti
perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat,
Jadi
pelayanan tanpa kasih itu melayani tetapi tidak mau taat pada Firman. Alasannya
berat, mustahil, tidak mungkin.
Banyak yang seperti itu, melayani tanpa
ketaatan, tidak sesuai Firman. Firman
Tuhan “Saul tumpas seluruh orang Amalekh”. Saul pergi berperang, dia melayani, kelihatan berhasil pelayanannya,
kalah orang Amalekh, tetapi Agag
dia selamatkan. Hewan-hewan yang disuruh untuk ditumpas juga dia selamatkan. Ini
pelayanan tanpa ketaatan. Orang-orang seperti ini selalu mencari kambing hitam
untuk disalahkan. Kenapa
kamu tidak tumpas? Rakyat ini yang selamatkan hewan-hewan untuk Tuhan. Banyak
kali seperti itu, melayani tidak taat tetapi kelihatan rohani.
Sekalipun
sudah berkorban apapun tetapi tidak taat berarti tanpa kasih, itu tidak
berguna. Dalam I Korintus pasal 13 dikatakan sampai menyerahkan tubuhnya untuk dibakar tetapi tanpa
kasih, tidak berguna, sia-sia pengorbanannya.
I
Korintus 13:3
13:3
Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan
menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih,
sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.
Saya
sudah melayani sana sini tetapi tidak taat, tidak punya kasih, itu tidak
berguna.
Betapa hancurnya perasaannya, dia pikir sudah mau masuk sorga,
sudah korban segala-galanya tetapi terdengar suara “Aku tidak pernah
mengenalmu, enyahlah kamu pembuat kejahatan!”.
Biarlah dengan Firman menunjukan pelayanan
tanpa iman seperti ini, pelayanan tanpa pengharapan seperti ini, pelayanan
tanpa kasih seperti ini, untuk
menjadi pembelajaran bagi kita. Evaluasi pelayanan kita sepanjangan tahun ini. Masih ada waktu
Tuhan berikan kepada kita, kalau
salah perbaiki dengan kekuatan Firman.
Iman, pengharapan dan kasih membuat pelayanan
kita memuaskan Tuhan. Iman pengharapan dan kasih digambarkan dengan 3 murid
Yesus yang selalu dibawa serta oleh Yesus.
v Yakobus adalah murid Yesus pertama yang mati karena mempertahankan iman kepada Yesus.
Yakobus gambaran iman. Yakobus yang menulis surat Yakobus adalah saudara
Yesus, tetapi dalam surat-suratnya juga menekankan soal iman.
v Petrus dalam surat-suratnya menekankan
pengharapan. Petrus gambaran pengharapan.
v Yohanes dalam surat-suratnya menekankan
kasih. Yohanes gambaran kasih.
3 murid ini selalu
dibawa serta oleh Yesus. Kalau
kita melayani dengan iman, pengharapan dan kasih, maka kita dapat dipercaya Tuhan dalam pelayanan pembangunan
Tubuh Kristus. Biar manusia tidak percaya, yang penting Tuhan yang percaya. Jangan sampai Tuhan tidak percaya kita! Kalau
Tuhan sudah tidak percaya kita, kita mau melayani bagaimana.
Pelayanan dengan iman, pengharapan dan kasih
pasti meningkat sampai pada penyembahan yang sesuai ukuran Tuhan.
Lukas 9:28-29
9:28 Kira-kira delapan hari sesudah segala pengajaran
itu, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk
berdoa.
9:29 Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah
dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan.
Ayat 29 ini ukuran
penyembahan. Penyembahan ini Tuhan ajar sehari minimal 1
jam. Tetapi praktek penyembahan
itu 24 jam. Kita periksa selama ini kita menyembah Tuhan sudah mencapai ukuran
Tuhan atau belum. Ukuran penyembahan di sini adalah keubahan
hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus. Sekalipun menyembah tetapi kalau tidak berubah, belum mencapai ukuran. Yang Tuhan ukur itu
keubahan hidupnya.
Yesus memberi teladan naik gunung untuk berdoa dan di atas gunung Yesus berubah. Ini yang
kita teladani, kita naik ke gunung penyembahan untuk diubahkan oleh Tuhan. Robek
daging kita maka kita diubahkan dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti
Yesus. Keubahan hidup dimulai
dari wajah, wajah menunjuk hati. Hati kita diubahkan menjadi
hati yang lembut, hati yang berisi kasih Tuhan. Kemudian pakaian berubah, ini menunjuk perilaku perbuatan dan perkataan kita diubahkan oleh Tuhan menjadi
perbuatan dan perkataan yang suci. Keubahan hidup itu mujizat terjadi. Kalau
mujizat rohani terjadi, yakinlah mujizat yang jasmani juga pasti terjadi.
Setiap Yesus membawa
Petrus, Yohanes dan Yakobus, selalu Tuhan mengadakan mujizat. Salah
satu contoh:
Markus 5:37,41-42
5:37 Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorang pun ikut
serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus.
5:41 Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya:
"Talita kum," yang berarti: "Hai anak, Aku berkata kepadamu,
bangunlah!"
5:42 Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan
berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat
takjub.
Yesus membawa serta
Petrus, Yakobus dan Yohanes membangkitkan anak Yairus. Ini
mujizat jasmani, yang mustahil menjadi tidak mustahil.
Malam ini kita evaluasi pelayanan kita. Kenapa
saya menghadapi kemustahilan, kenapa saya menghadapi pintu yang tertutup?
Periksa pelayanan kita, apakah dengan iman, pengharapan dan kasih atau tanpa
iman, pengharapan dan kasih. Kalau tanpa iman, pengharapan dan kasih, kutuk
yang datang! Tetapi kalau dengan iman, pengharapan dan kasih maka
mujizat yang terjadi, yang mustahil menjadi tidak mustahil. Tahun
ini adalah tahun menghapus
kemustahilan, tahun mujizat. Mungkin sudah berdoa “Tuhan sepanjang tahun ini
pergumulanku belum dijawab” coba perbaiki pelayanannya dulu. Oh
iya Tuhan, pelayananku masih kurang iman, pengharapan dan kasih. Itu semua
diperbaiki, masih ada waktu, Tuhan pasti mengadakan mujizat dalam hidup kita. Mujizat
Tuhan masih ada, mujizat pasti terjadi! Secara rohani terjadi, secara jasmani
juga pasti terjadi. Di depan kita ada perjamuan suci, ini jaminan Tuhan mampu melakukan mujizat.
Tuhan Yesus memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar