Salam sejahtera di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
Yehekiel 46:16-20
46:16 Beginilah firman Tuhan ALLAH:
Kalau raja itu memberi sesuatu pemberian dari milik pusakanya kepada salah
seorang anaknya, maka itu menjadi kepunyaan anaknya, dan milik ini menjadi
pusaka mereka.
46:17 Kalau ia memberikan pemberian dari
milik pusakanya kepada salah seorang hambanya, maka itu menjadi kepunyaannya
sampai tahun kebebasan, lalu harus kembali kepada raja itu; hanya anak-anak
raja itu boleh mewarisi milik pusakanya.
46:18 Dan janganlah raja itu mengambil
sesuatu dari milik pusaka rakyat, sehingga mereka terdesak dari miliknya; hanya
dari miliknya boleh ia mewariskan kepada anak-anaknya supaya jangan seorang pun
dari umat-Ku didesak dari miliknya."
46:19 Lalu dibawanya aku melalui pintu
masuk yang di samping pintu gerbang ke bilik-bilik untuk para imam yang di
sebelah utara tempat kudus, dan sungguh, di sana di bahagian barat sekali ada
suatu tempat.
46:20 Ia berkata kepadaku: "Di
sinilah tempatnya imam-imam memasak korban penebus salah dan korban penghapus
dosa dan membakar korban sajian, dan mereka tidak boleh membawanya ke pelataran
luar, supaya dengan demikian mereka jangan menguduskan umat TUHAN."
Sesuatu yang sangat unik dan dapat
dikatakan misteri dapat kita baca dalam ayat-ayat Firman Allah ini. Kalau kita
hanya bersandar pada pikiran (logika) kita manusia maka kita akan bingung 7
keliling, kecuali Tuhan membukakan rahasiaNya atau Tuhan beritahu kepada hamba
Tuhan apa yang Tuhan pikirkan.
Amos
4:13b
4:13 Sebab sesungguhnya, Dia yang
membentuk gunung-gunung dan menciptakan angin, yang memberitahukan kepada
manusia apa yang dipikirkan-Nya, yang membuat fajar dan kegelapan dan yang
berjejak di atas bukit-bukit bumi -- TUHAN, Allah semesta alam, itulah
nama-Nya.
Impertasi atau pemberian warisan itu
diberikan oleh raja (penghulu) kepada hamba. Tetapi kita harus waspada, sebab
ada pemberi waris yang mengambil warisan dari orang banyak, bukan apa yang berasal
dari dirinya, bukan Firman pengajaran yang telah menjadi pengalaman dan menjadi
berkat dalam hidupnya . Kalau pengajaran yang akan diberikan itu berasal dari
orang banyak maka otomatis akan dia kemas sedemikian rupa namun bahannya
bercorak ragam.
I Petrus
1:18
1:18 Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah
ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu
bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,
Secara logika apa yang dihimpun dari
orang banyak itu yang benar dibandingkan dengan seorang yang menerima warisan
dan bersikukuh mengatakan dia yang benar. Bagi yang suka mencampur-baurkan
pengajaran kemudian mengambil kesimpulan sendiri akan menghasilkan bukan
kesempurnaan tetapi bermuara pada pujian untuk diri sendiri dan memuncak
melembu emaskan hamba Tuhan atau hamba Tuhan itu sendiri melembu emaskan
dirinya sendiri.
Kalau menerima ajaran dari Allah Bapa
itu akan berkesinambungan. Kalau seorang hamba Tuhan sudah menerima impertasi
maka dia akan mengimpertasikan pada orang lain. Pengajaran seperti itu tidak
perlu diragukan sebab jelas berasal dari mana sebab yang diterima dari
pendahulu diimpertasikan kepada yang harus meneruskan seperti apa yang diterima
dari para pendahulu.
Timotius tidak merubah pengajaran yang
dia terima dari rasul Paulus. Jangan kita merubah pengajaran yang telah kita
terima dari para pendahulu.
II
Timotius 3:10
3:10 Tetapi engkau telah mengikuti 1ajaranku, 2cara hidupku, 3pendirianku, 4imanku, 5kesabaranku, 6kasihku dan 7ketekunanku.
Yang membentuk karakter Paulus adalah
ajaran. Ajaran itu diturunkan kepada Timotius dan dia menerima itu. Dia tahu
ajaran yang dia terima itulah yang menghasilkan tahbisan yang benar. Ajaran itu
komando kita. Kalau komando kita salah maka semuanya pasti salah. Komando itu
adalah ajaran Firman Tuhan yang sehat. Kalau saudara mengikuti komando yang
salah nantinya akan disikat oleh antikristus. Poin 2 sampai 7 adalah tahbisan.
Dari dulu saya merindu jalan Tuhan yang
benar dan akhirnya Tuhan pertemukan dengan pengajaran ini. Ketika bertemu
dengan pengajaran ini hati saya menjadi sejahtera/ bahagia.
Mazmur
50:23
50:23 Siapa yang
mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku; siapa yang jujur
jalannya, keselamatan yang dari Allah akan Kuperlihatkan kepadanya."
Mazmur
50:23 (Terjemahan Lama)
50:23 Barangsiapa yang mempersembahkan
syukur, ia itu menghormati Aku, dan barangsiapa yang menyempurnakan jalannya,
maka Aku akan menunjuk kepadanya selamat yang dari pada Allah adanya.
Orang yang menerima pengajaran ini
dengan membayar mahal, sulit baginya untuk melepaskan. Tetapi orang yang
menerima pengajaran ini dengan gampangan maka mudah juga dia melepaskan. Kalau
saudara tahu bahwa pengajaran inilah yang akan membawa saudara pada rencana
Allah yang puncak yaitu menjadi Mempelai Wanita Tuhan maka peganglah ajaran ini
dan tidak usah melirik pengajaran-pengajaran yang lain lagi.
Kalau berani mengotak-atik pengajaran
Tabernakel maka akan ada dua hal yang akan menerkam:
1. Dunia
2. Kenajisan
Kalau mengimpor cara-cara dunia di dalam
gereja maka itu adalah zinah rohani! Ini jangan sampai terjadi.
Timotius sudah mendapat impertasi dari
rasul Paulus dan dia harus meneruskan pada orang lain.
II
Timotius 2:2
2:2 Apa yang telah engkau dengar dari
padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat
dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain.
Pelajaran Tabernakel adalah kunci
membuka rahasia Firman Allah. Roh Kuduslah yang membuka rahasia Firman Allah
dan Pelajaran Tabernakel adalah karya Roh Kudus.
Penghulu ini ada kaitannya dengan
gembala. Penghulu gembala adalah Tuhan Yesus.
I
Petrus 5:4 (Terjemahan Lama)
5:4 Dan apabila kelihatan kelak Penghulu
gembala itu, maka kamu akan beroleh makota kemuliaan yang tiada akan layu.
Yang akan menerima warisan adalah anak
penghulu. Jangan sampai kita sudah berasal dari benih yang sama tetapi kita
tidak mendapatkan warisan itu. Ada 3 kategori anak-anak Tuhan, contoh yang
dapat kita lihat gambarannya anak-anak Yakub.
1. Anak-anak
Lea
Anak
Lea ada 6 orang laki-laki. Benih mereka dari Yakub namun dibentuk dalam
kandungan yang warnanya:
a) Ada
tanda penipuan
Kejadian
29:25
29:25
Tetapi pada waktu pagi tampaklah bahwa itu Lea! Lalu berkatalah Yakub kepada
Laban: "Apakah yang kauperbuat terhadap aku ini? Bukankah untuk mendapat
Rahel aku bekerja padamu? Mengapa engkau menipu aku?"
Berarti ada anak Tuhan yang berasal dari
benihnya Raja segala raja tetapi dikemas dalam penipuan.
b) Sifatnya
terikat dengan adat istiadat
Kejadian
29:26
29:26
Jawab Laban: "Tidak biasa orang berbuat demikian di tempat kami ini,
mengawinkan adiknya lebih dahulu dari pada kakaknya.
Supaya
anak seperti bisa mencapai hasil yang baik maka mereka harus melalui penyucian.
Kalau menolak penyucian maka akan keluar dari pembangunan Tubuh Kristus.
Kejadian 29:21-26
29:21
Maka kata Yakub kepada Laban: Berikanlah biniku, karena telah genaplah hariku,
supaya aku didudukkan dengan dia.
29:22
Maka oleh Laban dihimpunkanlah segala orang isi negeri itu, lalu
diperbuatnyalah suatu perjamuan.
29:23
Maka pada malam hari itupun diambilnya akan Lea, anaknya, lalu dihantarkannya
kepada Yakub, maka Yakubpun bersetubuhlah dengan dia.
29:24
Maka akan Lea, anaknya itu, diberikan Laban pula Zilpa, sahayanya perempuan,
akan seorang sahaya baginya.
29:25
Setelah pagi hari, sesungguhnya ia itulah Lea juga; sebab itu kata Yakub kepada
Laban: Mengapa maka engkau berbuat akan daku demikian? Bukankah aku telah
memperhambakan diriku kepadamu karena sebab Rakhel? Mengapa engkau menipukan
daku?
29:26
Maka sahut Laban: Dalam negeri kami ini tiada biasa orang berbuat demikian,
yaitu memberikan yang bungsu itu dahulu dari pada yang sulung.
Rahim
Lea diisi benih Yakub tetapi dengan cara akal-akalan, dengan cara licik. Manusia
jatuh dalam dosa oleh karena iblis memakai binatang yang paling licik yaitu
ular, kita harus hati-hati dengan penipuan ini.
Kejadian 3:1
3:1
Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang
dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu:
"Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan
buahnya, bukan?"
Bagaimana
anak yang dikandung dalam tanda tipuan dan adat istiadat ini bisa menerima
waris kalau dia tidak mengalami penyucian. Banyak anak Tuhan bangga dengan
benih Yakub, bangga dengan benih firman tetapi tidak sadar dia ada dalam
koridor penipuan dan adat istiadat.
Kita
harus sadar bahwa kadang kita masih berseliweran dalam hal ini. Itu sebabnya
kita harus memberi diri supaya dibebaskan dari roh ini yaitu penipuan dan ikatan
nenek moyang/ adat istiadat.
I Petrus 1:18
1:18
sebab mengetahui bahwa kamu sudah ditebus daripada kehidupanmu yang sia-sia,
yang turun-temurun daripada nenek moyangmu, bukan dengan barang yang akan
binasa, seumpama dengan perak atau emas,
Kalau
kita mengaku anak tebusan tetapi masih memegang adat istiadat itu sama mempermainkan
Tuhan. Itu sebabnya jangan kita mengkemas sesuatu dengan adat istiadat sebab
ini tanaman yang harus dicabut.
Markus 7:8
7:8
Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia."
Matius 15:13
15:13
Jawab Yesus: "Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di sorga
akan dicabut dengan akar-akarnya.
Kalau
ada saudara kita meninggal dunia jangan kita menghitung hari kemudian
mengadakan ibadah.
2. Anak-anak
Bilha dan Silpa
Benihnya
sama tetapi dibentuk dalam kandungan hamba. Ciri anak seperti ini selalu
menimbulkan masalah dan banyak persoalan. Ini yang tidak suka dilihat oleh
Yusuf karena dia anak yang keluar dari kandungan yang dicintai oleh Yakub.
Kejadian
37:1-2
37:1
Adapun Yakub, ia diam di negeri penumpangan ayahnya, yakni di tanah Kanaan.
37:2
Inilah riwayat keturunan Yakub. Yusuf, tatkala berumur tujuh belas tahun --
jadi masih muda -- biasa menggembalakan kambing domba, bersama-sama dengan
saudara-saudaranya, anak-anak Bilha dan Zilpa, kedua isteri ayahnya. Dan Yusuf
menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya.
Anak-anak
Bilha dan Silpa ini selalu gemar dengan yang jahat/ yang tidak baik, yang
menimbulkan masalah dan itu duri di mata sidang Mempelai. Kalau selama ini kita
selalu menimbulkan masalah itu berarti ada roh Bilha dan Silpa di dalamnya.
Bagaimana bisa menerima pelimpahan pusaka/waris. Orang seperti ini selalu
menghindar untuk tidak ditumpangkan tangan.
Anak-anak
Bilha dan Silpa ini mengajak anak-anak Lea untuk melawan kebenaran Firman yang
dipegang oleh Yusuf. Jadi jangan heran kalau ada kelompok yang besar melawan
kita bila kita memegang pengajaran yang benar.
Walaupun
Yusuf harus masuk dalam sumur kering tetapi dia tetap pada pendirian yang benar.
Walaupun dia harus masuk dalam tutupan (penjara) oleh sebab fitnah istri
Potifar tetapi dia tidak surut langkah. Dan hasilnya dia memegang kuasa atas
seluruh Mesir. Saya percaya, sekalipun sekarang kita dinista oleh dunia tetapi
suatu saat kita akan menguasai dunia ini dalam kerajaan 1000 tahun damai.
3. Anak-anak
Rahel
Untuk
mendapatkan anak dari Rahel dibutuhkan waktu yang panjang. Dan anak Rahel yang
kedua yakni yang bungsu dari semua anak Yakub. Walaupun Yusuf adalah kakak
Benyamin namun Yusuf menyapa dia “anakku”. Itu sebabnya Yusuf ini adalah
gambaran sidang Mempelai Wanita Tuhan yang tampil dalam Wahyu pasal 12 dan
Benyamin digambarkan sebagai anak yang dilahirkan.
Rahel
adalah kehidupan yang dicintai dan menghasilkan anak yang dewasa rohani. Kita
ini sudah terlalu disayang oleh Tuhan. Buktinya dimana? Kita mendapatkan
pembukaan rahasia Firman yang melimpah. Itu sebabnya biarlah rohani kita dewasa
dengan bukti menunjukkan kasih kita kepada kekasih kita di Sorga dengan praktek-praktek
hidup yang nyata/ kongkrit dan tidak abstrak/ tidak jelas.
Yusuf
akhirnya menerima kesulungan. Penyucian yang dialami oleh Yusuf berbeda dengan
yang dialami oleh saudara-saudaranya yaitu lewat sumur kering (mempertahankan
kebenaran) dan tutupan (mempertahankan kesucian).
I Tawarikh 5:1-2
5:1
Anak-anak Ruben, anak sulung Israel. Dialah anak sulung, tetapi karena ia telah
melanggar kesucian petiduran ayahnya, maka hak kesulungannya diberikan kepada
keturunan dari Yusuf, anak Israel juga, sekalipun tidak tercatat dalam silsilah
sebagai anak sulung.
5:2
Memang Yehudalah yang melebihi saudara-saudaranya, bahkan salah seorang dari
antaranya menjadi raja, tetapi hak sulung itu ada pada Yusuf.
Ciri
kesulungan yang kita pelajari lewat kehidupan Yusuf adalah dia tidak tahan
melihat yang tidak baik, dia tidak setuju apalagi dia sendiri yang mau
melakukan. Kita sebagai anak Tuhan harus mempunyai minat dan kerinduan hati
untuk berbuat sesuai apa yang menjadi selera Tuhan dalam hidup kita.
Yesaya 35:5-10
35:5
Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang
tuli akan dibuka.
35:6
Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu
akan bersorak-sorai; sebab mata air memancar di padang gurun, dan sungai di
padang belantara;
35:7
tanah pasir yang hangat akan menjadi kolam, dan tanah kersang menjadi
sumber-sumber air; di tempat serigala berbaring akan tumbuh tebu dan pandan.
35:8
Di situ akan ada jalan raya, yang akan disebutkan Jalan Kudus; orang yang tidak
tahir tidak akan melintasinya, dan orang-orang pandir tidak akan mengembara di
atasnya.
35:9
Di situ tidak akan ada singa, binatang buas tidak akan menjalaninya dan tidak
akan terdapat di sana; orang-orang yang diselamatkan akan berjalan di situ,
35:10
dan orang-orang yang dibebaskan TUHAN akan pulang dan masuk ke Sion dengan
bersorak-sorai, sedang sukacita abadi meliputi mereka; kegirangan dan sukacita
akan memenuhi mereka, kedukaan dan keluh kesah akan menjauh.
Siapa
orang-orang ini? Mereka adalah:
Yesaya 33:15-16
33:15
Orang yang hidup dalam kebenaran, yang berbicara dengan jujur, yang menolak
untung hasil pemerasan, yang mengebaskan tangannya, supaya jangan menerima
suap, yang menutup telinganya, supaya jangan mendengarkan rencana penumpahan
darah, yang menutup matanya, supaya jangan melihat kejahatan,
33:16
dialah seperti orang yang tinggal aman di tempat-tempat tinggi, bentengnya
ialah kubu di atas bukit batu; rotinya disediakan air minumnya terjamin.
Mari kita memberi diri untuk disucikan. Kalau
kita seperti anak Lea, anak Bilha dan Silpa maka biarlah kita memberi diri
disucikan dan jangan tolak penyucian Firman supaya kelak kita mendapat
perlindungan di atas gunung batu dan ada jaminan hidup yang luar biasa dari
Tuhan menjadi bahagian kita. Jadi tidak ada cara lain selain kita disucikan.
Banyak orang mengatakan ada Kerajaan
Allah karena ada bukti tanda-tanda mujizat lahiriah. Tetapi ketika Tuhan Yesus
menjawab pertanyaan orang Farisi, Dia menjawab lain dengan apa yang kita
pikirakan selama ini.
Lukas
17:20
17:20 Atas pertanyaan orang-orang
Farisi, apabila Kerajaan Allah akan datang, Yesus menjawab, kata-Nya: "Kerajaan
Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah,
Jadi jangan kita mengukur kerajaan dari
mujizat-mujizat lahiriah, sebab kalau seperti itu berarti Yohanes Pembaptis
pembohong. Tanda-tanda lahiriah itu bisa ditiru oleh iblis. Yohanes pembaptis
memberitakan kerajaan Allah sudah dekat namun dia tidak pernah melakukan tanda
mujizat/ lahiriah.
Yohanes
10:40-42
10:40 Kemudian Yesus pergi lagi ke
seberang Yordan, ke tempat Yohanes membaptis dahulu, lalu Ia tinggal di situ.
10:41 Dan banyak orang datang kepada-Nya
dan berkata: "Yohanes memang tidak membuat satu tanda pun, tetapi semua
yang pernah dikatakan Yohanes tentang orang ini adalah benar."
10:42 Dan banyak orang di situ percaya
kepada-Nya.
Jadi tanda lahiriah bukan ukuran. Ketika
sakit kita membutuhkan doa supaya sembuh tetapi jangan kita mengatakan itu
tanda kerajaan Sorga.
Mari kita melihat dua anak yang
dikisahkan dalam perjanjian baru:
1. Anak
bungsu
Lukas 15:16
15:16
Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu,
tetapi tidak seorang pun yang memberikannya kepadanya.
Untuk
menyadarkan anak bungsu ini maka Tuhan mengizinkan dia kelaparan lalu digiring
ke kandang babi dan Tuhan menghancurkan “aku”-nya/ egonya.
Lukas 15:17
15:17
Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku
yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan.
Di
dalam penggembalaan Tuhan Yesus ada kelimpahan Firman. Ciri rumah Bapa ada
kelimpahan Firman.
Yohanes 10:10
10:10
Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang,
supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
Jadi
kelimpahan Firman itu isinya adalah kehidupan. Kalau meninggalkan kelimpahan
Firman berarti meninggalkan aliran kehidupan. Jangan ini sampai terjadi dalam
kehidupan kita.
Anak
bungsu ini bukan hanya sekedar berucap tetapi ada tindakan
Lukas 15:18,20
15:18
Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah
berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa,
15:20
Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah
melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari
mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.
Dia
mengatakan “berdosa terhadap sorga” itu secara vertikal, berdosa kepada Tuhan.
Dia juga mengaku “berdosa terhadap bapa” itu secara horizontal, berdosa
terhadap sesama. Pengakuan ini diterima oleh Tuhan sebab ada tanda salib
(vertikal dan horizontal)
Anak
ini merendahkan diri sampai mau menjadi seperti hamba.
Lukas 15:19
15:19
aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah
seorang upahan bapa.
Kalimat akhir dari konsep anak
bungsu ini tidak diizinkan oleh bapa untuk diucapkan. Berarti Tuhan tidak mau
orang yang mengaku itu menjadi sekelas dengan hamba, dia tetap adalah anak.
Lukas
15:20-22
15:20
Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya
telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu
berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.
15:21
Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap
bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa.
15:22
Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang
terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan
sepatu pada kakinya.
Statusnya
sebagai anak Tuhan pulihkan karena dia ada kesadaran untuk kembali kepada
Firman dan terlebih dahulu “aku’-nya dihancurkan. Kalau kita mau kembali pada
kelimpahan Firman maka Tuhan tidak akan menurunkan status kita menjadi hamba.
Lukas 15:22-24
15:22
Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang
terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan
sepatu pada kakinya.
15:23
Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan
bersukacita.
15:24
Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan
didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria.
Kita
dirangkul oleh Tuhan di Salib Golgota bukan karena kita sudah bersih tetapi ketika
kita berlumuran dengan dosa tetapi seringkali kita tidak tahu berterima kasih.
Anak
ini dipakaikan cincin riwayat. Cincin ini secara rohani pernah jatuh kepada
Haman dan kemudian dipindah kepada Mordekhai, ini akan dipakaikan kepada kita.
Setelah dipakaikan jubah, cincin dan sepatu, Tuhan masih menyembelihkan lembu
tambun bagi anak bungsu ini, dibuatkan pesta.
Cincin
ini pernah jatuh ke tangan Tamar dari Yehuda sebagai bukti orang yang
menghamili dia. Cincin ini juga pernah jatuh pada Haman yang mau menghabisi
orang Israel, mau menghabisi Tubuh Kristus, tetapi cincin itu berpindah pada
Mordekhai. Oleh kemurahan Tuhan cincin itu mau diberikan kepada kita.
Sebetulnya
hanya kemurahan Tuhan kalau tangan kita dihiasi oleh cincin dari Sorga. Tangan
yang tidak malas, tangan yang mau terlibat untuk kerja, itulah yang dipakaikan
cincin oleh Tuhan.
2. Anak
Sulung
Anak
sulung kelihatan setia tetapi ketika pesta digelar dia ada di luar pesta.
Jangan sampai kita seperti itu.
Lukas 15:28-32
15:28
Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan
berbicara dengan dia.
15:29
Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan
belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa
memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku.
15:30
Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa
bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun
itu untuk dia.
15:31
Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan
segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu.
15:32
Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi
hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali."
Ciri-ciri
anak sulung ini:
a) Marah.
Selama ini anak sulung itu setia tetapi dia akhiri dengan marah. Justru
saat-saat pintu pesta dibuka dia malah membangkitkan amarah. Jangan sampai
justru saat-saat terakhir kita mengunci hidup dengan amarah.
b) Dia
membenarkan diri dan tidak mempersalahkan diri. Kalau saja sebagai anak sulung
yang baik maka dia akan merasa kekosongan disampingnya sebab tidak ada adik
bungsunya sehingga ada upaya untuk mencari. Artinya ada kasih terhadap orang
yang terhilang yang tadinya ada di sampingnya.
c) Tidak
hormat terhadap bapa. Dia membantah serta menyalahkan bapanya dan juga dia
menyalahkan adiknya. Ini seperti orang Israel yang menyalahkan Tuhan dan
mengatakan “tindakan Tuhan tidak tepat”. Kalau Tuhan saja dipersalahkan apalagi
seorang hamba Tuhan.
d) Tidak
pernah menyembelih anak kambing berarti tidak ada tanda perdamaian. Dia
melayani tetapi tanpa roh perdamaian.
e) Dia
hanya mementingkan kawan-kawannya.
f) Membesar-besarkan
kesalahan anak bungsu.
Anak
sulung terlihat setia tetapi kesetiaannya tidak benar. Anak bungsu ada
kekurangannya tetapi dia sadar. Anak sulung ada kekurangannya tetapi dia
menampilkan kelebihannya dan tidak sadar dengan kekurangannya.
Jangan
sampai kita seperti anak sulung. Tidak ada lagi kesempatan penyucian baginya
sebab pesta sudah digelar. Jadi jangan kita akhiri pelayanan kita dengan
amarah. Hentikanlah sandiwara yang bisa mencelakakan kita, hentikanlah perbantahan,
hentikanlah sikap tidak hormat terhadap Bapa dan hentikanlah menyalahkan orang
lain.
Pada anak yang bungsu dikenakan cincin
dan dikenakan jubah yang indah, secara rohani itulah jubah Yusuf sebab setelah
dia kembali dan mengaku maka dia memiliki sifat-sifat Yusuf.
Biarlah kita mau mempertahankan status
kita sebagai anak, jangan sampai turun sebagai hamba. Status anak sudah dekat
dengan status mempelai sebab mempelai diambil dari antara anak.
Kejadian
24:4
24:4 Tetapi engkau harus pergi ke
negeriku dan kepada sanak saudaraku untuk mengambil seorang isteri bagi Ishak,
anakku."
Kalau turun pada status hamba maka jarak
untuk menjadi mempelai semakin jauh.
Yehezkiel
46:17
46:17 Kalau ia memberikan pemberian dari
milik pusakanya kepada salah seorang hambanya, maka itu menjadi kepunyaannya
sampai tahun kebebasan, lalu harus kembali kepada raja itu; hanya anak-anak
raja itu boleh mewarisi milik pusakanya.
Waris yang diterima oleh hamba hanya
seperti dipinjamkan. Ketika tahun pembebasan itu ditarik kembali, mengapa?
Sebab rohaninya tidak pernah dewasa. Itu sebabnya anak bungsu yang sudah
mengkonsep mau menjadi hamba, tidak diizinkan untuk dia ucapkan sebab Tuhan
tidak mengizinkan kita dari status anak turun menjadi status hamba. Hamba dalam
hal ini menunjuk kehidupan yang tidak dewasa rohani.
Dalam bentuk pelayanan kita harus
menjadi hamba tetapi dalam kedewasaan rohani kita tidak boleh menjadi hamba.
Galatia
4:1-3,9,5-6
4:1 Yang dimaksud ialah: selama seorang
ahli waris belum akil balig, sedikit pun ia tidak berbeda dengan seorang hamba,
sungguhpun ia adalah tuan dari segala sesuatu;
4:2 tetapi ia berada di bawah perwalian
dan pengawasan sampai pada saat yang telah ditentukan oleh bapanya.
4:3 Demikian pula kita: selama kita
belum akil balig, kita takluk juga kepada roh-roh dunia.
4:9 Tetapi sekarang sesudah kamu
mengenal Allah, atau lebih baik, sesudah kamu dikenal Allah, bagaimanakah kamu
berbalik lagi kepada roh-roh dunia yang lemah dan miskin dan mau mulai
memperhambakan diri lagi kepadanya?
4:5 Ia diutus untuk menebus mereka, yang
takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak.
4:6 Dan karena kamu adalah anak, maka
Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya
Abba, ya Bapa!"
Kalau kita anak maka Tuhan akan menyuruh
Roh AnakNya ke dalam hati kita supaya bisa berseru “ya Abba, ya Bapa!”. Dalam
seruan “ya Abba, ya Bapa!” tersirat di dalamnya dengar-dengaran dan taat kepada
pemimpinnya. Contohnya:
Makus
14:36
14:36 Kata-Nya: "Ya Abba, ya
Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku,
tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau
kehendaki."
Walaupun didalamnya tersirat untuk
menghindar tetapi akhirnya Tuhan Yesus mau taat pada PemimpinNya yaitu Allah
Bapa di Sorga. Kita tidak bisa melihat Allah secara nyata tetapi yang bisa kita
lihat secara kasat mata adalah gembala sebagai pemimpin. Prakteknya kita taat
dan dengar-dengaran kepada Tuhan kita juga harus taat dan dengar-dengaran
kepada gembala supaya kita bisa mendapatkan impertasi/ pelimpahan warisan.
Lukas
24:50-53
24:50 Lalu Yesus membawa mereka ke luar
kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati
mereka.
24:51 Dan ketika Ia sedang memberkati
mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga.
24:52 Mereka sujud menyembah kepada-Nya,
lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita.
24:53 Mereka senantiasa berada di dalam
Bait Allah dan memuliakan Allah.
Ini bukti orang yang menerima pencurahan
berkat. Buktinya mereka suka menyembah dan selalu ada di Bait Allah. Artinya
mereka selalu ada dalam suasana rohani. Tidak mungkin orang yang ada dalam
suasana rohani tidak memuliakan Allah. Hanya orang yang tidak rohani yang tidak
memuliakan Allah.
Dalam Yehezkiel 46:20 dikatakan tidak
ada korban mentah di situ sebab semua harus dimasak dan yang melayani adalah
imam-imam. Jadi kasian kalau dalam gereja jemaatnya mentah dan tidak matang,
itu adalah hasil pekerjaan imam. Jangan sampai saya sebagai imam mengelolah
jemaat mentah dan tidak matang sehingga akhirnya Tuhan tidak mau makan. Inilah
tugas kami sebagai hamba Tuhan. Walaupun sudah berupaya sedemikian rupa namun
kalau masih ada yang tidak matang itu bukan lagi salah hamba Tuhan tersebut.
Saya rindu kita semuanya matang/ rohani dewasa.
Jangan tidak matang seperti anak sulung atau menjadi seperti anak-anak Lea,
Bilha dan Zilpa. Kalau kita seperti anak-anak Lea, Bilha dan Zilpa biarlah kita
menerima penyucian dari Tuhan. Jangan sampai kita seperti anak sulung dalam
Lukas pasal 15 sebab dia tidak mendapatkan kesempatan karena pesta sudah
digelar.
Tuhan memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar