20250813

Kebaktian PA Kisah Para Rasul, Rabu 13 Agustus 2025 Pdt. Handri Otniel Legontu

 


Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Kisah Para Rasul 1:1-2

1:1 Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus,

1:2 sampai pada hari Ia terangkat. Sebelum itu Ia telah memberi perintah-Nya oleh Roh Kudus kepada rasul-rasul yang dipilih-Nya.

 

Kisah Para Rasul ditulis oleh tabib Lukas. Orang yang sama yang menulis Injil Lukas. Apa yang dia tulis adalah segala sesuatu yang dikerjakan oleh Yesus dan diajarkan oleh Yesus.

Lukas 1:1-4

1:1 Teofilus yang mulia, Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita,

1:2 seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman.

1:3 Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu,

1:4 supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar.

 

Lukas menyelidiki semuanya dengan teliti baru dia tuliskan ditujukan kepada Theofilus yang mulia. Ini pelajaran bagi kita, harus teliti dalam mendengar Firman.

Ibrani 2:1

2:1 Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus.

 

Apa maksudnya teliti di sini? Dengar Firmannya apakah itu ajaran sehat. Ajaran sehat itu tertulis dalam Alkitab, dibukakan rahasianya, tajam menyucikan terutama menyucikan nikah, kemudian dikerjakan dulu baru diajarkan. Lihat Firman yang disampaikan dan lihat pemberitanya, hidupnya apakah cocok atau tidak dengan Firman yang dia sampaikan. Yesus saja sebelum mengajar Dia kerjakan dulu baru ajarkan. Murid-murid meneladani, dikerjakan dulu baru ajarkan. Itu juga kami hamba Tuhan praktekan, kerjakan dulu baru ajarkan. Jemaat juga harus teliti, jangan sembarang mendengar Firman. Pemberitanya tidak ditahu bagaimana tahbisannya.

 

Kalau Firman itu dipraktekan lebih dulu baru diajarkan maka di dalam Firman ada wibawa Kristus yang sanggup mengubahkan hidup kita. Jadi kita tidak sia-sia datang beribadah, kita dengar Firman Tuhan, kita lihat juga pemberitanya, cocok dengan Firman yang dia sampaikan, kita rasakan wibawa Tuhan menyucikan dan mengubahkan kehidupan kita sekalian.

 

Jadi ada 2 hal penting dalam pemberitaan Firman:

1.      Sebagai pemberita harus menyelidiki Firman dengan sungguh-sungguh. Harus bergumul sungguh-sungguh supaya ada pembukaan Firman dari Tuhan. Dulu para nabi menyelidiki Firman, sekarang kami hamba Tuhan menyelidiki Firman supaya Tuhan bukakan Firman bagi sidang jemaat sehingga kita mengalami penyucian.

I Petrus 1:10-12

1:10 Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu.

1:11 Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu.

1:12 Kepada mereka telah dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi melayani kamu dengan segala sesuatu yang telah diberitakan sekarang kepada kamu dengan perantaraan mereka, yang oleh Roh Kudus, yang diutus dari sorga, menyampaikan berita Injil kepada kamu, yaitu hal-hal yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat.

 

Yang mereka teliti:

a)      Segala yang akan menimpa Yesus, ini Firman penginjilan.

b)      Segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu, ini Firman pengajaran yang membawa kita pada kemuliaan.

 

Jadi untuk kami sebagai pemberita harus menyelidiki Firman dengan sungguh-sungguh, bergumul sungguh-sungguh supaya ada pembukaan Firman.

 

2.      Pendengar harus teliti dalam mendengar. Dengar Firman, ajaran apa yang disampaikan. Bagaimana hidup pemberita, apakah cocok dengan yang dia ajarkan. Ini juga suatu pergumulan. Harus sama-sama bergumul.

 

Tujuannya apa? Supaya kita jangan hanyut terbawa ajaran palsu.

Ibrani 2:1

2:1 Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus.

 

Firman itu makanan, kalau mau makan yang jasmani saja kita teliti. Beli makanan kemasan kita lihat dulu expirenya kapan, bukan langsung makan ternyata menyebabkan sakit. Begitu juga yang rohani, kita harus teliti supaya jangan dibawa arus pengajaran palsu yang mematikan rohani.

 

Siapa yang bisa dihanyutkan oleh arus pengajaran palsu? Kita baca bagaimana Yesus bicara tentang ragi, ragi bicara ajaran palsu.

Markus 8:14-17,21

8:14 Kemudian ternyata murid-murid Yesus lupa membawa roti, hanya sebuah saja yang ada pada mereka dalam perahu.

8:15 Lalu Yesus memperingatkan mereka, kata-Nya: "Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes."

8:16 Maka mereka berpikir-pikir dan seorang berkata kepada yang lain: "Itu dikatakan-Nya karena kita tidak mempunyai roti."

8:17 Dan ketika Yesus mengetahui apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata: "Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti? Belum jugakah kamu faham dan mengerti? Telah degilkah hatimu?

8:21 Lalu kata-Nya kepada mereka: "Masihkah kamu belum mengerti?"

 

Waktu Yesus bicara tentang ragi, murid-muridnya tidak mengerti, mereka salah tanggap. Mereka pikir ragi roti itu, padahal yang Yesus maksudkan adalah ajaran Farisi dan ajaran Herodes.

 

Jadi, siapa yang bisa dihanyutkan oleh ragu ajaran palsu? Jawabannya adalah orang yang tidak mengerti Firman = pikirannya daging! Dan degil = perasaannya daging. Bayangkan, sudah 2 kali pemecahan roti, sudah melewati pemecahan 5 roti dan 7 roti tetapi masih juga tidak mengerti karena pikiran dan perasaannya daging.

 

Kalau disimpulkan yang bisa dihanyutkan ajaran palsu adalah orang yang memiliki pikiran dan perasaan daging. Sudah ada dalam pecahan roti, sudah ada dalam kegerakan Firman, tetapi pikirannya daging, perasaannya daging!

 

Praktek pikiran dan perasaan daging.

1.      Filipi 3:18-19

3:18 Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus.

3:19 Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.

 

Pikiran hanya tertuju pada perkara duniawi sampai bertuhankan perut! Hanya mengejar perkara-perkara yang jasmani, sehingga kelihatan giat beribadah melayani Tuhan, tetapi motivasinya hanya untuk mendapatkan perkara yang jasmani. Bahkan kami hamba Tuhan memberitakan Firman dengan motivasi hanya untuk mendapatkan perkara jasmani, makanya mudah sekali dibawa arus pengajaran palsu.

II Korintus 2:17

2:17 Sebab kami tidak sama dengan banyak orang lain yang mencari keuntungan dari firman Allah. Sebaliknya dalam Kristus kami berbicara sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud murni atas perintah Allah dan di hadapan-Nya.

 

Kalau kita beribadah melayani tujuannya hanya untuk yang jasmani, mudah disesatkan!

Roma 16:17-18

16:17 Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, supaya kamu waspada terhadap mereka, yang bertentangan dengan pengajaran yang telah kamu terima, menimbulkan perpecahan dan godaan. Sebab itu hindarilah mereka!

16:18 Sebab orang-orang demikian tidak melayani Kristus, Tuhan kita, tetapi melayani perut mereka sendiri. Dan dengan kata-kata mereka yang muluk-muluk dan bahasa mereka yang manis mereka menipu orang-orang yang tulus hatinya.

 

Ngeri, kalau hamba Tuhan sudah hanyut dibawa ajaran palsu, dia akan menyeret orang-orang yang tulus hatinya beribadah melayani Tuhan. Dia bawa hanyut bersama dengan dirinya. Kalau hamba Tuhan berbuat dosa secara pribadi, dia sendiri yang tanggung akibatnya. Tetapi kalau sudah diseret ajaran palsu, berapa jiwa yang dia layani dia seret juga, dia bawa hanyut. Mungkin tulus hati melayani, tulus hati membangun gereja, tulus hati berkorban untuk pelayanan hamba Tuhan, padahal sudah dibawa hanyut, diseret masuk pada kematian rohani. Makanya harus teliti dalam mendengar Firman, jangan kita dibawa hanyut!

 

Karena tidak dapat lagi perkara jasmani dalam ibadah, maka dia keluar untuk mendapatkan perkara-perkara jasmani, keuntungan-keuntungan jasmani.

 

2.      II Korintus 3:14

3:14 Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya.

 

Praktek kedua pikiran dan perasaan daging adalah pikiran tumpul. Apa itu pikiran tumpul? Tidak pernah mengerti pembukaan rahasia Firman. Bahkan bukan cuma tidak mengerti tetapi tidak peduli dengan pembukaan rahasia Firman, yang penting ibadah. Ini adalah orang yang tidak menghargai korban Kristus. Kalau gembala pikirannya tumpul, tidak ada dia bergumul mencari pembukaan Firman, yang penting khotbah saja. Apalagi sekarang khotbah gampang saja dicari di internet, sudah tidak ada pergumulan cari pembukaan rahasia Firman, yang penting ibadah saja.

 

Oleh Korban Kristus, rahasia Firman dibukakan.

Wahyu 5:9

5:9 Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.

 

Yesus Anak Domba Allah yang tersembelih, Dia yang bisa membukakan rahasia Firman. Dalam gereja sangat penting pembukaan rahasia Firman. Bukan sekedar kita datang menyanyi, memuji Tuhan, dengar Firman, dibaca lalu diterangkan dengan ilustrasi-ilustrasi. Penting pembukaan rahasia Firman, Yesus sampai harus berkorban nyawa, sampai harus mati di kayu salib untuk membukakan rahasia Firman bagi kehidupan kita sekalian.

 

Apa tujuan pembukaan rahasia Firman?

a)      Amsal 29:18

29:18 Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum.

 

Tujuan pembukaan rahasia Firman supaya jemaat atau gereja Tuhan jangan liar! Kalau dalam gereja tidak ada pembukaan rahasia Firman, jemaat jadi liar. Dagingnya bebas berbuat apa saja, tidak ada koreksi Firman, tidak ada penyucian-penyucian. Yang mau melayani siapa saja bebas, biar tidak bertobat yang penting kemampuannya hebat. Bahkan agama lainpun mereka perbolehkan melayani di gereja. Liar ini berarti tidak tergembala. Jadi kalau tidak ada pembukaan rahasia Firman, gereja liar, tidak tergembala.

 

Kita butuh pemukaan Firman, oleh Korban Kristus rahasia Firman dibukakan. Tugas kami sebagai gembala bergumul supaya ada pembukaan rahasia Firman sehingga jemaat bisa masuk kandang penggembalaan, bisa tergembala, tidak usah dipancing dengan yang jasmani. Kalau ada pembukaan rahasia Firman, jemaat menikmati, maka dengan sendirinya pasti masuk kandang, tergembala.

 

Tugas domba bergumul supaya bisa mendengar Firman dengan baik dan sampai bisa mempraktekan Firman =  bergumul untuk makan Firman. Banyak yang digumuli untuk mendengar Firman. Bergumul dengan keadaan fisik kita, bergumul dengan jarak datang beribadah. Sudah beribadah, bergumul lagi dengan keadaan di sekeliling. Saya tidak melarang bapak ibu bawa anak datang gereja, malah harus dibawa, cuma harus didoakan, digumuli supaya bisa tertib, sehingga yang lain juga bisa tertib mendengar. Itu suatu pergumulan.

 

Kalau pikiran tumpul tidak akan peduli soal itu. Sudah capek, ngapain datang beribadah dengar Firman panjang-panjang. Gembala juga ngapain khotbah tunjuk kesalahan jemaat, sampaikan saja yang enak-enak bagi daging. Itu pikiran yang tumpul.

 

b)      Efesus 1:17

1:17 dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.

Jadi tujuan pembukaan rahasia Firman adalah supaya kita mengenal Yesus dengan benar. Puncak pengenalan terhadap Yesus adalah mengenal Yesus sebagai Mempelai Pria Sorga, kepala gereja. Berarti kita memposisikan diri sebagai tubuhNya yang harus dibersihkan dan disucikan.

 

Jadi lewat pembukaan rahasia Firman kita mengenal Yesus. Bukti kita mengenal Yesus, kita mau dibersihkan, mau disucikan. Dosa-dosa ditelanjangi untuk kita dibersihkan.

Efesus 5:25-27

5:25 Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya

5:26 untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,

5:27 supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.

 

Jadi orang yang pikirannya tumpul, tidak peduli penyucian, tidak mau disucikan. Kalau Firman datang tunjuk salah langsung berperasangka buruk ‘siapa yang lapor! Jangan-jangan suami saya lapor  sama gembala’. Justru kalau dosa kita dinyatakan oleh Firman yang dibuka rahasianya oleh Tuhan, itu adalah kasih sayang Tuhan kepada kita. Dia mau sucikan kita, Dia mau tempatkan kita supaya tampil sebagai Mempelai Wanita yang kudus dan tidak bercela, jangan malah marah!

 

Kalau pikiran tumpul, prasangka buruk terus. Kalau kena Firman pikirnya pendeta setimen. Disentuh dosanya malah marah, tersinggung. Tuhan tolong jangan terjadi dalam hidup kita sekalian.

 

c)      Efesus 1:8-10

1:8 yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian.

1:9 Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus

1:10 sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi.

 

Tujuan ketiga adalah mempersiapkan gereja Tuhan menjadi Tubuh Kristus yang sempurna untuk menyatu dengan Yesus sebagai kepala. Penyatuan Tubuh Kristus ini lewat proses pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Kalau pikiran tumpul, masa bodoh dengan pelayanan, tidak mau aktif dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Termasuk gembala, kalau pikirannya tumpul tidak akan aktif dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus.

 

3.      Efesus 4:17-24

4:17 Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia

4:18 dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka.

4:19 Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran.

4:20 Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus.

4:21 Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus,

4:22 yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan,

4:23 supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,

4:24 dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.

 

Yang ketiga perasaan tumpul yaitu tetap hidup dalam hawa nafsu daging, hidup dalam kecemaran, di dalam dosa sehingga tidak pernah berubah. Manusia darah daging tidak mendapat bagian dalam kerajaan Sorga.

I Korintus 15:50

15:50 Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa.

 

Tuhan tolong, 3 praktek ini jangan ada pada kita. Kalau sempat ada, Firman dinyatakan sekarang supaya kita mengalami penyucian pikiran perasaan, pembaharuan pikiran dan perasaan. Tidak mempertahankan pikiran yang hanya pada dunia, perasaan yang tumpul, biarlah kita mau diubahkan.

 

Permulaan keubahan hidup:

Efesus 4:25

4:25 Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.

 

Kalau diambil negatifnya, orang yang perasaannya tumpul, mulutnya masih suka berdusta! Berdusta itu bukan hanya dengan berkata-kata tetapi lewat sikap hidup sehari-hari. Dusta lewat perilaku atau sikap hidup sehari-hari yaitu:

a)      I Yohanes 4:20

4:20 Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.

 

Mengaku mengasihi Tuhan tetapi tidak mengasihi sesama, malah membenci sesama. Sesama yang terdekat adalah sesama di dalam nikah! Sesama isteri adalah suami, sesama suami adalah isteri, sesama orang tua adalah anak, sesama anak adalah orang tua, kakak dan adik. Jika kita tidak bisa melakukan kewajiban utama di dalam nikah, hanya menuntut hak di dalam nikah, itu berarti berdusta lewat perilaku, lewat sikap hidup sehari-hari.

 

Sudah diatur dalam Efesus 5 dan Kolose pasal 3 bagaimana kewajiban utama kita dalam nikah rumah tangga. Kalau itu tidak dilakukan itu = berdusta lewat perilaku, sikap hidup sehari-hari.

Kolose 3:18-21

3:18 Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan.

3:19 Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.

3:20 Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan.

3:21 Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.

 

1)      Kewajiban utama suami adalah mengasihi isteri seperti diri sendiri dan jangan berlaku kasar kepada isteri. Berapa banyak kali kita suami-suami masih kasar kepada isteri. Itu berdusta! Perasaan tumpul. Terutama kasar lewat kata-kata, apalagi kalau sudah kasar lewat perbuatan. Jangan mentang-mentang kita kepala keluarga lalu kita sewenang-wenang terhadap isteri. Isteri tinggal tunduk-tunduk menangis dalam hati. Dia tidak tunjukan kepada kita tetapi hatinya sudah menjerit. Kalau dulu sudah dilakukan, sekarang kita bertobat. Berupaya isi rumah tangga dan nikah kita dengan damai sejahtera, dengan kasih Kristus.

 

2)      Kewajiban utama isteri tunduk pada suami seperti kepada Tuhan. Bukan berarti suami menjadi Tuhan. Tuhan itu tidak pernah mengajak umatNya berbuat dosa. Jadi tunduk kepada suami seperti kepada Tuhan, kalau suami ajak berbuat dosa tidak mau ikut. Itu bukan melawan tetapi ada kebijakan. Dengan diam saja, suami yang tidak bertobat bisa dimenangkan, tidak usah berbantah-bantah.

 

3)      Kewajiban anak hormat dan taat kepada orang tua.

 

4)      Kewajiban orang tua jangan membuat hati anak menjadi tawar lewat memaksakan kehendak kita yang tidak sesuai Firman. Atau menuruti kehendak anak yang tidak sesuai Firman. Kadangkala yang dipaksakan kepada anak itu soal jodoh. Harus dengan dia, kamu akan makmur 7 turunan, padahal sudah tidak sesuai Firman! Kadangkala kita orang tua ini lupa anak itu titipan Tuhan, kita hanya dipercaya untuk menjaga dan membesarkan anak. Tetapi banyak kali kita seperti hitung-hitungan sama anak. Ingat, mama yang kasih besar ngana, pokoknya kalau mama ada kebutuhan, papa ada kebutuhan, terserah bagaimana caramu yang penting siapkan! Jadi anak sudah jadi mesin ATM orang tua. Salah, bukan begitu! Kita ini hanya menjaga titipan Tuhan. Kalau anak itu betul-betul tahu kewajibannya, tidak usah disuruh, saat orang tua ada kebutuhannya, dia bisa membantu orang tuanya.

 

Apalagi soal jodoh. Ini pilihan papa mama, ngana besar bukan dari susu sapi, ngana besar karena air susu ibu. Ngana bisa sekolah, bisa ini, bisa itu karena orang tua. Pokoknya harus dengan dia, kalau tidak ngana durhaka! Jangan seperti itu.

 

Atau menuruti kehendak anak yang tidak sesuai Firman. Soal jodoh lagi, kalau anaknya sudah bilang saya mau dengan ini, orang tua ikuti saja dari pada ribut. Ayo diatur, padahal tidak sesuai Firman.

 

Saya bersyukur lewat isteri saya Tuhan titip pesan kepada kami, aku akan memberi kamu anak tetapi kamu jaga jangan masuk aniaya antikristus. Itu pesan Tuhan! Makanya pergumulan ekstra menghadapi anak-anak ini. Apalagi dengan teknologi canggih dan pergaulan sekarang. Betul-betul kerja ekstra keras orang tua sekarang ini menghadapi dosa akhir zaman. Sekarang ini pemuncakan dosa begitu hebat.

 

Biarlah kita melakukan kewajiban utama kita di dalam nikah. Kalau dalam nikah rumah tangga bisa melakukan kewajiban utama, ada kasih di situ, nikah menjadi tempat yang sangat dirindukan, semua betah tinggal dalam rumah tangga maka akan terhindar dari dosa-dosa di luar. Anak betah dalam rumah tangga, orang tua betah, di dalam nikah ada hubungan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas. Maka anak-anak, suami dan isteri tidak akan mencari kepuasan di luar, apalagi kepuasan lewat berbuat dosa.

 

Ini tugas kita masing-masing. Biarlah kita mengalami keubahan hidup mulai dari membuang dusta, dusta lewat perkataan dan juga dusta lewat sikap atau perilaku.

 

b)      I Yohanes 2:4

2:4 Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran.

 

Mengaku mengenal Yesus tetapi tidak mau taat pada Firman. Bahkan pelayanannya tidak sesuai Firman.

 

Bernubuat demi nama Yesus, mengadakan mujizat demi nama Yesus, mengusir setan demi nama Yesus, tetapi tidak menuruti kehendak Tuhan, tidak taat pada Firman Tuhan, Tuhan bilang kamu pembuat kejahatan,

Matius 7:21-23

7:21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.

7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?

7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

 

Sehebat apapun pelayanan kita, kalau tidak menuruti Firman, Tuhan bilang kamu adalah pembuat kejahatan! Tuhan tidak pernah mengenal orang seperti itu. Ini jangan terjadi dalam kehidupan kita sekalian.

 

c)      I Yohanes 2:22

2:22 Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak.

 

Menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus = tidak menghargai Korban Kristus, itu pendusta!

Kisah Para Rasul 2:36

2:36 Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus."

 

Yesus yang tersalib itulah Kristus. Jadi menyangkal Yesus adalah Kristus = tidak menghargai salib Kristus, tidak menghargai Korban Kristus Yesus. Ini terutama untuk kami, justru ada hamba Tuhan pelayan Tuhan yang tidak menghargai Korban Kristus, contohnya Hofni dan Pinehas! Orang yang pikul tabut, kalau sekarang orang yang dipakai memberitakan Kabar Mempelai, Firman pengajaran yang benar, dipakai dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus, tetapi seperti Hofni dan Pinehas, memandang korban untuk Tuhan. Mereka disebut orang-orang dursila. Korban yang sedang dibakar diambil oleh mereka. Bahkan mereka tidur dengan perempuan-perempuan yang melayani di depan pintu kemah.

I Samuel 2:16-17,22-25

2:16 Apabila orang itu menjawabnya: "Bukankah lemak itu harus dibakar dahulu, kemudian barulah ambil bagimu sesuka hatimu," maka berkatalah ia kepada orang itu: "Sekarang juga harus kauberikan, kalau tidak, aku akan mengambilnya dengan kekerasan."

2:17 Dengan demikian sangat besarlah dosa kedua orang muda itu di hadapan TUHAN, sebab mereka memandang rendah korban untuk TUHAN.

2:22 Eli telah sangat tua. Apabila didengarnya segala sesuatu yang dilakukan anak-anaknya terhadap semua orang Israel dan bahwa mereka itu tidur dengan perempuan-perempuan yang melayani di depan pintu Kemah Pertemuan,

2:23 berkatalah ia kepada mereka: "Mengapa kamu melakukan hal-hal yang begitu, sehingga kudengar dari segenap bangsa ini tentang perbuatan-perbuatanmu yang jahat itu?

2:24 Janganlah begitu, anak-anakku. Bukan kabar baik yang kudengar itu bahwa kamu menyebabkan umat TUHAN melakukan pelanggaran.

2:25 Jika seseorang berdosa terhadap seorang yang lain, maka Allah yang akan mengadili; tetapi jika seseorang berdosa terhadap TUHAN, siapakah yang menjadi perantara baginya?" Tetapi tidaklah didengarkan mereka perkataan ayahnya itu, sebab TUHAN hendak mematikan mereka.

 

Hofni dan Pinehas melayani memandang rendah korban untuk Tuhan, sekarang melayani dengan tidak menghargai Korban Kristus yaitu melayani Tuhan dengan seenaknya! Pokoknya aturan Firman seharusnya dibakar, malah dia makan. Dan juga melayani dengan kenajisan! Harus diselesaikan, kalau tidak ikabod, kehilangan kemuliaan, tabut dirampas! Kalau dalam gereja, kita pelayan, apalagi gembala yang memberitakan Kabar Mempelai lalu melayani Tuhan dengan seenaknya, melayani dalam kenajisan, Tuhan akan tutup pembukaan Firman, tidak akan dipercaya lagi Kabar Mempelai dan kehilangan kemuliaan! Ngeri kalau Tabut sudah dirampas.

 

Biarlah kita membuang dusta, jangan dipertahankan supaya kehidupan kita betul-betul bisa menyambutNya di awan-awan sebagai Mempelai Wanita Tuhan tanpa cacat dan cela. Ukuran kesempurnaan di mulut tidak terdapat dusta, termasuk dusta perbuatan tadi, supaya kita bisa menyambut kedatangan Yesus di awan-awan yang permai.

Wahyu 14:5

14:5 Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

 

Bagaimana jalan keluarnya supaya pikiran dan perasaan kita bukan daging?

II Korintus 10:5

10:5 Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus,

 

Pikiran dan perasaan harus ditawan dan ditaklukan kepada Kristus. Kristus artinya yang diurapi. Jadi ditawan dan ditaklukan kepada Kristus artinya dikuasai oleh urapan Roh Kudus. Bagaimana prakteknya pikiran dan perasaan saya bisa dikuasai Roh Kudus?

1.      Imamat 21:12

21:12 Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.

 

Jangan keluar dari tempat kudus = tekun dalam 3 macam ibadah pokok. Dalam ruangan suci ada 3 macam alat menunjukan ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok. Ini dalam setiap ibadah diserukan supaya pikiran dan perasaan kita ditaklukan kepada Kristus!

a)      Meja roti sajian, ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan perjamuan suci. Kita bersekutu dengan Yesus Anak Allah di dalam Firman dan kurbanNya. Kita diberi makan.

b)      Pelita emas, ketekunan dalam ibadah raya. Kita bersekutu dengan Allah Roh Kudus di dalam urapan dan karuniaNya. Kita diberi minum.

c)      Mezbah dupa emas, ketekunan dalam ibadah doa penyembahan. Kita bersekutu dengan Allah Bapa di dalam kasihNya. Kita bernafas di dalam takut akan Tuhan.

 

Tekuni 3 macam ibadah, karena minyak urapan ada di atas kepala kita, Roh Kudus menguasai pikiran perasaan kita. Kita tidak memikirkan yang lain. Yang kita pikirkan saya harus tergembala, harus tekun dalam 3 macam ibadah pokok. Itu yang harus ada dalam hati. Kalau tidak beribadah rasanya ada yang hilang. Kalau ada halangan kita sedih dan berupaya untuk tidak terhalang lagi di kemudian hari. Sebagai hamba Tuhan juga begitu, kalau tidak bisa melayani bukan senang, tetapi berupaya untuk bisa melayani.

 

Nasihat saya kepada anak-anak muda kalau pamitan dari sini mau kuliah atau kerja di tempat lain, cuma satu nasihat saya yaitu tekun tergembala. Makanya berusaha cari tempat di Palu, untuk sekarang disewa, supaya mereka bisa beribadah, bisa tergembala. Karena biasanya kalau tinggal di tempat lain, pulang kuliah, pulang kerja, sudah capek mau datang ibadah. Itu pastori kedua, yang tinggal di sana dijaga, itu dibayar dengan uangnya Tuhan. Bersikaplah yang baik, jadi berkat di sana.

 

2.      Ibrani 4:12-13

4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

4:13 Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.

 

Sudah ada dalam kandang, ditusuk lagi pikiran dan perasaan kita lewat pedang Firman. Pikiran perasaan harus ditusuk oleh pedang Firman = disucikan oleh Firman pengajaran yang benar dalam urapan Roh Kudus. Ayat 12 itu pedang Firman, ayat 13 itu urapan Roh Kudus, terang!

 

Sudah ada dalam kandang, tidak bisa bergerak bebas itu sudah sakit bagi daging, ditusuk lagi oleh pedang Firman, sakit bagi daging. Tetapi pikiran perasaan kita sudah bukan lagi daging melainkan pikiran perasaan Yesus yang ada pada kita sekalian.

 

Urapan Roh Kudus ini yang membuat kita bisa mengalami kemerdekaan dalam mendengar Firman.

II Korintus 3:17

3:17 Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.

 

Ada kebebasan artinya kita tidak membatasi Firman. Kadangkala waktunya dibatasi atau isinya dibatasi. Kalau ada kebebasan Roh Kudus, kita tidak membatasi pekerjaan Firman, juga tidak bisa dibatasi oleh situasi dan kondisi. Dan Firman bergerak bebas, bekerja dengan leluasa menyucikan hati dan pikiran kita. Maka pikiran dan perasaan Yesus semakin nyata dalam kita sekalian.

 

Ada 7 pikiran dan perasaan Yesus:

1.      Filipi 2:5-8

2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,

2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,

2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

 

Penyerahan diri sepenuh. Matinya Yesus di kayu salib adalah bukti penyerahan diri sepenuh Yesus kepada Bapa di Sorga. Permulaan penyerahan diri sepenuh kepada Tuhan adalah menyerahkan kekuatiran. Kita serahkan segala kekuatiran kita kepada Tuhan sampai kita bisa menyembah Tuhan, tidak kuatir lagi, hanya percaya dan mempercayakan hidup sepenuh kepada Tuhan.

I Petrus 5:7

5:7 Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.

 

Kuatir itu tabiat bangsa kafir. Kita serahkan semua kepada Tuhan, hanya percaya dan mempercayakan hidup sepenuh kepada Tuhan.

 

2.      Tidak menganggap kesetaraan dengan Allah sebagai milik yang harus dipertahankan. Artinya menanggalkan segala kebanggaan, menanggalkan harga diri, gengsi! Kalau ada kebanggaan, pasti mudah kecewa. Kecewa atau putus asa itu suatu penyakit yang sulit sembuh, seperti penyakit aids kehilangan daya tahan yang rohani sehingga virus-virus dosa apa saja masuk. Ayo tanggalkan kebanggaan, tanggalkan harga diri, tanggalkan gengsi, terutama ketika kita mau menyelesaikan dosa. Firman sudah datang, kita aminkan, tetapi begitu kita mau mengaku kepada sesama, kebanggaan dan harga diri serta gengsinya terlalu tinggi. Tanggalkan sehingga kita bisa menyelesaikan segala dosa kita. Dalam melayani Tuhan bukan mengandalkan kekuatan dan kebanggaan kita.

 

3.      Mengosongkan diri

4.      Mengambil rupa seorang hamba. Kalau digabungkan dengan poin 3 artinya melayani Tuhan tanpa menuntut hak, hanya melakukan kewajiban. Tidak memikirkan kepentingan diri tetapi memikirkan kepentingan Tubuh Kristus.

 

Tuhan mengajar lewat guru saya dan gembala saya, termasuk papa, bagaimana melayani tidak mementingkan diri tetapi mementingkan Tubuh Kristus. Kebutuhan pribadi ditunda dulu demi pekerjaan pembangunan Tubuh Kristus.

Yesaya 49:3-4

49:3 Ia berfirman kepadaku: "Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan olehmu Aku akan menyatakan keagungan-Ku."

49:4 Tetapi aku berkata: "Aku telah bersusah-susah dengan percuma, dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia dan tak berguna; namun, hakku terjamin pada TUHAN dan upahku pada Allahku."

 

Kewajiban kita hamba Tuhan pelayan Tuhan adalah memuliakan dan mengagungkan Tuhan. Jadi tidak usah menuntut hak, hak dan upah kita sudah terjamin di dalam tangan Tuhan. Tidak usah tuntut, Tuhan pasti berikan.

 

5.      Menjadi sama dengan manusia. Manusia itu banyak kelemahan, banyak kekurangannya. Seganteng secantik apapun seseorang itu ada kekurangan dan kelemahannya. Tidak ada yang sempurna. Menjadi sama dengan manusia artinya mengaku banyak kekurangan, banyak kelemahan sehingga selalu mengandalkan Tuhan. Bukan mengandalkan diri sendiri, saya bisa, saya hebat. Mau melayani Tuhan andalkan Tuhan, mau buka toko andalkan Tuhan, mau kuliah andalkan Tuhan.

 

Sebagai hamba Tuhan hanya mengandalkan Tuhan. Dulu saya lama lari dari panggilan, tidak mau menjadi hamba Tuhan, karena menyadari kekurangan. Begitu menyerah sepenuh menjadi hamba Tuhan, andalkan Tuhan, maka Tuhan yang memampukan di dalam melayani.

 

6.      Merendahkan diri, artinya:

a)      Filipi 2:3

2:3 dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;

 

Menganggap yang lain lebih utama dari diri sendiri, sehingga melayani bisa bekerja sama. Kalau kita merasa lebih hebat dari yang lain, tidak akan bisa bekerja sama. Ingat alat-alat dalam Tabernakel diusung, bukan digendong. Ada berapa orang yang mengusung. Ketika kita diberkati, kita dipakai Tuhan, kita tidak sombong. Tidak ada ambisi di dalam pelayanan. Saya raba diri saya, ketika mau menggelar suatu ibadah, jangan ada ambisi. Tidak ada perasaan mau lebih dari yang lain.

 

b)      Kemampuan untuk mengaku dosa kepada Tuhan dan kepada sesama. Tidak ada manusia yang sempurna, kita banyak kekurangan dan kelemahan. Baik dalam pelayanan, dalam hidup sehari-hari tidak luput dari kesalahan, tetapi begitu salah kita bisa mengaku.

 

Harun salah membuat lembu emas, tetapi dia cepat sadar. Musa adalah adiknya tetapi dia berkata tuanku, dia minta ampun. Itulah merendahkan diri, mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama. Kalau salah mengaku, sudah beres, selesaikan! Dalam rumah tangga selesaikan kalau salah. Kesalahan dalam pelayanan juga selesaikan. Kadangkala yang susah itu dari atas ke bawah, suami kepada isteri, gembala kepada jemaat, itu berat. Tetapi kalau salah datang minta ampun, selesaikan, itu pikiran perasaan Yesus.

 

c)      Kemampuan untuk menerima kenyataan yang ada sehingga kita selalu mengucap syukur kepada Tuhan di dalam segala hal.

 

7.      Taat dengar-dengaran pada Firman Tuhan sampai daging tidak bersuara lagi.

 

7 pikiran perasaan Yesus ini biarlah ada pada kita. Mungkin salah satu sudah ada atau ketujuhnya sudah ada tetapi belum sempurna, namun sudah ada tanda-tandanya pada kita. Taklukan pikiran perasaan daging kepada Yesus. Kita tergembala, disucikan maka pikiran perasaan Yesus mulai nyata dalam diri kita.

 

7 itu sempurna, kalau pikiran perasaan Yesus sudah ada pada kita, kita sempurna seperti Yesus, layak masuk pesta nikah Anak Domba Allah. Kerinduan kita bersama suami, isteri dan anak kita masing-masing menyambut Yesus di awan-awan. Itu selalu yang saya mohonkan kepada Tuhan, rindu bertemu Yesus Mempelai Pria Sorga, tidak ada yang tertinggal, tidak ada yang binasa.

 

Kalau ada pikiran perasaan Yesus, kita mengalami kuasa nama Yesus.

Filipi 2:9-11

2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,

2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,

2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!

 

Berkali-kali kita dengar, biarlah menjadi kenyataan dalam diri kita:

1.      Kuasa kemenangan atas setan tritunggal, sumbernya dosa, sumbernya air mata. Dosa-dosa diselesaikan, masalah diselesaikan, air mata dihapuskan oleh Tuhan. Biarlah kita pulang membawa kuasa nama Yesus, ada kemenangan, sampai lebih dari pemenang. Sampai kemenangan terakhir kita duduk di takhta bersama Yesus Mempelai Pria Sorga. Masalah pergumulan apa yang kita hadapi, kalau pikiran perasaan Yesus ada pada kita, kita pasti menang!

 

2.      Kuasa pengangkatan. Tahun ini tahun pengangkatan sekaligus tahun pemisahan. Biarlah kita terpisah dari pikiran perasaan daging sehingga rohani kita terangkat. Tidak bisa kita pungkiri dalam kita mengiring Tuhan pernah terjadi jatuh bangun dalam dosa. Tetapi kuasa nama Yesus, di dalamnya ada kuasa pengampunan. Saat kita jatuh dalam dosa kita masih diberikan kesempatan untuk diangkat kembali, dipulihkan. Tinggal kita mau mengaku kepada Tuhan, menyeru nama Yesus. Biarlah nama Yesus sanggup mengangkat dan memulihkan kita sekalian.

 

Dalam hidup sehari-hari kadang kita mengalami kegagalan, kadang menghadapi kemerosotan. Kuasa nama Yesus sanggup mengangkat dari kegagalan dan kemerosotan menjadi berhasil indah pada waktunya. Asalkan pada kita ada pikiran perasaan Yesus, kuasa nama Yesus sanggup mengangkat. Kaum muda masa depan gagal. Mungkin gagal dalam perjodohan. Kuasa nama Yesus sanggup mengangkat, sanggup memulihkan.

 

Secara rohani kuasa nama Yesus sanggup mengangkat kita, memakai kita dalam kegerakan pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna. Kalau kita melayani mengangkat nama kita, cari nama, itu Babel! Tetapi kalau kita melayani untuk kemuliaan nama Yesus, itu mengarah ke Yerusalem Baru. Bisa kita raba, saya mengalami kuasa nama Yesus atau saya hanya mencari nama, mau dipuji, mau dihormati. Kalau mau dipuji, dihormati, tidak bisa ditegur, tidak bisa disalahkan, tidak bisa dikritik, tidak bisa dikasih masukan, ngamuk, marah! Itu cari nama, Babel! Tetapi kalau kuasa nama Yesus yang mengangkat kita, sekalipun kita dikritik, diberikan masukan, kita bisa menerima.

 

Kita dipakai dalam kegerakan pembangunan Tubuh Kristus, kegerakan Roh Kudus hujan akhir.

 

3.      Kuasa pembaharuan. Dimulai dari pembaharuan lidah. Lidah dibaharui, lidah kita hanya untuk memuliakan Tuhan, lidah hanya untuk berkata-kata sesuai Firman. Hanya mengeluarkan kata-kata yang membangun sehingga orang yang mendengar beroleh kasih karunia, bukan melemahkan.

Efesus 4:29

4:29 Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.

 

Kadangkala karena sudah emosi, perkataan yang terucap sudah perkataan yang melemahkan, yang menyakiti. Dalam rumah tangga seringkali saling menyakiti dengan kata-kata. Kadang juga orang tua menegur anak yang sudah keterlaluan, keluar perkataan tidak ada guna kamu ibadah-ibadah. Jangan! Itu perkataan melemahkan. Perkataan teledor, sampai kadang Tuhan disalahkan. Ayo perkataan kita perkataan yang manis, perkataan yang membangun.

Kidung Agung 7:9

7:9 Kata-katamu manis bagaikan anggur!" Ya, anggur itu mengalir kepada kekasihku dengan tak putus-putusnya, melimpah ke bibir orang-orang yang sedang tidur!

 

Masih banyak di sekeliling kita, bahkan mungkin keluarga kita yang tidur rohani, yang tidak bergairah lagi di dalam ibadah pelayanan, ayo perkataan manis, semangati. Digairahkan untuk bisa melayani. Jangan perkataan terserah ngana, ngana mau jadi apa terserah! Apalagi kalau itu buah nikah yang Tuhan percayakan, lalu betul-betul terjadi seperti yang dibilang itu, pusing kepala. Minta ampun dan dicabut perkataan-perkataan seperti itu. Apalagi gembala kepada jemaat. Tuhan tolong jangan ada perkataan-perkataan seperti itu.

 

Banyak kali orang melontarkan kata-kata yang tidak baik kepada kami. Kami tidak mendoakan orang itu dikutuk oleh Tuhan, tetapi Tuhan membela kami. Apa yang orang itu lontarkan kepada kami, justru terjadi pada orang itu. Kadang perkataan negatif yang kita lontarkan, akhirnya kena pada diri sendiri.

 

jangan bicara yang teledor, biarlah perkataan yang membangun, yang membawa berkat. Sampai nanti tidak bersalah dalam perkataan, itulah orang sempurna.

Yakobus 3:2

3:2 Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.

 

Jadi lidah kita menentukan kita mengalami pengangkatan dan pemisahan dari dunia, atau tertinggal dan binasa! Kalau perkataan kita manis, perkataan yang menjadi berkat, hanya memuliakan Tuhan, maka kita mengalami pengangkatan, terpisah dari dunia, terpisah dari dosa, terpisah dari daging dengan segala keinginannya. Kita terangkat di awan-awan menyambut Yesus, lidah hanya berseru haleluya menyambut kedatangan Yesus Mempelai Pria Sorga.

Wahyu 19:6-7

19:6 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.

19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

 

Di depan ada perjamuan suci, kita renungkan korban Kristus. Di kayu salib bagaimana perkataan Yesus. Dalam keadaan menderita, perkataan yang keluar adalah perkataan yang menjadi berkat. Perkataan yang keluar dari Yesus adalah perkataan yang memuliakan Bapa di Sorga. Sekalipun orang di bawah mencaci dan menghina Dia, tetapi Yesus berdoa ‘Bapa ampunilah mereka, mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat’. Saat kita menderita sengsara, biarlah kata-kata yang keluar dari kita adalah perkataan yang hanya memuliakan Tuhan.

 

Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar