Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan
Yesus Kristus.
Yehezkiel 1:4,13,27
1:4 Lalu aku melihat, sungguh, angin badai bertiup
dari utara, dan membawa segumpal awan yang besar dengan api yang berkilat-kilat
dan awan itu dikelilingi oleh sinar; di dalam, di tengah-tengah api itu
kelihatan seperti suasa mengkilat.
1:13 Di tengah makhluk-makhluk hidup itu kelihatan
seperti bara api yang menyala, seperti suluh, yang bergerak kian ke mari di
antara makhluk-makhluk hidup itu, dan api itu bersinar sedang dari api itu
kilat sabung-menyabung.
1:27 Dari yang menyerupai pinggangnya sampai ke atas
aku lihat seperti suasa mengkilat dan seperti api yang ditudungi sekelilingnya;
dan dari yang menyerupai pinggangnya sampai ke bawah aku lihat seperti api yang
dikelilingi sinar.
Ini penampilan Tuhan yang menakjubkan
kepada Yehezkiel. Dalam Yehezkiel pasal 1 ini Tuhan menampilkan dua suasana
yang harus dipahami oleh Yehezkiel dan Yehezkiel harus menyampaikan kepada
orang Israel atau umat Tuhan.
1. Tuhan itu penuh belas kasihan
2. Tuhan kelak tampil penuh dengan murka
Itu sebabnya setiap poin yang dilihat
oleh Yehezkiel ada dua hal ini, mulai dari melihat wajah, melihat sayap,
melihat tangan, melihat roda-roda. Kalau melihat sinar kemuliaan wajahNya itu
berarti berkat, bila tidak berarti kutuk. Jadi selalu ada dua sisi.
Roda-roda yang dikatakan bagaikan
puting beliung bukan berarti di dalamnya tidak ada kemurahan kalau kita
menyambut Tuhan. Puting beliung ini akan menyambar hal-hal yang mengendalakan
kita berhubungan dengan Tuhan. Itu adalah kuasa Tuhan untuk menghancurkan semua
hambatan yang mengganggu hubungan kita dengan Tuhan.
Kalau ini kita tidak bisa terima,
maka sama dengan kita tidak mengizinkan kuasa Tuhan yang bagaikan puting
beliung itu menghacurkan. Puting beliung itu identik dengan angin badai. Di
dalam puting beliung dan angin badai itu mengandung hujan yang deras. Tetapi
dalam ayat 4 itu disertai dengan kuasa Tuhan untuk memikat kita sebab ada suasa
jadi, belum bersifat hukuman.
Yehezkiel 1:4
1:4 Lalu aku melihat, sungguh, angin badai bertiup
dari utara, dan membawa segumpal awan yang besar dengan api yang berkilat-kilat
dan awan itu dikelilingi oleh sinar; di dalam, di tengah-tengah api itu
kelihatan seperti suasa mengkilat.
Kalau mendengar penyajian Firman Tuhan
lewat hamba Tuhan bagaikan angin badai dalam gereja, karena hamba Tuhan ada
hubungannya dengan awan, itu pertanda anak Tuhan yang hadir saat itu, sedang
Tuhan lawati untuk membersihkan hati dan pikirannya. Tetapi manakala hal itu
tidak dihargai atau dicueki, maka penampilan angin badai tadi akan berubah
menjadi puting beliung. Puting beliung ini akan menghancurkan apa saja yang ada
di depannya.
Yesaya 66:15-16
66:15 Sebab sesungguhnya, TUHAN akan datang dengan
api, dan kereta-kereta-Nya akan seperti puting beliung, untuk melampiaskan
murka-Nya dengan kepanasan dan hardik-Nya dengan nyala api.
66:16 Sebab TUHAN akan menghukum segala yang hidup
dengan api dan dengan pedang-Nya, dan orang-orang yang mati terbunuh oleh TUHAN
akan banyak jumlahnya.
Kalau dalam Yehezkiel 10:16 dikatakan
itu adalah kereta beroda api.
Yehezkiel 10:16
10:16 Kalau kerub-kerub itu berjalan, roda-roda itu
juga berjalan di samping mereka; kalau kerub-kerub itu mengangkat sayapnya
untuk terbang dari tanah, roda-roda itu tidak bergerak dari samping mereka.
Waktu perang Israel di zaman Yosua,
yang dibunuh oleh Tuhan secara langsung lebih banyak dari pada yang dibunuh
oleh tentara Israel. Ada dua hal di sini:
1. Pembelaan Tuhan terhadap umatNya
2. Tuhan melawan musuh-musuh.
Jadi ada dua hal yang diperlihatkan
Tuhan kepada Yehezkiel bahwa Tuhan yang dia layani yang dia paparkan kepada
orang Israel itu sebenarnya datang dulu dengan kasih tetapi dicueki maka
datanglah penghukuman yang dahsyat seperti angin puting beliung dan juga
disertai dengan api. Itu yang akan banyak kita bicarakan pada saat ini adalah tentang api.
Manusia membutuhkan api. Tidak ada
manusia di dunia ini tanpa membutuhkan api. Semua kendaraan bermotor itu pasti
ada api. Tanpa api tidak bisa jalan. Pabrikpun tanpa api tidak berjalan. Jadi
kita membutuhkan api. Sekarang ini apakah benar saudara dan saya membutuhkan
api kehangatan Ilahi atau menunggu api penghukuman.
Ini yang diperagakan Tuhan kepada
Israel. “umat Tuhan ada api yang menghangatkan anda, tetapi kalau ini kamu cueki
maka akan menjadi api penghukuman yang akan membakar habis saudara”. Jadi kami
hamba Tuhan harus tampil dalam dua sisi yaitu
1. Menampilkan kemurahan Tuhan, tentu
kami lebih dahulu mengalami.
2. Menyampaikan hukuman Tuhan, tentu
kami hamba Tuhan harus berusaha menghindari supaya umat Tuhan juga jangan dihukum.
Puting beling dan api ini disertai
dengan air dan disertai dengan hujan es. Jangan lupa dalam Wahyu pasal 16 diceritakan
bahwa dunia ini akan dilanda dengan hujan es seberat 50 kg. Hujan es ini bukan hanya seperti yang
pernah terjadi di dunia ini, itu baru bagaikan kerikil tetapi sudah sakit.
Wahyu 16:21
16:21 Dan hujan es besar, seberat seratus pon, jatuh
dari langit menimpa manusia, dan manusia menghujat Allah karena malapetaka
hujan es itu, sebab malapetaka itu sangat dahsyat.
Tuhan sudah menyediakan
perbendaharaan hujan batu untuk melibas habis manusia di dunia ini.
Ayub 38:22
38:22 Apakah engkau telah masuk sampai ke
perbendaharaan salju, atau melihat perbendaharaan hujan batu,
Kalau sekarang kita tidak menghargai
Dia, hati-hati! Tuhan sudah bicara kepada Ayub. Ayub sejaman dengan Yakub dan Esau dulu. Kalau Tuhan sudah simpan maka benar-benar satu
saat Tuhan akan melibas habis manusia yang tidak menghargai Dia.
Jangan kita berpikir dengan menimbun
kekayaan maka itu menjadi perlindungan bagi kita. Memang bagi orang kaya menimbun
kekayaan itu adalah perlindungan baginya (anggapannya).
Amsal 18:10-11
18:10 Nama TUHAN adalah menara yang kuat, ke sanalah
orang benar berlari dan ia menjadi selamat.
18:11 Kota yang kuat bagi orang kaya ialah hartanya
dan seperti tembok yang tinggi menurut anggapannya.
Menara itu nama Tuhan. Jangan kita
melecehhkan nama Tuhan. Nama Tuhan yang tertulis di paha dan di jubahNya adalah
Firman Tuhan.
Wahyu 19:13
19:13 Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam
darah dan nama-Nya ialah: "Firman Allah."
Jangan melecehkan Firman Tuhan.
Kesempatan kita mendengarkan Firman Tuhan itu adalah kesempatan kita didorong
masuk dalam perlindungan Tuhan yang kuat itu.
Di dunia ini tidak ada orang benar, kecuali
orang dibenarkan oleh Kristus. Tidak ada
orang benar, semua orang berdosa tetapi kita menjadi benar karena dibenarkan
oleh Tuhan Yesus.
Amsal 11:4
11:4 Pada hari kemurkaan harta tidak berguna, tetapi
kebenaran melepaskan orang dari maut.
Jadi orang benar lari kepada menara.
Menara itu nama Tuhan. Jangan kita entengkan nama Tuhan. Jangan kita entengkan
Firman Tuhan. Kesempatan yang ada hari-hari terakhir ini untuk mendengarkan
Firman Tuhan, sama dengan saudara melejit atau lari ke tempat perlindungan
yaitu menara itu. Jangan berlambat-lambatan.
Kita jaga baik-baik, jangan sampai
hidup kita ditawari kemurahan tetapi kita cueki, kita terlantarkan atau tidak
kita hargai, maka satu saat berubah menjadi puting beliung, angin badai yang
membinasakan.
Kali ini kita bicara tentang api.
1. Api ini aneh, dia bukan untuk
membakar. Sebab Tuhan itu dikatakan bagaikan api yang menghanguskan. Tetapi
bukan untuk menghanguskan kita tetapi untuk menghanguskan kotoran-kotoran yang
ada pada diri kita.
2. Keanehan kedua adalah api ini datang bersama
dengan es.
Api itu menghangatkan tetapi api bisa
berubah untuk membakar.
Ibrani 12:29
12:29 Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan.
Kalau begitu kenapa kita diajak untuk
menghampiri Tuhan. Kalau Tuhan itu adalah api yang menghanguskan maka kitakan
bisa hangus. Padahal ajakan Firman “mari kita menghampiri Tuhan dengan tulus
dan ikhlas”.
Ulangan 4:24
4:24 Sebab TUHAN, Allahmu, adalah api yang
menghanguskan, Allah yang cemburu.
Jadi kalau Dia menghanguskan, itu
karena orang itu mengundang kecemburuanNya. Mengapa kita harus membuat Dia
cemburu? Bukankah kita sedang bertunangan dengan Kristus. Kalau saudara main
mata dengan yang lain, pasti tunangan saudara cemburu. Bukan sekedar cemburu
tetapi Dia geram dan tidak ada belas kasihan.
Amsal 6:34
6:34 Karena cemburu adalah geram seorang laki-laki, ia tidak kenal belas
kasihan pada hari pembalasan dendam;
Kita menghampiri Tuhan yang bagaikan
api sebenarnya bukan untuk dibakar
tetapi untuk menghangatkan. Tuhan itukan Firman, Firman adalah Tuhan dan Firman
itu sudah menjadi daging.
Yohanes 1:1-2,14
1:1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu
bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
1:2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita
telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai
Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Kita menghampiri api. Sama seperti
Musa ketika melihat api di belukar terbakar, dia datang menghampiri dan dia
mendengar suara dari tengah-tengah api itu. Jadi Tuhan yang dikatakan bagaikan
api yang menghanguskan itu bukan sekedar api tetapi kita akan mendengarkan
suaraNya. Itulah suara Firman yang menyucikan saudara dan saya. Segala sifat dan tabiat kita
disucikan.
Api itu menyala di tengah belukar duri. Itulah duri yang menyusahkan kita, yaitu segala dosa kita. Tetapi belum
dilalap dengan api, Tuhan baru mengingatkan Musa dan mengingatkan kita bahwa
ketika Adam dan Hawa jatuh dalam dosa maka tumbuhlah duri dan onak dalam hati
saya dan saudara. Inilah yang menyusahkan, maka izinkanlah api itu untuk
membakar onak dan duri, sekaligus menghangatkan kita. Makin jauh kita dari api,
makin jauh kita dari Tuhan, makin dingin kita kelak.
Api ini akan membakar dan Tuhan sudah
memperlihatkan dalam sejarah keberadaan manusia di dunia ini bahwa ada berapa
negeri yang disambar Tuhan dengan api. Jangankan zaman Sodom, Gomora dan Zeboim
dimusnahkan Tuhan dengan api, sekarang ini ada orang yang sedang berjalan
tiba-tiba disambar oleh petir, itu api murka Tuhan.
Kalau kita sekarang ini menjauh dari
api Firman Tuhan, menjauh dari Tuhan berarti jauh dari Firman, jauh dari api,
maka lama kelamaan dingin rohani saudara, saudara bagaikan es. Kalau ini sudah
terjadi maka itu alamat berbahaya bagi kehidupan seperti itu. Itu sebabnya kita
perlu memperhatikan. Jangan sampai api yang tadinya Tuhan izinkan untuk
menghangatkan kita, supaya kita tidak dingin rohani, api yang tadinya bersinar
untuk mengusir kegelapan, api yang tadinya memberi kita kekuatan supaya jangan
lemah, akhirnya akan berubah karena membiasakan diri menjauh dari Tuhan.
Mengapa Yesus berteriak “Eloi, Eloi
lama sabakthani”? Sebetulnya bukan Yesus yang berteriak karena Dia disalib menggantikan
kita. Berarti itu adalah suara kita. Dan itu menunjukkan betapa ngerinya kalau
kita ditinggalkan oleh Tuhan. Ngeri kalau Tuhan menjauhkan diri dari kita. Kalau
membiasakan diri menjauh dari Tuhan maka satu saat Tuhan sendiri yang
menjauhkan diri dari kita. Berarti kita mengalami kedinginan, mengalami
kegelapan karena tidak ada lagi sinar api, mengalami kelemahan karena tidak ada
lagi kekuatan dari api. Coba dunia ini tanpa sinar matahari maka semuanya mati.
Olehnya sekarang ini sebagai umat Tuhan
kita masih diberi kesempatan bernapas, ayo kita menghampiri Tuhan. Dikatakan
Tuhan itu bagaikan api yang menghanguskan. Tetapi itu peringatan supaya kita
ada pada:
Ibrani 12:28
12:28 Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak
tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut
cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.
Kerajaan yang tidak tergoncangkan itu
kerajaan Kristus. Biarlah kita beribadah dengan cara yang berkenan sebab ada
ibadah yang berkenan dan ada yang tidak berkenan. Jangan berpikir bahwa semua
orang yang beribadah itu berkenan kepada Tuhan sebab ada cara yang tidak
berkenan. Yang tidak berkenan ini yang akan dilibas oleh api seperti yang
disebutkan dalam Ibrani 12:29.
Kerajaan itu sudah dituangkan dalam
bentuk mini yaitu pelajaran Tabernakel. Itu tidak tergoncangkan. Makanya Yesus mengajar
kita berdoa “datanglah kerajaanMu di bumi seperti di Sorga”. Kalau ada kerajaan
yang lain, satu saat itu akan hancur. Yang tidak tergoncangkan hanya kerajaan Tuhan
Yesus.
Beribadah kepada Tuhan dengan cara
yang berkenan, pasti ada contohnya.
Roma 14:17-18
14:17 Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan
minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
14:18 Karena barangsiapa melayani Kristus dengan cara
ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia.
Kebenaran itu halaman, damai
sejahtera itu ruangan suci dan sukacita oleh Roh Kudus itu ruangan maha kudus.
Ini cara beribadah yang berkenan kepada Tuhan. Sudah diberikan contoh kepada
kita tetapi kenapa mau membuat lagi model ibadah tersendiri.
Manusia itu pada hakekatnya cenderung
ikut mode. Contohnya guntingan rambut dulu model tentara, kemudian ikut model
rambut jabrik dan sebagainya.
Ibadah itu sebenarnya sudah punya
model, tidak perlu kita tiru model yang lain. Mulai dari pintu gerbang, kita
percaya kepada Tuhan Yesus. Kemudian Mezbah Korban Bakaran yaitu kita menyesal
akan dosa kita dan bertobat. Namun jangan hanya sampai pada menyesal, harus
bertobat. Kalau hanya sampai pada menyesal dan tidak bertobat, itu sama dengan
Yudas Iskariot. Dia menyesal dan melempar tiga puluh keping perak itu tetapi
tidak pernah menyatakan dirinya bertobat. Kita harus bertobat (metanoia), harus
berbalik kepada Tuhan, meninggalkan hidup yang lama. Setelah itu baru memberi
diri dibaptis.
Selanjutnya masuk ke pintu kemah,
berarti menerima kuasa pembaptisan Roh Kudus. Lalu kita masuk dalam
ruangan suci berarti kita digembalakan. Dalam ruangan suci ada tiga macam alat
yang semuanya ada api.
1. Pada meja roti ada api dari kemenyan,
berarti kita dihangatkan oleh api Firman Tuhan dan perjamuan kudus.
2. Pada pelita emas ada api pelita,
berarti kita dihangatkan oleh api Roh Kudus.
3. Pada mezbah dupa emas ada api dari
perukupan, berarti kita dihangatkan oleh api kasih Kristus.
Kalau kita benar-benar dihangatkan
oleh api Firman Tuhan, api Roh Kudus dan api Kasih Tuhan maka kita tidak akan
undur, kita pasti akan tembus ke ruangan maha kudus.
Api itu bersama dengan asap. Asap itu
menghentar kita masuk dalam pernikahan, tetapi apinya untuk menghukum.
Wahyu 8:1
8:1 Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang
ketujuh, maka sunyi senyaplah di sorga, kira-kira setengah jam lamanya.
Ini adalah hubungan yang paling intim
antara gereja Tuhan dan Kristus. Semua aktivitas Sorga berhenti menghargai pertemuan itu. Pertemuan Kristus dengan gereja adalah pertemuan yang tidak akan
terpisahkan lagi yaitu pertemuan Kepala dan Tubuh. Itu dihiasi dengan mezbah
dupa, itulah penyembahan. Jadi mulai dari sekarang gereja Tuhan harus aktif
dalam doa penyembahan.
Wahyu 8:3
8:3 Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi
berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan
banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus
di atas mezbah emas di hadapan takhta itu.
Jangan saudara anggap tidak perlu
datang dalam
ibadah dan menyembah
Tuhan. Kalau tidak ada doa penyembahan bagaimana mau ditampung oleh malaikat.
Asap penyembahan inilah yang akan menghentar kita masuk dalam pernikahan dengan Anak Domba Allah.
Makanya dalam Kidung Agung dikatakan
“siapakah yang datang dari padang gurun seperti gumpalan asap membumbung
tinggi”. Ini sikap doa penyembahan dari calon mempelai wanita untuk Kristus.
Kidung Agung 3:6
3:6 Apakah itu yang membubung dari padang gurun
seperti gumpalan-gumpalan asap tersaput dengan harum mur dan kemenyan dan bau
segala macam serbuk wangi dari pedagang?
Di padang gurun, berarti justru dalam
suasana yang tidak menguntungkan masih bisa menyembah. Inilah anak Tuhan yang
diperhitungkan oleh Tuhan.
Wahyu 8:5
8:5 Lalu malaikat itu mengambil pedupaan itu,
mengisinya dengan api dari mezbah, dan melemparkannya ke bumi. Maka meledaklah
bunyi guruh, disertai halilintar dan gempa bumi.
Memang api pada mezbah dupa emas itu
berasal dari api mezbah korban bakaran. Inilah bagian dari orang yang tidak
menghargai Korban Kristus yang membuka jalan untuk beribadah. Sekarang api dari mezbah korban bakaran diambil oleh
malaikat Tuhan beserta dengan pedupaan kemudian itu dicurahkan ke bumi dan
goncang semuanya. Tetapi Mempelai Wanita Tuhan sudah ada pada pelukan Mempelai
Laki-laki Sorga.
Ini yang harusnya diperkenalkan oleh
Yehezkiel, ini yang harus kami pahami untuk kami hamba Tuhan perkenalkan kepada jemaat bahwa beginilah rencana
Tuhan dan beginilah kalau melawan rencana Tuhan. Begini kalau melayani Tuhan
dan Tuhan melayani kita, serta beginilah kalau tidak melayani Tuhan dan
Tuhan tidak melayani orang itu. Jadi tinggal memilih.
Awas api dari Tuhan, api itu akan berubah
menjadi api yang menghanguskan. Ketika Sodom dan Gomora bermain-main dengan api
hawa nafsu maka Tuhan bakar dengan api dari Sorga. Orang dunia memang
bermain-main dengan api hawa nafsu, kalau kita jangan seperti itu. Sebab nanti
akan berhadapan dengan api dari Tuhan yang menghancurkan segalanya.
Kejadian 19:22-23
19:22 Cepatlah, larilah ke sana, sebab aku tidak dapat
berbuat apa-apa, sebelum engkau sampai ke sana." Itulah sebabnya nama kota
itu disebut Zoar.
19:23 Matahari telah terbit menyinari bumi, ketika Lot
tiba di Zoar.
Sebenarnya Tuhan tidak suruh untuk Lot lari ke Zoar, mestinya Lot
lari ke gunung. Tetapi Lot ini banyak alasan, dia minta lari ke Zoar. Zoar
artinya kecil. Lot menganggap kesalahan kecil itu tidak apa-apa.
Inilah kita manusia, sudah diambang
penghukuman tetapi masih mau juga kita kedepankan keinginan kita. Akhirnya apa
yang terjadi di Zoar? Akibatnya Lot jatuh dalam dosa perzinahan dengan
anak-anaknya dan melahirkan Moab dan Amon. Inilah yang terjadi kalau pilih
jalan sendiri! Katakanlah tinggal berapa menit Sodom dan Gomora mau dibakar,
masih juga pilih jalannya sendiri. Sudah dekat Tuhan menghukum dunia ini,
mengapa masih juga kita memilih jalan sendiri! Sayang kalau seperti itu, kalau
sudah kena hukuman mau apa.
Kejadian 19:24-27
19:24 Kemudian TUHAN menurunkan hujan belerang dan api
atas Sodom dan Gomora, berasal dari TUHAN, dari langit;
19:25 dan ditunggangbalikkan-Nyalah kota-kota itu dan
Lembah Yordan dan semua penduduk kota-kota serta tumbuh-tumbuhan di tanah.
19:26 Tetapi isteri Lot, yang berjalan mengikutnya,
menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam.
19:27 Ketika Abraham pagi-pagi pergi ke tempat ia
berdiri di hadapan TUHAN itu,
Coba saudara bayangkan bagaimana perasaan
Abraham pada waktu itu. Sebab permintaan doa Abraham hanya antara 50 sampai 10.
Kalau masih ada 10 orang benar di Sodom maka Tuhan tidak akan menghukum. Tetapi
ternyata tinggal 4 orang benar yang ada di sana. Jadi dalam pikiran Abaraham,
habislah keponakannya.
Kejadian 19:28
19:28 dan memandang ke arah Sodom dan Gomora serta ke
seluruh tanah Lembah Yordan, maka dilihatnyalah asap dari bumi membubung ke
atas sebagai asap dari dapur peleburan.
Akhirnya asap penghukuman itu yang
naik. Lebih baik asap penyembahan yang menghentar kita masuk dalam pernikahan
dari pada menunggu asap penghukuman.
Alkitab sudah bersaksi bahwa bumi ini
akan dibakar dengan api.
II Petrus 3:9-10
3:9 Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun
ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu,
karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua
orang berbalik dan bertobat.
3:10 Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada
hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia
akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan
hilang lenyap.
Hal ini sudah dekat. Penghukuman itu
sudah dekat, jangan buat jalan kita sendiri! Jalan Tuhan naik ke gunung tetapi
Lot dan keluarganya berlambat-lambatan. Akhirnya tangannya disentak oleh malaikat.
Malaikat yang satu memegang tangan kedua anak Lot dan malaikat yang lain lagi
memegang tangan Lot dan isterinya. Namun masih juga Lot bermohon “aku tidak
sanggup lari ke gunung, bagaimana kalau lari ke Zoar saja”. Jalan Tuhan ke
gunung, kenapa pilih ke Zoar, padahal api penghukuman sudah dekat.
Kadang kita tidak sadar, api
penghukuman Tuhan sudah dekat tetapi kita masih mengikuti jalan kita sendiri
dan tidak ada takutnya.
Kejadian 19:29
19:29 Demikianlah pada waktu Allah memusnahkan
kota-kota di Lembah Yordan dan menunggangbalikkan kota-kota kediaman Lot, maka
Allah ingat kepada Abraham, lalu dikeluarkan-Nyalah Lot dari tengah-tengah
tempat yang ditunggangbalikkan itu.
Jadi Abraham tidak tahu bahwa Tuhan
masih berkemurahan kepada Lot, termasuk kepada isteri Lot. Tetapi isteri Lot
menoleh ke belakang dan menjadi tiang garam.
Lukas 17:28-30
17:28 Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot:
mereka makan dan minum, mereka membeli dan menjual, mereka menanam dan
membangun.
17:29 Tetapi pada hari Lot pergi keluar dari Sodom
turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka
semua.
17:30 Demikianlah halnya kelak pada hari, di mana Anak
Manusia menyatakan diri-Nya.
Jadi kedatangan Tuhan pada kali yang
kedua menggenapi II Petrus 3:9-10 yaitu disertai api yang menghanguskan.
Makanya terimalah sekarang Tuhan tampil bagaikan api yang menghangatkan kita,
menerangi kita jangan sampai disergap kegelapan, memberikan kita kekuatan
supaya jangan lemah. Dekatlah dengan Tuhan, sembahlah Dia, agungkan Dia. Jangan
menjadi kehidupan Kristen yang mendengar Firman tetapi tidak
memperhatikan dan tidak mau kembali kepada Tuhan. Ini
jangan sampai terjadi pada kita.
Tuhan Memberkati.