Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Keluaran
30:17-21; 38:8
30:17
Berfirmanlah TUHAN kepada Musa:
30:18
"Haruslah engkau membuat bejana dan juga alasnya dari tembaga, untuk
pembasuhan, dan kautempatkanlah itu antara Kemah Pertemuan dan mezbah, dan
kautaruhlah air ke dalamnya.
30:19
Maka Harun dan anak-anaknya haruslah membasuh tangan dan kaki mereka dengan air
dari dalamnya.
30:20
Apabila mereka masuk ke dalam Kemah Pertemuan, haruslah mereka membasuh tangan
dan kaki dengan air, supaya mereka jangan mati. Demikian juga apabila mereka
datang ke mezbah itu untuk menyelenggarakan kebaktian dan untuk membakar korban
api-apian bagi TUHAN,
30:21
haruslah mereka membasuh tangan dan kaki mereka, supaya mereka jangan mati.
Itulah yang harus menjadi ketetapan bagi mereka untuk selama-lamanya, bagi dia
dan bagi keturunannya turun-temurun."
38:8
Dibuatnyalah bejana pembasuhan dan juga alasnya dari tembaga, dari
cermin-cermin para pelayan perempuan yang melayani di depan pintu Kemah
Pertemuan.
Ini
tentang bejana pembasuhan, fungsinya untuk membasuh tangan dan kaki. Bejana
pembasuhan secara rohani menunjuk baptisan air yang benar yaitu proses
penguburan hidup lama yang ditandai dengan perbuatan dan perjalanan hidup yang
kotor = proses penyucian perbuatan dan perjalanan hidup yang kotor. Tetapi ini
baru proses awal, bukan proses akhir. Sebab itu masih ada kelanjutannya. Jangan
puas sudah masuk baptisan air, sudah selamat, sudah masuk sorga, jangan puas!
Harus mengalami penyucian dan pembaharuan lebih lanjut.
Yang
membasuh tangan dan kaki adalah Harun dan anak-anaknya. Menunjuk Imam Besar dan
imam-imam dari suku Lewi. Sekarang menunjuk hamba Tuhan dan pelayan Tuhan.
Syarat mutlak melayani adalah kesucian. Kalau tidak suci, tidak cuci tangan dan
kaki lalu melayani Tuhan, akibatnya mati rohani!
Keluaran
30:20-21
30:20
Apabila mereka masuk ke dalam Kemah Pertemuan, haruslah mereka membasuh tangan
dan kaki dengan air, supaya mereka jangan mati. Demikian juga apabila mereka
datang ke mezbah itu untuk menyelenggarakan kebaktian dan untuk membakar korban
api-apian bagi TUHAN,
30:21
haruslah mereka membasuh tangan dan kaki mereka, supaya mereka jangan mati.
Itulah yang harus menjadi ketetapan bagi mereka untuk selama-lamanya, bagi dia
dan bagi keturunannya turun-temurun."
Harus
membasuh tangan dan kaki, kalau tidak nanti mati. Ini ketetapan selama-lamanya
berarti berlaku juga bagi kita.
Membasuh tangan artinya penyucian perbuatan daging
atau dosa.
Harun berasal dari suku Lewi, tetapi ada yang aneh
dalam pencatatan silsilah Harun, dicantumkan keluarga Ruben dan Simeon.
Keluaran 6:13-19
6:13
Inilah para kepala kaum keluarga mereka: Anak-anak Ruben anak sulung
Israel: Henokh, Palu, Hezron dan Karmi; itulah kaum-kaum Ruben.
6:14
Anak-anak Simeon: Yemuel, Yamin, Ohad, Yakhin, Zohar, dan Saul, anak
seorang perempuan Kanaan; itulah kaum-kaum Simeon.
6:15
Inilah nama anak-anak Lewi menurut urutan kelahirannya: Gerson, Kehat dan
Merari. Umur Lewi seratus tiga puluh tujuh tahun.
6:16
Anak-anak Gerson: Libni dan Simei, menurut kaum mereka.
6:17
Anak-anak Kehat: Amram, Yizhar, Hebron dan Uziel. Umur Kehat seratus tiga puluh
tiga tahun.
6:18
Anak-anak Merari: Mahli dan Musi. Itulah kaum-kaum Lewi menurut urutannya.
6:19
Dan Amram mengambil Yokhebed, saudara ayahnya, menjadi isterinya, dan perempuan
ini melahirkan Harun dan Musa baginya. Umur Amram seratus tiga puluh tujuh
tahun.
Mengapa demikian? Nenek moyang itu menunjuk hidup
lama. Jadi seorang hamba Tuhan dan pelayan Tuhan harus lepas dari hidup lama,
harus mengalami penyucian dari perbuatan Ruben dan Simeon.
Apa itu perbuatan Ruben?
Kejadian 35:22; 49:3-4
35:22 Ketika Israel diam di negeri ini, terjadilah
bahwa Ruben sampai tidur dengan Bilha, gundik ayahnya, dan kedengaranlah hal
itu kepada Israel.
49:3
Ruben, engkaulah anak sulungku, kekuatanku dan permulaan kegagahanku, engkaulah
yang terutama dalam keluhuran, yang terutama dalam kesanggupan.
49:4
Engkau yang membual sebagai air, tidak lagi engkau yang terutama, sebab engkau
telah menaiki tempat tidur ayahmu; waktu itu engkau telah melanggar
kesuciannya. Dia telah menaiki petiduranku!
I Tawarikh 5:1
5:1
Anak-anak Ruben, anak sulung Israel. Dialah anak sulung, tetapi karena ia telah
melanggar kesucian petiduran ayahnya, maka hak kesulungannya diberikan kepada
keturunan dari Yusuf, anak Israel juga, sekalipun tidak tercatat dalam silsilah
sebagai anak sulung.
Ruben tidur
dengan Bilha isteri ayahnya. Artinya perbuatan kenajisan, tidak menghargai
nikah! Hamba Tuhan pelayan Tuhan harus disucikan dari perbuatan kenajisan,
tidak menghargai nikah. Nikah adalah ciptaan Allah yang paling mulia karena
diciptakan segambar dengan Allah
Tritunggal. Tetapi dirusak oleh setan lewat Firman yang diputar balik.
Kejadian 3:1
3:1
Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang
dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu:
"Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan
buahnya, bukan?"
Hati-hati, Firman yang diputar balik ini pengaruhnya
begitu kuat membuat gereja berbalik dari pengajaran yang benar dan meninggalkan
ajaran yang sehat. Sampai rasul Paulus berkata aku heran, kenapa kamu begitu
lekas berbalik dari Injil untuk mengikuti yang bukan injil.
Galatia 1:6-7,10
1:6
Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih
karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain,
1:7
yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang
bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus.
1:10
Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah?
Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan
kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.
Tanda Firman yang diputar balik itu menyenangkan
daging, makanya orang suka. Kerusakan nikah ini terus terjadi sampai sekarang
melanda siapa saja, baik anak muda maupun orang tua. Sebab itu hati-hati, kita
harus peka dalam mendengar Firman. Kalau Firman bilang jangan yah jangan. Kalau
ada yang bilang boleh, hindari itu! Jangan membuka telinga terhadap Firman yang
diputar balik.
Akhirnya Hawa telanjang dan membuat cawat dari daun
pohon ara, itu menunjuk kebenaran diri sendiri. Kalau sudah kena Firman yang
diputar balik maka hidup itu ada kebenaran diri sendiri untuk menutupi
kenajisan dirinya, untuk menutupi kerusakan nikahnya! Apalagi kalau dia hamba
Tuhan, pakai alasan ‘ayat bilang begini, jadi boleh’.
Kejadian 3:7
3:7
Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang;
lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.
Yesaya
64:6
64:6 Demikianlah
kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain
kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan
kami seperti daun dilenyapkan oleh angin.
Kalau
sudah ada kebenaran diri sendiri, pasti menghambat pedang dari penumpahan darah,
pasti menolak penyucian oleh Firman pengajaran yang benar, dia pertahankan
dosanya. Akibatnya Hawa dikutuk Tuhan dan diusir dari taman Eden. Jangan sampai
kejadian taman Eden terulang lagi pada kita. Tidak mungkin dipakai Tuhan kalau ada
kebenaran diri sendiri dan kalau menutupi kerusakan nikah kita dengan kebenaran diri sendiri, malah diusir dari hadapan
Tuhan, dikutuk oleh Tuhan. Sebenarnya yang telah menanggung kutukan adalah
Yesus, Dia rela mati di kayu salib untuk menanggung kutukan dosa kita.
Kalau kita menolak penyucian pedang
Firman, tetap hidup dalam kehancuran dan kerusakan nikah, maka kita berarti
memposisikan diri kita sebagai musuh Tuhan! Bagaimana pelayanannya bisa diterima kalau dia musuh Tuhan,
musuh salib, tidak akan mungkin diterima oleh Tuhan.
Mengapa
ada orang yang sudah melayani bisa meninggalkan pelayanan padahal sudah dalam
pelayanan? Karena melayani Tuhan dalam kenajisan dan dalam suasana kutukan.
Suasana kutukan itu beban berat. Dia mau melayani tetapi memikul beban dosa
sehingga pelayanan menjadi berat. Selama hidup dalam kenajisan dan tidak
menghargai nikah maka hidup itu menjadi berat, pelayanan pasti berat, nikah
jadi berat sampai suatu saat ditinggalkan. Perbuatan Ruben ini harus disucikan!
Basuh tangan, lepaskan diri dari perbuatan kenajisan lewat masuk kuburan
baptisan air yang benar.
Ruben
kehilangan hak sulung, hak sulung itu hak untuk menikah, hak untuk mewarisi
kerajaan sorga. Kalau kita tidak mau disucikan, tidak menghargai nikah kita, kaum muda masa
pacaran tunangan ditandai kenajisan dan tidak diselesaikan, maka akan
kehilangan hak dan berkat sulung, tidak bisa menjadi Mempelai Wanita Tuhan,
tidak bisa masuk kerajaan sorga yang kekal, binasa selamanya.
Masih ada
seruan pertobatan dari
Tuhan, ayo segera kembali. Masa pacaran sudah hancur, permulaan nikah sudah
rusak, perjalanan nikah juga sudah rusak, Tuhan masih mau memperbaiki. Kembali
bertobat, perbaiki nikah lewat pekerjaan Firman pengajaran yang benar. Ada
rahasia yang besar dalam nikah kita, nikah kita mau dibawa masuk dalam nikah
yang rohani.
Apa
perbuatan Simeon?
Kejadian
34:25-26,30-31; 49:5-7
34:25 Pada hari
ketiga, ketika mereka sedang menderita kesakitan, datanglah dua orang anak
Yakub, yaitu Simeon dan Lewi, kakak-kakak Dina, setelah masing-masing mengambil
pedangnya, menyerang kota itu dengan tidak takut-takut serta membunuh setiap
laki-laki.
34:26 Juga Hemor
dan Sikhem, anaknya, dibunuh mereka dengan mata pedang, dan mereka mengambil
Dina dari rumah Sikhem, lalu pergi.
34:30 Yakub
berkata kepada Simeon dan Lewi: "Kamu telah mencelakakan aku dengan
membusukkan namaku kepada penduduk negeri ini, kepada orang Kanaan dan orang
Feris, padahal kita ini hanya sedikit jumlahnya; apabila mereka bersekutu
melawan kita, tentulah mereka akan memukul kita kalah, dan kita akan
dipunahkan, aku beserta seisi rumahku."
34:31 Tetapi
jawab mereka: "Mengapa adik kita diperlakukannya sebagai seorang perempuan
sundal!"
49:5 Simeon dan
Lewi bersaudara; senjata mereka ialah alat kekerasan.
49:6 Janganlah
kiranya jiwaku turut dalam permupakatan mereka, janganlah kiranya rohku bersatu
dengan perkumpulan mereka, sebab dalam kemarahannya mereka telah membunuh orang
dan dalam keangkaraannya mereka telah memotong urat keting lembu.
49:7 Terkutuklah
kemarahan mereka, sebab amarahnya keras, terkutuklah keberangan mereka, sebab
berangnya bengis. Aku akan membagi-bagikan mereka di antara anak-anak Yakub dan
menyerakkan mereka di antara anak-anak Israel.
Ini
cerita bagaimana Dina dirusak kesuciannya oleh Sikhem. Lalu Simeon dan Lewi
melakukan tipu muslihat, menyuruh penduduk kota itu yang laki-laki harus
disunat supaya Dina bisa diserahkan pada mereka. Tetapi begitu mereka sudah
disunat dalam keadaan kesakitan, datanglah Simeon dan Lewi membunuh semua
laki-laki di kota Sikhem. Jadi perbuatan Simeon dan Lewi adalah suka melakukan
kejahatan, amarah meluap-luap, suka menyalahkan orang, membenci orang lain
sekalipun orang itu sudah minta ampun. Pada Ruben juga ada pedang tetapi dia
tolak pedang penyucian. Pada Simeon ada pedang tetapi dia salah gunakan, pedang
bukan untuk menyucikan tetapi menjadi sandungan bagi orang lain. Banyak kali
kita seperti itu, bangga sebagai orang pengajaran. Sudah dari dulu dalam pengajaran
tetapi praktek hidupnya membunuh orang, membenci orang, orang minta ampun malah
dibenci. Kalau dalam Perjanjian Baru seperti Petrus, pedang malah dipakai
potong telinga orang. Ini menjadi sandungan bagi orang lain, sehingga orang
lain tidak mau mendengar dan menerima Firman pengajaran.
Kalau
disimpulkan perbuatan Ruben dan Simeon adalah salah menggunakan pedang Firman
pengajaran, menolak penyucian dan menjadi sandungan bagi orang lain. Lewi
ikut-ikutan salah menggunakan pedang bersama Simeon, tetapi syukur kepada
Tuhan, Lewi akhirnya menggunakan pedang dengan benar.
Keluaran
32:26-28
32:26 maka
berdirilah Musa di pintu gerbang perkemahan itu serta berkata: "Siapa yang
memihak kepada TUHAN datanglah kepadaku!" Lalu berkumpullah kepadanya
seluruh bani Lewi.
32:27 Berkatalah
ia kepada mereka: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Baiklah kamu
masing-masing mengikatkan pedangnya pada pinggangnya dan berjalanlah kian ke
mari melalui perkemahan itu dari pintu gerbang ke pintu gerbang, dan biarlah masing-masing
membunuh saudaranya dan temannya dan tetangganya."
32:28 Bani Lewi
melakukan seperti yang dikatakan Musa dan pada hari itu tewaslah kira-kira tiga
ribu orang dari bangsa itu.
Makanya
keturunan Lewi dipilih menjadi Imam Besar dan imam-imam. Sekalipun Lewi sempat
salah, tetapi dia cepat sadar ketika salah dan segera berbalik kepada Tuhan.
Mungkin kita dalam keadaan seperti Ruben, Lewi, Simeon yang salah menggunakan
pedang, segera sadar dan kembali kepada Tuhan, melayani Tuhan dengan benar, pegang
Firman pengajaran dan praktekan menjadi pengalaman hidup.
Di sini
Lewi disuruh membunuh saudara, teman dan tetangga. Ini praktek kita berpegang
teguh pada Firman pengajaran yang benar, artinya:
1. Harus
tegas berpegang pada Firman pengajaran sekalipun harus bertentangan dengan
saudara kita, keluarga kita, teman kita, tetangga kita, tetapi kita mau tegas
berpegang pada pengajaran yang benar. Kalau tegas berpegang pada pengajaran itu
sesuatu yang ajaib, kasih karunia Tuhan. Banyak yang tidak tahan, tidak tegas
terhadap Firman pengajaran, ikut-ikutan berbuat sesuatu yang tidak sesuai
pengajaran. Ada yang alasannya cari aman dari pada ribut-ribut, tidak ada
ketegasan.
2. Jangan
kompromi dengan daging! Serahkan segala kedagingan kita. Ini doa puasa, kita
serahkan kedagingan kita kepada Tuhan untuk disucikan oleh Firman pengajaran
yang benar. Kita mau dipakai oleh Tuhan. Jangan takut, kita memihak Tuhan maka
Tuhan ada di pihak kita.
Roma
8:31-32
8:31
Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di
pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?
8:32
Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi
kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada
kita bersama-sama dengan Dia?
Sepanjang
hari ini kita berpuasa, kita berada di pihak Tuhan, Tuhan di pihak kita. Maka
hasilnya tidak ada yang bisa mengalahkan, ada kemenangan atas segala persoalan
dan pergumulan. Kalau sudah di pihak Tuhan jangan takut, pasti menang dari
segala persoalan dan pergumulan. Ada
berkat pemeliharaan dan
perlindungan, segala-galanya Dia karuniakan kepada kita dari kayu salib. Kita
di pihak Tuhan, Tuhan di pihak kita, sampai kita bisa menyatu dengan Dia
selama-lamanya.
Orang Lewi membunuh 3000 orang, itu ukuran ruangan
suci dan ruangan maha suci. Bukti kita dipihak Tuhan kita ada di dalam
penggembalaan (ruangan suci) sampai mencapai kesempurnaan (ruangan maha suci). Apapun
pergumulan kita ayo periksa diri, selama ini kita sudah ada dalam pengajaran,
bagaimana kita menggunakan pedang, salah atau benar? Saya salah, tidak
menghargai nikah, ayo perbaiki. Saya salah seperti Simeon dan Lewi memotong
orang, ada kebencian, jadi sandungan, perbaiki semua. Biarlah kita ada di pihak
Tuhan, kita disucikan, diberikan kemenangan, diberkati, kita dipelihara Tuhan sampai
kita menyatu dengan Tuhan selama-lamanya.
GPT “Kristus Penebus” Jl. Langgadopi No.4 Tentena Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso,
94663 HP: 081334496911 Email: imamat_raja@yahoo.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar