Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.
Imamat
26:1-3
26:1 "Janganlah kamu membuat berhala bagimu, dan
patung atau tugu berhala janganlah kamu dirikan bagimu; juga batu berukir
janganlah kamu tempatkan di negerimu untuk sujud menyembah kepadanya, sebab
Akulah TUHAN, Allahmu.
26:2 Kamu harus memelihara hari-hari Sabat-Ku dan
menghormati tempat kudus-Ku, Akulah TUHAN.
26:3 Jikalau kamu hidup menurut ketetapan-Ku dan tetap
berpegang pada perintah-Ku serta melakukannya,
Di sini orang Israel diperhadapkan dengan 2
pilihan, berkat atau kutuk, ini juga diperhadapkan bagi kita. Untuk menerima
berkat dari Tuhan kita harus, tidak bisa ditawar, harus melakukan ketetapan
Tuhan, harus taat pada Firman pengajaran yang benar.
Imamat pasal 25 dikunci dengan orang Israel
menjadi hamba Tuhan.
Imamat 25:55
25:55 Karena pada-Kulah orang Israel menjadi hamba;
mereka itu adalah hamba-hamba-Ku yang Kubawa keluar dari tanah Mesir; Akulah
TUHAN, Allahmu."
Pasal 26 dibuka dengan ketaatan. Jadi seorang
hamba Tuhan/pelayan Tuhan harus taat pada Firman pengajaran yang benar sebab
Firman pengajaran yang benar adalah komando pelayanan kita. Kalau pengajarannya
satu maka pelayanannya
akan baik sebab komandonya satu. Tetapi kalau pengajarannya campur, komandonya
pasti lebih dari satu, pelayanan pasti akan kacau.
Kalau kita taat pada Firman maka pasti
dipakai dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Orang yang taat itu dipakai
untuk membangun rumah di atas batu, di atas Yesus batu karang yang teguh.
Matius 7:24-25
7:24 "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku
ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan
rumahnya di atas batu.
7:25 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir,
lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di
atas batu.
Orang yang taat itu bagaikan perempuan yang
bijak yang mendirikan rumahnya.
Amsal 14:1
14:1 Perempuan yang bijak mendirikan rumahnya, tetapi
yang bodoh meruntuhkannya dengan tangannya sendiri.
Kegerakan ini akan terus membesar sampai nanti
mengarah pada Israel asli. Jika mereka sudah menerima Kabar Mempelai maka pintu
kemurahan akan tertutup bagi kita bangsa kafir sebab Tuhan sudah beralih pada
bangsa Israel dan terjadi penyatuan Tubuh Kristus yang sempurna.
Ketaatan itu adalah penyerahan diri sepenuh
kepada Tuhan. Dibilang A yah lakukan A apapun resikonya, seperti Yesus taat
sampai mati. Ketaatan ini bagian dari tahbisan. Seorang hamba Tuhan, pelayan
Tuhan, harus memiliki tahbisan yang besar untuk dipakai dalam pelayanan
pembangunan Tubuh Kristus. Pelayan Tuhan digambarkan seperti angin, angin
ditiupkan ke mana di situ dia berhembus.
Dulu dalam pentahbisan imam besar dan
imam-imam ada korban lembu jantan muda sebagai korban pendamaian. Ada korban
domba jantan pertama sebagai korban penyerahan diri sepenuh kepada Tuhan. Juga
ada korban domba jantan kedua sebagai korban tahbisan. Kalau tidak ada korban-korban
itu, tidak bisa ditahbiskan. Sekarang kita juga harus memiliki itu dalam bentuk
yang rohani. Semua korban itu telah digenapkan dalam satu korban yang sempurna,
itulah Korban Kristus.
Jadi seorang pelayan Tuhan hamba Tuhan harus
berdamai dengan Tuhan dan sesama, selesaikan dosa. Lalu harus ada ketaatan,
penyerahan sepenuh. Baru ditahbiskan untuk melayani Tuhan.
Kita belajar tentang ketaatan dan penyerahan
diri sepenuh dari korban domba jantan pertama.
Keluaran 29:15-18
29:15 Kemudian haruslah kauambil domba jantan yang
satu, lalu haruslah Harun dan anak-anaknya meletakkan tangannya ke atas kepala
domba jantan itu.
29:16 Haruslah kausembelih domba jantan itu dan
kauambillah darahnya dan kausiramkan pada mezbah sekelilingnya.
29:17 Haruslah kaupotong-potong domba jantan itu
menurut bagian-bagian tertentu, kaubasuhlah isi perutnya dan betis-betisnya dan
kautaruh itu di atas potongan-potongannya dan di atas kepalanya.
29:18 Kemudian haruslah kaubakar seluruh domba jantan
itu di atas mezbah; itulah korban bakaran, suatu persembahan yang harum bagi
TUHAN, yakni suatu korban api-apian bagi TUHAN.
Dari sini kita akan belajar proses penyerahan
diri sepenuh kepada Tuhan supaya pelayanan kita berkenan kepada Tuhan, diterima
oleh Tuhan.
1.
Meletakan
tangan di atas kepala domba jantan. Domba ini menubuatkan pribadi Yesus. Dulu
Harun dan anak-anaknya meletakan tangannya di atas kepala domba jantan. Bagi
kita artinya yakin dengan sungguh bahwa jaminan hidup kita adalah Yesus sebagai
Kepala = hidup oleh iman kepada Yesus. Jadi kita tidak perlu ragu dan tidak
perlu takut apa yang mau kita makan dan kita pakai, Tuhan sudah menjamin hidup
imam-imam dan pelayan-pelayanNya.
II
Korintus 5:7
5:7 —
sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat —
Kalau
hidup dari melihat maka ketika melihat dunia goncang, ibadahnya bisa dikurangi demi
mencari penghidupan di dunia. Tetapi kalau hidup oleh iman, biarpun semua
goncang, kita tetap bertekun dalam penggembalaan, tetap beribadah melayani
sampai garis akhir. Tuhan tidak pernah menipu, pasti Tuhan pelihara. Mulai dari
kami gembala, melayani Tuhan dengan penyerahan sepenuh kepada Tuhan. Tidak ada
pekerjaan sampingan, betul-betul bergantung sepenuh kepada Tuhan. Seperti waktu
Yesus memanggil murid-murid yang pertama, Petrus, Yohanes, Yakobus, Andreas.
Mereka sedang membereskan jala, berarti sudah menangkap ikan, mereka hidup dari
apa yang diciptakan Tuhan. Kemudian Yesus memanggil mereka, langsung mereka
meninggalkan jala dan mau mengikuti Yesus. Mereka bukan lagi hidup dari yang
diciptakan tetapi hidup dari Sang Pencipta. Itu lebih dari apa yang diciptakan.
Itu harus kita yakini, hamba Tuhan pelayan Tuhan melayani Tuhan sungguh-sungguh
dalam tahbisan benar, ada penyerahan hidup sepenuh kepada Tuhan, Tuhan pasti
pelihara.
Suatu
saat semuanya akan full timer, semua
akan melayani Tuhan sepenuhnya waktu masuk penyingkiran gereja di padang gurun
3,5 tahun dan dipelihara oleh Tuhan secara ajaib.
II
Korintus 5:6-8
5:6
Maka oleh karena itu hati kami senantiasa tabah, meskipun kami sadar, bahwa
selama kami mendiami tubuh ini, kami masih jauh dari Tuhan,
5:7 —
sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat —
5:8
tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk
menetap pada Tuhan.
Ayat
7 hidup oleh iman. Ayat 6 dan ayat 8 mengapit ayat 7, bicara tentang tabah =
kuat teguh hati. Jadi hidup oleh iman itu adalah kuat teguh hati. Apapun yang
terjadi kuat teguh hati. Artinya dalam segala hal hanya bersandar sepenuh
kepada Tuhan sebagai kepala. Dia kepala yang menjamin hidup kita, jangan kita
ragukan. Dia adalah jaminan yang kuat! Kalau manusia yang menjamin kita, suatu
saat dia tidak bisa lagi menjamin, tidak selamanya. Tetapi kalau Tuhan yang
menjamin, Dia menjamin terus sampai kita masuk penyingkiran gereja, tetap Tuhan
pelihara.
Ibrani
7:22
7:22
demikian pula Yesus adalah jaminan dari suatu perjanjian yang lebih kuat.
Pertama
diterjunkan melayani di Tonusu Tuhan memelihara, kemudian ditambah pelayanan di
Diora Tuhan pelihara, sampai di sini dipelihara. Berarti pemeliharaan itu bukan
dari jemaat tetapi dari penyerahan sepenuh kita kepada Tuhan.
2.
Dombanya
disembelih. Artinya hubungan kita dengan Yesus sebagai kepala harus dalam tanda
darah. Artinya kita jangan mengelak dari ketajaman pedang Firman pengajaran
yang benar yang menyucikan kehidupan kita supaya hubungan kita dengan Yesus
sebagai kepala tetap baik, tetap harmonis. Memang sakit bagi daging. Kita
datang dengan segala keadaan kita, secara daging kita butuh hiburan yang
menyenangkan daging, nasihat yang menyenangkan telinga. Begitu datang dalam
ibadah, dengar Firman yang keras, jangan kita mengelak. Seperti perempuan Siro
Fenesia, menghadapi anaknya yang kerasukan setan, dia datang kepada Yesus
“kasihanilah anakku” tetapi dia dikatai anjing. Namun dia tidak mengelak dari
ketajaman Firman “benar Tuhan, tetapi anjing mau menerima remah-remah roti” dia
membenarkan Firman.
Ibrani
4:9-13
4:9
Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah.
4:10
Sebab barangsiapa telah masuk ke tempat perhentian-Nya, ia sendiri telah
berhenti dari segala pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari
pekerjaan-Nya.
4:11
Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya
jangan seorang pun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga.
4:12
Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua
mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan
sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
4:13
Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala
sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus
memberikan pertanggungan jawab.
Kita
tidak boleh mengelak dari ketajaman dari pedang Firman. Tujuan dari penyucian
ini apa? Supaya kita bisa masuk dalam hari perhentian atau sabat dalam hidup
kita. Melayani Tuhan harus ada perhentian, ada sabat, kalau tidak kita tidak
akan kuat dan tidak akan mampu melayani Tuhan.
Ada
3 macam sabat:
a) Sabat kecil yaitu perhentian dalam Roh Kudus.
Kalau tidak ada perhentian dalam Roh Kudus, begitu mendengar omongan orang yang
menyakiti langsung terpancing emosi, melihat kelakuan orang lain jadi
tersandung, akhirnya melayani jadi berat.
Yesaya 63:14
63:14 seperti ternak yang turun ke dalam lembah. Roh
TUHAN membawa mereka ke tempat perhentian. Demikianlah Engkau memimpin umat-Mu
untuk membuat nama yang agung bagi-Mu.
Selama ini mungkin kita melayani tidak
tenang, tidak ada perhentian, periksa hubungan dengan Yesus sebagai kepala
apakah baik-baik saja atau tidak. Kalau hubungannya baik-baik saja berarti mau
menerima penyucian oleh pedang Firman. Kalau tidak mau menerima penyucian
hidupnya tidak akan baik-baik saja, tidak aan tenang dalam melayani, tidak ada
perhentian. Makanya tidak sedikit hamba Tuhan pelayan Tuhan yang meletakan
pelayanan karena tidak ada perhentian, tidak ada damai sejahtera. Kekudusan dan
damai itu berkaitan erat.
Ibrani 12:14
12:14 Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan
kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan.
Damai dan suci itu berkaitan, kita disucikan
oleh pedang Firman pengajaran maka ada damai ketenangan, perhentian dalam Roh
Kudus sehingga enak melayani. Tetapi coba kalau tidak disucikan, tidak akan
damai. Kalau kita disucikan, hidup damai maka yang kita lihat dalam pelayanan
hanya Tuhan, bagaimana menyenangkan hati Tuhan. Tidak lagi mau melihat orang
dengan kekurangan dan kelemahannya. Kalau cuma mau lihat-lihat orang nanti
tersandung. Itulah kalau tidak disucikan, cuma lihat kelemahan orang, akhirnya
tidak tenang, tersandung dan jatuh. Biarlah pedang Firman menyucikan dan
membaharui kita sehingga ada sabat kecil, Roh Kudus memberikan ketenangan.
b) Sabat besar itulah kerajaan 1000 tahun damai.
Kalau sekarang melayani dengan kesucian, dalam perhentian dan damai, pasti
nanti masuk di sana.
c) Sabat kekal itulah kerajaan sorga.
Biarlah
kita mau disucikan oleh pedang Firman yang keras dan tajam sehingga Roh Kudus
mengurapi dan memenuhi kita, kita merasakan damai sejahtera. Dalam nikah damai
dan tenang, dalam penggembalaan damai dan tenang.
Di
dunia ini untuk menciptakan ketenangan, berapa banyak uang sudah dikeluarkan.
Lewat dewan keamanan PBB untuk memperdamaikan negara-negara di dunia ini sudah
berapa banyak uang dikeluarkan. Kita tidak perlu mengeluarkan uang banyak-banyak,
cukup menerima Firman pengajaran yang benar dalam urapan Roh Kudus, pasti
damai. Supaya tenang healing time dulu, ke Singapura, ke Malaysia atau ke
pinggir danau. Tidak ada ketenangan dan kedamaian di dunia ini. Kalaupun ada
itu hanya bersifat semu, sementara. Ketenangan yang sejati itu hanya ada di
dalam Tuhan lewat penyucian.
3.
Darahnya
disiram pada sekeliling Mezbah Korban Bakaran. Mezbah itu bicara ibadah
pelayanan. Darah itu menunjukan sengsara daging bersama Yesus. Darah disiram
pada sekeliling mezbah artinya rela menderita sengsara daging untuk beribadah
melayani Tuhan.
II
Timotius 3:12
3:12
Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan
menderita aniaya,
Mau
hidup beribadah, berarti bukan sekedar beribadah. Biarlah ibadah itu menjadi
kebutuhan hidup kita sehingga tidak mau terhalang oleh apapun. Dan dalam
beribadah itu memang akan menderita aniaya atau sengsara. Orang yang hidup
beribadah itu mengalami sengsara daging bersama dengan Yesus. Mau datang ibadah
malah hujan tetapi tetap datang beribadah. Kalau mau ikuti daging kita, mau
enak-enak saja, yah tidak usah datang ibadah. Tidak usah online kalau hujan
begini, nanti ikuti tunda kalau hujan sudah reda. Tetapi tidak seperti itu,
harus mematikan daging. Sengsara bagi daging kita, tetapi dibalik salib ada
kemuliaan yang Tuhan sediakan bagi kita.
Kenyataannya
sekarang ibadah itu dikemas hanya untuk menyenangkan daging. Ini ibadah yang
marak di dalam gereja, hanya dominan pujian penyembahan. Musiknya yang
diperbagus. Semuanya hanya untuk menyenangkan daging. Bagaimana dikemas ibadah
itu menjadi suatu hiburan tanpa penyucian, tanpa pedang Firman pengajaran.
Ibadah seperti ini tanpa darah!
Ibrani
9:22
9:22
Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan
tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.
Apa
jadinya kalau ibadah tanpa tanda darah? Tidak ada pengampunan dosa, malah dosa
semakin bertambah.
Yesaya
30:1
30:1 Celakalah anak-anak pemberontak, demikianlah
firman TUHAN, yang melaksanakan suatu rancangan yang bukan dari pada-Ku, yang
memasuki suatu persekutuan, yang bukan oleh dorongan Roh-Ku, sehingga dosa
mereka bertambah-tambah,
Hosea
8:11-12
8:11
Sungguh, Efraim telah memperbanyak mezbah; mezbah-mezbah itu menjadikan mereka
berdosa.
8:12
Sekalipun Kutuliskan baginya banyak pengajaran-Ku, itu akan dianggap mereka
sebagai sesuatu yang asing.
Ini
beribadah tetapi malah berdosa, karena tidak ada penumpahan darah. Pedang
Firman pengajaran ditolak, dianggap sesuatu yang asing.
Jangan
menghindar dari pedang Firman. Kalau merasa sengsara datang beribadah dan saat
beribadah itu sudah benar! Yang utama kita cari dalam ibadah pelayanan bukan
perkara yang jasmani. Lalu apa yang kita cari?
I
Korintus 2:2
2:2
Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain
Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan.
Yang
kita cari Yesus yang disalib = tanda
darah. Jauh-jauh datang beribadah di sini apa yang dicari? Kalau cari yang enak
bagi daging itu salah, yang dicari adalah tanda darah! Iblis takut kalau ada
darah Yesus, iblis coba mau ganggu tidak bisa, kita menang kalau ada darah
Yesus! Ibadah dalam tanda darah itu adalah ibadah dalam sistem penggembalaan,
ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok, jangan dikurangi salah satu. Ada 3 macam
alat dalam ruangan suci:
a) Ada meja roti sajian, itu ketekunan dalalm
ibadah pendalaman Alkitab dan Perjamuan suci. Tekuni itu sekalipun lama
pemberitaan Firman, lebih lama dari ibadah yang lain. Kita bersekutu dengan
Anak Allah lewat Firman pengajaran dan kurbanNya, kita mendapatkan makanan
rohani.
b) Ada pelita emas, itu ketekunan dalam ibadah
raya. Kita bersekutu dengan Allah Roh Kudus dalam urapan dan
karunia-karuniaNya. Kita diberi minum. Karena dalam ibadah raya ada paduan
suaranya, latihanlah dengan baik.
c) Mezbah dupa emas, ketekuan dalam ibadah doa.
Kita bersekutu dengan Allah Bapa dalam kasihnya, kita menerima udara segar, bernafas.
Mari
tekuni 3 macam ibadah, memang sakit bagi daging, tetapi di situ ada tanda darah
sehingga iblis dikalahkan.
Dari
poin 2 dan 3 kalau digabungkan, yang kita cari dalam ibadah pelayanan adalah
tanda darah, yaitu penyucian oleh pedang Firman pengajaran yang benar, ditambah
sengsara daging tanpa dosa. Bukan yang enak bagi daging! Kena pedang Firman
sudah sengsara, kena hujan dingin lagi, itu sengsara tanpa dosa kita terima.
Ditinjau
dari ibadah, gereja dibagi menjadi 2.
Mazmur
102:22
102:22
supaya nama TUHAN diceritakan di Sion, dan Dia dipuji-puji di Yerusalem,
a) Di Sion nama Tuhan diceritakan. Apa itu nama
Tuhan?
Wahyu 19:13
19:13 Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam
darah dan nama-Nya ialah: "Firman Allah."
Jadi di Sion adalah gereja yang mengutamakan
Firman pengajaran. Bukan berarti pujian dan musiknya sembarang saja biar saja
tidak karu-karuan, bukan! Tetap ada puji-pujian juga. Pujian itu ibaratnya
untuk menggemburkan tanah hati untuk menerima benih Firman.
b) Dia dipuji-puji di Yerusalem. Ini gereja yang
hanya mengutamakan puji-pujian. Bukan berarti puji-pujian tidak penting.
Silahkan memuji Tuhan dengan sukacita, tetapi harus ada kontrolnya yaitu Firman
pengajaran yang benar. Kalau tidak ada Firman pengajaran yang benar nanti
pujiannya sudah ngawur, bukan lagi sukacita Roh Kudus tetapi sukacita daging.
Mazmur 149:6
149:6 Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam
kerongkongan mereka, dan pedang bermata dua di tangan mereka,
Jangan lupa ada pujian tetapi yang menjadi
kontrol adalah pedang Firman Tuhan. Seringkali ayat ini yang diangkat:
Mazmur 22:4
22:4 Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di
atas puji-pujian orang Israel.
Betul Tuhan bertakhta di atas puji-pujian.
Tetapi jangan lupa bukti Tuhan bertakhta di atas pujian ada pedang Firman
pengajaran yang benar, ada pembukaan rahasia Firman. Saat pujian semangat,
ketika mendengar Firman lebih semangat lagi, lebih bersukacita lagi.
Yeremia 15:16
15:16 Apabila aku bertemu dengan
perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan
bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku, sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya
TUHAN, Allah semesta alam.
Yohanes 3:29
3:29 Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai
laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang
mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki
itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh.
Tanpa pedang Firman pengajaran, puji-pujian
itu arahnya hanya menyenangkan daging, akhirnya kemuliaan Tuhan dirampas.
Jadi
kita beribadah melayani Tuhan, yang kita utamakan adalah Firman pengajaran yang benar, ini yang mengarahkan kita menjadi
Mempelai Wanita Tuhan.
Wahyu
19:16,13,6-7
19:16 Dan pada jubah-Nya dan paha-Nya tertulis
suatu nama, yaitu: "Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan."
19:13 Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam
darah dan nama-Nya ialah: "Firman Allah."
19:6
Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air
bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan,
Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
19:7
Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari
perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
Dia
Raja, Dia Mempelai Pria Sorga. Jadi dengan adanya Firman pengajaran yang benar
dalam ibadah menyucikan kita, kita sedang diarahkan menjadi Mempelai Wanita
Tuhan yang siap bersanding dengan Yesus Mempelai Pria Sorga. Jangan marah kalau
pedang Firman menyucikan kita.
Nanti
di penghujung akhir zaman ada 2 pesta yang besar yang disebut perjamuan Tuhan.
Yang satu positif, yang satunya negatif, kita sedang mengarah ke mana. Jika
ibadah kita mengutamakan penyucian oleh Firman pengajaran yang benar maka kita
masuk dalam pesta nikah Anak Domba Allah.
Wahyu
19:9
19:9
Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang
ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini
adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
Tetapi
kalau ibadah tanpa pedang Firman pengajaran yang benar, hanya menyenangkan
daging, maka akan masuk pada pesta pembantaian daging.
Wahyu
19:17-18,21
19:17
Lalu aku melihat seorang malaikat berdiri di dalam matahari dan ia berseru
dengan suara nyaring kepada semua burung yang terbang di tengah langit,
katanya: "Marilah ke sini dan berkumpullah untuk turut dalam perjamuan
Allah, perjamuan yang besar,
19:18
supaya kamu makan daging semua raja dan daging semua panglima dan daging semua
pahlawan dan daging semua kuda dan daging semua penunggangnya dan daging semua
orang, baik yang merdeka maupun hamba, baik yang kecil maupun yang besar."
19:21
Dan semua orang lain dibunuh dengan pedang, yang keluar dari mulut Penunggang
kuda itu; dan semua burung kenyang oleh daging mereka.
Pedang
Firman ditolak, berubah menjadi pedang penghukuman, jangan terjadi pada kita.
Kita sedang diperhadapkan dengan 2 pilihan, berkat atau kutuk, pesta nikah Anak
Domba Allah atau pesta pembantaian daging. Kalau mencari yang enak bagi daging
arahnya ke pesta pembantaian daging. Kalau mencari tanda darah dalam ibadah
kita mengarah pada pesta nikah Anak Domba Allah. Saya merindu bersama isteri
anak, keluarga saya dan seluruh jemaat serta keluarga jemaat, kita masuk pesta
nikah Anak Domba Allah. Sudah tidak lama lagi, tidak menunggu lama sudah akan
digelar.
4.
Dipotong-potong
menurut bagian-bagiannya. Artinya menerima penyucian lebih mendalam. Apa yang
disucikan?
Keluaran
29:17
29:17
Haruslah kaupotong-potong domba jantan itu menurut bagian-bagian tertentu,
kaubasuhlah isi perutnya dan betis-betisnya dan kautaruh itu di atas
potongan-potongannya dan di atas kepalanya.
Jadi
yang disucikan adalah perut dan betis. Hamba Tuhan dan pelayan Tuhan isi
perutnya yaitu hatinya harus disucikan dan juga betisnya yaitu pendiriannya
harus disucikan.
a) Perut hati disucikan
Yehezkiel 2:8; 3:2-4
2:8 Dan engkau, anak manusia, dengarlah apa yang Kufirmankan
kepadamu; janganlah memberontak seperti kaum pemberontak ini. Ngangakanlah
mulutmu dan makanlah apa yang Kuberikan kepadamu."
3:2 Maka kubukalah mulutku dan diberikan-Nya gulungan
kitab itu kumakan.
3:3 Lalu firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia,
makanlah gulungan kitab yang Kuberikan ini kepadamu dan isilah perutmu dengan
itu." Lalu aku memakannya dan rasanya manis seperti madu dalam mulutku.
3:4 Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, mari,
pergilah dan temuilah kaum Israel dan sampaikanlah perkataan-perkataan-Ku
kepada mereka.
a) Setelah disucikan baru bisa dipakai. Apa yang
ada pada perut hati kita. Apakah seperti Yehezkiel yang berisi Firman atau
seperti Yudas Iskariot yang berisi keinginan-keinginan dosa! Dalam hati ini ada
3 macam keinginan yaitu keinginan jahat, keinginan najis dan keinginan pahit atau
kepahitan hati, itu yang harus ditusuk dengan pedang Firman pengajaran. Eglon perutnya
harus ditusuk dengan pedang bermata 2, ternyata perutnya berisi lemak. Banyak
kali kita hamba Tuhan dan pelayan Tuhan mengkonsumsi lemak, artinya milik Tuhan
dia ambil karena keinginan. Kegerakan Roh Kudus terhalang oleh Akhan, dosa
keinginan. Akhirnya dia mengarah pada lembah Akhor. Tetapi kalau disucikan maka
lembah Akhor menjadi lembah pujian, diubahkan oleh Tuhan.
Ini keinginan yang ada dalam hati:
Matius 15:19-20
15:19 Karena dari hati timbul segala pikiran jahat,
pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.
15:20 Itulah yang menajiskan orang. Tetapi makan
dengan tangan yang tidak dibasuh tidak menajiskan orang."
Ini hati yang berisi 7 keinginan jahat,
keinginan najis dan keinginan pahit yaitu kepahitan hati. Keinginan jahat mengarah
pada cinta uang yang menyebabkan kikir dan serakah. Kikir itu tidak mau memberi
untuk pekerjaan Tuhan dan kepada sesama anggota Tubuh Kristus yang membutuhkan.
Serakah itu merampas milik Tuhan dan milik sesama. Sekarang yang dirampas
adalah kepercayaan Tuhan atas perpuluhan kepada hamba Tuhan. Perpuluhan itu di
mana kita makan Firman, di situ kita kembalikan milik Tuhan.
Keinginan najis mengarah pada dosa makan
minum dan dosa kawin mengawinkan. Banyak yang hancur karena keinginan ini!
Hofni dan Pinehas hancur karena keinginan jahat dan keinginan najis. Yudas
hancur karena keingian jahat. Juga banyak yang hancur karena kepahitan hati.
Bintang gugur karena kepahitan hati, apsintus itu bintang gugur karena
kepahitan. Kepahitan-kepahitan ini harus ditusuk oleh pedang Firman. Jangan ada
akar jahat, akar najis, akar pahit, sebab kalau 3 ini ada mengarah ada akar
busuk, berarti menghina pengajaran, sudah menolak Firman pengajaran yang benar.
Kalau hati tidak disucikan arahnya ke Babel, kejahatan, kenajisan, kepahitan
itu mengarah ke Babel. 7 itu angka sempurna, Babel itu sempurna dalam
kenajisan, sempurna dalam kejahatan, sempurna dalam kepahitan.
b) Betis disucikan artinya pendirian disucikan. Sebagai
hamba Tuhan dan pelayan Tuhan kita harus memiliki pendirian yang kuat dan teguh
yaitu:
1)
Berdiri
teguh di atas Korban Kristus. Artinya tetap hidup benar dan suci, tidak mau dicemari
oleh dosa-dosa. Korban Kristus yang melepaskan kita dari dosa. Sekarang dosa
sudah begitu luar biasa, dunia ini sudah gelap, kegelapan dosa sudah begitu
pekat. Dosa kenajisan dan kejahatan ada di mana-mana, ada di handphone, di
televisi, di mana saja. Roh jahat dan roh najis itu di udara, udara ada di mana
saja, di mana ada udara di situ ada dosa. Makanya kita perlu waspada, perlu
penyucian betis, penyucian pendirian kita. Sekalipun digoda, dipaksa, diancam,
kita tidak mau, tetap hidup suci apapun resikonya.
2)
Berdiri
teguh di atas Firman pengajaran yang benar.
Efesus
2:20
2:20
yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus
sebagai batu penjuru.
Dasar
tempat kita berdiri adalah rasul dan nabi. Rasul bicara pengajaran, nabi
kaitannya dengan nubuatan. Pengajaran dan nubuatan tidak bisa dipisah, itulah
Kabar Mempelai. Pengajaran yang benar dan murni, di situlah kita berdiri teguh.
Pengajaran ini sudah murni, Alkitab katakan sudah 7 kali dimurnikan, kita tidak
perlu meragukan keabsahannya. Sekarang orangnya yang dimurnikan, berdiri teguh
di atas pengajaran yang benar atau goyah, bimbang.
5.
Dibakar
sampai habis, berarti menjadi asap. Artinya bisa mengosongkan diri, menghampakan
diri kita. Tidak ada lagi pikiran daging, perasaan daging, kehendak daging,
kekuatan daging. Tetapi menerima pikiran Yesus, perasaan Yesus, kehendak Yesus
dan kekuatan Yesus. Kalau ikut pikiran daging, kami hamba Tuhan lebih enak
melayani 1 kali dalam seminggu, tidak usah capek-capek pergi melayani sana-sini,
cukup dari satu tempat lalu yang lain ikuti secara online. Tetapi tidak boleh
seperti itu, tanggalkan semua itu. Kosongkan semua itu! Biarlah pikiran,
perasaan, kehendak Yesus yang ada pada kita.
Filipi
2:5-8
2:5
Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang
terdapat juga dalam Kristus Yesus,
2:6
yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu
sebagai milik yang harus dipertahankan,
2:7
melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang
hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
2:8
Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat
sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Kosongkan
semua kedagingan, jangan dituruti. Kadangkala kedagingan kita yang terlalu
menonjol. Saat melayani lalu tidak dihargai langsung muncul perasaan daging
sehingga tersinggung. Pikiran daging muncul, mulai berpikiran yang aneh-aneh.
Gembala juga mulai berpikir "jangan-jangan jemaat ini begini dan begitu”
padahal tidak. Atau melayani dengan kekuatan daging “saya bisa!”. Sekalipun
kita bisa, tetapi kosongkan semua itu. Petrus merasa bisa, waktu Yesus berkata
semua akan tergoncang imannya dia berkata “biar semua tergoncang imannya, aku
tidak”. Begitu di taman Getsemani yang potong telinga malah Petrus, yang
menyangkal malah Petrus.
Pakai
pikiran, perasaan, kehendak, kekuatan yang ada pada Yesus. Apa itu? Merendahkan
diri dan taat sampai mati. Dalam melayani Tuhan harus dengan sikap merendahkan
diri dan taat sampai daging tidak bersuara. Kita bisa merendahkan diri dan
direndahkan, sekalipun direndahkan orang tidak marah. Saul sebelum kehilangan
urapan, waktu dia masih taat, dia dihina “bisakah orang ini membebaskan kami?”
tetapi dia pura-pura tuli. Waktu Saul sudah menang, orang yang membela Saul
berkata “mana itu yang tadi menghina supaya dibunuh”. Saul katakan tidak usah. Ini
merendahkan diri, biar dikata-katai orang terserah, orang mau ngomong apa
terserah.
Hamba
Tuhan itu hanya keset. Keset itu tempat orang bersihkan kaki, diinjak-injak. Belajar dari guru-guru kami,
hikmat yang Tuhan berikan kepada mereka, istilah-istilahnya sederhana-sederhana
saja tetapi mantap menusuk di dalam hati dan pikiran. Memang kami hanya keset,
mau orang bilang apa terserah. Rendahkan diri dan taat sampai daging tidak
bersuara lagi, pasti Tuhan pakai. Ketaatan kita harus ditingkatkan. Daging
masih bersuara mungkin 50%, terus taat. Berkurang 40% terus taat, sampai suara
daging habis sama sekali, seperti Yesus sampai mati di kayu salib.
Kalau
semua proses ini bisa kita lakukan, kita bisa menyerahkan diri kepada Tuhan
maka kita menjadi persembahan yang harum bagi Tuhan seperti Yesus.
Efesus
5:1-2
5:1
Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih
5:2
dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi
kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban
yang harum bagi Allah.
Mari
belajar untuk menyerah sepenuh sekalipun memang sakit bagi daging kita. Yesus
menjadi persembahan yang harum bagi Tuhan. Kita juga kalau mau menyerah sepenuh
maka kita menjadi persembahan yang harum bagi Tuhan. Berarti dengan penyerahan
sepenuh kita dibawa menjadi sama mulia dengan Yesus, menjadi Mempelai Wanita
Tuhan. Makanya ditampilkan dalam Wahyu 12:1 Mempelai Wanita itu dalam tanda
hamil. Hamil itu penyerahan sepenuh isteri kepada suami. Bukan diperkosa suami
tetapi penyerahannya kepada suami.
Korban
dibakar, asapnya naik berbau harum. Jangan lupa abunya turun, itu berkat yang
turun untuk kita. Yang penting menyerah sepenuh kepada Tuhan maka berkat
dicurahkan bagi kita, Tuhan tidak pernah menipu. Kesalahan banyak orang
Kristen, bahkan kami hamba Tuhan, pelayan Tuhan, mau menerima berkatnya bahkan
terkesan memaksa Tuhan tetapi tidak mau menyerah sepenuh kepada Tuhan, tidak
mau menjadi asap berbau harum bagi Tuhan. Tidak mau penyucian, hidup beribadah
sekalipun menderita tidak mau, penyucian lebih dalam apalagi, tidak mau.
Berdiri teguh, tidak mau juga, tetapi maunya berkat-berkat. Tuhan tidak menipu,
Tuhan tahu kebutuhan kita. Asalkan berbau harum bagi Tuhan maka berkat itu urusan
Tuhan, Tuhan berikan kepada kita. Jadilah asap yang berbau harum bagi Tuhan,
penyerahan diri sepenuh kepada Tuhan, Tuhan tidak pernah menipu.
Kalau
ada persembahan berbau harum, berkat dicurahkan.
Kejadian
8:20-22
8:20
Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi TUHAN; dari segala binatang yang tidak haram
dan dari segala burung yang tidak haram diambilnyalah beberapa ekor, lalu ia
mempersembahkan korban bakaran di atas mezbah itu.
8:21
Ketika TUHAN mencium persembahan yang harum itu, berfirmanlah TUHAN dalam
hati-Nya: "Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun
yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan
membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan.
8:22
Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin
dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam."
Tuhan
memberkati dengan tidak putus-putusnya. Saat kita butuh, Tuhan sediakan. Sampai
berkat terbesar yang Tuhan berikan kepada kita adalah pribadiNya sendiri. Tuhan
menjadi kepunyaan kita dan kita menjadi kepunyaanNya, menjadi Mempelai
WanitaNya. Di depan kita ada perjamuan suci, jaminan yang pasti, jaminan yang
kuat bagi kita. Kita menyerah sepenuh seperti Yesus, kita tidak kehilangan segalanya,
justru kita menerima segalanya dari Tuhan. Tuhan tidak pernah menipu kita sekalian.
Kidung
Agung 2:16
2:16
Kekasihku kepunyaanku, dan aku kepunyaan dia yang menggembalakan domba di
tengah-tengah bunga bakung.
Dalam pengalaman kami melayani Tuhan, yang
penting mau menyerah sepenuh Tuhan tidak pernah menipu, Tuhan menyediakan berkat
bagi kita. Yang kita cari bukan berkatnya, yang kita cari Yesus yang disalib,
tanda darah, mau menyenangkan hati Tuhan, mau menyerah sepenuh kepada Tuhan. Berkat
yang mencari kita, Tuhan perintahkan datang kepada kita.
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 081334496911
Email: imamat_raja@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar