Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristuss
Imamat
26:14-17 (Perikop: Kutuk)
26:14 "Tetapi jikalau kamu tidak mendengarkan
Daku, dan tidak melakukan segala perintah itu,
26:15 jikalau kamu menolak ketetapan-Ku dan hatimu
muak mendengar peraturan-Ku, sehingga kamu tidak melakukan segala perintah-Ku
dan kamu mengingkari perjanjian-Ku,
26:16 maka Aku pun akan berbuat begini kepadamu, yakni
Aku akan mendatangkan kekejutan atasmu, batuk kering serta demam, yang membuat
mata rusak dan jiwa merana; kamu akan sia-sia menabur benihmu, karena hasilnya
akan habis dimakan musuhmu.
26:17 Aku sendiri akan menentang kamu, sehingga kamu
akan dikalahkan oleh musuhmu, dan mereka yang membenci kamu akan menguasai
kamu, dan kamu akan lari, sungguhpun tidak ada orang mengejar kamu.
Kutukan di sini masih
merupakan ancaman bagi bangsa Israel, tetapi memang pada akhirnya menjadi
kenyataan. Ketika bangsa Israel telah masuk tanah Kanaan dan negeri itu
diberkati oleh Tuhan, kerajaan itu menjadi kerajaan yang besar, apalagi di
zaman raja Salomo. Tetapi raja Salomo sempat jatuh pada penyembahan berhala,
raja yang menggantikanpun melawan ketetapan Tuhan dan banyak raja-raja selanjutnya
yang hidupnya tidak sesuai Firman, sehingga kutuk itu jatuh atas bangsa Israel.
Kerajaan Israel terpecah 2. Kemudian kerajaan yang sudah terpecah 2 itu baik
yang di utara maupun di selatan akhirnya runtuh dan orang Israel dibuang ke
Babel. Jadi ancaman yang ditulis dalam Imamat pasal 26 ini akhirnya menjadi
kenyataan.
Dalam pasal 26 ini
ada 4 kali dikatakan akan ditambahkan 7 kali lipat. Jika engkau tidak
mendengarkan Aku akan menambahkan 7 kali lipat. Jika engkau masih tidak
mendengarkan Firman Tuhan akan ditambahkan lagi 7 kali lipat. Sampai 4 kali. Betul-betul
kegeraman murka Tuhan dicurahkan atas orang yang tidak mau taat pada Firman
Tuhan.
Ini juga ancaman
Tuhan bagi kita di akhir zaman ini, jangan sampai menjadi kenyataan pada kita.
Yang kita rindukan kita menjadi kehidupan yang diberkati sampai kita menjadi
Mempelai Wanita Tuhan. Bukan menjadi kehidupan yang dikutuk dan binasa. Biarlah
tumbuh rasa takut dan gentar terhadap Firman Tuhan. Ketika mendengar Firman
yang bernada ancaman, bukan kita marah dan tidak senang. Seharusnya di hati
kita tumbuh rasa takut dan gentar terhadap Firman Tuhan. Ini adalah sikap yang
positif.
Mazmur 119:120
119:120 Badanku gemetar karena ketakutan terhadap
Engkau, aku takut kepada penghukuman-Mu.
Di dalam Alkitab ada
3 hal yang menyebabkan kutuk.
1. Penyebab kutuk
pertama tadi dalam Imamat pasal 26 dan dicatat ulang dalam kitab Ulangan.
Ulangan 28:15
28:15 "Tetapi jika engkau tidak
mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan tidak melakukan dengan setia segala
perintah dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka
segala kutuk ini akan datang kepadamu dan mencapai engkau:
Penyebab pertama adalah tidak taat pada suara
Tuhan. Suara Tuhan bagi kita adalah Firman yang dibuka rahasianya = Firman
pengajaran yang benar. Tidak taat pada Firman itu adalah suatu perbuatan jahat,
suatu sifat meninggalkan Tuhan. Makanya kutuk yang turun.
Ulangan 28:20
28:20
TUHAN akan mendatangkan kutuk, huru-hara dan penghajaran ke antaramu dalam
segala usaha yang kaukerjakan, sampai engkau punah dan binasa dengan segera
karena jahat perbuatanmu, sebab engkau telah meninggalkan Aku.
Kalau membaca ini biarlah ada rasa takut dan
gentar. Orang tidak taat = orang melakukan perbuatan jahat dan dia sedang
meninggalkan Tuhan.
Firman pengajaran itu untuk kita taati atau
praktekan, bukan untuk diperdebatkan, dikritik dan dilawan. Seringkali kalau
Firmannya bernada berkat “Allah luar biasa”. Begitu nadanya kecaman, mulai
dikritik sana sini, diperdebatkan, dilawan. Begitu tidak taat maka hidup orang
itu bersuasana kutukan.
Ulangan 28:35
28:35
TUHAN akan menghajar engkau dengan barah jahat, yang dari padanya engkau tidak
dapat sembuh, pada lutut dan pahamu, bahkan dari telapak kakimu sampai kepada
batu kepalamu.
Salah satu suasana kutukan adalah timbul bisul
jahat mulai dari telapak kaki, lutut, paha sampai batu kepala. Bisul itu daging
yang membengkak. Orang yang tidak taat itu dagingnya membengkak. Hawa nafsu
dagingnya membengkak, keinginan dagingnya semua membengkak, sudah tidak tahu
membedakan mana kebutuhan, mana keinginan.
a) Bisul pada
telapak kaki artinya perjalanan hidup yang ditandai dengan kedagingan. Kalau
telapak kakinya bisul, jalannya tidak bisa lurus, pasti serong. Perjalanan
hidup yang serong itulah bisul pada telapak kaki. Prakteknya:
Yesaya
59:8
59:8 Mereka tidak
mengenal jalan damai, dan dalam jejak mereka tidak ada keadilan; mereka
mengambil jalan-jalan yang bengkok, dan setiap orang yang berjalan di situ
tidaklah mengenal damai.
Prakteknya
tidak mengenal damai, selalu ada kebencian, iri hati, pahit hati, dendam. Dalam
rumah tangga iri, dalam penggembalaan iri, dalam persekutuan antara
penggembalaan ada iri, pahit, benci, dendam. Itu suasana kutukan! Apa enaknya
dalam rumah tangga kalau harus pahit hati, iri, tengkar, itu rumah tangga dalam
suasana kutukan. Dalam penggembalaan juga begitu, datang dalam penggembalaan
iri pada yang lain, pahit, jengkel! Persekutuan antara penggembalaan juga
begitu. Kita raba dan periksa hati kita, jangan sampai telapak kaki kitaada
bisul, ada daging yang membengkak, tidak kenal damai.
b) Bisul pada
lutut. Lutut itu untuk menyembah. Jadi lulut kena bisul artinya malas
menyembah. Kalau sudah malas menyembah, tidak mau menyembah, itu suasana
kutukan. Atau menyembah tetapi tidak mencapai ukuran penyembahan, itu suasana
kutukan.
Ukuran
penyembahan:
Filipi
2:8,11
2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah
merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus
adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
Jadi
ukuran penyembahan adalah taat sampai daging tidak bersuara lagi. Menyembah
tetapi tidak taat, membantah Firman terus, itu suasana kutukan, kering!
c) Paha kena
bisul. Paha ada hubungannya dengan nikah. Paha kena bisul ini nikah yang hanya
diisi dengan hawa nafsu daging, tempat pelampiasan hawa nafsu daging.
Pelampiasan hawa nafsu daging bukan hanya sebatas hubungan seks. Nikah menjadi
tempat pelampiasan amarah itu sudah hawa nafsu daging. Ada masalah di luar,
malah marah-marah di dalam nikah, itu nikah yang sedang dalam suasana kutukan.
d) Batu
kepala, ini bicara pikiran yang dikuasai hawa nafsu daging, pikiran daging!
Sempat terjadi pada Petrus pada kepalanya ada bisul. Ketika Yesus mengatakan
Aku akan ditangkap, dibunuh dan dibangkitkan 3 hari kemudian. Petrus langsung
menarik Yesus ke samping dan menegur Yesus “hal itu tidak akan terjadi”. Yesus
katakan enyahlah iblis, engkau tidak memikirkan apa yang dipikirkan oleh Allah,
yang engkau pikirkan adalah pikiran manusia. Ini pikiran yang dikuasai hawa
nafsu daging sehingga menolak salib.
Markus 8:33
8:33 Maka
berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus,
kata-Nya: "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang
dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
Ini
pikiran daging, tidak mau sengsara bagi daging, maunya yang enak bagi daging.
Menarik Yesus kesamping, pengertian rohaninya berarti tidak mau tergembala.
Sebab dalam penggembalaan itu Yesus di depan dan domba-domba di belakang.
Jangan kita cemburu dengan orang yang tidak tergembala“enak dia, bisa ini bisa
itu, dapat ini dapat itu” sebenarnya dia dalam suasana kutukan, ada bisul di
kepalanya. Biarlah kita bertekun dalam penggembalaan, jangan tertipu dengan
kesenangan dunia yang hanya bersifat sementara itu.
Jadi supaya tidak mengalami suasana kutukan,
maka Firman pengajaran itu harus kita pegang teguh. Artinya harus menjadi
pengalaman hidup kita. Bagaimana supaya menjadi pengalaman hidup? Kita harus
mendengar dengan sungguh-sungguh dengan suatu kebutuhan, mengerti, percaya sehingga
menjadi iman dalam hati, baru dipraktekan Firman Tuhan. Sikap mendengar Firman
menentukan hidup kita bersuasana berkat atau kutuk.
Ulangan 28:1-2
28:1
"Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan
dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka
TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi.
28:2
Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau
mendengarkan suara TUHAN, Allahmu:
2. Yeremia
48:10
48:10
Terkutuklah orang yang melaksanakan pekerjaan TUHAN dengan lalai, dan
terkutuklah orang yang menghambat pedang-Nya dari penumpahan darah!
Lalai dalam pekerjaan Tuhan dan menghambat
pedang dari penumpahan darah.
a) Lalai
dalam pekerjaan Tuhan artinya tidak setia dan tidak berkobar-kobar dalam ibadah
pelayanan. Mungkin masih setia, tetapi tidak berkobar-kobar lagi, tidak
semangat itu juga termasuk lalai dalam pekerjaan Tuhan. Saya selalu kasih
gambaran kami yang di pastori, otomatis harus setia dalam ibadah pelayanan
dalam ibadah apa saja, sampai doa puasa, doa semalaman ada terus. Tetapi
pertanyaannya apakah masih berkobar-kobar? Jangan-jangan kelihatan masih setia
beribadah tetapi sudah tidak berkobar-kobar. Itu namanya lalai dalam perkerjaan
Tuhan, malah kutuk yang akan datang saya dikoreksi, saya khotbah apakah sudah
jadi kebiasaan? Memang setia, tetapi apakah masih berkobar-kobar atau suatu
kebiasaan.
Kita
mengaku beriman kepadaTuhan Yesus. Tetapi kalau tidak setia dan tidak berkobar-kobar
dalam ibadah pelayanan kepada Yesus, itu iman yang mati, iman tanpa perbuatan
iman, iman yang tidak dikerjakan. Salah satu bentuk perbuatan iman adalah
tahbisan atau ibadah pelayanan. Kita mau melayani Tuhan, mau setia
berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan. Markus 1:16-20 Yesus memanggil
murid-murid yang pertama untuk melayani Tuhan, itu menunjuk pertobatan dan iman.
Markus 3:13 bicara tentang iman dan tindakan iman.
Kalau kita
katakan kita punya iman kepada Yesus tetapi tidak mau mengerjakan iman itu
lewat ibadah pelayanan, itu hanya mendatangkan kutukan kepada kita.
Yakobus
2:17-20
2:17 Demikian juga
halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada
hakekatnya adalah mati.
2:18 Tetapi mungkin
ada orang berkata: "Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan", aku
akan menjawab dia: "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan
aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku."
2:19 Engkau
percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setan pun juga
percaya akan hal itu dan mereka gemetar.
Setan
percaya dan gemetar tetapi dia tidak punya perbuatan iman. Setan tidak bisa
beribadah melayani Tuhan. Jadi kalau punya iman, percaya Yesus, tetapi tidak
mau setia berkobar melayani Tuhan, apalagi sama sekali tidak beribadah melayani
Tuhan, itu imannya setan, iman yang mati, iman yang kosong! Banyak di luar sana
mengaku orang Kristen tetapi tidak jelas kapan dia beribadah. Kalau dia mau
ibadah yah dia ibadah, kalau tidak suka yang tidak beribadah. Banyak yang
seperti itu, percaya kepada Yesus, berdoa kepada Tuhan tetapi dia tidak punya
perbuatan iman. Itu imannya setan, iman yang mati, iman yang kosong. Akibatnya:
Yakobus
2:14
2:14 Apakah
gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman,
padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?
Kalau
tidak ada perbuatan iman itu tidak selamat, malah hidup dalam suasana kutukan, susah
payah, letih lesu, beban berat.
Biarlah
iman kita disertai perbuatan iman, kita mau setia berkobar-kobar dalam ibadah
pelayanan sampai garis akhir hidup kita. Iman disertai perbuatan iman itu yang
menyelamatkandan menyempurnakan kita.
Yakobus
2:22
2:22 Kamu lihat,
bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan
itu iman menjadi sempurna.
b) Menghambat
pedang dari penumpahan darah, artinya tidak mau disucikan oleh pedang Firman
pengajaran yang benar.
Ibrani
4:12
4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih
tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai
memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan
pertimbangan dan pikiran hati kita.
Di sini 2
pihak dikoreksi:
1) Kami hamba
Tuhan tidak berani ayunkan pedang, tidak berani menyampaikan Firman pengajaran
yang benar. Kenapa? Karena kami sendiri menyembunyikan dosa, mempertahankan
tahbisan yang salah, mempertahankan nikah yang salah!
2) Jemaat
juga dikoreksi, Firman sudah disampaikan, pedang sudah diayunkan, selalu
mengelak “bukan saya!”. Itu seperti Yudas! Yesus berkata “orang yang
mencelupkan tangannya ke dalam pinggan bersama dengan Aku, dialah yang akan
menyerahkan Aku. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya dia tidak
dilahirkan”. Yudas langsung berkata “bukan aku yah rabi, bukan saya. Banyak
kali kita seperti Yudas, seperti murid-murid Yesus dalam perjamuan Paskah.
Yesus katakan “kamu semua akan tergoncang imannya” Petrus berkata “aku tidak!”
dia menolak Firman, mengelak dari Firman. Petrus sebelum ayam berkokok sudah
menyangkal Aku 3 kali, Petrus malah berkata “aku rela mati untukMu” dan semua
murid-murid juga berkata demikian. Ketika Yesus ditangkap di taman Getsemani,
mereka kabur semuanya. Ini orang yang menolak Firman, menghindari dari Firman.
Akibatnya murid-murid berkumpul dalam satu
rumah dengan pintu-pintu dan jendela yang tertutup, mereka ketakutan, itu suasana
kutukan! Begitu kita menghambat pedang dari penumpahan darah, tidak mau
disucikan oleh Firman pengajaran yang benar, berarti ada dalam suasana kutukan,
mulai merasa takut. Takut ketahuan, takut dipecat, takut ini takut itu, ini
karena ada dosa yang disembunyikan. Jangan lalai dalam pekerjaan Tuhan, jangan
menghambat pedang dari penumpahan darah, jangan hambat penyucian Firman dalam
diri kita. Terimalah penyucian itu.
Jadi tidak setia dan tidak berkobar dalam
ibadah pelayanan itu merupakan kutukan. Tetapi sudah setia namun tidak benar
dan suci, itu juga kutukan! Lalu bagaimana yang benar? Yang benar adalah
beribadah melayani Tuhan dengan setia, benar dan suci. Maka kutuk itu diubah
menjadi berkat.
Ingat saja Adam dan Hawa, tadinya mereka dalam
suasana berkat kemudian berubah jadi kutuk! Kalau membaca kitab Kejadian,
sebenarnya Tuhan menciptakan manusia itu sebagai imam dan raja, itu orang yang
beribadah melayani Tuhan. Jadi status Adam dan Hawa pada waktu diciptakan
mereka adalah imam dan raja. Buktinya:
a) Kejadian
1:26-28
1:26 Berfirmanlah
Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita,
supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan
atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap
di bumi."
1:27 Maka Allah
menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya
dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
1:28 Allah
memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan
bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas
ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang
merayap di bumi."
Di sini
Adam dan Hawa berkuasa atas semua binatang. Ini menunjuk status Raja, raja
itukan berkuasa!
Tuhan
membuat suatu taman dan menempatkan manusia di sana. Ini status imam, melayani,
bekerja.
Kejadian
2:15
2:15 TUHAN Allah
mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan
dan memelihara taman itu.
Dari sini kita melihat kalau kita beribadah
melayani Tuhan dengan setia berkobar-kobar, denganbenar dan suci, dengan taat
pada firman. Maka hidup kita bersuasana Firdaus, bukan dibikin susah. Ada yang
ditanya kenapa tidak melayani Tuhan? Dijawab nanti lama latihan Zangkoornya.
Berarti dia menolak Firdaus. Justru kita bersuasana Firdaus kalau kita melayani
dengan setia berkobar, benar dan suci, taat pada Firman, itu bersuasana Fidaus,
bersuasana sorga.
Bapak ibu kekasih dalam Tuhan, pemuda dan
remaja, yang belum melayani ayo melayani Tuhan. Yang sudah melayani semakin
setia, semakin berkobar-kobar dalam tanda kebenaran dan kesucian. Betul-betul
hidup kita bersuasana Firdaus.
Namun sayang, saat Adam dan Hawa sudah
bersuasana Firdaus, sudah melayani, sudah dipakai Tuhan, Hawa malah mendengar
suara ular. Suara ular itu Firman yang diputar balik, yang ditambah kurang. Kan
Firman Tuhan mengatakan semua buah pohon dalam taman ini boleh kau makan
buahnya dengan bebas. Ular datang kepada Hawa “tentu Tuhan berfirman, semua
buah di dalam taman ini” kalimat pembukanya cocok sesuai Firman Tuhan. Lalu dia
tambah “jangan kau makan buahnya bukan?” ditambah 2 kata yaitu jangan dan
bukan. Ini Firman yang ditambah kurang, yang diputar balik. Langsung pikiran
Hawa juga terputar, disesatkan.
Hati-hati, kita yang sudah melayani Tuhan,
sudah menikmati berkat Tuhan. Sudah dipakai Tuhan, hati-hati, jangan coba-coba
mendengar suara ular, Firman yang ditambah kurang. Sekali saja Hawa mendengar,
pikirannya langsung disesatkan menjadi tidak taat pada firman Tuhan. Begitu
mendengar Firman yang ditambah kurang, 1 kali saja, sudah bisa disesatkan
sehingga tahbisannya tidak benar. Coba lihat tahbisannya Hawa dan Adam, begitu
mendengar suara ular langsung tidak benar!
Kejadian 3:6
3:6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu
baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati
karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan
diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya
pun memakannya.
Seharusnya Adam tolak, Adam ingatkan “jangan!”
ini malah Adam makan saja tanpa bertanya buah apa ini.
Kejadian 3:17
3:17 Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena
engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah
Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah
karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah
seumur hidupmu:
Kalimat engkau mendengarkan perkataan isterimu
menunjuk tahbisan yang salah, perempuan mau menjadi kepala, mengajar dan
memerintah laki-laki dalam nikah dan dalam ibadah. Yang laki-lakinya diam saja,
tidak mengingatkan, tidak menegur. Banyak kali seperti itu, dari pada ribut
suami diam saja, ikut saja. Akibatnya kutukan yang datang. Akhirnya salah dalam
nikah, salah dalam tahbisan, semua menjadi tidak benar, mereka menjadi
telanjang. Tadinya mereka telanjang dan tidak merasa malu. Begitu makan buah
terlarang mereka telanjang dan malu. Ini menunjuk jatuh dalam dosa, tidak
benar, tidak suci, hidup dalam suasana kutukan. Ini jangan terjadi dalam
kehidupan kita.
Sebab itu jangan dengarkan suara asing. Firman
ditambah kurang jangan kita dengarkan. Termasuk suara gosip-gosip yang tidak
bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya, tidak usah kita dengar! Dengar saja
suara Firman pengajaran yang benar dan praktekan serta taati, maka berkat yang
datang pada kita.
3. Maleakhi
3:8-9
3:8 Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu
menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu
Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus!
3:9 Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih
menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa!
Penyebab dikutuk sebab menipu Tuhan lewat
praktek tidak jujur soal milik Tuhan, perpuluhan dan persembahan khusus. Dia
pikir dengan mengembalikan milik Tuhan nanti dia kekurangan. Dia ambil, malah
kutukan yang datang, makin minus, malah binasa.
Perpuluhan itu yang Tuhan lihat bukan banyak
atau sedikitnya. Yang Tuhan lihat itu pengakuan kita. Sebab perpuluhan itu
adalah pengakuan kita bahwa kita sudah diberkati oleh Tuhan. Kalau bapak ibu
merasa berkat yang bapak ibu dapat itu adalah hasil kekuatan sendiri, tidak
usah kasih perpuluhan! Tetapi kalau merasa itu adalah milik dari Tuhan maka
perpuluhan harus dikembalikan.
Kejadian 28:20-22
28:20 Lalu bernazarlah Yakub: "Jika Allah
akan menyertai dan akan melindungi aku di jalan yang kutempuh ini, memberikan
kepadaku roti untuk dimakan dan pakaian untuk dipakai,
28:21 sehingga aku selamat kembali ke rumah
ayahku, maka TUHAN akan menjadi Allahku.
28:22 Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini
akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan
selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu."
Pengakuan ini yang Tuhan rindukan dari kita,
pengakuan bahwa kita sudah diberkati oleh Tuhan.
Perpuluhan itu adalah milik Tuhan. Berarti kita
mengakui bahwa hidup kita adalah milik Tuhan dan apa yang kita miliki juga adalah
milik Tuhan sehingga Tuhan memelihara dan melindungi hidup kita dalam situasi
kondisi apapun, di manapun dan kapanpun. Dasar perpuluhan itu adalah kejujuran.
Jadi Tuhan mau kejujuran dari kita. Buktikan bahwa kita mengaku saya milik
Tuhan, semua yang saya capai di dunia ini adalah milik Tuhan. Maka Tuhan akanmemelihara,
menyertai dan melindungi kehidupan kita.
Persembahan khusus adalah ucapan syukur bahwa
kita sudah diberkati Tuhan. Dasarnya adalah kerelaan hati. Kalau mau kasih
jumlahnya lebih besar dari perpuluhan tidak apa yang penting rela.
Maleakhi 3:10
3:10 Bawalah seluruh persembahan persepuluhan
itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku
dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu
tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.
Perpuluhan menentukan ada makanan di rumah
Tuhan, ada pembukaan rahasia Firman di dalam gereja. Kalau tidak dikembalikan,
tidak ada makanan, ini suasana kutukan! Dalam Imamat itu ada kelaparan, hasil
panen dan semuanya dihabiskan oleh Tuhan. Jadi ketika kita tidak mengembalikan
milik Tuhan maka tidak ada makanan, tidak ada pembukaan rahasia Firman Tuhan.
Seringkali kami gembala yang menjadi penyebab,
gembala tidak jujur mengembalikan milik Tuhan akhirnya tidak ada pembukaan
rahasia Firman. Atau gembala menerima perpuluhan dari sidang jemaat, tetapi
tidak ada pergumulan mencari pembukaan rahasia Firman. Gembala sepertiitu
penipu ulung. Kalau ditambah lagi, itu pencuri ulung.Doakan supaya selalu ada
makanan dalam rumah Tuhan, ada pembukaan rahasia Firman.
Kalau sidang jemaat mencuri perpuluhan maka
tidak akan bisa makan Firman. Yang lain bisa makan, dia sendiri tidak bisa
makan, tidak mengerti, tidak percaya. Dari sini kita lihat mati hidupnya rohani
kita bergantung dari jujur atau tidak mengembalikan milik Tuhan. Begitu tidak
jujur berarti tidak makan, mati! Dan berdampak juga pada yang jasmani, mati
juga.
Ini 3 hal yang
menjadi penyebab datangnya kutukan. Orang yang dalam kutukan bisa kita deteksi
dari perkataannya, perkataannya pasti kering. Antara lain banyak berkomentar
negatif, banyak membicarakan yang negatif.
Ini 3 penyebab
kutukan, mulai dari tidak taat, tidak setia, kemudian lalai dalam pekerjaan
Tuhan, menghambat pedang dari penumpahan darah artinya tidak suci dan tidak
jujur soal milik Tuhan. Kalau digabungkan, orang yang hidup dalam suasana
kutukan adalah orang yang tidak mengasihi Tuhan. Suara Tuhan dia bantah, tidak
dia taati. Pekerjaan Tuhan dia lalaikan. Milik Tuhan dia ambil.
I Korintus 16:22
16:22 Siapa yang tidak
mengasihi Tuhan, terkutuklah ia. Maranata!
Dikaitkan dengan
Maranata. Maranata itu Tuhan datang. Ini ayat yang singkat tetapi suatu
peringatan Tuhan yang yang keras bagi kita bahwa Tuhan segera akan datang, jadi
kita harus segera beralih dari suasana kutukan kepada suasan berkat, suasana
Firdaus. Jangan tetap tinggal dalam suasana kutukan, jangan pertahankan
ketidaktaatan, ketidaksetiaan, ketidaksucian dan jangan mencuri milik Tuhan.
Segera beralih ke suasana Firdaus, suasana berkat Tuhan.
Mungkin ada yang
berkata, pak gembala saya sejak dulu sampai sekarang hidupku suasana berkat
Terus. Mari kita raba dan periksa, ketika kita tidak taat pada Firman itu sudah
suasana kutuk! Berapa banyak Firman yang kita lawan, berapa banyak Firman yang
tidak sempat kita dengar karena perhatian kita tidak fokus. Itu semua suasana
kutuk. Segera beralih.
Lalu apa yang harus
kita lakukan supaya keluar dari suasana kutukan? Mengasihi Tuhan lebihdari
segala sesuatu! Ayo kita berupaya mau mengasihi Tuhan lebih dari segala
sesuatu. Kita katakan mengasihi Tuhan, tetapi kadangkala ketika diperhadapkan
dengan sesuatu, apalagi kalau sesuatu itu adalah hobi kita, adalah kesenangan
kita, sulit untuk mengasihi Tuhan. Contoh waktu mau sembayang ada klub
favoritnya main bola, dia nonton dulu, setelah nonton ngantuk langsung tidur
tidak sembayang.
Lalu bagaimana
caranya kita bisa mengasihi Tuhan lebih dari segala sesuatu?
Amsal 3:3
3:3 Janganlah kiranya kasih
dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu
pada loh hatimu,
Cara supaya bisa
mengasihi Tuhan adalah kalungkan kasih setia Tuhan pada leher kita. Leher ini
yang menghubungkan tubuh dengan kepala. Yesus adalah kepala dengan kita adalahtubuh.
Jadi kalungkan kasih setia Tuhan pada leher kita artinya kita harus menjaga
hubungan kita dengan Yesus sebagai kepala tetap baik, tetap harmonis tidak mau
terpisah sedetikpun.
Praktek menjaga kasih
dan hubungan dengan Tuhan tetap harmonis, tidak terputus sedetikpun:
1. Kasih
setia = kebajikan dan kemurahan Tuhan, ada kaitan dengan penggembalaan. Jadi
praktek pertama tekun dalam penggembalaan.
Mazmur 23:1-6
23:1 Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku,
takkan kekurangan aku.
23:2 Ia membaringkan aku di padang yang
berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;
23:3 Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di
jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
23:4 Sekalipun aku berjalan dalam lembah
kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan
tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.
23:5 Engkau menyediakan hidangan bagiku, di
hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh
melimpah.
23:6 Kebajikan dan kemurahan belaka akan
mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang
masa.
Kebajikan dan kemurahan itu adalah kasih setia
Tuhan. Tekun dalam 3 macam ibadah pokok sepanjang masa, jangan hanya
sewaktu-waktu. Nanti ada masalah baru tekun, tetapi waktu sudah tidak ada
masalah, sudah tidak datang lagi, itu sewaktu-waktu.
Tekun dalam 3 macam ibadah, tekun dalam Firman
penggembalaan sepanjang masa. Artinya sampai garis akhir hidup kita. Berapa
masa kita hidup di dunia ini, disitu kita menekuninya. Tekun itu artinya tidak
dapat terhalang dan tidak mau terhalang oleh apapun, oleh siapapun. Bukan
berarti kita mulus-mulus saja, tetapi ada upaya. Mungkin masih sulit, tetapi tingkatkan
terus sampai bisa bertekun. Kalau kita mau bertekun maka Tuhan pasti buka jalan.
Ibadah orang Israel saja Tuhan perjuangkan dengan menghukum Mesir, ibadah
bangsa kafir Tuhan perjuangkan dengan diriNya rela terhukum mati di kayu salib.
Masakan kalau kita mau berjuang Tuhan biarkan? Pasti Tuhan tolong yang penting
kita mau bertekun.
Kalau kita tekun dalam penggembalaan, kita
menjadi tenang. Orang yang mau bertekun di dalam penggembalaan itu sedang
berbaring di rumput hijau. Berarti tenang dan kenyang. Tetapi banyak orang
Kristen tidak mau, maunya tinggalkan penggembalaan, akibatnya tidak tenang,
tidak kenyang. Seperti bayi dalam gendongan tangan ibunya. Bayi kalau sudah
digendong ibunya, yah sudah tenang dan kenyang, terjamin semua menjadi enak dan
ringan. Ini suasana berkat, tetapi banyak orang tidak suka! Anak muda tidak
suka tekun dalam penggembalaan, maunya ke sana sini, akibatnya tidak tenang,
tidak kenyang. Seperti Esau, berburu daging, tidak tenang, tidak kenyang,
pulang kelaparan, mau mati rasanya. Yakub enak, ada roti, ada kacang merah, makanan
dalam penggembalaan sudah tersedia.
2. Amsal
23:2-3
23:2 Taruhlah sebuah pisau pada lehermu, bila
besar nafsumu!
23:3 Jangan ingin akan makanannya yang lezat,
itu adalah hidangan yang menipu.
Supaya hubungan dengan Yesus harmonis, taruh
pisau di leher. Ayat ini seringkali dipakai untuk orang yang banyak makan.
Padahal pemahaman ayat ini lebih dalam, bukan hanya sebatas itu. Taruh pisau di
leher artinya menerima penyucian oleh ketajaman Firman pengajaran. Apa yang
disucikan di sini:
a) Jangan ingin
akan makanannya yang lezat. Yang disucikan di sini dosa keinginan! Belum
dilakukan, masih keinginan di dalam hati, itu perlu disucikan! Mulai dari
keinginan akan uang, keinginan jahat yang membuat menyimpang dari iman, tidak
benar dalam mencari uang, mencari keuntungan dengan cara yang tidak halal.
I Timotius
6:9-10
6:9 Tetapi mereka
yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam
berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan
manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.
6:10 Karena akar
segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang
telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
Bukan
berarti tidak boleh kaya, silahkan kaya. Yang tidak boleh itu jangan terikat
uang, sampai sudah menyimpang dari iman, menyimpang dari kebenaran, menyimpang
dari Firman.
Juga
keinginan najis, itu harus disucikan. Melihat perempuan lalu tergerak hatinya,
itu keinginan najis!
Matius
5:28
5:28 Tetapi Aku
berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya,
sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.
Termasuk
melihat laki-laki juga langsung ingin. Banyak kali melihat, baik yah dia
seandainya dia jadi suamiku/isteriku. Itu sudah keinginan! Apalagi yang sudah
pacaran “yah saya sudah terlanjur bilang sama om, padahal yang sana lebih
baik”. Itu sudah keinginan!
b) Dosa makan
minum, pasangannya dosa kawin mengawinkan, dosa seks dengan berbagai ragamnya.
Ini dosa yang begitu hebat hari-hari terakhir ini.
3. Kidung
Agung 4:4
4:4 Tetapi di antara orang yang mendengar
ajaran itu banyak yang menjadi percaya, sehingga jumlah mereka menjadi
kira-kira lima ribu orang laki-laki.
Leher seperti menara Daud, tempat untuk
berjaga. Apa maksudnya ini?
Efesus 6:18
6:18 dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah
setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan
permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,
Leher seperti menara Daud maksudnya tekun dalam
doa penyembahan. Tuhan ajarkan minimal 1 hari 1 jam, doa puasa, doa semalaman.
Kita tekuni dan kita akan menikmati kegunaannya.
a) Menara itu
tempat menyimpan senjata. Senjata disimpan tanda sudah menang, perang sudah
selesai. Jadi kegunaan doa penyembahan adalah supaya kita menang atas setan
tritunggal, sumber masalah, sumber air mata, sumber kegagalan, sumber dosa,
sumber semua yang jelek. Dalam menghadapi masalah bukan pakai kekuatan daging
kita, tetapi dengan menyembah. Masalahnya besar yah menyembah. Masalah
mustahil, menyembah. Pasti menang!
Filipi
2:10-11
2:10 supaya dalam
nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi
dan yang ada di bawah bumi,
2:11 dan segala
lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah,
Bapa!
Ayat 11
itu penyembahan, ayat 10 kemenangan. Saat diperhadapkan masalah, kita tidak
mampu, ayo menyembah.Jalan ke depan tidak ada, ke kanan tidak ada, ke kiri
tidak ada, ke belakang tidak ada, mau ke mana? Ke atas!
Seperti
Musa menghadapi laut Teberau, orang Israel sudah berseru-seru ketakutan, di
depan tidak ada jalan, ke kanan, kiri, belakang tidak ada jalan, tinggal ke
atas, kepada Tuhan. Musa berseru kepada Tuhan maka terjadi mujizat. Ada
kemenangan atas setan tritunggal.
b) Dimenara
itu tergantung 1000 perisai. Perisai ini untuk menangkis serangan.
Efesus
6:16
6:16 dalam segala
keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat
memadamkan semua panah api dari si jahat,
Kegunaan
doa penyembahan supaya kita terlindung dari panah api setan, panah api si
jahat. Apa itu panah api si jahat? Panah api emosi. Kalau sudah emosi sekali,
sudah tidak tahan, sudah gemetar, yah menyembah. Kalauemosi dituruti bisa
bahaya. Kalau menyembah seperti disiram air es, langsung reda. Panah api si
jahat itu juga api hawa nafsu daging, api dosa.Kita dilindungi dari semua itu
sehingga kita bisa hidup dalam kesucian, terjaga kesucian. Angka 1000 itu angka
kesucian. Ingat Sara, dikembalikan Abimelekh kepada Abraham dan dia berikan
1000 syikal perak sebagai bukti kesucian Sara isterinya.
Kejadian
20:16
20:16 Lalu katanya
kepada Sara: "Telah kuberikan kepada saudaramu seribu syikal perak, itulah
bukti kesucianmu bagi semua orang yang bersama-sama dengan engkau. Maka dalam
segala hal engkau dibenarkan."
c) Angka 1000
mengingatkan kerajaan 1000 tahun damai, kita mengalami damai sejahtera, tenang.
Masalahnya belum selesai tetapi kita sudah tenang menghadapinya, tidak bingung,
tidak galau.
Jadi kalau
disimpulkan cara menjaga hubungan dengan Tuhan Yesus sebagai Kepala tetap
harmonis adalah lewat tekun dalam penggembalaan, tekun dalam penyembahan, tekun
dalam penyucian. Orang yang menjaga hubungan dengan Yesus sebagai kepala, dia
mengalami kasih setia Tuhan yaitu:
1. Kasih
setia Tuhan yang besar mampu menolong kita dari segala pergumulan yang besar
dan mustahil.
Mazmur 69:14-15
69:14 Tetapi aku, aku berdoa kepada-Mu, ya
TUHAN, pada waktu Engkau berkenan, ya Allah; demi kasih setia-Mu yang besar
jawablah aku dengan pertolongan-Mu yang setia!
69:15 Lepaskanlah aku dari dalam lumpur, supaya
jangan aku tenggelam, biarlah aku dilepaskan dari orang-orang yang membenci
aku, dan dari air yang dalam!
Kasih setia Tuhan yang besar mampu mengampuni
dosa kita sebesar apapun. Jangan putus asa, jangan kecewa, jangan pesimis, saya
masih diampuni atau tidak yah. Yang penting kita mau datang kepada Tuhan,
perbaiki hubungan dengan Tuhan, maka kasih setia Tuhan yang besar mampu
mengampuni segala dosa kita sebesar apapun.
2. Kasih
setia Tuhan yang ajaib mampu memelihara dan melindungi kita di tengah-tengah
dunia yang semakin sulit. Di tengah-tengah manusia akhir zaman yang hidup
memberontak kepada Tuhan. Kalau tidak mengalami kasih setia Tuhan, aduh
kasihan. Banyak manusia menjalani hidup yang rusak seperti di zaman Nuh.
Mazmur 17:7
17:7 Tunjukkanlah kasih setia-Mu yang ajaib, ya
Engkau, yang menyelamatkan orang-orang yang berlindung pada tangan kanan-Mu
terhadap pemberontak.
Kita dipelihara dan dilindungi oleh Tuhan di
tengah-tengah dunia yang semakin sulit, bahkan di tengah-tengah manusia akhir zaman yang
hidup memberontak terhadap Tuhan. Nanti bosnya akan muncul, bos pemberontak
itulah antikristus. Kasih setia Tuhan melindungi kita dari antikristus. Memberontak
terhadap orang tua, memberontak dalam penggembalaan, memberontak terhadap
pemerintah dan seterusnya, di mana-mana terjadi pemberontakan.
3. Kasih
setia Tuhan yang abadi mengangkat kita menjadi Mempelai WanitaNya.
Yesaya 54:5-10
54:5 Sebab yang menjadi suamimu ialah Dia yang
menjadikan engkau, TUHAN semesta alam nama-Nya; yang menjadi Penebusmu ialah
Yang Mahakudus, Allah Israel, Ia disebut Allah seluruh bumi.
54:6 Sebab seperti isteri yang ditinggalkan dan
yang bersusah hati TUHAN memanggil engkau kembali; masakan isteri dari masa
muda akan tetap ditolak? firman Allahmu.
54:7 Hanya sesaat lamanya Aku meninggalkan
engkau, tetapi karena kasih sayang yang besar Aku mengambil engkau kembali.
54:8 Dalam murka yang meluap Aku telah menyembunyikan
wajah-Ku terhadap engkau sesaat lamanya, tetapi dalam kasih setia abadi
Aku telah mengasihani engkau, firman TUHAN, Penebusmu.
54:9 Keadaan ini bagi-Ku seperti pada zaman
Nuh: seperti Aku telah bersumpah kepadanya bahwa air bah tidak akan meliputi
bumi lagi, demikianlah Aku telah bersumpah bahwa Aku tidak akan murka terhadap
engkau dan tidak akan menghardik engkau lagi.
54:10 Sebab biarpun gunung-gunung beranjak dan
bukit-bukit bergoyang, tetapi kasih setia-Ku tidak akan beranjak dari padamu dan
perjanjian damai-Ku tidak akan bergoyang, firman TUHAN, yang mengasihani
engkau.
Kita tidak dihukum,tetapi kita bisa hidup kekal
bersama Yesus selamanya. Kasih setia Tuhan yang besar, yang ajaib, yang abadi
tidak akan pernah beranjak dari kita asalkan kita tidak pernah beranjak dari
Tuhan. Jaga hubungan kita dengan Yesus sebagai kepala tetap harmonis.
Apapun yang kita hadapi sore ini, pergumulan
yang berat dan mustahil, kasih setia Tuhan yang besar mampu menolong dan
menyelesaikan semuanya. Mungkin kita sedang tenggelam dalam lumpur dosa, kasih
setia Tuhan yang besar sanggup mengampuni dosa sebesar apapun. Kita menghadapi
sesuatu yang mustahil, menghadapi manusia-manusia yang memberontak dalam rumah
tangga, dalam kehidupan sehari-hari, rasanya sulit untuk hidup benar dan suci,
kasih setia Tuhan yang besar dan ajaib sanggup melindungi kita.
Kasih setia Tuhan itu abadi, mengangkat kita
menjadi isteriNya, menjadi Mempelai WanitaNya. Kita diluputkan dari penghukuman
Tuhan atas dunia ini, kita bisa hidup bahagia bersama Yesus selamanya. Ini
bukan dongeng tetapi sungguh-sungguh akan menjadi kenyataan.
Di depan kita ada
perjamuan suci, ini wujud kasih setia Tuhan, Dia sediakan KorbanNya bagi kita. Sebesar
apapun dosa kita, kalau kita mau mengaku dosa maka Korban Kristus menghapus
semuanya. Sebesar apapun masalah kita, datang kepada Yesus maka KorbanNya mampu
menyelesaikan semuanya. Kita hidup dalam kasih setia Tuhan yang besar, yang
ajaib, yang abadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar