Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Yohanes 13:36-38
13:36 Simon Petrus berkata kepada Yesus: "Tuhan, ke manakah Engkau pergi?" Jawab Yesus: "Ke tempat Aku pergi, engkau tidak dapat mengikuti Aku sekarang, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku."
13:37 Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!"
13:38 Jawab Yesus: "Nyawamu akan kauberikan bagi-Ku? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali."
Ayat ini perikopnya adalah Yesus memperingatkan Petrus. Di sini Petrus mendapat teguran dari Tuhan. Ada 6 kali Petrus mendapat teguran, 4 kali dari Yesus, 1 kali dari kokok ayam dan 1 kali dari Paulus. Bersyukur kalau kita beribadah lalu datang teguran berulang-ulang kepada kita, Tuhan tidak mau kita tetap berada dalam kelemahan kita. Kita pelajari teguran yang pertama.
Matius 16:21-23
16:21 Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.
16:22 Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."
16:23 Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
Yesus menegur Petrus dengan keras karena Petrus sudah sama dengan iblis yaitu mau mencegah pekerjaan penebusan atau penyelamatan. Tanpa kita sadari kita kadang seperti Petrus, mencegah pekerjaan penebusan. Itu karena pikirannya adalah pikiran daging.
Praktek mencegah pekerjaan penebusan atau pikiran daging:
1. Tidak mau masuk pengalaman kematian bersama Yesus, yaitu:
a) Tidak mau bertobat, tetap mempertahankan dosa. Firman sudah datang menegur, masih tetap mempertahankan dosanya. Sekalipun berseru kita orang percaya tetapi kalau masih mempertahankan dosa, kita tidak mengalami penebusan. Dalam kitab Yeremia dikatakan sebutkanlah mereka perak yang ditolak.
Yeremia 6:29
6:29 Puputan sudah mengembus, tetapi yang keluar dari api hanya timah hitam, tembaga dan besi. Sia-sia orang melebur terus-menerus, tetapi orang-orang yang jahat tidak terpisahkan.
Artinya Tuhan sudah berupaya menegur dengan pekerjaan Firman bagaikan api. Hamba Tuhan sudah berupaya menyampaikan Firman tetapi tidak pernah masuk!
Yeremia 6:30
6:30 Sebutkanlah mereka perak yang ditolak, sebab TUHAN telah menolak mereka!
Perak yang ditolak, umat ketebusan yang ditolak oleh Tuhan. Ini jangan terjadi dalam kita.
b) Tidak mau sengsara dalam ikut Tuhan, maunya yang enak bagi daging. Tidak mau pikul salib, tidak mau susah, tidak mau menderita. Sebagai pelayan Tuhan juga begitu, kalau ikut Tuhan mulai menderita, mulai dia bersungut, mengomel, persalahkan Tuhan dan sesama.
2. Tidak mau masuk pengalaman kebangkitan dengan Yesus yaitu tidak mau hidup benar.
I Petrus 2:24
2:24 Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.
Tidak mau hidup benar sampai tidak mau melayani, tidak mau menjadi senjata kebenaran. Atau kelihatan melayani tetapi tidak sesuai kehendak Tuhan. Pelayanan itu bagaikan kita mempersembahkan korban santapan kepada Tuhan, tidak semua pelayanan diterima oleh Tuhan. Dalam kitab Kejadian Kain dan Habel mempersembahkan Korban. Korban Habel diterima, persembahan Kain tidak diterima. Kain melayani tidak benar, persembahannya tidak ada tanda darah, tidak ada kelepasan dari dosa oleh darah Yesus, pelayanannya tidak benar, makanya tidak diterima.
Ingat juga waktu murid-murid meninggalkan Yesus di tepi sumur untuk pergi membeli makanan. Waktu mereka pulang mereka katakan Guru ini makanan, makanlah. Padahal yang Yesus inginkan adalah minum. Waktu perempuan Samaria datang Yesus katakan berilah Aku minum, tetapi murid-muridNya bawa makanan. Pelayanan hebat tetapi tidak sesuai selera Tuhan.
Tidak mau masuk pengalaman kebangkitan bersama Yesus, berarti tidak mau hidup benar, tidak mau melayani Tuhan atau melayani tetapi tidak benar.
Roma 6:13
6:13 Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.
Menjadi senjata kebenaran artinya melayani dengan benar. Ibarat senapan, kalau melayani dengan benar dia menembak dengan peluru kebenaran. Jadi orang yang tidak benar datang beribadah, dia ditembak dengan peluru kebenaran menjadi orang benar. Tetapi kalau melayani tidak benar, ditembak dengan peluru tidak benar, orang datang dalam keadaan benar, dia pulang menjadi orang yang tidak benar!
Inilah tanggung jawab kita pelayan Tuhan, makanya sebagai imam-imam bukan sekedar melayani, khotbah, main musik, pimpin pujian, melayani, harus semua dalam kebenaran! Harus benar secara pribadi, benar dalam nikah, semua harus benar maka pelayanan kita berkenan kepada Tuhan.
Petrus tidak mau masuk pengalaman kebangkitan bersama Yesus. Kadang kitapun seperti itu. Untuk saya khotbah tetapi tidak benar nikahnya, tidak benar perilakunya, tidak benar perkataannya. Itu bagaikan menembak jemaat dengan peluru dosa. Makanya jangan heran kalau jemaat jatuh, tidak terjadi penyucian, yang ada malah menambah dosa.
3. Filipi 3:18-19
3:18 Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus.
3:19 Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.
Pikirannya hanya tertuju pada perkara dunia, tidak mau peduli dengan perkara rohani. Ini sama dengan bertuhankan perut, yang dicari hanya yang jasmani. Sampai melayani hanya cari yang jasmani, yang dunia, bukan yang rohani.
4. Petrus menarik Yesus ke samping. Yesus adalah Gembala, posisi gembala itu di depan dan domba-domba ikut dari belakang. Jadi praktek keempat adalah tidak mau tergembala. Mulai dari tidak tekun dalam 3 macam ibadah pokok dan juga tidak taat pada Firman Tuhan. Untuk saya terutama, apa yang dikhotbahkan apa yang sudah ditaati baru dikhotbahkan. Bagaimana jemaat mau meneladani gembala kalau gembala sendiri tidak taat pada Firman Tuhan. Gembala lebih dulu menunjukan teladan taat pada Firman, maka jemaat bisa meneladani.
Yohanes 10:4
10:4 Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.
Kalau gembala di depan, domba ikut dari belakang, domba bisa melihat perkataannya, perbuatannya gembala, dari penampilannya, dari tutur kata, sikap sehari-hari bisa diteladani oleh jemaat. Makanya salah satu syarat menjadi gembala tidak ada hal yang bisa dituduhkan kepadanya. Kalau sudah hidup benar, taat pada Tuhan lalu masih dituduh, itu tuduhan palsu. Seperti Yesus Gembala Agung, Dia jelas-jelas sempurna, tidak ada yang salah padaNya, tetapi masih dituduh macam-macam.
I Timotius 3:1,7
3:1 Benarlah perkataan ini: "Orang yang menghendaki jabatan penilik jemaat menginginkan pekerjaan yang indah."
3:7 Hendaklah ia juga mempunyai nama baik di luar jemaat, agar jangan ia digugat orang dan jatuh ke dalam jerat Iblis.
Sebagai seorang hamba Tuhan harus betul-betul bisa mengawasi diri karena menentukan keselamatan jemaat.
I Timotius 4:16
4:16 Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.
Kalau gembala mengawasi dirinya maka bisa diteladani oleh jemaat dan imam-imam, pelayan Tuhan, tidak ada yang bisa dituduhkan kepada kita, kita tidak menjadi sandungan. Petrus tadi disebut engkau batu sandungan! Petrus sempat menjadi batu sandungan bagi pekerjaan Tuhan. Jangan kami menjadi batu sandungan bagi pekerjaan Tuhan. Apalagi kami penghuni Pastori yang makan ayapan Allah, jangan menjadi batu sandungan bagi pekerjaan Tuhan.
Biarlah kita berupaya bukan menjadi batu sandungan. Makanya perlu teguran yang keras! Batu harus dipukul dengan palu yang keras bahkan harus diulang-ulang. Teguran Tuhan itu lewat Firman pengajaran yang benar.
II Timotius 4:2
4:2 Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.
Kalau kita ditegur itu tanda Tuhan mengasihi kita. Sore ini kalau Firman Tuhan menegur kita, itu berarti Tuhan mengasihi kita.
Wahyu 3:16
3:16 Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.
Jangan marah kalau kita ditegur, itu berarti kita dikasihi Tuhan. Kalau menolak teguran Tuhan masih ada cara Tuhan yang kedua, Tuhan menghajar! Tuhan sampai heran menghadapi bangsa Israel, dari ujung kaki sampai kepala sudah penuh bilur, di mana lagi mau dihajar, tetapi juga tidak pernah bertobat. Itulah bangsa Israel sangking keras hatinya mereka. Sudah penuh bilur tetapi tidak juga sadar. Ini jangan menular pada kita.
Hajaran itu akan berhenti kalau kita kembali kepada kesucian.
Ibrani 12:10-11
12:10 Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya.
12:11 Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.
Ayo relakan hati dan bertobat. Jangan tunggu dihajar! Sikap kita terhadap teguran Firman yang adalah perkataan Yesus sendiri, kita harus percaya pada Firman.
Keluaran 19:9,19
19:9 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Sesungguhnya Aku akan datang kepadamu dalam awan yang tebal, dengan maksud supaya dapat didengar oleh bangsa itu apabila Aku berbicara dengan engkau, dan juga supaya mereka senantiasa percaya kepadamu." Lalu Musa memberitahukan perkataan bangsa itu kepada TUHAN.
19:19 Bunyi sangkakala kian lama kian keras. Berbicaralah Musa, lalu Allah menjawabnya dalam guruh.
Mazmur 56:5; 106:12
56:5 kepada Allah, yang firman-Nya kupuji, kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?
106:12 Ketika itu percayalah mereka kepada segala firman-Nya, mereka menyanyikan puji-pujian kepada-Nya.
Ini sikap yang benar, percaya akan Firman Tuhan. Kalau Firman bilang akan datang hajaran, percaya, langsung berubah sikap! Kalau masih dihajarpun itu kasih sayang Tuhan kepada kita.
Percaya Firman dibuktikan dengan penyerahan diri.
a) Menyerahkan dosa lewat mengaku kepada Tuhan dan sesama sehingga darah Yesus mengampuni menghapus dosa kita. Jangan katakan mau menyerahkan diri melayani Tuhan sepenuh tetapi tidak mau menyelesaikan dosa. Kalau dosa sudah diserahkan baru bisa menyerahkan yang lain.
Hosea 14:2-3
14:2 Bertobatlah, hai Israel, kepada TUHAN, Allahmu, sebab engkau telah tergelincir karena kesalahanmu.
14:3 Bawalah sertamu kata-kata penyesalan, dan bertobatlah kepada TUHAN! katakanlah kepada-Nya: "Ampunilah segala kesalahan, sehingga kami mendapat yang baik, maka kami akan mempersembahkan pengakuan kami.
b) Menyerahkan diri masuk baptisan air yang benar. Itu bukan dipaksa tetapi kesadaran masing-masing. Kalau sudah bisa menyerahkan dosa baru bisa menyerahkan diri masuk baptisan air yang benar, sehingga menghasilkan hidup baru, hidup dalam urapan Roh Kudus, hidup dalam kebenaran. Waktu Yesus dibaptis, Dia keluar dari air lalu Roh Kudus turun. Waktu Petrus khotbah, salah satu isi khotbah dari Petrus di katakan ‘berilah dirimu dibaptis’. Serahkan diri, jadi bukan disuruh, bukan dipaksa. Orang tua jangan memaksa anak, tidak usah disuruh-suruh, arahkan saja. Biar dia dengar Firman, Firman yang bekerja supaya penyerahannya benar. Menyerahkan diri untuk masuk dalam baptisan yang benar, menghasilkan hidup dalam urapan Roh Kudus, hidup di dalam kebenaran.
c) Menyerahkan diri untuk digembalakan oleh Tuhan lewat hamba Tuhan yang benar tahbisannya.
Kisah Para Rasul 20:28
20:28 Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.
Jemaat yang ada ini 1 jiwa saja seharga darah Yesus. Serahkan diri untuk digembalakan oleh Tuhan lewat hamba Tuhan yang benar tahbisannya. Dari mana kita bisa meraba, mendeteksi, hamba Tuhan itu benar tahbisannya?
Kisah Para Rasul 20:32
20:32 Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada firman kasih karunia-Nya, yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya.
Tanda hamba Tuhan itu benar tahbisannya, Tuhan percayakan Firman kasih karunia, Firman pengajaran yang benar, Firman yang dibuka rahasianya. Itulah hamba Tuhan yang menjadi alamat yang tepat bagi kita untuk menyerahkan diri digembalakan. Saya tidak mengedepankan diri, jemaat yang bisa menilai sendiri. Kalau bapak ibu datang di sini tidak ada pembukaan rahasia Firman, berarti ini bukan alamat yang tepat. Tetapi kalau bapak ibu datang lalu menemukan ada Firman kasih karunia, Firman pengajaran yang benar, itu sudah alamat yang tepat.
Apa buktinya itu Firman kasih karunia? Firman itu berkuasa membangun, jemaat yang digembalakan rohaninya terbangun. Pohon itu baik dilihat dari buahnya. Hamba Tuhan itu benar tahbisannya dilihat dari buah pelayanannya, jemaat yang digembalakan rohaninya terbangun. Bapak ibu bisa merasakan sendiri, waktu sebelum saya di Tentena, waktu saya masih mengembara, waktu saya masih belum tergembala dan sesudah saya tergembala rohani saya bagaimana. Bukan saya mau mengedepankan diri, jemaat yang menilai. Mulai dari gembala, rohaninya harus terbangun. Bagaimana mau membangun rohani jemaat kalau rohani gembala tidak terbangun, rohaninya tidur!
Kisah Para Rasul 20:35
20:35 Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima."
Bukti rohani terbangun, mulai dari yang jasmani, mulai dari mengembalikan miliknya Tuhan. Kita mengembalikan perpuluhan dengan bahagia atau dengan bertengkar! Pemberian kita bukan hanya sekedar harta, tetapi yang terutama kita beri hidup kita untuk dipakai dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Itu rohani terbangun. Tidak usah disuruh, tidak usah diminta, kita sendiri yang memberi hidup mau melayani, apa yang bisa saya kerjakan untuk Tuhan! Tidak usah diumumkan pakai toa atau dengan cara apa saja. Sudah tahu saya mau melayani, kita beri diri untuk melayani.
Kadangkala sudah diumumkanpun ada yang masih belum tergerak. Rohani yang terbangun mau memberi diri melayani, mau terlibat di dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Kaum muda gunakanlah hidup mudamu, beri diri untuk melayani, ditunggangi oleh Yesus seperti keledai muda. Melayani dengan rasa terbeban, bukan asal melayani. Kalau saya menyanyi dengan benar dan suci, kalau saya main musik dengan benar suci, saya khotbah dengan benar dan suci. Itu melayani dengan ada beban untuk menyenangkan dan memuaskan hati Tuhan.
d) Tekun menyembah Tuhan. Dari bahasa aslinya adalah proskoneho penyerahan diri sepenuh kepada Tuhan. Sampai kita berkata terserah Engkau Tuhan. Itu orang yang menyembah, bukan mengikuti kehendaknya tetapi kehendak Tuhan. Yesus berikan teladan di taman Getsemani ‘lalukanlah cawan ini, tetapi bukan kehendakKu yang jadi melainkan kehendakMu yang jadi!’.
Percayalah pada Firman, jangan tunggu hajaran datang. Yesus pernah berkata langit dan bumi akan lenyap, tetapi perkataan Tuhan tinggal tetap.
Matius 24:35
24:35 Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.
Artinya kalau kita percaya Firman, dibuktikan dengan penyerahan diri, dimulai dengan menyerahkan dosa, menyerahkan diri masuk baptisan air, menyerahkan diri digembalakan, menyerahkan diri melayani, sampai bisa menyembah Tuhan, maka hidup kita sedang menuju pada hidup yang kekal bersama Yesus di langit dan bumi yang baru. Firman itu kekal, kita sedang dibawa untuk masuk dalam hidup yang kekal bersama Yesus Mempelai Pria Sorga di Yerusalem Baru, langit dan bumi yang baru.
|
GPT “Kristus Penebus” Jl. Langgadopi No.4 Tentena Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663 HP: 081334496911 Email: imamat_raja@yahoo.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar