Salam sejahtera di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
Amos 5:7-8
5:7 Hai kamu yang mengubah keadilan menjadi ipuh dan
yang mengempaskan kebenaran ke tanah!
5:8 Dia yang telah membuat bintang kartika dan
bintang belantik, yang mengubah kekelaman menjadi pagi dan yang membuat siang
gelap seperti malam; Dia yang memanggil air laut dan mencurahkannya ke atas
permukaan bumi -- TUHAN itulah nama-Nya.
Tadinya adalah keadilan tetapi ketika keadilan itu
direntangkan atau diukurkan kepada umat Israel dan juga sekarang direntangkan
kepada kita, seringkali kita tidak bisa menerima atau menolak. Karena apa yang
disuarakan oleh Tuhan lewat nabi Amos ini, keadilan itu bagaikan ipuh yaitu
sesuatu yang pahit. Ketika Tuhan mengajar tentang keadilan maka banyak kali
mendapat penolakan karena bagi orang yang menolak itu bagaikan sesuatu yang
pahit sebab keadilan Tuhan belum tentu kita sambut sebaliknya apa yang kita
katakan adil di mata Tuhan belum tentu adil.
Yehezkiel
18:25,29; 33:17,20
18:25 Tetapi kamu berkata: Tindakan Tuhan tidak
tepat! Dengarlah dulu, hai kaum Israel, apakah tindakan-Ku yang tidak tepat
ataukah tindakanmu yang tidak tepat?
18:29 Tetapi kaum Israel berkata: Tindakan Tuhan
tidak tepat! Apakah tindakan-Ku yang tidak tepat, hai kaum Israel, ataukah
tindakanmu yang tidak tepat?
33:17 Tetapi teman-temanmu sebangsa berkata:
Tindakan Tuhan tidak tepat! Padahal tindakan mereka yang tidak tepat.
33:20 Tetapi kamu berkata: Tindakan Tuhan tidak
tepat! Aku akan menghakimi kamu, masing-masing menurut kelakuannya, hai kaum
Israel."
Misalnya dalam rumah tangga Tuhan rentangkan tali
ukur agar dalam nikah itu ada keadilan. Keadilan kita dengan keadilan Allah
banyak selisihnya. Belum tentu kita mengatakan sesuatu itu adil tetapi di
hadapan Tuhan itu bukan sesuatu yang adil. Jadi ukuran Tuhan tentang keadilan
dengan ukuran yang kita pakai tidak bisa kita sejajarkan. Olehnya itu kita
harus ada pada keadilan Tuhan.
Dilihat oleh Tuhan bahwa sikap umat Isael tentang
keadailan dari Tuhan itu adalah sesuatu yang pahit. Misalnya dalam persoalan
waktu. Kalau kita melihat waktu yang kita berikan kepada Tuhan dan kita pakai
untuk diri kita, sebenarnya kita tidak adil. Kalau keadilan Tuhan tentang waktu
itu berusaha kita terapkan maka kita akan berkata itu pahit bagi daging. Kalau
sudah sampai pada kondisi seperti itu, yaitu keadilan Allah kita terapkan
sebagai sesuatu yang mutlak untuk dilakukan maka kita akan berteriak itu pahit.
Bagi orang Israel memang ada keadilan dengan Tuhan
dalam persoalan waktu. Bagi Israel ada hari sabat setiap minggu, ada sabat
untuk tahun, ada sabat tanah. Kalau melaksanakan ini orang Israel pasti
menjerit apalagi untuk melaksanakan sabat tanah. Selama 6 tahun mereka
mengelolah tanah dan pada tahun ketujuh tidak boleh mereka kelolah dan apa yang
tumbuh di atasnya tidak boleh mereka panen. Yang boleh memanen adalah orang
asing, janda, yatim piatu dan orang miskin. Ini yang mereka rasa pahit sehingga
tidak melakukan sabat tanah akibatnya Tuhan cabut dari tanah perjanjian.
Karena merasa keadilan Tuhan itu tidak cocok dengan
daging mereka maka 490 tahun meraka tidak mau melaksanakan sabat tanah. Mereka
tidak mau melaksanakan sabat tanah karena mengatakan itu pahit untuk dilakukan
akhirnya. Mereka tidak mau membiarkan tanaman pada tahun ketujuh itu menjadi
milik orang asing, janda-janda, yatim piatu dan fakir miskin. Karena mereka
mengatakan itu pahit maka Tuhan izinkan 70 tahun mereka dibuang di Babel.
Ini yang seringkali kita tidak sadar, karena mengukur
keadilan Allah itu dengan keadilan kita harus pas. Itu sebabnya jangan kaget
kalau menemukan diri dalam suatu kancah yang berat karena tidak mau menerima
keadilan Allah sebab merasa keadilan Allah itu membuat daging terasa pahit.
Pada sabat mingguan mereka tidak boleh melakukan
pekerjaan apapun, kalau melanggar sabat mingguan maka mereka dirajam dengan
batu. Untuk kita sekarang itu tidak lagi dituntut oleh Tuhan. Tetapi kadang
kala kita malah memotong waktu untuk Tuhan yaitu waktu untuk berkumpul dalam
persekutuan ibadah.
Ibrani
10:25
10:25 Janganlah kita menjauhkan diri dari
pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi
marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari
Tuhan yang mendekat.
Marilah kita saling menasihati. Bukan nasihat yang
melemahkan tetapi yang mendorong kita supaya kita bisa mampu menghadapi hari
Tuhan. Menghadapi kedatangan Tuhan ada dua kekuatan yang harus kita galakkan
dari dalam kehidupan kita yaitu:
1) Supaya
kita beroleh kekuatan untuk luput dari yang akan terjadi
2) Supaya
kita tahan berdiri di hadapan anak manusia
Kita harus ada di dalam keadilan Tuhan, jangan kita
mengatakan keadilan Tuhan itu pahit. Kalau Tuhan yang mengukur maka Tuhan tidak
pernah salah. Kalau mengatakan keadilan Tuhan itu pahit berarti menuduh Tuhan
itu tidak becus, Tuhan itu keliru.
Mazmur
109:17
109:17 Ia cinta kepada kutuk -- biarlah itu datang
kepadanya; ia tidak suka kepada berkat -- biarlah itu menjauh dari padanya.
Berkat itu datang oleh Firman Tuhan dan berkat Tuhan
itulah keadilan Tuhan. Jangan berpikir karena kemampuan kita maka kita bisa
memperoleh berkat. Kalau berkata seperti itu sama dengan menghempaskan
kebenaran Allah di atas tanah. Biarlah kita mengatakan kemampuan kita untuk mendapatkan
berkat itu datang dari Tuhan. Orang yang bisa berkata seperti itu adalah orang
yang menerima keadilan Allah dan tidak menghempaskan kebenaran di atas tanah.
Ulangan
8:17-18
8:17 Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu:
Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini.
8:18 Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN,
Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh
kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah
kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini.
Pada tahun Yobel orang-orang yang berutang harus
dilunaskan utangnya. Tetapi dari pihak orang yang punya utang ini tidak boleh
dengan sengaja menahan untuk tidak melunasi utangnya sampai tahun Yobel
sehingga dia tidak bisa ditagih lagi. Dari pihak orang yang memberikan piutang
harus menghapus utang orang tersebut pada tahun Yobel dan jangan menagihnya
lagi. Yobel dalam pengertian rohani adalah adalah saling mengaku dan mengampuni.
Segala sesuatu tuntas di selesaikan. Tetapi ada orang yang tidak mau menerapkan
Yobel dalam dirinya karena dia menganggap tidak adil, dia tidak mau mengampuni
karena terlalu sakit baginya. Olehnya itu kita harus kembali pada keadilan Tuhan.
Di sinilah seringkali terasa pahit sehingga tidak mau mengaku dengan rendah
hati karena merasa dirinya tidak salah. Siapa yang menerima pengakuan juga
harus dengan lemah lembut mengampuni jangan dengan terpaksa.
Jangan kita menghempaskan kebenaran hanya karena
sesuatu karena kebenaran itu memerdekakan kita.
Yohanes
8:32,35-36
8:32 dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan
kebenaran itu akan memerdekakan kamu."
8:35 Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah,
tetapi anak tetap tinggal dalam rumah.
8:36 Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun
benar-benar merdeka."
Kalau kita menghempaskan kebenaran sama dengan kita
membawa hidup kita ke dalam penjara. Anak Tuhan yang sudah menghempaskan
kebenaran bisa kelihatan, dia seperti terbelenggu, tidak mengalami kebebasan.
Itu sebabnya mari kita menerima kebenaran Firman Allah baik Firman itu datang
dengan keras maupun datang bagaikan angin sepoi-sepoi/ lembut.
Orang Israel yang mendengarkan kebenaran Firman yang
disampaikan Tuhan Yesus malah lari pada persoalan yang jasmani.
Yohanes
8:33
8:33 Jawab mereka: "Kami adalah keturunan
Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapa pun. Bagaimana Engkau dapat
berkata: Kamu akan merdeka?"
Tuhan menangkap perkataan mereka sebagai suatu
kebohongan karena mereka selama 400 tahun diperhamba di Mesir.
Kisah Para
Rasul 7:6
7:6 Beginilah firman Allah, yaitu bahwa keturunannya
akan menjadi pendatang di negeri asing dan bahwa mereka akan diperbudak dan
dianiaya empat ratus tahun lamanya.
Kejadian
15:13
15:13 Firman TUHAN kepada Abram: "Ketahuilah
dengan sesungguhnya bahwa keturunanmu akan menjadi orang asing dalam suatu
negeri, yang bukan kepunyaan mereka, dan bahwa mereka akan diperbudak dan
dianiaya, empat ratus tahun lamanya.
Tetapi Tuhan tidak mengangkat persoalan itu, yang
Tuhan Yesus tampilkan tentang perhambaan dosa.
Yohanes
8:34-36
8:34 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa.
8:35 Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah,
tetapi anak tetap tinggal dalam rumah.
8:36 Jadi
apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka."
Tuhan Yesus datang untuk memberi kemerdekaan, untuk
memberi kebebasan, sebab orang Israel telah menghempaskan kebenaran.
Setelah Tuhan berbicara bahwa mereka menghempaskan
kebenaran maka Tuhan mengarahkan kita pada bintang kartika dan bintang
belantik.
Amos
5:8
5:8 Dia yang telah membuat bintang kartika dan
bintang belantik, yang mengubah kekelaman menjadi pagi dan yang membuat siang
gelap seperti malam; Dia yang memanggil air laut dan mencurahkannya ke atas
permukaan bumi -- TUHAN itulah nama-Nya.
Kalau Tuhan menunjuk pada bintang kartika dan
bintang belantik berarti setelah Tuhan membebaskan kita, Tuhan mau mengarahkan pandangan kita ke atas.
Kalau orang menghempaskan kebenaran Allah maka yang ditemuinya adalah tsunami (Dia yang memanggil air laut dan
mencurahkannya ke atas permukaan bumi).
Dikatakan pada ayat 7 “yang mengempaskan kebenaran ke tanah” berarti karena persoalan
dunia ini sehingga kebenaran Allah dihempaskan. Bagaimana lagi bisa melihat
bintang Kartika dan bintang Belantik kalau menghempaskan kebenaran. Yang akan
ditemui orang seperti itu adalah kekelaman, gelap malam dan tsunami. Kalau pandangan
kita selalu ke atas maka kita akan luput dari tsunami atau bencana-bencana lain
yang akan menimpa dunia ini. Anak Tuhan yang tidak menghempaskan kebenaran
tidak akan dilibas oleh tsunami karena akan disingkirkan Tuhan ke padang
belantara.
Yakobus
5:6
5:6 Kamu telah menghukum, bahkan membunuh orang yang
benar dan ia tidak dapat melawan kamu.
Siapa orang benar ini yang tidak melawan?
Lukas
23:47
23:47 Ketika kepala pasukan melihat apa yang
terjadi, ia memuliakan Allah, katanya: "Sungguh, orang ini adalah orang
benar!"
Menghempaskan Firman sama dengan menghempaskan Tuhan
Yesus, menghempaskan kebenaran sama dengan menghempaskan orang benar yaitu
Tuhan Yesus.
Ayub
38:31;9:9
38:31 Dapatkah engkau memberkas ikatan bintang
Kartika, dan membuka belenggu bintang Belantik?
9:9 yang menjadikan bintang Biduk, bintang Belantik,
bintang Kartika, dan gugusan-gugusan bintang Ruang Selatan;
Memandang bintang Kartika= memandang ikatan
Memandang bintang Belantik= memandang belenggu
Kalau mau melihat bintang Kartika dan bintang
Belantik kita harus menengadah ke atas. Kalau menghempaskan kebenaran berarti
menghempaskan Yang menciptakan bintang Kartika dan bintang Belantik.
Tuhan Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar