Salam
sejahtera di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
Amos 9:14-15
9:14 Aku akan memulihkan
kembali umat-Ku Israel: mereka akan membangun kota-kota yang licin tandas dan
mendiaminya; mereka akan menanami kebun-kebun anggur dan minum anggurnya; mereka
akan membuat kebun-kebun buah-buahan dan makan buahnya.
9:15 Maka Aku akan menanam mereka di tanah mereka,
dan mereka tidak akan dicabut lagi dari tanah yang telah Kuberikan kepada
mereka," firman TUHAN, Allahmu.
Ini
janji Tuhan kepada umat Israel dan ini bernubuat untuk kita gereja Tuhan, tidak
hanya khusus kepada bangsa Israel. Kita ini sudah ada di Yerusalem Sorgawi, tempat
perhimpunan anak-anak sulung bersama malaikat yang disebut suasananya meriah. Jadi
suasana ini mestinya sudah ada pada kita.
Kalau
kita gereja Tuhan memahami bahwa kita sudah ada di Yerusalem Sorgawi berarti
sukacita itu akan mengalir dan diekspresikan lewat wajah kita. Tetapi yang
banyak kali yang muncul bukan ekspresi sukacita tetapi yang ada kebalikannya
dan berbagai hal yang lain yang kita ekspresikan baik dalam nikah maupun dalam
kita berjemaah. Kiranya sukacita itu sudah harus kita nikmati.
Kita
sudah ada pada suasana penggenapannya, bukan baru menuju. Apalagi kelak ketika
umat Tuhan sudah ada pada penggenapannya secara sempurna dan kita menikmati hari-hari terakhir ini. Ketika
Tuhan mempertontonkan maka Tuhan akan berkata “inilah umatKu yang dulu
diibaratkan seperti kota yang licin tandas”. Semua ini kita dapati tidak di luar
penggembalaan Tuhan, hanya
ditemukan dalam penggembalaan.
Yesaya 40:10; 62:11-12
40:10 Lihat, itu Tuhan
ALLAH, Ia datang dengan kekuatan dan dengan tangan-Nya Ia berkuasa. Lihat,
mereka yang menjadi upah jerih payah-Nya ada bersama-sama Dia, dan mereka yang
diperoleh-Nya berjalan di hadapan-Nya.
62:11 Sebab inilah yang
telah diperdengarkan TUHAN sampai ke ujung bumi! Katakanlah kepada puteri Sion:
Sesungguhnya, keselamatanmu datang; sesungguhnya, mereka yang menjadi upah
jerih payah-Nya ada bersama-sama Dia dan mereka yang diperoleh-Nya berjalan di
hadapan-Nya.
62:12 Orang akan menyebutkan
mereka "bangsa kudus", "orang-orang tebusan TUHAN", dan
engkau akan disebutkan "yang dicari", "kota yang tidak
ditinggalkan".
Dikatakan
“kota yang tidak ditinggalkan” sebab memang benar kota ini pernah ditinggalkan.
Ratapan 1:1
1:1 Ah, betapa terpencilnya
kota itu, yang dahulu ramai! Laksana seorang jandalah ia, yang dahulu agung di
antara bangsa-bangsa. Yang dahulu ratu di antara kota-kota, sekarang menjadi
jajahan.
Di sini
letaknya kenapa Yesaya 62:12 mengatakan “tidak akan ditinggalkan lagi” sebab
dulu dikatakan ditinggalkan,
itulah kondisi Yerusalem, kondisi Israel. Dan itu juga adalah kondisi saya dan
saudara. Coba bagaimana untuk memulihkan kota yang licin tandas dan sekarang
mau dipulihkan oleh Tuhan. Kita ada pada era penggenapannya. Kalau kita ini
tidak menyelami dan memahami bahwa saya dan saudara ada pada saat-saat
penggenapannya maka
ada dua hal kemungkinan yang menjadi penyebabnya:
1.
Karena tidak disuarakan dari mimbar. Ini
problem yang ada pada hamba Tuhan. Dia tidak menyuarakan karena dia sendiri
tidak paham apa rencana Allah dalam penebusan. Kalau kita bisa mengerti apakah
itu bukan kemurahan Tuhan?
2.
Setelah Tuhan memberikan pengertian maka
kita harus menjunjung dan sangat menghargai serta memuliakan. Tetapi adalah
ironis kalau bapak, ibu, kekasih dalam Tuhan sudah mendengar apa yang
dipaparkan dari belakang mimbar tetapi tidak mengerti atau mengerti namun
mengentengkan. Padahal itu hanya kasih sayang Tuhan kalau kita bisa mengerti
sebab dahulu kita bagaikan kota yang licin tandas, sudah hancur hidup kita
tetapi sekarang mengalami
pemulihan.
Yesaya 40:1
40:1 Hiburkanlah,
hiburkanlah umat-Ku, demikian firman Allahmu,
Ini
perhatian Tuhan kepada umat Tuhan yang sebenarnnya sudah hancur tetapi Tuhan
tampil dengan penghiburan. Ketika mendengar bahasa “penghiburan” jangan asumsi
saudara “saya tidak berduka” Jangan kita membohongi diri kita. Kalau kehidupan
kita tidak ditolong oleh Tuhan maka arah kehidupan kita sudah jelas yaitu berada
di mana ulat menggerogoti.
Yesaya
66:24
66:24 Mereka
akan keluar dan akan memandangi bangkai orang-orang yang telah memberontak
kepada-Ku. Di situ ulat-ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam,
maka semuanya akan menjadi kengerian bagi segala yang hidup.
Yesaya 40:2
40:2 tenangkanlah hati
Yerusalem dan serukanlah kepadanya, bahwa perhambaannya sudah berakhir, bahwa
kesalahannya telah diampuni, sebab ia telah menerima hukuman dari tangan TUHAN
dua kali lipat karena segala dosanya.
Pengampunan
ini kapan terjadi? Ini persoalan kedatangan Tuhan Yesus pada kali yang pertama.
Pengampunan ada pada salib Golgota. Seandainya Tuhan Yesus tidak datang pada
kali yang pertama dan memberikan pengampunan kepada kita maka tidak akan ada pengampunan. Pengampunan hanya
lewat korban Kristus.
Yesaya 40:3
40:3 Ada suara yang
berseru-seru: "Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN,
luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!
Kedatangan
Tuhan pada kali yang pertama didahului oleh Yohanes pembaptis. Bagaimana
keadaan menjelang
kedatangan Tuhan yang kedua kali?
Yesaya 40:10
40:10 Lihat, itu Tuhan
ALLAH, Ia datang dengan kekuatan dan dengan tangan-Nya Ia berkuasa. Lihat,
mereka yang menjadi upah jerih payah-Nya ada bersama-sama Dia, dan mereka yang
diperoleh-Nya berjalan di hadapan-Nya.
Berarti
menjelang kedatangan Tuhan pada kali yang kedua, Tuhan ingin mengarahkan pandangan kita hanya
tertuju kepada Tuhan. Dari sekarang kita sudah harus memiliki mata yang tertuju
kepada Tuhan, tertuju kepada Firman. Itulah orang yang siap menanti kedatangan
Tuhan yang kedua kali.
Keturunan
ketujuh dari Adam yaitu Henokh sudah melihat kurang lebih 6000 tahun yang lampau bahwa gereja Tuhan
yang akan dipertontonkan beriringan dengan Tuhan.
Yudas
1:14
1:14 Juga
tentang mereka Henokh, keturunan ketujuh dari Adam, telah bernubuat, katanya:
"Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudus-Nya,
Pandangan
kita harus tertuju pada Firman. Pandangan kita harus lebih dominan terhadap Firman
supaya kita tidak terganggu dengan pandangan-pandangan yang jasmani karena
seringkali pandangan yang jasmani inilah yang banyak mengganggu pandangan kita kepada Tuhan. Bagaimana mau
mengalami pemulihan kalau pandangan yang jasmaninya lebih dominan dari
pandangan yang rohani.
Kalau
hamba Tuhan pandangannya hanya pada hal-hal yang sifatnya fana sehingga pandangan
yang rohani tidak jelas lagi dan tidak ada lagi pembukaan rahasia Firman Allah sangat parahlah keadaan jemaat (mengerikan).
Yesaya 40:10
40:10 Lihat, itu Tuhan
ALLAH, Ia datang dengan kekuatan dan dengan tangan-Nya Ia berkuasa. Lihat,
mereka yang menjadi upah jerih payah-Nya ada bersama-sama Dia, dan mereka yang
diperoleh-Nya berjalan di hadapan-Nya.
Tuhan
datang dengan kekuatan dan dengan tangan yang berkuasa. Tangan Tuhan inilah
yang mencipta. Tangan Tuhan ini ada lima jari, itulah hamba Tuhan. Hamba Tuhan
harus seperti itu, harus menjadi tangan Tuhan, harus menjadi pelayan Tuhan.
Bukan menjadi pelayan Tuhan yang cengengesan, tidak ada kekuatan menghadapi
serbuan iblis, dunia dan daging sehingga dia hancur. Ini yang banyak membuat
kami pelayan Tuhan tidak merasakan kekuatan tangan Tuhan.
Hamba
Tuhan itu ada di tangan kanan Tuhan. Hamba Tuhan bagaikan bintang di tangan
Tuhan dan di tangan kanan Tuhan itu juga ada kitab kecil.
Wahyu
1:20
1:20 Dan rahasia
ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kanan-Ku dan ketujuh kaki dian
emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat dan ketujuh kaki
dian itu ialah ketujuh jemaat."
Berarti
hamba Tuhan itu harus yang lebih dahulu bersekutu dengan Firman. Tetapi karena
pandangannya tidak melihat kitab yang ada di sampingnya sehingga akhirnya
hancur seperti jemaat Laodekia. Bagaimana gembala Laodekia yang tampil hanya
seperti simbol. Dia berteriak “aku kaya” tetapi mendadak Tuhan berkata “engkau
buta, engkau telanjang, engkau miskin dan papah”. Tentu saja dia kaget.
Sementara dia berbusana indah dengan berbagai perhiasan dan berseru “aku kaya”
lalu tiba-tiba Tuhan berseru “engkau miskin”.
Kami
hamba Tuhan harus lebih dahulu kaya Firman sebab ada di tangan kanan Tuhan.
Masakan hamba Tuhan ada di tangan kanan Tuhan dan di tangan kanan Tuhan itu
juga ada Alkitab, ada Firman, lalu hamba Tuhan itu miskin Firman? Itu
keterlaluan!
Kalau
saya hamba Tuhan ada di tangan kanan Tuhan dan Firman juga ada di tangan kanan
Tuhan kenapa saya musti ragu dengan Firman. Kalau kami hamba Tuhan ragu maka
jemaat juga akan persis seperti itu keadaannya. Jangan saudara ragu akan janji
Tuhan karena dari balik mimbar ini saya sebagai hamba Tuhan tidak ada istilah ragu,
kepercayaan saya hanya kepada Tuhan. 42 tahun di ladang Tuhan saya tidak ragu
dengan pemeliharaan Tuhan, ada kuasa Tuhan.
Disebut
“upah jerih payah-Nya” berarti diingatkan pada kedatangan Tuhan Yesus pada kali
yang pertama dalam pengorbananNya untuk mendapatkan saudara dan saya.
Renungkanlah bahwa saya dan saudara adalah upah jerih payahNya Tuhan dalam penderitaanNya di dunia
fana selama 3,5 tahun Dia melayani dan diakhiri di Golgota. Masakan kita tidak
mau tampil seperti itu, kita bermasa bodoh dan tidak mau tampil sebagai upah
jerih payah Tuhan. Kalau tidak mau menjadi upah jerih payah Tuhan Yesus berarti
tidak menghayati kedatanganNya pada kali yang pertama.
Yesaya 40:11
40:11 Seperti seorang
gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan
tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan
hati-hati.
Jadi
keberhasilan jerih payah Tuhan
Yesus ini tidak lepas dengan gembala dalam penggembalaan. Jadi dalam
penggembalaan ini ditekankan kedatangan Tuhan
Yesus pada kali yang pertama dan harus ditekankan kedatangan Tuhan Yesus
pada kali yang kedua. Itu hubungannya dengan perjamuan kudus.
I Korintus 11:26
11:26 Sebab setiap kali kamu
makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia
datang.
Kalau
ada kematian memang sebelumnya ada kelahiran, tetapi yang diberi penekanan
adalah kematian. Dalam kekristenan kelahiranNya yang dibesar-besarkan. Memang
itu tidak salah, yang salah mereka tidak pernah merenungkan kematianNya.
Kematian Tuhan Yesus ini suasananya bukan kematian wajar.
Itulah
berita penggembalaan dari kematianNya yaitu kita mengalami penebusan sampai
bagaimana kita tampil menjadi upah jerih payah Tuhan. Kematian Tuhan Yesus
itulah jerih payahNya dan pasti berhasil, pasti ada upahnya. Semoga saudara dan
saya menjadi upah jerih payah Tuhan Yesus. Kita ini upah jerih payah Tuhan
ibarat pialanya Tuhan. Bagaimana kita bisa mencapai keadaan seperti itu kalau
yang ada di tangan kanan Tuhan itu tidak tahu apa-apa, kalau gembalanya dungu,
tolol dan bodoh.
Mari
kita melihat apa yang sedang Tuhan lakukan kepada kita lewat tangan kananNya.
Di sana ada pemberian, ada malaikat Tuhan, ada kitab di sana. Olehnya sidang
jemaat wajarlah kalau berterima kasih kepada Tuhan dan bukan menyalah-nyalahkan
gembala. Jangan sampai jemaat hanya mencari-cari salah gembala. Tuhan sudah
menetapkan orang-orang khusus, ada tokoh-tokoh sentral dalam Alkitab. Kalau
Tuhan langsung berbicara maka semua orang bisa seperti itu. Tetapi dari
perjanjian lama ada orang-orang yang Tuhan pakai. Ada Musa, Yosua, Gideon,
Otniel, Ebzan, Daud dan nabi-nabi lain.
Ketika orang-orang ini dipakai oleh Tuhan sebagai tokoh sentra, mereka harus
kita dukung. Sebab kepada mereka dipercayakan Tuhan suara Firman di dalam penggembalaan.
Tubuh
Kristus tidak bisa diorganisir oleh kekuatan manusia, hanya oleh kekuatan
Firman dan Roh Kudus, itu yang menyatukan. Jangan kita tinggalkan itu.
“anak-anak domba
dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati” kenapa induk domba dituntun dengan hati-hati?
I Timotius 5:1-2
5:1 Janganlah engkau keras
terhadap orang yang tua, melainkan tegorlah dia sebagai bapa. Tegorlah
orang-orang muda sebagai saudaramu,
5:2 perempuan-perempuan tua
sebagai ibu dan perempuan-perempuan muda sebagai adikmu dengan penuh kemurnian.
Dalam
ayat ini sudah mencakup dua hal, kepada yang tua dan kepada yang muda bagaimana
kita harus bersikap. Dalam penggembalaan gembala harus mengerti bagaimana harus
menyapa. Kalau dalam menyampaikan Firman itu wajar karena memberitakan Firman.
Tetapi kalau di luar harus tahu bagaimana harus menyapa.
Yesaya 62:1
62:1 Oleh karena Sion aku
tidak dapat berdiam diri, dan oleh karena Yerusalem aku tidak akan tinggal
tenang, sampai kebenarannya bersinar seperti cahaya dan keselamatannya menyala
seperti suluh.
Dua pribadi di sini yang dimaksud yaitu Tuhan dan
hamba Tuhan yang tidak akan berdiam diri karena Sion karena mau menampilkan
Mempelai Wanita menjadi upah jerih payah Tuhan, hasil jerih payahNya di Golgota. Pekerjaan itu dipercayakan kepada hamba
Tuhan.
Yesaya 62:2
62:2 Maka bangsa-bangsa akan
melihat kebenaranmu, dan semua raja akan melihat kemuliaanmu, dan orang akan
menyebut engkau dengan nama baru yang akan ditentukan oleh TUHAN sendiri.
Kalau
kita menjadi mempelai wanita tentu
kita menyandang nama Mempelai
Laki-laki,
itu nama yang ditentukan olehNya.
Yesaya 62:11-12
62:11 Sebab inilah yang
telah diperdengarkan TUHAN sampai ke ujung bumi! Katakanlah kepada puteri Sion:
Sesungguhnya, keselamatanmu datang; sesungguhnya, mereka yang menjadi upah
jerih payah-Nya ada bersama-sama Dia dan mereka yang diperoleh-Nya berjalan di
hadapan-Nya.
62:12 Orang akan menyebutkan
mereka "bangsa kudus", "orang-orang tebusan TUHAN", dan
engkau akan disebutkan "yang dicari", "kota yang tidak ditinggalkan".
Lagi-lagi
dipertontonkan kedatanganNya pada kali yang pertama yaitu “penebusan”. Di mana
lagi kita mendapatkan ini kalau bukan pada kedatanganNya pada kali yang pertama
yang mengerjakan penebusan sehingga kita bisa menjadi permaisurinya.
Dulu
kita ditinggalkan tetapi sekarang tidak.
Yesaya 62:4
62:4 Engkau tidak akan
disebut lagi "yang ditinggalkan suami", dan negerimu tidak akan
disebut lagi "yang sunyi", tetapi engkau akan dinamai "yang
berkenan kepada-Ku" dan negerimu "yang bersuami", sebab TUHAN
telah berkenan kepadamu, dan negerimu akan bersuami.
Negeri saja disebut bersuami, tetapi siapa yang
disebut negeri ini? Yerusalem Sorgawi, itulah gereja Tuhan.
Yesaya 62:5
62:5 Sebab seperti seorang
muda belia menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun
engkau akan menjadi suamimu, dan seperti girang hatinya seorang mempelai
melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu.
Kapankah
kita bisa membuat hati Tuhan girang dan gembira? Kalau kita tampil bagaikan
mempelai wanita. Kalau tampil tidak dalam kekudusan, hidup yang tidak
menghargai penggembalaan, itu tidak membuat Tuhan itu girang dan gembira. Oleh
pengorbananNya Dia menantikan tampilnya gereja yang membuat hatiNya girang dan
gembira. Semoga kita adalah orangnya yang membuat hati Tuhan girang dan
gembira.
Itu
sebabnya pemulihan itu berjalan dan kota itu ada dalam pemulihan hari-hari
terakhir ini. Jangan kiranya kita membuat Tuhan Yesus tetap sedih, tidak bersukacita dan selalu berkata
“tidak ada tempat Anak Manusia meletakkan kepalaNya”. Ketika kita mendengar
Firman ini biarlah kita berkata “Tuhan, jadikan saya bagian anggota tubuhMu menjadi tempat
kepalaMu”. Itu yang semestinya kita lakoni.
Mari
kita rindu digarap oleh Firman Allah di dalam penggembalaan untuk mencapai
citra Allah di dalam kekudusan dan kita belajar dengar-dengaran dalam
penggembalaan maka saudara akan membuat
Tuhan bergembira dan bersukacita. Marilah kita mendengarkan Firman penggembalaan
dan nilai penggembalaan kita hargai. Kalau saya melakukan sesuatu yang saya
nilai menyakiti hati Tuhan maka saya cepat minta ampun kepada Tuhan.
Tuhan
Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar