Imamat 19:5-8
19:5 Apabila kamu mempersembahkan korban keselamatan
kepada TUHAN, kamu harus mempersembahkannya sedemikian, hingga TUHAN berkenan
akan kamu.
19:6 Dan haruslah itu dimakan pada hari
mempersembahkannya atau boleh juga pada keesokan harinya, tetapi apa yang
tinggal sampai hari yang ketiga haruslah dibakar habis.
19:7 Jikalau dimakan juga pada hari yang ketiga, maka
itu menjadi sesuatu yang jijik dan TUHAN tidak berkenan akan orang itu.
19:8 Siapa yang memakannya, akan menanggung
kesalahannya sendiri, karena ia telah melanggar kekudusan persembahan kudus
yang kepada TUHAN. Nyawa orang itu haruslah dilenyapkan dari antara orang-orang
sebangsanya.
Pasal
19 ini dapat dibagi menjadi 7 bagian:
1.
Hubungan
anak dan orang tua, dan sabat.
(Imamat 19:1-3,30,32)
2.
Perihal
syukuran atau korban keselamatan. (Imamat 19:5-8)
3.
Perihal
hasil-hasil usaha pencaharian kita. (Imamat 19:9-10, 23-25)
4.
Perihal
dosa kata-kata dan dosa yang mengakar dalam hati sehingga keluar dalam bentuk
kata-kata. (Imamat 19:11-12,15-18,35)
5.
Perihal
tindakan kekerasan dan ketidakadilan, sikap menghadapi sesama dengan penampilan
yang tidak manusiawi. (ayat 13-14,19,33-34,36-37)
6.
Perihal
kesucian sebelum masuk nikah dan setelah ada dalam nikah (ayat 20-22,29)
7.
Perihal
hubungan dengan roh-roh jahat (ayat 4,26-28,31)
Kenapa
ayat 19 masuk pada poin 5 tentang tindakan kekerasan?
Imamat 19:19
19:19 Kamu harus berpegang kepada ketetapan-Ku.
Janganlah kawinkan dua jenis ternak dan janganlah taburi ladangmu dengan dua
jenis benih, dan janganlah pakai pakaian yang dibuat dari pada dua jenis bahan.
Sebab
ayat 19 ini penampilan 2 sisi. Di satu sisi orang itu terlihat ramah tetapi
sebenarnya dia keras, kejam dan sadis.
Mazmur 28:3
28:3 Janganlah menyeret aku bersama-sama dengan orang
fasik ataupun dengan orang yang melakukan kejahatan, yang ramah dengan
teman-temannya, tetapi yang hatinya penuh kejahatan.
1.
Sikap
anak terhadap orang tua, ditambah sabat. (Imamat 19:1-3,30,32)
Sabat adalah hubungan
vertikal yaitu antara umat Tuhan dengan Tuhan. Poin pertama adalah awal
keberadaan saudara di atas dunia ini yakni adanya orang tua sehingga
memungkinkan saya dan saudara ada di dunia ini. Keberadaan kita di dunia ini
memberi kemungkinan besar untuk kita mewarisi Sorga, tetapi melewati kelahiran baru. Kelahiran baru inilah yang dijaga dan dirawat oleh
orang tua
rohani.
Kelahiran jasmani kita
karena ada ayah dan ibu kita. Kelahiran jasmani kita dirawat
oleh orang tua kita. Kelahiran rohani karena kematian dan kebangkitan Kristus.
Dan dipercayakan Tuhan kepada hamba Tuhan untuk menjaga kelahiran baru kita agar
memungkinkan kita masuk dalam kerajaan Sorga. Tanpa pengawasan dari orang tua
rohani, tidak ada harapan untuk kita ke Sorga.
Sekalipun sudah lahir
baru tetapi kalau mengabaikan gembala yaitu orang tua rohani maka tipis harapan
kita ke Sorga bahkan besar kemungkinan kita tidak akan lolos karena tidak ada
yang mengawas, tidak ada yang yang menjaga, tidak ada yang memberi makan dan
memberi minum. Jadi hubungan anak dan orang tua tidak hanya sebatas orang tua
jasmani tetapi juga orang tua rohani atau gembala sidang.
Efesus 6:1-2
6:2 Hormatilah
ayahmu dan ibumu -- ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata
dari janji ini:
Kita harus merubah cara
berpikir kita. Kadang kita datang ke gereja tetapi tidak membawa diri untuk
digembalakan. Seseorang yang digembalakan tahu kebutuhannya, berarti dia rindu mendapatkan
makanan yang rohani, yang sehat
serta minuman yang rohani, yang sehat yang dia nantikan lewat pelayanan orang
tua rohani
(gembala).
Jangan sampai kita
mengentengkan penggembalaan. Jangan sampai ada satu dua orang di antara kita
yang bersikap begitu. Kalau kita datang beribadah tidak karena membutuhkan
makanan yang rohani, itu berarti sekedar masuk gereja dan tidak punya nilai rohani.
Ini dikaitkan dengan
persoalan sabat. Sabat itu ada tiga macam:
1)
Sabat
minggu
2)
Sabat
tanah
3)
Sabat
Grafirat
2.
Bagaimana
sikap kita terhadap syukuran atau korban
keselamatan. (Imamat 19:5-8)
Setelah poin pertama ini
dilanjutkan dengan poin kedua yaitu perihal syukur atau Korban Keselamatan.
Awalnya kita mengucap syukur karena kita dilahirkan lewat jalur orang tua.
Kemudian kita mengucap syukur karena rohani dirawat oleh orang tua rohani. Ini
adalah bahasa Firman Tuhan yang bukan kebetulan digandeng.
Mengucap syukur ini dalam
segala hal. Tetapi yang pertama kita harus bisa mengucap syukur kepada Tuhan
dan berterima kasih kepada ibu dan bapa yang memungkinkan kita ada dan hidup di
dunia ini. Lalu berterima kasih kepada gembala karena kita dilahirkan kembali
untuk memungkinkan kita mewarisi kerajaan kekal itu.
Kenapa banyak anak-anak
tidak bisa berterima kasih dan mengucap
syukur? Kenapa banyak umat Tuhan tidak bisa mengucap syukur kepada Tuhan dan berterima kasih kepada
hamba Tuhan yang
melayaninya? Untuk sampai ke Sorga tidak bisa bisa kita raih begitu saja bila
tidak ada orang tua rohani yang merawat dan memberi makan minum perkara yang
rohani agar
rohani kita sehat.
Kolose 3:15-17
3:15
Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah
kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.
3:16
Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu,
sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain
dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu
mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.
3:17 Dan
segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah
semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada
Allah, Bapa kita.
I Tesalonika 5:18
5:18
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di
dalam Kristus Yesus bagi kamu.
Berarti mengucap syukur
ini dalam berbagai sisi. Namun ini dikaitkan dengan poin satu yaitu karena ada ayah dan ibu sehingga kita ada di dunia, serta kita dilahirkan baru karena ada
pelayan Tuhan. Mengucap syukur ini bukan kehendak manusia, bukan kehendak bapa
gembala, bukan kehendak ibu rohani tetapi kehendak Allah.
Mengapa banyak anak-anak
tidak bisa berterima kasih kepada orang tua? Ucapkan terima kasih saja kepada orang tua begitu berat,
utamanya kepada mamanya padahal anak itu menggandoli terus ibunya. Alkitab
mengatakan pada akhir zaman banyak anak yang memberontak kepada orang tua.
Kepada orang tua jasmani
bukannya berterima kasih tetapi yang diterima malah mata melotot dan suara
besar yang menyayat hati ibu dan bapa. Apakah ada korban syukur/ terima kasih?.
Ini dikaitkan dengan
korban syukur. Korban syukur ini boleh dimakan pada hari pertama dan hari kedua
tetapi tidak boleh dimakan pada hari yang ketiga. Alkitab menunjukkan ada tiga
zaman, zaman Bapa itu dua hari, zaman Anak dua hari dan zaman Roh Kudus atau
zaman kemurahan itu dua hari. Ini menubuatkan pada zaman kita sekarang (zaman
kemurahan). Kalau kita
mengabaikan hari pertama dan hari kedua maka tidak ada lagi hari yang berikut. Pengucapan
syukur lewat kegiatan kita harus kita isi pada hari yang pertama dan hari yang
kedua, berani melewati itu berarti sudah salah bahkan taruhannya nyawa.
Persoalan makan itu ada
hubungannya dengan ibadah pelayanan. Kita ini sudah ada di zaman Roh Kudus hari
kedua dan sudah mau berakhir. Tidak ada lagi hari berikutnya dari zaman Roh
Kudus. Sesudah zaman Roh Kudus sudah masuk dalam masa 1000 tahun. Selama kita
masih diberi kesempatan, mengucap syukurlah dan makan. Artinya aktifkan dirimu
dalam ibadah dan pelayanan.
Sekarang ini ada
kengerian, jangan-jangan kita tidak masuk pada sabat itu, tidak masuk pada
kerajaan 1000 tahun itu. Selagi Tuhan memberikan kita kesempatan manfaatkan itu
sebab hanya dua hari. Kesempatan hari pertama dan kesempatan hari kedua,
setelah itu tidak ada lagi.
Kita ini sudah ada pada
kesempatan hari kedua, tidak ada lagi kesempatan hari ketiga. Kalau hari ketiga
mau makan, maka berat taruhannya karena barang siapa yang melanggar maka semua
syukurannya batal. Artinya segala ibadah pelayanannya batal, tidak ada nilainya
bagi Tuhan. Kemudian nyawanya dilenyapkan dari orang sebangsanya, berarti tidak
masuk dalam pembentukan Tubuh Kristus. Mengapa? Karena melewatkan kesempatan
pertama itulah hari pertama dan melewatkan kesempatan kedua itulah hari yang
kedua.
Apakah kita beribadah
karena tertarik oleh Firman pengajaran atau sekedar kumpul-kumpul. Ciri orang
yang tergembala dengan benar adalah tertarik oleh Firman pengajaran yang sehat.
Sekarang ini bukan lagi
hari pertama. Sekarang kita ada pada hari yang kedua pada zaman Roh Kudus. Ini
kesempatan yang terakhir kita makan dan minum yakni syukuran kita kepada Tuhan.
Imamat 19:6-8,7:18
19:6 Dan
haruslah itu dimakan pada hari mempersembahkannya atau boleh juga pada keesokan
harinya, tetapi apa yang tinggal sampai hari yang ketiga haruslah dibakar
habis.
19:7
Jikalau dimakan juga pada hari yang ketiga, maka itu menjadi sesuatu yang jijik
dan TUHAN tidak berkenan akan orang itu.
19:8
Siapa yang memakannya, akan menanggung kesalahannya sendiri, karena ia telah
melanggar kekudusan persembahan kudus yang kepada TUHAN. Nyawa orang itu
haruslah dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya.
7:18
Karena jikalau pada hari yang ketiga masih dimakan dari daging korban
keselamatan itu, maka TUHAN tidak berkenan akan orang yang mempersembahkannya
dan korban itu dianggap batal baginya, bahkan menjadi sesuatu yang jijik, dan
orang yang memakannya harus menanggung kesalahannya sendiri.
Itu sebabnya jangan kita
mengentengkan kehadiran kita dalam beribadah. Tujuan kita beribadah adalah
supaya kita makin mengenal rencana Tuhan sehingga hubungan kita dengan Tuhan
semakin harmonis karena kita merasa pekerjaan Firman, Roh dan Kasih Tuhan
menggarap kita.
Kita harus mengucap
syukur dalam segala hal. Kita mengucap syukur ada hubungannya dengan poin
pertama, kita mengucap syukur karena kita hadir di dunia ini karena mama dan
karena keringat papa yang memberi makan. Kemudian kita berterima kasih karena
kita dilahirkan kembali sehingga ada harapan ke Sorga dan kelahiran baru kita dirawat oleh orang tua rohani. Ini
semua harus ada pada kita.
Sebagai hamba Tuhan, hal
ini harus disuarakan. Bukan saja
untuk saudara tetapi juga untuk diriku.
Efesus 6:1-2
6:1 Hai
anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian.
6:2
Hormatilah ayahmu dan ibumu -- ini adalah suatu perintah yang penting, seperti
yang nyata dari janji ini:
Justru yang ditaruh pada
urutan awal adalah orang tua di dalam Tuhan. Orang tua di dalam Tuhan itu
adalah gembala.
Kesempatan untuk kita
mengucap syukur dan berterima kasih, waktunya sudah sangat singkat karena pada
hari kedua sudah mau ditutup dan tidak ada lagi hari berikutnya. Olehnya itu
dari sekaranglah kita mengucap syukur. Kita masih diberi kesmpatan untuk hidup
di akhir zaman ini.
Kenapa zaman pertama
disebut zaman Bapa? Sebab zaman Bapa diapit oleh dua bapa yaitu Adam bapa
manusia pertama dan Abraham bapa orang percaya. Di zaman Bapa ada seorang yang
terangkat hidup-hidup ke Sorga, namanya Henokh. Zaman anak diapit oleh dua anak
yang sama-sama statusnya anak tunggal yaitu Ishak anak tunggal Abraham dan
Yesus anak tunggal Allah. Di tengah-tengah zaman Anak ada manusia yang naik
hidup-hidup ke Sorga yaitu Elia.
Jangan nanti orang tua
sudah meninggal baru bergaya hormat pada orang tua dengan membangun kubur yang
megah. Padahal sepanjang hidup orang tua tidak taat pada orang tua. Kalau
seperti itu munafik namanya.
Hari kedua sudah mau
berakhir. Sekarang ini adalah waktu untuk kita menaikkan terima kasih secara vertikal
kepada Tuhan sesembahan kita dan secara horizontal kepada manusia yang bisa
kita lihat secara kasat mata, itulah ibu dan bapa secara jasmani dan orang tua secara rohani (gembala).
Tadi dikatakan mengucap
syukur dalam segala hal. Lebih lagi yang harus kita syukuri yaitu kita
mendapatkan pelayanan perawatan rohani kita nampak dengan jelas di mana makanan
dan minuman rohani yang kita terima begitu limpah.
Jangan sampai sementara
Tuhan merawat kita dengan memakai gembala untuk menyajikan Firman pengajaran
yang sehat dalam kelimpahannya kemudian kita malah berulah dan bersikap lain.
Rugi besar kalau seperti itu. Seharusnya kita berkata pada gembala “terima
kashi pak gembala buat pelayananmu”. Sedangkan kepada penatua saja kita
berterima kasih.
I Tesalonika 5:12-13
5:12
Kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu menghormati mereka yang
bekerja keras di antara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan yang menegor
kamu;
5:13 dan
supaya kamu sungguh-sungguh menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan
mereka. Hiduplah selalu dalam damai seorang dengan yang lain.
Pekerjaannya di sini
adalah pekerjaan merawat dan menyajikan makanan rohani dengan limpah.
I Timotius 5:17
5:17
Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat,
terutama mereka yang dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar.
Penatua di sini adalah gambaran matang rohaninya. Arti kata penatua
adalah kematangan rohani. Gembala disebut juga penatua, berarti matang
rohaninya.
Tugas gembala:
1)
Mengawasi
2)
Memelihara
3)
Memperhatikan
dengan seksama dari dekat
4)
Menyelidiki
dari dekat sambil menjaga dirinya sendiri
Gembala ini dipercayakan
untuk mengawasi sidang jemaat yang digambarkan sebagai anak rohani supaya
berhasil tembus ke atas. Kemudian memelihara rohani sidang jemaat dengan memberi makan Firman
pengajaran yang sehat dan memberi minum. Gembala ini juga memperhatikan dengan seksama
dan menyelidiki dari dekat. Kehidupan yang melakukan tugasnya seperti itulah
yang harus diberi hormat dua kali lipat.
Jangan sampai gembala
tidak menikmati penghormatan dan bahkan dihina serta dinista. Gembala jangan dikritik-kritik
terus, itulah anak yang tidak hormat kepada orang tua rohani. Kalau jemaat
tukang kritik maka tipis harapan dia akan ke sorga sebab gembala akan berkeluh
kesah dalam pelayanannya.
Pengucapan syukur yang
kita bicarakan di sini adalah yang rohani karena itu yang akan mendorong kita masuk ke Sorga bahkan menjadi
Mempelai. Kalau pengucapan syukur kita benar maka pengucapan syukur kita itu
tidak akan dibatalkan oleh Tuhan dan kita tidak akan dibuang dari orang
sebangsa kita, artinya kita masuk dalam pembentukan Tubuh Kristus.
Kalau sakit apakah
saudara masih mengucap syukur. Penyakit itu datang dari dua hal:
1)
Dosa
Mazmur 107:17
107:17
Ada orang-orang menjadi sakit oleh sebab kelakuan mereka yang berdosa, dan
disiksa oleh sebab kesalahan-kesalahan mereka;
2)
Sekalipun
kita sudah berupaya menyucikan diri tetapi Tuhan masih izinkan kena.
Mazmur 73:12-15
73:12
Sesungguhnya, itulah orang-orang fasik: mereka menambah harta benda dan senang
selamanya!
73:13
Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan membasuh tanganku,
tanda tak bersalah.
73:14
Namun sepanjang hari aku kena tulah, dan kena hukum setiap pagi.
73:15
Seandainya aku berkata: "Aku mau berkata-kata seperti itu," maka
sesungguhnya aku telah berkhianat kepada angkatan anak-anakmu.
Jangan
berkata kenapa saya sudah setia beribadah dan sembayang, sudah mengaku ini dan
itu tetapi tetap kena tulah? Jangan berpikir orang fasik yang sehat itu
aman-aman saja, mereka Tuhan simpan untuk hari kebinasaan.
Kita bersyukur kepada
Tuhan yang memberi peluang kepada kita untuk lahir di dunia lewat orang tua
jasmani yaitu papa dan mama. Kemudian kita dilahirkan kembali lewat pelayanan
hamba Tuhan dan sekaligus kita dirawat, dijaga, dipelihara dengan limpah
makanan di atas meja yaitu Firman dalam kelimpahannya.
Jangan sampai kita telat
memberikan rasa terima kasih dan syukur kita kepada Tuhan dan rasa terima kasih
kita kepada orang tua jasmani dan rohani. Jangan sampai seperti perumpamaan
Tuhan Yesus tentang orang kaya dan Lazarus.
Lukas 16:24
16:24
Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus,
supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab
aku sangat kesakitan dalam nyala api ini.
Dia memohon-mohon belas kasihan,
padahal pada waktu dia hidup tidak pernah
berbelas kasihan. Ada 5 hal yang terlambat dalam kehidupan orang ini dan sudah
lewat hari kedua.
1)
Terlambat
bertobat
2)
Terlambat
bersaksi
3)
Terlambat
menggunakan uangnya untuk Tuhan
4)
Terlambat
menggunakan waktu untuk Tuhan
5)
Terlambat
berbuat baik bagi sesama.
Kalau sudah terlambat mau
apa lagi, mau menunggu hari ketiga sudah tidak ada. Olehnya itu jangan sampai
kita terlambat menggunakan kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita. Kita
sekarang bukan lagi pada hari pertama di zaman Roh Kudus tetapi pada ujung hari
yang kedua. Jangan sampai kita terlambat seperti orang kaya ini.
Di hadapan Tuhan ini kita
tinggal menghitung detik sebab bagi Tuhan 1 hari itu sama dengan 1000 tahun.
Lebih singkat lagi kalau dikatakan seperti dalam Mazmur Musa bahwa 1000 tahun
hanya seperti satu giliran waktu jaga malam.
Mazmur 90:4
90:4
Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu, atau
seperti suatu giliran jaga di waktu malam.
Yesaya 21:11-12
21:11
Ucapan ilahi terhadap Duma. Ada seorang berseru kepadaku dari Seir: "Hai
pengawal, masih lama malam ini? Hai pengawal, masih lama malam ini?"
21:12
Pengawal itu berkata: "Pagi akan datang, tetapi malam juga. Jika kamu mau
bertanya, datanglah bertanya sekali lagi!"
Berbicara malam ini
berarti menjelang pagi, Tuhan Yesus sudah mau datang.
Ada 4 pemenggalan waktu
jaga malam:
1)
Jam
5 sampai 9 → menjelang malam, yang
terjadi adalah pemecahan roti oleh Tuhan Yesus di rumah Kleopas di Emaus. Untuk
kita sekarang sedang terjadi kegerakan Firman pengajaran.
2)
Jam
9 sampai jam 12 → tengah malam, yang terjadi 5 anak dara bodoh dan 5 anak dara
bijak semuanya tertidur lalu ada seruan “Mempelai Datang Songsonglah Dia”.
Berarti tengah malam ada seruan untuk melihat Kabar Mempelai.
3)
Jam
12 sampai jam 3 → pagi-pagi buta, akan terjadi banyak penyangkalan. Bukankah
hari-hari terakhir ini kita melihat banyak penyangkalan-penyangkalan. Bukan
hanya menyangkal pribadi Tuhan tetapi menyangkal pengajaran yang benar.
4)
Jam
3 sampai jam 6 → menjelang fajar menyingsing, kemulian Tuhan ssudah diambang
pintu.
Secara waktu kita sekarang sudah ada menjelang fajar
menyingsing. Tetapi jangan lupa kita harus waspada dengan penyangkalan. Olehnya
itu pertama kita harus imbangi dengan kegerakan Firman pengajaran di dalam
gereja. Kita harus waspada dengan suasana gelap tanpa minyak, berarti Firman
pengajaran menipis.
Syukur kita apakah
mendasar:
1)
Kita
harus berterima kasih kepada orang tua jasmani yang karenanya kita dilahirkan
secara jasmani di dunia ini. Kalau tidak ada di dunia berarti tidak akan ada di
sorga. Ada di dunia ini berarti ada peluang masuk di sorga asalkan lahir baru.
2)
Kita
harus berterima kasih kepada orang tua rohani yang memungkinkan kita lahir
baru. Berarti arah ke Sorga semakin jelas.
Syukur pada poin yang
kedua ini disertai dengan kelimpahan Firman. Kelimpahan Firman di penghujung akhir
zaman ini harus menjadi dasar pengucapan syukur kita kepada Tuhan dan
dibuktikan kita lebih membara dalam ibadah pelayanan. Sehingga ketika Tuhan
Yesus datang kita tidak takut memandang wajah Tuhan karena kita sudah siap.
Yang takut memandang wajah Tuhan ditunjukkan dalam:
Lukas 21:35-36
21:35
Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini.
21:36
Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk
luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di
hadapan Anak Manusia."
Pertama supaya kita luput
dari bencana yang akan menimpa dunia ini yaitu datangnya antikristus dan kedua
supaya kita tahan berdiri di hadapan Anak Manusia. Gunakanlah kesempatan yang
ada ini.
Zaman Bapa diapit oleh
dua bapa, di dalamnya ada seorang yang terangkat hidup-hidup yaitu Henokh.
Zaman anak diapit oleh dua anak, di dalamnya ada seorang yang terangkat
hidup-hidup yaitu Elia. Di ujung zaman Roh Kudus ini bukan hanya satu orang
yang akan terangkat. Yang akan terangkat hidup-hidup itulah Mempelai Wanita
Tuhan. Semoga kita ada di dalamnya.
Di dalam Mempelai Wanita
Tuhan ini ada perempuan pelacur, pemabuk, pembunuh dan sebagainya tetapi sudah
bertobat kemudian disucikan dan disempurnakan. Ini membuka pengharapan kepada
saya dan saudara untuk berbesar hati datang kepada Yesus dan berseru “terima
kasih Tuhan” karena kita diberi peluang. Sekarang pada hari yang kedua ada anjuran makanlah, artinya beribadah dan
layanilah Tuhan. Sebab soal makan itu berbicara beribadah dan melayani Tuhan.
Yohanes 4:34
4:34 Kata Yesus
kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku
dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Serusak apapun saudara
tetapi kalau menyatakan diri mau bertobat dan mau disucikan maka masih ada
harapan. Renungkanlah bahwa saudara orang jahat kemudian diselamatkan,
bagaimana ucapan syukur kita kepada Tuhan. Inilah dasar-dasar kita mengucap
syukur. Kita ini tinggal sisa-sisa dosa tetapi
kemurahan Tuhan kita bisa
mendengar Firman pengajaran yang menyucikan dan membasuh kita. Ini semua membuka peluang untuk
kita duduk setakhta dengan Tuhan Yesus Mempelai Laki-laki Sorga.
Mengapa kita malah diam,
mengapa tidak melangkah, mengapa tidak mau singsingkan lengan baju dan peras
keringat untuk Tuhan? Kalau rasa terima kasihmu membara kepada Tuhan, bukan
hanya sekedar kata tetapi tunjukkan dengan action-action dan tindakanmu.
Katakan “saya mantan pendosa yang ditolong oleh Tuhan”. Saya mau kerja bagi
Tuhan.
3.
Perihal
hasil-hasil usaha pencaharian kita. (Imamat 19:9-10, 23-25)
Firman Tuhan mengatakan
“orang malas tidak boleh makan”. Berarti harus ada usaha. Sedangkan dalam Taman
Eden saja manusia masih Tuhan suruh bekerja.
Kejadian 2:15
2:15
TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk
mengusahakan dan memelihara taman itu.
Tuhan menciptakan Adam
dan Hawa lalu ditempatkan di taman Eden yang semua serba ada tetapi Tuhan tidak ingin manusia
bermasa bodoh. Tuhan ingin kita memelihara dengan tanda “rajin” bukannya
“malas”.
Poin ketiga ini
mengingatkan kita untuk rajin dalam usaha kita.
Usaha kami hamba Tuhan
bukan dititikberatkan pada pekerjaan sambilan tetapi bekerja dalam pembangunan
Tubuh Kristus.
II Tesalonika 3:7-13
3:7
Sebab kamu sendiri tahu, bagaimana kamu harus mengikuti teladan kami, karena
kami tidak lalai bekerja di antara kamu,
3:8 dan
tidak makan roti orang dengan percuma, tetapi kami berusaha dan berjerih
payah siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapa pun di antara
kamu.
3:9
Bukan karena kami tidak berhak untuk itu, melainkan karena kami mau menjadikan
diri kami teladan bagi kamu, supaya kamu ikuti.
3:10
Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini
kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.
3:11
Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya
dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna.
3:12
Orang-orang yang demikian kami peringati dan nasihati dalam Tuhan Yesus
Kristus, supaya mereka tetap tenang melakukan pekerjaannya dan dengan demikian
makan makanannya sendiri.
3:13 Dan
kamu, saudara-saudara, janganlah jemu-jemu berbuat apa yang baik.
Jangan jemu-jemu berarti
pelayanan yang berkesinambungan. Jangan berkata “saya sudah melayani, orang
lain lagi”.
Yang dititik beratkan
pada ayat-ayat di atas bukan berarti hamba Tuhan harus ada pekerjaan sambilan.
Contoh konkritnya adalah Tuhan Yesus.
Lukas 8:1-3
8:1
Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari
desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid-Nya
bersama-sama dengan Dia,
8:2 dan
juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau
berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan
dari tujuh roh jahat,
8:3
Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain.
Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.
Perempuan-perempuan ini
telah ditolong oleh Tuhan sehingga karena rasa syukur mereka terdorong untuk
melayani Tuhan Yesus dengan kekayaan mereka. Kita harus ada interaksi dengan
pelayan Tuhan, ada rasa terima kasih kita.
Kalau orang tua jasmani
kita datang ke rumah kita lalu setelah mau kembali kemudian anda tidak memberikan apa-apa, hanya memberikan
ucapan yang begitu indah “makanlah kenyang-kenyang, hangat-hangatkanlah dirimu
dan selamat jalan”. Hal itu dicela Tuhan melalui Yakobus. Kalau ada hamba Tuhan
yang datang minimal saudara bawa dalam doa supaya Tuhan tolong hamba Tuhan ini
pulang dengan selamat.
Jangan kita menjadi orang
Kristen malas, kita harus kerja. Di taman Eden saja Adam dan Hawa harus kerja
padahal segala fasilitas sudah ada tetapi mereka harus kerja dan memelihara.
Kita yang ada di dunia ini harus berusaha tetapi jangan lupa kaitkan dengan
Tuhan maka usahamu pasti diberkati oleh Tuhan.
Imamat 19:9-10
19:9
Pada waktu kamu menuai hasil tanahmu, janganlah kausabit ladangmu habis-habis
sampai ke tepinya, dan janganlah kaupungut apa yang ketinggalan dari
penuaianmu.
19:10
Juga sisa-sisa buah anggurmu janganlah kaupetik untuk kedua kalinya dan buah
yang berjatuhan di kebun anggurmu janganlah kaupungut, tetapi semuanya itu
harus kautinggalkan bagi orang miskin dan bagi orang asing; Akulah TUHAN,
Allahmu.
Berarti usahanya berhasil
karena telah didahului terima kasih kepada orang tua dan rasa syukur kepada Tuhan.
Dalam Hakim-hakim 20 dan
21, 10 suku Israel melawan 1 suku yaitu Benyamin tetapi yang 10 suku kalah pada
perang yang pertama. Begitu juga pada perang yang kedua juga mereka kalah. Lalu
mereka berkumpul di Mizpa berpuasa, berdoa dan mengucap syukur. Sudah kalah
babak belur tetapi bisa mengucap syukur. Setelah mereka selesai berdoa, puasa
dan mengucap syukur mereka maju berperang dan Tuhan menyuruh Yehuda yang di
depan sehingga suku Benyamin kalah sebab sudah didahului dengan syukur.
Imamat 19:23-25
19:23
Apabila kamu sudah masuk ke negeri itu dan menanam bermacam-macam pohon
buah-buahan, janganlah kamu memetik buahnya selama tiga tahun dan jangan
memakannya.
19:24
Tetapi pada tahun yang keempat haruslah segala buahnya menjadi persembahan
kudus sebagai puji-pujian bagi TUHAN.
19:25
Barulah pada tahun yang kelima kamu boleh memakan buahnya, supaya hasilnya
ditambah bagimu; Akulah TUHAN, Allahmu.
Ø Ayat 9-10 diingatkan sesama anggota
Tubuh Kristus yang hidupnya sengsara dan miskin.
Ø Ayat 23-25 dia kembalikan kepada
Tuhan.
Berarti ada hubungan
horizontal dan vertikal, ini menunjuk salib. Itu sebabnya ibadah pelayanan kita
tidak boleh lari dari salib. Di situ juga inti kita berterima kasih kepada
orang tua jasmani dan orang tua rohani dan inti ucapan syukur kita karena salib
Golgota.
Ayo
kita yang hidup di akhir zaman ini, apa yang kita terima kita praktekkan sebab
Tuhan Yesus sudah mau datang. Tidak ada lagi hari yang ketiga. Kalau menunggu
hari yang ketiga berarti itu sudah terlambat sama seperti orang kaya dalam
Injil Lukas pasal 16. Ini jangan terjadi pada diri kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar