Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.
Kisah Para Rasul 1:1
1:1 Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus,
Kisah Para Rasul ditulis oleh tabib Lukas.
Kolose 4:14
4:14 Salam kepadamu dari tabib Lukas yang kekasih dan dari Demas.
Tabib Lukas juga yang menulis Injil Lukas. Injil Lukas dan Kisah Para Rasul ditujukan kepada Teofilus yang artinya kekasih Allah. Injil Lukas menampilkan Yesus sebagai manusia sengsara. Dia mati, bangkit dan naik ke sorga menyelamatkan manusia yang sengsara karena dosa. Kisah Para Rasul menceritakan tentang pembentukan gereja mula-mula menjadi Tubuh Kristus yang sempurna. Posisi kita manusia berdosa sebenarnya adalah musuh Tuhan. Tetapi tadi Injil Lukas dan Kisah Para Rasul ditujukan kepada Teofilus yang artinya kekasih Allah. Jadi dari 2 buku ini kita lihat, Yesus sebagai manusia sengsara, mati di kayu salib dan bangkit, menyelamatkan kita manusia sengsara dan memindahkan kita dari posisi musuh menjadi kekasih Allah.
Kolose 1:21-22
1:21 Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,
1:22 sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya.
Ini kekasih Allah, kehidupan yang kudus, yang tidak bercela dan yang sempurna, itulah mempelai wanita Tuhan. Kita sangat bersyukur, kita yang tadinya musuh, mau dijadikan kekasih Allah. Tetapi untuk berpindah dari posisi musuh menjadi kekasih Allah, ada langkah-langkahnya, ada prosesnya. Apa langkah-langkahnya? Lukas menampilkan Yesus sebagai manusia sengsara. Untuk memindahkan kita dari musuh Allah menjadi kekasih Allah, Yesus harus sengsara, Dia mati, bangkit dan dimuliakan. Jadi untuk menjadi kekasih Allah kita harus masuk dalam langkah kematian, kebangkitan dan kemuliaan bersama dengan Yesus.
I Petrus 2:21
2:21 Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
I Petrus 2:21 (Terjemahan Lama)
2:21 Karena bagi maksud inilah kamu sudah dipanggil; sebab Kristus sudah menanggung sengsara juga karena kamu, ditinggalkan-Nya suatu teladan bagimu, supaya kamu mengikut kesan-Nya.
Ada teladan yang harus kita ikuti, ada langkah yang harus kita tempuh, itulah langkah kematian, kebangkitan dan kemuliaan. Namun hati-hati, ada kematian, kebangkitan dan kemuliaan yang palsu! Kita harus hati-hati, jangan berpikir sudah berada pada langkah kematian, kebangkitan dan kemuliaan yang palsu. Dalam Wahyu pasal 13 ditampilkan antikristus dalam wujud seekor binatang yang salah satu kepalanya luka tetapi sembuh. Kemudian dia menerima kuasa dari naga. Itu kematian, kebangkitan dan kemuliaan yang palsu.
Wahyu 13:1-3
13:1 Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.
13:2 Binatang yang kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar.
13:3 Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.
Ada luka, itu kematian palsu. Lalu sembuh, itu kebangkitan palsu. Naga memberikan kekuatan, takhta dan kuasa, itu kemuliaan palsu. Apa kematian, kebangkitan dan kemuliaan palsu? Kematian, kebangkitan dan kemuliaan yang hanya diukur secara jasmani tanpa Yesus = tanpa kebenaran Firman, tanpa ajaran yang benar. Kalau melayani dalam kekurangan kesulitan itu disebut kematian. Kalau sudah berhasil diberkati disebut kebangkitan. Kalau sudah hebat disebut kemuliaan. Hanya diukur dengan yang jasmani tetapi tanpa kebenaran Firman, tidak ada penyucian. Bisa saja dia kelihatan maju, kelihatan berhasil tetapi menggunakan cara-cara yang tidak baik, yang tidak halal! Atau mau menjatuhkan orang lain supaya dia yang berhasil.
Kematian, kebangkitan dan kemuliaan palsu hanya mengarahkan menyembah antikristus. Bukan bertemu Yesus tetapi hanya bertemu antikristus. Ada 2 kemungkinan:
1. Dia menjadi antikristus itu sendiri.
2. Dia dimangsa antikristus, disiksa selama 3,5 tahun.
Jadi jangan hanya diukur dengan yang jasmani. Seperti kami hamba Tuhan, kelihatan susah, sulit lalu dibilang kematian. Tetapi kalau dalam kesulitan dan kesengsaraan lalu berbuat dosa, itu kematian palsu. Diberkati dibilangi kebangkitan, tetapi tidak berbuat benar dan suci, hitup tidak sesuai Firman, itu palsu! Lalu bagaimana kematian, kebangkitan dan kemuliaan yang benar? Kita pelajari satu persatu.
1. Langkah kematian yang benar.
I Petrus 2:19-20
2:19 Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
2:20 Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.
Ayat 20 bagian A itu kematian palsu, sengsara karena berbuat dosa. 20 bagian B itu kematian yang benar, menderita karena berbuat baik.
I Petrus 2:21-24
2:21 Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
2:22 Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.
2:23 Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.
2:24 Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.
Kalau disimpulkan kematian yang benar adalah sengsara daging bersama Yesus. Prakteknya bagaimana?
a) Sengsara daging untuk tidak berbuat dosa sampai tidak berdusta. Kalau ada dusta, itu yang menjadi penutup dosa. Artinya dosa dibuat ditutup dusta, akhirnya bertimbun-timbun, sehingga terjadi ledakan hukuman Tuhan. Seperti yang terjadi di zaman Nuh dan di zaman Lot, dosa sudah membumbung sehingga hukuman Tuhan jatuh. Juga di zaman Yunus, dosa orang Niniwe sudah membumbung tinggi untuk segera dihukum.
Memang sengsara bagi daging untuk tidak berbuat dosa, untuk tidak berdusta. Dimulai dari sengsara daging untuk berhenti berbuat dosa!
I Petrus 4:1
4:1 Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamu pun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, — karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa —,
Ini sakit bagi daging, apalagi kalau dosa itu sudah mendatangkan keuntungan bagi kita dan sudah menjadi kesenangan. Mungkin untuk berhenti berbuat dosa kita mendapat ancaman, tetapi rela sengsara, stop, tidak mau berbuat dosa lagi!
Di sinilah peranan Firman pengajaran. Bagaimana kita tahu itu dosa kalau tidak dinyatakan oleh Firman.
II Timotius 4:2
4:2 Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang
salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.
Kalau dosa merokok, mabuk, narkoba, secara umum orang tahu. Tetapi ada dosa yang bertahun-tahun dilakukan tetapi tidak tahu. Apa itu? Kesalahan dalam pelayanan, dalam tahbisan. Juga kesalahan dalam nikah. Apalagi kalau nikah itu nikah yang terbalik, isteri yang mau jadi jendril di situ. Kalau bukan Firman yang menyatakan dipikir tidak apa-apa, berbuat terus seperti itu. Ketika Firman datang kepada orang Israel supaya mereka berhenti mempersembahkan korban kepada tentara langit, mereka bilang sejak kami mempersembahkan ini hidup kami makmur, kami diberkati. Mereka tidak pikir itu salah. Nanti setelah dinyatakan oleh Firman baru tahu ternyata yang diperbuat itu salah.
Itu sebabnya perlu Firman pengajaran yang benar, yang menunjuk sampai yang ada di dalam hati dan pikiran, supaya kita sadar, menyesal, kita akui kepada Tuhan dan sesama. Jangan nanti kita berpikir sudah berada di jalan yang lurus, pelayanan kita benar, semua benar, begitu masuk dalam Matius pasal 7 Tuhan berterus terang ‘kamu semua pembuat kejahatan!’. Padahal di ayat 21 dan 22 pelayanan mereka hebat, tetapi ayat 23 Tuhan berterus terang. Ini kalau tidak ada pengajaran, berjalan terus tetapi ternyata sudah berjalan di jalan yang salah. Perlu pengajaran untuk menyatakan kesalahan, untuk menegor, mendidik kita, memperbaiki kesalahan.
Ketika sudah berhenti berbuat dosa, tidak berdusta lagi, maka datang ujian dalam bentuk sengsara daging tanpa dosa.
I Petrus 4:3-4,12-14
4:3 Sebab telah cukup banyak waktu kamu pergunakan untuk melakukan kehendak orang-orang yang tidak mengenal Allah. Kamu telah hidup dalam rupa-rupa hawa nafsu, keinginan, kemabukan, pesta pora, perjamuan minum dan penyembahan berhala yang terlarang.
4:4 Sebab itu mereka heran, bahwa kamu tidak turut mencemplungkan diri bersama-sama mereka di dalam kubangan ketidaksenonohan yang sama, dan mereka memfitnah kamu.
4:12 Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
4:13 Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
4:14 Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.
Begitu stop berbuat dosa malah dijauhi, difitnah, dikucilkan. Ini ujian bagi kita, apakah kita sudah berada pada langkah kematian yang benar. Jangan heran, itu semua Tuhan izinkan terjadi!
Mari berhenti berbuat dosa sekalipun sengsara bagi daging. Bahkan sudah stop berbuat dosa masih difitnah, diapa-apakan, tetapi tidak mau berbuat dosa lagi.
b) I Petrus 2:23
2:23 Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.
Tidak membalas kejahatan dengan kejahatan tetapi membalas dengan kebaikan. Waktu Yesus dicaci maki Dia tidak mencaci maki. Yesus mengalami sengsara di kayu salib malah Dia berkata ‘Bapa ampunilah mereka, mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat’. Kita diperlakukan jahat tetapi kita perlakukan orang itu dengan baik, itu memang sakit, sengsara bagi daging!
Kalau kita bisa membalas kejahatan dengan kebaikan, kita berada dalam pengalaman kematian yang benar, ada hasilnya:
I Petrus 2:24
2:24 Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.
Mengalami kesembuhan oleh bilur-bilur Yesus. Sakit itu berarti ada sesuatu yang tidak beres. berarti bilur-bilur Yesus sanggup membereskan segala sesuatu bagi kita. Kalau kita berada pada kematian yang benar, beres semuanya. Di kayu salib kata Yesus yang terakhir yang Yesus serukan ‘sudah selesai’. Dia sanggup membereskan semua bagi kita. Termasuk penyakit jasmani, penyakit tubuh.
Jadi kalau ada penyakit, ada sesuatu yang bermasalah dalam diri kita, yang pertama dicari bukan obat, bukan dokter tetapi yang pertama dicari adalah dosa, periksa diri. Apa ini, ada sesuatu yang terjadi. Usus bermasalah, usus dalam Tabernakel adalah meja roti sajian. Koreksi sikap saya bersekutu dengan Firman, berarti masih tidak baik, jangan langsung obat! Bukan berarti tidak boleh minum obat. Kalau udah tahu salahnya, minta ampun, baru konsumsi obat. Itu pengalaman saya waktu kepala saya sakit sekali, saya koreksi diri dan Tuhan ingatkan, kamu kepala tidak tanggung jawab kepada tubuhmu, kepada isteri, apa yang sudah kau perbuat! Langsung saya panggil isteri saya, langsung minta ampun dan selesaikan.
Tuhan sanggup membereskan semuanya, ada kesembuhan secara jasmani, terutama secara rohani. Semua menjadi sehat, terutama nikah menjadi sehat oleh bilur-bilur Yesus. Kalau ada nikah bermasalah jangan salahkan suami, jangan salahkan isteri, masing-masing periksa diri, pasti dua-duanya salah. Termasuk dalam masa pacaran, kalau ada kles pasti dua-duanya salah. Nasihat saya kalau masih bisa diperbaiki yah diperbaikilah. Karena pacaran itu untuk menikah, kalau pacaran suka gonta ganti itu bibit kawin cerai.
Dosa-dosa diselesaikan, segala sesuatu yang tidak beres diselesaikan, diperbaiki, maka bilur-bilur Yesus menyehatkan kita. Jasmani sehat, nikah sehat, pelayanan sehat, rohani sehat. Apa tanda rohani sehat?
I Yohanes 3:21
3:21 Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah,
Kalau hati sudah tidak menuduh, kita bisa mendekati Allah. Yang menjadi pemisah kita dengan Tuhan adalah dosa! Tetapi kalau dosa sudah diselesaikan, kita bisa mendekat kepada Tuhan, hati damai, tidak ada lagi yang menuduh di hati. Jadi tanda sehat rohani adalah hati damai sejahtera, tidak ada lagi dosa yang menuduh di hati.
Waktu saya belum bertobat, hubungan dengan orang tua jauh, terpisah. Sekalipun satu rumah tetapi hati tidak damai. Begitu sudah diselesaikan semuanya hati damai sejahtera, tidak ada lagi pemisah, bisa dekat. Begitu juga dekat dengan Tuhan, kita bisa berdoa.
I Yohanes 3:22
3:22 dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.
Kenapa sampai sekarang doa kita tidak terjawab, seakan-akan Tuhan tidak mendengar. Periksa dosa apa yang masih kita pertahankan. Selesaikan itu maka doa kita Tuhan dengar, Tuhan menjawab doa-doa kita!
Inilah langkah kematian yang benar. Baru di langkah kematian yang benar kita sudah mendapat hasil yang luar biasa, sehat, doa dijawab. Itu baru kematian, belum kebangkitan, apalagi kemuliaan. Jangan mundur, kalau sudah ada di langkah kematian, terus melangkah kepada langkah berikut.
2. Langkah kebangkitan yang benar
I Petrus 2:24
2:24 Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.
Langkah kebangkitan yang benar adalah hidup untuk kebenaran. Bukan hanya sebatas hidup benar, tetapi hidup untuk kebenaran.
Praktek hidup untuk kebenaran:
a) Kolose 3:1-2
3:1 Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.
3:2 Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.
Praktek hidup untuk kebenaran adalah mencari dan memikirkan perkara di atas = mengutamakan atau menyulungkan perkara rohani lebih dari pada perkara jasmani. Semua sudah benar, identitas diri benar, tetapi tidak bisa mengutamakan perkara yang rohani, itu belum hidup untuk kebenaran. Apalagi kalau dia polisi, tentara, semua harus benar. Tetapi belum tentu dia memikirkan perkara di atas. Sulungkan perkara rohani lebih dari pada perkara jasmani.
Kalau kita tidak menyulungkan perkara rohani, nanti bernasib seperti Esau, kehilangan hak sulung. Esau anak sulung tetapi dia menukar hak kesulungan dengan sepiring kacang merah. Itu menunjuk menukar perkara rohani dengan perkara jasmani yang remeh, yang sebenarnya tidak perlu ditukar sudah bisa didapatkan. Esau orang kaya, bapaknya punya banyak pembantu, tinggal minta makanan saja sama salah seorang pembantu bapaknya sudah ada. Tetapi kadangkala kita bersikap seperti Esau, perkara rohani kita entengkan. Malah ditukar dengan perkara jasmani yang sebenarnya bisa didapat tanpa harus mengorbankan yang rohani.
Ibrani 12:16-17
12:16 Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan.
12:17 Sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata.
Cuma perkara remeh saja bisa mengorbankan yang rohani. Apalagi kalau itu perkara yang sulit! Apakah masih memilih yang rohani atau memilih yang jasmani. Ini untuk saya nomor satu dikoreksi, jangan korbankan yang rohani hanya untuk mendapatkan yang jasmani yang sebenarnya bisa diatasi. Akibatnya Esau mencucurkan air mata dan dia tidak mendapat kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya. Sekali mengorbankan yang rohani mungkin masih mendapat kesempatan memperbaiki, 2 kali dikorbankan, terus yang ketiga kali, kalau sudah sering, apalagi sudah sengaja, sudah tidak ada lagi kesempatan memperbaiki kesalahan. Hanya cucuran air mata, hidup penuh air mata, masalah tidak pernah selesai sampai binasa, masuk di dalam lautan api dan belerang!
Yang rohani jangan dikorbankan! Berapa kali saya diperhadapkan dengan perkara rohani dan jasmani, pilih yang mana. Sebelum jadi hamba Tuhan saya diperhadapkan dengan pilihan jasmani atau rohani. Awalnya saya pilih yang jasmani, untuk bekerja saya tinggalkan ibadah pelayanan. Memang dapat gaji, tetapi kering, mulai kembali pada hidup lama! Syukur Firman masih datang mengingatkan, lalu saya berjuang untuk yang rohani, berupaya untuk yang rohani sekalipun kehilangan pekerjaan. Dan Tuhan tidak menipu, setelah saya korbankan yang jasmani untuk dapat yang rohani malah Tuhan ganti dengan pekerjaan yang tidak menghalangi saya untuk beribadah!
Tuhan tidak pernah menipu, korbankan yang jasmani untuk yang rohani, dan yang jasmani itu urusannya Tuhan, Tuhan pasti sediakan. Jangan kita remehkan yang rohani, utamakan dan sulungkan itu maka hak sulung sudah menjadi hak kita. Hak untuk masuk pesta nikah Anak Domba Allah, hak untuk mewarisi kerajaan Sorga yang kekal.
b) Matius 6:31-33
6:31 Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
6:32 Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Cari dahulu kerajaan Allah dengan kebenarannya. Artinya ibadah pelayanan kita harus benar! Banyak orang beribadah, tetapi kalau diperiksa dengan Firman, dipertanyakan benar atau tidak. Sebab ada orang giat beribadah tetapi tanpa kebenaran Allah, hanya membangun kebenaran diri sendiri. Pagi, siang, sore, malam giat beribadah tetapi tanpa pengertian yang benar, tanpa kebenaran Allah. Yang Tuhan mau kita beribadah melayani yang benar. Apa itu ibadah pelayanan yang benar? Sesuai pola kerajaan sorga dan sesuai kebenarannya.
v Pola kerajaan Sorga, itulah tabernakel.
Ibrani 8:5
8:5 Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: "Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu."
v Kebenarannya itu adalah ajarannya.
Jadi kalau digabung carilah Kerajaan Sorga dan kebenarannya menunjuk pengajaran yang benar dalam terang Tabernakel. Ini bukan milik 1 organisasi tetapi milik semua gereja karena tertulis di dalam Alkitab, tinggal kita mau terima atau tidak. Polanya sudah jelas, bagaimana kita mau melayani. Mulai dari percaya Yesus sebagai satu-satunya Juruselamat. Kita mau melayani majikan kita namanya Yesus, percaya dulu majikan kita. Tahu dulu, kenal dulu siapa majikan kita lewat mendengar Firman. Setelah itu bertobat (mezbah Korban bakaran). Melayani Tuhan harus dalam pertobatan. Kalau belum bertobat lalu mau melayani nanti seperti Hofni dan Pinehas, tidak ada kemuliaan, kehilangan kemuliaan. Setelah itu bejana pembasuhan, masuk baptisan air yang benar, seperti Yesus dibaptis begitu juga kita dibaptis. Setelah itu baru pintu kemah, diurapi, dipenuhi Roh Kudus. Baru kita bisa melayani di kemah suci. Inilah pelayanan yang benar. Bukan karena lihat dia orang kaya, orang hebat, orang pintar, langsung diberikan pelayanan tanpa pertobatan.
Ini polanya, masuk melayani dalam ruangan suci untuk nanti mencapai ruangan maha suci. Jangan berhenti melayani sampai kita menjadi gereja yang sempurna. Tidak ada istilah pensiun dalam pelayanan, itu yang sesuai dengan kerajaan sorga. Di bumi kita melayani, di sorga kita melayani selama-lamanya.
Ibrani 12:28
12:28 Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.
Itu sesuai dengan pola kerajaan Sorga, pola Tabernakel.
Roma 14:17-18
14:17 Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
14:18 Karena barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia.
Ini ibadah pelayanan yang berkenan yaitu bukan soal makanan dan minuman, bukan menekankan perkara yang jasmani. Kadang gereja dalam ibadahnya hanya menekankan perkara-perkara yang jasmani, termasuk makan minum yang jasmani. Ibadah tidak lama, makannya bisa berjam-jam sampai mabuk! Bukan itu yang Tuhan cari. Sekalipun meja sudah penuh makanan tetapi ibadah sudah tidak bisa fokus, ini tidak boleh diteruskan! Yang utama itu bisa fokus beribadah, dengar Firman, bukan masalah dapur. Kalau sudah bisa fokus dengan Firman, urusan dapur itu bisa Tuhan sediakan, banyak caranya dari Tuhan.
Kerajaan Sorga soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
v Kebenaran itu apa?
Yohanes 17:17
17:17 Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.
Kebenaran itu Firman yang menyucikan. Jadi ibadah yang benar, ada Firman yang menyucikan kita. Jemaat yang datang menikmati Firman, bukan malah sibuk dengan yang jasmani! Kita mengecilkan Tuhan, tidak menghargai kemurahan Tuhan. Sementara Firman diberitakan, sementara Raja segala raja berbicara kepada kita, malah kita sibuk dengan bumbu, sibuk dengan yang lain-lain, jangan seperti itu! Ini evaluasi juga bagi pelayanan kita ke depan. Kalau memang susah sekali ibadah karena urus konsumsi, yah sudah kita kumpul dana untuk catring, itu aman tidak capek kerja.
v Apa itu damai sejahtera?
Mazmur 62:2-3
62:2 Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku.
62:3 Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah.
Damai sejahtera itu karena dekat dengan Tuhan. Jadi ibadahnya betul-betul dekat dengan Tuhan, bukan ibadah kebiasaan, bukan ibadah yang lazim. Kalau ibadah yang lazim itu seperti ibadah bapak ibu Yesus ketika membawaNya ke Yerusalem pada usia 12 tahun. Dikatakan seperti yang lazin. ibadah kebiasaan saja. Tidak ada rasa apa-apa, tidak merasakan hadirat Tuhan. Apa yang terjadi? Mereka sudah pulang, perjalanan 3 hari tetapi Yesus tidak ada. Kalau ibadah lazim kehilangan Yesus, tidak ada Yesus, yang ada malah ketakutan, kepanikan.
Lukas 2:42-46
2:42 Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu.
2:43 Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya.
2:44 Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka.
2:45 Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia.
2:46 Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka.
Ini kalau ibadah lazim, ibadah kebiasaan, tidak merasakan apa-apa, tidak merasakan hadirat Tuhan. Yesus tidak ada, Firman pengajaran tidak ada di situ. Tidak terjadi penyucian pembaharuan. Tidak merasakan kuasa ibadah sehingga beribadah tetapi tetap mempertahankan tabiat daging.
II Timotius 3:5
3:5 Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!
Ibadah yang benar sesuai pola kerajaan Sorga yaitu ada kebenaran, ada damai sejahtera, kita betul-betul dekat dengan Tuhan, merasakan hadirat Tuhan.
v Sukacita oleh Roh Kudus, ini berkobar-kobar. Semangat menyala-nyala melayani Tuhan oleh karena pekerjaan Roh Kudus, bukan semangat daging.
Roma 12:11
12:11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.
Biar semangat kita terjaga, jangan padam. Berkobar-kobar karena pekerjaan Roh Kudus.
Kalau ibadah pelayanan kita seperti ini, kita tidak akan pernah mengalami kegoncangan iman!
Ibrani 12:26
12:26 Waktu itu suara-Nya menggoncangkan bumi, tetapi sekarang Ia memberikan janji: "Satu kali lagi Aku akan menggoncangkan bukan hanya bumi saja, melainkan langit juga."
Di akhir zaman ini akan terjadi kegoncangan yang hebat. Baik kegoncangan secara jasmani di bidang apa saja, bencana alam, bidang pendidikan, keamanan, ekonomi, goncang semua. Juga kegoncangan langit, itu kegoncangan yang rohani, kekacauan ibadah. Banyak digelar ibadah tetapi ibadah yang kacau, tidak sesuai kehendak dan selera Tuhan!
Hosea 8:11-12
8:11 Sungguh, Efraim telah memperbanyak mezbah; mezbah-mezbah itu menjadikan mereka berdosa.
8:12 Sekalipun Kutuliskan baginya banyak pengajaran-Ku, itu akan dianggap mereka sebagai sesuatu yang asing.
Banyak mezbah tetapi menambah dosa! Mengapa semakin banyak ibadahnya tetapi semakin banyak dosanya? Karena pengajaran yang benar dianggap asing, ditolak, dihina, yang sudah dalam pengajaran malah membuang pengajaran itu. Ini kegoncangan yang luar biasa di akhir zaman ini, baik jasmani maupun rohani. Kita butuh pola ibadah yang benar itulah Tabernakel untuk terhindar dari kekacauan ibadah di akhir zaman.
Kadang saya sedih, diadakan kegiatan rohani tetapi ujung-ujungnya ricuh, tawuran, tengkar, karena pengeajaran ditolak. Sampai Alkitab sudah tidak perlu dalam gereja, ibadah sudah tidak perlu pakai Alkitab lagi. Di dalam Alkitab banyak pengajaran Tuhan, tetapi bagi mereka sudah tidak dibutuhkan lagi.
Apa yang membuat hamba Tuhan, pelayan Tuhan, anak Tuhan tidak bisa menyulungkan ibadah pelayanan, tidak bisa beribadah melayani yang benar sesuai selera Tuhan? Kekuatiran! Kuatir atau takut ini adalah dosa pertama yang menenggelamkan manusia langsung ke dalam lautan api belerang!
Wahyu 21:8
21:8 Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."
Pertanyaan yang seringkali muncul, nanti bagaimana? Itu kuatir, tidak bisa mengutamakan ibadah pelayanan, tidak bisa menerima pengajaran yang sehat. Termasuk kami hamba Tuhan. Nanti bagaimana, jemaat bisa terima atau malah keluar.
Biarlah hari-hari terakhir ini kita mau menempuh langkah kematian yang benar, kita mau menempuh langkah kebangkitan yang benar. Cari dan pikirkan perkara rohani lebih dari segalanya, jika kita bisa menyulungkan ibadah pelayanan yang benar, bisa mengutamakan perkara rohani lebih dari segalanya maka ada hasilnya:
1) Kita bisa menyerah sepenuh kepada Tuhan. Menghadapi kegoncangan di akhir zaman ini dibutuhkan penyerahan sepenuh kepada Tuhan. Kalau masih ragu, begitu goncang, bahaya! Menyerah sepenuh saja kepada Tuhan, tidak usah ragu, tidak usah kuatir, Tuhan pasti bisa menolong.
2) Segala sesuatu akan ditambahkan kepadamu. Kalau kita bisa menyerah sepenuh, segala sesuatu Tuhan tambahkan kepada kita. Artinya segala yang kita butuhkan dan kita perlukan, Tuhan karuniakan dari kayu salib.
Roma 8:32
8:32 Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?
Kalau nyawaNya saja Dia berikan, masakan yang jasmani tidak bisa Dia karuniakan kepada kita. Segala sesuatu dikaruniakan oleh Tuhan dari kayu salib. Tidak pernah minus, surplus terus. Hanya menyerah sepenuh, tidak kuatir, maka Tuhan tambahkan semua kepada kita.
3. Langkah kemuliaan yang benar
I Petrus 2:25
2:25 Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.
Langkah kemuliaan yang benar adalah tergembala dengan benar dan baik. Apa hubungannya penggembalaan dengan langkah kemuliaan?
Kidung Agung 2:16
2:16 Kekasihku kepunyaanku, dan aku kepunyaan dia yang menggembalakan domba di tengah-tengah bunga bakung.
Penggembalaan itu yang membawa kita menjadi kepunyaan Tuhan, Mempelai Wanita Tuhan untuk masuk kemuliaan kekal bersama Tuhan Yesus.
Kidung Agung 2:1-2
2:1 Bunga mawar dari Saron aku, bunga bakung di lembah-lembah.
2:2 — Seperti bunga bakung di antara duri-duri, demikianlah manisku di antara gadis-gadis.
Kehidupan yang tergembala dia seperti bunga bakung yang indah. Biarpun dia tumbuh di rawa-rawa tetapi tidak pudar warnanya. Domba yang tergembala, dia adalah bunga bakung yang indah. Salomo dalam kemegahannya tidak berpakaian seindah bunga bakung.
Lukas 12:27
12:27 Perhatikanlah bunga bakung, yang tidak memintal dan tidak menenun, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
Raja dalam kemewahannya tidak seindah bunga bakung. Betul-betul bunga bakung adalah simbol kemuliaan. Ayo kita tergembala, betul-betul menjadi bunga bakung. Gembala yang tergembala dia tekun memberi makan domba-domba yang Tuhan percayakan lewat Firman pengajaran. Bergumul di bawah kaki Tuhan untuk mendapatkan pembukaan rahasia Firman untuk diteruskan kepada sidang jemaat, namun dipraktekan lebih dahulu. Domba yang tergembala mau tekun makan Firman Tuhan. Tekun berada di dalam kandang penggembalaan. Kandang penggembalaan itulah ruangan suci, 3 macam ibadah pokok:
a) Meja roti sajian ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan perjamuan suci. Bersekutu dengan Anak Allah di dalam Firman pengajaran dan kurbanNya.
b) Pelita emas ketekunan dalam ibadah raya. Bersekutu dengan Allah Roh Kudus dalam urapan dan karuniaNya.
c) Mezbah dupa emas ketekunan dalam ibadah doa. Bersekutu dengan Allah Bapa di dalam kasihNya.
Tubuh, jiwa dan roh kita diberi makan Firman penggembalaan. Segala kebutuhan kita sudah tersedia di dalam penggembalaan. Asal ada pakaian dan makanan cukuplah. Kalau sudah ada Firman penggembalaan sudah cukup, Tuhan sediakan segalanya.
I Timotius 6:8
6:8 Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.
Ada makanan berarti ada pembukaan Firman, ada pakaian berarti ada pelayanan dan kita sedia melayani, maka cukup, Tuhan sediakan semuanya. Mari kita tergembala dengan benar dan baik.
Memang bunga bakung ada di lembah. Ini lembah berduri, bukan lembah biasa. Kita yang tergembala memang diperhadapkan dengan suasana lembah, yaitu tantangan dan halangan untuk kita dipermuliakan. Iblis mau menghambat supaya kita tidak tampil mulia sebagai mempelai wanita Tuhan.
Ada 2 macam lembah yang seringkali menjadi penghalang dan penghambat gereja untuk dipermuliakan:
a) Lembah bayang-bayang maut
Mazmur 23:4 (Terjemahan Lama)
23:4 Jikalau aku berjalan dalam lembah bayang-bayang maut sekalipun, tiada juga aku takut bahaya, karena Engkau juga menyertai aku, bahwa batang-Mu dan tongkat-Mu ada menghiburkan daku.
Daud berkata jarakku dengan maut hanya 1 langkah, sangat dekat. Kita dibayangi terus oleh maut, baik maut secara tubuh, bencana, kecelakaan, mara bahaya dan lain-lain. Belum lagi maut secara rohani membayangi, dosa-dosa sampai puncaknya dosa! Membayangi di handphone, membayangi di televisi, dosa-dosa begitu luar biasa akhir zaman ini. Termasuk ajaran-ajaran palsu, itu maut secara rohani. Apalagi sekarang ini bisa diakses semua, banyak khotbah-khotbah di internet, tetapi hati-hati ada maut dalam kuali! Dalam persekutuan ada maut, makanan yang ditampilkan adalah racun, ajaran palsu.
Tetapi kalau kita tergembala, ada Yesus Gembala Agung yang melindungi kita. Dia telah turun ke lembah bayang-bayang maut, Dia rela kena duri. Sengat maut itulah dosa. Yesus rela mati menanggung dosa kita dan Dia telah bangkit, Dia naik ke Sorga.
I Korintus 15:54-57
15:54 Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan.
15:55 Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"
15:56 Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.
15:57 Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.
Di depan ada perjamuan suci. Makanya sebelum menerima perjamuan suci, uji diri, dosa apa yang ada segera selesaikan! Biar dosa disucikan, disingkirkan.
b) Yehezkiel 37:2
37:2 Ia membawa aku melihat tulang-tulang itu berkeliling-keliling dan sungguh, amat banyak bertaburan di lembah itu; lihat, tulang-tulang itu amat kering.
Lembah tulang kering yaitu kekeringan rohani. Kita hadapi kekeringan rohani di akhir zaman. Musim kering begitu hebat, gereja kering, nikah kering, pelayanan kering!
Ini tanda kekeringan rohani:
Yehezkiel 37:11
37:11 Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, tulang-tulang ini adalah seluruh kaum Israel. Sungguh, mereka sendiri mengatakan: Tulang-tulang kami sudah menjadi kering, dan pengharapan kami sudah lenyap, kami sudah hilang.
Tanda kekeringan rohani adalah hilang pengharapan, patah semangat, putus asa, kecewa. Bahkan kadangkala sampai terlempar di mulut ‘saya mau mati, ambil saja saya Tuhan!’ Betapa beratnya melayani kalau nikah sudah kering! Mau khotbah apa kalau nikah sudah kering!
Tetapi syukur kepada Tuhan, Yesus Gembala Baik rela mati! Untuk apa? Membukakan rahasia Firman dan mencurahkan Roh Kudus. Roh Kudus membasahi apa-apa yang sudah kering.
Yehezkiel 37:10
37:10 Lalu aku bernubuat seperti diperintahkan-Nya kepadaku. Dan nafas hidup itu masuk di dalam mereka, sehingga mereka hidup kembali. Mereka menjejakkan kakinya, suatu tentara yang sangat besar.
Bernubuat itu menunjuk pembukaan rahasia Firman, itu yang sanggup menolong gereja Tuhan yang kering. Ada nafas hidup, itu bicara Roh Kudus, ini yang sanggup memulihkan gereja Tuhan yang sudah kering.
Kejadian 2:7
2:7 ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.
Roh Kudus, Roh Allah dihembuskan kepada kita. Ada Firman dibukakan rahasianya, ada Roh Kudus, keduanya ini kita butuhkan, itulah naungan sayap Tuhan. Ini yang sanggup memulihkan apa yang sudah kering. Mungkin nikah sudah kering, masih satu rumah tetapi hati sudah tidak satu lagi! Seperti hidup segan, mati tak mau. Tidak mau melayani tetapi ini tugas saya, akhirnya melayani tetapi sudah tidak rasa apa-apa. Contoh kami gembala harus khotbah, karena tugas gembala berkhotbah, tetapi tidak ada rasa apa-apa lagi, sudah kering.
Kita butuh Roh Kudus. Minta Firman dibukakan kepada kita sekarang ini, kita juga minta Roh Kudus dicurahkan kepada kita. Biar Roh Kudus membasahi apa-apa yang sudah kering.
Yehezkiel 37:10
37:10 Lalu aku bernubuat seperti diperintahkan-Nya kepadaku. Dan nafas hidup itu masuk di dalam mereka, sehingga mereka hidup kembali. Mereka menjejakkan kakinya, suatu tentara yang sangat besar.
Kalau kekeringan sudah dipulihkan maka kita akan tampil bagaikan suatu tentara yang sangat besar.
Kidung Agung 6:10
6:10 "Siapakah dia yang muncul laksana fajar merekah, indah bagaikan bulan purnama, bercahaya bagaikan surya, dahsyat seperti bala tentara dengan panji-panjinya?"
Perikopnya: Mempelai Laki-laki memuji mempelai perempuan.
Mempelai perempuan tampil bagaikan tentara dengan panji-panjinya.
Ada pengajaran kita miliki dan kita dengar setiap ibadah. Satu yang kurang adalah Roh Kudus, minta Roh Kudus. Saya dinasihati oleh papa, bagus ngana khottbah, tetapi kalau tidak ada Roh Kudus tidak akan bisa bertahan dalam pelayanan. Makanya saya pacu mencari kepenuhan Roh Kudus, berupaya minta kepada Tuhan. Tidak memaksa, kalau Tuhan lihat kita butuh, pasti Tuhan berikan.
Kisah Para Rasul 1:1-6 Roh Kudus dijanjikan
Kisah Para Rasul dalam Tabernakel kena pada minyak urapan. Roh Kudus kita butuhkan, gereja tanpa Roh Kudus tidak bisa bertahan menghadapi kekeringan di akhir zaman. Tetapi kalau ada Roh Kudus, bahkan sampai Roh Kudus meluap-luap bagaikan sungai yang mengalir, maka tidak ada lagi kekeringan. Kita tampil bagaikan bala tentara yang besar untuk menyambut Yesus Mempelai Pria Sorga, masuk dalam kemuliaan kekal selama-lamanya.
Tuhan Yesus memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar