Wahyu 6:9-11
6:9 Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai
yang kelima, aku melihat di bawah mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh
oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki.
6:10 Dan mereka berseru dengan suara nyaring, katanya:
"Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang kudus dan benar, Engkau tidak
menghakimi dan tidak membalaskan darah kami kepada mereka yang diam di
bumi?"
6:11 Dan kepada mereka masing-masing diberikan sehelai
jubah putih, dan kepada mereka dikatakan, bahwa mereka harus beristirahat
sedikit waktu lagi hingga genap jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara
mereka, yang akan dibunuh sama seperti mereka.
Mendengar
kalimat “akan dibunuh sama seperti mereka” ini bahasa yang mengerikan. Itulah
nasib dari hamba-hamba Tuhan yang menyuarakan kebenaran Firman. Jangankan
menyuarakan Firman, orang baru mencari kebenaran sudah dibenci, apalagi
menyuarakan kebenaran. Banyak kali orang mendengar kata “dibenci” segera urung
niat untuk mencari kebenaran. Padahal tadinya punya niat untuk mencari
kebenaran tetapi akhirnya urung niat karena ternyata dia dibenci, apalagi
sebagai pemberita.
Jadi
orang-orang yang mati sahid ini adalah orang yang mencari kebenaran dan setelah
mendapat kebenaran mereka menjadi pemberita kebenaran. Resikonya kita temukan
di dalam Ibrani pasal 11.
Ibrani 11:36-37
11:36 Ada pula yang diejek dan didera, bahkan yang
dibelenggu dan dipenjarakan.
11:37 Mereka dilempari, digergaji, dibunuh dengan
pedang; mereka mengembara dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing
sambil menderita kekurangan, kesesakan dan siksaan.
Termasuk
nabi Yesaya, mati karena di gergaji. Saudara lihat saja kalau digergaji, sakit
atau tidak.
Ibrani 11:38-40
11:38 Dunia ini tidak layak bagi mereka. Mereka
mengembara di padang gurun dan di pegunungan, dalam gua-gua dan celah-celah
gunung.
11:39 Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang
dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu
kesaksian yang baik.
11:40 Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih
baik bagi kita; tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan.
Ini
keadaan para pemberita kebenaran. Baru mencari kebenaran sudah dibenci, apalagi
menjadi pemberita. Akibatnya seperti yang dipaparkan tadi dalam Ibrani
11:36-40. Dalam ayat 38 saudara melihat mereka ada tinggal di gua-gua dan
celah-celah gunung. Nanti dalam Wahyu pasal 6 ayat 12 dan selanjutnya,
orang-orang yang tadi disebut pelaku pembunuh, akhirnya baru ke gua-gua dan
celah-celah gunung. Jika dihubungkan dengan Ibrani 11:38 berarti mereka baru butuh
mana ini pemberita kebenaran, mereka baru mencari tetapi tidak dapat, sudah
terlambat.
Dalam
seruan jiwa mereka, seruan darah mereka, ternyata itu diperhitungkan oleh
Tuhan. Jeritan atau
seruan jiwa oleh darah mereka
yang digergaji, dirajam batu, diparang dan sebagainya, mereka berseru sangat diperhitungkan dan diterima oleh
Tuhan. Tuhan memberikan mereka jubah putih.
Wahyu 6:11
6:11 Dan kepada mereka masing-masing diberikan sehelai
jubah putih, dan kepada mereka dikatakan, bahwa mereka harus beristirahat
sedikit waktu lagi hingga genap jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara
mereka, yang akan dibunuh sama seperti mereka.
Kepada
siapa mereka berseru? Kepada Raja kebenaran mereka berseru menuntut kebenaran
dan keadilan. Maka seruan ini diterima oleh Tuhan. Benar-benar disambut oleh
Tuhan dan diperhitungkan oleh Tuhan. Tetapi lebih dahulu diberikan kepada
mereka jubah putih. Berarti Raja kebenaran itu mengakui bahwa mereka sama
dengan Dia, berarti diakui di dalam diri mereka ada kebenaran dan kesucian.
Ditambah lagi jubah putih bicara kebenaran dan kesucian, sekaligus ada roh
perhentian di dalamnya, ada roh ketenangan di dalamnya. Ayat Firman Tuhan
jelas:
Yesaya 32:17
32:17 Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai
sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk
selama-lamanya.
Inilah
arti jubah putih diberi Tuhan kepada mereka. Karena mereka adalah orang yang
mencari kebenaran dan memberitakan kebenaran walaupun taruhannya adalah nyawa
mereka.
Yesaya
bersaksi bahwa orang yang mencari kebenaran dan mendapatkan kebenaran, akan
dibenci dan dinista.
Yesaya 51:1
51:1 Dengarkanlah Aku, hai kamu yang mengejar apa yang
benar, hai kamu yang mencari TUHAN! Pandanglah gunung batu yang dari padanya
kamu terpahat, dan kepada lobang penggalian batu yang dari padanya kamu
tergali.
Bukan
cuma mencari tetapi mengejar. Sebab nanti dalam Wahyu 6:12, matahari akan
menjadi gelap seperti kain perkabungan. Berarti kasih Allah ditarik, diambil,
diangkat oleh Tuhan. Sebelum kasih Allah ditarik, diambil, diangkat oleh Tuhan,
kita harus menggunakan waktu mengejar. Ibarat saudara melihat suatu barang
ditarik dan saudara tidak melihat orang yang menarik maka saudara lari untuk
mendapatkan barang itu. Jangan tunggu kita tidak mendapatkan lagi.
Wahyu 6:12 (Terjemahan Lama)
6:12 Maka aku tampak tatkala Anak domba itu membuka
meterai yang keenam itu, bahwa jadilah gempa bumi besar, dan matahari pun
menjadi hitam seperti suatu kain kabungan daripada rambut, dan bulan
semata-mata menjadi seperti darah,
Nanti
matahari akan gelap bagaikan kain perkabungan. Itu menunjukkan kasih Allah
diangkat, kebenaran Allah ditarik oleh Tuhan. Maka akibatnya digambarkan
seperti orang perkabungan. Orang yang tidak mendapatkan lagi, dia akan meratap
seperti orang berkabung.
Yesaya 51:1
51:1 Dengarkanlah Aku, hai kamu yang mengejar apa yang
benar, hai kamu yang mencari TUHAN! Pandanglah gunung batu yang dari padanya
kamu terpahat, dan kepada lobang penggalian batu yang dari padanya kamu
tergali.
Berarti
ada orang yang punya minat, yang punya niat mengejar kebenaran. Semoga orang
yang punya niat dan minat itu adalah saudara dan saya. Ternyata kebenaran itu
ada pada gunung batu. Yesus disebut batu karang yang teguh. Batu karang yang
teguh ini juga disebut gunung keluputan. Biarpun musuh mengejar kalau kita ada
di gunung keluputan, walaupun tinggal sedikit, tidak akan didapat oleh musuh.
Yesaya 51:7
51:7 Dengarkanlah Aku, hai kamu yang mengetahui apa
yang benar, hai bangsa yang menyimpan pengajaran-Ku dalam hatimu! Janganlah
takut jika diaibkan oleh manusia dan janganlah terkejut jika dinista oleh
mereka.
Sudah
dikejar, sudah mencari, sekarang dia miliki. Namun dibenci, dinista, dikutuk,
dilaknat oleh mereka. Apalagi kalau menjadi pemberita. Makanya kami tidak akan
terkejut jika kami mengejar kebenaran dan memiliki kebenaran kemudian kami
beritakan namun arus balik yang kami terima, kami dibenci. Terima kasih banyak,
berarti yang kami beritakan itu dari sorga, itu yang benar. Bukannya justru
angka kaki lari tunggang langgang, tidak demikian. Sebabnya kita mencari
kebenaran dan memberitakan kebenaran.
Itu
sebabnya mereka diberikan jubah putih. Putih itu lambang kebenaran dan kesucian. Berarti Tuhan mengukur mereka sama seperti
diriNya, mereka ada di dalam kebenaran dan kesucian. Akibat kebenaran dan
kesucian itu ada perhentian dan roh ketenangan. Makanya Tuhan memberikan
perhentian dan ketenangan kepada mereka dengan mengatakan “sabar”. Itu sebabnya
pada Wahyu 6:11-17 itu ada pembalasan. Pembalasan itu datang dan mengerikan.
Sebabnya kalau kita mencari dan mendapatkan kebenaran, jangan saudara lepaskan,
supaya jangan saudara bertemu dengan yang mengerikan. Kita sudah mencari bahkan
mengejar, berarti menggunakan waktu semaksimal mungkin dan mencari sekuat
tenaga, semoga saya dan saudara adalah orangnya.
Dihadapan
Tuhan saya akan pertanggung
jawabkan apa yang saya beritakan. Dari sejak
awal saya menemukan pengajaran ini maka saya pegang erat-erat dan tidak akan saya
lepaskan lagi sesuai amanat Tuhan kepada jemaat yang ada di Smirna dan juga ada
di Filadelfia “peganglah apa yang ada padamu”.
Mereka
ini benar-benar ada dalam kebenaran dan kesucian. Buktinya mereka punya Firman
Allah dan ada kesaksian, itulah pengalaman dalam Firman. Ingat yang terjadi
hari-hari terakhir ini, ada kecenderungan orang mengurangi kebenaran. Bukan
cuma mengurangi kebenaran Firman tetapi satu waktu kebenaran itu akan ditolak.
Itu terjadi di zaman antikristus. Kalau sekarang ini ada gejala atau
kecenderungan orang mengurangi Firman, maka satu saat puncaknya Firman Tuhan
itu ditolak. Jika Firman Allah sudah dikurangi, bagaimana bisa mencapai
kesempurnaan.
Diperlihatkan
di sini orang yang jiwanya ada di bawah mezbah. Mereka diberikan jubah putih.
Berarti mereka menerima Firman itu utuh dan memberitakan Firman utuh, tidak
dikurangi. Makanya Tuhan jawab dengan memberikan jubah putih, itu adalah kebenaran
Allah yang penuh kepada mereka dan sekaligus itu perhentian, ketenangan bagi
mereka.
Jika ada
kecenderungan memilah-milah Firman, mengurangi Firman maka tanpa disadari akan
sampai pada ujungnya menolak kebenaran Firman. Tidak dapat disangkali lagi, hari-hari
terakhir ini banyak penolakan-penolakan, kebenaran Firman ditolak. Bukan
penolakan secara penuh, tetapi Firman itu mulai dikurangi.
Tuhan
Yesus memberikan perumpamaan di dalam Lukas pasal 18, tetapi diakhiri pada ayat 8. Ini yang kita jaga.
Sehingga Yesus mengatakan “jangan-jangan Aku datang, tidak ada iman lagi di
atas bumi”. Kalau dibahasakan, kecurigaan Tuhan ini, tentu tidak sama seperti
bahasa manusia. Tetapi Tuhan Yesus sudah melihat bahwa akan terjadi penolakan akan
Firman sehingga iman di atas bumi tidak Yesus temukan lagi.
Lukas 18:8
18:8 Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan
mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di
bumi?"
Kenapa
tidak ada lagi iman di bumi? Dimulai dengan umat Tuhan mengurangi Firman, akhirnya
menolak Firman. Kalau menolak Firman bagaimana bisa ada iman di bumi. Bagaimana
dapat dikatakan orang yang menolak Firmandan disebut mati sahid! Ini mustahil.
Firman
kebenaran itu tujuannya untuk menyucikan kita. Kecenderungan mengurangi nilai kebenaran
Firman adalah datang beribadah, ada pelayanan tetapi hanya mengejar mujizat
jasmani. Penyakit sembuh, ok! Mati bangkit, ok! Ekonomi dipulihkan, ok! Itu
tidak salah tetapi bukan itu yang dapat dikatakan iman yang dicari oleh Tuhan.
Ternyata
iman yang dicari oleh Tuhan tidak lepas dengan tantangan, cobaan dan berbagai
gejolak yang kita hadapi tetapi kita tangguh menghadapinya. Itu iman yang
dicari oleh Tuhan! Bukan iman karena sakit disembuhkan atau iman karena ekonomi
dipulihkan. Itu tidak akan menghasilkan iman yang tangguh, iman yang dicari
oleh Tuhan. Tanpa sadar kalau kita hanya mengejar yang seperti itu berarti
mengurangi kebenaran Firman. Lihat saja kalau ada KKR kesembuhan Ilahi
berjubel-jubel orang hadir, dari lubang semut orang-orang keluar. Tetapi ketika kena cobaan, mana imannya. Itu
berarti tidak mengejar kebenaran, tidak mencari kebenaran. Kalau dia mengejar,
tidak bakal seperti itu.
I Petrus 1:5-6
1:5 Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah
karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk
dinyatakan pada zaman akhir.
1:6 Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini
kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.
Kalau
cuma iman karena ekonomi dipulihkan, mata buta menjadi melek, lumpuh bisa berjalan,
penyakit apapun disembuhkan, bagaimana dia bisa bergembira menghadapi pencobaan
karena kebenaran. Karena kebenaran dia dibenci dan dinista tanpa alasan.
I Petrus 1:7
1:7 Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan
kemurnian imanmu -- yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana,
yang diuji kemurniannya dengan api -- sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan
kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.
Ketika
kita diizinkan masuk pada api pemurnian bagaimana iman kita. Jangankan api
pemurnian, bangun sembayang subuh saja menderita. Paling dia berkata “sudahlah
tidak usah sembayang” paling duduk satu dua menit, amin. Atau kalau bisa 5
menit amin, atau 10 menit amin, tambah lagi 15 menit sudah amin. Mungkin 1 jam
sembayang tetapi banyak tidurnya. Bagaimana bisa orang itu mendapat
puji-pujian, kemuliaan dan kehormatan ketika Yesus datang menyatakan diriNya.
Itu
yang ditakuti oleh raja-raja, bangsawan-bangsawan, perwira-perwira yaitu ketika Yesus datang kedua
kali.
Wahyu 6:15-16
6:15 Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta
perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua
budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu
karang di gunung.
6:16 Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan
kepada batu-batu karang itu: "Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah
kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba
itu."
Mengapa mereka
ketakutan? Karena iman mereka tidak seperti tadi. Mereka hanya mencari
kesembuhan. Karena mencari kesembuhan tidak mereka peroleh di gereja, mereka
pergi ke dukun. Di dukun mereka tidak dapatkan juga, mereka kembali ke gereja.
Ini orang yang sadar atau tidak sadara mengurangi kebenaran Firman, akhirnya apa
yang dia cari tidak dia peroleh maka dia menolak kebenaran Firman. Ini jangan
sampai terjadi pada kita.
Jeritan
jiwa-jiwa yang di bawah mezbah itu diperduli oleh Tuhan, diterima oleh Tuhan,
disambut oleh Tuhan, diperhitungkan oleh Tuhan, akhirnya ada jawaban. Orang
yang mencari kebenaran, menerima kebenaran, memberitakan kebenaran kemudian
resikonya dia harus lepas nyawa, jawabannya dia peroleh maka ada hukuman bagi
orang lain dan hukuman itu sangat mengerikan.
Kekasih
yang diberkati oleh Tuhan, untuk menolong kita maka kita diberi Firman pengajaran.
Marilah kita muliakan ajaran Tuhan. Bukan kita muliakan karena kita sembuh
tetapi karena ajaran Tuhan itu betul-betul membenahi kehidupanmu, merubah sifatmu sebagai seorang suami, sebagai
seorang isteri, sebagai seorang anak. Inilah yang harus dimuliakan.
Titus 2:10
2:10 jangan curang, tetapi hendaklah selalu tulus dan
setia, supaya dengan demikian mereka dalam segala hal memuliakan ajaran
Allah, Juruselamat kita.
Ayat
ini ada yang lawan. Kami pernah ditelpon oleh seorang kekasih menyangkut ayat
ini. Tetapi sebenarnya dia tolak itu karena dia tidak mengerti ayat ini. Kalau
dia mengerti ayat ini dia tidak akan tolak. Dia itu seorang hamba Tuhan,
seorang gembala, kalimat yang dia kumandangkan “ada gereja yang cuma memuliakan
ajaran Tuhan, bukan Yesus”. Waktu saya ditelpon saya katakan kasihan orang itu,
kemudian saya jelaskan.
Satu
waktu orang itu muncul di sini. Saya berikan alegori, waktu itu masih presiden
SBY. “kau hormati presiden kita” dia jawab “iya”. “Kau terima
perintah-perintahnya?” mulai dia bingung di situ. Saya katakan “jangan kita
berkata seperti itu membodohi jemaat, termasuk kamu juga dibodohi!”. Orang
memuliakan ajaran Tuhan, otomatis yang punya ajaran itu pasti senang. Namun orang
yang memuliakan Tuhan tetapi menghina ajaranNya, apakah Yesus tidak
tersinggung! Memuliakan Yesus, tetapi ajarannya kita tidak terima, kita nista,
apakah Yesus senang.
Ini
kesalahan. Begitu banyak orang dibodohi. Tujuannya supaya tidak perlu
pengajaran-pengajaran, sudah dibelokkan iblis pikirannya. Memuliakan ajaran
Tuhan sama dengan memuliakan pribadiNya. Kalau mengatakan memuliakan pribadiNya
tetapi ajarannya tidak dimuliakan, itu kebodohan.
Jangan
sampai kita gereja Tuhan malas mengejar apa yang benar, malas mencari Tuhan karena
takut dibenci. Bukan cuma takut dibenci, tetapi karena banyak resikonya. Dia
mencari kebenaran mulai memikirkan bagaimana resikonya. Resiko pertama adalah
menanggung dana. Bagaimana dana yang harus dibuang hanya untuk mencari
kebenaran. Di situ matanya mulai berkunang-kunang.
Dia perhitungkan
telapak kaki ini harus berjalan, motor ini harus berjalan, roda empat harus
berjalan hanya untuk mencari kebenaran. Akhirnya dia urung niat. Tetapi kalau urung niat maka akan berhadapan
dengan gempa yang dahsyat, matahari gelap, bulan jadi darah dan bintang
berguguran. Inilah bencana yang paling dahsyat.
Wahyu 6:12
6:12 Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka
meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan
matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah
seluruhnya bagaikan darah.
Bukan
kebetulan meterai kelima itu jiwa di bawah mezbah. Angka 5 itu ada nilai
kemurahan Tuhan. Jiwa yang ada di situ menerima kemurahan Tuhan walaupun
beresiko. Sekarang angka 6 diperhadapkan kepada manusia yang menolak. Manusia
harus menerima, kenapa meterai keenam justru pembalasan? Sebab manusia selalu
mempertahankan dagingnya. Kalau ada benturan terhadap dagingnya dia urung niat.
Pandangan mereka kepada daging dan itu tidak bisa dikurangi. Manusia itu
cenderung mempertahankan persoalan daging. Akhirnya pembalasan datang kepada
manusia yang mempertahankan hawa nafsu daging.
Wahyu 6:13
6:13 dan segala bintang di langit sudah gugur ke bumi,
seperti pohon ara yang meluruhkan buah buruknya tatkala digoncang oleh angin
yang besar.
Di
sini jawaban Tuhan terhadap seruan jiwa mereka yang memiliki kebenaran dan
menjadi pemberita kebenaran. Apalagi kita sebagai umat Tuhan, Tuhan memberikan
solusi yang sangat istimewa. Ada solusi Tuhan yang sangat istimewa. Ibrani
11:36-39 itu untuk orang yang mati sahid. Tetapi ayat 40 itu untuk menjadi mempelai wanita. Dikatakan kepada
kita diberikan yang lebih baik ketimbang mereka. Mereka sudah menderita,
sengsara di dalam pelayanan, tetapi Tuhan berikan yang terbaik bagi kita,
mempelai wanitaNya mendapat yang terbaik. Bukankah mereka mati karena
kebenaran? Itu memang spesial, tetapi lebih spesial adalah gereja yang menjadi
Mempelai.
Ibrani 11:36
11:36 Ada pula yang diejek dan didera, bahkan yang
dibelenggu dan dipenjarakan.
Baru
diejek saja kita sudah ambil langkah
seribu, tidak mau datang lagi. Diejek itu baru kata-kata, didera dan dipukul
itu kena fisik. Ada yang dipenjara padahal mereka tidak salah, tetapi hanya karena kebenaran.
Ibrani 11:37
11:37 Mereka dilempari, digergaji, dibunuh dengan
pedang; mereka mengembara dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing
sambil menderita kekurangan, kesesakan dan siksaan.
Ini
derita sengsara hamba Tuhan yang seringkali hanya dilihat oleh jemaat dengan
sebelah mata, untung-untung kalau masih dilihat.
Ibrani 11:38-39
11:38 Dunia ini tidak layak bagi mereka. Mereka
mengembara di padang gurun dan di pegunungan, dalam gua-gua dan celah-celah
gunung.
11:39 Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang
dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu
kesaksian yang baik.
Mereka
ini tidak memperoleh apa yang dijanji. Siapa yang memperoleh? Kita gereja Tuhan
yang menjadi Mempelai Wanita Tuhan.
Ibrani 11:40
11:40 Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih
baik bagi kita; tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan.
Mereka
tidak dapat sampai pada kesempurnaan. Begitu rupa penderitaan mereka. Tetapi perjuangan
mereka sebenarnya adalah untuk kita. Untuk kita disediakan yang lebih baik.
Kita
lihat dulu peta zaman. Dalam minggu kejadian hari pertama Tuhan katakan baik,
hari kedua tidak ada komentar, hari ketiga dua kali disebut baik, hari keempat
disebut baik, hari kelima juga disebut baik. Hari keenam tidak cuma baik tetapi
amat baik, itu setelah sepasang nikah diciptakan. Jadi dengar, rencana Allah
yang amat baik ini adalah untuk penciptaan sepasang nikah. Mereka tidak akan disempurnakan tanpa nikah yang rohani
disempurnakan lebih dahulu.
Saya
beruntung sebab 2 minggu secara khusus saya belajar peta zaman yang diajarkan
oleh guru pakar peta zaman. Padahal waktu itu saya belum hamba Tuhan, saya
masih dibangku kuliah. Tetapi 2 minggu saya tekuni mendengar. Saya tidak tahu
bahwa kelak saya dipanggil menjadi hambaNya, kenapa saya jiwai betul. Pokoknya
selama 2 minggu itu setiap sore ibadah. Hanya tentang hal ini diajar oleh pakar
peta zaman, bicara tentang minggu kejadian dan minggu penebusan. Saya catat itu
dan masih ada catatan saya padahal saya belum jadi hamba Tuhan. Itu di tahun
1970 sebab saya nanti menjadi hamba Tuhan tahun 1972. Kalau dipikir kenapa saya
bodoh-bodoh tidak kuliah hanya karena ikut ibadah ini. Setiap selesai ibadah
kami menyanyi “Tuhan datang di atas awan” rasanya kami benar-benar sudah ada di
sana. Kerinduan hati untuk jumpa dengan Yesus begitu membara.
Hari
keenam itu amat baik, itu spesial untuk gereja yang menjadi Mempelai. Bahkan
dikatakan tanpa kita, mereka tidak disempurnakan. Jika kita melihat urutannya,
untuk apa penderitaan mereka. Sesungguhnya untuk saudara dan saya.
Gempa
bumi adalah pembalasan Tuhan
sebagai balasan seruan mereka. Gempa bumi menghancurkan semua bangunan yang
dibangun oleh kekuatan manusia. Jadi apapun yang sekarang kita miliki,
fasilitas yang kita miliki, semua dihancurkan oleh Tuhan sebagai balasan seruan
mereka. Tetapi yang mendapat yang mendapat yang amat baik, dia dilindungi oleh
Tuhan secara spesial. Wahyu ini bukan kitab yang menakutkan. Jangan kita
katakan kitab ini bagaikan momok bagi kita. Tidak! Wahyu ini kitab yang sangat
menyenangkan.
Kalau
Tuhan membalas, bukan cuma manusia yang dibinasakan. Melainkan semua fasilitas
yang dimiliki oleh manusia,
yang dinikmati oleh manusia, dihancurkan oleh Tuhan. Bukankah dalam Mazmur 115
dikatakan bahwa Tuhan menciptakan langit dan bumi. Dan bumi diberikan kepada
manusia. Bukan cuma manusia, tetapi bumi yang diberikan kepada anak-anak manusia
ikut dihancurkan.
Mazmur 115:
115:16 Langit itu langit kepunyaan TUHAN, dan bumi itu
telah diberikan-Nya kepada anak-anak manusia.
Manusia
dibinasakan oleh Tuhan pada meterai yang keenam dan semua pemberian Tuhan,
fasilitas Tuhan yang di dunia ini, termasuk bangunan apapun yang dibangun oleh
manusia dihancurkan oleh Tuhan. Saudara lihat, siapa yang ditaruh pada urutan
atas yang ketakutan?
Wahyu 8:14-16
6:14 Maka menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab
yang digulung dan tergeserlah gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya.
6:15 Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta
perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua
budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu
karang di gunung.
6:16 Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan
kepada batu-batu karang itu: "Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah
kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba
itu."
Mereka
ketakutan baru mereka mengadakan persekutuan doa. Alamat mereka berseru bukan
kepada Allah sebab mereka takut kepada Tuhan. Tetapi alamat mereka berseru
kepada gunung-gunung. Ini persekutuan doa yang salah arah. Sekarang ini banyak
persekutuan doa yang diadakan oleh berbagai denominasi gereja. Tetapi jika
persekutuan doa itu salah arah maka muaranya di sini. Olehnya dalam gereja
mula-mula dan gereja hujan akhir, ada persekutuan doa tetapi dipandu oleh
Firman pengajaran.
Pada
hujan akhir, persekutuan doa memang bagaikan jamur di musim hujan. Banyak
persekutuan doa, tetapi jika tidak dipandu Firman pengajaran, mubasir semuanya. Jangan kita diajak-ajak persekutuan
doa, tetapi apakah ada Firman pengajaran dimuliakan di situ. Memang kita pergi
untuk menyenangkan orang itu tetapi kita tidak memuliakan ajaran Tuhan karena
bukan ajaran Firman yang dimuliakan di situ.
Petrus
yang memiliki kebenaran dan menjadi pemberita kebenaran itu, toh akhir hidupnya
juga disalib dengan kepala di bawah.
Kisah Para Rasul 2:41-42
2:41 Orang-orang yang menerima perkataannya itu
memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga
ribu jiwa.
2:42 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan
dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan
berdoa.
Urutan
pertama adalah pengajaran, dalam terang Tabernakel kena meja roti sajian.
Kenapa tidak berhenti saja “mereka bertekun dalam pengajaran” kenapa harus digandeng
dengan “rasul-rasul”. Karena gereja dibangun di atas dasar para rasul.
Rasul-rasul ini hubungannya dengan Firman pengajaran. Yang mengontrol
persekutuan kita dan doa
adalah Firman pengajaran.
Persekutuan
di dalam terang Tabernakel kena pada pelita emas. Pelita emas ini dibuat dari 1
talenta emas utuh yang ditempa menjadi pelita emas. Jadi persekutuan kita juga dikontrol
oleh Firman pengajaran. Makanya bapak Pdt. In Yuwono tidak meresponi oikumene
sebab di situ tidak dikontrol Firman pengajaran. Memang namanya bagus, tetapi
masing-masing datang dengan caranya sendiri, cuma sekedar duduk-duduk.
Doa
dalam terang Tabernakel kena pada mezbah dupa emas. Persekutuan doa ini harus
dikontrol oleh Firman pengajaran. Dalam persekutuan doa di rumah ibu Markus
yang juga disebut Yohanes, ada persekutuan doa di sana yang digelar oleh para ibu-ibu
atau wanita. Teapi ada kontrol Firman pengajaran, tidak asal. Saya yakin
kegerakan kuda putih satu saat akan membangkitkan ingatan mereka yang dulu ikut
mendengar Firman pengajaran.
Matahari
jadi karung rambut, berarti kasih Allah ditarik dan dunia berkabung. Kalau
sekarang kita menolak kebenaran,
takut dibenci karena kebenaran maka kehidupan itu akan berkabung. Derita
sengsara yang tidak dapat digambarkan oleh bahasa apapun akan dia alami.
Bulan
berubah bagaikan darah yang bersimbah. Kalau dalam Yoel pasal 2, hal itu
diceritakan. Bulan itu menunjukkan penampilan Yesus Anak Allah yang telah
berkorban. Berarti berakhir atau berhenti pekerjaan penebusan, tidak ada lagi.
Kalau kasih sudah ditarik, pekerjaan penebusan tidak bisa lagi ditemukan oleh
siapapun.
Kemudian
bintang berguguran, berarti tidak ada lagi yang menuntun manusia untuk datang
pada kebenaran. Ini yang kita takutkan di akhir zaman ini. Ini jawaban dari
seruan mereka yang telah mati karena kebenaran. Yesuspun mati karena kebenaran.
Yohanes 7:7
7:7 Dunia tidak dapat membenci kamu, tetapi ia
membenci Aku, sebab Aku bersaksi tentang dia, bahwa pekerjaan-pekerjaannya
jahat.
Dunia
ini pekerjaannya semata-mata jahat. Lihat saja di dunia sekarang termasuk di bumi
nusantara kita. Yang ini bekerja, yang itu yang menggerogoti, tetapi yang
menggerogoti ini cari-cari terus kesalahan yang bekerja. Padahal dia sudah
tulus untuk bekerja. Itu karena dunia ini penuh dengan kejahatan.
Mari
kita kejar kebenaran berarti dalam hati kita ada ikhtiar, ada niat, ada
kerinduan hati untuk disucikan supaya miliki jubah putih. Bukan cuma yang mati syahid, mempelai wanita juga
menggunakan jubah putih, itulah kita. Makanya Firman Tuhan mengatakan mereka
tidak disempurnakan tanpa kita.
Kita
gereja Tuhan kenapa bermasa bodoh. Kita mulai memperhitungkan penderitaannya
jika kita mau berdoa, kalau beribadah. Kita berpikir “kenapa ibadah jam 9
dimajukan jadi setengah 9 padahal saya masih mau tidur” rasanya menderita.
“Dengarkanlah
yang mencari kebenaran, pandanglah gunung batu”. Yesus gunung batu yang dipahat menderita karena kita. Kita belum
terpahat tetapi kita sudah mengeluh, gereja Tuhan sudah mengeluh, hamba Tuhan
sudah mengeluh. Memang sengsara kami hamba Tuhan, tetapi demi kebenaran. Kebenaran
yang hakiki/ yang penuh yang
menghadirkan kami untuk mendapatkan yang terbaik, itulah perjuangan dan
pergumulan kami.
Saya
ingat kata-kata bapak Pdt. In Yuwono “kalau hati seseorang itu kosong, hati
hamba Tuhan itu kosong, hati jemaat itu kosong, dia pasti tidak akan ada pengalaman
di dalam Firman. Tetapi kalau hatinya penuh dengan Firman, walaupun resikonya
berat, pasti ada pengalaman-pengalaman yang manis di dalam Firman”. Karena dia
bukan hanya teori tetapi ada praktek maka ada pengalaman yang manis.
Isilah
hidup ini dalam kebenaran. Nikah kita, rumah tangga, pekerjaan kita, usaha kita
mulailah di dalam tanda kebenaran. Jika saudara bekerja, dasarilah hidupmu dengan
kebenaran. Jangan sampai kita lepas, nanti akibatnya kita gigit jari. Kalau
kita tidak dasari pekerjaan dengan kebenaran tetapi dusta maka nanti gigit jari
dan penderitaan yang lebih berat akan dialami. Jangan itu terjadi karena Tuhan
akan goncang bumi ini sampai pulau-pulau berpindah. Bagaimana kalau gempa yang
hebat terjadi sehingga pulau Togean sampai pindah tempatnya.
Tuhan
Memberkati.
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
Email: imamat_raja@yahoo.com
|
JADWAL IBADAH
Rabu : Ibadah Pendalaman Alkitab dan
Perjamuan
Suci → Pk.
17.00
Sabtu : Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30
Minggu : Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 07.30
Ibadah Raya → Pk. 09.00
Ibadah Kaum Muda Remaja → Pk. 16.00
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar