Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan
Yesus Kristus.
Yunus 1:8-12,15-16
1:8 Berkatalah mereka kepadanya: "Beritahukan
kepada kami, karena siapa kita ditimpa oleh malapetaka ini. Apa pekerjaanmu dan
dari mana engkau datang, apa negerimu dan dari bangsa manakah engkau?"
1:9 Sahutnya kepada mereka: "Aku seorang Ibrani;
aku takut akan TUHAN, Allah yang empunya langit, yang telah menjadikan lautan
dan daratan."
1:10 Orang-orang itu menjadi sangat takut, lalu
berkata kepadanya: "Apa yang telah kauperbuat?" -- sebab orang-orang
itu mengetahui, bahwa ia melarikan diri, jauh dari hadapan TUHAN. Hal itu telah
diberitahukannya kepada mereka.
1:11 Bertanyalah mereka: "Akan kami apakan
engkau, supaya laut menjadi reda dan tidak menyerang kami lagi, sebab laut semakin
bergelora."
1:12 Sahutnya kepada mereka: "Angkatlah aku,
campakkanlah aku ke dalam laut, maka laut akan menjadi reda dan tidak menyerang
kamu lagi. Sebab aku tahu, bahwa karena akulah badai besar ini menyerang
kamu."
1:15 Kemudian mereka mengangkat Yunus, lalu
mencampakkannya ke dalam laut, dan laut berhenti mengamuk.
1:16 Orang-orang itu menjadi sangat takut kepada
TUHAN, lalu mempersembahkan korban sembelihan bagi TUHAN serta mengikrarkan
nazar.
Lewat kisah nabi Yunus ini
mengingatkan dan membangkitkan ingatan kita bahwa sungguh Tuhan itu ada dan
benar-benar Tuhan berdaulat atas hidup kita. Kita tidak dapat melawan atau menjauhkan
Dia sebab Dia berdaulat atas kehidupan kita dan bisa melakukan apa saja seperti
yang Dia mau seperti yang Tuhan lakukan kepada nabi Yunus. Tuhan memperlihatkan
kepada Yunus keberadaanNya dan wibawa kekuasaanNya. Yunus sadar atau tidak
sadar melawan keabsahan Tuhan.
Dalam kisah nabi Yunus ini kita
diingatkan oleh Tuhan bahwa hidup kita ini ada yang mengatur, ada yang berdaulat.
Apa yang kita kerjakan, kena pada selera Tuhan atau tidak itu semua ada pada
pandangan Tuhan, ada dalam rekaman Tuhan. Jangan kita mengentengkan keberadaan
Tuhan bahwa sungguh benar-benar Tuhan itu ada.
Kita melihat ada 6 pertanyaan awak
kapal dan penumpang kapal ini:
1. Karena siapa kita ditimpa malapetaka
ini?
2. Apa pekerjaanmu?
3. Dari mana engkau datang?
4. Apa negerimu?
5. Bangsa manakah engkau?
6. Apa yang telah kau perbuat?
Jawaban Yunus dia mengatakan “aku
seorang Ibrani, aku takut akan Tuhan Allah Yang Empunyai langit dan telah
menciptakan lautan dan daratan”. Yunus tidak mengatakan Tuhan yang empunya
langit dan bumi, tetapi yang dia tampilkan di sini tentang bumi langsung dia
bagi dua “lautan dan daratan”. Ini semua punya makna bagi kita sekalian.
Ø
Aku
seorang ibrani
Berarti dia memiliki kebanggaan terhadap hal lahiriah. Pertanyaan “karena
siapa kita ditimpa malapetaka ini? Apa pekerjaanmu? Dari mana engkau datang? Apa
negerimu?” tidak dia jawab, tetapi pertanyaan “bangsa manakah engkau?” itu yang
dia jawab. Orang Ibrani atau orang Yahudi mempunyai suatu kebanggaan. Mereka
merasa manusia kelas satu di dunia ini. Dia percaya hal-hal yang lahiriah, itu
yang dia tampilkan.
Yunus hanya mengangkat bahwa dia orang Ibrani. Dia tidak sadar bahwa
yang dia tampilkan itu terjadi karena wibawa Tuhan. Karena kekuasaan Tuhanlah yang
memilih mereka menjadi umat pilihan Tuhan, mengapa mereka harus bangga.
Kebanggaan Yunus ini
hanya kebanggaan yang lahiriah.
Dia tidak menampilkan bahwa yang lahiriah ini terjadi karena perkara yang
rohani yaitu karena pilihan Tuhan kepada mereka. Dia menjauhkan dan
membelakangi Tuhan itu sendiri yang membuat mereka merasa menjadi bangsa pilihan Tuhan.
Bukan cuma orang Yahudi atau bangsa Ibrani. Seringkali manusia di dunia
ini, yang diangkat adalah perkara-perkara yang lahiriah. Manusia menonjolkan “saya
ini dari mana, saya ini keluarga siapa, saya ini keturunan dari mana” tetapi
dia tidak tahu eksistensinya di situ tidak lepas dari tangan Tuhan. Boleh saja kita mengatakan kita ini keturunan
siapa, tetapi tidak boleh kita lupa hak absolute ada di tangan Tuhan.
Keberadaan kita ada di mana itu karena kehendak Tuhan.
Jadi yang sebenarnya bukan keberadaan yang lahiriah yang harus kita
tonjolkan. Tetapi kita harus menampilkan bahwa kita adalah anak Tuhan, warga
kerajaan Sorga, kita adalah keluarga Allah dan yang bisa kita banggakan lebih
jauh adalah kita membawa diri untuk menjadi pilihannya Tuhan. Karena tanpa Tuhan tidak ada arti apapun.
Apapun keberhasilan kita, kita lahir dari marga apa, status apapun kita di
dunia ini, kita harus sadar dari mana kita berada, hanya kemurahan Tuhan.
Sadarlah, nafas kita ini dari mana, kita mau bangga apa. Tetapi ketika
manusia ini merasa ada di atas angin maka mulai lupa Tuhan, mulai abaikan
Tuhan, mulai lalai, mulai bertingkah. Padahal kalau Tuhan menyatakan kedaulatanNya
maka habislah kita, mau apa kita!.
Makanya banggalah kita sebagai umat Tuhan yang memiliki Yesus, berbahagialah
karena kita adalah kekasihnya Tuhan. Apalah arti perkara-perkara yang lahiriah.
Rasul Paulus ada tujuh hal yang bisa dia banggakan tetapi tidak dia
banggakan.
Filipi 3:4
3:4
Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika
ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih
lagi:
Kalau saja rasul Paulus membanggakan persoalah yang lahiriah dan
menaruh kepercayaan pada hal itu maka dia pasti gagal. Tetapi puji Tuhan dia jumpa
dengan Tuhan Yesus dan dia menyerah sepenuhnya dan menaruh hidupnya pada tangan
Sang Pencipta.
Filipi 3:5-6
3:5
disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang
Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi,
3:6
tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum
Taurat aku tidak bercacat.
Tujuh hal yang sebenarnya bisa dibanggakan oleh rasul Paulus.
1) Di sunat pada hari kedelapan.
2) Dari bangsa Israel.
3) Dari suku Benyamin. Di kalangan orang
Israel kalau dikatakan dari suku Benyamin, itu sudah menjadi kebanggan karena
raja pertama datang dari suku Benyamin.
4) Orang Ibrani asli.
5) Orang Farisi. Kalau pada waktu itu
dikatakan golongan Farisi maka itu adalah orang-orang yang tidak bisa dilawan
pemahamannya tentang kitab suci.
6) Dia punya ketegasan kalau merasa ada
yang salah
7) Tidak bercacat dalam mentaati hukum
Taurat.
Filipi 3:7
3:7
Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi
karena Kristus.
Kebanggaannya secara lahiriah itu akhirnya dia anggap rugi karena jumpa dengan Tuhan Yesus. Tetapi
orang Kristen sekarang ini malah terbalik. Kita ini sudah jumpa dengan Kristus
Yesus, tetapi setelah memiliki yang lahiriah lalu dijadikan kebanggaan bahkan lupa Tuhan Yesus. Jangan setelah
yang lahiriah kita rebut justru kita lupa Tuhan. Soal yang rohani jangan kita lupakan, jangan bangga
soal yang jasmani.
Setelah Yunus membanggakan hal yang lahiriah dia dilemparkan ke laut. Siapa
yang melemparkan Yunus ke laut?
Yunus 2:3
2:3 Telah
Kaulemparkan aku ke tempat yang dalam, ke pusat lautan, lalu aku terangkum
oleh arus air; segala gelora dan gelombang-Mu melingkupi aku.
Tuhan yang melempar Yunus (hanya seharga sampah). Kalau Tuhan melempar kita bisa Dia memakai
tangan siapa saja untuk menghancurkan kita. Oleh sebab itu kita harus waspada. Apapun yang kita terima
secara lahiriah jangan sampai kita lupa Tuhan sehingga gagal masuk di Sorga.
Yang lahiriah itu hanya kemuliaan di dunia ini, itu tidak menunjang kita masuk
Sorga.
Paulus setelah menjadi hamba Tuhan, dia sebut tujuh kehebatannya soal
yang lahiriah. Tetapi setelah bertemu dengan Tuhan Yesus dia mengatakan
semuanya itu sampah. Sekarang ini kita sudah ketemu Tuhan Yesus, jangan sampai
ketika capai doktor, Yesus dianggap sampah. Itu
terbalik!
Akhirnya Tuhan mendemonstrasikan bahwa
Tuhan berdaulat, Dia mau mengapa-apakan kita itu ada dalam kekuasaan Tuhan! Jangan
kita main-main dengan Tuhan. Saya sebagai hamba Tuhan sangat pilu hati bila
melihat ada anak Tuhan yang lupa Tuhan. Jangan sampai sebelum kita memiliki
yang lahiriah kita cinta Tuhan, setelah
memiliki yang lahiriah di tangan, Tuhan dilupakan. Awas, Tuhan itu tidak bisa
kita permainkan.
Filipi 3:7
3:7
Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi
karena Kristus.
Jangan kita balik,
yang rugi kita katakan untung, yang untung kita katakan rugi.
Filipi 3:8
3:8
Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus,
Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah
melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh
Kristus,
Karena kebanggaan Yunus bahwa dia adalah orang Ibrani dan dia melupakan
Tuhan maka Tuhan menunjukkan kepada Yunus dirinya seharga sampah (semua yang dia banggakan itu sampah).
Filipi 3:9-11
3:9 dan
berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat,
melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran
yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.
3:10
Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan
dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam
kematian-Nya,
3:11
supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.
Rasul Paulus masih bergumul untuk mengenal Tuhan lebih dalam lagi. Jangan
sampai kita gagal dan tidak masuk pada kebangkitan pertama, kalau seandainya
kita mati. Tetapi kita minta kepada Tuhan supaya membawa hidup kita dalam
penggembalaan yang benar supaya Dia datang kedua kali, kita diangkat
hidup-hidup.
Bicara kebangkitan ada hubungannya dengan kelahiran baru/ berbicara kelahiran baru tidak lepas
dengan kebangkitan, itu menimbulkan tiga golongan:
Kisah Para Rasul 17:3-4,32
17:3 Ia
menerangkannya kepada mereka dan menunjukkan, bahwa Mesias harus menderita dan
bangkit dari antara orang mati, lalu ia berkata: "Inilah Mesias, yaitu
Yesus, yang kuberitakan kepadamu."
17:4
Beberapa orang dari mereka menjadi yakin dan menggabungkan diri dengan Paulus
dan Silas dan juga sejumlah besar orang Yunani yang takut kepada Allah, dan
tidak sedikit perempuan-perempuan terkemuka.
17:32
Ketika mereka mendengar tentang kebangkitan orang mati, maka ada yang mengejek,
dan yang lain berkata: "Lain kali saja kami mendengar engkau berbicara
tentang hal itu."
1) Menolak
2) Berkata “Lain kali saja baru kami mau
mendengar lagi”
3) Yang percaya dan menerima
Kita ini miliknya Tuhan, yang seharusnya patut kita berbangga karena
kita dimiliki oleh Tuhan. Bukan kita berbangga atau mempercayakan diri pada
hal-hal yang lahiriah.
Keuntungan bagi rasul Paulus adalah karena bersama dengan Kristus.
Filipi 1:21-26
1:21
Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.
1:22
Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi
buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu.
1:23 Aku
didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus --
itu memang jauh lebih baik;
1:24
tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu.
1:25 Dan
dalam keyakinan ini tahulah aku: aku akan tinggal dan akan bersama-sama lagi
dengan kamu sekalian supaya kamu makin maju dan bersukacita dalam iman,
1:26
sehingga kemegahanmu dalam Kristus Yesus makin bertambah karena aku, apabila
aku kembali kepada kamu.
Kemegahan mereka dalam Kristus Yesus makin bertambah karena pelayanan
Paulus. Jadi ketergantungan umat dengan gembala tidak bisa diabaikan. Tidak
boleh kita menganggap enteng pelayanan hamba Tuhan sebab itu menentukan mati
hidupnya rohani kita.
Ø
Aku
takut akan Tuhan Allah Yang Empunya langit dan menciptakan lautan dan daratan.
Wahyu 14:6-7
14:6 Dan
aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya
ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi
dan kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum,
14:7 dan
ia berseru dengan suara nyaring: "Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia,
karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan
langit dan bumi dan laut dan semua mata air."
Laut di sini hubungannya dengan Firaun dan orang Mesir yang
ditenggelamkan di dalam laut karena mereka mau menghambat orang Israel yang diarahkan
oleh Tuhan unuk datang beribadah kepada Tuhan. Jadi kalau kehidupan yang
sekarang menghambat dirimu dan menghambat orang lain datang kepada Tuhan maka
dia terancam dengan laut.
Cukup hebat cara orang Mesir menghambat orang Israel sehingga Tuhan harus
menjatuhkan 10 hukuman kepada mereka. Ketika orang Mesir ditenggelamkan Tuhan di
laut, orang Israel sudah ada di darat. Di darat itu ada tanaman. Orang Israel
itu bagaikan tanaman yang dikatakan menghasilkan buah bungaran.
Yeremia 2:3
2:3
Ketika itu Israel kudus bagi TUHAN, sebagai buah bungaran dari hasil tanah-Nya.
Semua orang yang memakannya menjadi bersalah, malapetaka menimpa mereka,
demikianlah firman TUHAN.
Kalau bicara buah berarti
menunjukkan pohon yang bisa menghasilkan buah yang ada di darat, bukan berada
di laut. Yang ada di laut adalah Firaun. Itu sebabnya jangan sampai kita
seperti laku Firaun dan orang-orang Mesir. Jangan kita menghambat orang lain
dan jangan menghambat diri kita sendiri. Ketika Musa datang menghadap kepada
Firaun dan bercerita bahwa mereka bertemu dengan Tuhan. Lalu Tuhan itu menyuruh
orang Israel keluar dari Mesir supaya beribadah kepada Allah maka Firaun
berkata “aku tidak kenal dengan Allah itu”. Jadi orang yang percaya pada yang
lahiriah dan membanggakan itu, akhirnya arahnya akan menolak Tuhan dan akan tenggelam
di laut.
Wahyu
20:14-15
20:14 Lalu maut
dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang
kedua: lautan api.
20:15 Dan setiap
orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia
dilemparkan ke dalam lautan api itu.
Yunus 1:13
1:13 Lalu berdayunglah orang-orang itu dengan sekuat
tenaga untuk membawa kapal itu kembali ke darat, tetapi mereka tidak sanggup,
sebab laut semakin bergelora menyerang mereka.
Apa yang mereka peragakan dengan
sekuat tenaga ini karena mereka mengasihi Yunus. Bukannya ini sudah terbalik.
Yunus tidak mengasihi orang kafir yaitu orang Niniwe, sedangkan orang kafir
yang tidak mengenalnya justru mengasihi Yunus. Ini templakan bagi Yunus, dia
mengenal Tuhan tetapi tidak mengasihi orang kafir. Dia disuruh untuk melayani
orang kafir tetapi dia tidak mau.
Baru saat itu mereka mengenal
Tuhannya Yunus, tetapi mereka dengan sekuat tenaga untuk menolong Yunus. Tuhan
mengajar kita untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati, dengan segenap jiwa,
dengan segenap akal budi dan dengan segenap kekuatanmu.
Markus 12:30
12:30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu
dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap
kekuatanmu.
Mereka sekuat tenaga mendayung untuk
menolong Yunus karena Yunuslah yang memperkenalkan tentang Tuhan kepada mereka
walaupun hanya sepintas. Yunus
yang sudah bertahun-tahun dengan Tuhan justru menjauh dari Tuhan. Kisah Yunus ini adalah pembelajaran bagi kita.
Kita yang sudah lama bisa terlempar seperti Yunus. Orang yang baru bisa saja bertumbuh melejit rohaninya.
Yang membuang Yunus ke laut adalah
orang kapal. Tetapi dalam doa Yunus di dalam perut ikan dia mengatakan bahwa
Tuhanlah yang sudah melemparkan dia.
Yunus 2:3
2:3 Telah Kaulemparkan aku ke tempat yang dalam, ke
pusat lautan, lalu aku terangkum oleh arus air; segala gelora dan gelombang-Mu
melingkupi aku.
Yunus dilempar ke laut dan Tuhan
sudah menyediakan solusi. Ini mengajar kepada Yunus bahwa Tuhan yang dia layani
itu adalah Tuhan yang benar-benar ada. Dan ini pembelajaran kepada kita bahwa
Tuhan itu berdaulat atas kita.
Jadi apa yang dibanggakan oleh Yunus,
itu semua hanya seharga sampah termasuk dirinya sendiri. Naaman bangga dengan 6
hal yaitu kedudukannya, kebesarannya, kehormatannya, kemenangannya,
keperkasaannya, kekayaannya. Dengan kebanggaannya ini dia hampir menolak
Tuhannya Israel.
II Raja-raja 5:10-11
5:10 Elisa menyuruh seorang suruhan kepadanya
mengatakan: "Pergilah mandi tujuh kali dalam sungai Yordan, maka tubuhmu
akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi tahir."
5:11 Tetapi pergilah Naaman dengan gusar sambil
berkata: "Aku sangka bahwa setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri
memanggil nama TUHAN, Allahnya, lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas
tempat penyakit itu dan dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku!
Karena kebanggaannya, Naaman merasa
seperti direndahkan. Dia lupa bahwa kedudukan yang tinggi itu, sebenarnya yang
patut ditinggikan adalah Tuhan kita Yesus Kristus, bukan kedudukannya.
Kebesarannya, yang patut kita besarkan adalah Tuhan. Kehormatannya, yang patut
kita hormati adalah Tuhan. Kemenangannya, yang patut kita muliakan adalah Tuhan
karena Tuhan yang memberikan kemenangan kepada kita. Keperkasaannya, hanya
Tuhan yang perkasa. Kekayaannya, semua yang ada di dunia ini Tuhan yang punya. Apa
yang mau kita banggakan, perkara lahiriah yang kita miliki harus kita
kembalikan kepada Tuhan. Jangan kita salah terhadap Tuhan.
Orang kafir yang baru mengenal Tuhan
ini mempraktekkan kasih. Yunus yang sudah mengenal Tuhan tidak mempraktekkan
kasih, disuruh menolong orang kafir dia tidak mau. Orang kafir ini mau menolong
Yunus tetapi tidak digubris oleh Tuhan sehingga Yunus dibuang ke laut. Mereka
tidak tahu itu cara Tuhan untuk menyadarkan Yunus. Jangan tunggu cemeti Tuhan
dengan keras jatuh pada kita baru kita sadar.
Tuhan Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar