20240504

Kebaktian Doa Penyembahan, Sabtu 4 Mei 2024 Pdt. Handri Otniel Legontu

 


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Yohanes 12:4-6

12:4 Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata:

12:5 "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?"

12:6 Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya.

 

Ada 3 penghalang dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus.

1.      Kusta rohani, itulah dosa tidak tahu berterima kasih, tidak tahu mengucap syukur dan kebenaran diri sendiri.

2.      Gusar atau marah sampai marah tanpa sebab, kebencian tanpa alasan.

3.      Dosa Yudas Iskariot.

 

Dosa Yudas Iskariot ini secara terang dan jelas dituliskan bahwa dia seorang pencuri. Pencuri ini adalah orang yang tidak dapat dipercaya oleh Tuhan. Dosa Yudas adalah dosa pencuri, hatinya  melekat pada uang, hatinya kotor, Karena hatinya kotor, Yudas masuk persekutuan yang salah dan menjual Yesus.

Matius 26:14-16

26:14 Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala.

26:15 Ia berkata: "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya.

26:16 Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.

 

Yudas ini hamba Tuhan, dia diutus oleh Tuhan. Seharusnya hamba Tuhan pelayan Tuhan punya penyerahan diri sepenuh kepada Tuhan. Dalam pentahbisan seorang imam, ada 3 binatang yang harus dikorbankan, lembu jantan korban perdamaian, domba jantan pertama korban penyerahan, domba jantan kedua korban pentahbisan. Yudas tidak memiliki itu, karena hatinya melekat pada uang, dia tidak bisa menyerahkan diri kepada Tuhan. Malah dia menyerahkan Yesus, menjual Yesus dengan harga 30 keping perak.

 

30 perak itu adalah harga lembu nakal yang suka menanduk. Jika ada seekor lembu menanduk budak laki-laki atau budak perempuan, pemilik lembu itu harus membayar 30 keping perak.

Keluaran 21:32

21:32 Tetapi jika lembu itu menanduk seorang budak laki-laki atau perempuan, maka pemiliknya harus membayar tiga puluh syikal perak kepada tuan budak itu, dan lembu itu harus dilempari mati dengan batu.

 

Lembu dalam bahasa rohaninya menunjuk hamba Tuhan, pelayan Tuhan.

I Korintus 9:8-10

9:8 Apa yang kukatakan ini bukanlah hanya pikiran manusia saja. Bukankah hukum Taurat juga berkata-kata demikian?

9:9 Sebab dalam hukum Musa ada tertulis: "Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang sedang mengirik!" Lembukah yang Allah perhatikan?

9:10 Atau kitakah yang Ia maksudkan? Ya, untuk kitalah hal ini ditulis, yaitu pembajak harus membajak dalam pengharapan dan pengirik harus mengirik dalam pengharapan untuk memperoleh bagiannya.

 

Yesus dijual oleh Yudas seharga 30 keping perak. Jadi Yesus disamakan dengan hamba Tuhan atau pelayan Tuhan yang suka menanduk, suka melawan atau tidak taat dengar-dengaran. Imam-imam kepala adalah pemimpin Bait Allah, mereka menganggap Yesus ini suka melawan, suka menanduk, seperti lembu yang menanduk budak laki-laki dan budak perempuan. Budak itu bekerja untuk kepentingan ekonomi tuannya. Kalau sudah ditanduk, berarti ekonomi tuannya terganggu, tidak ada yang bekerja. Jadi bagi imam-imam kepala, Yesus ini menghambat mereka untuk mendapat keuntungan dari pelayanan. Roh imam kepala masuk kepada Yudas. Persekutuan itu mewarisi tabiat. Kalau persekutuan kita benar maka tabiat Yesus masuk pada kita. Kalau persekutuan kita salah maka tabiat yang salah masuk pada kita. Seperti Yudas, pada dirinya masuk tabiat imam-imam kepala, menganggap Yesus menghambat mereka untuk mendapat keuntungan secara jasmani dari pelayanan.

Markus 11:15-18

11:15 Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerusalem. Sesudah Yesus masuk ke Bait Allah, mulailah Ia mengusir orang-orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dibalikkan-Nya,

11:16 dan Ia tidak memperbolehkan orang membawa barang-barang melintasi halaman Bait Allah.

11:17 Lalu Ia mengajar mereka, kata-Nya: "Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kamu ini telah menjadikannya sarang penyamun!"

11:18 Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mendengar tentang peristiwa itu, dan mereka berusaha untuk membinasakan Dia, sebab mereka takut kepada-Nya, melihat seluruh orang banyak takjub akan pengajaran-Nya.

 

Di sini Yesus mengembalikan fungsi Bait Allah yang sudah dijadikan sarang penyamun bagi imam-imam kepala. Dari sini kita bisa ambil pelajaran, sikap ketegasan kita terhadap kebenaran, terhadap Firman pengajaran yang benar, bagi hamba Tuhan pelayan Tuhan yang melayani hanya untuk mendapatkan keuntungan yang jasmani, dianggap sebagai sikap yang melawan, sikap yang menanduk. Jadi jangan heran kalau kita diperhadapkan seperti itu.

 

Yesus bukan menanduk tetapi tegas, Dia tidak mau Bait Allah yang adalah rumah doa berubah menjadi sarang penyamun. Dia mau kembalikan fungsi itu, tetapi imam kepala mau membinasakan Yesus. Sampai menghargai Yesus dengan harga 30 keping perak dan menganggap Yesus lembu nakal yang suka menanduk.

 

Jangan heran kalau kita mau tegas soal kebenaran, soal pengajaran, bagi hamba Tuhan yang motivasi pelayanannya hanya yang jasmani, kita dianggap melawan, dianggap suka menanduk, dianggap tidak taat.

 

Imam ada kaitannya dengan pengajaran.

Maleakhi 2:7

2:7 Sebab bibir seorang imam memelihara pengetahuan dan orang mencari pengajaran dari mulutnya, sebab dialah utusan TUHAN semesta alam.

 

Imam kepala menjadikan Bait Allah sebagai sarang penyamun, berarti ajarannya palsu. Ajaran palsu itu memang hanya menawarkan keuntungan jasmani, diberitakan dengan tujuan kepentingan perut. Jadi bisa kita raba ini ajaran benar atau ajaran palsu. Kalau diberitakan untuk menyucikan jemaat, membawa jemaat tampil sebagai gereja yang sempurna mempelai wanita Tuhan, itu pengajaran yang benar. Tetapi kalau diberitakan dengan motivasi untuk mendapat keuntungan yang jasmani, isinya muluk-muluk dan manis-manis, itu sudah dapat dipastikan ajaran palsu. Jadi kita tidak usah menghakimi, baca saja Alkitab kita bisa tahu ini yang benar, ini yang palsu. Kalau palsu kita hindari, yang benar kita tekuni.

 

Roma 16:17-18

16:17 Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, supaya kamu waspada terhadap mereka, yang bertentangan dengan pengajaran yang telah kamu terima, menimbulkan perpecahan dan godaan. Sebab itu hindarilah mereka!

16:18 Sebab orang-orang demikian tidak melayani Kristus, Tuhan kita, tetapi melayani perut mereka sendiri. Dan dengan kata-kata mereka yang muluk-muluk dan bahasa mereka yang manis mereka menipu orang-orang yang tulus hatinya.

 

Bukan musuhi tetapi dihindari dan doakan siapa tahu dapat kemurahan dan kembali pada yang benar. Orientasinya perut, yang jasmani. Kalau motivasinya yang jasmani tidak mungkin ada penyucian. Kalau sampaikan Firman yang keras lalu jemaat keluar karena tidak tahan, dia tidak dapat apa-apa. Jadi bahasanya yang manis-manis, yang muluk-muluk. Ini yang harus kita waspadai, biarlah kita belajar seperti Yesus, teladani Yesus tegas pada kebenaran, berpegang pada kebenaran. Sekalipun kita dicap yang negatif tidak apa-apa. Yang penting jangan Tuhan yang cap kita pembuat kejahatan, terserah manusia mau bilang apa.

 

Ketegasan itu bukan dengan daging. Kadangkala menunjukan ketegasan tetapi dengan daging. Jadi begitu dilawan kita marah juga sampai kutuk-kutuk orang, itu daging namanya. Kalau gembala dilawan jemaat lalu langsung kutuk jemaat, itu ketegasan daging. Ketegasan yang benar dalam urapan Roh Kudus.

I Timotius 4:1-2

4:1 Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan

4:2 oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka.

 

Kita mohon urapan Roh Kudus, kita tegas dengan urapan Roh Kudus. Jadi ketika kita dilawan kita tidak marah, tidak bereaksi daging. Kita dfitnah, dituduh macam-macam kita diam saja. Seperti Yesus dijual seharga 30 keping perak, Yesus tidak membalas, Dia diam saja. Dicium oleh Yudas malah Yesus berkata ‘hei sobat dengan itukah engkau menyerahkan Anak manusia’ masih dibilang sahabat juga. Bukan malah marah ‘awas kau Yudas, munafik!’.

 

Bait Allah menunjukan gereja Tuhan atau kehidupan kita secara pribadi.

I Korintus 3:16

3:16 Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?

 

Kita ini Bait Allah, tempatnya Roh Kudus. Kalau ajarannya palsu, persekutuannya palsu, hanya membuat kehidupan kita menjadi sarang penyamun. Saya diperiksa oleh Tuhan, saya ikut persekutuan, buang biaya berapa, ajak jemaat ikut serta persekutuan, kalau ajarannya palsu, mau naik pesawat, naik kapal kami pulang semua menjadi sarang penyamun. Apa itu sarang penyamun? Dikuasai roh jahat dan roh najis, bersarang di sana, roh jahat dan roh najisnya berkembang. Dan tertampak pada perbuatan dan perkataannya najis! Bisa diraba itu persekutuan benar atau palsu, ajaran benar atau palsu. Yang palsu-palsu itu pasti negatif semuanya, rohaninya minus terus, merosot sampai di dalam jurang lubang maut, sampai tenggelam dalam lautan api dan belerang.

 

Pulang persekutuan, gembala mulutnya tambah ngawur. Paduan suara pulang persekutuan koq tambah jahat, tambah najis, itu ajarannya palsu. Tetapi kalau pulang ada keubahan hidup, itu yang benar.

 

Di sini Bait Allah dijadikan tempat jual beli. Sekali lagi ajaran palsu itu motivasinya hanya untuk mendapatkan keuntungan yang jasmani. Persekutuan itu untuk rohani kita bertumbuh. Kalau hanya yang jasmani hindari, bukan musuhi, harus ada ketegasan dalam Roh Kudus. Hari-hari terakhir ini harus tegas terhadap kebenaran, terhadap pengajaran yang benar.

 

Kalau pengajarannya benar, persekutuannya benar, pasti terjadi penyucian. Sarang penyamun menjadi rumah doa. Kita bersekutu pengajarannya benar atau tidak, raba diri masing-masing. Pengajarannya sudah benar, persekutuannya benar, diperiksa lagi motivasinya apa, benar atau tidak. Banyak kali pengajaran sudah benar, persekutuannya sudah benar, motivasinya yang salah. Motivasi mau jalan-jalan, mau lihat-lihat, mau cari ini cari itu, itu motivasinya salah. Kalau motivasinya untuk pertumbuhan rohani itu sudah tepat. Kita kembali dari persekutuan terjadi penyucian, menjadi rumah doa, menjadi Bait Roh Kudus.

I Korintus 6:19-20

6:19 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, — dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?

6:20 Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu! (dan rohmu juga yang keduanya adalah milik Tuhan)

 

Kita menjadi Bait Roh Kudus untuk memuliakan Tuhan. Jabatan saya gembala, bersekutu di tempat kami tergembala, gembala digembalakan. Kalau pulang persekutuan malah saya minta izin jemaat mau istirahat dulu, tidak khotbah, diganti yang lain, yah jangan bersekutu kalau seperti itu. Tugas saya sebagai gembala memberi makan domba-domba. Pulang persekutuan langsung beri makan domba-dombanya Tuhan. Hari minggu besok langsung melayani 3 tempat pelayanan. Jadi sidang jemaat bisa menilai sudah digembalakan dalam penggembalaan yang tepat atau tidak.

 

Kalau gembala pulang persekutuan istirahat 1 minggu, jemaat keteteran, tidak ada yang beri makan. Kasihan domba-dombanya Tuhan! Domba-domba itu miliknya Tuhan, sudah dibeli Tuhan dengan darahNya yang mahal. Saya sebagai gembala harus tanggung jawab memberi makan supaya domba-domba menjadi Bait Roh Kudus. Ajak jemaat pergi bersekutu, setelah pulang langsung kasih makan supaya menjadi Bait Roh Kudus. Roh Kudus ini yang mendorong kita bisa berdoa dan menyembah Tuhan. Kita bersekutu, setelah pulang semakin meningkat penyembahannya, menjadi Bait Roh Kudus, menjadi penyembah-penyembah, itu berarti persekutuannya benar.

Roma 8:26

8:26 Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.

 

Biarlah kita semua menjadi penyembah-penyembah Tuhan yang benar. Praktek Bait Roh Kudus.

1.      Memuliakan Tuhan dengan tubuh, jiwa dan roh kita, lewat kita membawa diri kita untuk tergembala. Di situ tubuh, jiwa dan roh kita melekat pada Allah Tritunggal sehingga kita disucikan. Pikiran suci, hati suci, perbuatan suci, perkataan suci, itu memuliakan Tuhan. Tidak saling curiga, pergi persekutuan curigai orang, pikirannya buruk kepada yang lain, itu salah! Biarlah kita mau tergembala, tubuh, jiwa dan roh kita melekat pada Allah Tritunggal. Terjadi penyucian sehingga hidup menjadi damai sejahtera. Hati damai dan tenang.

I Tesalonika 5:23

5:23 Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.

 

Biar kita tekuni persekutuan yang benar, tekuni pengajaran yang benar, kita disucikan menjadi Bait Roh Kudus, kita bisa memuliakan Tuhan. Pulang persekutuan kita semakin tekun tergembala. Gembalanya semakin mantap menggembalakan, domba-domba yang ikut serta semakin mantap tergembala. Yang tidak ikut serta, hanya mengikuti secara virtual semakin mantap tergembala, semua semakin mantap tergembala.

 

2.      Roma 8:15

8:15 Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"

 

Selalu berkata ya pada Firman Tuhan = taat dengar-dengaran pada Firman Tuhan apapun resiko yang dihadapi. Kalau sudah taat, bisa saling mengasihi.

I Petrus 1:22

1:22 Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.

 

Pulang persekutuan harus saling mengasihi. Saling mengasihi mulai dari dalam nikah. Berkat yang kita terima dari persekutuan itu adalah berkat nikah. Suami isteri, orang tua anak semakin erat hubungannya. Saudara bersaudara semakin erat hubungannya. Itu persekutuan yang benar. Alkitab mengatakan di mana 2 orang sepakat, doanya dijawab oleh Tuhan. Mulai dari suami isteri bisa saling mengasihi, bisa menjadi rumah doa, doanya naik kepada Tuhan sehingga pergumulan-pergumulan dalam nikah dijawab oleh Tuhan.

 

Matius 18:19

18:19 Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.

 

Biarlah ini menjadi pengalaman dalam hidup kita masing-masing. Tekuni persekutuan yang benar, tekuni pengajaran yang benar, kita disucikan, kita bisa memuliakan Tuhan, tergembala dengan benar dan baik, bisa taat pada Firman apapun resikonya, bisa saling mengasihi, doa dijawab oleh Tuhan. Siapa tahu sore ini giliran untuk doa kita dijawab oleh Tuhan. Kalau belum, jangan putus asa, semakin bertekun! Ingat Elia, dia berdoa lalu menyuruh bujangnya mellihat ke arah laut, dijawab tidak ada apa-apa. Dia berdoa lagi, tekuni, lihat ke laut belum juga ada apa-apa. Tekuni lagi berdoa, akhirnya ada awan sebesar telapak tangan, doa dijawab. Kalau belum dijawab terus tekuni penggembalaan, tekuni persekutuan, tekuni pengajaran, doa kita pasti dijawab oleh Tuhan tepat pada waktunya, Tuhan tidak pernah menipu.

 

2 orang tadi itu suami isteri, kalau disucikan dan taat, menjadi rumah doa. Lalu bagaimana dengan seorang janda? Seorang janda langsung menjadi rumah doa, doanya langsung dijawab oleh Tuhan kalau hidupnya tidak bercela. Hidup tidak bercela itu mulai dari mulutnya.

I Timotius 5:5-7

5:5 Sedangkan seorang janda yang benar-benar janda, yang ditinggalkan seorang diri, menaruh harapannya kepada Allah dan bertekun dalam permohonan dan doa siang malam.

5:6 Tetapi seorang janda yang hidup mewah dan berlebih-lebihan, ia sudah mati selagi hidup.

5:7 Peringatkanlah hal-hal ini juga kepada janda-janda itu agar mereka hidup dengan tidak bercela.

 

Mulai dari mulutnya, berkata-kata sesuai Firman. Saya rasa hal ini berlaku juga untuk duda yang ditinggal oleh isteri, dia langsung menjadi rumah doa kalau hidup tidak bercela, mulai mulutnya dijaga, perkataan yang suci sesuai Firman Tuhan.

 

Jadi praktek menjadi Bait Roh Kudus adalah tergembala dengan benar dan baik dalam binaan Firman pengajaran yang benar. Orang yang tergembala dengan benar itu bersorak-sorak di atas bukit Sion.

Yeremia 31:10-12

31:10 Dengarlah firman TUHAN, hai bangsa-bangsa, beritahukanlah itu di tanah-tanah pesisir yang jauh, katakanlah: Dia yang telah menyerakkan Israel akan mengumpulkannya kembali, dan menjaganya seperti gembala terhadap kawanan dombanya!

31:11 Sebab TUHAN telah membebaskan Yakub, telah menebusnya dari tangan orang yang lebih kuat dari padanya.

31:12 Mereka akan datang bersorak-sorak di atas bukit Sion, muka mereka akan berseri-seri karena kebajikan TUHAN, karena gandum, anggur dan minyak, karena anak-anak kambing domba dan lembu sapi; hidup mereka akan seperti taman yang diairi baik-baik, mereka tidak akan kembali lagi merana.

 

Bukit Sion itu tempat keluarnya pengajaran. Jadi bersorak-sorak di atas bukit Sion ini menunjuk orang yang tergembala.

Yesaya 2:1-4

2:1 Firman yang dinyatakan kepada Yesaya bin Amos tentang Yehuda dan Yerusalem.

2:2 Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana,

2:3 dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."

2:4 Ia akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa; maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang.

 

Sebagai gembala saya mendorong sidang jemaat supaya lebih mantap tergembala, bersorak-sorak di atas bukit Sion. Apa artinya bersorak-sorak di atas bukit Sion? Bersukacita menerima penyucian oleh Firman pengajaran yang benar.

 

Hasilnya kalau kita bersukacita dalam penyucian, bersukacita dalam penggembalaan.

1.      Ada gandum. Gandum ini makanan. Artinya rohani terpelihara oleh Firman pengajaran yang benar. Jasmani juga terpelihara oleh Firman pengajaran yang benar mulai sekarang sampai di zaman antikristus berkuasa. Bahkan di zaman kelaparan terpelihara semuanya. Gandum bisa diolah menjadi roti, itu pemeliharaan sekarang. Gandum disimpan menjadi benih untuk tumbuh lagi, itu pemeliharaan yang akan datang. Semua sudah ada di dalam penggembalaan.

 

2.      Ada anggur. Bicara anggur ingat pesta kawin di Kana, pesta kawin di Kana itu bicara nikah. Begitu kekurangan anggur, bingung pemimpin pesta. Lalu Yesus mengadakan mujizat, air menjadi air anggur yang manis. Jadi ada anggur artinya ada kemanisan dalam nikah rumah tangga kita. Percayalah, dengan kita mantap tergembala, pelan dan pasti Tuhan menjadikan nikah kita semakin manis, tambah manis, sampai sungguh amat manis ketika kita bisa masuk pesta nikah Anak Domba Allah, nikah yang jasmani masuk nikah yang rohani. Kalau dulu banyak asamnya, banyak pahitnya, pelan Tuhan ubahkan mulai manis. Kemanisan nikah itu dari mulut. Waktu pelayan-pelayan mengisi air dalam tempayan lalu menjadi anggur, Yesus katakan cedoklah, bawalah kepada pemimpin pesta. Kalau namanya mencedok tidak mungkin 1 gentong, hanya sedikit 1 sendok. Dibawa kepada pemimpin pesta, lalu dia mencicipi di mulut. Kemanisan itu mulai dari mulut. Saya juga dikoreksi oleh Tuhan, mulut saya harus lebih lagi berkata-kata yang manis. Itu membawa nikah kita dalam suasana kemanisan.

 

3.      Ada minyak. Minyak itu untuk pelita. Pelita yang ditaruh minyak kalau dinyalakan semakin terang. Artinya ada terang kesaksian bagi sesama. Anak memancarkan terang, suami memancarkan terang, isteri memancarkan terang. Dari rumah tangga dulu terang kesaksiannya. Seorang meletakan pelita di atas kaki dian, bukan ditaruh di bawah gantang atau di bawah tempat tidur. Maka dengan demikian pelita itu memancarkan terang bagi seisi rumah.

 

Terang kesaksian mulai dari tahu kedudukannya yang benar dalam rumah tangga. Suami tempatkanlah dia sebagai kepala, bukan ekor, tetapi kepala yang harus dihormati. Sebagai kepala tahu kewajibannya, mengasihi isteri seperti diri sendiri, menjadi saluran bagi isteri dan anak-anak, baik saluran jasmani terutama saluran rohani. Isteri tahu posisinya sebagai tubuh, tubuh itu tunduk kepada suami dalam segala hal seperti kepada Tuhan. Artinya, Tuhan tidak pernah mengajak umatNya berbuat dosa, kalau suami ajak berbuat dosa, berdoa dan mohon hikmat kepada Tuhan, jangan ikut! Isteri sebagai tulang rusuk, melindungi kelemahan suami dan anak. Jangan malah diumbar di media sosial, itu bukan terang kesaksian, itu gelap namanya! Kalau ada kelemahan suami atau anak ditemukan, jangan curhat di media sosial tetapi doakan di bawah kaki Tuhan. Remaja puteri kalau mau menikah belajar tunduk kepada orang tua, kalau tidak nanti suami ditanduk. Anak tahu posisi sebagai anggota tubuh, meringankan beban orang tua! Itulah terang kesaksian.

 

Ini sudah berkali-kali kita dengar tetapi seringkali terangnya sudah mulai redup. Ayo ada terang kesaksian di dalam rumah tangga, nanti di depan semua orang, sampai nanti menjadi terang dunia.

Matius 5:13-15

5:13 "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.5:14 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.

5:15 Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.

 

Terang dulu di dalam rumah tangga baru menjadi terang di depan semua orang, kesaksian di luar.

 

4.      Ada anak kambing dan lembu sapi. Ini untuk keperluan ibadah orang Israel. Anak kambing itu kecil, lembu sapi itu besar. Artinya ibadah pelayannya semakin meningkat, bukan semakin merosot. Kalau betul-betul tergembala, ibadahnya semakin meningkat. Ada persekutuan antara penggembalaan, ditekuni baik datang langsung atau secara virtual, ibadahnya semakin meningkat. Dulu gereja mula-mula mereka bertekun tiap-tiap hari di Bait Allah. Nanti kita begitu juga. Kemuliaan gereja hujan akhir lebih besar dari gereja hujan awal. Kalau mereka bertekun tiap-tiap hari dalam Bait Allah, kitapun di akhir zaman demikian, akan semakin meningkat ibadah kita. Kalau kita baru 3 kali dalam seminggu. Senin sampai kamis ada doa pagi. Ayo tingkatkan ibadah kita.

 

Ibadah meningkat, rohani meningkat, kesucian bertambah dan keubahan hidup terjadi secara terus menerus. Itulah hasil penggembalaan. Pulang dari persekutuan ibadah semakin meningkat, rohani semakin bertambah, keubahan hidup terus menerus terjadi sampai nanti kita sempurna.

 

Tanda rohani meningkat, daya tarik dunia ini sudah tidak mempengaruhi kita lagi. Seperti kalau orang naik pesawat, begitu take off semakin kecil rumah-rumah, semakin tidak terlihat, sampai sudah ditutup awan sudah tidak terlihat sama sekali. Begitu juga rohani kita kalau meningkat, daya tarik dunia sudah tidak mempengaruhi kita lagi. Motivasi kita bukan lagi yang dunia, yang rohani yang utama. Hamba Tuhan pikirannya bukan yang duniawi, tetapi semakin berpikiran yang rohani. Bagaimana keselamatan jemaat, bagaimana makanan rohani yang mau disiapkan. Bukan berpikir dapat apa nanti, mau beli apa, mau apa, yang jasmani itu bonus dari Tuhan. Biarlah pikiran kita hanya kepada yang rohani. Semakin bertambah rohaninya, semakin dibaharui. Sampai waktu Yesus datang kita terangkat di awan-awan, daya tarik dunia ini sudah tidak bisa lagi menguasai kita, menyambut Yesus dengan 1 suara ‘haleluya’ masuk pesta nikah Anak Domba Allah.

Wahyu 19:7

19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

 

Tema ibadah persekutuan Yesus berkata ya, Aku datang segera. Gereja Tuhan menjawab amin, datanglah Tuhan Yesus. Semoga waktu Yesus datang kembali, tidak ada satupun dari kita yang tertinggal. Semua sudah mantap tergembala, semua bisa terangkat ke awan-awan bertemu Yesus Mempelai Pria Sorga. Jadilah Bait Roh Kudus, rumah doa.

 

 

Tuhan Memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar