Yohanes pasal 1 ini terbagi tiga bagian:
Ayat 1-18 : Kesaksian Rasul Yohanes
Ayat 19-37 : Kesaksian Nabi Yohanes
Ayat 38-51 : Kesaksian Tuhan Yesus
Yohanes 1:19-23
1:19 Dan inilah
kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam dan
orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia: "Siapakah engkau?"
1:20 Ia mengaku
dan tidak berdusta, katanya: "Aku bukan Mesias."
1:21 Lalu mereka
bertanya kepadanya: "Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?" Dan ia
menjawab: "Bukan!" "Engkaukah nabi yang akan datang?" Dan
ia menjawab: "Bukan!"
1:22 Maka kata
mereka kepadanya: "Siapakah engkau? Sebab kami harus memberi jawab kepada
mereka yang mengutus kami. Apakah katamu tentang dirimu sendiri?"
1:23 Jawabnya:
"Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan
Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya."
Di
sini kita melihat imam-imam dan orang Lewi diutus oleh satu kekuatan ibadah
lama dari Yerusalem untuk menemui Yohanes Pembaptis. Sebetulnya imam-imam dan
orang Lewi ini menjalankan peran sebagai utusan tetapi bukan lagi utusan Sorga melainkan utusan dari salah satu
organisasi besar pada waktu itu. Organisasi ini berpusat di Yerusalem dan
mereka inilah yang mengutus imam-imam dan orang Lewi.
Bila
kita melihat utusan orang Lewi ini sudah salah arah. Sudah salah dalam
menempatkan diri mereka. Mereka bukan lagi alat Sorga atau utusan Sorga, tetapi
berubah menjadi utusan yang lain, dapat dikatakan utusan organiasi. Organisasi
agama pada waktu itu diorganisir oleh imam besar, imam-imam kepala dan
imam-imam yang berpusat di Yerusalem, yang mana mereka menjalankan ibadah tua.
Itu
sebabnya kami harus melihat dengan jeli, jangan sampai kami hamba Tuhan bukan
menjadi utusan Sorga dan hanya sebagai utusan organisasi. Jangan sampai sidang
jemaat ditangani bukan oleh utusan Sorga tetapi utusan organisasi. Kalau bukan
utusan sorga maka baik pelayan maupun yang
dilayani
tidak akan mencapai sasaran. Baik yang mengaku utusan, baik yang menerima
utusan, kedua-duanya bakal berada di luar pembentukan Tubuh Kristus.
Di
sini kita melihat suatu pelajaran yang sangat-sangat mulia untuk kita bersama
mulai dari hamba-hamba Tuhan. Kami hamba-hamba Tuhan harus yakin benar dan
harus ada ciri khusus bahwa hidup itu diutus oleh Tuhan. Salah satu bahwa orang
itu diutus oleh Tuhan adalah dia ada penyataan Allah. Artinya Tuhan selalu
menyatakan diri kepadanya. Itu adalah salah satu ciri yang tidak bisa
dipungkiri lagi.
Kalau
tidak ada penyataan Allah, besar kemungkinan dia hanya mengutus dirinya sendiri
atau diutus oleh organisasi. Orang yang hanya diutus oleh organisasi, akan
menjadikan organisasi itu sebagai tuhannya, bisa menjadi nomor 1, Tuhan dinomor duakan.
Jadi Tuhan tidak 100% lagi mewarnai pelayanannya.
Kita
ini berorganisasi, ada anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, supaya jangan
pemerintah menganggap sebagai organisasi liar. Tetapi jangan sampai organisasi
dijadikan kendaraan yang mengikat kita sehingga tidak penuh lagi dengan Tuhan.
Ini jangan kita anggap sepeleh atau biasa sebab ini bisa mendatangkan
kecelakaan rohani, bencana rohani.
Kalau
kita berhadapan dengan utusan yang hanya diutus oleh organisasi, tidak usah
kita takut dengan perkataannya dan gertakannya. Tetapi awas kalau dia adalah
utusan Sorga yang memiliki tanda ada penyataan Tuhan dalam dirinya yang
merupakan salah satu syarat dia adalah utusan Tuhan. Jangan sampai kita salah
menerima.
Sorga
melalui rasul Paulus mengatakan bahwa hamba Tuhan harus memiliki penyataan
Allah.
II Timotius 4:1
4:1 Di hadapan
Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati,
aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi
Kerajaan-Nya:
Galatia 1:12; 2:2
1:12 Karena aku
bukan menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku,
tetapi aku menerimanya oleh penyataan Yesus Kristus.
2:2 Aku pergi
berdasarkan suatu penyataan. Dan kepada mereka kubentangkan Injil yang
kuberitakan di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi -- dalam percakapan tersendiri
kepada mereka yang terpandang --, supaya jangan dengan percuma aku berusaha
atau telah berusaha.
I Korintus 14:6
14:6 Jadi,
saudara-saudara, jika aku datang kepadamu dan berkata-kata dengan bahasa roh,
apakah gunanya itu bagimu, jika aku tidak menyampaikan kepadamu penyataan
Allah atau pengetahuan atau nubuat atau pengajaran?
II Korintus 12:7
12:7 Dan supaya
aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa
itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis
untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri.
Ibrani 2:4
2:4 Allah
meneguhkan kesaksian mereka oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh
berbagai-bagai penyataan kekuasaan dan karunia Roh Kudus, yang
dibagi-bagikan-Nya menurut kehendak-Nya.
Ini
semua adalah aturan atau ketetapan Sorga yang harus ada dalam diri hamba Tuhan.
Saya sebagai hamba Tuhan harus lebih dahulu mengoreksi diri, apakah memiliki
penyataan Sorga atau tidak.
Untuk
apa berdebat bahwa jemaat itu adalah milik salah satu organisasi. Kita ini
datang beribadah harus yakin bahwa kita adalah Tuhan punya dan yang berhak atas
kita adalah Tuhan sebagai pemilik kita. Sayapun harus punya keyakinan bahwa
saya hadir di sini karena saya diutus oleh Tuhan dan juga harus ada tanda yaitu
adanya penyataan-penyataan dari Tuhan. Sudah banyak sekali penyataan-penyataan
yang Tuhan berikan kepadaku, sehingga kami tidak salah melangkah.
Kami
berada dalam satu wadah organisasi tetapi yang mengutus kami adalah Sorga.
Kalau kami sadar bahwa kami diutus oleh Sorga maka pantaslah kami menyandang
jabatan imam sebagai seorang Lewi. Sebagai imam berarti ada tahbisan dan
sebagai Lewi berarti tidak punya pemikiran untuk mencari nafkah dengan cara
kerja sambilan. Benar-benar 100% bekerja untuk Tuhan. Mati atau lapar itu
tanggung jawabnya Tuhan karena kita diutus oleh Tuhan.
Yang
kita baca dalam Yohanes pasal 1, imam dan Lewi ini diutus oleh organisasi.
Kalau hanya diutus oleh organisasi maka ketika buntu suplai dari pusat maka dia
akan bingung dan berupaya untuk mencari tambahan dengan bekerja sambilan. Ini
bukti bukan utusan Sorga tetapi utusan organisasi. Kalau pelayan Tuhan seperti
itu maka yang menjadi korban adalah sidang jemaat.
Saudara
harus yakin bahwa saudara adalah punyanya Tuhan. Kalau saudara adalah punyanya
Tuhan maka Tuhan tidak akan keliru menempatkan saudara untuk digembalakn oleh
gambala yang juga adalah utusan Tuhan, bukan utusan organisasi. Kalau dia
yakini bahwa dia adalah utusan Sorga maka dia tidak akan peduli dengan apa yang
mau dia makan dan dia pakai karena itu adalah urusannya Tuhan. Ini yang harus
ada pada kami hamba Tuhan dan juga harus ada pada sidang jemaat.
Salah
satu ciri utusan Sorga adalah dia memiliki penyataan Tuhan. Penyataan ini
menunjukkan keakraban Tuhan dengan hamba Tuhan. Dalam Gereja Tuhan di akhir
zaman ini banyak yang mengaku utusan Tuhan tetapi dia mempunyai kebun dan
sebagainya. Itu bukan lagi imam dari suku
Lewi.
Yohanes 1:19,23
1:19 Dan inilah
kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam
dan orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia: "Siapakah
engkau?"
1:23 Jawabnya:
"Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan
Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya."
Ternyata
pelayanan Yohanes Pembaptis yang menyebut dirinya sebagai suara yang
berseru-seru, telah menggoncang penduduk Yerusalem, berarti menggoncangkan ibadah
tua karena membawa suasana yang beda dengan yang telah dijalani selama ini. Itu
sebabnya mereka diutus untuk mencari tahu siapa sebenarnya Yohanes Pembaptis.
Sekali
lagi dikatakan, yang mengutus adalah kekuatan organisasi yang ada di Yerusalem.
Jadi sekalipun mengatakan dirinya imam atau orang Lewi tetapi yang mengutus bukan
Tuhan melainkan wadah manusia. Terserah saudara, mau jatuh di tangan utusan
Sorga atau tidak. Itu terpergantung oleh setiap pribadi. Ini hak asasi setiap
manusia.
Dari
sejak awal Tuhan dengungkan. Tuhan tidak pernah mengganggu gugat hak manusia. Contoh, kalau bukan hak asasi manusia,
maka Tuhan akan menarik tangan Hawa ketika mau menjamah buah itu. Tergantung
setiap insan, kalau dia mau salah pilih itu salahnya sendiri.
Ada
salah satu poin yang indah dalam Yohanes 1:22, ada sisi
baiknya.
Walaupun arah mereka salah tetapi ada yang bisa kita teladani. Mereka
bertanggung jawab terhadap yang mengutus mereka.
Yohanes 1:22
1:22 Maka kata
mereka kepadanya: "Siapakah engkau? Sebab kami harus memberi jawab kepada
mereka yang mengutus kami. Apakah katamu tentang dirimu sendiri?"
Memang
imam atau orang Lewi harus bertanggung jawab kepada yang mengutusnya yaitu
Sorga yang mengutus mereka. Tetapi di sini mereka bertanggung jawab kepada
pusat organisasi yang mengutus. Ada hal yang elok di sini tetapi
pertanggungjawaban mereka hanya sampai pada jajaran organisasi. Mereka tidak lagi
merasa bahwa tanggung jawab mereka kepada Tuhan. Kalau mereka adalah imam yang dipilih
oleh Sorga maka tanggung jawabnya harus kepada Tuhan di Sorga bukan kepada manusia.
Itu
sebabnya mengapa imam-imam Lewi tidak takut menyeleweng karena dia tidak
melihat Tuhan, dia tidak melihat Tuhan, yang dia lihat manusia sehingga
berpikir “jangan sampai aku dipecat, jangan sampai belangaku dibalik, jangan
sampai piringku diambil”. Itu terjadi karena dia tidak melihat Sorga.
Petrus
sebagai utusan Sorga, memuji orang yang percaya sekalipun tidak melihat.
I Petrus 1:7
1:7 Maksud
semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu -- yang jauh lebih tinggi
nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api --
sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari
Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.
Bagaimana
iman bisa murni? Iman bisa murni karena ada Firman pengajaran yang sehat (murni).
Karena Firman pengajaran yang sehat dan murni ini yang akan mengkatrol supaya
iman kita murni. Tetapi harus ada prakteknya yaitu kita masuk dalam peleburan,
artinya kita harus diuji.
Untuk
kedua kali, kembali Tuhan Yesus akan menyatakan Pribadi yang tidak kelihatan
itu lewat diriNya dalam kemuliaanNya.
I Petrus 1:8
1:8 Sekalipun
kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya
kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena
sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan,
Iman
yang murni adalah kita bisa mengasihi. Jangan katakan iman yang murni itu yang
bisa membuat mulut singa terkatub, mata yang buta melihat atau mujizat-mujizat
lahiriah lainnya. Iman yang murni adalah sekalipun kita tidak melihat tetapi
kita bisa mengasihi Yang tidak kita lihat.
Jangan
kita kepincut hanya melihat pelayan Tuhan yang berdoa lalu terjadi mujizat jasmani. Itu tidak
salah, tetapi itu bukan standar iman yang murni sebab setan juga bisa melakukan
hal-hal seperti itu. Jangan kita percaya karena melihat mujizat. Kita harus
mengasihi sekalipun tidak melihat, itu adalah iman yang murni bahkan lebih dari
iman. Sebab ada iman, pengharapan dan kasih, yang terbesar adalah kasih. Ini
yang harus kita miliki.
I Korintus 13:13
13:13
Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang
paling besar di antaranya ialah kasih.
Kasih
ini harus ada prakteknya. Karena Tuhan mengatakan mengasihi isi dunia maka Dia
mengirim buah hatiNya, itulah Tuhan Yesus yang ada di pangkuan Bapa. Ada
dipangkuan Bapa berarti adalah buah hati Bapa.
Yohanes 1:18
1:18 Tidak
seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di
pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
Bila
melihat dalam Tabernakel, iman itu ada di daerah halaman, pengharapan itu di
daerah ruangan suci dan kasih itu ada di ruangan maha suci.
Kita
harus punya keyakinan, walaupun kita tidak melihat, tetapi kita mengasihi Dia. Kami
adalah imam dan orang Lewi. Bagaimana kami mau mengajak jemaat mengasihi Tuhan
kalau kami sendiri tidak mengasihi Tuhan. Semoga standar rohani kita tidak
hanya sampai pada iman atau pada
pengharapan dan kesucian, tetapi standar rohani kita harus sampai di ruangan
maha suci yaitu mengasihi Tuhan dan
prakteknya beribadah/melayani dalam 3 macam ibadah.
Buktikan
bahwa kasih itu ada pada saudara karena itu lebih besar dari pada pengharapan
dan lebih besar dari pada iman.
I Petrus 1:8
1:8 Sekalipun
kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada
Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita
yang mulia dan yang tidak terkatakan,
Bukti
kita mengasihi Tuhan adalah kita bergembira karena sukacita yang mulia dan yang
tidak terkatakan. Buktikan bahwa saudara mengasihi Tuhan, saudara tidak melihat
Tuhan tetapi mengasihiNya. Kasih di sini adalah kasih Mempelai. Saudara
mengasihi Mempelai Laki-laki Sorga walaupun saudara belum melihat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar