Imamat 19:1-3,30,32
19:1 TUHAN berfirman kepada Musa:
19:2 "Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel
dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus.
19:3 Setiap orang di antara kamu haruslah menyegani
ibunya dan ayahnya dan memelihara hari-hari sabat-Ku; Akulah TUHAN, Allahmu.
19:30 Kamu harus memelihara hari-hari sabat-Ku dan
menghormati tempat kudus-Ku; Akulah TUHAN.
19:32 Engkau harus bangun berdiri di hadapan orang
ubanan dan engkau harus menaruh hormat kepada orang yang tua dan engkau harus
takut akan Allahmu; Akulah TUHAN.
Pasal
19 ini dapat dibagi menjadi 7 bagian:
1.
Sikap
anak terhadap orang tua, dikaitkan dengan sabat. (Imamat 19:1-3,30,32)
2.
Bagaimana
sikap kita terhadap syukuran atau korban
keselamatan. (Imamat 19:5-8)
3.
Sikap
kita tentang hasil-hasil usaha pencaharian kita. (Imamat 19:9-10, 23-25)
Ternyata tidak mutlak
untuk kita sendiri, ada bagian untuk orang lain, ada berkat untuk orang miskin
atau yang berkekurangan dan orang asing.
4.
Perihal
dosa kata-kata dan dosa yang mengakar dalam hati sehingga keluar dalam bentuk
kata-kata. (Imamat 19:11-12,15-18).
5.
Perihal
kekerasan dan ketidakadilan, sikap menghadapi sesama dengan penampilan yang
tidak manusiawi. (ayat 13-14,19,33-37)
6.
Perihal
kesucian sebelum masuk nikah dan setelah ada dalam nikah (ayat 20-22,29)
7.
Dosa
yang berhubungan dengan roh-roh jahat (ayat 4,26-28,31)
Kasih
karunia dan kemurahan Tuhan, Dia nyatakan kepada kita sebagai bukti kerinduan
hati Tuhan kepada kita umatNya yang hidup di akhir zaman. Surat kepada 7 sidang
jemaat di Asia Kecil didahului dengan nama Efesus sebab arti nama Efesus adalah
yang dirindukan. Ketika kita dilawati Tuhan dengan Firman itu berarti kerinduan
hati Tuhan untuk membawa saudara segambar dengan Dia, sehingga Dia tidak akan
segan-segan menghangatkan saudara dalam pelukan kasih sayangNya.
Kita
datang beribadah bukan sekedar menjalankan prosesi atau ritual. Tetapi dalam
ibadah sebenarnya sudah harus terbersit dalam pikiran kita “saya ingin
mendengar isi hati Tuhan”. Kalau Tuhan menyatakan kerinduan hatiNya, isi hatiNya,
pikiranNya, perasaanNya, kehendakNya kepada kita maka kita harus meresponi, harus
kita tanggapi dengan serius. Jangan sampai kita menanggapi salah.
Sikap anak terhadap orang tua dikaitkan
dengan hari sabat
Imamat 19:1-3,30,32
19:1 TUHAN berfirman kepada Musa:
19:2 "Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel
dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus.
19:3 Setiap orang di antara kamu haruslah menyegani
ibunya dan ayahnya dan memelihara hari-hari sabat-Ku; Akulah TUHAN, Allahmu.
19:30 Kamu harus memelihara hari-hari sabat-Ku dan
menghormati tempat kudus-Ku; Akulah TUHAN.
19:32 Engkau harus bangun berdiri di hadapan orang
ubanan dan engkau harus menaruh hormat kepada orang yang tua dan engkau harus
takut akan Allahmu; Akulah TUHAN.
Selalu
dikunci dengan “Akulah Tuhan”. Bila saudara memperhatikan seluruh kalimat
“Akulah Tuhan” itu berjumlah 16 kali. Ini adalah angka bahan pembangunan Tabernakel,
angka Tubuh Kristus. Berarti gereja Tuhan mau dibawa menjadi Tabernakel atau
menjadi TubuhNya.
Kenapa
hubungan anak terhadap orang tua, hubungan yang muda terhadap yang tua,
dihubungkan lagi dengan sabat? Sebab hubungan anak dan orang tua adalah hubungan
horizontal dan sabat adalah hubungan vertikal antara umat Tuhan dengan Tuhan.
Jadi lengkaplah, kita langsung diperhadapkan dengan tanda salib.
Dalam
ayat di atas ibu yang ditempatkan lebih dahulu baru ayah. Tetapi dalam masyarakat
seluruh dunia, tidak terkecuali orang Kristen dalam pengajaran, pada umumnya
ibu ini tidak disegani dan hanya ayah yang disegani. Pada umumnya ibu ini
paling banyak merana, paling banyak meneteskan air mata oleh karena buah
kandungannya. Kalau buah kandungan ini paham lalu dikaitkan dengan sabat (berarti
hubungan horisontal dan vertikal) berarti anak-anak ini diajak oleh Tuhan untuk
dibawa pada wilayah taat pada orang tua dengan tanda rela menerima salib. Seperti Yesus taat
kepada BapaNya.
Sekalipun
bahasa ibu itu tajam dan bahasa bapa itu keras, itu adalah salib, itu cara dari
Tuhan untuk menguduskan buah nikah itu. Tetapi yang seringkali ibu malah tidak
disegani dan diperlakukan sewenang-wenang. Ibu sudah bekerja tetapi kenapa anak
tega malah tidur! Kenapa tidak menyegani ibu yang sudah mengandung 9 bulan dan
menyusui serta memelihara saudara! Yang paling banyak anak lawan adalah ibu.
Rasa
hormat terhadap orang tua itu harus ada. Kalau anda di sini sekalipun sudah
berjanggut, atau bahkan sudah putih rambut namun masih memiliki ayah dan ibu, segera bertobat dan mohon ampun
kepada ayah
dan ibumu.
Imamat 19:32
19:32 Engkau harus bangun berdiri di hadapan orang
ubanan dan engkau harus menaruh hormat kepada orang yang tua dan engkau harus
takut akan Allahmu; Akulah TUHAN.
Ini
sikap yang muda kepada yang tua. Kita wajib seperti itu sehingga kita gereja Tuhan seperti judul dari Imamat pasal
19 kudusnya hidup, maka kita semua kudus di dalam kehidupan kita mulai dari
pribadi masing-masing sampai seluruh sidang jemaat.
Imamat 19:3
19:3 Setiap orang di antara kamu haruslah menyegani
ibunya dan ayahnya dan memelihara hari-hari sabat-Ku; Akulah TUHAN, Allahmu.
Ibu
harus kita segani, harus kita beri hormat karena di situlah awal kita dibentuk
yaitu dalam kandungan mama. Ketika kita masih ada dalam kandungan ibu, ibu kita
sudah menderita. Di samping itu suami masih memarahi ibu ini bahkan sampai ditampar sementara mengandung. Anak-anak
mengeluhkan kebutuhannya kepada mamanya, tetapi di mana hormat kepada mamamu. Anak-anak
di sini cuma selalu mau kebutuhan dipenuhi oleh mama tetapi kapan membuat hati
mama terhibur!
Di
dalam ayat ini mengajarkan bahwa
kita sebagai umat Tuhan jangan sampai hubunganmu dengan orang tua tidak
harmonis apalagi putus dan jangan sampai hubunganmu dengan Tuhan tidak harmonis
apalagi putus. Kalau kita melihat mama dan melihat kandungan, di situlah
awalmu. Kalau Tuhan berkata segani maksudnya supaya harmonis. Hubungan anak dan
orang tua harus harmonis.
Dalam
Imamat 19:1-3,30,32 sudah tiga kali disebutkan “Akulah Tuhan”. Artinya dipantau
oleh Tuhan, tujuannya supaya kita memiliki sifat yang terpuji dan nama Tuhan
yang dipermuliakan.
Kalau
orang tua menegur anak maka anak itu masih bisa menerima. Tetapi kalau dalam
Imamat 19:32 bila orang lain menegur, belum tentu bisa diterima oleh orang yang ditegur itu.
Imamat 19:17
19:17 Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam
hatimu, tetapi engkau harus berterus terang menegor orang sesamamu dan
janganlah engkau mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia.
Ketika
melihat saudaramu yang muda atau yang tua itu salah dan saudara tegur,
resikonya bagaimana? Bisakah dia menerima? Syukur kalau dia menerima, saudara
menerima berkat. Tetapi kalau saudara menegur dan dia tidak bisa menerima lalu
berbalik membenci saudara, saudara juga menerima berkat, bukan berarti kurang
berkatmu. Kalau melihat dengan kasat mata dia salah maka engkau harus menegur,
jangan dibiarkan. Ditegur dari atas mimbar itu kadang sudah tidak bisa diterima
apalagi kalau teguran yang nyata-nyata secara langsung.
Salah
satu poin “mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia” adalah karena tidak mau
menegur padahal kita sudah melihat dia salah. Kalau kita menegur maka kita
lepas dari tanggungan darah walaupun orang yang ditegur itu tidak menerima dan
berbalik marah.
Amos 5:10
5:10 Mereka benci kepada yang memberi teguran di pintu
gerbang, dan mereka keji kepada yang berkata dengan tulus ikhlas.
Mereka
benci padahal dia bicara dengan tulus demi orang itu jangan terperosok dalam
lubang yang dalam, jangan sampai jumpa binatang buas di jalan.
Mazmur 109:1-5
109:1 Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. Ya Allah
pujianku, janganlah berdiam diri!
109:2 Sebab mulut orang fasik dan mulut penipu
ternganga terhadap aku, mereka berbicara terhadap aku dengan lidah dusta;
109:3 dengan kata-kata kebencian mereka menyerang aku
dan memerangi aku tanpa alasan.
109:4 Sebagai balasan terhadap kasihku mereka menuduh
aku, sedang aku mendoakan mereka.
109:5 Mereka membalas kejahatan kepadaku ganti
kebaikan dan kebencian ganti kasihku.
Karena
kita mengasihi maka kita tunjuk bahwa dia mau diterkam singa, macan tutul dan
beruang, itulah antikristus. Tetapi kebalikannya yang kita terima, itulah
resiko. Kita tidak boleh diam walaupun beresiko dari pada kita berhutang darah.
Kemudian
itu dihubungkan dengan sabat. Sabat itu berbicara tentang perhentian. Sabat
berbicara hubungan dengan Tuhan. Tujuan Firman disampaikan supaya hidup kita
kudus.
I Petrus 1:15-16
1:15 tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam
seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,
1:16 sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku
kudus.
Pada
ayat sebelumnya berbicara ketaatan anak kepada orang tua.
I Petrus 1:14
1:14 Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan
turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu,
Kategori
“anak-anak” ini tidak hanya sebatas anak Tuhan. Kalau dihubungkan dengan Imamat
pasal 19 ini menunjuk anak-anak yang harus taat kepada mama. Saya tidak
bermaksud mengabaikan papa karena urutan yang kedua disebutkan adalah “ayahmu”.
Saya percaya sidang jemaat yang dikasihi oleh Tuhan ada naluri dalam diri
saudara dan mau belajar taat dan menyegani ibu dan ayah.
Kalau
papamu statusnya sebagai gembala maka harus lebih lagi disegani karena syarat
gembala harus disegani oleh anak-anaknya dan harus disegani oleh isterinya.
Jadi anak seorang gembala harus double penghormatannya kepada papanya.
I Timotius 3:4
3:4 seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan
dihormati oleh anak-anaknya.
Sedangkan
tidak dalam status seorang gembala, seorang ayah wajar kalau disegani apalagi
kalau dia seorang gembala. Ini harus dipahami utamanya untuk anak-anak saya,
supaya jangan memunculkan hal yang menyakiti hati ayah yang adalah gembala.
Sehebatnya seseorang harus
menyegani ayah yang sekaligus adalah gembala. Jangan main protes kepada orang tua apalagi dengan kasar seperti orang
demonstrasi di bundaran HI. Kalau ada sesuatu yang tidak pas menurutmu, ajukan
itu dengan hati tulus dan dengan santun.
Kapasitas
sebagai ayah harus disegani ditambah lagi dia seorang gembala. Kalau hubungan
secara horizontal saja dengan bapa jasmani sudah salah seperti itu bagaimana
hubungan secara vertikal dengan Bapa segala roh.
Kalau
anak tetap bersikap tidak hormat kepada ibu dan ayahnya maka dia akan menemui poin
nomor 5 tadi yaitu persoalan kekerasan. Dia tidak bisa mengelakkan untuk
bertemu dengan kekerasan paling hebat yaitu antikristus.
Imamat 19:32
19:32 Engkau harus bangun berdiri di hadapan orang
ubanan dan engkau harus menaruh hormat kepada orang yang tua dan engkau harus
takut akan Allahmu; Akulah TUHAN.
Jadi
bukan hanya sebatas orang tua jasmani tetapi terhadap semua orang-orang yang
lanjut usia. Saya percaya semua yang hadir menerima poin ini.
Imamat 19:30
19:30 Kamu harus memelihara hari-hari sabat-Ku
dan menghormati tempat kudus-Ku; Akulah TUHAN.
Berarti
hari sabat itu bukan hanya 1 namun lebih dari 1. Kalau kita perhatikan sabat
ini, di sanalah kita juga melihat bagaimana kita dikemas oleh Tuhan, kita
dipelihara dan dibentuk oleh Tuhan dengan hal sabat ini.
Ada
tiga hal tentang sabat:
1.
Sabat
hari ketujuh
Keluaran 35:2
35:2
Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada hari yang ketujuh
haruslah ada perhentian kudus bagimu, yakni sabat, hari perhentian penuh bagi
TUHAN; setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari itu, haruslah dihukum
mati.
2.
Sabat
tahunan
6 tahun orang Israel
mengelolah tanah dan tahun ketujuh tidak boleh lagi dikelolah.
Imamat 25:1-4
25:1
TUHAN berfirman kepada Musa di gunung Sinai:
25:2
"Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: Apabila kamu
telah masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepadamu, maka tanah itu harus
mendapat perhentian sebagai sabat bagi TUHAN.
25:3
Enam tahun lamanya engkau harus menaburi ladangmu, dan enam tahun lamanya
engkau harus merantingi kebun anggurmu dan mengumpulkan hasil tanah itu,
25:4
tetapi pada tahun yang ketujuh haruslah ada bagi tanah itu suatu sabat, masa
perhentian penuh, suatu sabat bagi TUHAN. Ladangmu janganlah kautaburi dan
kebun anggurmu janganlah kaurantingi.
3.
Sabat
yang ada hubungannya dengan pesta grafirat
Imamat 23:32
23:32
Itu harus menjadi suatu sabat, hari perhentian penuh bagimu, dan kamu harus
merendahkan diri dengan berpuasa. Mulai pada malam tanggal sembilan bulan itu,
dari matahari terbenam sampai matahari terbenam, kamu harus merayakan
sabatmu."
Orang
yang sampai sekarang tetap merayakan sabat yaitu hari sabtu, apakah mereka
merayakan sabat tanah dan sabat pada pesta grafirat yang berbicara penyucian
tuntas dalam gereja?
Ada
dua alasan yang Tuhan taruh di dalam Alkitab mengapa kita harus menghormati
hari-hari sabat Tuhan.
1.
Keluaran 20:11
20:11
Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala
isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati
hari Sabat dan menguduskannya.
Jadi pada hari yang
ketujuh Tuhan berhenti berkreasi setelah menciptakan langit dan bumi serta
isinya. Bagaimana penerapannya kepada kita? Yesus hadir di dunia fana ini, Dia
adalah Tuhan dari segala hari sabat. Tetapi dalam Yohanes 5:17 Tuhan berkata
“Bapa dan Aku bekerja sampai saat ini” jadi belum pernah berhenti.
Yohanes 5:17
5:17
Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka
Aku pun bekerja juga."
Kalau kita menjadi
pengikut Kristus, berarti di mana sabat kita? Apakah kita harus kembali
merayakan sabat seperti para ahli Taurat? Ini alasan pertama yang nanti dijelaskan lebih jauh.
2.
Ulangan 5:15
5:15
Sebab haruslah kauingat, bahwa engkau pun dahulu budak di tanah Mesir dan
engkau dibawa keluar dari sana oleh TUHAN, Allahmu dengan tangan yang kuat dan
lengan yang teracung; itulah sebabnya TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau
merayakan hari Sabat.
Kita merayakan sabat
karena mengingat pembebasan kita. Kita sudah dibebaskan oleh Kristus Yesus dari
perhambaan dosa. Bangsa Israel dahulu dibebaskan oleh Tuhan dari perhambaan
Taurat oleh Yesus.
Apakah
hubunganmu dengan Tuhan jelas ada sabat. Bila hubunganmu dengan Tuhan benar
maka pasti batin dan hatimu, ada perhentian, ada ketenangan dalam hati saudara.
Ini yang harus ada pada diri kita.
Makanya
tadi dihubungkan dengan hubungan orang tua dan anak, anak harus menyegani orang
tua. Bagaimana papa dan mama bisa menikmati perhentian kalau orang tua
terganggu dengan ulah anak.
Yesaya 63:14
63:14 seperti ternak yang turun ke dalam lembah. Roh
TUHAN membawa mereka ke tempat perhentian. Demikianlah Engkau memimpin umat-Mu
untuk membuat nama yang agung bagi-Mu.
Dikatakan
“ternak” bukan hewan atau binatang, kita ini adalah ternaknya Tuhan, kita
dombanya Tuhan. Suasana perhentian dihubungkan dengan ternak turun ke lembah. Turun
ke lembah menunjukkan merendah. Kalau anak tidak memiliki roh kerendahan hati
bagaimana bapa dan ibunya bisa ada roh perhentian dalam batinya. Yang ada malah
galau, risau dan cemas. Itu berarti hubungan anak yang harus segan kepada mama dan papanya yang
dikaitkan dengan sabat menjadi tidak jelas. Tidak bakal kita memiliki
perhentian kalau kita tidak merendah. Sabat itu menunjuk pekerjaan Roh Kudus,
itulah yang membuat kita ada perhentian.
Yesaya 63:11
63:11 Lalu teringatlah mereka kepada zaman dahulu
kala, zaman Musa, hamba-Nya itu: Di manakah Dia yang membawa mereka naik dari
laut bersama-sama dengan penggembala kambing domba-Nya? Di manakah Dia yang
menaruh Roh Kudus-Nya dalam hati mereka;
Roh
Kudus itu paket dari Tuhan yang membawa perhentian dalam diri kita. Kalau ini
ada maka itulah yang membuat anak bisa segan pada ibu dan ayah. Kalau anak suka
merendah maka tidak sulit bagi Tuhan untuk memenuhkan dia Roh Kudus. Kalau
tidak mau merendahkan diri akhirnya anak itu akan banyak menghadapi protes, dia
akan berkata tambah ini tambah itu.
Dipenuhi
Roh Kudus itu wujudnya berkata-kata asing.
Yesaya 28:11
28:11 Sungguh, oleh orang-orang yang berlogat ganjil
dan oleh orang-orang yang berbahasa asing akan berbicara kepada bangsa ini
Ini
menunjuk turunnya Roh Kudus. 120 murid itu berbahasa asing dan mencengangkan
orang-orang. Tetapi di dalamnya ada maksud sekaligus menemplak dan menegur.
Jadi jangan kita berkata-kata asing padahal tidak bisa koreksi diri dan tidak bisa ditegur padahal
dirinya salah. Ini bencana bagi dirinya!
Yesaya 28:12
28:12 Dia yang telah berfirman kepada mereka:
"Inilah tempat perhentian, berilah perhentian kepada orang yang lelah;
inilah tempat peristirahatan!" Tetapi mereka tidak mau mendengarkan.
Bahasa
asing itu bukan sekedar pajangan, tetapi apakah kita benar mau menerima
templakkan/ teguran. Akhirnya kalau tidak mau
menerima teguran maka yang dia terima firman seperti ini:
Yesaya 28:13
28:13 Maka mereka akan mendengarkan firman TUHAN yang
begini: "Harus ini harus itu, mesti begini mesti begitu, tambah ini tambah
itu!" supaya dalam berjalan mereka jatuh telentang, sehingga luka,
tertangkap dan tertawan.
Itulah
yang terjadi kalau sabat tidak kita nikmati, perhentian tidak kita alami. Yang
paling dekat bisa merusak perhentian dan ketenangan, itu dimulai dari hubungan
rumah tangga. Ini dimulai dari hubungan rumah tangga gembala. Ini yang tidak
boleh dan jangan kita teruskan hal seperti ini.
Akhirnya
kehidupan seperti itu akan mengkonsumsi firman pengajaran tambah kurang ± alias pengajaran yang “kira-kira” berarti
tidak ada kepastian. Banyak orang beribadah tetapi tidak ada kepastian, seperti
orang buta berjalan meraba-raba dinding. Itulah model ibadah yang tidak
memiliki perhentian yaitu tidak memiliki kepastian. Kalau dalam nikah rumah
tangga kacau balau bagaimana bisa ada kepastian.
Kepenuhan
Roh Kudus ini salah satu tandanya adalah berkata-kata asing.
Kisah Para Rasul 2:1-4 ;10:45
2:1 Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya
berkumpul di satu tempat.
2:2 Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti
tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk;
2:3 dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti
nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.
2:4 Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka
mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh
itu kepada mereka untuk mengatakannya.
10:45 Dan semua orang percaya dari golongan bersunat
yang menyertai Petrus, tercengang-cengang, karena melihat, bahwa karunia Roh
Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga,
Roh
Kudus turun pada orang Yahudi di rumah tinggal, Roh Kudus turun pada orang
kafir di rumah tinggal. Kalau dikatakan dalam rumah tinggal berarti di situ ada
nikah dan buah nikah. Jadi tidak salah kalau Tuhan berbicara sabat, berbicara
perhentian, berbicara Roh Kudus dan hubungannya dengan nikah dan buah nikah.
Olehnya itu Tuhan tidak memisahkan persoalan nikah dan buah nikah dengan sabat.
Tuhan
membentuk kita orang kafir mulai dari nikah agar ada ketaatan orang tua suami
isteri dan ada rasa segan anak kepada orang tua. Hal itu dicengkram oleh Roh
Kudus.
Saya
sebagai gembala jangan sampai dibawa arus kesedihan karena melihat ulah anak-anak saya tidak segan
pada orang tuanya utamanya segan terhadap mamanya. Anak-anak seganlah kepada
orang tua utamanya kepada mama, sebab dari kandungan mamalah kita Allah bangun. Jangan itu kita khianati tetapi
biarlah kita hargai dan berterima kasihlah buat kandungan mamamu, berterima
kasihlah karena keringat papa kita bisa ada sekarang. Roh Kudus mulai dari
dalam rumah tangga baik untuk bangsa Yahudi maupun untuk bangsa kafir.
Tuhan
memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar