Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.
Imamat
26:11-13
26:11 Aku akan menempatkan Kemah Suci-Ku di
tengah-tengahmu dan hati-Ku tidak akan muak melihat kamu.
26:12 Tetapi Aku akan hadir di tengah-tengahmu dan Aku
akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku.
26:13 Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa kamu keluar
dari tanah Mesir, supaya kamu jangan lagi menjadi budak mereka. Aku telah
mematahkan kayu kuk yang di atasmu dan membuat kamu berjalan tegak."
Kerinduan Tuhan untuk menempatkan Tabernakel
di tengah-tengah umatNya Israel. Dulu dalam wujud bangunan yang merupakan wahyu
dari Tuhan, dari sorga. Bukan menurut pikiran manusia atau rekayasa manusia
atau contoh dari bumi ini, tetapi semuanya itu adalah wahyu dari Tuhan, dari
sorga. Secara jasmani bangunan Tabernakel ini sudah hancur, sudah tidak ada
lagi. Sekarang dalam bentuk pengajaran Tabernakel. Pengajaran Tabernakel itu
juga adalah Wahyu atau Ilham yang diturunkan Allah kepada manusia. Jadi bukan suatu
pengetahuan, kalau pengetahuan bisa didapatkan dari sekolah di dunia ini. Pengajaran
Tabernakel yang kita miliki ini adalah pengajaran yang diwahyukan oleh Tuhan
kepada bapak Pdt. Van Gessel di tahun 1935 sesuai dengan apa yang dilihat oleh
Musa di gunung Sinai. Waktu Musa mendapatkan petunjuk pembangunan Tabernakel,
dia berpuasa 40 hari dan 40 malam baru dia bisa menerima dan mengerti tentang
Tabernakel yang adalah contoh dari kerajaan
Sorga.
Keluaran 24:18
24:18 Masuklah Musa ke tengah-tengah awan itu dengan
mendaki gunung itu. Lalu tinggallah ia di atas gunung itu empat puluh hari dan
empat puluh malam lamanya.
Ulangan 9:9
9:9 Setelah aku mendaki gunung untuk menerima loh-loh
batu, loh-loh perjanjian yang diikat TUHAN dengan kamu, maka aku tinggal empat
puluh hari empat puluh malam lamanya di gunung itu; roti tidak kumakan dan air
tidak kuminum.
Musa menerima 2 hal di atas gunung Sinai yaitu petunjuk membangun Tabernakel dan
2 loh batu. 2 hal ini tidak bisa dipisahkan. Tabernakel tanpa 2 loh batu,
kosong! 2 loh batu tanpa Tabernakel, tidak ada tempatnya.
Angka 40 menunjuk angka perobekan daging.
Jadi untuk kita bisa mengerti pengajaran Tabernakel, kita harus mengalami
proses perobekan daging. Itu sebabnya Tuhan kasih hikmat kepada guru kami di
Lempinel, 9 bulan kami dididik dibagi 3 fase. 3 bulan pertama itu masa
pertobatan, belum diajar Tabernakel. 3 bulan berikutnya mulai diperkenalkan. 3
bulan terakhir itu pemantapan.
Musa tidak makan, tidak minum, artinya tidak
dipengaruhi dan tidak terikat dengan kebutuhan daging. Jadi untuk dapat
menerima dan mengerti pengajaran Tabernakel ini bukan dengan kemampuan daging,
tetapi dengan iman dan penyerahan sepenuh, seperti Musa 40 hari, 40 malam tidak
minum. Sehingga lewat pengajaran ini kita bisa mengerti apa yang menjadi rencana
Allah.
Keluaran 25:8-9
25:8 Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku,
supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka.
25:9 Menurut segala apa yang Kutunjukkan kepadamu
sebagai contoh Kemah Suci dan sebagai contoh segala perabotannya, demikianlah
harus kamu membuatnya."
Ini rencana Allah, Tuhan mau diam di
tengah-tengah umatNya. Artinya Tuhan mau jadi kepala bagi gerejaNya. Kepala itu
suami. Berarti Tuhan mau menjadi Mempelai Pria Sorga bagi gerejaNya. Kalau
disimpulkan pengajaran Tabernakel itu adalah pengajaran Alkitabiah yang
menerangkan rencana keselamatan Allah bagi umatNya yang sasarannya adalah
menjadi Mempelai Wanita Tuhan, Yerusalem yang baru.
Kita datang beribadah, dengar Firman, dengar
pengajaran, untuk dibentuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan, jadi ada tujuannya.
Bukan sekedar beribadah tanpa tujuan yang jelas, tanpa mengerti apa rencana
Allah. Ada orang yang giat beribadah tetapi tidak punya pengertian yang benar
akan rencana Allah.
Roma 10:1-3
10:1 Saudara-saudara, keinginan hatiku dan doaku
kepada Tuhan ialah, supaya mereka diselamatkan.
10:2 Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka,
bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang
benar.
10:3 Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal
kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran
mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah.
Kita sudah ada dalam ibadah, dibina oleh
pengajaran Tabernakel, kita mengerti rencana Allah, kita mau berjuang sungguh-sungguh untuk
menjadi tempat kediaman Allah, menjadi Mempelai Wanita Tuhan yang sempurna.
Tabernakel tidak bisa lepas dengan 2 loh batu,
sekarang ini juga sudah tidak ada. Sekarang menunjuk pengajaran mempelai karena
2 loh batu itu bicara kasih, loh batu pertama berisi 4 hukum kasih kepada
Allah, loh batu kedua 6 hukum kasih kepada sesama. Menunjuk pengajaran mempelai
yaitu pengajaran Alkitabiah yang menerangkan hubungan Allah dengan umatNya
berdasarkan pola Tabernakel ini yang akan memuncak pada hubungan mempelai, Yesus
Mempelai Pria Sorga, gereja Mempelai WanitaNya.
Kalau digabungkan inilah yang disebut Kabar
Mempelai dalam terang Tabernakel = Firman pengajaran yang benar. Sekalipun ada
yang telah membuangnya, kita jangan membuang, kita pertahankan terus. Mereka yang
di luar sana rindu untuk mendengar. Kita yang sudah dalam Kabar Mempelai ayo
bergairah, jangan loyo, praktekan untuk kita bisa dibawa menjadi Mempelai
Wanita Tuhan yang sempurna.
Pengajaran ini hanya bisa kita terima dengan
iman dan penyerahan sepenuh. Maka kita akan mengalami penyucian dan pembaharuan
dalam 3 tingkatan.
1.
Halaman
Salah
satu alat di dalamnya adalah bejana pembasuhan. Ini menunjuk baptisan air yang
benar sesuai kehendak Tuhan dan seperti Yesus dibaptis, begitu juga kita
dibaptis. Jadi bukan sesuai kehendak sendiri atau kehendak orang lain. Yang
benar harus sesuai kehendak Tuhan.
Matius
3:15-16
3:15
Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena
demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan
Yohanes pun menuruti-Nya.
3:16
Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit
terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya,
Sebenarnya
Yesus tidak perlu dibaptis, karena baptisan air itu penguburan hidup lama yang
berdosa untuk bangkit dalam hidup yang baru. Mengapa Yesus harus dibaptis?
Untuk memberi teladan kepada kita, baptisan air yang benar itu seperti apa.
Syarat
baptisan air yang benar:
Roma
6:2-4
6:2
Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih
dapat hidup di dalamnya?
6:3
Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus,
telah dibaptis dalam kematian-Nya?
6:4
Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan
dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara
orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang
baru.
Baptisan
air itu penguburan hidup lama yang berdosa, yang dikubur itu orang mati. Baptisan
air itu lahir baru dalam keluarga Allah. Makanya setelah Yesus dibaptis
terdengar suara “inilah AnakKu yang kukasihi”. Jadi kalau baptisan air kita
benar maka kita sah diakui sebagai anak Allah, Bapa kita adalah Bapa di Sorga.
Baptisan tidak benar, tidak menuruti kehendak Allah, tidak seperti Yesus
dibaptis, lalu mau berseru “Bapa kami yang di Sorga” Tuhan bilang “Aku tidak
kenal kamu, siapa kamu mengaku-ngaku anak!”. Jadi baptisan harus benar seperti
Yesus dibaptis baru kita layak disebut anak Allah, Bapa kita adalah Bapa di
sorga. Berarti syarat baptisan itu adalah bertobat, mati terhadap dosa = lepas
dari bapa yang lama yaitu iblis.
Yohanes
8:44
8:44
Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan
bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam
kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia
berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala
dusta.
Iblis
itu bapa pendusta, bapa pembunuh. Jadi untuk masuk baptisan air kita harus
lepas dari dosa dusta dan kebencian (pembunuh). Baru kita layak disebut anak
Allah, anak-anak terang, karena Bapa di Sorga adalah Bapa segala terang, tidak
ada dusta, tidak ada kebencian. Allah tidak pernah berdusta!, Tuhan bukan
manusia yang berdusta.
Kalau
tidak mau bertobat berarti dalam dirinya ada gennya iblis, itulah benci dan
dusta. Sampai benci tanpa alasan! Siapa yang menjadi sasaran kebencian? Orang
yang benar! Yang suka membenci itu orang yang tidak bertobat. Kain benci kepada
Habel. Habel orang benar, Kain tidak mau bertobat. Sudah diingatkan oleh Tuhan
“mengapa mukamu muram, lihat iblis ada di depan pintu” tetapi dia tidak mau
bertobat dan akhirnya membunuh. Setelah membunuh dia berdusta. Tuhan tanya mana
adikmu, Kain jawab apakah aku penjaga adikku, dia berdusta.
Yang
menjadi sasaran kebencian itu orang yang benar. Hamba Tuhan yang benar yang
berpegang pada pengajaran yang benar. Yang salah malah didukung mati-matian,
diagung-agungkan.
Kalau
kita dibenci lalu kita marah, berarti kita tidak benar. Di situ tesnya kita
benar atau salah. Contohnya Yesus, dibenci tetapi Dia tidak marah, tidak balas
mencaci maki, tidak balas menghukum, Dia diam saja. Kalau kita diam berarti
kita benar, nanti Tuhan pasti bela. Bukan berarti saya sudah mulus dalam soal
ini, saya juga masih belajar. Sebagai orang muda, emosinya masih kuat-kuatnya
daging.
Pelaksanaan
baptisan air itu dikubur dalam air bersama Yesus, sehingga kita keluar dari
air, bangkit dari kuburan air bersama Yesus dalam hidup yang baru. Ini yang
menentukan langit terbuka, Roh Kudus turun atas kita.
I
Petrus 3:20-21
3:20
yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah,
ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan
bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh
air bah itu.
3:21
Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan — maksudnya
bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati
nurani yang baik kepada Allah — oleh kebangkitan Yesus Kristus,
Hasil
baptisan air kita mengalami pembaharuan hati, sehingga kita bisa memiliki hati nurani yang
baik. Hati nurani yang baik itu hati yang dikuasai Roh Kudus.
Apa
itu hati yang dikuasai Roh Kudus?
a) I Yohanes 2:27
2:27 Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan
yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh
orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala
sesuatu — dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta — dan sebagaimana Ia dahulu
telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.
Tidak perlu diajar orang lain bukan berarti
tidak perlu lagi kita beribadah diajar orang, diam saja di rumah, bukan! Orang
lain di sini adalah ajaran yang lain, nabi palsu.
Jadi hati nurani yang baik adalah hati yang
peka, yang bisa membedakan mana pengajaran yang benar dan mana yang tidak
benar! Mana hamba Tuhan yang benar tahbisannya, mana hamba Tuhan yang tidak
benar tahbisannya. Sampai bisa membedakan mana yang benar dan mana dosa! Tidak
main hantam saja, tidak apa-apa, tidak! Dia tahu mana yang benar, itu yang
dilakukan.
Roma 12:2
12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini,
tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan
manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang
sempurna.
Kenyataannya sekarang keadaan manusia di
akhir zaman sudah seperti manusia di zaman Yunus yang tidak tahu membedakan
mana tangan kanan dan mana tangan kiri. Sehingga dosa mereka membumbung tinggi
bagaikan asap yang naik yang nantinya akan meledak menjadi penghukuman dari
Tuhan. Itu yang kita lihat sekarang ini, tidak lagi bisa membedakan mana yang
benar, mana yang dosa!
Yunus 4:11
4:11 Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe,
kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang,
yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan
ternaknya yang banyak?"
Kalau sudah tidak tahu membedakan mana benar
mana salah, dosa naik ke hadapan Tuhan.
Yunus 1:2
1:2
"Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah
terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku."
Ini hati nurani yang baik, hati yang peka.
b) Hati yang taat. Kalau sudah tahu itu benar,
yah taati, lakukan saja. Tidak usah berdebat lagi, tidak usah dilawan.
I Petrus 1:22
1:22 Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan
kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus
ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap
hatimu.
Kita
raba hati kita masing-masing, hatiku hati nurani yang baik atau masih hati nurani
seperti manusia di zaman Nuh yang cenderung jahat.
Masuk
baptisan air yang benar itu digambarkan dengan masuk bahtera Nuh. Jadi kalau
baptisan air kita benar, sudah memiliki hati nurani yang baik, hati nurani yang
peka, yang taat, pasti bisa masuk bahtera Nuh dalam pengertian yang lain,
yaitu:
a) Masuk nikah yang benar.
Nuh bersama isteri, kemudian 3 anaknya
bersama isteri mereka. Jadi keselamatan di bahtera itu keselamatan mempelai. Juga
hewan-hewan yang masuk itu berpasang-pasangan, yang halal 7 pasang, yang haram
1 pasang. Masuk nikah yang benar berdasarkan Firman pengajaran yang benar.
Jangan cuma lihat cantiknya, gantengnya, kaya, punya kedudukan dan lain
sebagainya, jangan lihat itu! Nomor 1 lihat pengajaran yang benar. Saya
nasihati kaum muda, kalau kamu sayang dia bawa masuk dengar Firman pengajaran
dulu. Kalau sudah satu pengajaran, satu baptisan baru masuk nikah yang benar.
b) Masuk penggembalaan yang benar berdasarkan
Firman pengajaran yang benar. Ini tergantung hati, kalau hatinya baik dia akan
cari Firman pengajaran yang benar, tidak akan asal tergembala.
c) Masuk persekutuan yang benar berdasarkan
Firman pengajaran yang benar. Kita bersekutu karena cari pengajaran, karena mau
menikmati pengajaran yang benar, bukan karena mau cari yang jasmani!
Kalau
nikahnya benar, penggembalaannya benar, persekutuannya benar maka Yesus menjadi
kepala atas hidup kita yang bertanggung jawab penuh atas hidup kita.
Masuk
nikah yang benar, jangan tidak satu baptisan, tidak satu pengajaran. Ayo kita
bergumul. Kriteria pasangan dari Tuhan yang terbaik yang Tuhan sediakan dalam
penggembalaan:
a) Yang laki-laki seperti Musa duduk di tepi
sumur penggembalaan = tergembala.
b) Yang perempuan seperti Zipora
artinya burung kecil, yang dibutuh dari burung kecil itu suaranya = suka
menyembah.
Nikah
benar berdasarkan Firman pengajaran yang benar, maka Yesus menjadi kepala dalam nikah kita.
Penggembalaan benar berdasarkan Firman pengajaran yang benar, ada Yesus kepala
dalam penggembalaan. Persekutuan benar berdasarkan Firman pengajaran yang benar
maka ada Yesus sebagai kepala di situ bertanggung jawab atas hidup kita.
Hasilnya
ada keselamatan mempelai dari air bah. Apa wujud air bah?
a) Dosa sampai puncaknya dosa yang
bergulung-gulung bagaikan ombak yang besar. Kalau ada tsunami, bangunan apa
saja habis rata dihantam semuanya. Kalau kita ada di dalam bahtera Nuh, nikah
benar, penggembalaan benar, persekutuan benar, kita aman dari dosa yang
bergulung-gulung mau menghancurkan apa saja, siapa saja! Sudah terlalu banyak
anak Tuhan dan pelayan Tuhan yang disapu air bah itu. Kalau sudah disapu air
bah, hilang!
b) Air bah menunjuk celaka dan mara bahaya yang
memuncak pada bahaya aniaya antikristus. Ini juga datang bergulung-gulung. Raja
Daud akui, 1 langkah jarakku dengan maut”. Kalau persekutuan kita benar,
penggembalaan benar, nikah benar, maka semua aman, Tuhan lindungi.
c) Penghukuman Tunan yang akan datang. Tuhan
Yesus sebagai kepala menyelamatkan kita dari air bah, bahkan memberkati kita.
Itu kalau benar, hati nuraninya baik, peka terhadap ajaran benar, peka terhadap
ajaran palsu, taat pada kebenaran Firman maka Yesus sebagai kepala menyelamatkan
dan memberkati kita.
2.
Ruangan
suci
Salah
satu alat di dalamnya adalah mezbah dupa emas, ini menunjuk doa penyembahan
yang didorong oleh Firman pengajaran yang benar sehingga menghasilkan
kebahagiaan sorga.
Matius
17:1-4
17:1
Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan
bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka
sendiri saja.
17:2
Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti
matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang.
17:3
Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia.
17:4
Kata Petrus kepada Yesus: "Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat
ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau,
satu untuk Musa dan satu untuk Elia."
Lukas
9:28
9:28 Kira-kira delapan hari sesudah segala
pengajaran itu, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke
atas gunung untuk berdoa.
Firman
pengajaran itu mengarahkan penyembahan kita kepada Yesus sebagai Raja segala
raja, sebagai Mempelai Pria Sorga. Sebaliknya kalau ajarannya palsu, maka
penyembahannya juga pasti palsu yaitu menyembah antikristus.
Buktinya
apa kita menyembah Yesus sebagai Raja, Mempelai Pria Sorga? Buktinya berubah
rupa, terjadi pembaharuan hidup. Kita raba dan periksa diri kita, penyembahan
kita benar atau tidak. Selama ini mengikut Yesus, menyembah tetapi tidak
berubah, dipertanyakan penyembahannya!
Pembaharuan
hidup dimulai dari wajah, wajahnya bercahaya. Wajah ini bicara panca indera, di
wajah ini ada 5 panca indera. Wajah berubah maka lanjut pakaian juga diubahkan.
Kalau panca indera berubah maka nanti pakaiannya juga diubahkan. Pakaian itu
menunjukan perilaku perbuatan kita.
Sebaliknya
kalau panca inderanya rusak, pakaiannya rusak bahkan telanjang! Ingat Hawa,
panca inderanya rusak dan dia telanjang dan malu! Bahkan dia diusir dari taman
Eden. Kita belajar dari Hawa, bukan belajar rusak! Mungkin sore ini keadaan
kita seperti Hawa, lewat penyembahan yang didorong oleh Firman pengajaran yang
benar, kita bisa diubahkan.
a) Telinga Hawa rusak.
Kejadian 3:1
3:1 Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala
binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada
perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini
jangan kamu makan buahnya, bukan?"
Telinga Hawa rusak, dia mau mendengar suara
ular. Tidak usah dengar suara ular, dengar saja suara Tuhan. Inilah dahsyatnya
suara ular. Suara Firman pengajaran itu digambarkan seperti suara sangkakala,
suara sangkakala itu keras. Kalau suara ular itu mendesis tetapi begitu dahsyat
merusak telinga hamba Tuhan, pelayan Tuhan, anak Tuhan. Yudas dalam perjamuan
Paskah terakhir bersama Yesus, Yesus menyampaikan Firman yang keras bagaikan bunyi
sangkakala, tetapi Yudas lebih mendengar suara bisikan iblis. Betapa dahsyatnya
suara ular itu, orang yang sudah bertahun-tahun dalam Firman pengajaran
lamanya, bahkan sudah puluhan tahun, bisa begitu lekas berbalik pada sesuatu
yang bukan injil, pada injil yang diputar balikan.
Yohanes 13:2
13:2 Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah
membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati
Dia.
Padahal Yesus sudah begitu keras, adalah
lebih baik kalau orang itu tidak dilahirkan, keras Firman Tuhan tetapi dia
lebih mendengar suara iblis, bisikan ular.
Suara ular itu antara adalah:
1)
Ajaran
asing, ajaran yang berbeda dari yang telah kita terima. Tuhan berkata “semua
buah pohon dalam taman ini boleh kamu makan buahnya dengan bebas”. Ular berbeda
“semua buah pohon dalam taman ini tidak boleh kau makan buahnya bukan?”. Cuma
tambah 2 kata saja tetapi sudah beda. Beda sedikit saja sudah bahaya.
2)
Gosip-gosip
yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Apalagi gosip tentang gembala,
puluhan tahun digembalakan, tetapi 1 kali saja dengar gosip tentang gembalanya
langsung tidak mau lagi dengar gembala, lawan gembala. Janganlah seperti itu, itulah
dosa akhir zaman, tidak tahu berterima kasih. Selama ini dibina oleh pengajaran
yang benar, begitu dengar gosip langsung melawan yang membina. Janganlah kita
seperti itu.
b) Hawa mulutnya rusak
Kejadian 3:1-3
3:1 Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala
binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan
itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu
makan buahnya, bukan?"
3:2 Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu:
"Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,
3:3 tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah
taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu
mati."
Hawa menambah dan mengurangi Firman, ini
mulut yang rusak! Hawa mengurangi kata bebas dan menambah kata raba. Banyak
hamba Tuhan yang menambah dan mengurangi Firman, tujuannya hanya untuk meraba
emosi jemaat. Sehingga tidak pernah hati jemaat itu dijamah oleh Tuhan, tidak
pernah berubah tetap begitu terus.
c) Matanya rusak
Kejadian 3:6
3:6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik
untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena
memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan
diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya
pun memakannya.
Mata rusak, melihat buah terlarang sehingga
hati tertarik. Artinya bagi kita, melihat dosa sehingga hati tertarik untuk
berbuat dosa. Bapak,
ibu, kaum muda, hati-hati dengan mata, apalagi ditunjang dengan teknologi
handphone, kalau sudah lihat dosa, nanti tertarik berbuat dosa. Mau praktekan,
mau coba, jangan! Biarlah mata kita hanya untuk melihat ladang Tuhan. Lihatlah
sekelilingmu, pandanglah ke ladang-ladang yang sudah menguning dan sudah
matang. Ayo kita periksa hidup kita ketika melihat ladang Tuhan, hati kita
tertarik untuk bekerja melayani Tuhan? Itu berarti matanya sudah disucikan. Atau
hanya melihat dosa dan hati tertarik untuk berbuat dosa? Itu berarti matanya
sudah rusak!
Kaum muda, pandang ladang Tuhan saja. Tidak
usah lihat yang aneh-aneh!
d) Hidungnya rusak
Hidung bicara penyembahan. Penyembahan itu
proses pembaharuan hidup untuk menjadi sama dengan Tuhan. Hawa mau sama dengan
Tuhan tetapi melanggar Firman, bagaimana bisa!
Kejadian 3:4-5
3:4 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu:
"Sekali-kali kamu tidak akan mati,
3:5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu
memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu
tentang yang baik dan yang jahat."
Ajarannya tidak benar, tetapi mau sama dengan
Tuhan, tidak mungkin bisa! Kalau ajaran benar, penyembahannya pasti benar,
hidungnya baik, sehingga ada harapan untuk menjadi sama dengan Tuhan, tetapi
kalau tidak benar ajarannya, tidak bisa menjadi sama dengan Tuhan.
Berdoa supaya dalam setiap kita bersekutu
yang ditampilkan adalah pengajaran yang benar sehingga penyembahan kita juga
benar, ada harapan untuk menjadi satu dengan Tuhan, hidung kita tidak rusak, hidung
hanya untuk mencium bau dupa.
Salah satu praktek hidung yang rusak hanya
suka mencium bau busuk sesama. Oh dia itu begini, memang dia begini begitu!
Lebih baik banyak menyembah, cium bau dupa! Dari pada cuma cium bau busuknya
orang. Padahal hidungnya yang busuk! Jangan kita seperti itu. Kalau melihat
orang itu dan kita tahu dia busuk, doakan! Tuhan tolong dia, ampuni dia,
ubahkan dia!
e) Kulit yang rusak
Kejadian 3:10
3:10 Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa
Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu
aku bersembunyi."
Kulit yang rusak itu takut dan malu ketemu
Tuhan. Sekarang takut dan malu ketemu Tuhan dalam ibadah karena ada dosa yang
disembunyikan. Seharusnya dosanya yang dibuang, jangan pelayanannya. Banyak yang pelayanannya dilepaskan, lalu dibilang rendah hati. Oh gembalaku
rendah hati, dia lepaskan pelayanan mau mengoreksi dirinya, itu bukan rendah
hati! Kalau hamba Tuhan salah, bukan pelayanannya yang ditanggalkan tetapi dosanya yang
dibuang, kalau salah minta ampun kepada Tuhan, mengaku kepada jemaat dan kepada
hamba Tuhan yang lain. Kalau pelayanannya
yang dibuang nanti dosanya yang dipertahankan, tambah hancur hidup itu!
Itu triknya setan mendakwa terus, iblis
berbisik terus. Makanya buang dosanya! Biarlah kulit kita adalah kulit yang
diubahkan, kulit yang disucikan.
Kalau
panca indera rusak pakaiannya pasti rusak sampai telanjang, artinya perkataan
dan perbuatannya pasti jahat dan najis. Tetapi syukur kepada Tuhan, kita punya
pengajaran Tabernakel yang mampu memperbaiki, apapun keadaan kita.
II
Timotius 3:16
3:16
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk
menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam
kebenaran.
Saya
bersyukur saya ada dalam pengajaran Tabernakel. Bersyukur kita ada di sini, kelakuan yang tidak baik,
panca indera yang rusak, diperbaiki semuanya. Serusak apapun kita, dengan pengajaran
ini masih ada harapan kita diperbaiki, tinggal kita mau terima atau tidak.
Kalau mau menerima diperbaiki. Kalau keras hati, tetap begitu keadaaannya,
tetap rusak! Dalam Kejadian pasal 6 manusia menjalankan hidup yang rusak.
Banyak kali kita seperti itu, kalau kita merenungkan hidup kita yang lampau,
berapa banyak telinga kita rusak, berapa banyak kali mata kita rusak, berapa
banyak kali mulut kita rusak, hidung kita rusak, kulit kita rusak, tetapi
sekarang kita dipertemukan dengan pengajaran ini. Pengajaran yang benar
mendorong kita masuk doa penyembahan yang benar sehingga mengalami pembaharuan
wajah, panca indera.
Setelah
wajah dibaharui, pakaian juga dibaharui, punya pakaian putih berkilau-kilau,
itulah pakaian mempelai. Jadi tergantung panca indera, kalau panca indera rusak
maka tidak ada pakaian mempelai, telanjang, malu dan binasa. Kita memiliki
pakaian mempelai, pakaian berkilau-kilau, itulah kesucian mempelai, kesucian
dari dalam.
Wahyu
19:6-8
19:6
Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air
bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan,
Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
19:7
Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari
perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
19:8
Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang
berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah
perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]
Dikatakan
tidak ada seorangpun yang bisa mengelantang pakaian menjadi putih seperti
pakaian Yesus. Di dunia ini ada kesucian buatan. Aturan-aturan tertentu
kelihatan suci, tetapi tidak seperti pakaian putih Yesus yang berkilau-kilau.
Yang Tuhan mau kesucian mempelai, kesucian dari dalam hati, bukan kesucian
buatan! Di sekolah bisa anak-anak kelihatan taat dan tunduk karena aturan yang
ketat. Aturan manusia bisa kelihatan suci, aturan masyarakat, norma-norma apa
saja, membuat orang kelihatan benar dan suci tetapi buatan manusia. Tuhan mau kesucian
mempelai, hasil penyucian panca indera. Maka hasilnya ada kebahagiaan sorga
yang tidak bisa dipengaruhi oleh apapun di dunia ini.
Matius
17:4
17:4
Kata Petrus kepada Yesus: "Tuhan, betapa bahagianya kami berada di
tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk
Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia."
Semakin
tekun dalam penyembahan, semakin disucikan dan dibaharui, semakin bahagia. Pengalaman
kami menghadapi tekanan-tekanan dengan banyak menyembah oleh dorongan Firman,
ada kebahagiaan.
Banyak
menyembah, kita semakin bahagia yang tidak bisa dipengaruhi oleh apapun. Sebaliknya
di kaki gunung ada anak yang kerasukan setan. Kalau tidak mau menyembah, hanya
di kaki gunung, nanti kerasukan setan. Roh yang merasuk anak itu adalah roh
bisu dan tuli, panca inderanya rusak. Yesus tanya sejak kapan dia mengalami
ini? Sejak masa kecilnya, sejak sekolah minggu. Roh bisu tuli itu merusak sejak
bayi, sejak balita, sejak anak-anak. Ayo orang tua bawa anak-anak ke sekolah
minggu, ajar untuk berdoa menyembah. Memang sakit bagi daging tetapi kita
mengalami kebahagiaan sorga yang tidak bisa dipengaruhi oleh apapun.
3.
Ruangan
maha suci.
Ditunjukan
dengan Tabut Perjanjian, ini pembaharuan terakhir, pembaharuan Yerusalem Baru.
Ruangan maha suci bentuknya 4 persegi, panjang, lebar dan tingginya sama.
Yerusalem Baru juga kota 4 persegi. Ini pembaharuan Yerusalem Baru yaitu kita
mau diubahkan sempurna sama seperti Yesus menjadi Mempelai Wanita Tuhan.
Wahyu
21:5,16
21:5
Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala
sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena segala perkataan
ini adalah tepat dan benar."
21:16
Kota itu bentuknya empat persegi, panjangnya sama dengan lebarnya. Dan ia
mengukur kota itu dengan tongkat itu: dua belas ribu stadia; panjangnya dan
lebarnya dan tingginya sama.
Pembaharuan
Yerusalem Baru ditandai dengan membuang 8 dosa yang langsung menenggelamkan ke
lautan api dan belerang, dosa yang menjadi tabiat. Angka 8 itu angka
pembaharuan.
Wahyu
21:8
21:8
Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji,
orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir,
penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian
mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah
kematian yang kedua."
Dimulai
dengan penakut, dikunci dengan pendusta. Ini yang harus dibuang. Penakut
artinya lebih takut sesuatu di dunia ini sampai tidak takut Tuhan. Takut tidak
naik kelas sampai tidak mau beribadah, mau belajar saja di rumah. Takut
dipecat, takut tidak dapat kerja, takut diputus pacar dan lain sebagainya. Ini
harus dibuang sebab ini menjadi karakter, menjadi tabiat penakut!
Tidak
usah takut untuk bertindak mengikut Tuhan. Kenapa mau takut sesuatu di dunia, takut
pada manusia yang membunuh tubuh tetapi tidak takut pada Tuhan yang membunuh
sampai tubuh, jiwa dan roh.
Semua
dosa itu ditutup dengan dusta.
Yeremia
9:5-6
9:5
Yang seorang menipu yang lain, dan tidak seorang pun berkata benar; mereka
sudah membiasakan lidahnya untuk berkata dusta; mereka melakukan kesalahan dan
malas untuk bertobat.
9:6
Penindasan ditimbuni penindasan, tipu ditimbuni tipu! Mereka enggan mengenal
TUHAN.
Semakin
bertimbun dosanya karena ditutupi dengan dusta sampai jadi malas untuk
bertobat. Ini yang harus dibuang. Kalau 8 dosa ini dibuang maka kita bisa
mencapai kesempurnaan mempelai.
Wahyu
14:4-5
14:4
Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan,
karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang
mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara
manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.
14:5
Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.
Dusta
dibuang, kita menjadi kehidupan yang jujur. Tuhan menciptakan manusia pada
mulanya jujur adanya. Tetapi karena dirusak oleh setan, manusia jadi suka
berdalih. Kita mau dikembalikan pada keadaan manusia yang segambar dengan
Allah, itulah manusia yang jujur. Jujur mulai dari soal pengajaran.
Titus
2:10
2:10
jangan curang, tetapi hendaklah selalu tulus dan setia, supaya dengan demikian
mereka dalam segala hal memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita.
Jujur
dalam nikah dan keuangan.
Ibrani
13:4-5
13:4
Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu
mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi
Allah.
13:5
Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada
padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan
membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."
Memang
kalau mau jujur kita menghadapi salib, itu harga yang harus kita bayar. Tetapi
kalau tidak jujur maka lebih besar harga yang harus dibayar, tenggelam dalam
lautan api dan belerang. Kalau mau jujur menghadapi salib ada percikan darah,
tetapi ada kemuliaan kekal menanti kita. Jujur dalam nikah, jujur soal
keuangan, kita diperhadapkan dengan salib. Teladannya Yesus. Lihat kejujuran
Yesus dan akhirnya Dia harus disalibkan. Yesus jujur resikonya Dia disalib.
Yohanes
18:4-5
18:4
Maka Yesus, yang tahu semua yang akan menimpa diri-Nya, maju ke depan dan
berkata kepada mereka: "Siapakah yang kamu cari?"
18:5
Jawab mereka: "Yesus dari Nazaret." Kata-Nya kepada mereka:
"Akulah Dia." Yudas yang mengkhianati Dia berdiri juga di situ
bersama-sama mereka.
Para
serdadu tidak tahu yang mana Yesus. Yesus tanya siapa yang kamu cari, mereka
jawab Yesus dari Nazaret. Yesus jujur mengaku Akulah dia dan Dia ditangkap lalu
disalibkan. Bisa saja Yesus katakan itu yang disampingmu yaitu Yudas atau tunjuk
Petrus yang sementara tidur. Tetapi Yesus tidak demikian. Tipu tidak ada dalam
mulutnya, Yesus jujur dan Dia ditangkap lalu disalibkan. Kalau Yesus tidak
jujur, kita yang hancur, kita binasa. Yesus jujur dan Dia rela hancur, Dia rela
jadi buruk di kayu salib supaya kita yang buruk diperbaiki menjadi baik,
menjadi indah, bahkan sempurna, sama mulia dengan Yesus.
Harga
kejujuran Yesus, Dia rela jadi buruk. Tetapi kalau kita jujur maka kita yang
buruk hancur diperbaiki sampai menjadi baik dan indah, sampai sempurna seperti Yesus.
Yesaya
52:12-14
52:13
Sesungguhnya, hamba-Ku akan berhasil, ia akan ditinggikan, disanjung dan
dimuliakan.
52:14
Seperti banyak orang akan tertegun melihat dia — begitu buruk rupanya, bukan
seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi —
Soal
pengajaran kembalilah pada kejujuran, yang benar bilang benar, yang salah
hindari. Kembali jujur soal nikah, kalau ada dosa yang sembunyi-sembunyi dalam
nikah kembali pada kejujuran, supaya semua yang buruk menjadi baik kembali.
Soal keuangan juga, ayo kembali pada kejujuran, maka yang buruk itu menjadi
baik, indah dan sempurna.
Mengapa
belum indah hidup kita?
a) Karena masih ada dosa yang disembunyikan,
belum jujur, masih ada dosa yang ditutupi dengan dusta! Nikahnya, pelayanannya.
b) Itu ujian kesabaran. Kita mau makan perjamuan
suci untuk menguatkan kita bisa sabar menderita, sabar menunggu waktu Tuhan. Semua akan indah pada waktunya.
Yeremia 29:11
29:11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa
yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai
sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan
yang penuh harapan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar