Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan
Yesus Kristus.
Yeremia 3:1-5
3:1 Firman-Nya: "Jika seseorang menceraikan
isterinya, lalu perempuan itu pergi dari padanya dan menjadi isteri orang lain,
akan kembalikah laki-laki yang pertama kepada perempuan itu? Bukankah negeri
itu sudah tetap cemar? Engkau telah berzinah dengan banyak kekasih, dan mau
kembali kepada-Ku? demikianlah firman TUHAN.
3:2 Layangkanlah matamu ke bukit-bukit gundul dan
lihatlah! Di manakah engkau tidak pernah ditiduri? Di pinggir jalan-jalan
engkau duduk menantikan kekasih, seperti seorang Arab di padang gurun. Engkau
telah mencemarkan negeri dengan zinahmu dan dengan kejahatanmu.
3:3 Sebab itu dirus hujan tertahan dan hujan pada
akhir musim tidak datang. Tetapi dahimu adalah dahi perempuan sundal, engkau
tidak mengenal malu.
3:4 Bukankah baru saja engkau memanggil Aku: Bapaku!
Engkaulah kawanku sejak kecil!
3:5 Untuk selama-lamanyakah Ia akan murka atau menaruh
dendam untuk seterusnya? Demikianlah katamu, namun engkau sedapat-dapatnya
melakukan kejahatan."
Penampilan
umat Tuhan meremehkan Tuhan dan meremehkan Firman. Ini membuat hati Tuhan
sangat tersayat karena melihat umat Tuhan pada ayat yang kelima muatannya
mengentengkan Firman, mengentengkan Tuhan dan prakteknya justru melakukan
kejahatan.
Hal
ini bisa saja terjadi tidak saja kepada orang Israel tetapi juga kepada saya
dan saudara. Sikap dan sifat seperti ini yang nampak di permukaan menonjol di
akhir zaman ini. Padahal pada pasal dua dan pasal tiga, Tuhan berbicara
bagaikan seorang suami kepada isterinya. Tetapi perilaku isterinya ini sangat menyayat hati Tuhan (suami). Israel digambarkan isteri Tuhan.
Yeremia 2:2
2:2 "Pergilah memberitahukan kepada penduduk
Yerusalem dengan mengatakan: Beginilah firman TUHAN: Aku teringat kepada
kasihmu pada masa mudamu, kepada cintamu pada waktu engkau menjadi pengantin,
bagaimana engkau mengikuti Aku di padang gurun, di negeri yang tiada
tetaburannya.
Dalam
Yeremia 3:6-13 jelas digambarkan oleh nabi Yeremia bagaimana hubungan antara Tuhan
dengan Israel yaitu hubungan kepala dan tubuh atau hubungan suami dan isteri.
Ini yang dikedepankan oleh Tuhan melalui Yeremia. Yeremia ini seorang nabi,
Yeremia ini seorang imam.
Yeremia 1:1,5
1:1 Inilah perkataan-perkataan Yeremia bin Hilkia,
dari keturunan imam yang ada di Anatot di tanah Benyamin.
1:5 "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim
ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku
telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi
bangsa-bangsa."
Jadi
sebagai seorang nabi, Yeremia melihat hal-hal ke depan. Dia melihat kedepan bahwa Israel ini benar-benar diambang
kegagalan. Hubungan dengan Tuhan putus, sama dengan isteri putus hubungan
dengan suami.
Sebagai
imam dia memiliki Firman pengajaran. Dia melihat Firman pengajaran ini
diremehkan dientengkan oleh isteri Tuhan ini. Isteri Tuhan ini tidak peduli
tentang Firman pengajaran.
Lihat
pada ayat yang ketiga, Tuhan sudah menahan dirus hujan, berarti Tuhan sudah
menahan curahan Firman pengajaran. Tetapi orang Israel ini ditemukan Tuhan
keras hati dan keras kepala. Sehingga Tuhan mengatakan dahi isteriNya ini
bagaikan dahi perempuan sundal, perempuan pelacur. Siapa suami yang tidak
gregetan, yang tidak akan pedih hati.
Ditunjukkan
hal-hal yang akan datang. Tuhan gambarkan bagaimana indahnya ke depan lewat
Firman nubuatan. Tuhan tunjukkan sasaran akhir kepada mereka tetapi mereka
remehkan. Tuhan beri Firman pengajaran “demikian ini patutnya kamu terbenahi”
agar hubungan mereka dengan Tuhan makin elok, makin indah, makin mesra. Itu
tujuan Firman pengajaran tetapi tidak juga mereka gubris.
Kalau
kita jelas Alkitab mengatakan bahwa kita ada pada fase pertunangan. Dalam fase
pertunangan ini, Firman nubuatan menunjukkan kepada kita tujuan pertunangan itu
apa dan telah ditunjukkan sasaran yang jelas lewat hamba Tuhan. Tuhan berikan Firman
pengajaran lewat hamba Tuhan yaitu imam, bagaimana seharusnya kita berperilaku
sebagai anggota keluarga Allah. Alangkah jelek dan tidak bijaknya kalau kita
tidak menghindarkan diri dari perilaku orang Israel yang jelas-jelas Tuhan katakan isteriNya.
Alangkah
tidak terpujinya kita kalau tidak menghirau Firman pengajaran dan tidak peduli
apa yang ditunjukkan oleh Firman tentang hal-hal yang akan datang. Seakan-akan
menuduh Tuhan pendusta dan pembohong. Akibatnya orang-orang seperti ini akan
memetik buah yang paling pedih dari kepedihan hati Tuhan.
Olehnya
itu bapa ibu yang dikasihi Tuhan, mari kita memperhatikan gerakan Firman
hari-hari terakhir ini. Kenapa? Tampilnya Firman nubuatan, bukan karena
“sikiriku siwala-wala, hai hamba-Ku, Akulah pokok anggur yang benar”, tanpa dia
katakan seperti itu memang sudah ada ayatnya.
Sebelum
orang Israel lari ke Mesir, nabi ini sudah mengatakan “jangan pergi ke Mesir, biarlah kita tetap di sini” dan itu bukan maunya Yeremia tetapi maunya Tuhan. Tuhan mengatakan
“nanti Aku akan membuat raja Babel dan serdadunya bermurah hati kepada kamu”.
Tetapi mereka tidak peduli. Akhirnya Yeremia juga ikut diseret dengan terpaksa
ke Mesir. Dan di Mesir dia mati karena dilontar batu.
Kalau
ada suara Firman yang dikumandangkan oleh hamba Tuhan, ingat! Ada tujuan
khusus. Untuk apa? Supaya kita ingat Yerusalem. Mulai dari saya hamba Tuhan,
bagaimana saya mengatakan Yerusalem kalau saya sendiri tidak ada praktek menuju
ke sana.
Yesaya 44:26
44:26 Akulah yang menguatkan perkataan
hamba-hamba-Ku dan melaksanakan keputusan-keputusan yang diberitakan
utusan-utusan-Ku; yang berkata tentang Yerusalem: Baiklah ia didiami! dan
tentang kota-kota Yehuda: Baiklah ia dibangun, Aku mau mendirikan kembali
reruntuhannya!
Jadi
apa yang diberitakan Yeremia, apa yang diberitakan Yesaya, apa yang diberitakan
oleh hamba-hamba Tuhan, itu akan dikuatkan oleh Tuhan kalau arahnya jelas. Jadi
bukan main-main hamba Tuhan seperti Yeremia dan seperti Yesaya. Bagi kami hamba
Tuhan, saya harus berkomitmen, saya harus berkeyakinan bahwa berita yang kami
sampaikan itu dikuatkan oleh Tuhan. Tidak peduli orang mau terima atau tidak,
kami harus memberitakan.
Berbicara Yerusalem
adalah nubuatan masa depan,
Yerusalem Baru, Mempelai Wanita. Yerusalem ini harus kita isi. Mari kita isi
ini, kita isi diri kita masuk dalam pembentukan Tubuh Kristus. Jangan dibiarkan
diam. Yehuda itu adalah pujian. Kota-kota Yehuda berarti kota pujian. Bukankah
mempelai wanita itu disebut kota.
Kalau
toh anda sudah berantakan, sudah runtuh bagaikan puing-puing berserakan, sekarang Tuhan punya niat untuk
membangun kembali. Bagi yang merasa sudah berantakan hidupnya, ayo Tuhan mau
membangun kembali saudara. Ini perkataan hamba Tuhan dan Tuhan akan menguatkan
karena ada hubungannya dengan Yerusalem. Semoga kita memahami ini. Jangan kita
abaikan, jangan kita biarkan lewat begitu saja sebab Tuhan ada bersama hamba
Tuhan. Tuhan menguatkan perkataan hamba Tuhan itu yang ada hubunganya dengan
Yerusalem.
Kalau
perkataan hamba Tuhan hubungannya hanya supaya diberkati, supaya ternaknya beranak banyak dan sebagainya, itu
tidak ada hubungannya dengan Yerusalem Baru. Itu adalah tawaran kasih murahan.
Sekalipun diwarnai dengan nama Yesus tetapi kalau hanya berkisar berkat-berkat
jasmani, itu berarti kasih murahan yang ditawarkan dalam sidang jemaat. Tetapi
kalau berkisah arah saudara untuk menuju Yerusalem yaitu bertobat, beridiri
dibaptis, disucikan, maka perkataan itu akan dikuatkan oleh Tuhan.
Olehnya
hari-hari terakhir ini, tanggapi dengan serius rencana Tuhan. Kalau ada suara
nabi, berarti kita mendengarkan suara Firman nubuatan untuk menuntun dan
menunjukkan arah. Tujuan untuk
mencapai sasaran dan ada Firman pengajaran, itulah yang disuarakan imam yang menuntun kita.
Bukan
tanpa resiko seorang hamba Tuhan. Lihat saja Musa, apa yang salah. Semua yang
dia katakan dikuatkan oleh Tuhan, tetapi toh dia tetap dilawan orang Israel. Berulang kali dia diancam mau
dilempari batu oleh orang Israel. Tidak usah jauh-jauh, Figur yang kita sembah
yaitu Yesus, ketika Dia berkata “kamu adalah keturunan ular, bapamu adalah
iblis!”. Bukannya mereka terima koreksi ini tetapi mereka malah balik berkata “Yesus,
engkau orang Samaria yang gila, kerasukan setan” dan berikutnya mereka angkat
batu mau melempar Yesus namun Yesus menyelinap.
Jadi
hamba Tuhan yang memberitakan yang benar, banyak disambut dengan caci maki. Itu resiko yang harus kita
terima. Bila berita yang kita sampaikan itu untuk mengarahkan jemaat menuju
Yerusalem Baru untuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan dan dibersihkan lewat firman
pengajaran maka resikonya selalu tidak disenangi.
Hamba
Tuhan jangan takut memberitakan, beritamu dikuatkan oleh Tuhan. Jangan takut
sekalipun dicerca. Kemudian ada yang berkata “memang cuma kamu yang benar!”.
Tidak usah pusing, yang penting adalah kebutuhan rohani sidang jemaat yang saudara gembalakan terpenuhi.
Yeremia
saja mandi-mandi perlawanan. Tetapi bukan berarti Yeremia surut langkah atau Musa surut langkah, tidak! Sebagai utusan
Tuhan, sebagai utusan sorga, mereka
tetap memberitakan yang benar.
Tuhan
katakan “Aku telah menahan dirus hujan”. Bukan Tuhan katakan “Aku telah menahan
embun” atau “Aku telah menahan renai”. Dirus hujan berarti hujan deras dan
lebat untuk mempercepat matangnya buah. Sudah ditahan oleh Tuhan mereka tidak
berbalik mengoreksi diri “Tuhan kenapa tanaman kami begini, tidak bernas”.
Malah Tuhan menemukan “dahimu dahi perempuan sundal!”. Berarti keadaan mereka
benar-benar sudah mengkondisikan diri bagaika perempuan pelacur, perempuan
Babel. Kalau koreksi Firman diabaikan maka tanpa disadari sudah
mempermanensikan diri kepada Babel, perempuan sundal itu, ibu segala pelacur.
Ini jangan terjadi.
Olehnya
itu mohon kepada Tuhan kirim hujan lebat dan deras, itu yang harus kita mohon.
Di sini Tuhan siap mau mencurah tetapi mereka tidak siap menerima. Sebab dalam
Zakharia 10:1 Tuhan anjurkan orang Israel untuk meminta hujan yang keras dan
lebat. Itu dirus hujan.
Tetapi
mereka bukannya meminta, sebaliknya dalam kondisi miskin rohani mereka malah senang. Sudah tidak berisi, tetapi malah
senang. Di mana letaknya mereka senang? Suasana melacur, suasana sundal. Berarti daging mereka senang, rohaninya sudah
macet, tetapi masih merasa
senang.
Ini yang
jangan terjadi bagiku, semoga diampuni Tuhan. Saya rindu hujan lebat tetap turun di kamar saya, saya
rindu hujan lebat dan deras itu turun setiap kali beribadah. Saya himbau sidang
jemaat, dambakanlah ini “hujan yang deras”. Jangan seperti dalam Yeremia ini.
Zakharia
10:1 ini dibutuhkan sebab ada tipuan pada ayat 2. Terafim itu adalah alat untuk
mengejar kekayaan. Zaman Israel dulu kalau orang memiliki terafim, dia akan
hidup berkelimpahan secara jasmani. Salah satu contoh ada pada Kisah Para Rasul
pasal 16, ada perempuan tukang tenung yang memperkaya orang di situ. Terafim
ini juga adalah bagian memperkaya diri.
Zakharia 10:1-2
10:1 Mintalah hujan dari pada TUHAN pada akhir musim
semi! TUHANlah yang membuat awan-awan pembawa hujan deras, dan hujan lebat akan
diberikanNya kepada mereka dan tumbuh-tumbuhan di padang kepada setiap orang.
10:2 Sebab apa yang dikatakan oleh terafim adalah
jahat, dan yang dilihat oleh juru-juru tenung adalah dusta, dan mimpi-mimpi
yang disebutkan mereka adalah hampa, serta hiburan yang diberikan mereka adalah
kesia-siaan. Oleh sebab itu bangsa itu berkeliaran seperti kawanan domba dan
menderita sengsara sebab tidak ada gembala.
Kalau
dalam gereja tidak ada hujan lebat dan deras maka gereja tidak akan dewasa
rohaninya. Tuhan Yesus tidak akan menikah dengan gereja yang kanak-kanak
rohaninya. Yang kanak-kanak itu bahagiannya pada Wahyu 12:17, mereka menerima
murka Tuhan lewat antikristus.
Wahyu 12:17
12:17 Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu,
lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah
dan memiliki kesaksian Yesus.
Sebagaimana
yang lalu saya sudah sampaikan. Begitu Tuhan
bicara hujan lebat dan hujan deras, kemudian ada dikatakan awan yang membawa
hujan deras. Bicara awan, dalam surat Yudas itu menunjuk hamba-hamba Tuhan. Itu
dibuktikan dalam I Raja-raja 18:4. Ada awan sebesar telapak tangan. Ini
menunjuk 5 jabatan hamba Tuhan.
I Raja-raja 18:44
18:44 Pada ketujuh kalinya berkatalah bujang itu:
"Wah, awan kecil sebesar telapak tangan timbul dari laut." Lalu kata
Elia: "Pergilah, katakan kepada Ahab: Pasang keretamu dan turunlah, jangan
sampai engkau terhalang oleh hujan."
Hamba
Tuhan harus memiliki kandungan hujan yang deras dan lebat. Tampilnya hamba
Tuhan dalam sidang jemaat, dia bagaikan awan yang mengandung titik-titik air
yang akan mencurahkan hujan yang lebat dan deras. Ada dua hal yang akan
terjadi:
1.
Pukulan
bagi bumi/
bagi yang menolak
2.
Berkat
bagi anak Tuhan/ bagi yang menerima= kasih setia
Ayub 37:11
37:11 Awan pun dimuati-Nya dengan air, dan awan
memencarkan kilat-Nya,
Banyak orang
sekarang memperguncingkan, bila ada hamba Tuhan seperti ini, itu memancarkan kilat. Sekarang hamba Tuhan ada di sini, walaupun tidak beranjang
sana sini, apakah bisa memancarkan kilat di
mana kita berada, sehingga orang bisa menangkap sinyal “di sana ada cahaya”.
Ayub 37:12
37:12 lalu kilat-Nya menyambar-nyambar ke seluruh
penjuru menurut pimpinan-Nya untuk melakukan di permukaan bumi segala
yang diperintahkan-Nya.
Kilat
itu tidak sembarang menyambar tetapi lewat pimpinan Tuhan. Walaupun ketika tampil
di satu tempat ada masyarakat yang tidak senang dan memang ada yang seperti itu. Tetapi itu bukan untuk
membuat kita surut langkah.
Roma 9:28
9:28 Sebab apa yang telah difirmankan-Nya, akan dilakukan
Tuhan di atas bumi, sempurna dan segera."
Segera,
cepat, takista/ full speed. Seperti orang naik motor jarum
kecepatannya sandar di garis kecepatan maksimal.
Ayub 37:13
37:13 Ia membuatnya mencapai tujuannya, baik untuk
menjadi pentung bagi isi bumi-Nya maupun untuk menyatakan kasih setia.
Saudara
dan saya hamba Tuhan, kalau kita gagal berarti kita tidak menyuarakan yang
benar. Tetapi kalau kita menyuarakan yang benar pasti berhasil. Mengapa? Karena
Tuhan menguatkan beritamu, mulai dari dirimu kemudian orang yang mendengar.
Tujuannya:
1.
Pentung
bagi bumi.
2.
Kepada
Mempelai WanitaNya, kasih setia.
Itu
sebabnya kami hamba Tuhan harus memahami mana Firman pengajaran dan mana Firman
nubuatan serta harus berjalan bareng demi terbangunnya Tubuh Kristus, Mempelai
Wanita. Alangkah indahnya kalau kita ada di sini. Saya dan saudara bukan menanti pentungnya Tuhan tetapi
kasih setia Tuhan. Ini yang tampil bersama derasnya hujan.
Begitu
bicara tentang “mintalah” langsung dikaitkan dengan Tuhan yang membuat awan.
Zakharia 10:1
10:1 Mintalah hujan dari pada TUHAN pada akhir musim
semi! TUHANlah yang membuat awan-awan pembawa hujan deras, dan hujan lebat akan
diberikanNya kepada mereka dan tumbuh-tumbuhan di padang kepada setiap orang.
Hamba
Tuhan bukan membuat diri sendiri tetapi Tuhan. Jadi Tuhan yang membuat, Tuhan
yang mengisi, Tuhan yang memenuhi. Sebab itu jangan tolak kehadiran hamba Tuhan seperti
ini.
Jadi
hujan lebat akan diberikanNya kepada mereka dan tumbuh-tumbuhan di padang
kepada setiap orang. Berarti terasa suasana penggembalaan dalam kehidupan kita
bersama baik hamba Tuhan maupun umat Tuhan “benar saya dan saudara ada dalam penggembalaan yang deras
dan lebat hujan turun”.
Olehnya
jangan kita abaikan. Biarlah kita berpikir lebih dalam lagi. Ini yang sedang
Tuhan lakukan bagimu dan bagiku.
Apa
yang membuat hujan tidak turun? Di dalam Yeremia pasal 3 ini ada ajakan Tuhan.
Yeremia 3:12
3:12 Pergilah menyerukan perkataan-perkataan ini ke
utara, katakanlah: Kembalilah, hai Israel, perempuan murtad, demikianlah firman
TUHAN. Muka-Ku tidak akan muram terhadap kamu, sebab Aku ini murah hati,
demikianlah firman TUHAN, tidak akan murka untuk selama-lamanya.
Hujan
tidak turun-turun karena umat Tuhan tidak mau kembali dan tidak mau beranjak
dari posisi mereka yaitu mempertahankan pikirannya sendiri. Sampai berkali-kali Tuhan katakan “kamu tidak mau kembali”. Karena mereka tidak kembali
walaupun mereka beribadah maka Tuhan mengatakan “ibadahmu jahat!”, sebab tidak
mau kembali kepada Tuhan.
Yang
harus kita jaga seperti perkataan Tuhan Yesus dalam Injil Matius, Markus, Lukas
dan Yohanes, jangan sampai kita duduk dalam ibadah tetapi hati kita jauh. Itu berarti tidak
kembali.
Amos 4:4-5 (Perikop: Ibadah orang Israel
adalah ibadah yang jahat)
Amos 4:6,8 (Perikop: Orang Israel tidak mau
berbalik kepada Tuhan)
4:6 "Sekalipun Aku ini telah memberi kepadamu
gigi yang tidak disentuh makanan di segala kotamu dan kekurangan roti di segala
tempat kediamanmu, namun kamu tidak berbalik kepada-Ku," demikianlah
firman TUHAN.
4:8 penduduk dua tiga kota pergi terhuyung-huyung ke
satu kota untuk minum air, tetapi mereka tidak menjadi puas; namun kamu tidak
berbalik kepada-Ku," demikianlah firman TUHAN.
Di
sini ada fellowship besar tetapi tidak ada hujan turun. Apa
gunanya kita duduk bersama tetapi
tidak disiram dengan Firman yang bagaikan hujan yang deras dan lebat. Sekalipun
kita mengatakan “massa begitu meluber, jiwa begitu membanjir” tetapi kalau tidak ada hujan yang
lebat dan deras turun, itu tidak ada guna. Tuhan malah mengatakan “kamu jauh dari
padaKu”.
Ayat
8 ini fellowship bersuasana penipuan.
Jadi jangan kita asal ber-fellowship. Kalau
tidak berbalik itu berarti jauh dari Tuhan.
Amos 4:9
4:9 "Aku telah memukul kamu dengan hama dan
penyakit gandum, telah melayukan taman-tamanmu dan kebun-kebun anggurmu,
pohon-pohon ara dan pohon-pohon zaitunmu dimakan habis oleh belalang, namun
kamu tidak berbalik kepada-Ku," demikianlah firman TUHAN.
Berbicara taman berarti sesuatu yang indah. Jadi yang indah
bisa hilang dari dirimu kalau tidak turun hujan yang deras. Bagi saudara sekarang turun hujan yang deras tetapi apakah
saudara menerima atau tidak.
Gambaran dari ada
dua tempayan, yang satu mulutnya ke atas, yang satu mulutnya ke bawah. Waktu
hujan turun keduanya basah diguyur hujan. Tetapi yang penuh yang mulutnya ke
atas. Yang terbalik, 1 titik airpun tidak ada di dalamnya. Jangan seperti
tempayan air yang kedua ini.
Bukan
salahnya lagi pendeta sebab hamba Tuhan sudah bawa air, salahnya
ada pada yang mendengarkan. Saya pergi ke Malang dan Cibubur, jangan sampai
hati saya tidak terbuka. Ibarat tempayan itu nungging. Sama-sama kena hujan, tetapi yang satu
ketika diangkat berisi air dan yang satunya sama saja seperti sebelumnya, tetap
kosong.
Taman-taman
keindahan jangan hilang dari diriku.
Saya harus memeriksa, isteri dan anak-anak saya harus periksa, seluruh sidang
jemaat harus memeriksa. Alangkah indahnya kalau kita memeriksa diri sendiri.
Amos 4:10
4:10 "Aku telah melepas penyakit sampar ke
antaramu seperti kepada orang Mesir; Aku telah membunuh terunamu dengan pedang
pada waktu kudamu dijarah; Aku telah membuat bau busuk perkemahanmu tercium
oleh hidungmu; namun kamu tidak berbalik kepada-Ku," demikianlah firman
TUHAN.
Di sini
dikaitkan dengan Mesir supaya mereka mengingat kembali apa yang terjadi di
Mesir. Supaya generasi muda ini ingat dulu ketika nenek moyang mereka di Mesir,
orang Mesir kena tulah karena menghalang-halangi orang Israel mau beribadah di
gunung di mana Musa bertemu dengan Tuhan di belukar duri.
Amos 4:11
4:11 "Aku telah menjungkirbalikkan kota-kota di
antara kamu, seperti Allah menjungkirbalikkan Sodom dan Gomora, sehingga kamu
menjadi seperti puntung yang ditarik dari kebakaran, namun kamu tidak berbalik
kepada-Ku," demikianlah firman TUHAN.
Dikunci
dengan ayat 11, masih ada kemurahan Tuhan karena mereka ditarik dari peleburan api. Tetapi toh masih juga keras
hatinya. Ini jangan terjadi dalam diriku dan dalam diri sidang jemaat, apalagi
kami hamba Tuhan.
Jangan
sampai tidak perbaiki
perbuatan yang tidak terpuji dan salah. Kadang bukannya membenahi diri tetapi sebaliknya lempar salah kepada orang lain. Ini hal yang keliru. Kalau tetap berbuat seperti itu
maka satu waktu engkau akan menemukan dirimu di luar pembentukan tubuh
Kristus yang sempurna.
Tidak menjadi Mempelai Wanita.
Mengapa
hujan ditahan oleh Tuhan?
1.
Karena
ibadah Israel adalah ibadah jahat, ibadah yang tidak benar.
Jadi jangan secara kasat
mata kita lihat “orang itu menjinjing Alkitab sampai 10 dan Psallo sampai 12”.
Kemudian menyanyi langgam keroncong, betawi, seriosa, solo, tetapi Tuhan
katakan “hatimu jauh dari padaKU”.
Tuhan tolong kami sidang
jemaat dan hamba Tuhan, biarlah tampil bagaikan awan yang ada air. Kalau
perkataan kita ada hubungannya dengan rencana Tuhan maka itu dikuatkan dan
digaris bawahi oleh Tuhan. Karena
hubungannya dengan Yerusalem.
Yesaya 44:26
44:26 Akulah
yang menguatkan perkataan hamba-hamba-Ku dan melaksanakan keputusan-keputusan
yang diberitakan utusan-utusan-Ku; yang berkata tentang Yerusalem: Baiklah ia
didiami! dan tentang kota-kota Yehuda: Baiklah ia dibangun, Aku mau mendirikan
kembali reruntuhannya!
2.
Zakharia 14:17
14:17
Tetapi bila mereka dari kaum-kaum di bumi tidak datang ke Yerusalem
untuk sujud menyembah kepada Raja, TUHAN semesta alam, maka kepada mereka tidak
akan turun hujan.
Itu sebabnya penyembahan
kita harus berkiblat ke Yerusalem. Artinya penyembahan kita harus kita kaitkan
diri kepada Yerusalem Baru. Memang dulu masih zaman Taurat, apalagi zaman
Daniel ketika mereka dibuang di Babel, kalau mereka menyembah, mereka kiblat ke
Yerusalem dan itu memang doa Salomo
pada waktu Bait Allah ditahbiskan. Dia berdoa “Kalau umat berperang lalu kalah
dan dibawa oleh musuh lalu mereka berdoa berkiblat ke Yerusalem, dengarkanlah
mereka ya Tuhan”.
1 Raja-raja 8:44
8:44 Apabila
umat-Mu keluar untuk berperang melawan musuhnya, ke arah mana pun Engkau
menyuruh mereka, dan apabila mereka berdoa kepada TUHAN dengan berkiblat ke
kota yang telah Kaupilih dan ke rumah yang telah kudirikan bagi nama-Mu,
Olehnya mari kita bersama
menyembah Tuhan, beribadahlah kepadaNya dengan sungguh-sungguh “Tuhan saya mau Yerusalem Baru” berarti
“saya mau menjadi Mempelai Wanita”. Disertai tindakan/perbuatan yang benar.
Dalam Zakharia 14:17
tidak dikatakan datang beribadah tetapi langsung dikatakan menyembah. Itu alat
yang ketiga dalam ruangan suci yaitu Mezbah Dupa Emas. Menyembah itu adalah
penyerahan diri sepenuh yang diangkat dari bahasa gerika proskoneho
1)
Seperti
anjing menjilat kaki tuannya
2)
Seperti
isteri yang menyerah sepenuh kepada suaminya.
Itu sebabnya dalam Wahyu
12:1 wanita itu hamil karena dia menyerah sepenuh kepada suaminya. Bukti
penyerahan penuh, dia menerima Firman Tuhan yang turun bagaikan hujan yang
lebat dan deras.
Saya sebagai hamba Tuhan,
tidak mungkin Tuhan percayakan rahasia Firman Tuhan kalau saya tidak belajar
menyerah sepenuh kepada Tuhan. Saya harus belajar bersandar sepenuhnya kepada
Tuhan sebab terkutuklah orang yang tidak bersandar kepada Tuhan.
Yeremia 17:5
17:5 Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang
yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang
hatinya menjauh dari pada TUHAN!
Dalam Ulangan pasal 28,
hujan tidak turun itu masuk dalam daftar kutuk.
Ulangan 28:23
28:23
Juga langit yang di atas kepalamu akan menjadi tembaga dan tanah yang di bawah
pun menjadi besi.
Mari kita kembali kepada
Tuhan dengan sepenuhnya tubuh,
jiwa dan roh kita tanpa ada pikiran-pikiran yang tidak bagus. Saya mau kembali
kepada Tuhan, mau menyembah seperti anjing menjilat kaki tuannya. Kaki itu
adalah bagian tubuh paling rendah, berarti merendahkan diri serendah-rendahnya.
Itu sebabnya dalam Wahyu
12:1-2 dilihat di antara langit dan bumi wanita yang hamil. inilah gereja Tuhan yang menyerah sepenuh
kepada Tuhan sebagai Suaminya..
Ketika hujan turun itu
mendorong kita untuk menyembah, arahnya ke Yerusalem Baru menjadi mempelai
wanita Tuhan. Olehnya pertahankan hubunganmu dengan Tuhan. Jangan sampai Tuhan
mengirim surat cerai. Dalam terjemahan lama Tuhan kirim surat talak.
Dalam segala lini
kehidupan sekarang ini iblis bergerak. Termasuk dalam organisasi.
Tuhan katakan “ayo
umatKu, biarlah timbul dalam hatimu tentang Yerusalem”.
Yeremia 51:50
51:50
Kamu, orang-orang yang terluput dari pedang, pergilah, janganlah berhenti!
Ingatlah dari jauh kepada TUHAN dan biarlah Yerusalem timbul lagi dalam hatimu:
Kalau sudah lupa dengan
Yerusalem, lupa bahwa kita ini ada rencana Tuhan untuk menjadikan Mempelai WanitaNya sekalipun banyak hal yang mengganggu, biarlah itu kembali timbul dalam hatimu.
Mazmur 137:5
137:5
Jika aku melupakan engkau, hai Yerusalem, biarlah menjadi kering tangan
kananku!
Kalau kita tidak kiblat
ke Yerusalem, pelayanan kita tidak sempurna, sebab tidak jelas arah, cacat sebab tangan kanan akan kering. Kalau
ibadah pelayanan kita tidak menuju pada Yerusalem, ini pelayanan sia-sia.
Tuhan
memberikan gambaran bahwa hubungan Tuhan dengan Israel itu bagaikan suami
isteri. Persoalan nikah ini tidak semua orang bisa mengerti.
Matius 19:10-12
19:10 Murid-murid itu berkata kepada-Nya: "Jika
demikian halnya hubungan antara suami dan isteri, lebih baik jangan
kawin."
19:11 Akan tetapi Ia berkata kepada mereka:
"Tidak semua orang dapat mengerti perkataan itu, hanya mereka yang
dikaruniai saja.
19:12 Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia
memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian
oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya
sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia
mengerti."
Nikah
jasmani mengarah pada nikah yang rohani. Nikah yang rohani tidak akan kita
mengerti kalau Tuhan tidak bukakan kepada kita. Di sini Tuhan tarik kepada
nikah jasmani untuk diproyeksikan kepada nikah yang rohani. Yang dikatakan ini
karena kemauannya sendiri, karena kerajaan Sorga. Berarti kehidupan pada
kalimat terakhir ini, benar-benar dari sejak sekarang dia hanya merindukan
Mempelai Laki-laki Sorga. Mau menikah secara jasmani atau tidak, bukan itu yang
utama. Tetapi kalau Tuhan izinkan menikah, rawatlah nikahmu itu.
Kalau
saudara diberikan Tuhan pengertian, akan nampak dalam praktek hidupmu. Memang
tidak ada nikah yang tidak diuji. Tetapi kalau dia ada pengertian maka tidak
ada rencana untuk berpisah selama-lamanya kecuali Tuhan yang ambil. Rawat dan
jagalah nikahmu.
Anak
muda remaja, jaga hubunganmu dengan Tuhan. Jangan ibadahmu cacat karena engkau
sendiri yang hidup membuat jadi cacat! Padahal ibadah ini dibawa bimbingan Firman
pengajaran supaya dari yang cacat dibenahi sehingga tidak cacat. Bawa hidupmu sungguh-sungguh mengasihi Tuhan. Kiblat ke Yerusalem. Artinya
bawa hidupmu untuk masuk Yerusalem Baru menjadi Tubuh Kristus yang sempurna.
Tuhan
memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar