Salam damai sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Matius
25:1-4,10
25:1 "Pada
waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya
dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.
25:2 Lima di
antaranya bodoh dan lima bijaksana.
25:3 Gadis-gadis
yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak,
25:4 sedangkan
gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam
buli-buli mereka.
25:10 Akan tetapi,
waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka
yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin,
lalu pintu ditutup.
Ayat-ayat ini
menubuatkan tentang nikah yang rohani, yaitu nikah Yesus Mempelai Pria Sorga
dengan gereja Tuhan yang sempurna yang disebut Mempelai Wanita Tuhan.
Yesaya 54:5
54:5 Sebab yang
menjadi suamimu ialah Dia yang menjadikan engkau, TUHAN semesta alam nama-Nya;
yang menjadi Penebusmu ialah Yang Mahakudus, Allah Israel, Ia disebut Allah
seluruh bumi.
Wahyu
19:6-9; 21:9-10
19:6 Lalu aku
mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan
seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah
kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
19:7 Marilah kita
bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak
Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
19:8 Dan kepadanya
dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang
putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari
orang-orang kudus.]
19:9 Lalu ia
berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke
perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini
adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
21:9 Maka datanglah
seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan
ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya:
"Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan,
mempelai Anak Domba."
21:10 Lalu, di
dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia
menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari
Allah.
Status gereja
Tuhan mau dibawa pada tingkatan rohani yang tertinggi yaitu gereja yang
sempurna yang disebut mempelai wanita Tuhan atau Tubuh Kristus yang sempurna.
Isteri itu
tubuh, suami kepala. Yesus Mempelai Pria Sorga, Dia kepala dan gereja adalah
tubuhNya, Mempelai WanitaNya. Nanti tidak akan terpisah lagi selama-lamanya.
Itu yang disebut pernikahan anak Domba Allah. Tubuh dan kepala 1 detikpun tidak
boleh terpisah.
Wahyu 19:9
19:9 Lalu ia
berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke
perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini
adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
Kita mau
dibawa pada pesta nikah Anak Domba Allah. Jadi nikah orang Kristen bukan
sebatas di dunia ini dan berakhir di liang kubur. Tetapi nikah orang Kristen
mau dibawa masuk pada nikah yang rohani, nikah yang sempurna.
Banyak yang
dipanggil masuk nikah yang jasmani. Tetapi sedikit yang dipilih masuk nikah yang rohani. Sebab itu kita
harus memperjuangkan nikah kita untuk masuk pilihan Tuhan. Kedua kekasih
perjuangkan nikah yang dibentuk hari ini untuk masuk nikah yang rohani. Kita
yang sudah menikah perjuangkan nikah kita untuk masuk nikah yang rohani, nikah
yang sempurna. Yang belum menikah sebagai anak perjuangkan juga nikah itu untuk
masuk dalam nikah yang rohani.
Prakteknya
kita pelajari dari 5 gadis yang bijaksana. 10 gadis ini gambaran gereja, 5 yang
bodoh, 5 yang bijaksana. Yang bijaksana masuk ruangan pesta, yang bodoh
tertinggal di luar.
1.
Matius
25:3-4
25:3 Gadis-gadis yang bodoh itu membawa
pelitanya, tetapi tidak membawa minyak,
25:4 sedangkan gadis-gadis yang bijaksana
itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.
Membawa pelita yang menyala.
Cerita ini terjadi pada tengah malam. Gereja Tuhan sekarang ini berada di dunia
akhir zaman yang bagaikan tengah malam. Gelap semuanya, baik gelap secara
ekonomi, krisis di berbagai bidang, gelap dalam dosa yang luar biasa. Juga
banyak nikah orang Kristen kasihnya menjadi dingin. Sebab itu kita perjuangkan
nikah kita, bawa pelita yang menyala.
Apa itu pelita yang menyala?
Amsal 6:23
6:23 Karena perintah itu pelita, dan
ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan,
Perintah itu pelita = Firman, ajaran
itu cahaya. Jadi pelita yang menyala adalah Firman pengajaran. Yesus memberikan
teladan, Dia memberitakan Firman, Dia menginjil tetapi Yesus juga mengajar.
Kemudian rasul Paulus juga mengajarkan dalam surat-surat yang dia tulis, ada
penginjilan:
Efesus 1:13
1:13 Di dalam Dia kamu juga — karena
kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu — di dalam Dia
kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang
dijanjikan-Nya itu.
Ada pengajaran:
II Korintus 4:3-4
4:3 Jika Injil yang kami beritakan
masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
4:4 yaitu orang-orang yang tidak
percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka
tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran
Allah.
Penginjilan itu adalah susu untuk
anak-anak secara rohani, kehidupan yang baru belajar tentang Yesus. Dikasih
penginjilan untuk mengenal Yesus sebagai Juruselamat yang menyelamatkan
kehidupan kita. Dia percaya, dia bertobat, lahir baru lewat baptisan air dan
baptisan Roh Kudus. Tetapi harus ditingkatkan pada pengajaran, itulah makanan
keras supaya rohani kita bertumbuh sampai dewasa untuk bisa masuk dalam pesta
nikah Anak Domba Allah. Jadi nikah Kristen harus kita bawa untuk disucikan oleh
Firman pengajaran yang benar.
II Timotius 3:16
3:16 Segala tulisan yang diilhamkan
Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk
memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
Tentu dalam nikah, permulaan
nikah ada kesalahan, menjalani nikah ada kesalahan. Firman menunjuk kesalahan
kita bukan untuk dipermalukan tetapi kesalahan itu diperbaiki. Setelah
diperbaiki dituntun, dididikdalam kebenaran pada jalur yang benar untuk
mencapai garis finish, menjadi gereja yang sempurna mempelai wanita Tuhan.
Jadi tanggung jawab sebagai
suami, isteri, orang tua, anak, bawa nikah kita untuk menerima Firman
pengajaran, pelita yang menyala. Tanpa pelita yang menyala nikah itu gelap.
Kalau gelap apa yang terjadi? Benturan demi benturan. Suami benturan dengan
isteri, bisa gara-gara anak, bisa karena uang. Nanti orang tua dan anak
berbenturan, mertua dengan anak mantu berbenturan. Kalau Alkitab mencatat
mertua perempuan dan menantu perempuan yang seringkali berbenturan. Kalau
dibiarkan bentur terus tiap hari maka hancur nikah itu, tidak akan tahan.
Suami isteri pulang kerja, bentur.
Lama-lama tidak tahan “pulangkan aku ke rumah orang tuaku”.Jangan! Kemarin
penataran pra nikah, harus jujur. Modal utama dalam nikah bukan yang jasmani,
modal utama adalah pengampunan. Kalau seandainya terjadi benturan, lalu Firman
Tuhan menunjuk kesalahan suami, suami mengaku dan isteri memberikan
pengampunan. Terjadi benturan lagi, Firman datang, isteri sadar “saya terlalu
cerewet, terlalu mengatur”. Bisa mengaku, suami mengampuni, nikah itu aman,
teratasi masalah.
Itulah pentingnya pengajaran,
kalau ada terang semua kelihatan. Sehingga nikah itu akan bahagia, nikah itu
akan indah.
Ayo nikah itu harus disucikan. Sebab
itu tanggung jawab kita masing-masing mendengar dan taat pada Firman.
I Petrus 1:22
1:22 Karena kamu telah menyucikan
dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih
persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling
mengasihi dengan segenap hatimu.
Kalau taat, timbul kesucian,
suami yang suci, isteri yang suci. Dari kesucian timbul kasih persaudaraan yang tulus ikhlas. Kasih ini yang
mempersatukan. Makin taat pada Firman, makin suci, semakin satu nikah itu.
Laki-laki dan perempuan itu sudah berbeda, karakternya beda, sukunya mungkin
berbeda. Untuk menyatukan 2 karakter dan 2 kebudayaan yang berbeda tidak
gampang, kalau tidak ada kasih tidak bisa menyatu. Kasih itu dari kesucian,
kesucian dari ketaatan.
Kolose 3:14
3:14 Dan di atas semuanya itu:
kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
Salah satu saja dari anggota
keluarga itu mau disucikan berarti dia terang, maka ada harapan untuk mengusir
kegelapan di dalam nikah dan untuk menyatukan nikah itu. Salah satu contoh
dalam Kejadian pasal 6, Nuh mendapat kasih karunia. Semua manusia di zaman Nuh
telah berbuat dosa, sampai diancam untuk dihukum dan hukuman betul-betul
dijatuhkan. Tetapi hanya Nuh seorang yang mendapat kasih karunia. Dia mau taat,
dia mau disucikan, maka nikahnya terselamatkan. Isteri, anak-anaknya serta
menantu-menantunya terselamatkan semuanya. Satu saja yang diselamatkan ada
harapan mengusir kegelapan di dalam nikah, ada harapan nikah itu menjadi satu.
Gelap pasti kalah dengan terang. Jadi begitu terjadi benturan jangan langsung
bilang kalau begini lebih baik cerai.
2.
Pelita
yang menyala harus ditaruh pada tempat yang benar yaitu di atas kaki dian.
Markus 4:21
4:21 Lalu Yesus berkata kepada mereka:
"Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di
bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian.
Artinya Firman itu menempatkan
kita pada posisi yang benar di dalam nikah. Bagaimana posisi yang benar di
dalam nikah?
I Korintus 11:3
11:3 Tetapi aku mau, supaya kamu
mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala
dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah.
Di sini diatur susunannya, jangan
dirubah-rubah.
a)
Suami
kepala dalam rumah tangga. Bukan berarti karena suami kepala lalu
sewenang-wenang kepada isteri. Tetapi harus mempraktekkan teladan Yesus dalam nikah itu bagaimana.
Praktek suami
sebagai kepala.
1)
Efesus
5:23,26,27,29
5:23 karena suami adalah kepala isteri
sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.
5:25 Hai suami, kasihilah isterimu
sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya
baginya
5:26 untuk menguduskannya, sesudah Ia
menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
5:27 supaya dengan demikian Ia
menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut
atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
5:29 Sebab tidak pernah orang membenci
tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus
terhadap jemaat,
Suami mengasihi isteri seperti
diri sendiri dan tidak berlaku kasar. Secara jasmani saya suami dan kepala
rumah tangga. Secara rohani saya sebagai gembala adalah suami bayangan dari
sidang jemaat, suami yang sesungguhnya adalah Yesus. Jadi saya harus belajar
mengasihi isteri seperti diri sendiri dan mengasihi jemaat seperti diri sendiri
dan tidak boleh berlaku kasar.
Mengasihi isteri bukan sebatas
perkara-perkara jasmani, kasih ini kasih itu, itu baik. Tetapi seperti Yesus
mengasihi jemaat:
v Yesus menyelamatkan jemaat. Kepala sebagai
suami menyelamatkan tubuh, isteri itu tubuh. Kalau benar = selamat. Jadi suami
sebagai kepala harus menjadi teladan kebenaran. Benar dalam perkara apa saja mulai
perkara-perkara yang kecil.
v Yesus menguduskan gereja. Jadi suami sebagai
kepala menjadi teladan kesucian. Saya sebagai gembala menjadi teladan kesucian
bagi jemaat. Tidak boleh berkata pada jemaat “jangan lihat saya, saya banyak
kekurangan, lihat saja Tuhan”. Harus lihat Firman dan lihat pribadi saya, cocok
tidak yang saya sampaikan dengan perilaku hidup saya.
v Mengasuh dan merawat isteri sampai tidak
bercela. Artinya menjadi teladan keubahan hidup. Tidak mempertahankan
kekurangan dan kelemahan, tetapi menyerahkan kepada Tuhan untuk diperbaiki.
Suami menjadi aliran yang rohani bagi isteri
dan anak. Dia harus lebih rohani, harus lebih sungguh-sungguh tergembala, untuk
bisa menyelamatkan, menguduskan, mengasuh dan merawat isteri dan anak-anak
sampai tidak bercela.
2)
Menjadi
aliran jasmani bagi isteri dan anak-anak, menafkahi isteri dan anak-anak.
Mungkin secara jasmani tidak mampu, kemampuan fisik berkurang, tetapi yang
rohani yang utama. Ada isteri yang lebih tinggi gajinya dari suami. Tetapi
suami harus menjadi aliran yang rohani, itu yang utama dan dia harus tetap
bertanggung jawab secara jasmani.
3)
Dapat
mengambil keputusan sesuai Firman. Isteri boleh mengusul, tetapi tetap suami
yang mengambil keputusan sesuai Firman. Seringkali suami tidak berani mengambil
keputusan sesuai Firman karena alasannya dari pada ribut ikutkan saja apa
isteri bilang. Isteri dan anak boleh mengusulkan tetapi hormati apa yang sudah
diputuskan oleh suami, oleh kepala. Ambil keputusan sesuai Firman, bukan
daging. Makanya poin pertama yang rohani maka yang kedua dan yang ketiga bisa
dilakukan.
b)
Isteri
adalah tubuh.
Efesus
5:22-24
5:22 Hai isteri,
tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,
5:23 karena suami
adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang
menyelamatkan tubuh.
5:24 Karena itu
sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami
dalam segala sesuatu.
Prakteknya:
1)
Tunduk
kepada suami dalam segala hal seperti kepada Tuhan. Bukan berarti suami dijadikan
Tuhan yang harus disembah, bukan! Maksudnya Tuhan tidak pernah menyuruh umatnya
berbuat dosa, jadi kalau suami mengajak isterinya berbuat dosa bukan untuk
diikuti. Doa, serahkan kepada Tuhan, minta hikmat dari Tuhan untuk menghadapi
suami yang tidak bertobat. Seperti yang dilakukan Abigael menghadapi Nabal
suaminya yang bebal.
2)
Isteri
itu diambil dari tulang rusuk. Hawa diambil dari tulang rusuk Adam. Tulang
rusuk bengkok menunjuk penundukan. Tulang rusuk juga melindungi organ-organ tubuh yang lemah. Jadi isteri diambil dari
tulang rusuk artinya dapat melindungi kelemahan suami dan anak lewat doa
penyembahan. Menghadapi suami yang kasar dan anak yang tidak taat, isteri harus
banyak berdoa!Bukan banyak bergosip! Biarlah Tuhan yang menjamah.
I Petrus 3:1
3:1 Demikian juga kamu, hai
isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang
tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan
isterinya,
Cerita ini dikaitkan dengan
Abraham dan Sara. Sara 2 kali diserahkan kepada laki-laki lain oleh suaminya
dan tidak diakui sebagai isterinya. Abraham berkata kepada Sara, katakan aku
saudaramu, karena Abraham takut kepada Firaun dan takut kepada Abimelekh. Tetapi
karena Sara tunduk maka diselamatkan nikahnya, dia dikembalikan kepada Abraham,
tidak hancur nikahnya, dia tidak diapa-apakan oleh laki-laki lain. Isteri
belajar seperti Saratunduk.
c)
Anak
adalah anggota tubuh.
Efesus
6:2-3
6:2 Hormatilah
ayahmu dan ibumu — ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata
dari janji ini:
6:3 supaya kamu
berbahagia dan panjang umurmu di bumi.
Masih punya
keluarga, punya orang tua. Sebagai anak harus meringankan beban orang tua lewat
hormat dan taat kepada orang tua. Mungkin ada banyak kebutuhan keluarga, belum
bisa memberi kepada orang tua, belum bisa memberi kepada mertua, minimal bisa
hormat dan taat, itu sudah meringankan beban orang tua. Dan anak yang hormat
dan taat menentukan kebahagiaan hidupnya secara pribadi dan menentukan kebahagiaan nikah rumah tangga.
Supaya pelita itu bisa menyala,
tentu harus dibakar. Artinya untuk bisa menempati posisi yang benar dalam
nikah, baik sebagai kepala, tubuh maupun anggota tubuh, harus rela dibakar,
rela berkoban. Korban perasaan sampai kalau diperlukan korban nyawa. Mau
mengasihi isteri yang suka ribut dari pagi sampai malam, harus korban perasaan.
Mau tunduk kepada suami tetapi suami kasar, isteri ditendang, dipukul dan
sebagainya.Jadi bagaimana?Mau lawan saja, jangan! Harus korban semuanya. Kita
belajar dari Sara, dia korban perasaan. Untuk tunduk dia menamakan suaminya
tuannya.
I Petrus 3:5-7
3:5 Sebab demikianlah caranya
perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang
menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya,
3:6 sama seperti Sara taat kepada
Abraham dan menamai dia tuannya. Dan kamu adalah anak-anaknya, jika kamu
berbuat baik dan tidak takut akan ancaman.
3:7 Demikian juga kamu, hai
suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah!
Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan,
supaya doamu jangan terhalang.
Sebagai kepala, sebagai tubuh,
sebagai anggota tubuh memang harus rela berkorban. Tetapi kalau kita rela
berkorban maka Tuhan Yesus menjadi kepala dalam rumah tangga itu untuk
memberikan kehangatan kasih dalam rumah tangga itu. Jangan takut,
kebutuhan-kebutuhan yang ada, Yesus sebagai kepala tahu semuanya. Kita tidak
perlu ragu! Masakan Yesus kepala mau menelantarkan tubuhnya. Dan sudah Yesus
buktikan, Dia sebagai kepala mati di bukit tengkorak. Tanggung jawabnya besar
bagi tubuhNya, bagi kita. Nikah itu terlindungi, nikah itu menjadi rumah doa
kalau Yesus menjadi kepala di situ. Apa saja yang diminta dan dimohonkan Tuhan
mendengar, Tuhan menjawab tepat pada waktunya. Kegelapan-kegelapan sirna.
Ada 2 kegelapan yang sering melanda
nikah.
a)
Kegelapan
gantang. Gantang itu tempat makan. Ini menunjuk krisis ekonomi. Banyak nikah
yang ribut, cerai bahkan sampai membunuh karena masalah ekonomi. Gantang ini juga
kegelapan dosa makan minum, banyak yang membuat nikah hancur. Sampai mabuk
minuman keras, merokok, narkoba, itu semua menghancurkan nikah rumah tangga.
b)
Kegelapan
tempat tidur. Bicara tempat tidur menunjuk dosa kawin mengawinkan.
3.
Harus
memiliki minyak persediaan, itulah minyak Roh Kudus. Suami isteri harus dalam
urapan Roh Kudus sampai Roh Kudus melimpah meluap-luap di dalam kita.
Semiskin-miskinnya suatu keluarga pasti punya lampu pelita dan juga minyak. Suami
isteri anak harus ada dalam urapan Roh Kudus sampai Roh Kudus meluap-luap.
Bagaimana mendapatkan urapan Roh
Kudus sampai meluap-luap di dalam kita?
a)
Imamat
21:12
21:12 Janganlah ia
keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus
Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah
dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.
Jangan keluar
dari tempat kudus. Artinya jangan keluar dari penggembalaan, harus bertekun
dalam penggembalaan. Suami isteri harus saling mengingatkan, jangan berjuang
sendiri-sendiri. Jangan bertekun sendiri-sendiri, akan berat. Saling menasihati
untuk tekundi dalam penggembalaan. Tekuni ibadah penggembalaan, disitu ada
urapan Roh Kudus tercurah atas kita.
b)
Tekun
dalam doa penyembahan. Menyembah itu merobek daging. Suami isteri ayo menyembah
sama-sama. Ditambah doa puasa, ambil waktu seminggu berapa hari. Supaya minyak
Roh Kudus dicurahkan kepada kita.
c)
Rela
menerima nyala api ujian. Tidak ada nikah yang tidak teruji. Kalau kita rela
menerimanya maka minyak Roh Kudus melimpah. Bukan malah menghindar.
I Petrus
4:12-14
4:12
Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang
datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi
atas kamu.
4:13 Sebaliknya,
bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus,
supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan
kemuliaan-Nya.
4:14 Berbahagialah
kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh
Allah ada padamu.
Jangan heran
kalau ada nyala api ujian. Kita hanya mengambil bagian sedikit dari penderitaan
Kristus. Harus rela menerima nyala api ujian, bukan malah saling
mempersalahkan, saling mencaci dan sebagainya.
Kalau 3 poin ini kita perjuangkan, maka hasilnya:
a)
Sumbu
tidak akan hancur sekalipun terbakar, tetapi pelita itu semakin banyak minyaknya
semakin terang. Nikah itu malah menjadi terang kesaksian bagi sesama, nikah itu
memuliakan Tuhan. Orang lihat pengantin baru ini luar biasa, eh sudah 10 tahun
tetap seperti pengantin baru, luar biasa. Menjadi kesaksian karena baku sayang,
saling mengingatkan untuk beribadah dan seterusnya. Teruskasih dalam rumah
tangga tidak pernah habis, selalu baru.
b)
II
Raja-raja 4:1-4
4:1 Salah seorang
dari isteri-isteri para nabi mengadukan halnya kepada Elisa, sambil berseru:
"Hambamu, suamiku, sudah mati dan engkau ini tahu, bahwa hambamu itu takut
akan TUHAN. Tetapi sekarang, penagih hutang sudah datang untuk mengambil kedua
orang anakku menjadi budaknya."
4:2 Jawab Elisa
kepadanya: "Apakah yang dapat kuperbuat bagimu? Beritahukanlah kepadaku
apa-apa yang kaupunya di rumah." Berkatalah perempuan itu: "Hambamu
ini tidak punya sesuatu apa pun di rumah, kecuali sebuah buli-buli berisi
minyak."
4:3 Lalu berkatalah
Elisa: "Pergilah, mintalah bejana-bejana dari luar, dari pada segala
tetanggamu, bejana-bejana kosong, tetapi jangan terlalu sedikit.
4:4 Kemudian
masuklah, tutuplah pintu sesudah engkau dan anak-anakmu masuk, lalu tuanglah
minyak itu ke dalam segala bejana. Mana yang penuh, angkatlah!"
Ini terjadi
minyak yang melimpah. Tadi minyaknya cuma sedikit tetapi begitu masuk kamar,
tutup pintu, terjadi minyak yang melimpah. Masuk kamar tutup pintu ini menunjuk
doa penyembahan.
II
Raja-raja 4:7
4:7 Kemudian pergilah
perempuan itu memberitahukannya kepada abdi Allah, dan orang ini berkata:
"Pergilah, juallah minyak itu, bayarlah hutangmu, dan hiduplah dari
lebihnya, engkau serta anak-anakmu."
Kalau ada
minyak urapan Roh Kudus maka hutang-hutang dibereskan. Hutang ini menunjuk
masalah. Masalah-masalah dibereskan oleh Tuhan. Masalah yang terberat adalah
masalah nikah dan masalah buah nikah. Perempuan ini seorang janda, suaminya
baru saja meninggal. Begitu meninggal penagih hutang datang mau mengambil
anak-anaknya menjadi budak. Masalah nikah dan buah nikah ini yang banyak
membuat orang Kristen, hamba Tuhan dan pelayan Tuhan lemas dan loyo.Sudah tidak
beribadah dan melayani lagi. bahkan mengutuk Tuhan “kenapa begini, kenapa
begitu”. Tetapi kalau ada Roh Kudus maka masalah dibereskan.
Kemarin dalam
penataran nikah saya tanyakan, sebelum kalian menikah kalau pernah menjalin
hubungan dengan yang lain harus dibereskan, harus diselesaikan. Siang ini juga,
mungkin ada yang tidak beres dengan orang tua dan calon mertua ayo dibereskan.
Kalau ada masalah yang tidak dibereskan, tidur saja tidak tenang. Selesaikan
semua, akui kepada Tuhan dan akui kepada sesama.Yesus Imam Besar ada di
tengah-tengah kita, memperdamaikan dengan darahNya. Masalah dibereskan sampai
masalah yang mustahil selesai.
c)
5 dara
yang bijaksana masuk pesta kawin. Kalau kita punya minyak persediaan, minyak
Roh Kudus, nikah itu melimpah dengan urapan Roh Kudus, membawa masuk pada nikah
yang rohani, nikah yang sempurna, layak menjadi Mempelai Wanita Tuhan yang
sempurna, layakmasuk
pesta nikah Anak Domba.
Wahyu 19:6
19:6 Lalu aku
mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan
seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah
kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
Gereja akan
dibawa masuk pada nikah yang rohani, nikah yang sempurna. Ini perkataan Allah
yang benar, bukan bohong, bukan dongeng, akan menjadi kenyataan. Firman ini
bukan hanya untuk kedua mempelai tetapi juga untuk kita semuanya. Ayo perjuangkan
nikah kita untuk bisa masuk nikah yang sempurna, nikah yang rohani. Yesus
datang tidak ada yang tertinggal. Nanti akan terjadi pemisahan yang dahsyat
ketika kedatangan Yesus, 2 orang di tempat tidur, 1 terangkat, 1 tertinggal.
Ini jangan terjadi pada kita. Doa saya selalu, Tuhan saya rindu menyambut kedatanganMu
bersama isteri dan anak-anak, bersama jemaat dan keluarga jemaat. Itu kerinduan
kita bersama, bisa menyambut Yesus ketika Dia datang kedua kali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar