Salam sejahtera di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
Ibrani
13:20
13:20 Maka
Allah damai sejahtera, yang oleh darah perjanjian yang kekal telah membawa
kembali dari antara orang mati Gembala Agung segala domba, yaitu Yesus, Tuhan
kita,
Darah perjanjian ini pernah disebutkan oleh
Musa ketika berada di bawah gunung Torsina. Dia menyembelih binatang kemudian
darahnya diisi dalam pasu lalu darah itu dipecikkan pada kitab dan kepada
bangsa Israel. Setelah memercikan darah perjanjian itu maka Tuhan menampakkan
kakiNya berdiri pada batu pualam.
Keluaran
24:6-10
24:6 Sesudah
itu Musa mengambil sebagian dari darah itu, lalu ditaruhnya ke dalam pasu,
sebagian lagi dari darah itu disiramkannya pada mezbah itu.
24:7
Diambilnyalah kitab perjanjian itu, lalu dibacakannya dengan didengar oleh
bangsa itu dan mereka berkata: "Segala firman TUHAN akan kami lakukan dan
akan kami dengarkan."
24:8 Kemudian
Musa mengambil darah itu dan menyiramkannya pada bangsa itu serta berkata:
"Inilah darah perjanjian yang diadakan TUHAN dengan kamu, berdasarkan
segala firman ini."
24:9 Dan
naiklah Musa dengan Harun, Nadab dan Abihu dan tujuh puluh orang dari para
tua-tua Israel.
24:10 Lalu
mereka melihat Allah Israel; kaki-Nya berjejak pada sesuatu yang buatannya
seperti lantai dari batu nilam dan yang terangnya seperti langit yang cerah.
Ini nubuatan bagi kita gereja Tuhan sebab ini
adalah nubuatan berganda. Kita menerima percikan dari darah Gembala Agung yang
telah kembali dari antara orang mati, berarti telah dibangkitkan.
Ibrani
13:20
13:20 Maka
Allah damai sejahtera, yang oleh darah perjanjian yang kekal telah membawa
kembali dari antara orang mati Gembala Agung segala domba, yaitu Yesus, Tuhan
kita,
Nubuatan dalam Kejadian pasal 24 ini digenapi
dalam injil Matius, Markus, Lukas, Yohanes dan surat Ibrani. Kegenapan nubuatan
yang kedua yang akan kita saksikan di depan. Jadi sebelum memandang kemuliaan
Tuhan yang sesungguhnya maka lebih dahulu kita harus ada pada kuasa percikan
darah. Darah perjanjian yang kekal itulah darah Gembala Agung yang telah
kembali dari kematian.
Dulu mereka baru melihat kaki Tuhan dan batu
tempat Tuhan berpijak. Tetapi ke depan ini kita bukan hanya melihat sepenggal
anggota Tubuh Tuhan tetapi seutuhnya. Kalau dulu untuk melihat sepenggal kaki
harganya adalah percikan darah, apalagi kalau kita mau melihat Tuhan dalam
kemuliaanNya yang seuutuhnya, penghargaan kita terhadap darah perjanjian itu harus
lebih tinggi dan bukan kita ringankan serta entengkan. Hal itu berhubungan erat
dengan Gembala Agung dalam pelayananNya dalam suasana kebangkitan.
Jadi pelayanan Gembala Agung dalam suasana
kebangkitan yang dikaitkan dengan darah perjanjian yang kekal, tujuan akhirnya
agar kita bisa memandang Tuhan dalam kemuliaan yang utuh, dalam
kesempurnaanNya.
Hal-hal yang mau mengganjal sehingga kita
gagal berada dalam kesempurnaan inilah yang harus kita buang. Awal pelayanan
Gembala yang Agung ini dimulai dengan iblis menggoda supaya batu diubah menjadi
roti. Akhir pelayananNya Gembala Agung ini juga diperhadapkan dengan batu yang
menutup pintu kubur yang mau menghalangi supaya Gembala Agung ini jangan
kembali dari suasana kematian. Itu pikiran manusia, itu pikiran iblis. Tetapi
iblis tidak berdaya, Tuhan Yesus bisa bangkit tanpa batu itu digulingkan, tetapi
supaya ada bukti bahwa Tuhan Yesus sudah bangkit maka batu itu harus
digulingkan.
Pada awal pelayananNya, Tuhan Yesus
berhadapan dengan suara iblis. Sekarang ini kita tidak melihat iblis tampil
seperti yang dilihat Tuhan Yesus tetapi sekarang kita berhadapan dengan suara
iblis melalui mulut-mulut orang yang tidak bertobat yang mendorong supaya batu
berubah menjadi roti, artinya suara yang diperdengarkan di dalam gereja adalah
untuk mencari kebutuhan isi perut.
Roma
16:18
16:18 Sebab
orang-orang demikian tidak melayani Kristus, Tuhan kita, tetapi melayani perut
mereka sendiri. Dan dengan kata-kata mereka yang muluk-muluk dan bahasa mereka
yang manis mereka menipu orang-orang yang tulus hatinya.
Kalau kita pergi beribadah dan yang
ditekankan hanya persoalan hidup lahiriah, maka itu suara iblis yang mau
merubah batu menjadi roti. Kalau itu yang dikumandangkan dari balik mimbar maka
kita rugi. Yang harus dikumandangkan adalah supaya kita digiring oleh Firman Allah agar hidup ini benar-benar hanya
hidup dari Firman Allah. Yang harus diberi penekanan adalah Firman pengajaran
yang mengubahkan hidup kita supaya kita memandang Tuhan Yesus bukan hanya
kakiNya tetapi memandang Tuhan Yesus secara utuh sebab kita bersinggungan
dengan darah yang mahal yaitu darah Yesus. Itu sebabnya jangan kita kurang
menghargai darah perjanjian.
Kalau pelayanan hanya menekankan persoalan
lahiriah itu adalah suara iblis, apalagi bila yang menyampaikan adalah orang
yang tidak bertobat dan masih hidup dalam gelap berarti pemberita itu masih
bekerja sama dengan iblis.
Amsal
4:18
4:18 Tetapi
jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai
rembang tengah hari.
Kalau pelayan hidup dalam gelap bagaimana dia
bisa membimbing jemaat sampai pada terang rembang tengah hari. Apa yang terjadi
pada tengah hari? Terjadi pembenahan nikah dan ibadah.
Yohanes
4:6
4:6 Di situ
terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk
di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas.
Yang harus kita jaga adalah jangan dengar
suara iblis (asing),
Yohanes
10:5
10:5 Tetapi
seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena
suara orang-orang asing tidak mereka kenal."
jangan dengar suara pelayan yang tidak
bertobat, yang hidup dalam kegelapan. Mereka hanya menekankan persoalan
lahiriah. Yang lahiriah itu Tuhan akan sediakan tetapi yang paling utama yang
harus kita kejar adalah kebenaran Firman Allah yang olehnya kita bisa
diubahkan.
Munculnya batu dalam awal pelayanan, akhir
pelayanan dan dalam perjalanan pelayanan Tuhan Yesus ini yang harus kita
pangkas. Dalam pelayanan Tuhan Yesus berkali-kali Dia mau dilempar dengan batu
Yohanes
5:18
5:18 Sebab
itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja
karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah
adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah.
Mereka mau melempar Tuhan Yesus dengan batu
karena perasaan mereka gampang tersinggung. Mereka mengatakan Bapa mereka
adalah Allah, tetapi ketika Tuhan Yesus mengatakan “Allah itu Bapaku” maka
mereka mau melempar Tuhan Yesus dengan batu.
Yohanes
8:41
8:41 Kamu
mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri." Jawab mereka: "Kami tidak
dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah."
Ketika Tuhan Yesus mengedepankan bahwa Bapa
di Sorga adalah BapaNya dan mulai ada koreksi terhadap pelayanan dan ibadah
mereka maka mereka tersinggung. Mereka tidak mau dikoreksi, mereka tidak mau
mengalami pembenahan, mereka tidak mau mengalami penyucian. Berarti perkataan
Tuhan Yesus yang mengatakan bahwa Allah itu BapaNya sebenarnya hanya penyebab
akhir, yang sebenarnya sudah ada batu bergudang-gudang dalam hati mereka untuk
melempar Tuhan Yesus sebab mereka tersinggung mendengar Firman Allah.
Sebenarnya kalau kita mendengar Firman kita
harus membuka hati selebar-lebarnya supaya Firman lebih leluasa bekerja. Tetapi
karena mereka tidak membuka hati akhirnya mereka mau melempar Tuhan Yesus
dengan batu. Ini yang harus dipangkas supaya kita ada pada penggembalaan
Gembala Agung yang membawa darah perjanjian yang kekal. Ketika kita kena Firman
dan kita mengaku dosa maka darah perjanjian dipercikkan kepada kita dan kita
diampuni.
Yohanes
8:59
8:59 Lalu
mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan
meninggalkan Bait Allah.
Batu itu sudah ada dalam hati mereka, itulah
kekerasan hati. Tanpa kita sadar dengan hati yang keras kita sudah melempar
kebenaran Firman. Hati yang keras/hati yang degil membuat Tuhan Yesus berduka
cita dan kalau tetap berkeras hati maka dukacita Tuhan Yesus itu akan meningkat
menjadi marah besar.
Markus
3:4-5
3:4 Kemudian
kata-Nya kepada mereka: "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat,
berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh
orang?" Tetapi mereka itu diam saja.
3:5 Ia
berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang
sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: "Ulurkanlah
tanganmu!" Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu.
Di taman Getsemani Tuhan Yesus masih kena
batu. Jarak Tuhan Yesus dengan murid-muridNya ketika Dia berdoa adalah
sepelempar batu jauhnya. Artinya Tuhan Yesus tidak mengelak dari lemparan batu,
Dia menerima saja.
Ketika Tuhan Yesus berdukacita dan marah maka
ada dua hal yang terjadi:
1.
Bagi
yang berkeras hati Tuhan marah.
2.
Bagi
yang mati tangan kanannya Tuhan Yesus mengulurkan kasih sayangNya. Tuhan
menyembuhkan tangan kanan berarti mengkaitkan kehidupan itu dengan Yerusalem
Baru.
Mari kita menerima sisi yang kedua jangan
yang pertama. Makanya tidak heran kalau Firman Allah terpental begitu saja dan
tidak berbekas di dalam hati sebab ada kekerasan hati.
Roma
2:4-5
2:4 Maukah
engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan
hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau
kepada pertobatan?
2:5 Tetapi
oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas
dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan
dinyatakan.
Jangan kiranya kita menimbun murka Allah.
Awal pelayananNya, Tuhan Yesus bertemu dengan pemberita palsu, di tengah-tengah
pelayananNya Tuhan Yesus berhadapan dengan pelayan-pelayan palsu dan pada akhir
pelayananNya Tuhan Yesus bersuka cita karen bukan tanganNya yang mengulingkan batu
tetapi malaikat dari Sorga. Dengan kata lain kalau kita mendengar suara
malaikat, kalau mendengar suara gembala untuk membuka pintu-pintu kubur hati
kita yang tertutup dengan batu yang keras yaitu kekerasan hati, maka kita bisa
berada dalam wilayah penggembala Dia yang telah mati dan kembali bangkit menjadi
Gembala Agung.
Apakah tanpa mengulingkan batu kubur Tuhan
bisa langsung membangkitkan Lazarus dan dia muncul di luar kubur dengan bebas?
Bisa saja Tuhan Yesus berbuat begitu, tetapi Tuhan menggunakan sistem ini untuk
menunjukkan kepada kita bahwa Allah mau supaya kita mengikuti irama kerjaNya,
bahwa kita lebih dahulu harus mendengar suara keras dari Tuhan. Jangan
mendengarkan suara bisikan iblis, daging dan dunia.
Yohanes
11:39-40
11:39 Kata
Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang meninggal itu,
berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia
mati."
11:40 Jawab
Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau
akan melihat kemuliaan Allah?"
Kalau kita mau menggolekkan hati batu dari
dalam hati kita maka Tuhan sudah siap dengan kemuliaan yang sudah disiapkan
untuk kita. Tetapi kadang kalau pikiran dan perasaan kita tidak terbawa pada
alur pemikiran seperti itu. Orang yang membuka batu hati yang bagaikan kubur
itu adalah orang yang menerima Firman dengan percaya.
Yohanes
11:41-44
11:41 Maka
mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata:
"Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan
Aku.
11:42 Aku
tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak
yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka
percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku."
11:43 Dan
sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras: "Lazarus, marilah
ke luar!"
11:44 Orang
yang telah mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan
kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka:
"Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi."
Jadi kemuliaan Tuhan sediakan bagi orang yang
percaya dan tindakan orang yang percaya adalah melepaskan batu yang menutup
kekerasan hatinya. Kalau tidak melepaskan kekerasan hati maka bukan kemuliaan
yang kita terima tetapi murka Tuhan.
Mengapa batu ini harus dilepaskan? Karena
batu ini mengganjal benih Firman yang ditabur. Orang yang mempertahankan
kekerasan hati maka benih Firman Allah tidak akan bertumbuh dalam hatinya sehingga
membuat Tuhan berduka dan meningkat menjadi murka sehingga akhirnya kehidupan
orang seperti itu suatu saat akan menemukan dirinya berada dalam pelukkan raja
murtad.
Markus
4:16-17
4:16 Demikian
juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang
mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira,
4:17 tetapi
mereka tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila kemudian datang
penindasan atau penganiayaan karena firman itu, mereka segera murtad.
Murtad dalam bahasa Gerika adalah Apostasia. Ini adalah kata sifat yang
kata kerjanya Aphistemi yang artinya:
1.
Berkhianat
2.
Berontak
3.
Meninggalkan
ajaran yang benar
Tuhan tidak ingin kita menjadi seperti itu.
Untuk bisa melayani Tuhan kita harus membuang roh pemberontakan dan buang
kegagalan-kegagalan kita. Mari kita merangkul pengajaran yang benar dan jangan
kita lepaskan. Kalau kita lepaskan berarti siap bertemu dengan bosnya murtad
yaitu iblis.
II
Tesalonika 2:3,8
2:3 Janganlah
kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab
sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu
manusia durhaka, yang harus binasa,
2:8 pada
waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus
akan membunuhnya dengan nafas mulut-Nya dan akan memusnahkannya, kalau Ia
datang kembali.
I
Timotius 4:1-3
4:1 Tetapi
Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan
murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan
4:2 oleh tipu
daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka.
4:3 Mereka
itu melarang orang kawin, melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah
supaya dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang yang percaya dan yang telah
mengenal kebenaran.
Melarang orang kawin artinya melarang nikah
yang suci. Mereka tidak setuju nikah cara Allah dan mengikuti hawa nafsu daging
mereka jadi tidak ada istilah penyucian nikah. Kita ini berangkat dari
kehidupan nikah yang sudah banyak amburadul tetapi oleh kasih karunia Tuhan
kita tidak terganggu dengan roh murtad serta ajaran sesat dan kita mau
disucikan dan dibersihkan nikah kita.
Buang itu batu yang menutup hati kita dan
izinkan benih itu tumbuh sehingga mengeluarkan buah 30, 60 dan 100. 30 adalah
angka korban Kristus, kita menghargai Korban Kristus. 60 adalah angka yang mengawal/
menjaga nikah. 100 angka persekutuan nikah yang berhasil di jaga. Gereja Tuhan
sedang menuju ke sana.
Dalam kitab Wahyu pasal 8 sampai pasal 9 ada
13 kali dikatakan 1/3 yang berkaitan dengan penghukuman. Angka 13 adalah angka
pemberontakan, angka 13 adalah angka kehancuran. Kenapa kena pada hukuman sangkakala
yang adalah hukuman putra Allah? Karena manusia tidak menerima pribadi Yesus
sebagai Putra Allah maka manusia akan dilibas dengan angka 1/3 yaitu
pemberontakan dan kehancuran. Kalau kita menghargai pengorbanan Yesus, maka
saudara bukanlah orang yang akan dihukum namun saudara dipercayakan mandat
untuk menghukum.
Kalau hati keras membuat Tuhan berdukacita
dan akhirnya murka. Tetapi ketika hati hancur maka Tuhan ada di situ. Daud
melakukan kesalahan fatal karena berselingkuh dengan Betsyeba lalu dengan akal
bulusnya dia menyuruh Yoab agar suami Betsyeba yaitu Uria ditempatkan pada
medan perang yang paling berat supaya mati sehingga ada jalan dia mengambil
Betsyeba sebagai istri. Tetapi ketika nabi Nathan menegurnya maka hatinya
hancur di hadapan Tuhan.
Mazmur
51:7,9,12-13,16-19
51:7
Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.
51:9
Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir,
basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju!
51:12 Jadikanlah
hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!
51:13
Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang
kudus dari padaku!
51:16
Lepaskanlah aku dari hutang darah, ya Allah, Allah keselamatanku, maka lidahku
akan bersorak-sorai memberitakan keadilan-Mu!
51:17 Ya
Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku memberitakan puji-pujian kepada-Mu!
51:18 Sebab
Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan; sekiranya kupersembahkan korban
bakaran, Engkau tidak menyukainya.
51:19 Korban
sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak
akan Kaupandang hina, ya Allah.
Daud ini adalah nabi.
Kisah
Para Rasul 2:30-31
2:30 Tetapi
ia adalah seorang nabi dan ia tahu, bahwa Allah telah berjanji kepadanya dengan
mengangkat sumpah, bahwa Ia akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud
sendiri di atas takhtanya.
2:31 Karena
itu ia telah melihat ke depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias,
ketika ia mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati,
dan bahwa daging-Nya tidak mengalami kebinasaan.
Nabi Natan menegur Daud yang juga adalah nabi
tetapi nabi yang menyeleweng dan menyimpan hati keras, namun ketika ditegur
Daud menerima dan hatinya hancur.
Yesaya
57:15
57:15 Sebab
beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk
selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya: "Aku bersemayam di tempat tinggi
dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati,
untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan
hati orang-orang yang remuk.
Kalau kita mau melihat kemuliaan Tuhan maka
biarlah kita seperti raja Daud yang kembali bertobat. Cara Tuhan supaya kita
bisa menikmati kemuliaan maka kita harus membersihkan kekerasan hati. Tuhan
rindu untuk beracara, untuk merubah hati yang seperti batu ini.
Yehezkiel
11:19-20
11:19 Aku
akan memberikan mereka hati yang lain dan roh yang baru di dalam batin mereka;
juga Aku akan menjauhkan dari tubuh mereka hati yang keras dan memberikan
mereka hati yang taat,
11:20 supaya
mereka hidup menurut segala ketetapan-Ku dan peraturan-peraturan-Ku dengan
setia; maka mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allah mereka.
Kebangkitan Tuhan Yesus berhubungan dengan
pelayanan wanita-wanita yang terhalang oleh batu yang menutupi pintu kubur
tetapi malaikat datang menolong mereka. Ketika wanita-wanita datang untuk
merempahi mayat Tuhan Yesus yang menjadi pemikiran mereka adalah batu yang
menutup pintu kubur, seberapa kuat perempuan-perempuan ini mengulingkan batu
kubur? Ini pelajaran bagi kita, mustahil bagi kita manusia untuk merubah hati
seseorang, kalau bukan Tuhan yang merubahnya.
Seringkali kita terlalu cepat menghakimi orang
karena kekerasan hati kita. Justru orang yang paling jahat itu Tuhan tangani
secara spesial. Kita seringkali merasa diri kita lebih baik dari orang lain.
Kita ini orang yang tidak baik tetapi karena kemurahan Tuhan ada darah
perjanjian, ada Gembala Agung yang menggembalakan kita dengan belas kasihan.
Kenapa kita berebutan untuk meraih kemuliaan yang Tuhan sediakan. Biarlah kita
mau dibersihkan oleh Tuhan, memberi diri untuk dibersihkan oleh Firman maka
kemuliaan pasti di tangan.
Kalau kita mendengar Firman dan hati kita
tersentuh, biarlah kita membuka hati, jangan kita tutup. Bukti hati yang hancur
ada derai air mata. Oleh kebangkitan Tuhan Yesus kita diberi kesempatan oleh
Tuhan untuk menyambut kedatanganNya yang kedua kali. Tentang kebangkitan Tuhan Yesus
awalnya murid-muridNya tidak percaya, apalagi berbicara tentang kedatanganNya
kedua kali banyak orang yang tidak percaya. Mari kita gabungkan diri kita dan
menempatkan diri kita pada komunitas orang yang percaya pada kedatanganNya pada
kali yang kedua.
1
Yohanes 3:2-3
3:2
Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi
belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila
Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita
akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
3:3 Setiap
orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia
yang adalah suci.
Jangan saudara jatuh di tangan pelayanan yang
tidak mempersiapkan kita menyambut kedatangan Tuhan Yesus pada kali yang kedua
sebab mereka beranggapan kalau mereka mati itu berarti Tuhan sudah datang bagi
mereka. Hidup ini sesungguhnya ada di tangan Tuhan, mati untuk Tuhan dan hidup
untuk Tuhan.
Tuhan Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar