20240516

Kebaktian Doa Semalaman Sesi 2, Kamis 16 Mei 2024 Pdt. Handri Otniel Legontu

 


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Keluaran 30:20-21

30:20 Apabila mereka masuk ke dalam Kemah Pertemuan, haruslah mereka membasuh tangan dan kaki dengan air, supaya mereka jangan mati. Demikian juga apabila mereka datang ke mezbah itu untuk menyelenggarakan kebaktian dan untuk membakar korban api-apian bagi TUHAN,

30:21 haruslah mereka membasuh tangan dan kaki mereka, supaya mereka jangan mati. Itulah yang harus menjadi ketetapan bagi mereka untuk selama-lamanya, bagi dia dan bagi keturunannya turun-temurun."

 

Untuk melayani di dalam kemah pertemuan, Imam besar Harun dan imam-imam harus membasuh tangan dan kaki di bejana pembasuhan. Bejana pembasuhan pengertian rohaninya adalah baptisan air yang benar. Jadi sebelum memangku jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus kita harus masuk dalam baptisan air yang benar, menghasilkan hidup yang baru, hidup dalam urapan Roh Kudus. Waktu Yesus dibaptis, setelah keluar dari air, turun Roh Kudus serupa burung merpati di atasNya.

Lukas 3:21-23

3:21 Ketika seluruh orang banyak itu telah dibaptis dan ketika Yesus juga dibaptis dan sedang berdoa, terbukalah langit

3:22 dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya. Dan terdengarlah suara dari langit: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan."

3:23 Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf, anak Eli,

 

Jadi Yesus dibaptis dulu baru Dia memulai pelayananNya. Sesudah dibaptis Roh Kudus turun atasNya. Yesus lahir dari Roh Kudus tetapi masih harus dipenuhkan oleh Roh Kudus, memberi teladan bagi kita. Kita yang lahir dari daging sangat mutlak dipenuhkan oleh Roh Kudus. Dipenuhkan Roh Kudus = hidup seperti merpati.

1.      Punya hati merpati, hati damai, hati tulus ikhlas.

2.      Punya sayap merpati, berarti mau disucikan, taat dan jujur.

3.      Punya suara merpati, ada suara penyembahan, suara mempelai.

4.      Punya mata atau pandangan merpati

 

Pandangan merpati itu jauh ke depan dan satu arah. Ini yang disebut pandangan rohani. Kehidupan yang dikuasai Roh Kudus dia punya pandangan rohani.

Ibrani 12:1-2

12:1 Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.

12:2 Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.

 

Prakteknya pandangan kita hanya tertuju kepada Yesus Imam Besar yang duduk di sebelah kanan takhta Allah Bapa. Jadi pandangan kita hanya tertuju pada takhta Sorga.

 

Pengertian memandang Yesus Imam Besar yang di sebelah kanan Allah Bapa:

1.      Meneladani Yesus Imam Besar yang suci dan sempurna.

Ibrani 7:26

7:26 Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga,

 

Berarti hidup kita juga mau disucikan. Bagaimana caranya untuk bisa suci dan sempurna? Yesus tampil sebagai Imam Besar, di mulutNya ada pedang tajam bermata 2.

Wahyu 1:16

1:16 Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik.

 

Mau suci dan sempurna, pandang mulut Yesus yang ada pedang tajam bermata 2. Artinya perhatikan Firman pengajaran yang benar, Firman yang lebih tajam dari pedang bermata 2, sehingga kita terus disucikan dan dibaharui dari hari ke hari sampai sempurna. Firman menyucikan sampai ke dalam hati dan pikiran yang adalah gudangnya dosa. Kalau ini sudah disucikan maka seluruh hidup pasti bisa disucikan. Hati dan pikiran itu satu, itu yang mengontrol hidup kita. Kalau hati dan pikiran suci maka kita bisa mengontrol perkataan sesuai Firman, kita bisa mengontrol perbuatan kita yang menjadi berkat bagi sesama, yang memuliakan Tuhan, tidak menjadi sandungan, tidak merugikan sesama. Sampai kita tidak salah lagi dalam perkataan, bisa sempurna seperti Yesus sempurna.

 

2.      Ibrani 2:17

2:17 Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.

 

Meneladani Yesus Imam Besar yang berbelas kasihan dan yang setia kepada Allah. Ini sama dengan kita memandang hatinya Yesus, belajar menjadi kehidupan yang berbelas kasihan dan yang setia kepada Tuhan.

 

Mulai dari berbelas kasihan. Bukti belas kasihan Yesus, Dia tidak langsung menghukum manusia berdosa, tetapi memberi kesempatan untuk manusia berdosa itu berdamai dengan Tuhan dan dengan sesama. Dan Yesus berikan nyawaNya, darahNya sebagai sarana pendamaian. Ini yang harus kita teladani, memandang orang berdosa dengan belas kasihan. Bukan kita hakimi, usir, pecat. Bukan menyetujui dosanya, tetapi minimal kita doakan dia, siapa tahu bisa berubah. Ajak datang kepada Tuhan untuk beribadah mendengar Firman, supaya dia bisa sadar akan dosanya dan dia dibenarkan oleh darah Yesus. Tanda manusia baru salah satunya berbelas kasihan.

Kolose 3:12

3:12 Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.

 

Seringkali pada diri kita sendiri saja kita tidak berbelas kasihan, bagaimana mau berbelas kasihan pada orang lain. Buktinya dia simpan dosanya, dia tidak selesaikan dosanya. Dosa itu yang membawa pada maut kebinasaan, tetapi tidak diselesaikan. Begitu lihat salah orang lain langsung dituding, dicerita sana sini, dijelek-jelekan, dihakimi, dijatuhkan hukuman. Kita berbelas kasihan pada diri kita sendiri dulu, selesaikan dosa, kita hidup dalam kebenaran dan berbelas kasihan pada sesama. Kalau ada sesama yang jatuh dalam dosa, hidup dalam dosa didoakan, dinasihati, ditegur. Kalau dia mau terima puji Tuhan. Bawa datang beribadah supaya dia dengar Firman, kalau dia terima maka dia ditolong oleh Tuhan.

 

Kemudian teladani Yesus yang setia. Yesus setia sampai mati di kayu salib. Kitapun begitu, setia berkobar-kobar beribadah melayani Tuhan sampai garis akhir. Garis akhir manusia ada 2:

a)      Meninggal dunia.

b)      Hidup sampai Yesus datang.

 

Kisah Para Rasul 20:24

20:24 Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.

 

Setia melayani sampai garis akhir, tidak menuntut hak. Nyawa adalah hak asasi manusia yang tertinggi. Paulus tidak menuntut hak, apalagi hanya omongan orang. Terserah orang mau ngomong apa. Periksa diri, kalau apa yang dikatakan orang itu benar, minta ampun. Kalau yang dikatakan orang itu tidak benar yah terus saja melayani Tuhan sampai garis akhir hidup kita. Selesaikan pertandingan iman sampai dapat mahkota.

Ibrani 12:1

12:1 Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.

 

Kita wajib masuk dalam pertandingan rohani. Kita terus melayani sampai garis akhir.

II Timotius 4:7-8

4:7 Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.

4:8 Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.

 

Kita telah melihat pendahulu-pendahulu kita yang telah mendahului kita, terutama pemimpin-pemimpin rohani kita. Teladani iman mereka, bagaimana menyelesaikan pertandingan iman sampai garis akhir, tidak mundur dari pelayanan. Malah di akhir-akhir hidup, pelayanan semakin meningkat. Begitu juga kita, setia sampai garis akhir. Terserah Tuhan mau garis akhir meninggal dunia itu urusannya Tuhan. Kita hanya berdoa minta kepada Tuhan kalau boleh hidup sampai Yesus datang. Tetapi kalaupun harus dipanggil Tuhan, meninggal di dalam Tuhan itu indah. Yang penting menyelesaikan pertandingan iman sampai garis akhir, setia berkobar melayani Tuhan sampai garis akhir.

 

3.      Ibrani 12:3-4

12:3 Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.

12:4 Dalam pergumulan kamu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah.

 

Meneladani Yesus Imam Besar yang tabah, tekun menanggung sengsara daging tanpa dosa = memandang tangan Yesus Imam Besar yang membawa darah dan dupa. Setahun sekali Imam Besar masuk ruangan maha suci membawa darah dan dupa untuk mengadakan pendamaian secara tuntas bagi dosanya, dosa keluarganya dan bagi dosa seluruh umat. Sesudah itu terjadi Shekina Glory, sinar kemuliaan. Darah itu dipercikan 7 kali di atas tutup pendamaian dan 7 kali di depan Tabut Perjanjian. Sekarang Imam Besar kita Yesus, Dia membawa darah untuk dipercikan dan Yesus juga membawa dupa.

 

Praktek memandang tangan Yesus yang membawa darah dan dupa.

a)      Rela sengsara daging tanpa dosa karena Yesus dan tekun menghadapinya. Jangan cepat-cepat keluar, nikmati. Kalau belum ditolong oleh Tuhan, nikmati dan tekun. Mungkin masuk dalam pengalaman kematian dan kesusahan, tekuni, jangan cepat-cepat keluar.

 

Kata rela ini yang kadangkala belum bisa. Sudah mengalami sengsara daging tanpa dosa, tetapi kadang belum rela. Masih ada sungut-sungutnya, masih ada omelannya. Tuhan mau sampai kita rela.

Ibrani 9:7,12

9:7 tetapi ke dalam kemah yang kedua hanya Imam Besar saja yang masuk sekali setahun, dan harus dengan darah yang ia persembahkan karena dirinya sendiri dan karena pelanggaran-pelanggaran, yang dibuat oleh umatnya dengan tidak sadar. 

9:12 dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.

 

Apa sengsara yang kita alami untuk beribadah. Mungkin untuk beribadah harus menempuh jarak yang jauh, harus tergembala secara virtual karena keadaan dan lain sebagainya. Kami hamba Tuhan dalam pelayanan ditekan dari berbagai sisi. Pertanyaannya rela atau tidak, atau masih ada suara daging. Harus rela sengsara daging. Saya masih belajar juga sampai bisa rela menerimanya.

 

b)      Tekun menyembah. Untuk bisa rela menghadapi sengsara daging kita harus tekun menyembah. Maka terjadi Shekina Glori dalam wujud Roh Kudus mengurapi, memenuhi sampai meluap-luap di dalam kita. Roh Allah dicurahkan dengan limpahnya kepada kita.

I Petrus 4:14

4:14 Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.

 

Kegunaan Roh kemuliaan, Roh Kudus:

1)      Memberikan kebahagiaan Sorga di tengah penderitaan. Kalau ada Roh Kudus kita bahagia. Orang lain melihat kita ‘kasihan setengah mati hidupnya’ tetapi kita yang mengalami pengalaman itu berbahagia.

 

2)      Memberi kemuliaan = mengubahkan dari manusia daging menjadi manusia rohani. Apa tanda manusia rohani?

II Korintus 4:16-17

4:16 Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.

4:17 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.

 

Tanda manusia rohani tidak kecewa, tidak putus asa saat menghadapi penderitaan. Tetapi hanya percaya dan mempercayakan hidup sepenuh kepada Tuhan, biar kehendak Tuhan saja yang jadi. Keubahan hidup itu suatu mujizat rohani, kita bisa kuat teguh hati itu mujizat rohani. Maka mujizat jasmani juga pasti terjadi. Kemustahilan-kemustahilan apa yang kita hadapi, Tuhan mampu menghapus semuanya. Tadinya gampang panas, gampang emosi, temperamen, Tuhan izinkan itu dalam 1 proses pengalaman sengsara sampai mengalami keubahan hidup. Kuat teguh hati dan mujizat jasmani juga pasti terjadi, Tuhan mampu menghapus segala kemustahilan.

 

Jadi saat menghadapi pengalaman salib jangan lupa bawa dupa, naikan doa penyembahan. Bagaikan kita mengulurkan tangan kepada Tuhan dan Tuhan mengulurkan tangan kepada kita. Mujizat rohani terjadi, mujizat jasmani juga pasti terjadi.

 

Tuhan Memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar