Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Keluaran pasal 7 sampai pasal 11 itu akibat menolak kebenaran atau menolak Firman. Dulu Firaun dan Mesir dihukum Tuhan dengan 10 tulah karena menolak kebenaran. Sedangkan Israel di tanah Gosyen bebas dari 10 tulah. Jadi ada pemisahan, yang menolak kebenaran dihukum, yang menerima kebenaran bebas dari hukuman. Ini menubuatkan keadaan di akhir zaman. Nanti dunia ini semua yang menolak kebenaran, menolak Firman, menolak Yesus akan menerima 3x7 penghukuman dari Allah Tritunggal. Sedangkan umat yang mau menerima kebenaran, yang disucikan oleh Firman Tuhan akan luput. Dengan adanya peristiwa akhir-akhir ini, terjadi gempa, saya selalu berdoa biar 1000 orang di sisi kiri dan 10.000 di sebelah kanan kita akan luput. Kita hanya menjadi penonton, tidak akan kena. Saya berdoa supaya Tuhan meluputkan kami dari penghukuman Tuhan atas dunia ini.
Kita tidak bisa mencegah hukuman Tuhan, pasti akan dijatuhkan. Gempa akan lebih dahsyat lagi, Alkitab katakan akan terjadi gempa yang dahsyat sampai pulau-pulau hilang lenyap. Tetapi Tuhan selalu memagari, melindungi umatNya. Sebagai contoh Israel di tanah Gosyen dipagari dilindungi, Mesir kena 10 tulah. Juga Elisa dipagari oleh Tuhan ketika dikepung pasukan Aram.
II Raja-raja 6:16-17
6:16 Jawabnya: "Jangan takut, sebab lebih banyak yang menyertai kita dari pada yang menyertai mereka."
6:17 Lalu berdoalah Elisa: "Ya TUHAN: Bukalah kiranya matanya, supaya ia melihat." Maka TUHAN membuka mata bujang itu, sehingga ia melihat. Tampaklah gunung itu penuh dengan kuda dan kereta berapi sekeliling Elisa.
Hukuman Tuhan semakin jelas dan nyata dijatuhkan, sekarang ini baru peringatan kepada kita. Nanti betul-betul hukuman itu akan dijatuhkan bertubi-tubi, 3x7 penghukuman. 7 meterai itu akibat melawan Roh Kudus. 7 sangkakala akibat melawan Yesus Anak Allah. 7 malapetaka itu akibat melawan kasih Allah Bapa. Firman, Roh Kudus dan kasih Allah kalau dilawan, ditolak, tidak dihargai akan berubah menjadi penghukuman Tuhan. Kita sudah dilawat oleh Tuhan lewat 3 macam ibadah pokok. Jangan dientengkan 3 macam ibadah pokok ini. Begitu dientengkan sama dengan melawan Firman, Roh Kudus dan kasih maka akan datang penghukuman menimpa kehidupan kita silih berganti.
Sementara lewat Firman, Roh Kudus dan kasih, gereja yang menerimanya dibentuk untuk segambar dengan Allah Tritunggal, sama mulia dengan Allah Tritunggal.
Tetapi yang tidak menghargai padanya tidak ada gambar Allah, yang ada hanya gambar setan sehingga akan dihukum dan ditunggangbalikan oleh Tuhan. Semoga jangan terjadi pada kehidupan kita sekalian.
Jadi hukuman ini akan segera dijatuhkan. Siapa yang akan dilanda hukuman? Orang yang tidak menghargai Firman, Roh Kudus dan kasih Tuhan. Dia tidak memiliki gambar Allah, tetapi yang ada padanya gambar setan. Setan itu disebut binatang buas. Kebuasan daging itu bisa dideteksi dari mulutnya. Kita lihat salah satu kebuasan setan itu dari mulut.
Wahyu 13:1-2,5-6
13:1 Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.
13:2 Binatang yang kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar.
13:5 Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya.
13:6 Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.
Jadi kebuasan daging itu bisa diraba dari mulut yaitu mulut yang menghujat. Apa yang dihujat?
1. Menghujat Allah. Allah adalah kasih. Menghujat Allah berarti menghujat kasih Allah. Apa itu menghujat kasih Allah? Tidak mau berdamai, tidak mau mengaku dosa, tidak mau mengampuni, malah cenderung menghakimi orang yaitu menceritakan kesalahan kekurangan orang untuk menjelek-jelekannya, untuk menghukumnya. Allah itu kasih, wujud kasih Allah, Yesus diutus ke bumi untuk menjadi korban pendamaian. Tetapi kasih Allah dihujat, karya pendamaian Allah dihujat, tidak mau berdamai. Malah mulutnya hanya menghakimi orang, tidak mengaku dosa, bukan mengampuni dosa, malah menghakimi orang.
2. Menghujat nama Tuhan itulah Firman, kemudian menghujat kemah kediamanNya itulah Tabernakel. Kalau digabung berarti menghujat pengajaran Tabernakel. Menghujat di sini artinya pengajaran benar dikatakan salah, dibilang sesat. Yang salah dianggap benar, malah dipuji-puji, karena ada keuntungan didapat di situ. Sebenarnya dia sadar, ini tidak betul, tetapi karena dapat keuntungan jasmani di situ maka dia jadikan itu sesuatu yang benar. Sementara itu pengajaran yang benar karena sakit bagi dagingnya, dia bilang salah, dia buang. Hati-hati sebab sudah banyak yang menjadi penghujat! Penghujat = pengkhianat Firman pengajaran, Kabar Mempelai. Jangan terjadi pada kehidupan kita.
3. Menghujat semua mereka yang diam di Sorga. Ini orang-orang kudus, orang yang mau hidup benar, hidup suci, dihujat, difitnah, digosipkan, sampai tersebar ke mana-mana si anu begini, padahal tidak benar. Apalagi kalau itu adalah hamba Tuhan yang gigih mempertahankan Firman pengajaran yang benar.
Saya raba periksa diri kalau ada yang mengatakan saya sesat. Tuhan tidak akan mungkin membukakan rahasia Firman kalau saya sudah sesat. Dan akan terlihat dalam sidang jemaat. Kalau yang saya sampaikan sesat maka jemaat tidak akan mungkin berubah. Malah yang baik jadi jahat. Tetapi kalau jemaat yang datang dalam keadaan tidak benar lalu diubahkan oleh Firman Tuhan dan ada pengalaman dengan Firman Tuhan, saya mengagungkan Tuhan, berarti apa yang saya sampaikan ini bukan sesuatu yang sesat.
Jadi jangan sampai mulut kita teledor. Apalagi kalau belum tahu kebenarannya lalu berkata orang itu sudah begini, sudah begitu, padahal orang itu adalah orang yang benar yang suci, yang mempertahankan kekudusan hidupnya, kekudusan nikahnya, lalu kita kata-katai dia begini begitu, nanti berbalik pada kita.
Jadi mulut ini merupakan penentu kita segambar dengan Allah Tritunggal atau segambar dengan setan tritunggal, hati-hati dalam menggunakan mulut. Supaya kita bisa segambar dengan Allah Tritunggal maka gunakanlah mulut untuk banyak menyembah Yesus Raja segala raja, Mempelai Pria Sorga dengan kata haleluya. Saat mulut sudah gatal mau cerita orang, ambil sikap menyembah, tertolong kita. Atau ada orang bergosip, kita mulai ikut terpancing, kita ingat ada kekurangannya seperti ini, lebih baik langsung menyembah, supaya terhindari dari kesalahan dalam perkataan.
Wahyu 19:6-7
19:6 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
Ayat 6 Yesus Raja, ayat 7 Yesus Mempelai Pria Sorga. Mengapa kita menyembah dengan kata haleluya?
1. Sebab merupakan pantulan dari penyembahan di Sorga. Jangan kita ragu mengucapkan haleluya. Namanya menyembah itu ucapkan haleluya, bukan bercerita! Dari pada kita ngomong sana sini lebih baik menyeru haleluya. Dengan satu kata haleluya, Tuhan sudah tahu keluhannya apa.
Wahyu 19:1
19:1 Kemudian dari pada itu aku mendengar seperti suara yang nyaring dari himpunan besar orang banyak di sorga, katanya: "Haleluya! Keselamatan dan kemuliaan dan kekuasaan adalah pada Allah kita,
19:3 Dan untuk kedua kalinya mereka berkata: "Haleluya! Ya, asapnya naik sampai selama-lamanya."
19:4 Dan kedua puluh empat tua-tua dan keempat makhluk itu tersungkur dan menyembah Allah yang duduk di atas takhta itu, dan mereka berkata: "Amin, Haleluya."
2. Sebab kita satu tubuh, pasti satu kepala, berarti satu suara. Apapun sukunya, apapun bahasanya, kalau mengucapkan haleluya pasti mengerti. Karena kata haleluya ini pelafalannya sama dalam hampir semua bahasa. Kalau ada gereja alergi dengan kata haleluya berarti dia bukan satu tubuh, dia tubuh yang lain, kepala yang lain.
3. Haleluya itu satu kata yang menjadi pemisah yang dahsyat antara gereja Tuhan yang sempurna yang diangkat ke awan-awan dengan gereja yang tertinggal. Tahun ini tahun pengangkatan dan tahun pemisahan. Banyak menyembah supaya kita terangkat di awan-awan, terpisah dari gereja yang tertinggal. Di awan-awan, himpunan orang banyak yang terangkat satu suara penyembahan yaitu haleluya. Tetapi yang tertinggal seruannya macam-macam karena menghadapi hukuman yang dahsyat dari Tuhan.
Menyembah dengan seruan haleluya itu ada syaratnya.
Wahyu 19:5
19:5 Maka kedengaranlah suatu suara dari takhta itu: "Pujilah Allah kita, hai kamu semua hamba-Nya, kamu yang takut akan Dia, baik kecil maupun besar!"
Kita mau menyembah Tuhan dengan seruan haleluya, syaratnya harus menjadi hamba Tuhan pelayan Tuhan yang takut akan Tuhan. Orang di luar sana ada juga yang berseru haleluya tetapi mengejek, mengolok, malah diplesetkan.
Apa itu hamba Tuhan pelayan Tuhan yang takut akan Tuhan?
1. Yesaya 11:2-3
11:2 Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN;
11:3 ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang.
Kalau kita takut akan Tuhan kita hidup dalam urapan Roh Kudus sehingga membenci dosa sampai dusta.
Amsal 8:13
8:13 Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.
Kalau disimpulkan syarat menyembah dengan kata haleluya kita harus hidup benar dan suci. Semakin benar dan suci semakin naik penyembahan kita kepada Tuhan.
2. Pengkhotbah 12:3
12:3 pada waktu penjaga-penjaga rumah gemetar, dan orang-orang kuat membungkuk, dan perempuan-perempuan penggiling berhenti karena berkurang jumlahnya, dan yang melihat dari jendela semuanya menjadi kabur,
Praktek kedua pegang teguh pengajaran yang benar. Firman yang kita dengar itu kita praktekan sehingga Firman itu menjadi pengalaman hidup. Kita bisa bersaksi saya orang pengajaran karena kita bisa tunjukan ada pengalaman hidup dengan Firman Tuhan. Bukan hanya mendengar dari kata orang seperti Ayub, tetapi biarlah kita punya pengalaman pribadi dengan Tuhan. Itu sebabnya mempelai wanita Tuhan menyanyikan nyanyian baru. Kalau menyanyi itu naik turun nadanya, itu menunjuk pengalaman pribadi dengan Tuhan. Turun itu pengalaman kematian, naik itu pengalaman kebangkitan, hasil pekerjaan Firman.
Biar ada pengalaman pribadi, sehingga kalau orang bertanya kenapa kamu masuk dalam pengajaran, kita bisa menjawab. Karena saya diubahkan, kamu tahu sendiri bagaimana hidup saya dulu, setelah ada dalam pengajaran kamu lihat bagaimana hidup saya. Orang yang punya pengalaman dengan Firman tidak mudah disesatkan.
Amsal 14:15a
14:15a Orang yang tak berpengalaman percaya kepada setiap perkataan,
Orang yang tidak punya pengalaman dengan Firman, percaya semua perkataan. Dia terima semua pengajaran. Ada yang ajar A, iya betul. Ada yang ajar B, iya betul. Ada yang ajar C, iya betul. Sehingga waktu dia mau lakukan jadi bingung, ABC. Tetapi kalau punya pengalaman dengan Firman, datang ajaran yang satu dia tolak, datang lagi ajaran yang lain, langsung ditolak. Itu karena sudah ada pengalaman dengan Firman. Sudah alami bagaimana Firman itu mengerjakan hidup saya, nikah saya, tahbisan saya, saya tidak mau melirik yang lain.
Biarlah lewat doa puasa ini kita minta kepada Tuhan supaya kita punya pengalaman dengan Firman. Mampukan saya melakukan Firman, ada praktek-praktek nyata dalam hidup kita hasil dari Firman pengajaran yang benar.
Apalagi hamba Tuhan! Ingat dulu waktu di Lempinel sekolah Alkitab, dapat penampungan cuma-cuma, makan cuma-cuma, tidak bayar. Sehari-hari hanya memuji Tuhan, setelah itu mendengar Firman, menyembah Tuhan. Sore begitu lagi, dengar Firman lagi, angkat tangan menyembah, 9 bulan dipelihara, itu pengalaman dengan Firman. Kenapa ragu! Begitu keluar dari Lempinel lalu susah makan, sudah jadi pengalaman dulu, Tuhan pelihara dulu, tidak usah ragu. Apalagi sudah jadi pengerja, ada aktivitas pelayanan, belum ada jemaat, Tuhan pelihara. Diterjunkan jadi gembala, buka sidang, Tuhan pelihara. Sampai jiwa-jiwa bertambah, Tuhan pelihara. Herannya begitu jiwa-jiwa sudah bertambah, gereja sudah besar, malah lupa pengalaman dengan Firman! Jadi pengalaman yang dulu cuma ikut-ikutan saja seperti bangsa kacauan, orang-orang bajingan dalam Bilangan pasal 11. Mereka punya pengalaman dengan Tuhan tetapi cuma ikut-ikutan.
Mari pengalaman kita ikut Tuhan jangan ikut-ikutan, tetapi biarlah Firman itu sudah menjadi kekuatan kita sehingga kita tidak disesatkan ajaran lain.
3. Yosua 24:14
24:14 Oleh sebab itu, takutlah akan TUHAN dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia. Jauhkanlah allah yang kepadanya nenek moyangmu telah beribadah di seberang sungai Efrat dan di Mesir, dan beribadahlah kepada TUHAN.
Beribadahlah kepada Tuhan dengan tulus ikhlas dan setia. Tulus ikhlas artinya tanpa pamrih, tanpa paksaan. Kami mendidik 2 anak ini supaya ibadah bukan supaya terpaksa dan dipaksa. Tetapi diarahkan beribadah supaya ada pengalaman dengan Tuhan. Ibadah tanpa pamrih, tanpa paksaan tetapi rela menderita daging, untuk setia dan tekun beribadah melayani sampai garis akhir. Rela sengsara daging tergembala dengan benar baik sampai garis akhir.
Yang jauh-jauh mau datang ke Diora memang pengorbanan waktu, tenaga dan harta. Sakit bagi daging tetapi dalam ibadah yang kita kerjakan dengan tulus ikhlas dan setia, kekuatan ibadah menyucikan kita. Kekuatan ibadah itu adalah Firman pengajaran dan salib Yesus menyucikan mengubahkan kita. Pelan tetapi pasti kita dijadikan segambar dengan Allah. Lewat kesetiaan dan ketekunan kita, kerelaan, sengsara untuk beribadah melayani, di situ kita mengalami pekerjaan Firman, pekerjaan salib Tuhan mengubahkan sampai kita segambar dengan Tuhan.
v Lewat ketekunan dalam ibadah Pendalaman Alkitab dan perjamuan suci kita diubahkan oleh Firman dan perjamuan suci untuk segambar dengan Yesus Anak Allah.
v Lewat ibadah raya kita diubahkan oleh kuasa Roh Kudus sehingga kita bisa segambar dengan Allah Roh Kudus.
v Lewat ibadah doa penyembahan kita diubahkan oleh kasih Allah sehingga kita segambar dengan Allah Bapa.
Ini 3 macam ibadah pokok, kita rela sengsara untuk datang beribadah melayani Tuhan dengan setia dan tulus ikhlas. Di situ kita digarap oleh Firman, roh dan kasih Allah untuk menjadi segambar dengan Allah Tritunggal.
Biarlah gambar Allah semakin nyata kepada kita:
Galatia 5:22-23
5:22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
5:23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
Gambar Allah Bapa: kasih, sukacita, damai sejahtera.
Gambar Anak Allah: kesabaran, kemurahan, kebaikan.
Gambar Allah Roh Kudus: kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.
Biarlah gambar Allah ini semakin nyata dalam hidup kita. Kasih, sukacita, damai sejahtera. Sekalipun masalah belum selesai minimal kita sudah damai, segenggam ketenangan itu sudah pertolongan Tuhan bagi kita. Ketika Elia berdoa, disuruh bujangnya melihat ke arah laut, 1 kali, 2 kali, 3 kali sampai 7 kali, baru dia melihat ada awan sebesar telapak tangan, ini menunjuk segenggam ketenangan. Sesudah itu tiba-tiba langit menjadi kelam dan hujan turun. 3,5 tahun tidak ada hujan, kekeringan, kelaparan, ketika hujan turun semua dipulihkan.
Segenggam ketenangan, dengan tenang dan damai masalah diselesaikan oleh Tuhan.
Pengkhotbah 4:6
4:6 Segenggam ketenangan lebih baik dari pada dua genggam jerih payah dan usaha menjaring angin.
Kalau menghadapi masalah kita gunakan kekuatan kita sendiri, itu seperti 2 genggam jerih payah menjaring angin. Coba jaring angin, tidak akan bisa! Mari kita beribadah melayani, ada ketenangan dan damai sejahtera, masalah segera teratasi. Kita tenang dan damai sampai bisa berkata terserah Engkau Tuhan, biar kehendakMu yang jadi. Kalau belum tenang, belum damai itu gelisah ‘aduh-aduh bagaimana ini’ malah tidak tertolong. Tetapi biarlah kita tenang, biar kehendak Tuhan yang jadi, masalah Tuhan pasti selesaikan tepat pada waktunya.
Sabar, murah hati, kebaikan. Sabar menunggu waktunya Tuhan, sabar dalam penderitaan. Ada kemurahan, bisa memberi untuk pekerjaan Tuhan dan untuk sesama yang membutuhkan, membalas kebaikan dengan kebaikan sampai membalas kejahatan dengan kebaikan.
Kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri. Buah roh dikunci dengan penguasaan diri. Kuasai diri supaya kita tidak menuruti hawa nafsu, pandangan dan keinginan daging serta tabiat daging kita. Kuasai diri, jadilah tenang supaya kita bisa menyembah Tuhan.
Dalam sesi yang pertama ini kita mohon kepada Tuhan, saya rindu segambar dengan Allah Tritunggal. Kehidupan yang segambar dengan Tuhan itu dinaungi oleh sayap Tuhan.
Wahyu 12:14
12:14 Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.
Gempa bumi dan bencana alam belum seberapa dibandingkan dengan aniaya antikristus. Kerusuhan, aniaya dan lain-lain, itu juga belum seberapa dibandingkan aniaya antikristus. Kalau gempa bumi masih bisa mengungsi ke daerah yang tidak terdampak. Kalau tsunami masih bisa lari ke tempat tinggi. Kalau kerusuhan bisa mengungsi ke daerah-daerah yang tidak terjadi kerusuhan. Tetapi kalau antikristus berkuasa mau lari ke mana? Ke Bada, Lengkeka, Seko, Rampi, tembus Masamba, ada semua di situ!
Sekarang kita lari ke kaki Tuhan, banyak menyembah, supaya kita dinaungi oleh 2 sayap burung nazar tangan kasih setia Tuhan yang besar. Mulai sekarang kita sudah dinaungi, diluputkan, sampai pencobaan terbesar menghadapi antikristus, kita sudah disingkirkan ke padang gurun, jauh dari mata antikristus. Dilihat saja tidak bisa, apalagi mau dianiaya. Waktu Yesus datang kita diangkat di awan-awan bertemu Dia Mempelai Pria Sorga dengan seruan haleluya. Suatu seruan yang membahana, menyambut Yesus. Sepanjang hari ini kita mau berseru haleluya menyembah Yesus Raja kita, Mempelai Pria Sorga.
|
GPT “Kristus Penebus” Jl. Langgadopi No.4 Tentena Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663 HP: 081334496911 Email: imamat_raja@yahoo.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar