Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Yohanes
11:33-36
11:33 Ketika
Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang
bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata:
11:34 "Di
manakah dia kamu baringkan?" Jawab mereka: "Tuhan, marilah dan
lihatlah!"
11:35 Maka
menangislah Yesus.
11:36 Kata
orang-orang Yahudi: "Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya!"
Yesus
menangis di depan kubur Lazarus, betapa Dia mengasihi Lazarus, Maria dan Marta.
Itu sebabnya pemazmur berkata, betapa berharga kematian orang yang dikasihi
Tuhan.
Mazmur
116:15
116:15 Berharga
di mata TUHAN kematian semua orang yang dikasihi-Nya.
Mazmur
116:15 (Terjemahan Lama)
116:15 Bahwa
amat indahlah kepada pemandangan Tuhan matinya segala kekasih-Nya.
Maria,
Marta dan Lazarus adalah orang yang mengasihi Tuhan dan dikasihi Tuhan. Orang
yang dikasihi dan mengasihi Tuhan sedangkan matinya saja berharga, indah,
apalagi ketika dia masih hidup. Ini yang kita mau pelajari, bagaimana praktek
hidup yang berharga di mata Tuhan.
I
Korintus 6:19-20; 3:16
6:19 Atau tidak
tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh
Kudus yang kamu peroleh dari Allah, — dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?
6:20 Sebab kamu
telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah
dengan tubuhmu (dan rohmu juga yang keduanya adalah milik Allah)!
3:16 Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait
Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?
2 ayat
ini menunjukan bahwa hidup kita telah dibeli dengan harga yang mahal, itulah
darah Yesus yang mahal. Jadi kita tidak boleh seenaknya menggunakan hidup ini
hanya untuk memuaskan daging. Tetapi berikan hidup kita kepada Tuhan menjadi
rumah Tuhan atau rumah doa. Artinya kita yang sudah ditebus oleh darah Yesus
harus beribadah melayani Tuhan, sampai pada puncak ibadah yaitu berdoa
menyembah Tuhan.
Ini
praktek hidup yang berharga, kita raba dan periksa hidup kita selama ini
berharga atau hina, tidak berharga. Kalau kita hanya berbuat dosa dan melakukan
perbuatan daging, itu hina dan tidak berharga. Tetapi kalau hidup ini kita
pakai beribadah kepada Tuhan sampai pada puncak ibadah yaitu doa penyembahan
maka hidup kita berharga di hadapan Tuhan.
Tetapi
kenyataannya banyak hamba Tuhan,
pelayan Tuhan justru menjadi sarang penyamun.
Markus
11:15-19
11:15 Lalu
tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerusalem. Sesudah Yesus masuk ke Bait
Allah, mulailah Ia mengusir orang-orang yang berjual beli di halaman Bait Allah.
Meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dibalikkan-Nya,
11:16 dan Ia
tidak memperbolehkan orang membawa barang-barang melintasi halaman Bait Allah.
11:17 Lalu Ia
mengajar mereka, kata-Nya: "Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut
rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kamu ini telah menjadikannya sarang
penyamun!"
11:18 Imam-imam
kepala dan ahli-ahli Taurat mendengar tentang peristiwa itu, dan mereka
berusaha untuk membinasakan Dia, sebab mereka takut kepada-Nya, melihat seluruh
orang banyak takjub akan pengajaran-Nya.
11:19 Menjelang
malam mereka keluar lagi dari kota.
Yesus
masuk Bait Allah, Bait Allah seharusnya tempat beribadah tetapi sudah jadi
sarang penyamun = sudah dikuasai roh jual beli, dikuasai roh antikristus. Ini
sudah bukan menjadi tempat Roh Kudus, tetapi menjadi tempat antikristus. Inilah
hamba Tuhan dan pelayan Tuhan yang justru menjadi sarang penyamun. Kenapa saya
katakan hamba Tuhan,
pelayan Tuhan? Di ayat 18 imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat malah berusaha
membinasakan Yesus. Seharusnya mereka bersyukur Yesus sudah membersihkan Bait
Allah. Ini malah mereka mau membinasakan Yesus karena mereka yang berjualan di situ,
mereka menyediakan hewan kurban untuk dijual.
Praktek
menjadi sarang penyamun adalah roh jual beli itu mengotori 3 macam alat dalam
Bait Allah, yaitu
1. Mengotori meja roti sajian.
Digambarkan
dengan meja penukar uang. Meja roti sajian sudah ditukar dengan meja penukar
uang. Artinya sudah tidak ada lagi pembukaan rahasia Firman, sebab yang
diutamakan dalam gereja hanyalah perkara-perkara jasmani, perkara uang,
keuntungan-keuntungan jasmani. Sekarang ini gereja bukan lagi tahbisan yang ada
tetapi profesi. Melayani dibayar berapa, kalau tidak dibayar demo, ribut. Kita
bisa melayani Tuhan hanya karena kemurahan Tuhan, koq menuntut dibayar,
menuntut dihormati, menuntut ini dan itu! Itu berarti bukan Firman lagi yang
dibicarakan di situ, tetapi yang diributkan soal uang. Kalau KKR hanya ribut
soal uang. Makanya saya selalu mengajak kalau kita mau menggelar KKR atau ibadah
persekutuan berdoa minta supaya Tuhan bukakan rahasia Firman sebagai pembuka
jalan segala sesuatu. Bukan berdoa supaya Tuhan berikan uang yang banyak untuk
menggelar KKR. Kalau sudah ada roti di situ pasti yang lain-lain Tuhan
sediakan.
Akibatnya
kalau yang diutamakan dalam gereja hanya uang, hanya perkara jasmani:
I
Timotius 6:5-6
6:5
percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat dan yang
kehilangan kebenaran, yang mengira ibadah itu adalah suatu sumber keuntungan.
6:6
Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.
Ibadah
disertai rasa cukup memberikan keuntungan yang besar. Sebaliknya kalau
beribadah mencari keuntungan jasmani, tidak akan ada rasa cukup, tidak ada
kepuasan rohani. Datang dengan beban, pulang tetap dengan beban, malah tambah
beban lagi karena habis ribut soal uang sampai tengkar di gereja. Tidak ada
kepuasan rohani, akhirnya dia cari kepuasan di dunia. Tidak puas juga, kepuasan
dunia dibawa masuk dalam gereja. Tidak puas juga, dia cari kepuasan lewat
berbuat dosa sampai puncaknya dosa.
2. Mengotori
pelita emas.
Digambarkan
dengan bangku-bangku pedagang merpati. Pelita emas menunjuk Roh Kudus. Pelita
emas dikotori, diganti bangku-bangku pedagang merpati. Bangku atau kursi
menunjuk kedudukan = jabatan pelayanan. Merpati menunjuk Roh Kudus,
karunia-karunia Roh Kudus, juga menunjukan ketulusan.
Matius
10:16
10:16
"Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab
itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.
Pelita
emas itu persekutuan dengan Allah Roh Kudus. Jadi roh jual beli mengotori
pelita emas artinya:
a) Jabatan
pelayanan diperebutkan! Karena jabatan pelayanan dimanfaatkan untuk mendapat
keuntungan secara jasmani. Sehingga saling menjatuhkan dalam gereja. Apalagi
kedudukan sebagai gembala, apalagi kalau gereja di kota, orang rebutan. Kalau
di desa terserah siapa di situ. Kalau gereja besar jadi rebutan, kalau gereja
kecil terserah siapa di situ. Itu karena mencari keuntungan secara jasmani,
minimal mencari kehormatan. Jabatan
pelayanan bukan lagi tahbisan tetapi sudah profesi.
b) Tidak
ada lagi ketulusan dalam melayani. Tulus seperti merpati, kalau tidak ada lagi
ketulusan maka yang ada cerdik seperti ular. Makanya dalam pelayanannya yang
ada tabiatnya ular, tabiat iblis, yaitu dusta dan benci.
Yohanes 8:44
8:44
Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan
bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam
kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia
berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala
dusta.
Benci itu dimulai dari iri. Sejak kitab Kejadian,
yang iri di situ pelayan-pelayan. Yusuf dan kakak-kakaknya menggembalakan,
sekarang menunjuk gembala sidang. Kakak-kakak Yusuf iri kepada Yusuf. Banyak
gembala yang iri. Dijauhkan Tuhan jangan ada pada diriku. Kalau sudah seperti
itu berarti sudah tidak tulus lagi melayani. Domba-domba dianggap miliknya.
Padahal domba-domba itu miliknya Tuhan, kalau Tuhan percayakan untuk kami
layani puji Tuhan. Dipercayakan 1, 2, 3, 10 ada yang dipercayakan 1.000 ada
yang ratusan ribu, itu terserah Tuhan, tidak usah iri. Kalau dibandingkan
melayani 10 dengan 1000 lalu yang 10 itu semua tekun 3 macam ibadah berarti yang
dia layani 100% tergembala. Dipercayakan 1000 jiwa tetapi yang tekun cuma 100,
berarti tidak 100% hanya 10% yang tergembala. Kenapa kita mau iri! Sampai
benci, sampai dendam, itu tidak tulus lagi melayani.
c) Melayani
dengan pamrih, menuntut hak, seperti Korah yang suka menuntut.
3. Mengotori
mezbah dupa emas.
Digambarkan
dengan rumah doa sudah menjadi sarang penyamun. Artinya melayani Tuhan tetapi tanpa
penyembahan, tanpa penyerahan diri sepenuh kepada Tuhan. Kelihatan hebat kalau
melayani, main musik hebat, khotbah hebat, pimpin pujian hebat, tetapi tanpa
penyembahan, tanpa penyerahan diri sepenuh kepada Tuhan = tanpa kasih kepada
Tuhan. Kelihatan orang yang melayani dengan penyerahan diri dengan penyembahan
dan melayani tanpa penyembahan. Yang melayani tanpa penyembahan bisa dilihat
saat melayani hanya mengumbar daging, emosi daging, ambisi daging. Kalau dia
gembala, dia khotbah tanpa hikmat Tuhan, tidak senang pada jemaat langsung dia
hantam. Kalau dia pemain musik, main musik hanya untuk mengumbar hawa nafsu
daging, tunjukan kalau dia hebat. Akhirnya nanti menjadi tempat
perkembangbiakan dosa, dia dikuasai oleh roh jahat dan roh najis.
Raba dan periksa pelayanan kita selama ini
bagaimana. Roh jual beli bukan nanti di dalam gereja jualan, ada lelang dan
sebagainya. 3 macam alat ini dikotori, itu sudah roh jual beli, itu roh
antikristus! Sudah
tidak ada pembukaan Firman, yang diutamakan perkara jasmani, berarti meja roti
ditukar dengan meja penukar uang. Kemudian melayani jabatan diperebutkan,
saling menjatuhkan, hanya mencari keuntungan, tidak ada ketulusan dalam ibadah,
pelayanan bukan tanpa pamrih tetapi menuntut pamrih. Itu pelita emas sudah
diganti bangku pedang merpati. Kemudian tanpa penyembahan, tanpa penyerahan
diri, tanpa kasih sehingga dalam pelayanan hanya mengumbar hawa nafsu daging,
yang ditunjukan hanya kedagingannya.
Akibatnya gereja mengarah ada pembangunan tubuh
babel, mempelai wanita setan. Dia pikir dia sudah melayani Tuhan, dibangun
menjadi Tubuh Kristus, padahal dia mengarah pada Babel, mempelai wanita setan.
Wahyu 18:2
18:2
Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh
Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan
tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang
najis dan yang dibenci,
Makanya Yesus datang untuk membersihkan Bait Allah.
Kita yang sudah dibeli dengan darah yang mahal, Tuhan tidak rela kita menjadi
sarang penyamun, menjadi tempat roh jual beli, menjadi tempat roh antikristus.
Makanya Yesus datang menyucikan kita, menyucikan 3 macam alat, supaya kita menjadi
tempat kediaman Yesus = menjadi mempelai wanitaNya yang sempurna. Itu yang
menggirangkan hati Tuhan kalau kita disucikan, kita dibersihkan, kita
dikembalikan pada fungsi yang benar yaitu menjadi tempatnya Roh Kudus,
tempatnya Yesus, itu yang menggirangkan hati Tuhan. Kita bersyukur kita ada
dalam pengajaran Kabar Mempelai, ada Firman yang menyucikan dan membersihkan
kehidupan kita sekalian.
Proses Yesus membersihkan Bait Allah, membersihkan
gerejaNya, kehidupan kita:
1. Yesus
menunggangbalikkan
meja-meja penukar uang = Yesus membersihkan meja roti sajian. Artinya Yesus
membersihkan meja hati kita dari segala kotoran, terutama kotoran ikatan uang,
sehingga hati kita menjadi hati yang bersih, hati yang lemah lembut untuk bisa
menyimpan Firman pengajaran yang benar.
Yakobus
1:21
1:21
Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak
itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
Akar
kejahatan itulah uang, ini yang mau dibuang. Kalau hati sudah bersih, itu sudah
menjadi tempatnya Firman. Memberi itu bukan soal uangnya, tetapi soal
penyucian. Dibersihkan hatinya dari ikatan akan uang supaya menjadi hati yang
lemah lembut sehingga bisa menyimpan Firman pengajaran yang benar. Apa buktinya
bahwa hati itu sudah dibersihkan menjadi tempat menyimpan Firman? Bisa tekun
dalam ibadah pendalaman Alkitab dan perjamuan suci. Tidak perlu dipaksa,
disuruh, diancam dan lain-lain tetapi dia sendiri yang mau bertekun. Makan
Firman, makan perjamuan suci, itu makanan yang sejati, makanan yang
sesungguhnya. Hasilnya kita bisa mengenal Yesus dengan benar.
Hosea
6:3
6:3
Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti
muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan
pada akhir musim yang mengairi bumi."
Firman
kita makan, Firman itu pribadi Yesus, masuk dalam pribadi kita. Yesus mengenal
kita dan kita mengenal Yesus. Tidak perlu kita pusing dengan perkara-perkara
jasmani sebab Yesus tahu segala kebutuhan kita dan Tuhan mampu menyediakan bagi
kita. Sebagai hamba Tuhan tidak usah cari itu, kenal Yesus saja dengan
sungguh-sungguh. Tuhan mengenal saya, Tuhan sediakan juga apa yang saya butuhkan.
Saya sudah buktikan sejak masih pengerja, belum ada jemaat yang dipercaya untuk
saya gembalakan, sampai saat ini Tuhan sediakan, Tuhan tahu apa yang menjadi
kebutuhan saya.
2. Yesus
membalikkan
bangku-bangku pedagang merpati = Yesus membersihkan pelita emas. Artinya Yesus
membersihkan ibadah pelayanan kita, tahbisan pelayanan kita. Buktinya tahbisan
dan ibadah pelayanan kita sudah dibersihkan:
a) Bisa
tekun dalam ibadah raya, kita bersekutu dengan Allah Roh Kudus dengan
karunia-karuniaNya sehingga kita menjadi surat Kristus yang bisa dibaca oleh
semua orang = menjadi terang kesaksian.
II Korintus 3:1-3
3:1
Adakah kami mulai lagi memujikan diri kami? Atau perlukah kami seperti
orang-orang lain menunjukkan surat pujian kepada kamu atau dari kamu?
3:2
Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal
dan yang dapat dibaca oleh semua orang.
3:3
Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh
pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang
hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam
hati manusia.
Kita menjadi surat Kristus, bisa dibaca oleh semua
orang. Bukan garansi kalau berdoa sudah langsung berbahasa roh lalu berarti dia
sudah menjadi surat Kristus. Yang dilihat adalah hidup sehari-harinya. Betulkah
dia ini bersekutu dengan Allah Roh Kudus, di dalamnya ada karunia-karunia Roh
Kudus. Roh Kudus itu terang, dia menjadi terang, menjadi surat Kristus, menjadi
terang kesaksian.
b) Setia
dan berkobar-kobar dalam jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus yang ada
padanya. Karunia Roh Kudus dan jabatan yang kita terima dari Tuhan ayo
kobarkan, bukan korbankan! Seringkali kita mengorbankan pelayanan, justru harus
semakin dikobarkan.
II Timotius 1:6
1:6
Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada
padamu oleh penumpangan tanganku atasmu.
Kalau sudah menerima jabatan dan karunia dari Tuhan
lewat penumpangan tangan hamba Tuhan, ayo dikobarkan, menyala-nyala. Jangan talenta itu dibungkus sapu tangan lalu
disembunyi di dalam tanah, justru harus dikobarkan, dikembangkan. Saya kira dan
saya yakin kalau kita setia dan berkobar dalam jabatan pelayanan dan karunia,
karunianya pasti bertambah, pelayanannya tidak akan monoton tetapi semakin
berkembang. Khotbahnya semakin enak, nyanyinya semakin dinikmati menjadi
berkat. Saya dikoreksi Tuhan, sebagai gembala persiapan Firman harus
sungguh-sungguh. Jemaat juga mau melayani persiapan sungguh. Seperti gembala
persiapan sungguh-sungguh untuk khotbah, jemaat juga persiapan sungguh-sungguh
dalam melayani. Kaum muda hafal sungguh-sungguh lagunya. Ayo berkobar-kobar, semangat melayani
Tuhan, semakin berkembang pelayanannya, bukan malah berhenti, tidak ada
perkembangan, stagnan, tetapi harus meningkat pelayanannya.
Saya dulu tidak bisa baca not, tetapi karena mau
setia berkobar dalam jabatan pelayanan akhirnya bisa baca not, bisa ciptakan
lagu, bisa tulis harga-harga notnya. Bukan
mengedepankan diri.
c) Melayani
dengan ketulusan hati, tidak ada iri, tidak ada benci, tidak ada dendam, tanpa
pamrih, tidak menuntut sesuatu, hanya melakukan kewajiban. Kewajiban utama kita
sebagai hamba Tuhan dan pelayanan Tuhan adalah memuliakan Tuhan di dalam segala
hal.
3. Yesus mengembalikan
fungsi Bait Allah dari sarang penyamun menjadi rumah doa = Yesus membersihkan
mezbah dupa emas. Buktinya kita sudah dibersihkan adalah bisa bertekun dalam
ibadah doa penyembahan, baik secara berjemaah di gereja, maupun penyembahan
secara pribadi di rumah masing-masing. Tekun menyembah, tekun berpuasa, tekun
doa semalaman.
Doa
penyembahan itu merobek daging, kalau daging tidak dirobek di situ masuk roh
jahat, masuk roh najis dan akan berkembang biak di situ. Sebab itu daging harus dirobek, harus
dimatikan sehingga dosa tidak bisa berkembang biak di situ. Daging dimatikan
sehingga kita bisa menyerah sepenuh kepada Tuhan, kita bisa melayani dengan
kasih Tuhan. Penyerahan diri kita meningkat sampai mencapai penyerahan mempelai,
penyerahan isteri terhadap suami.
Wahyu
12:1
12:1
Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan
matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas
bintang di atas kepalanya.
Matahari
menunjuk kasih yang permanen, itu mezbah dupa emas yang sudah dibersihkan.
Bulan di bawah kaki ini iman yang permanen, itu meja roti sajian yang sudah
dibersihkan. Mahkota 12 bintang itu pengharapan yang permanen, pelita emas yang
sudah dibersihkan.
Wahyu
12:2
12:2
Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia
berteriak kesakitan.
Kenapa
isteri kita mengandung? Karena dia menyerah sepenuh kepada kita. Kita gereja
mengandung tanda kita punya penyerahan sepenuh kepada Tuhan Yesus Mempelai Pria
Sorga, penyerahan isteri kepada Yesus sebagai suami. Ini yang Tuhan mau, sampai
kita menyerah sepenuhnya kepada Tuhan, kita dimiliki oleh Tuhan seutuhnya
sebagai Mempelai WanitaNya.
Jadi
tujuan akhir pembersihan adalah sampai kita memiliki penyerahan mempelai,
sampai kita menjadi Mempelai Wanita Tuhan yang sempurna. Biarlah kita mau
menyerahkan hidup kita, kita periksa bagaimana meja rotinya, apakah kotor,
sudah ditukar dengan meja penukar uang. Pelita emasnya bagaimana, kotor? Mezbah
dupa emas kotor? Biar semua dibersihkan.
Memang
keadaan kita, kehidupan yang mau disucikan dan dibersihkan digambarkan seperti
perempuan hamil yang hendak melahirkan dan berhadapan dengan naga. Artinya kita diperhadapkan
dengan sengsara daging tanpa dosa, penderitaan karena Yesus, karena Firman. Dan
kita menghadapi kemarahan iblis setan yang luar biasa. Kita sungguh-sungguh
tidak berdaya, tidak mampu berbuat apa-apa. Yang bisa kita lakukan
penyerahannya ditingkatkan. Diperhadapkan dengan tantangan, penderitaan,
sengsara daging tanpa dosa, seakan-akan tidak ada yang peduli kita lagi,
ditinggalkan seorang diri, penyerahannya ditingkatkan! Bukan cari kambing hitam
menyalahkan yang lain. Saya dibenci, saya dibelakangi, yah sudah penyerahannya
yang ditingkatkan kepada Tuhan dari pada salah-salahkan orang lain. Pasti Tuhan
bela, Tuhan tolong. Kita tidak berdaya apa-apa, yang bisa kita lakukan hanya
mengeluh, mengerang kepada Tuhan, berseru, berserah kepada Tuhan. Berseru nama
Yesus, berseru haleluya dan Tuhan yang memberikan kemenangan bagi kita.
Mempelai WanitaNya tidak mungkin dibiarkan oleh Tuhan. Pasti diperhatikan,
dipelihara, dibela, dilindungi oleh Tuhan.
GPT “Kristus Penebus” Jl. Langgadopi No.4 Tentena Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso,
94663 HP: 081334496911 Email: imamat_raja@yahoo.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar