Salam
sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Yohanes
12:4-6
12:4 Tetapi
Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan
Dia, berkata:
12:5
"Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan
kepada orang-orang miskin?"
12:6 Hal itu
dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan
karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam
kas yang dipegangnya.
Ada 3
penghalang dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus.
1. Kusta
rohani, itulah dosa tidak tahu berterima kasih, tidak tahu mengucap syukur dan
kebenaran diri sendiri.
2. Gusar
atau marah sampai marah tanpa sebab, kebencian tanpa alasan.
3. Dosa
Yudas Iskariot.
Dosa Yudas Iskariot ini secara terang dan jelas
dituliskan bahwa dia seorang pencuri. Pencuri ini adalah orang yang tidak dapat
dipercaya oleh Tuhan. Dosa Yudas adalah dosa pencuri, hatinya melekat pada uang, hatinya kotor, Karena
hatinya kotor, Yudas masuk persekutuan yang salah dan menjual Yesus.
Matius 26:14-16
26:14 Kemudian
pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot,
kepada imam-imam kepala.
26:15 Ia
berkata: "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan
Dia kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya.
26:16 Dan mulai
saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.
Yudas
ini hamba Tuhan, dia diutus oleh Tuhan. Seharusnya hamba Tuhan pelayan Tuhan
punya penyerahan diri sepenuh kepada Tuhan. Dalam pentahbisan seorang imam, ada
3 binatang yang harus dikorbankan, lembu jantan korban perdamaian, domba jantan
pertama korban penyerahan, domba jantan kedua korban pentahbisan. Yudas tidak
memiliki itu, karena hatinya melekat pada uang, dia tidak bisa menyerahkan diri
kepada Tuhan. Malah dia menyerahkan Yesus, menjual Yesus dengan harga 30 keping
perak.
30
perak itu adalah harga lembu nakal yang suka menanduk. Jika ada seekor lembu
menanduk budak laki-laki atau budak perempuan, pemilik lembu itu harus membayar
30 keping perak.
Keluaran
21:32
21:32 Tetapi
jika lembu itu menanduk seorang budak laki-laki atau perempuan, maka pemiliknya
harus membayar tiga puluh syikal perak kepada tuan budak itu, dan lembu itu
harus dilempari mati dengan batu.
Lembu
dalam bahasa rohaninya menunjuk hamba Tuhan, pelayan Tuhan.
I
Korintus 9:8-10
9:8 Apa yang
kukatakan ini bukanlah hanya pikiran manusia saja. Bukankah hukum Taurat juga
berkata-kata demikian?
9:9 Sebab dalam
hukum Musa ada tertulis: "Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang
sedang mengirik!" Lembukah yang Allah perhatikan?
9:10 Atau
kitakah yang Ia maksudkan? Ya, untuk kitalah hal ini ditulis, yaitu pembajak
harus membajak dalam pengharapan dan pengirik harus mengirik dalam pengharapan
untuk memperoleh bagiannya.
Yesus
dijual oleh Yudas seharga 30 keping perak. Jadi Yesus disamakan dengan hamba
Tuhan atau pelayan Tuhan yang suka menanduk, suka melawan atau tidak taat
dengar-dengaran. Imam-imam kepala adalah pemimpin Bait Allah, mereka menganggap
Yesus ini suka melawan, suka menanduk, seperti lembu yang menanduk budak
laki-laki dan budak perempuan. Budak itu bekerja untuk kepentingan ekonomi
tuannya. Kalau sudah ditanduk, berarti ekonomi tuannya terganggu, tidak ada
yang bekerja. Jadi bagi imam-imam kepala, Yesus ini menghambat mereka untuk
mendapat keuntungan dari pelayanan. Roh imam kepala masuk kepada Yudas.
Persekutuan itu mewarisi tabiat. Kalau persekutuan kita benar maka tabiat Yesus
masuk pada kita. Kalau persekutuan kita salah maka tabiat yang salah masuk pada
kita. Seperti Yudas, pada dirinya masuk tabiat imam-imam kepala, menganggap
Yesus menghambat mereka untuk mendapat keuntungan secara jasmani dari
pelayanan.
Markus
11:15-18
11:15 Lalu
tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerusalem. Sesudah Yesus masuk ke Bait
Allah, mulailah Ia mengusir orang-orang yang berjual beli di halaman Bait
Allah. Meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati
dibalikkan-Nya,
11:16 dan Ia
tidak memperbolehkan orang membawa barang-barang melintasi halaman Bait Allah.
11:17 Lalu Ia
mengajar mereka, kata-Nya: "Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut
rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kamu ini telah menjadikannya sarang
penyamun!"
11:18 Imam-imam
kepala dan ahli-ahli Taurat mendengar tentang peristiwa itu, dan mereka
berusaha untuk membinasakan Dia, sebab mereka takut kepada-Nya, melihat seluruh
orang banyak takjub akan pengajaran-Nya.
Di sini
Yesus mengembalikan
fungsi Bait Allah yang sudah dijadikan sarang penyamun bagi imam-imam kepala. Dari
sini kita bisa ambil pelajaran, sikap ketegasan kita terhadap kebenaran,
terhadap Firman pengajaran yang benar, bagi hamba Tuhan pelayan Tuhan yang
melayani hanya untuk mendapatkan keuntungan yang jasmani, dianggap sebagai
sikap yang melawan, sikap yang menanduk. Jadi jangan heran kalau kita
diperhadapkan seperti itu.
Yesus
bukan menanduk tetapi tegas, Dia tidak mau Bait Allah yang adalah rumah doa
berubah menjadi sarang penyamun. Dia mau kembalikan fungsi itu, tetapi imam
kepala mau membinasakan Yesus. Sampai menghargai Yesus dengan harga 30 keping
perak dan menganggap Yesus lembu nakal yang suka menanduk.
Jangan
heran kalau kita mau tegas soal kebenaran, soal pengajaran, bagi hamba Tuhan
yang motivasi pelayanannya hanya yang jasmani, kita dianggap melawan, dianggap
suka menanduk, dianggap tidak taat.
Imam
ada kaitannya dengan pengajaran.
Maleakhi
2:7
2:7 Sebab bibir
seorang imam memelihara pengetahuan dan orang mencari pengajaran dari mulutnya,
sebab dialah utusan TUHAN semesta alam.
Imam
kepala menjadikan Bait Allah sebagai sarang penyamun, berarti ajarannya palsu.
Ajaran palsu itu memang hanya menawarkan keuntungan jasmani, diberitakan dengan
tujuan kepentingan perut. Jadi bisa kita raba ini ajaran benar atau ajaran
palsu. Kalau diberitakan untuk menyucikan jemaat, membawa jemaat tampil sebagai
gereja yang sempurna mempelai wanita Tuhan, itu pengajaran yang benar. Tetapi
kalau diberitakan dengan motivasi untuk mendapat keuntungan yang jasmani,
isinya muluk-muluk dan manis-manis, itu sudah dapat dipastikan ajaran palsu.
Jadi kita tidak usah menghakimi, baca saja Alkitab kita bisa tahu ini yang
benar, ini yang palsu. Kalau palsu kita hindari, yang benar kita tekuni.
Roma
16:17-18
16:17 Tetapi aku
menasihatkan kamu, saudara-saudara, supaya kamu waspada terhadap mereka, yang
bertentangan dengan pengajaran yang telah kamu terima, menimbulkan perpecahan
dan godaan. Sebab itu hindarilah mereka!
16:18 Sebab
orang-orang demikian tidak melayani Kristus, Tuhan kita, tetapi melayani perut
mereka sendiri. Dan dengan kata-kata mereka yang muluk-muluk dan bahasa mereka
yang manis mereka menipu orang-orang yang tulus hatinya.
Bukan
musuhi tetapi dihindari dan doakan siapa tahu dapat kemurahan dan kembali pada
yang benar. Orientasinya perut, yang jasmani. Kalau motivasinya yang jasmani
tidak mungkin ada penyucian. Kalau sampaikan Firman yang keras lalu jemaat
keluar karena tidak tahan, dia tidak dapat apa-apa. Jadi bahasanya yang
manis-manis, yang muluk-muluk. Ini yang harus kita waspadai, biarlah kita
belajar seperti Yesus, teladani Yesus tegas pada kebenaran, berpegang pada
kebenaran. Sekalipun kita dicap yang negatif tidak apa-apa. Yang penting jangan
Tuhan yang cap kita pembuat kejahatan, terserah manusia mau bilang apa.
Ketegasan
itu bukan dengan daging. Kadangkala menunjukan ketegasan tetapi dengan daging.
Jadi begitu dilawan kita marah juga sampai kutuk-kutuk orang, itu daging
namanya. Kalau gembala dilawan jemaat lalu langsung kutuk jemaat, itu ketegasan
daging. Ketegasan yang benar dalam urapan Roh Kudus.
I Timotius
4:1-2
4:1 Tetapi Roh
dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan
murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan
4:2 oleh tipu
daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka.
Kita
mohon urapan Roh Kudus, kita tegas dengan urapan Roh Kudus. Jadi ketika kita
dilawan kita tidak marah, tidak bereaksi daging. Kita dfitnah, dituduh
macam-macam kita diam saja. Seperti Yesus dijual seharga 30 keping perak, Yesus
tidak membalas, Dia diam saja. Dicium oleh Yudas malah Yesus berkata ‘hei sobat
dengan itukah engkau menyerahkan Anak manusia’ masih dibilang sahabat juga.
Bukan malah marah ‘awas kau Yudas, munafik!’.
Bait
Allah menunjukan gereja Tuhan atau kehidupan kita secara pribadi.
I
Korintus 3:16
3:16 Tidak
tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam
kamu?
Kita
ini Bait Allah, tempatnya Roh Kudus. Kalau ajarannya palsu, persekutuannya
palsu, hanya membuat kehidupan kita menjadi sarang penyamun. Saya diperiksa
oleh Tuhan, saya ikut persekutuan, buang biaya berapa, ajak jemaat ikut serta
persekutuan, kalau ajarannya palsu, mau naik pesawat, naik kapal kami pulang
semua menjadi sarang penyamun. Apa itu sarang penyamun? Dikuasai roh jahat dan
roh najis, bersarang di sana, roh jahat dan roh najisnya berkembang. Dan
tertampak pada perbuatan dan perkataannya najis! Bisa diraba itu persekutuan
benar atau palsu, ajaran benar atau palsu. Yang palsu-palsu itu pasti negatif
semuanya, rohaninya minus terus, merosot sampai di dalam jurang lubang maut, sampai tenggelam dalam lautan api dan
belerang.
Pulang
persekutuan, gembala mulutnya tambah ngawur. Paduan suara pulang persekutuan koq
tambah jahat, tambah najis, itu ajarannya palsu. Tetapi kalau pulang ada
keubahan hidup, itu yang benar.
Di sini
Bait Allah dijadikan tempat jual beli. Sekali lagi ajaran palsu itu motivasinya
hanya untuk mendapatkan keuntungan yang jasmani. Persekutuan itu untuk rohani
kita bertumbuh. Kalau hanya yang jasmani hindari, bukan musuhi, harus ada
ketegasan dalam Roh Kudus. Hari-hari terakhir ini harus tegas terhadap
kebenaran, terhadap pengajaran yang benar.
Kalau
pengajarannya benar, persekutuannya benar, pasti terjadi penyucian. Sarang
penyamun menjadi rumah doa. Kita bersekutu pengajarannya benar atau tidak, raba
diri masing-masing. Pengajarannya sudah benar, persekutuannya benar, diperiksa
lagi motivasinya apa, benar atau tidak. Banyak kali pengajaran sudah benar,
persekutuannya sudah benar, motivasinya yang salah. Motivasi mau jalan-jalan,
mau lihat-lihat, mau cari ini cari itu, itu motivasinya salah. Kalau
motivasinya untuk pertumbuhan rohani itu sudah tepat. Kita kembali dari
persekutuan terjadi penyucian, menjadi rumah doa, menjadi Bait Roh Kudus.
I
Korintus 6:19-20
6:19 Atau tidak
tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh
Kudus yang kamu peroleh dari Allah, — dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?
6:20 Sebab kamu
telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah
dengan tubuhmu! (dan rohmu juga yang keduanya adalah milik Tuhan)
Kita
menjadi Bait Roh Kudus untuk memuliakan Tuhan. Jabatan saya gembala, bersekutu
di tempat kami tergembala, gembala digembalakan. Kalau pulang persekutuan malah
saya minta izin jemaat mau istirahat dulu, tidak khotbah, diganti yang lain,
yah jangan bersekutu kalau seperti itu. Tugas saya sebagai gembala memberi
makan domba-domba. Pulang persekutuan langsung beri makan domba-dombanya Tuhan.
Hari minggu besok langsung melayani 3 tempat pelayanan. Jadi sidang jemaat bisa
menilai sudah digembalakan dalam penggembalaan yang tepat atau tidak.
Kalau
gembala pulang persekutuan istirahat 1 minggu, jemaat keteteran, tidak ada yang
beri makan. Kasihan domba-dombanya Tuhan! Domba-domba itu miliknya Tuhan, sudah
dibeli Tuhan dengan darahNya yang mahal. Saya sebagai gembala harus tanggung
jawab memberi makan supaya domba-domba menjadi Bait Roh Kudus. Ajak jemaat
pergi bersekutu, setelah pulang langsung kasih makan supaya menjadi Bait Roh
Kudus. Roh Kudus ini yang mendorong kita bisa berdoa dan menyembah Tuhan. Kita
bersekutu, setelah pulang semakin meningkat penyembahannya, menjadi Bait Roh
Kudus, menjadi penyembah-penyembah, itu berarti persekutuannya benar.
Roma
8:26
8:26 Demikian
juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana
sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah
dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
Biarlah
kita semua menjadi penyembah-penyembah Tuhan yang benar. Praktek Bait Roh
Kudus.
1. Memuliakan
Tuhan dengan tubuh, jiwa dan roh kita, lewat kita membawa diri kita untuk
tergembala. Di situ tubuh, jiwa dan roh kita melekat pada Allah Tritunggal
sehingga kita disucikan. Pikiran suci, hati suci, perbuatan suci, perkataan
suci, itu memuliakan Tuhan. Tidak saling curiga, pergi persekutuan curigai
orang, pikirannya buruk kepada yang lain, itu salah! Biarlah kita mau
tergembala, tubuh, jiwa dan roh kita melekat pada Allah Tritunggal. Terjadi
penyucian sehingga hidup menjadi damai sejahtera. Hati damai dan tenang.
I
Tesalonika 5:23
5:23
Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa
dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus
Kristus, Tuhan kita.
Biar
kita tekuni persekutuan yang benar, tekuni pengajaran yang benar, kita
disucikan menjadi Bait Roh Kudus, kita bisa memuliakan Tuhan. Pulang
persekutuan kita semakin tekun tergembala. Gembalanya semakin mantap
menggembalakan, domba-domba yang ikut serta semakin mantap tergembala. Yang
tidak ikut serta, hanya mengikuti secara virtual semakin mantap tergembala,
semua semakin mantap tergembala.
2. Roma
8:15
8:15
Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi,
tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu
kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
Selalu
berkata ya pada Firman Tuhan = taat dengar-dengaran pada Firman Tuhan apapun
resiko yang dihadapi. Kalau sudah taat, bisa saling mengasihi.
I
Petrus 1:22
1:22
Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga
kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu
bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.
Pulang
persekutuan harus saling mengasihi. Saling mengasihi mulai dari dalam nikah.
Berkat yang kita terima dari persekutuan itu adalah berkat nikah. Suami isteri,
orang tua anak semakin erat hubungannya. Saudara bersaudara semakin erat
hubungannya. Itu persekutuan yang benar. Alkitab mengatakan di mana 2 orang
sepakat, doanya dijawab oleh Tuhan. Mulai dari suami isteri bisa saling mengasihi, bisa
menjadi rumah doa, doanya naik kepada Tuhan sehingga pergumulan-pergumulan
dalam nikah dijawab oleh Tuhan.
Matius
18:19
18:19
Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat
meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang
di sorga.
Biarlah
ini menjadi pengalaman dalam hidup kita masing-masing. Tekuni persekutuan yang
benar, tekuni pengajaran yang benar, kita disucikan, kita bisa memuliakan
Tuhan, tergembala dengan benar dan baik, bisa taat pada Firman apapun
resikonya, bisa saling mengasihi, doa dijawab oleh Tuhan. Siapa tahu sore ini
giliran untuk doa kita dijawab oleh Tuhan. Kalau belum, jangan putus asa, semakin
bertekun! Ingat Elia, dia berdoa lalu menyuruh bujangnya mellihat ke arah laut,
dijawab tidak ada apa-apa. Dia berdoa lagi, tekuni, lihat ke laut belum juga
ada apa-apa. Tekuni lagi berdoa, akhirnya ada awan sebesar telapak tangan, doa
dijawab. Kalau belum dijawab terus tekuni penggembalaan, tekuni persekutuan,
tekuni pengajaran, doa kita pasti dijawab oleh Tuhan tepat pada waktunya, Tuhan
tidak pernah menipu.
2
orang tadi itu suami isteri, kalau disucikan dan taat, menjadi rumah doa. Lalu
bagaimana dengan seorang janda? Seorang janda langsung menjadi rumah doa,
doanya langsung dijawab oleh Tuhan kalau hidupnya tidak bercela. Hidup tidak
bercela itu mulai dari mulutnya.
I
Timotius 5:5-7
5:5
Sedangkan seorang janda yang benar-benar janda, yang ditinggalkan seorang diri,
menaruh harapannya kepada Allah dan bertekun dalam permohonan dan doa siang
malam.
5:6
Tetapi seorang janda yang hidup mewah dan berlebih-lebihan, ia sudah mati
selagi hidup.
5:7
Peringatkanlah hal-hal ini juga kepada janda-janda itu agar mereka hidup dengan
tidak bercela.
Mulai
dari mulutnya, berkata-kata sesuai Firman. Saya rasa hal ini berlaku juga untuk
duda yang ditinggal oleh isteri, dia langsung menjadi rumah doa kalau hidup
tidak bercela, mulai mulutnya dijaga, perkataan yang suci sesuai Firman Tuhan.
Jadi praktek menjadi Bait Roh Kudus adalah
tergembala dengan benar dan baik dalam binaan Firman pengajaran yang benar. Orang
yang tergembala dengan benar itu bersorak-sorak di atas bukit Sion.
Yeremia 31:10-12
31:10
Dengarlah firman TUHAN, hai bangsa-bangsa, beritahukanlah itu di tanah-tanah
pesisir yang jauh, katakanlah: Dia yang telah menyerakkan Israel akan
mengumpulkannya kembali, dan menjaganya seperti gembala terhadap kawanan
dombanya!
31:11
Sebab TUHAN telah membebaskan Yakub, telah menebusnya dari tangan orang yang
lebih kuat dari padanya.
31:12
Mereka akan datang bersorak-sorak di atas bukit Sion, muka mereka akan
berseri-seri karena kebajikan TUHAN, karena gandum, anggur dan minyak, karena
anak-anak kambing domba dan lembu sapi; hidup mereka akan seperti taman yang
diairi baik-baik, mereka tidak akan kembali lagi merana.
Bukit Sion itu tempat keluarnya pengajaran. Jadi
bersorak-sorak di atas bukit Sion ini menunjuk orang yang tergembala.
Yesaya 2:1-4
2:1
Firman yang dinyatakan kepada Yesaya bin Amos tentang Yehuda dan Yerusalem.
2:2
Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan
berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit;
segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana,
2:3
dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke
gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang
jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan
keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."
2:4
Ia akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi banyak
suku bangsa; maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan
tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat
pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang.
Sebagai gembala saya mendorong sidang jemaat supaya
lebih mantap tergembala, bersorak-sorak di atas bukit Sion. Apa artinya
bersorak-sorak di atas bukit Sion? Bersukacita menerima penyucian oleh Firman
pengajaran yang benar.
Hasilnya kalau kita bersukacita dalam penyucian,
bersukacita dalam penggembalaan.
1. Ada
gandum. Gandum ini makanan. Artinya rohani terpelihara oleh Firman pengajaran
yang benar. Jasmani juga terpelihara oleh Firman pengajaran yang benar mulai
sekarang sampai di zaman antikristus berkuasa. Bahkan di zaman kelaparan
terpelihara semuanya. Gandum bisa diolah menjadi roti, itu pemeliharaan
sekarang. Gandum disimpan menjadi benih untuk tumbuh lagi, itu pemeliharaan
yang akan datang. Semua sudah ada di dalam penggembalaan.
2. Ada
anggur. Bicara anggur ingat pesta kawin di Kana, pesta kawin di Kana itu bicara
nikah. Begitu kekurangan anggur, bingung pemimpin pesta. Lalu Yesus mengadakan
mujizat, air menjadi air anggur yang manis. Jadi ada anggur artinya ada
kemanisan dalam nikah rumah tangga kita. Percayalah, dengan kita mantap
tergembala, pelan dan pasti Tuhan menjadikan nikah kita semakin manis, tambah
manis, sampai sungguh amat manis ketika kita bisa masuk pesta nikah Anak Domba
Allah, nikah yang jasmani masuk nikah yang rohani. Kalau dulu banyak asamnya,
banyak pahitnya, pelan Tuhan ubahkan mulai manis. Kemanisan nikah itu dari
mulut. Waktu pelayan-pelayan mengisi air dalam tempayan lalu menjadi anggur,
Yesus katakan cedoklah, bawalah kepada pemimpin pesta. Kalau namanya mencedok
tidak mungkin 1 gentong, hanya sedikit 1 sendok. Dibawa kepada pemimpin pesta,
lalu dia mencicipi di mulut. Kemanisan itu mulai dari mulut. Saya juga
dikoreksi oleh Tuhan, mulut saya harus lebih lagi berkata-kata yang manis. Itu
membawa nikah kita dalam suasana kemanisan.
3. Ada
minyak. Minyak itu untuk pelita. Pelita yang ditaruh minyak kalau dinyalakan
semakin terang. Artinya ada terang kesaksian bagi sesama. Anak memancarkan
terang, suami memancarkan terang, isteri memancarkan terang. Dari rumah tangga dulu
terang kesaksiannya. Seorang meletakan pelita di atas kaki dian, bukan ditaruh
di bawah gantang atau di bawah tempat tidur. Maka dengan demikian pelita itu
memancarkan terang bagi seisi rumah.
Terang
kesaksian mulai dari tahu kedudukannya yang benar dalam rumah tangga. Suami
tempatkanlah dia sebagai kepala, bukan ekor, tetapi kepala yang harus
dihormati. Sebagai kepala tahu kewajibannya, mengasihi isteri seperti diri
sendiri, menjadi saluran bagi isteri dan anak-anak, baik saluran jasmani
terutama saluran rohani. Isteri tahu posisinya sebagai tubuh, tubuh itu tunduk
kepada suami dalam segala hal seperti kepada Tuhan. Artinya, Tuhan tidak pernah
mengajak umatNya berbuat dosa, kalau suami ajak berbuat dosa, berdoa dan mohon
hikmat kepada Tuhan, jangan ikut! Isteri sebagai tulang rusuk, melindungi
kelemahan suami dan anak. Jangan malah diumbar di media sosial, itu bukan
terang kesaksian, itu gelap namanya! Kalau ada kelemahan suami atau anak
ditemukan, jangan curhat di media sosial tetapi doakan di bawah kaki Tuhan. Remaja
puteri kalau mau menikah belajar tunduk kepada orang tua, kalau tidak nanti
suami ditanduk. Anak tahu posisi sebagai anggota tubuh, meringankan beban orang
tua! Itulah terang kesaksian.
Ini
sudah berkali-kali kita dengar tetapi seringkali terangnya sudah mulai redup. Ayo
ada terang kesaksian di dalam rumah tangga, nanti di depan semua orang, sampai
nanti menjadi terang dunia.
Matius
5:13-15
5:13
"Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia
diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.5:14 Kamu
adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin
tersembunyi.
5:15
Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang,
melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
Terang
dulu di dalam rumah tangga baru menjadi terang di depan semua orang, kesaksian
di luar.
4. Ada
anak kambing dan lembu sapi. Ini untuk keperluan ibadah orang Israel. Anak
kambing itu kecil, lembu sapi itu besar. Artinya ibadah pelayannya semakin
meningkat, bukan semakin merosot. Kalau betul-betul tergembala, ibadahnya
semakin meningkat. Ada persekutuan antara penggembalaan, ditekuni baik datang
langsung atau secara virtual, ibadahnya semakin meningkat. Dulu gereja
mula-mula mereka bertekun tiap-tiap hari di Bait Allah. Nanti kita begitu juga.
Kemuliaan gereja hujan akhir lebih besar dari gereja hujan awal. Kalau mereka
bertekun tiap-tiap hari dalam Bait Allah, kitapun di akhir zaman demikian, akan
semakin meningkat ibadah kita. Kalau kita baru 3 kali dalam seminggu. Senin
sampai kamis ada doa pagi. Ayo tingkatkan ibadah kita.
Ibadah
meningkat, rohani meningkat, kesucian bertambah dan keubahan hidup terjadi
secara terus menerus. Itulah hasil penggembalaan. Pulang dari persekutuan ibadah
semakin meningkat, rohani semakin bertambah, keubahan hidup terus menerus
terjadi sampai nanti kita sempurna.
Tanda
rohani meningkat, daya tarik dunia ini sudah tidak mempengaruhi kita lagi. Seperti
kalau orang naik pesawat, begitu take off semakin kecil rumah-rumah, semakin
tidak terlihat, sampai sudah ditutup awan sudah tidak terlihat sama sekali.
Begitu juga rohani kita kalau meningkat, daya tarik dunia sudah tidak mempengaruhi
kita lagi. Motivasi kita bukan lagi yang dunia, yang rohani yang utama. Hamba
Tuhan pikirannya bukan yang duniawi, tetapi semakin berpikiran yang rohani.
Bagaimana keselamatan jemaat, bagaimana makanan rohani yang mau disiapkan.
Bukan berpikir dapat apa nanti, mau beli apa, mau apa, yang jasmani itu bonus
dari Tuhan. Biarlah pikiran kita hanya kepada yang rohani. Semakin bertambah
rohaninya, semakin dibaharui. Sampai waktu Yesus datang kita terangkat di
awan-awan, daya tarik dunia ini sudah tidak bisa lagi menguasai kita, menyambut
Yesus dengan 1 suara ‘haleluya’ masuk pesta nikah Anak Domba Allah.
Wahyu
19:7
19:7
Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari
perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
Tema
ibadah persekutuan Yesus berkata ya, Aku
datang segera. Gereja Tuhan menjawab amin, datanglah Tuhan Yesus. Semoga waktu
Yesus datang kembali, tidak ada satupun dari kita yang tertinggal. Semua sudah
mantap tergembala, semua bisa terangkat ke awan-awan bertemu Yesus Mempelai
Pria Sorga. Jadilah Bait Roh Kudus, rumah doa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar