Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.
Selamat Paskah, selamat merayakan hari kebangkitan Kristus Yesus. Biar kita mengalami kuasa kebangkitanNya dan juga kuasa kelepasan.
Wahyu 13:18
13:18 Yang penting di sini ialah
hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu,
karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam
ratus enam puluh enam.
Hikmat Tuhan meluputkan kita dari penguasaan
antikristus, dari capnya antikristus. Hikmat Tuhan itu juga sama dengan naungan
sayap Tuhan.
Wahyu 12:14
12:14 Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari
burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di
mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan
setengah masa.
Sayap Tuhan yaitu sayap burung nazar yang
besar menyingkirkan kita dari antikristus. Jadi hikmat Tuhan = naungan sayap
Tuhan. Tuhan merindu mengumpulkan umatNya dibawah naungan sayapNya.
Matius 23:37
23:37 "Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh
nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu!
Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam
mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau.
Cara Tuhan mengumpulkan umatNya adalah Tuhan
memanggil lewat Firman penggembalaan. Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan
anak-anakmu, itu menunjuk Firman penggembalaan, Firman yang diulang-ulang.
Kalau tidak ditanggapi, kehidupan itu tidak mau tergembala maka menjadi liar
sehingga tubuhnya daging, jiwanya/pikirannya daging, rohnya daging semua.
Tubuhnya daging itu 6, jiwanya daging itu 6, rohnya daging angka 6. Secara
rohani dia sudah dicap 666 oleh antikristus.
Paskah = kelepasan. Hari ini kita merayakan
Paskah supaya kita dilepaskan dari kedagingan, dari perbuatan daging, dari
pikiran daging, dari roh daging. Kita rindu supaya benar-benar kelepasan itu
menjadi wujud nyata. Paskah bukan hanya sekedar perayaan yang kebanyakkan diisi
denganperayaan-perayaan yang bersifat jasmani tetapi tidak ada kelepasan, tidak
ada Firman yang melepaskan dari segala kedagingan.
Dalam Perjanjian Lama, Paskah itu adalah
kelepasan bangsa Israel menunju tanah Kanaan oleh darah anak domba Paskah.
Dalam Perjanjian Baru Paskah adalah kelepasan gereja dari daging, dari setan tritunggal
untuk masuk Pesta nikah anak Domba Allah, masuk kerajaan 1000 tahun damai,
masuk kerajaan sorga Yerusalem Baru Kanaan Samawi oleh darah Yesus Anak Domba
Allah.
Lepas dari setan = mendapatkan naungan sayap
Tuhan. Mari kita merayakan Paskah lewat praktek mau bertekun dalam
penggembalaan yang dibina Firman pengajaran yang benar sehingga mendapat
naungan sayap Tuhan. Bukan hanya sekedar sesuatu perayaan yang kita kerjakan
setiap tahun, tetapi sungguh-sungguh kita mau tekun tergembala. Tekun itu tidak
bisa dihalangi dan tidak mau terhalang. Tekunlah tergembala dalam binaan Firman
pengajaran yang benar sehingga kita mendapatkan naungan sayap Tuhan. Bagaimana
keadaan orang yang tergembala sehingga mendapat naungan sayap Tuhan?
Mazmur 68:6-7
68:6 Bapa bagi anak yatim dan Pelindung bagi para
janda, itulah Allah di kediaman-Nya yang kudus;
68:7 Allah memberi tempat tinggal kepada orang-orang
sebatang kara, Ia mengeluarkan orang-orang tahanan, sehingga mereka bahagia,
tetapi pemberontak-pemberontak tinggal di tanah yang gundul.
Keadaannya seperti anak yatim, seperti janda
dan seperti orang asing secara rohani. Anak yatim itu kehidupan yang putus
hubungan dengan bapa yang lama itulah iblis, bapa pendusta, bapa
pembunuh/pembenci, lepas dari segala dosa.
Sekarang kita membahas tentang janda secara
rohani. Janda secara jasmani adalah orang yang putus hubungan dengan suami,
suaminya mati. Secara rohani janda adalah kehidupan yang putus hubungan dengan
daging dengan segala keinginan dan segala hawa nafsunya. Tanda janda secara
rohani:
Roma 8:7
8:7 Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap
Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin
baginya.
Kalau ada hawa nafsu daging, tidak bisa
takluk pada Firman Tuhan, tidak bisa taat pada Firman Tuhan. Jadi janda secara
rohani bisa taat pada Firman Tuhan apapun resikonya.
Yesus adalah teladan yang sempurna bagi kita. Bagaimana Yesus memberikan
keteladanan untuk lepas dari kedagingan supaya bisa taat, bahkan sampai mati di
kayu salib. Buktinya di taman Getsemani Yesus berdoa semalaman ‘ya Abba, ya
Bapa sekiranya mungkin lalukanlah cawan ini dari padaKu’.Kedagingan Yesus
menolak salib, Dia tidak salah, tidak berdosa, wajar kalau tidak mau
disalibkan. Tetapi doaNya dia kunci ‘biar kehendakMu yang jadi, bukan
kehendakKu yang jadi’. DoaNya itu Yesus ulangi berkali-kali sampai peluhnya
menjadi seperti darah.
Yesus teladan yang sempurna untuk lepas dari
keinginan daging supaya bisa taat. Apa yang Yesus lakukan untuk bisa lepas dari
keinginan daging. Di taman Getsemani Yesus berdoa semalaman. Dalam Matius pasal
4 Yesus berpuasa sehingga menang terhadap setan sumbernya pencobaan, sumbernya dosa.
Ayo kita belajar meneladani Yesus. Kalau
Yesus yang sempurna bergumul untuk lepas dari kedagingan. Kita yang nyata-nyata
banyak kekurangan dan kelemahan harus bergumul lebih keras lagi untuk lepas
dari kedagingan. Yesus memberikan keteladanan bagi kita, Dia tidak berdosa
tetapi mau dibaptis untuk memberikan teladan baptisan yang benar. Dia tidak
berdosa, tetapi mau merobek dagingNya, mau mematikan dagingNya lewat doa puasa
dan doa semalaman, Dia taat sampai mati di kayu salib. Ayo kita teladani Yesus,
contoh yang sempurna.
Mungkin kita berpikir Yesuskan sempurna,
makanya Dia bisa lakukan semua itu. Kadang manusia ini banyak dalihnya, mau
berdebat dengan Firman Tuhan. Sekarang kita belajar contoh manusia yang lemah
seperti kita, yang mau melepaskan diri dari kedagingan, contohnya adalah janda
di Sarfat. Gambaran bangsa kafir yang lemah, dia ada di Sidon, bukan daerah
Israel,banyak kekurangan tetapi mau melepaskan diri dari kedagingannya. Jadi
tidak ada alasan lagi kita mau berkata saya tidak bisa, hanya Yesus yang bisa
karena Dia sempurna. Sebab ini sudah ada contoh manusia daging yang mau
melepaskan diri dari kedagingannya.
I Raja-raja 17:7-16
7:7 Tetapi sesudah beberapa waktu, sungai itu menjadi
kering, sebab hujan tiada turun di negeri itu.
7:8 Maka datanglah firman TUHAN kepada Elia:
7:9 "Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk
wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang
janda untuk memberi engkau makan."
7:10 Sesudah itu ia bersiap, lalu pergi ke Sarfat.
Setelah ia sampai ke pintu gerbang kota itu, tampaklah di sana seorang janda
sedang mengumpulkan kayu api. Ia berseru kepada perempuan itu, katanya:
"Cobalah ambil bagiku sedikit air dalam kendi, supaya aku minum."
7:11 Ketika perempuan itu pergi mengambilnya, ia
berseru lagi: "Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti."
7:12 Perempuan itu menjawab: "Demi TUHAN,
Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikit pun, kecuali
segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan
sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau
pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya,
maka kami akan mati."
7:13 Tetapi Elia berkata kepadanya: "Janganlah
takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu
bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian
barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu.
7:14 Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel:
Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itu pun
tidak akan berkurang sampai pada waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka
bumi."
7:15 Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti
yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu
mendapat makan beberapa waktu lamanya.
7:16 Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak
dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya
dengan perantaraan Elia.
Waktu itu terjadi kelaparan di bumi ini.
Lukas 4:25-26
4:25 Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar:
Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit
tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang
hebat menimpa seluruh negeri.
4:26 Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang
dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah
Sidon.
Sekarang kelaparan ini menubuatkan keadaan
krisis di segala bidang. Bidang apa saja semua krisis, keamanan, ekonomi dan
sebagainya. Sudah banyak negara-negara yang bangkrut, bahkan sudah ada daftar
negera-negara yang terancam bangkrut, itu karena krisis di segala bidang.Juga
krisis secara rohani yaitu terjadi kelaparan akan Firman. Dalam gereja sekarang
yang lebih diutamakan hanya yang jasmani, Firman sudah jadi nomor sekian, kalau
perlu tidak ada Firman dalam ibadah. Terjadi kelaparan dalam dunia, orang
Kristen tidak puas, jangan heran mencari kepuasan di dunia, mencari kepuasan
lewat berbuat dosa. Sehingga kasih mengalami krisis. Kasih itu timbul dari
ketaatan akan Firman. Bagaimana mau punya kasih, Firman tidak ada, apa yang mau
ditaati?
I Petrus 1:22
1:22 Sedangkan kamu sudah menyucikan jiwamu di dalam
taatmu kepada yang benar, sehingga kamu kasih dengan tulusnya akan segala
saudara, maka hendaklah kamu berkasih-kasihan sama sendirimu dengan
bersungguh-sungguh hati,
Sekarang krisis kasih, tidak peduli lagi, mau
saudara atau siapa, kalau marah sampai dia bunuh, dia bakar, mutilasi.
Betul-betul kasih mengalami krisis dan kedurhakaan meningkat.
Matius 24:12
24:12 Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka
kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.
Dengan bertambahnya kedurhakaan, kasih
kebanyakan orang semakin dingin. Kita sekarang menghadapi kelaparan, krisis di
berbagai bidang. Firman sekarang semakin mahal, nanti semakin sulit mencari
Firman. Kalau kita main-main nanti masuk dalam suasana krisis itu, kasih
menjadi dingin dan kedurhakaan meningkat.
Bagaimana cara mengatasi krisis di berbagai
bidang sampai krisis rohani? Waktu Elia berkata buatkan aku sepotong roti keci,
perempuan itu berkata ‘yang
ada padaku tinggal sedikit minyak dan segenggam tepung. Ini sekarang saya
sedang mengumpulkan kayu api, saya akan olah itu menjadi roti dan saya makan
bersama anakku. Sesudah itu tidak ada lagi persediaan makanan dan kami mati!’
Perempuan itu mengandalkan tepung dan minyak secara jasmani.
1.
Cara
mengatasi pertama jangan mengandalkan tepung dan minyak dari dunia. Artinya
jangan mengandalkan kekuatan sendiri, jangan mengandalkan apapun yang ada di
dunia ini. Saya berdoa supaya kaum muda juga mendapat gelar, mau S1, S2, S3
sampai jadi profesor silahkan, tetapi jangan andalkan itu. Ada kedudukan di
dunia, puji Tuhan. Diberkati Tuhan dengan kekayaan, puji Tuhan, tetapi jangan
andalkan itu. Tidak akan bisa menghadapi krisis kalau kita mengandalkan
semuanya itu.
IRaja-raja
7:12
7:12
Perempuan itu menjawab: “Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak
ada roti padaku sedikit pun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan
sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga
potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi
anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati.”
Kalau
mengandalkan apa yang ada di dunia ini, cuma ada 1 kata yaitu mati! Baik itu mati secara jasmani, terutama mati
secara rohani. Bangga dengan semua yang jasmani, tiba-tiba krisis, pemotongan
mata uang. Deposito banyak, tiba-tiba bank itu tutup, habis semuanya. Kalau
andalkan yang jasmani pasti mati secara rohani terutama mati secara rohani.
Bukan berarti tidak boleh ada tabungan, tidak boleh kaya, silahkan, saya berdoa
supaya jemaat diberkati, supaya jemaat ada ijazah, tetapi jangan andalkan itu.
2.
Cara
kedua andalkan tepung dan minyak yang dikaitkan dengan Tuhan.
I
Raja-raja 7:13-14
7:13
Tetapi Elia berkata kepadanya: "Janganlah takut, pulanglah, buatlah
seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti
bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu
dan bagi anakmu.
7:14
Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak
akan habis dan minyak dalam buli-buli itu pun tidak akan berkurang sampai pada
waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka bumi."
Kaitkan
dulu dengan Elia, Elia itu utusan Tuhan. Berarti kaitkan tepung dan minyak
dengan Tuhan. Tepung itu adalah Firman, andalkan Firman.Dan minyak itu adalah
Roh Kudus, andalkan Roh Kudus. Jadi Firman dalam urapan Roh Kudus yang kita
praktekan itu menimbulkan kasih. Jadi mengandalkan tepung dan minyak yang
dikaitkan dengan Tuhan adalah mengandalkan Firman, Roh Kudus dan kasih Tuhan.
Buktinya kita mengandalkan Firman, Roh Kudus dan kasih adalah kita membawa
hidup kita yang hanya seperti bejana tanah liat ini untuk diisi Firman, Roh
Kudus dan kasih Tuhan. Dimana tempatnya kita diisi? Dalam penggembalaan,
ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok.
a) Meja roti sajian, kita bertekun dalam ibadah
pendalaman Alkitab dan Perjamuan suci. Bejana kita diisi dengan Firman. Terus
kita tekuni maka Firman terus diisi dalam bejana hidup kita.
b) Pelita emas, kita bertekun dalam ibadah raya,
kita diisi dengan Roh Kudus.
c) Mezbah dupa emas, kita bertekun dalam ibadah
doa penyembahan, kita diisi dengan kasih Tuhan.
Hanya
Firman, Roh Kudus dan kasih yang kita dapatkan dalam penggembalaan yang bisa
menolong kita menghadapi krisis di dunia ini. Sangat tidak bijak sementara kita
menghadapi krisis malah menjauh dari penggembalaan dengan alasan ‘pak gembala
saya mohon izin dulu tidak beribadah, saya mau memperbaiki dulu ekonomi saya,
ada banyak yang mau saya kerja’. Krisis itu tekanan dan himpitan. Saat krisis
lalu tidak ada firman, tidak ada Roh Kudus dan tidak ada kasih, bejananya
hancur!
IIKorintus
4:7
4:7
Tetapi benda yang mulia ini ada pada kami di dalam bekas yang daripada tanah,
supaya kelebihan kuasanya nyata asal daripada Allah dan bukanlah daripada kami
sendiri.
Harta
yang kita punyai itu adalah Firman, Roh Kudus dan kasih Tuhan. Kalau diisi
Firman, Roh Kudus dan kasih Tuhan maka kita ada kekuatan. Tetapi kalau tidak,
kita tidak mempunyai kekuatan.
II
Korintus 4:8
4:8
Maka kami disesakkan di dalam segala sesuatu, tetapi tiada terapit; kami
bimbang hati, tetapi tiada putus harap;
Kalau
ada isi, biar dihimpit, bahkan dihempaskan, tidak hancur karena ada kekuatan
dari Allah. Banyak orang yang menghadapi krisis sampai sudah bicara-bicara
sendiri, sampai goncang jiwanya karena tidak tahan menghadapi krisis. Yang
tadinya banyak hartanya, tiba-tiba suami ditangkap karena korupsi, di sita
semuanya. Kalau tidak ada Firman, Roh Kudus dan kasih, hancur dia!
Proses
diisi Firman, Roh Kudus dan kasih Allah.
a)
Roma
10:17
10:17 Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan
pendengaran oleh firman Kristus.
Proses pertama ini penentu, mendengar Firman
Kristus, Firman dalam urapan Roh Kudus. Kita merayakan Paskah bukan sekedar
perayaan yang jasmani tetapi datang mendengar Firman dalam urapan Roh Kudus.
Apa tandanya mendengar Firman dalam urapan?
Termasuk menyampaikan Firman dalam urapan Roh Kudus.
II Korintus 3:17
3:17 Adapun Tuhan itu Roh, dan barang di mana ada Roh
Tuhan, di situlah kebebasan.
Tandanya adakemerdekaan, ada kebebasan. Yang
dimaksud di sini adalah tidak terikat oleh waktu, tidak terikat oleh situasi
kondisi, tidak terikat oleh apapun yang ada di dunia ini. Tidak terikat dengan
pikiran dan perasaan daging, sehingga kita bisa mendengar Firman dengan suatu
kebutuhan, tidak bisa dibatasi. Kalau tidak ada urapan, yang khotbah juga
membatasi dirinya sendiri ‘sudah terlalu lama saya khotbah ini, sudah cukuplah’.
Apalagi kalau lihat ekspresi jemaat mukanya sudah mengkerut ah sudah, bijaksanai
saja Firman. Apalagi kalau ada yang
sudah batuk-batuk berisi, yah sudah berhenti dulu khotbahnya. Tetapi kalau ada
Roh Kudus, sampaikan saja Firman apa yang sudah Tuhan berikan. Begitu juga
jemaat, ada urapan, tidak dibatasi dengan perasaan daging. Bisa menerima Firman
Tuhan yang keras, terima kasih Tuhan ini untuk saya. Kalau tidak ada Roh Kudus,
Firman keras tertusuk hatinya, mengamuk dia. Orang di mahkamah Agama itu
menyambut Firman yang disampaikan Stefanus dengan kertakan gigi dan serentak
menyerbu Stefanus dan melempari Stefanus dengan batu.
b) Mengerti Firman. Kalau mendengar dalam urapan
maka bisa mengerti Firman.
c) Sesudah mengerti, percaya dan yakin pada
Firman, menjadi iman di hati, bejananya sudah diisi dengan Firman. Apa tanda
hati sudah berisi Firman, ada Roh Kudus? Tidak gampang kecewa menghadapi
persoalan apapun.
Roma 5:3-5
5:3 Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga
dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan
ketekunan,
5:4 dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji
menimbulkan pengharapan.
5:5 Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih
Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah
dikaruniakan kepada kita.
Saat sengsara, bukan kecewa atau putus asa.
Malah bermegah, puji Tuhan, saya mendapat kesempatan mengambil bagian sedikit
dari penderitaan Kristus. Menghadapi persoalan apapun, menghadapi tantangan,
jangan kecewa, jangan putus asa, makanya dengar Firman. Sangat tidak bijak saat
menghadapi masalah malah tidak mau dengar Firman. Dengar Firman supaya ada
kekuatan sehingga kita tidak kecewa, tidak putus asa, apalagi tinggalkan Yesus.
Kita kuat, menjadi kehidupan yang punya pengharapan untuk bertemu Yesus
Mempelai Pria Sorga, pengharapan untuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan.
d) Firman dipraktekan, mendarah daging dalam kehidupan
kita. Sudah tidak kelihatan lagi karakter daging kita, yang kelihatan adalah
Firman Tuhan, karakter Yesus.Mempraktekan Firman = memiliki segenggam tepung. Itu
sudah cukup, tidak usah segentong atau 1 ton tepung. Menghadapi krisis di akhir
zaman, tumpuk makanan sampai berton-ton, tidak usah seperti itu. Dengar Firman
sampai praktek itu sudah segenggam tepung, sanggup memelihara janda di Sarfat
selama 3,5 tahun. Sekarang memelihara kita sampai di zaman antikristus.
Mempraktekan Firman itu adalah bukti kita
sudah ada isi Firman, Roh Kudus dan kasih, kita memiliki segenggam tepung, maka hidup kita ada dalam genggaman
tangan Tuhan. Kalau kita baca tentang Elia, selalu dikaitkan dengan segenggam,
telapak tangan. Waktu hujan sudah mau dicurahkan oleh Tuhan, ada awan sebesar
telapak tangan.
Sudah terlalu banyak Firman kita dengar,
sekarang waktunya untuk praktek.
Berbahagialah yang membaca, mendengar dan menuruti Firman, itu ayat dalam permulaan
kitab Wahyu. Kemudian pada pasal-pasal berikutnya ada ayat berbahagialah yang
menuruti Firman, sudah tidak ada lagi waktu untuk membaca dan mendengar,
tinggal waktu untuk melakukan Firman, itu sudah mendapat segenggam tepung, kita
berada dalam genggaman tangan Tuhan.
Kita periksa apakah kita sudah melakukan
Firman, berada dalam genggaman
tangan Tuhan atau di luar tangan Tuhan. Tanda kita ada dalam genggaman tangan
Tuhan.
Pengkhtobah4:6
4:6 Segenggam ketenangan lebih baik dari pada dua
genggam jerih payah dan usaha menjaring angin.
Tanda pertama hidup kita mengalami
ketenangan, damai sejahtera di tengah-tengah kegoncangan dan krisis di dunia.
Praktekan saja Firman, ada damai, ada ketenangan di tengah krisis di dunia.
Segenggam ketenangan itu berarti ketenangan itu sudah pasti menjadi milik kita.
Yesaya 63:14
63:14 seperti ternak yang turun ke dalam lembah. Roh
TUHAN membawa mereka ke tempat perhentian. Demikianlah Engkau memimpin umat-Mu
untuk membuat nama yang agung bagi-Mu.
Allah yang kita sembah dan mau kita praktekan FirmanNya, Dia adalah Allah sumber damai
sejahtera. Kita praktekan FirmanNya,
kita dapat damai sejahtera, kita dapat ketenangan. Allah sumber damai sejahtera
itu sanggup menghancurkan iblis di bawah kakiNya. Iblis itu sumber pencobaan,
sumbernya krisis, sumbernya ketidaktenangan. Praktekan
saja Firman, kita digenggam oleh Allah damai sejahtera dan iblis dihancurkan di
bawah kaki kita. Betapa bahagianya kita ikut Tuhan.
Memang pahit rasanya kalau mau melakukan
Firman Tuhan. Dalam pesta Paskah, bangsa Israel hanya boleh maka 3 menu:
1)
Daging anak
domba Paskah yang dipanggang, itu bucara korban Kristus, perjamuan suci.
2)
Roti
tidak beragi, itu menunjuk Firman pengajaran yang benar.
3)
Sayur
pahit, artinya memang melakukan Firman itu pahit dan sakit bagi daging.
Keluaran 12:8
12:8 Dagingnya harus dimakan mereka pada malam itu
juga; yang dipanggang mereka harus makan dengan roti yang tidak beragi beserta
sayur pahit.
Keluaran 12:8 (Terjemahan Lama)
12:8 Maka pada malam itu juga hendaklah mereka itu
makan dagingnya, yang dipanggang pada api, dan lagi apam fatir, dan hendaklah
dimakannya dengan gulai yang pahit.
Memang pahit rasanya mempraktekan Firman,
tetapi kita bersama Tuhan sumber damai sejahtera.
Roma 16:20
16:20 Semoga Allah, sumber damai sejahtera, segera
akan menghancurkan Iblis di bawah kakimu. Kasih karunia Yesus, Tuhan kita,
menyertai kamu!
Ini dahsyatnya kalau kita mau mempraktekan
Firman, iblis di bawah kaki kita! Jangan
lihat tantangannya yang luar biasa, lihat kemenangannya yang luar biasa. Tidak
usah berpikir aduh bahaya nanti saya dipecat, saya dibuat macam-macam, saya
diputus pacar saya, jangan pikirkan
itu, lakukan saja Firman maka iblis di bawah kaki kita, kita injak dia, kita
mengalami damai sejahtera.
Mempraktekan Firman itu juga sama dengan
membuat roti bulat kecil. Artinya praktekan Firman mulai dari perkara-perkara
yang kecil dulu. Jangan dulu yang hebat-hebat, yang kecil saja belum mampu kita
lakukan sudah mau langsung yang besar. Rumus sorga itu dari yang kecil baru
sampai yang besar. Biji sesawi kecil tumbuh menjadi pohon yang besar, itu rumus
sorga. Kalau kamu mau menjadi yang terbesar jadilah yang terkecil, itu rumus
sorga. Praktekan Firman mulai dari perkara yang kecil dulu baru meningkat
sampai perkara yang besar.
Istilah bundar itu tidak ada ujung, tidak ada
pangkal. Artinya kalau kita praktekan Firman, kita mencapai hidup kekal bersama
Yesus. Enak sekali, Tuhan sudah berikan kepada kita tawaran yang luar biasa,
praktekan Firman maka iblis dikalahkan di bawah kakimu, praktekan Firman kamu
bersama Aku di sorga. Jangan pikir susahnya,
kalau kita praktekan Firman lihat iblis dikalahkan di bawah kaki kita dan surga
adalah tempat kita nanti bersama Yesus.
Yohanes 8:51
8:51 Sesungguh-sungguhnya, Aku berkata kepadamu,
jikalau barang seorang menurut perkataan-Ku, tiada ia akan nampak maut
selama-lamanya."
Tidak mengalami maut selama-lamanya artinya hidup
kekal. Kalau diizinkan meninggal dunia, akan dibangkitkan dalam kerajaan 1000
tahun damai sampai masuk kerajaan sorga, hidup kekal selama-lamanya.
Sudah praktekan Firman, sudah ada roti bulat
kecil, itu belum cukup, belum bisa dimakan, harus dibakar. Janda itu mengumpulkan kayu api
untuk membakar roti itu. Artinya kalau kita mempraktekan Firman jangan heran
kalau kita diperhadapkan dengan nyala api ujian supaya rohani kita matang bisa
diterima dan dimakan oleh Yesus. Masa kita sodorkan roti mentah kepada Yesus,
tidak akan bisa dimakan, sakit perut. Ada nyala api ujian, ada sengsara daging
tanpa dosa, ada percikan darah harus kita alami.
I Petrus 4:12-14
4:12 Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu
heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah
ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
4:13 Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian
yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira
dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
4:14 Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama
Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.
Seharusnya kita berbahagia, saat diizinkan
masuk nyala api ujian kita sedang dimatangkan. Kalau membakar roti kita bolak balik.
Jangan heran kita sudah dibakar dibolak balik lagi, sakit bagi daging.
Difitnah, dituduh macam-macam. Tuduhan itu makanan sehari-hari hamba Tuhan,
nikmati saja. Kalau gembala tidak matang, bagaimana mau mengarahkan jemaat
untuk matang rohani. Gembala mentah bikin sakit perut orang lain. Baru
dikata-katai sudah cari mana orangnya, cari dia, saya hadapi dia, tidak pernah
matang! Biar kita dibakar oleh Tuhan, terima itu.
Tuhan tahu kita tidak mampu maka Tuhan
berikan Roh Kudus supaya kita bisa tahan dalam nyala api ujian, malah
berbahagia, rela menghadapi nyala api ujian. Tuhan tunggu sampai kita rela. Seringkali
kita belumrela, tidak mau saya, kalau begini caranya tidak bisa! Harus rela
menerimanya, rela sengsara daging sampai roti bulat kecil menjadi matang,
sampai ketaatan kita sempurna! Kadang di sisi ini kita taat, di sisi lain kita
tidak taat. Ketaatan masih naik turun. Diizinkan masuk nyala api siksaan supaya
ketaatannya sempurna.
Roma 15:16-18
15:16 yaitu bahwa aku boleh menjadi pelayan Kristus
Yesus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi dalam pelayanan pemberitaan Injil Allah,
supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah sebagai persembahan
yang berkenan kepada-Nya, yang disucikan oleh Roh Kudus.
15:17 Jadi dalam Kristus aku boleh bermegah tentang
pelayananku bagi Allah.
15:18 Sebab aku tidak akan berani berkata-kata tentang
sesuatu yang lain, kecuali tentang apa yang telah dikerjakan Kristus olehku,
yaitu untuk memimpin bangsa-bangsa lain kepada ketaatan, oleh perkataan dan
perbuatan,
Taat dalam perkataan dan perbuatan, itu
ketaatan yang sempurna. Tugas kami hamba Tuhan memimpin jemaat pada ketaatan
sampai ketaatan itu sempurna. Makanya hamba Tuhan harus menjadi teladan
ketaatan dalam menghadapi nyala api ujian harus rela dan bahagia. Bukan malah
datang curhat pada jemaat, berkeluh kesah ‘kasihan saya ini, dari pagi belum
makan’. Apalagi curhat di media sosial, kami ini lagi membangun memang dalam
kesusahan tetapi yakin Tuhan adakan. Orang sudah baca, pak minta nomor
rekeningnya nanti kami korban. Bagaimana bisa memimpin jemaat pada ketaatan
yang sempurna kalau hamba Tuhannya sendiri tidak tahan menghadapi percikan
darah, maunya yang enak-enak saja bagi daging.
Tujuan nyala api ujian adalah untuk membakar
tabiat daging kita. Terlalu banyak tabiat daging kita, kita belajar dari janda
di Sarfat.
1)
II
Raja-raja 7:12
7:12
Perempuan itu menjawab: “Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak
ada roti padaku sedikit pun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan
sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga
potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi
anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati.”
Ini
tabiat keakuan atau egois. Perkataan
Elia itu adalah Firman Tuhan, Firman Tuhan kepada Elia ‘Aku memerintahkan
seorang janda untuk memelihara engkau’. Jadi apa yang diucapkan Elia itu
datangnya dari Tuhan ‘ayo lakukan untuk Tuhan’ oh untukku dulu, untuk anakku dulu. Seringkali kita seperti ini. Mari bekerja
melayani Tuhan.
Salah
satu praktek egoisdia bilang mau buat roti bundar untukku, padahal Elia bilang
untukku. Jadi dia sudah dapat roti bundar, dia makan sendiri. Roti itu bicara
Firman. Jadi salah satu prakteknya sudah menerima berkat Firman pengajaran
dalam urapan Roh Kudus, tetapi tidak mau membagikannya lewat kesaksian. Padahal
lewat kesaksiannya mungkin ada orang yang punya pengalaman sama dengan dia bisa
tertolong dia tidak mau bersaksi, maka hutang darah! Akibat tidak mau bersaksi
mati rohani! Bersaksi bisa lewat perkataan dan bisa juga lewat perbuatan,
tunjukan keubahan hidup yang sudah kita alami lewat Firman pengajaran, kalau
tidak kita mati.
2)
Ketakutan,
kekuatiran, kebimbangan. Ayo berkorban untuk Tuhan, tidak cukup. Kembalikan
milik Tuhan, tidak cukup.Kalau selalu tidak cukup, jadinya tidak cukup betul! Jangan
selalu bilang tidak ada, tidak cukup, jadilah sesuai perkataanmu. Itu yang
harus dibakar.
3)
Berharap
orang lain. Seringkali saat krisis yang pertama kita ingat ada si A bisa
tolong, ada si B bisa tolong, bukan ingat Tuhan! Harus ingat Tuhan, harus
berharap kepada Tuhan.
Ini semua yang harus dibakar, kalau sudah
dibakar maka roti itu matang, bisa dimakan. Artinya bisa mengenyangkan dan menyenangkanTuhan.
Dalam segala hal kita berupaya menyenangkan hati Tuhan. Kalau kita bisa
menyenangkan Tuhan, secara timbal balik Tuhan bisa memelihara kita secara
ajaib. Segenggam tepung, sedikit minyak mau memelihara 3,5 tahun, tidak
mungkin! Mustahil, dari mana rumusnya. Tetapi Tuhan mampu mengerjakan semuanya,
Tuhan memelihara kita secara ajaib sampai di zaman antikristus. Firman dan Roh
Kudus yang kita praktekan itulah 2 sayap yang menaungi kita, menyingkirkan kita
jauh dari antikristus. Dunia semakin krisis, antikristus berkuasa, tetapi kita sudah
berada di padang belantara, dipelihara langsung oleh Tuhan. Biarlah siang ini
kita merayakan Paskah, kita pulang membawa 2 sayap burung nazar dari Tuhan
berada di bawah naungan sayap Tuhan.
2 sayap burung nazar yang besar dari Tuhan
mampu menerbangkan kita pada 2 tempat.
1.
Ayub
39:30-33
39:30
Atas perintahmukah rajawali terbang membubung, dan membuat sarangnya di tempat
yang tinggi?
39:31
Ia diam dan bersarang di bukit batu, di puncak bukit batu dan di gunung yang
sulit didatangi.
39:32
Dari sana ia mengintai mencari mangsa, dari jauh matanya mengamat-amati;
39:33
anak-anaknya menghirup darah, dan di mana ada yang tewas, di situlah dia."
Rajawali
= burung nazar. Tempat pertama adalah gunung yang tinggi, gunung yang sulit
didatangi = gunung penyembahan. Jadi Firman dan Roh Kudus itu mendorong kita bisa
menaikan doa penyembahan yang benar kepada Tuhan, kita naik ke gunung yang
tinggi, gunung yang sulit didatangi. Dikatakan gunung itu sulit didatangi,
artinya orang yang tekun dalam doa penyembahan, dia sedang menyingkir dari
musuh-musuh, musuh-musuh tidak bisa menjangkau dia. Musuh yang selalu mengincar
kita 3D yaitu daging, dosa dan dunia. Kalau sudah dikalahkan oleh 3D ini pasti
jadi D yang keempat yaitu dusta. Kita menyingkir dari musuh-musuh ini lewat doa
penyembahan.
Daging
kita terlalu kuat mengganggu mau menyeret kita pada perbuatan daging,
menyembah, menyingkir. Dosa begitu kuat menggoda mau menjatuhkan kita, banyak menyembah,
kita menyingkir.Pengaruh dunia membuat kita tidak setia, ayo banyak menyembah
hari-hari terakhir ini.
Dikatakan
di atas gunung yang tinggi itu, burung rajawali atau burung nazar mengganti
bulunya. Bulu yang lama rontok, bulu yang baru tumbuh. Artinya dalam doa
penyembahan kita mengalami pembaharuan hidup, keubahan hidup. Dari ayat-ayat
yang kita baca ini, pembaharuan dimulai dari pandangan.
Ayub
39:32-33
39:32
Dari sana ia mengintai mencari mangsa, dari jauh matanya mengamat-amati;
39:33
anak-anaknya menghirup darah, dan di mana ada yang tewas, di situlah dia."
Pandangannya
selalu tertuju pada bangkai, bangkai yang dimaksud di sini adalahKorban
Kristus. Dalam Yesaya dikatakan Dia bukan seperti manusia lagi. Matinya Yesus
di kayu salib bukan seperti manusia lagi. Kalau bukan seperti manusia lalu
seperti apa? Seperti binatang. Binatang yang mati disebut bangkai. Yesus rela
menerima perlakuan seperti itu sampai disejajarkan dengan binatang, supaya
pandangan kita selalu tertuju pada KorbanNya.
Matius
24:
24:28 Di mana ada bangkai, di situ burung nazar
berkerumun."
Di
depan kita ada Perjamuan suci, ada Korban Kristus, pandangan kita tertuju pada
Korban Kristus supaya kita kuat. Kalau pandangan kita selalu tertuju pada
Korban Kristus maka kita pasti kuat menghadapi salib, menghadapi ujian. Sebesar
apapun ujiannya, kita pandang Korban Kristus, Yesus lebih menderita dari saya.
Di mata manusia ‘kasihan sekali dia’ tetapi kita kuat, karena kita memandang
Korban Kristus. Kalau saya menderita, saya manusia berdosa wajar menderita.
Engkau menderita padahal Engkau tidak berdosa. Penderitaan kita tidak akan
pernah sepadan dengan penderitaan Kristus Yesus. Ayo biar kita kuat!
Yesaya
52:13-14
52:13
Sesungguhnya, hamba-Ku akan berhasil, ia akan ditinggikan, disanjung dan
dimuliakan.
52:14
Seperti banyak orang akan tertegun melihat dia — begitu buruk rupanya, bukan
seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi —
Kita
ini seperti anjing dan babi, tetapi Yesus rela menjadi bangkai supaya kita yang
tadinya busuk seperti anjing dan babi bisa diubahkan. Pandangan kita selalu
tertuju pada Korban Kristus. Saat menghadapi kesulitan dan penderitaan, kita
lihat Korban Kristuus kita kuat. Pandangan kita pandangan yang rohani, tertuju
pada perkara-perkara yang rohani, lebih mengutamakan perkara yang rohani dari
pada perkara jasmani, perkara dunia.
2.
Wahyu
12:14
12:14 Maka
dikaruniakanlah kepada perempuan itu kedua sayap burung nasar yang besar itu,
supaya ia dapat terbang ke padang belantara kepada tempatnya, yaitu tempat ia
dipeliharakan di dalam satu masa dan dua masa dan setengah masa lamanya, jauh
daripada mata ular itu.
Kita
dibawa ke padang gurun jauh dari antikristus, kita dipelihara 3,5 tahun. Berarti
rohani kita sudah mencapai kesempurnaan. Tidak mungkin Tuhan biarkan Mempelai
WanitaNya dianiaya.
Siang ini kita merayakan Paskah, bawalah
hidup kita berada di bawah naungan sayap Tuhan, mau tergembala dengan benar dan
baik, mau diisi dengan Firman, Roh Kudus dan kasih Tuhan, Tuhan berikan sayap
kepada kita.
Kita sudah bertekun dalam penggembalaan,
sudah praktek Firman, hidup dari Firman Tuhan, sudah ada sayap. Tetapi mungkin
siang ini sayap kita sedang terkulai, sedang letih lesu dalam mengikut Tuhan,
ayo makan bangkai, makan perjamuan suci supaya kuat kembali. Jangan loyo, kita
dapat semangat baru, dapat kekuatan baru, bisa menanti kedatangan Yesus kedua
kali. Saya akui berapa kali sayap saya pernah terkulai, loyo, patah semangat,
tetapi Tuhan kuatkan kembali.
Yesaya 40:29-31
40:29 Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan
menambah semangat kepada yang tiada berdaya.
40:30 Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan
teruna-teruna jatuh tersandung,
40:31 tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN
mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan
kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan
tidak menjadi lelah.
Mungkin sudah lelah, capek saya ikut Tuhan,
menghadapi nikah sudah capek, menghadapi buah nikah sudah capek, sudah patah
semangat, ayo kuat kembali! Bahkan mungkin bukan cuma lelah tetapi sudah
tersandung, batu kecil saja sudah jatuh tersungkur. Biarlah lewat Firman
pengajaran tambah perjamuan suci siang ini kita memperoleh kekuatan baru. Yang
lelah, yang lesu, yang patah semangat kuat kembali, bangkit kembali
semangatnya. Di sini ada Perjamuan suci untuk kita makan, supaya sayap kita
yang terkulai menjadi kuat kembali. Waktu Yesus datang kita kepakan sayap kita bisa
tersingkir di padang gurun, kemudian terangkat ke awan-awan bertemu Yesus
Mempelai Pria Sorga.
Memang masa penantian adalah masa yang sulit
sukar. Banyak tantangan, banyak pergumulan yang kadangkala membuat kita lelah,
lesu. Kembali kuat, semangat kembali, kita mau menanti Yesus, Dia pasti datang,
Dia pasti menjemput kita, Dia pasti membawa kita ke Yerusalem yang Baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar