Yohanes 4:5-14
4:5 Maka
sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar dekat tanah yang
diberikan Yakub dahulu kepada anaknya, Yusuf.
4:6 Di
situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia
duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas.
4:7 Maka
datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya:
"Berilah Aku minum."
4:8 Sebab
murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan.
4:9 Maka kata
perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta
minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan
orang Samaria.)
4:10 Jawab Yesus
kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia
yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta
kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup."
4:11 Kata
perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini
amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu?
4:12 Adakah
Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada
kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan
ternaknya?"
4:13 Jawab Yesus
kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi,
4:14 tetapi
barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk
selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata
air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang
kekal."
Sebagai
seorang hamba Tuhan saya tidak tahu kenapa Tuhan taruh hati seperti itu,
rasanya saya mau rangkul semua supaya masuk
pada penyingkiran. Begitulah gambaran hati saya sebagai gembala, kalau bisa jangan ada satu yang
tertinggal. Karena mata rohani saya melihat bencana yang berat yang akan kita
hadapi di depan ini. Andaikata Tuhan tidak taruh
hati seperti itu, saya sampaikan saja berita Firman yang biasa-biasa yang
penting sudah gelar ibadah dan saudara membawa korban serta membawa perpuluhan.
Tetapi saya rugi dan saudara juga rugi, sama-sama kita masuk aniaya
antikristus.
Tetapi
hati ini meluap-luap dengan kerinduan hati yang mendalam yang berangkat dengan
kasih Ilahi, kalau boleh umat Tuhan jangan ada yang tertinggal. Tetapi
tergantung saudara. Jangan
saudara menanggapi salah letupan-letupan dari belakang mimbar ini, rubahlah pandangan saudara. Sebenarnya bahasa
dari dalam hati ini adalah menyampaikan bagaimana
Tuhan mengasihi kita.
Ayat-ayat
yang kita baca ini adalah ayat pada nafasnya soal beri memberi. “jika engkau
memberi maka Aku akan memberi”. Bahkan Tuhan bukan hanya memberi tetapi Dia
akan tekan-tekan, Dia akan goncang-goncang sampai tumpah di ribaan kita kalau
kita bisa memberi.
Ayat
ini fokusnya justru pada jam 12 tengah hari, nasihat Tuhan supaya kita bisa
saling memberi. Itu adalah praktek kasih. Namun beri memberi di sini, ada yang
menjadi penghalang. Yang membuat orang itu tidak bisa memberi karena ada penghalang. Makanya Yesus
hadir di sana untuk melepaskan sekat, melepaskan penghalang itu supaya kedua
belah pihak bisa beri memberi. Dan itu adalah inti sorotan terang kebenaran
pada jam 12 tengah hari itu. Nanti akan disusul persoalan dalam nikah, dalam
nikahpun persoalan beri memberi. Apa yang menjadi sekat sehingga kita sukar
untuk beri memberi. Saudara akan sukar
memberi kalau sekat itu tidak
dikeluarkan.
Waktu
Israel dikeluarkan oleh Tuhan dari Mesir, harus ada domba yang disembelih
supaya mereka bisa dibebaskan dari perbudakan
Mesir. Kalau untuk kita bukan domba sungguhan, tetapi Yesus yang harus
disembelih untuk kita. Kalau dulu yang menjadi penghalang Israel keluar dari
Mesir adalah Firaun yang memperbudak mereka. Bagi kita sekarang, Yesus rela
tersembelih untuk membebaskan kita supaya kita bisa memberi dan kita menerima
pemberian.
Bangsa
Israel disebut oleh Tuhan keras kepala, bila diukur dari korban mereka itu
binatang sungguhan. Kalau korban kita bukan binatang sungguhan tetapi pribadi
Yesus yang tersembelih. Kalau kita tetap keras hati, keras kepala, kepala batu
dan keras tengkuk itu lebih parah dari orang Israel! Karena untuk menghancurkan
sekat kita itu, Yesus harus tersembelih. Hukuman
kita lebih berat dari pada orang Israel.
Olehnya
mari kita hargai cara Tuhan menghancurkan sekat supaya kita bisa memberi. Orang
Yahudi ini malah memberikan sesuatu yang luar biasa, sifatnya kekal, karena
keselamatan datang dari orang Yahudi. Itulah yang ditawarkan oleh Yesus.
Maaf,
saya belum buka puasa, sebab saya janji, nanti selesai sesi III baru saya mau
buka. Hati ini membara penuh kasih Kristus, saya ingin kita selamat semua di
depan ini. Itu kerinduan hati yang mendalam dalam hati ini yang saya tangisi.
Makanya saya katakan sakit ini hati kalau ada yang tidak hargai. Kalau saya
sakit hati maka Tuhan lebih sakit hatinya. Karena itu hargai lawatan Tuhan.
Ada
sekat sehingga mengapa tidak bisa memberi. Coba baca tadi “beri Aku minum”
langsung sekat itu di depan.
Yohanes 4:7-9
4:7 Maka
datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya:
"Berilah Aku minum."
4:8 Sebab
murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan.
4:9 Maka kata
perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta
minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan
orang Samaria.)
Tidak
bergaul, tidak beramah-ramahan maka sukar untuk memberi. Kalau hal itu yang
kita angkat ke permukaan maka hati kita sukar untuk memberi. Memberi di sini
bukan hanya sebatas air atau sebatas roti. Pemberian yang Tuhan tawarkan di
sini adalah pengampunan dan hidup kekal lewat Korban Kristus.. Tuhan meminta
supaya perempuan ini bisa memberi,
tetapi ada sekat yang membuat dia tidak bisa memberi. Namun Yesus tetap
menawarkan supaya dia mencapai hidup yang kekal.
Yang
membuat kita tidak bisa memberi karena ada roh tidak nyaman dalam hati kita,
tidak ada pergaulan di sana, roh tidak ada kesesuaian paham, tidak ada
beramah-ramahan alias ada roh ketidakdamaian. Kalau sekat ini tidak dicabut dan
dirombak, jangan harap bisa memberi. Kadang kita tidak mau dicabut sekat itu
bahkan minta dipertebal sekat itu. Kalau perlu jangan cuma batu bata tetapi
tambah dengan batako, kalau perlu tambah lagi dengan batu yang dipahat menjadi
tembok, maka perselisihan itu bertambah-tambah. Mana
mungkin
bisa memberi kalau ada perselisihan?.
Memberi pengampunan ini yang Tuhan minta, makanya Tuhan robohkan tembok
pemisah.
Jangan
ada pada kita tidak bisa mengampuni. Ini yang Tuhan minta sebab Yesus sudah segera datang dan kita mau masuk pesta
pondok daun. Makanya menjelang pesta pondok daun, pada bulan yang sama pada
tanggal 10 ada pesta Grafirat dan di sana ada doa puasa. Puasa ini harus
dilakukan oleh semua umat, siapa yang tidak mau maka dia akan dilenyapkan dari
antara umat. Dia akan tenggelam
dalam hiruk pikuk dalam zaman antikristus.
Kita
sudah mau masuk dalam penyingkiran gereja, makanya itu dekat dengan doa puasa. Beri waktu untuk doa puasa saja kepada Tuhan begitu berat, malah kita ukur pemberian kita
kepada Tuhan dengan hal-hal yang lain. Padahal pemberian yang Tuhan cari yaitu
penyerahan diri kita sepenuh sampai daging tidak bersuara lagi. Makanya untuk
memungkinkan kita ke sana, Tuhan robohkan tembok pemisah.
Jangan
kita kembangkan roh perselisihan itu. Kalau anda memiliki pribadi Yesus dalam
hatimu yang selalu siap memberi, harus ada roh
mengampuni, bukannya dikembangkan.
Itulah pribadi Yesus, Dia memberikan korbanNya supaya ada sarana bagi kita agar bisa mengampuni dan diampuni.
Apakah
bahasa Firman yang disampaikan dari mimbar ini adalah guyonan Tuhan? Seperti
kata-kata yang disinyalir
oleh rasul Petrus dalam II Petrus pasal 3 “ah dari dulu katanya Tuhan mau
datang, sampai sekarang ini tidak ada perubahan!” ini roh pengejek. Ini jangan
terjadi pada kita. Apalagi nubuatan dalam
7 pesta bangsa Israel bagi kita,
sekarang ada pada pesta keenam, mau masuk pada pesta ketujuh (pondok daun-daunan).
Yesus
rela memberi namun lebih dahulu sekat itu harus disingkirkan. Setelah sekat
antara Samaria dan Yahudi disingkirkan, kemudian meningkat sekat antara suami
isteri. Ada sekat-sekat di dalam kehidupan suami isteri dan itu harus
diselesaikan supaya Tuhan bisa memberi. Yang Tuhan tawarkan ini bukan hal yang
fana tetapi hidup yang kekal, air yang memancar sampai pada hidup yang kekal.
Yohanes 4:14,22
4:14 tetapi
barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk
selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata
air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang
kekal."
4:22 Kamu
menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab
keselamatan datang dari bangsa Yahudi.
Keselamatan
ini yang ditawarkan dan mau diberi kepada orang Samaria (segala bangsa).
Kadang
kita bercerita lalu orang lain bertanya “di mana kau gereja” lalu dijawab
“gereja Pantekosta Tabernakel”. Mereka berucap lagi “luar biasa itu”. Jangan
sampai kesaksian itu malah kita kaburkan. Berarti kita adalah orangnya Tuhan yang ditangani Tuhan
secara khusus. Sebenarnya kita berbahagia karena tangan Tuhan sedang membangun kita.
Jangan
sampai kemasannya baru tetapi isinya lama. Setelah dilihat bungkusannya “luar
biasa, ini barang baru” tetapi begitu dibuka “ah ternyata sama saja”. Ini yang
Tuhan ingin Tuhan ubahkan. Kalau sekat itu kita hancurkan maka kita bisa memberi.
Contoh
bagi kita yang hidup akhir zaman ini. Di luar dan di dalam gereja banyak hal
yang terjadi sehingga membuat orang sulit memberi. Ketika Tuhan menyelamatkan
bangsa Israel, Dia bukan mengungkit, tetapi Dia ingatkan bagaimana dahulu Tuhan
datang menyelamatkan orang Israel.
Mikha 6:3
6:3
"Umat-Ku, apakah yang telah Kulakukan kepadamu? Dengan apakah engkau telah
Kulelahkan? Jawablah Aku!
Yesus
ketika datang di sumur itu Dia lelah dan letih. Tetapi Tuhan di sini malah
tanya “apakah Saya melelahkan kamu, dari sisi mana Saya melelahkan kamu?
Kebalikannya malah kamu yang melelahkan Aku!”.
Ini
bahasa yang mengandung makna sangat dalam
yang isinya kesedihan hati Tuhan yang sangat menyayat hati. Mengapa
Tuhan bertanya “dengan apakah engkau telah Kulelahkan”? Karena umat mengatakan
Firman Tuhan itu hanya menjadi
beban.
Yesaya 30:11
30:11
menyisihlah dari jalan dan ambillah jalan lain, janganlah susahi kami dengan
Yang Mahakudus, Allah Israel."
Yeremia 23:33-40
23:33 Apabila
bangsa ini -- baik nabi ataupun imam -- bertanya kepadamu: Apakah Sabda yang
dibebankan oleh TUHAN?, maka jawablah mereka: Kamulah beban itu! Sebab itu kamu
akan Kubuang dari hadapan-Ku, demikianlah firman TUHAN.
23:34 Adapun
nabi atau imam atau rakyat yang masih berbicara tentang Sabda yang dibebankan
oleh TUHAN, kepada orang itu dan kepada keluarganya akan Kulakukan pembalasan.
23:35 Beginilah
harus kamu katakan, masing-masing kepada temannya dan masing-masing kepada
saudaranya: Apakah jawab TUHAN? atau: Apakah firman TUHAN?
23:36 Tetapi
Sabda yang dibebankan oleh TUHAN janganlah kamu sebut-sebutkan lagi, sebab yang
menjadi beban bagi setiap orang ialah perkataannya sendiri, oleh karena kamu
telah memutarbalikkan perkataan-perkataan Allah yang hidup, TUHAN semesta alam,
Allah kita.
23:37 Beginilah
engkau harus berkata kepada nabi: Apakah jawab TUHAN kepadamu? atau: Apakah
firman TUHAN?
23:38 Tetapi
jika kamu masih berbicara tentang Sabda yang dibebankan oleh TUHAN, maka
beginilah firman TUHAN: Oleh karena kamu masih memakai ungkapan Sabda yang
dibebankan oleh TUHAN itu, sekalipun Aku mengutus orang kepadamu mengatakan:
Janganlah kamu berbicara tentang Sabda yang dibebankan oleh TUHAN,
23:39 maka
sesungguhnya, Aku akan menangkap kamu dan membuang kamu dari hadapan-Ku, kamu
serta kota yang telah Kuberikan kepadamu dan kepada nenek moyangmu itu.
23:40 Aku akan
menimpakan kepadamu aib yang kekal dan noda yang kekal yang tidak akan
terlupakan."
Tuhan
tanya “apa tindakanKu yang melelahkan kamu” padahal justru sebaliknya mereka
yang melelahkan Tuhan.
Mikha 6:4
6:4 Sebab Aku
telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir dan telah membebaskan engkau dari
rumah perbudakan dan telah mengutus Musa dan Harun dan Miryam sebagai
penganjurmu.
6:5 Umat-Ku,
baiklah ingat apa yang dirancangkan oleh Balak, raja Moab, dan apa yang dijawab
kepadanya oleh Bileam bin Beor dan apa yang telah terjadi dari Sitim sampai ke
Gilgal, supaya engkau mengakui perbuatan-perbuatan keadilan dari TUHAN."
Bagaimana bisa Tuhan dituduh melelahkan mereka?
1.
Tuhan sudah menuntun mereka keluar dari
tanah Mesir.
2.
Telah membebaskan mereka dari rumah
perbudakan
3.
Telah mengutus Musa dan Harun serta
Miryam sebagai penganjur
4.
Kutuk Tuhan ganti dengan berkat.
5.
Tuhan perlihatkan keajaiban dari Sitim
ke Gilgal yaitu sungai Yordan dibelah oleh Tuhan. Apakah itu bukan mujizat yang
luar biasa.
Kalau
Israel tidak bisa memberi kepada Tuhan, bisa saja
Tuhan
berkata sampai
hati.
Bagi kita Yesus rela datang ke dunia dan seperti domba rela disembelih untuk saya dan saudara. Tadinya
ada sekat antara kita dengan Tuhan namun Yesus sudah hancurkan sehingga kita
diterima oleh Tuhan. Tetapi kenapa antara kita dengan sesama malah kita dirikan
tembok.
Kesaksian
Pdt. Pong, ada seorang ibu datang kepada beliau dan berkata “om, selagi kekasih
itu ada dalam gereja, saya tidak akan masuk-masuk gereja!”. Akhirnya Pdt. Pong
berkata “bagaimana kalau saudara yang membuat kau sakit hati itu ada di sorga,
ibu juga tidak mau masuk sorga juga kan karena dia ada di sorga?”. Akhirnya ibu
itu menangis karena tidak mau memberi pengampunan. Kita sudah Tuhan ampuni
kenapa kita tidak bisa memberi pengampunan.
Kita
sudah diampuni oleh Tuhan, kita juga harus bisa memberi pengampunan kepada
orang lain. Begitu opa Pong bicara seperti itu maka ibu itu sadar dan menangis.
Itulah konsep manusia yang mempertahankan tembok perseteruan. Makanya dalam
Yohanes pasal 4 ini adalah soal beri memberi, dalam hal ini adalah memberi
pengampunan.
Kita
ini sudah makin dekat garis finish, ayo jangan kita pertahankan roh
perseteruan. Kita ini sudah Tuhan ampuni, lepaskan
pengampunan pada orang lain. Jangan dirikan tembok pemisah itu dan dipertebal.
Kalau dalam Yohanes pasal 4 ini mereka tidak beramah-ramahan, kalau dipertebal
berarti itu tembok perseteruan, kalau dipertebal lagi maka itu tembok
peperangan. Ini jangan sampai terjadi pada diri kita.
Yohanes
pasal 4 ini dalam maknanya begitu luas dan dalam sama seperti sumur yang dalam
ini. Makin dalam sumur maka makin mampu menghadapi kekeringan. Makin dalam
Firman di sampaikan makin tangguh kita menghadapi kegoncangan dunia ini.
Matius 18:21-22
18:21 Kemudian
datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku
harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh
kali?"
18:22 Yesus
berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali,
melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
Bayangkan,
pengampunan itu adalah pengampunan yang tidak berujung. Kalau saudara
mengampuni seseorang, jangan sampai ada ujungnya. Kalau
saudara mempertahankan tidak memberi pengampunan, berarti itu roh Lamekh yang
mempunyai dua isteri. Lamekh itu adalah orang yang tidak mau memberi
pengampunan, roh Lamekh inilah kasih yang terbagi.
Manusia pertama yang poligami itu adalah Lamekh, kasihnya sudah bercabang.
Orang yang kasihnya bercabang sulit memberi pengampunan. Ini yang jangan
terjadi dalam kehidupan saudara dan saya.
Kejadian 4:23-24
4:23 Berkatalah
Lamekh kepada kedua isterinya itu: "Ada dan Zila, dengarkanlah suaraku:
hai isteri-isteri Lamekh, pasanglah telingamu kepada perkataanku ini: Aku telah
membunuh seorang laki-laki karena ia melukai aku, membunuh seorang muda karena
ia memukul aku sampai bengkak;
4:24 sebab jika
Kain harus dibalaskan tujuh kali lipat, maka Lamekh tujuh puluh tujuh kali
lipat."
Jadi, kenapa tidak bisa memberikan
pengampunan? Sebab kasih sudah bercabang. Entah bercabang empat, bercabang dua,
bercabang lima. Kalau kita mengasihi A, jangan bercabang. Kalau kita mengasihi
B, kasihilah si B. Pengertian kasih yang bercabang di sini misalnya adalah saya sulit mengasihi si A
karena saya lebih mengasihi
telur ayam saya, saya sulit mengasihi si B karena saya lebih mengasihi bebek
saya. Ini yang banyak kali terjadi dalam diri kita.
Matius 18:23-24
18:23 Sebab hal
Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan
hamba-hambanya.
18:24 Setelah ia
mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang
berhutang sepuluh ribu talenta.
Begitu
banyak hutangnya, kalau dijadikan dinar, tidak
akan bisa dia lunaskan. Karena 1 dinar adalah upah satu hari. Kalau mau dia
selesaikan tidak akan bisa, usianya tidak akan sampai. Dosa kita mana bisa kita
selesaikan sendiri.
Matius 18:25-26
18:25 Tetapi
karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan
supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar
hutangnya.
18:26 Maka
sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku
akan kulunaskan.
Tidak
mungkin bisa dia selesaikan, itu hanya omong kosong.
Matius 18:27
18:27 Lalu
tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia
membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.
Waktu
zaman perang di Amerika masih terbagi dua yaitu
utara dan selatan, selatan itu pertanian dan utara industri. Yang di selatan
ini membutuhkan banyak tenaga sehingga mereka membeli budak-budak orang negro.
Satu ketika seorang penginjil lewat di tempat lelang manusia. Dia melihat
seorang suami dilelang “siapa yang mau beli?” maka jatuhlah harga sekian dollar
karena suami ini sudah tua maka ditawar murah. Kemudian isterinya dilelang dan
jatuh kepada keluarga yang lain. Lalu anaknya yang sulung dilelang dengan harga
tinggi dan dibeli oleh orang yang mempunyai ladang besar. Anak kedua, ketiga
dan keempat juga dilelang. Akhirnya seluruhnya mereka berenam itu akan dipisah-pisahkan.
Penginjil
yang lewat itu mendengar ratap tangis dan melihat suami, isteri dan anak-anak
itu berpeluk-pelukan karena mereka sudah dibeli oleh orang-orang yang
terpisah-pisah. Penginjil itu tergerak hatinya dan bertanya “berapa harga
seluruh mereka ini, saya bayar 2 kali lipat”. Dia membeli semua mulai dari
papa, ibu dan anak-anak. Lalu panitia menghitung sekian dan penginjil itu
membayar. Kemudian berhentilah ratap tangis mereka dan mereka tinggal di rumah
bapak penginjil ini tidak jadi terpisahkan.
Bukankah
Yesus sudah berbuat begitu kepada kita, kalau saja kita tidak dibeli oleh
Tuhan, kita terpisah-pisah, hancur kita. Namun Yesus sudah memiliki kita. Kalau kita sudah diampuni,
mengapa kita tidak bisa mengampuni orang lain.
Matius 18:28-29
18:28 Tetapi
ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang
seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar
hutangmu!
18:29 Maka
sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan
kulunaskan.
Memang
bisa dia bayar karena hanya 100 dinar, itu upah 100 hari.
Matius 18:30-34
18:30 Tetapi ia
menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya
hutangnya.
18:31 Melihat
itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi
kepada tuan mereka.
18:32 Raja itu
menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat,
seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku.
18:33 Bukankah
engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?
18:34 Maka
marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia
melunaskan seluruh hutangnya.
Tidak
bisa dia lunaskan utangnya maka bagiannya sengsara 3.5 tahun. Ini
jangan terjadi pada kita.
Yohanes
pasal 4 ini dibagi 3 yaitu:
1.
Persoalan beri memberi
2.
Hubungan suami isteri saling memiliki
3.
Ibadah
Bagaimana
kita menyikapi Firman Tuhan selama ini. Sudah begitu deras Firman turun kepada
kita tetapi kenapa belum bisa kita praktekan. Karena tidak serius! Menganggap
Firman Tuhan yang disampaikan itu hanya guyonan lalu berpikir Tuhan tidak akan
menghukum. Kalau beranggapan tidak mungkin Tuhan menghukum kita karena Tuhan
kasih adanya, itu sesat seperti saksi Yehova!
Jika sering masih pertahankan roh perselisihan, hal itu membuat sedih hati gembala
dan sedih hati Tuhan. Berarti kita membiarkan diri akan jatuh dalam pelukan
setan besar yaitu masuk aniaya antikristus.
Saya
sebagai gembala kadang ngotot dari mimbar bukan
karena saya membenci tetapi karena saya mengasihi saudara. Kalau saya
mengatakan mengasihi sidang jemaat, ada Yesus yang lebih mengasihi saudara. Dia
rela tersembelih untuk saudara dan saya. Mengapa kita tidak bisa menghapuskan sekat,
jangan pertahankan permusuhan. Maka
kita akan mendapatkan kenyamanan, akan menerima air hidup yang memancar sampai
pada kekekalan.
Jangan
seperti Lamekh berkata sampai 70x7 kali lipat tidak
akan mengampuni. Lamekh itu kebalikan dari Yesus.
Mari
kita duduk menyembah Tuhan, berterima kasih sebab kita sudah diampuni oleh
Tuhan.
Tuhan
Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar